Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTEK PRODUKSI 1
KELAS

TPS 2A
PERCOBAAN 1
PEMBUATAN SABUN MANDI CAIR

Nomor Tanda
Nama Praktikan Tanggal Kumpul
Mahasiswa Tangan
1. Adi Ridlha T.H 202111005
2. Alfajri 202111006
3. Dimas Ega Wibowo 202111008
4. Retia Hutabarat

Tanda
Nama Instruktur Tanggal Koreksi Nilai
Tangan
Umar Linggom S.P

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN SAWIT

POLITEKNIK KAMPAR
2023
I. Teori
Sabun adalah kosmetik dengan daya pembersih dan dibuat dengan
mempersenyawakan lemak-lemak dan basa dalam jumlah yang berlebihan.
Ini dilakukan dengan mencampurkan bahan dasar dan memanaskannya.
Karena pada proses basa tersedia jumlah yang berlebihan maka dalam
kebanyakan sabun masih terdapat sisa-sisa basa sehingga sabun banyak yang
bersifat basa. Sabun termasuk golongan deterjen karena mempunyai sifat
menurunkan tegangan permukaan suatu zat. Untuk itu, bila sabun dipakai
membersihkan sesuatu harus dengan air melarutkannya, sambil membuat
busa dan mengadakan emulsifikasi lemak dan kotoran yang menempel pada
kulit.
Sabun memiliki banyak jenisnya tergantung kebutuhan dan cara
pemakaiannya. Salah satu jenis sabun yaitu sabun mandi cair, sabun mandi
cair adalah sabun pembersih kulit berbentuk cair yang dibuat dari bahan dasar
sabun atau deterjen dengan penambahan bahan lain yang diijinkan dan
digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit.
Jenis minyak yang digunakan dalam pembuatan sabun mandi cair
adalah minyak kelapa, minyak zaitun dan minyak sunflower.
Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak
nabati dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan
humektan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab pada kulit. Pada
kondisi atmosfir sedang ataupun pada kondisi kelembaban tinggi, gliserin
dapat melembabkan kulit dan mudah dibilas. Gliserin berbentuk cairan jernih,
tidak berbau, dan memiliki rasa manis.
Asam sitrat adalah asam organik lemah yang ditemukan pada buah dan
daun tanaman dari genus Citrus atau jeruk. Senyawa ini merupakan pengawet
alami yang baik, selain digunakan sebagai penyedap rasa asam pada
makanan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam
siklus asam sitrat yang terjadi di mitokondria. Zat ini juga dapat digunakan
sebagai bahan pembersih dan antioksidan yang ramah lingkungan.
II. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui tahapan-tahapan pembuatan sabun mandi
cair yang lembut dengan formula yang sudah ditentukan dan mengetahui
teknik pengujian dari hasil produk.

III. Peralatan Dan Bahan


A. Alat
No Nama Peralatan Jumlah
1 Beaker glass 1000 ml 1
2 Beaker glass 100 ml 2
3 Kaca arloji 1
4 Hot plate 1
5 Mixer 1
6 Batang pengaduk 1
7 Gelas ukur 100 ml 1
8 Kemasan 1
9 Termometer 1
10 Ph meter 1
11 Neraca analitik 1
12 Pipet volume 1
13 Erlenmeyer tutup asah 250 ml 1
14 Heating mantel 1
15 Kondensor 1
16 Buret 1
17 Corong pemisah 1
18 Labu alas bulat 1
19 Alat penyulingan 1

B. Bahan
No Nama bahan Massa
Minyak
 Minyak kelapa 100 gr
1
 Minyak zaitun 20 gr
 Minyak sunflower 30 gr
Larutan KOH
2  KOH 34,24 gr
 Air 80 ml
3 Alkohol 55,30 gr
4 gliserin 32 gr
5 Asam sitrat 1 gr
6 Aquadest Sesuai kebutuhan
7 Pewarna Secukupnya
8 Pewangi secukupnya
9 Etanol 100 ml
10 HCL 0,1 N -
11 Indikator pp Secukupnya
12 HCL 10 % -
13 Indikator metil jingga Secukupnya
14 Heksana 100 ml
15 Natrium sulfat secukupnya

IV. Cara Kerja


A. Pembuatan sabun mandi cair
1. Gelas kimia 1000 ml ditimbang kosong, dan catat sebagai (m0)
2. Semua bahan ditimbang dengan seksama
3. minyak dimasukkan kedalam gelas piala 1000 mL, dan ditambahkan
KOH sedikit-demi sedikit hingga mendapatkan sabun pasta,
4. sabun pasta ditimbang bersama wadahnya, (m1), kemudian hitung
massa sabun pasta (m) (m-m1-m0)
5. Setelah itu, dipanaskan pada suhu 70-80 0C selama 0,5 - 1 jam atau
hingga sabun pasta mencair, selama dipanaskan tutup gelas piala
untuk menghindari penguapan
6. Setelah itu didiamkan hingga dingin (untuk menyempurnakan proses
saponifikasi)
7. Setelah dingin, sabun pasta ditambahkan alkohol dan dipanaskan
kembali dengan suhu 70-800C dan ditambahkan dengan aguades
panas dengan perbandingan 2:1 (sabun:aguades panas) hingga
kekentalan yang diinginkan ,lalu diaduk hingga homogen. selama
dipanaskan tutup gelas piala untuk menghindari penguapan
8. Penambahan jumlah aguades fleksibel hingga kekentalan yang
diinginkan diperoleh
9. Kemudian ditambahkan dengan gliserin dan asam sitrat.
10. Sabun cair di berikan pewarna dan pewangi secukupnya
11. Dimasukkan kedalam wadah bersih yang telah disiapkan.

B. Pengujian Sabun Mandi Cair


1. Pengujian pH
1. Kalibrasi pH meter dengan larutan buffer pH, lakukan setiap saat
akan melakukan pengukuran
2. Celupkan pH meter dengan aguades kemudian masukan kedalam
Contoh yang akan diperiksa
3. Catat dan baca nilai pH pada skala pH meter

2. Pengujian alkali bebas


1. Timbang 5 grcontoh, masukkan ke erlenmeyer bertutup
2. Tambahkan 100 mL etanol, batu didih serta beberapa tetes indikator
PP
3. Panaskan diatas elektromantel air memakai kondensor, setelah
mendidih tunggu selama 30 menit
4. Bila larutan berwarna merah titar dengan larutan HCL 0,1 N sampai
warna merah muda tepat hilang.

3. Pengujian Bahan Aktif


1. Timbang 10 gr contoh masukan kedalam gelas piala kemudian
ditambahkan 50 mL aguades, beberapa tetes ind. Metil jingga dan
HCI 10% sampai semua lemak dibebaskan yang ditunjukkan dengan
timbulnya warna merah
2. Masukan larutan dalam corong pemisah. Apabila terdapat endapan
jangan dimasukkan kedalam corong pemisah tetapi terlebih dahulu
tambahkan 100 mL heksana
3. Cuci dengan aguades hangat sampai tidak bersifat asam, cek dengan
kertas lakmus
4. Pelarut dikeringkan dengan natrium sulfat, saring dan dimasukkan ke
labu alas bulat yang telah diketahui bobotnya ( W1).Jalu tambahkan
beberapa batu didih.
5. Kemudian disuling hingga kering dan dimasukkan kedalam oven
dengan suhu-105 0C selama 30 menit, lalu didinginkan dan timbang
sampai bobot tetap (W2)
VI. Data Pengamatan
A. Berikut ini adalah tabel hasil penimbangan bahan
Nama Bahan Hasil Penimbangan
Minyak kelapa 110,09 gr
Minyak sunflower 40,15 gr
KOH 34,34 gr
Alkohol 55,35 gr
Asam sitrat 0,99 gr
Gliserin 32,61 gr

B. Berikut ini adalah data hasil pengamatan pengujian alkali bebas


No Pengamatan Hasil
1 Volume HCL titrasi 2,5 mL
2 Normalitas HCL 0,1 N
3 Bobot contoh 5,03 gr

C. Berikut ini adalah data hasil pengamatan pengujian bahan aktif


No Pengamatan Hasil
1 Bobot contoh 10 gr
2 Bobot tetap 164,72 gr
3 Bobot labu alas bulat 159,45 gr

D. Berikut ini adalah tabel hasil kriteria uji sabun mandi cair
No Kriteria uji Persyaratan Hasil uji
1 Keadaan :
 Bentuk Cairan/homogen Cairan/homogen
 Bau Khas Khas
 Warna Khas Khas
2 pH 8-11 12
3 Alkali bebas Maks 0,1 % 0,1908 %
4 Bahan aktif Min 15 % 52,7 %

VII. Data Perhitungan


1. Kadar Alkali bebas V X N X 0 , 04
= X 100 %
W
2 ,5 X 0 , 1 X 0 ,04
= X 100 %
5 , 03
= 0,1908 %
Keterangan :
V = Volume HCL yang digunakan untuk titrasi
N = Normalitas HCL
W = Bobot contoh
0,04 = Bobot setara NaOH

2. Bahan aktif W 2−W 1


= X 100 %
W
164 , 72−159 , 45
= X 100 %
10
= 52,7%
Keterangan :
W = Bobot contoh
W1 =
W2 =

VIII. Pembahasan
A. Pembuatan Sabun Mandi Cair
Pembuatan sabun mandi cair menggunakan beberapa bahan yaitu
minyak, minyak yang digunakan yaitu minyak kelapa, minyak zaitun dan
minyak sunflower. Bahan yang lainnya yaitu larutan KOH, alkohol, gliserin,
asam sitrat, aquadest serta pewarna dan pewangi.
Langkah kerja pertama pembuatan sabun adalah Gelas kimia 1000 ml
ditimbang kosong, dan catat sebagai (m0) berat yang yang didapatkan
praktikan adalah 271,27 gram. Kemudian semua bahan ditimbang dengan
seksama Setelah semua bahan ditimbang minyak dimasukkan kedalam gelas
piala 1000 mL, dan ditambahkan KOH sedikit-demi sedikit hingga
mendapatkan sabun pasta, KOH akan bereaksi dengan asam lemak
membentuk sabun, sehingga KOH dalam berfungsi untuk pembuatan pasta
sabun, sabun pasta ditimbang bersama wadahnya, (m1) berat yang didapatkan
adalah......... , kemudian hitung massa sabun pasta (m) dengan cara (m-m1-
m0) Setelah itu, dipanaskan pada suhu 70-80 0C selama 0,5 - 1 jam atau
hingga sabun pasta mencair, selama dipanaskan tutup gelas piala untuk
menghindari penguapan. Setelah itu didiamkan hingga dingin (untuk
menyempurnakan proses saponifikasi) saponifikasi adalah proses kimiawi
yang dilakukan pada benda berlemak dengan suatu basa dan sejumlah air,
akhirnya membentuk sabun. Setelah dingin, sabun pasta ditambahkan alkohol
dan dipanaskan kembali dengan suhu 70-800C dan ditambahkan dengan
aguades panas dengan perbandingan 2:1 (sabun:aguades panas) hingga
kekentalan yang diinginkan ,lalu diaduk hingga homogen. selama dipanaskan
tutup gelas piala untuk menghindari penguapan. Penambahan jumlah aguades
fleksibel hingga kekentalan yang diinginkan diperoleh. Kemudian
ditambahkan dengan gliserin dan asam sitrat. gliserin bersifat melembakan
dan menyerap air dari udara. Ini berarti bahwa gliserin dapat menjadikan
sabun yang bisa menjaga kelembaban kulit. Sedangkan asam sitrat berfungsi
sebagai agen pengelat (chelating agent) yaitu pengikat ion-ion logam pemicu
oksidasi, sehingga mampu mencegah terjadinya oksidasi pada minyak akibat
pemanasan. Asam sitrat juga dapat dimanfaatkan sebagai pengawet dan
pengatur pH. Setelah ditambahkan gliserin dan asam sitrat sabun cair di
berikan pewarna dan pewangi secukupnya dan dimasukkan kedalam wadah
bersih yang telah disiapkan.

C. Pengujian Sabun Mandi Cair


1. Pengujian pH
Pengujian pH sabun menggunakan menggunakan alat yang bernama ph
meter, ph meter terdiri dari elektroda gelas hidrogen sebagai standar polimer
dan elektroda kalomel reference sebagai pasangan elektroda. Yang akan
menghasilkan perubahan tegangan 59,1 mv/pH unit pada 25 oC. Pengujian ph
ini sangatlah penting dilakukan karna dapat menentukan sabun hasil produksi
dapat digunakan dengan aman.
Cara melakukan pengujian pH langkah pertamanya yaitu, Kalibrasi pH
meter dengan larutan buffer pH, lakukan setiap saat akan melakukan
pengukuran. Kemudian celupkan pH meter dengan aguades dan masukan
kedalam contoh yang akan diperiksa, lalu catat dan baca nilai pH pada skala
pH meter, skala pH yang didapatkan pada pengujian kali ini adalah di angka
12, sedangkan syarat mutu sabun mandi pHnya diangka 8-11oC, hal ini berarti
sabun yang dihasikan dalam percobaan kali ini tidak memenuhi syarat mutu
sabun mandi (SNI 3532-2016) hal ini bisa disebabkan oleh proses
saponifikasi pada sabun yang belum sempurna karena tinggi rendahnya pH
sabun dipengaruhi oleh proses saponifikasi saat pembuatan sabun. Nilai pH
sabun yang tinggi dihasilkan dari reaksi hidrolisis pada proses saponifikasi
tersebut.

2. Pengujian alkali bebas


Alkali bebas merupakan alkali dalam sabun yang tidak diikat sebagai
senyawa. Kelebihan alkali bebas pada sabun dapat disebabkan karena
konsentrasi alkali yang pekat atau berlebih pada proses penyabunan. Sabun
yang mengandung alkali tinggi biasanya digunakan untuk sabun cuci.
Penetapan kadar alkali bebas dalam sabun mandi sediaan padat bertujuan
untuk mengetahui apakah kadar alkali bebas yang terdapat dalam sabun
mandi cair memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Indonesia ( SNI 3532-2016).
Cara melakukan pengujian alkali bebas langkah pertamanya yaitu,
Timbang 5 gr contoh, masukkan ke erlenmeyer bertutup. Kemudian
tambahkan 100 mL etanol(sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah larut
dalam air dan lemak), batu didih serta beberapa tetes indikator PP. Indikator
PP berfungsi sebagai penentu titik akhir dari pada titrasi dengan mengalami
perubahan warna pada saat melakukan titrasi. Kemudian panaskan diatas
elektromantel air memakai kondensor, setelah mendidih tunggu selama 30
menit Bila larutan berwarna merah titar dengan larutan HCL 0,1 N sampai
warna merah muda tepat hilang.
Setelah dilakukan perhitungan kadar alkali bebas didapatkan lah hasil
kadar alkali bebas pada sabun hasil percobaan kali ini adalah 0,1908 %
sedangkan syarat mutu sabun mandi kadar alkali bebas diangka 0,1%, hal ini
berarti sabun yang dihasikan dalam percobaan kali ini sedikit melebihi syarat
mutu sabun mandi (SNI 3532-2016)

3. Pengujian Bahan Aktif


6. Timbang 10 gr contoh masukan kedalam gelas piala kemudian
ditambahkan 50 mL aguades, beberapa tetes ind. Metil jingga dan
HCI 10% sampai semua lemak dibebaskan yang ditunjukkan dengan
timbulnya warna merah
7. Masukan larutan dalam corong pemisah. Apabila terdapat endapan
jangan dimasukkan kedalam corong pemisah tetapi terlebih dahulu
tambahkan 100 mL heksana
8. Cuci dengan aguades hangat sampai tidak bersifat asam, cek dengan
kertas lakmus
9. Pelarut dikeringkan dengan natrium sulfat, saring dan dimasukkan ke
labu alas bulat yang telah diketahui bobotnya ( W1).Jalu tambahkan
beberapa batu didih.
10. Kemudian disuling hingga kering dan dimasukkan kedalam oven
dengan suhu-105 0C selama 30 menit, lalu didinginkan dan timbang
sampai bobot tetap (W2)

B. Kesimpulan
1. Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan konsentrasi larutan baku
kalium permanganat 0,0107 N.
2. untuk kadar zat organik dari nilai kadar KMnO4 pratikan mendapatkan
hasil 23, 542 mg/l untuk syarat mutu standarisasi SNI maks. 10 jadi hasil
pratikan yang didapat belum sesuai syarat SNI.
IX. Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan kali ini adalah:
1. Sebaiknya suasana ruangan laboratorium dikondusifkan lagi agar tidak
terjadi hal yang tak diinginkan.
2. Sebaiknya praktikan lebih memahami terlebih dahulu materi percobaan
yang akan dilakukan agar tidak terjadi kesalahan saaat percobaan.
Daftar Pustaka

Khairiah, hanifah. 2022.penuntun praktikum kimia analitik. Politeknik kampar:


bangkinang
https://www.honestdocs.id/kalium-permanganat-pk

Anda mungkin juga menyukai