2017 TA TM 071001300117 Bab-3 (Hydraulic Fracturing)
2017 TA TM 071001300117 Bab-3 (Hydraulic Fracturing)
TEORI DASAR
dilakukan terutama pada formasi yang memiliki permeabilitas yang rendah atau
skin positif yang besar, dengan cara menginjeksikan fluida perekah dengan tekanan
yang tinggi di atas stress horizontal minimum / tekanan rekah formasinya sehingga
akan membentuk fract / rekahan, kemudian agar rekahan yang telah terbentuk tidak
Proppant yang digunakan harus dapat menahan agar rekahan tidak menutup
kembali, oleh karena itu diperlukan proppant yang memiliki permeabilitas yang
besar dan kekuatan yang cukup baik agar tidak mudah hancur ketika mendapat
Gambar 3.1
10
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
11
fluida Hydrocarbon (gas, minyak, dan air). Pada umumnya batuan reservoir terdiri
dari batuan sedimen di antaranya batu pasir, batuan karbonat, dan shale atau
yang mempelajari tentang sifat fisik batuan reservoir dan hubungannya dengan
fluida yang ada terkandung di dalamnya. Setiap batuan reservoir mempunyai sifat
fisik yang berbeda. Hal ini tergantung dari waktu dan proses pembentukan batuan
3.1.1 Porositas
𝑉𝑝
𝜙= × 100% ...................................................................................... (3.1)
𝑉𝑏
𝑉𝑏 −𝑉𝑔
𝜙= × 100% ................................................................................. (3.2)
𝑉𝑏
Keterangan:
𝜙 = Porositas, Fraksi
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
12
a. Porositas Absolut
b. Porositas Efektif
total batuan
Gambar 3.2
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
13
a. Porositas Primer
b. Porositas Sekunder
3.1.2 Permeabilitas
fluida karena adanya perbedaan tekanan. Notasi dari permeabilitas adalah k. Secara
Darcy (untuk aliran laminar dan viscous). Darcy menyatakan bahwa kecepatan alir
melewati suatu media berporous berbanding lurus dengan perbedaan tekanan dan
𝑞 𝐴 ∆𝑝
𝑘 = ................................................................................................ (3.5)
µ ∆𝑙
Keterangan:
k = Permeabilitas, darcy
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
14
∆𝑝
= Penurunan tekanan persatuan panjang, atm/cm
∆𝑙
(minyak, air, dan gas), sehingga fluida yang mengalir mungkin dapat berupa satu
fasa atau bahkan dua fasa secara bersamaan. Dari kondisi inilah maka dapat dikenal
absolutnya.
𝑘𝑜
𝑘𝑟𝑜 = ........................................................................................ (3.6)
𝑘
𝑘𝑤
𝑘𝑟𝑤 = ...................................................................................... (3.7)
𝑘
𝑘𝑔
𝑘𝑟𝑔 = ....................................................................................... (3.8)
𝑘
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
15
dari permeabilitas dengan tingkat tight sampai dengan permeabilitas pada tingkat
sangat baik.
Tabel 3.1
100-1000 Baik
10-100 Fair
<10 Tight
3.1.3 Saturasi
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
16
Terdapat satu fasa yaitu liquid yang terdiri dari minyak dan air
𝑆𝑤 + 𝑆𝑜 = 1
Terdapat dua fasa yaitu liquid dan gas yang terdiri dari minyak, air, dan gas
𝑆𝑤 + 𝑆𝑜 + 𝑆𝑔 = 1
reservoir adalah ukuran dan distribusi pori, ketinggian diatas water level (karena
adanya adhesi dan tekanan kapiler), dan sifat kebasahan batuan (wettability)
3.1.4 Kompresibilitas
pressure)
2. Gaya yang timbul akibat adanya fluida yang terkandung di dalam pori
batuan
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
17
Pada keadaan static, kedua gaya tersebut berada dalam keadaan yang
maka kesetimbangan kedua gaya ini terganggu akibat adanya penyesuaian dalam
bergantung pada mekanika batuan yang terdapat pada reservoir tersebut. Mekanika
batuan secara umum dapat meliputi: Stress dan Strain, Modulus young, Poisson
Stress dan Strain adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan karena keduanya
saling berkaitan satu dengan lainnya. Stress adalah tekanan yang diterima oleh
adanya tekanan yang dialami oleh batuan tersebut, perubahan bentuk mungkin
terjadi. Perubahan panjang ataupun bentuk yang dialami oleh batuan disebut juga
rekahan, karena rekahan yang sengaja dibentuk pada aplikasi Hydraulic Fracturing
ini akan tegak lurus dengan stress terkecil dari stress vertical, stress horizontal
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
18
Berikut merupakan hubungan antara stress, strain, dan juga terhadap efek
Gambar 3.3
Modulus Young dapat dinyatakan sebagai kemiringan atau slope antara stress dan
strain. Besaran Modulus Young bervariasi tergantung dari jenis batuan, porositas,
dan ukuran partikel yang terendapkan pada suatu formasi. Modulus Young akan
lebih besar nilainya apabila diukur tegak lurus perlapisan daripada diukur sejajar
dengan arah perlapisan. Modulus Young merupakan salah satu faktor penting yang
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
19
Berikut merupakan besaran Modulus Young dari setiap jenis batuan formasi
Tabel 3.2
Poisson Ratio adalah perbandingan antara strain pada arah lateral dengan
strain pada arah axial. Poisson Ratio menunjukkan adanya pemanjangan ke arah
akan ditekan dengan gaya berkekuatan F, karena tekanan tersebut maka panjang
sampel akan memendek dan jari-jarinya akan melebar. Jika perubahan panjangnya
adalah dL dan perubahan jari-jarinya adalah dR, maka besaran Poisson Ratio adalah
dR/dL.
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
20
segala arah ketika diberi stress seragam ke segala arah, didefinisikan sebagai
F /A
K= ..................................................................................... (3.12)
∆V /Volume
3.3 Skin
Skin adalah suatu besaran yang menunjukkan ada atau tidaknya kerusakan
di sekitar lubang sumur sebagai akibat dari operasi pemboran, komplesi, maupun
produksi.
a. Operasi Pemboran
dengan mineral clay yang biasanya sering ditemukan pada formasi, hal
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
21
b. Operasi Komplesi
c. Operasi Produksi
seperti, ketika melakukan produksi dengan laju alir yang besar mungkin
dapat terjadi perpindahan partikel mineral batuan dimana hal ini akan
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
22
zona produktif akan menurun dan pada akhirnya productivity index pada sumur
akan menurun.
Harga skin dapat diperoleh dari tes yang dilakukan yaitu pressure build up
adalah
Brine yaitu campuran air dengan KCl (Kalium Chloride) sekitar 4 – 6%, digunakan
KCl karena untuk mencegah terjadinya swelling clay ketika air pada brine
rendah dapat lebih mudah masuk ke matriks batuan dan selanjutnya mendinginkan
formasi untuk mencegah degradasi gel. Tetapi Breakdown Test tidak diaplikasikan
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
23
pendesainan pump schedule yang merupakan perbandingan data tekanan, rate, dan
waktu dalam proses penginjeksian. Setelah dilakukan Mini Frac maka hasil yang
didapatkan merupakan hasil data pump actual. Dimana data pump actual tersebut
yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan proses adjustment terhadap data
atau gel dengan viskositas yang tinggi (viskositas yang tinggi dapat mengurangi
leak off), fluida perekah yang digunakan biasanya sama dengan fluida perekah yang
digunakan pada tahap Main Frac. Tahap Mini Frac tidak dilakukan penginjeksian
proppant sehingga akan didapatkan data pressure clossure selain itu juga
didapatkan data efisiensi fluida perekah untuk design penempatan proppant saat
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
24
Pemompaan dimulai dengan pad yaitu fluida perekah tanpa proppant yang
dari karakteristik formasi, sistem fluida, dan gelling agent. Pekerjaan yang efisien
Pada proses hydraulic fracturing sering terjadi screen out (kemacetan pada
saat penginjeksian proppant karena sebagian pad hilang masuk ke dalam formasi)
dan untuk mencegah hal itu terjadi, dilakukan dengan memperbesar laju injeksi pad,
volume pad atau effisiensi sistem fluida. Volume pad dilaporkan sebagai presentase
dari total slurry dengan proppant yang umumnya 25 - 45% namun dapat lebih tinggi
lagi untuk pekerjaan di mana terdapat rekahan alamiah sehingga screen out sangat
mungkin terjadi. Walaupun demikian, bila terlalu banyak pad akan membutuhkan
3.4.4 Flushing
dengan penggunaan fluida yang berviskositas tidak terlalu tinggi (seperti fluida
perekah yang digunakan pada breakdown test) dengan tingkat friksi yang rendah.
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
25
yang optimal dan efektif. Komponen tersebut diantaranya adalah fluida perekah,
hydraulic fracturing adalah fluida perekah. Fluida perekah adalah suatu cairan yang
target reservoir. Fluida perekah tersebut akan dipompakan pada beberapa tingkat
(stages) yang masng-masing mempunyai fungsi tersendiri. Pad adalah jenis fluida
fluid loss atau leak off ke dalam formasi sehingga pad akan banyak meresap
kedalam formasi. Leak-off terutama terjadi pada ujung rekahan. Semakin lama
maka akan semakin banyak pad yang masuk ke formasi sehingga fluida yang berada
yang dapat terjadi adalah meluasnya rekahan karena rekahan bergerak melewati
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
26
zona produktif yang diinginkan. Biasanya dapat terjadi bila di antara dua formasi
produktif terdapat lapisan shale yang tipis, kemudian rekahan akan melewati shale
walaupun pada formasi shale rekahan akan menipis. Hal ini yang akan
terutama berdasarkan dua kriteria, yang pertama adalah untuk membuat dan
Selain dua kriteria utama diatas, terdapat beberapa kriteria lainnya yang
mudah pecah saat pekerjaan selesai untuk memudahkan proses clean up.
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
27
berikut terdapat beberapa jenis fluida perekah yang biasanya digunakan diantaranya
adalah,
a. Water Base Fluid adalah jenis fluida perekah berbahan dasar air, di
mana merupakan salah satu fluida perekah yang banyak digunakan pada
sehingga jenis fluida perekah ini cenderung ekonomis. Selain itu fluida
perekah berbahan dasar air memiliki friction loss dan kekentalan yang
b. Oil Base Fluid adalah jenis fluida perekah berbahan dasar minyak, jenis
fluida perekah ini tidak dapat digunakan pada reservoir gas karena akan
pada formasi yang sensitif terhadap air ataupun formasi yang memiliki
clay. Terlepas dari hal tersebut, fluida perekah berbahan dasar minyak
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
28
c. Emulsion Water Base adalah jenis fluida perekah berbahan dasar emulsi,
3.5.2 Additive
perekah sesuai dengan kebutuhan. Adapun additive yang perlu ditambahkan dalam
a. Thickener
b. Crosslinker
mengikat satu molekul atau lebih sehingga proppant yang dibawa tidak
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
29
c. Buffer
lain Silica Fluor, Oil Soluble Resins, Adomite Regain (Con Starch), dan
Diesel 2-5 %.
e. Breakers
f. Surfactant
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
30
minyak.
3.5.3 Proppant
permeabilitas fracture yang baik sebagai jalur Hydrocarbon untuk dapat mengalir
media pengganjal dan media alir, di mana proppant harus mempunyai karakteristik
yang kuat sehingga akan semakin berkurang proppant yang rusak akibat crushing
a. Pasir Alami
Proppant jenis pasir alami dapat dibagi kedalam golongan baik sekali,
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
31
Bentuk: Angular
diterimanya, maka butiran yang hancur tersebut akan tetap melekat dan
tidak tersapu oleh aliran fluida karena adanya lapisan resin. Hal ini tentu
Precurred Resins
pengkapsulan.
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
32
Curable Resins
sumur.
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
33
rekahan yang memiliki tiga geometri utama seperti panjang (Xf ), lebar (Wf ), dan
terdiri dari model geometri 1-dimensi, 2-dimensi, dan 3-dimensi. Tetapi yang akan
dibahas pada pembahasan kali ini adalah model geometri 2-dimensi dan 3-dimensi.
Untuk model geometri 2-Dimensi di antaranya adalah Model-2D PKN dan Model-
2D KGD
Model rekahan dua dimensi PKN (Perkins, Kern, & Nordgen) adalah model
yang mempunyai irisan berbentuk elips di muka sumur dengan lebar maksimumnya
bereaksi vertical.
pada formasi dengan permeabilitas kecil. Metode ini memiliki bentuk elips pada
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
34
lubang bor, lebar maksimum pada pusat elips, dengan lebar nol pada bagian puncak
dan dasar. Untuk fluida Newtonian, lebar maksimum ketika panjang rekahan
Gambar 3.4
merupakan hasil rotasi sebesar 900 dari model PKN. Model-2D KGD mempunyai
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
35
lebar yang sama (segi empat) di sepanjang rekahannya dan berbentuk setengah elips
di ujungnya. Model-2D KGD memiliki rekahan yang relatif lebih pendek, lebih
Gambar 3.5
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
36
yang digunakan untuk mengetahui besarnya rekahan yang terbentuk adalah melalui
metode-2D yang hanya mengevaluasi rekahan dalam bentuk luasnya saja. Namun
dimensi, dimana memiliki dimensi yaitu panjang, lebar, dan tinggi pada suatu
rekahan.
rekahan dengan perambatan secara vertical dan horizontal, dimana panjang dan
lebar yang terbentuk pada suatu rekahan adalah ratio yang diperoleh dari
menginterpretasi besaran nilai skin terdapat dua metode yaitu, Metode Cinco-Ley
& Samaniego dan Metode Prats. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, besaran
nilai skin setelah dilakukannya kegiatan hydraulic fracturing akan bernilai negatif,
hal ini membuktikan bahwa kegiatan hydraulic fracturing yang dilakukan berhasil.
Nilai skin setelah kegiatan hydraulic fracturing yang dihasilkan akan meningkatkan
perolehan Bottom Hole Pressure dari sumur. Berikut merupakan penjelasan dari
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
37
fracturing maka dapat kita plot harga 𝐶𝑓𝐷 tersebut ke dalam grafik seperti di bawah
ini,
𝑥𝑓
𝑦 = 𝑆𝑓 + ln ( )
𝑟𝑤
Gambar 3.6
dimasukkan kedalam rumus seperti dibawah ini dan akan didapatkan nilai skin
𝑓 𝑥
𝑦 = 𝑆𝑓 + ln (𝑟 ) ...................................................................................... (3.13)
𝑤
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
38
Sama dengan Metode Cinco-Ley & Samaniego, pada Metode Prats ini juga
diperlukan interpretasi nilai 𝐶𝑓𝐷 dari hasil kegiataan hydraulic fracturing, maka
selanjutnya akan dilakukan plot 𝐶𝑓𝐷 ke dalam grafik seperti di bawah ini,
Gambar 3.7
dimasukkan kedalam rumus seperti dibawah ini dan akan didapatkan nilai skin
𝑟𝑤 ′
𝑦= .................................................................................................... (3.14)
𝑥𝑓
𝑟 ′
𝑠𝑓 = − ln ( 𝑟𝑤 ) ........................................................................................ (3.15)
𝑤
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
39
hubungan antara gas/oil flow rate dengan bottom hole flowing pressure pada suatu
sumur. Pada grafk IPR akan diperoleh nilai AOF (Absolute Open Flow) pada
keadaan dimana bottom hole flowing pressure dari sumur tersebut sebesar 14.7 psia.
AOF (Absolute Open Flow) adalah keadaan dimana maksimum rate yang dapat
diperoleh dari suatu sumur. Terdapat berbagai macam perhitungan IPR, tetapi pada
pembahasan kali ini akan di bahas lebih lanjut mengenai perhitungan Fetkovich.
Keterangan:
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
40
Hydrocarbon yang signifikan atau laju alir yang besar ketika melewati propped
fracture, dimana didalam propped fracture tersebut terdapat proppant. Hal ini yang
sebenarnya karena tidak dapat dipungkiri bahwa aliran turbulen / Non-Darcy Flow
akan dijumpai, terlebih ketika terjadi pada aliran gas. Berikut merupakan langkah-
𝐾𝑓
𝐾𝑓−𝑒𝑓𝑓 = ........................................................................... (3.17)
1+𝑁𝑅𝑒
3. Proppant Number
0.016 (𝑀𝑝−2𝑤 )
𝑉𝑖−2𝑤 = ................................................................... (3.19)
( 1−Ø𝑝 ) 𝑆𝐺𝑝
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
41
ℎ𝑝
𝑉𝑝−2𝑤 = 𝑉𝑖−2𝑤 (2 𝑤𝑖𝑛𝑔𝑠) .................................................... (3.20)
ℎ𝑓
𝑉𝑝−2𝑤
𝑉𝑝−1𝑤 = (1 𝑤𝑖𝑛𝑔) .......................................................... (3.21)
2
2 𝐾𝑓−𝑒𝑓𝑓 𝑉𝑃−2𝑤
𝑁𝑝𝑟𝑜𝑝 = .............................................................. (3.22)
𝑘𝑔 𝑉𝑟𝑒𝑠
−0.583+1.48 ln 𝑁𝑝𝑟𝑜𝑝
𝐶𝑓𝐷𝑜𝑝𝑡 (𝑁𝑝𝑟𝑜𝑝 ) = 1.6 + exp [ ] 𝑖𝑓 0.1 ≤ 𝑁𝑝𝑟𝑜𝑝 ≤ 10
1+0.142 ln 𝑁𝑝𝑟𝑜𝑝
1
𝐽𝐷𝑚𝑎𝑥 (𝑁𝑝𝑟𝑜𝑝 ) = 0.990−0.5 ln 𝑁 𝑖𝑓 𝑁𝑝𝑟𝑜𝑝 ≤ 0.1
𝑝𝑟𝑜𝑝
2
6 0.423−0.311 𝑁𝑝𝑟𝑜𝑝 −0.089 (𝑁𝑝𝑟𝑜𝑝 )
𝐽𝐷𝑚𝑎𝑥 (𝑁𝑝𝑟𝑜𝑝 ) = − 𝑒𝑥𝑝 [ 2 ] 𝑖𝑓 𝑁𝑝𝑟𝑜𝑝 >0.1
ᴨ 1+0.667 𝑁𝑃𝑟𝑜𝑝 +0.015 (𝑁𝑃𝑟𝑜𝑝 )
….(3.24)
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
42
1
𝐾𝑓−𝑒𝑓𝑓 𝑉𝑝−1𝑤 2
𝑥𝑓 = ( 𝐶 𝑘𝑔 ℎ𝑝
) ............................................................... (3.25)
𝑓𝐷𝑜𝑝𝑡
1
𝐶𝑓𝐷𝑜𝑝𝑡 𝑘𝑔 𝑉𝑝−1𝑤 2
𝑤𝑓𝑝 = ( ) ......................................................... (3.26)
𝑘𝑓−𝑒𝑓𝑓 ℎ𝑝
𝑘𝑔 ℎ𝑝 ( 𝑃𝑟𝑒𝑠 2 − 𝑃𝑤𝑓 2 )
𝑞𝑔𝑠𝑐 = 𝐽𝐷𝑜𝑝𝑡 .................................................... (3.27)
1424 µ𝑔 𝑧 𝑇𝑟𝑒𝑠
𝑧 𝑇𝑅𝑒𝑠
𝐵𝑔 = 0.0282 .................................................................. (3.28)
𝑃𝑤𝑓
500 𝐵𝑔 𝑞𝑔𝑠𝑐
𝑣 = .......................................................................... (3.29)
ℎ𝑓 𝑤𝑓𝑝
8. Reynold Number
𝑃𝑤𝑓 𝑀𝑔
𝜌𝑔 = ............................................................................. (3.31)
𝑧 𝑅 𝑇𝑟𝑒𝑠
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
43
𝛽 𝑘𝑓 𝜌𝑔 𝑣
𝑁𝑅𝑒 = 1.83 𝑥 10−16 ...................................................... (3.33)
µ𝑔
(𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 ≤ 𝑂. 𝑂1)
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana
44
Tabel 3.3
Aplikasi rencana dan evaluasi hydraulic fracturing dengan memperhitungkan non darcy flow yang terjadi pada
sumur L, M dan N lapangan Y
Luciana