Bab 3
Bab 3
USULAN PENELITIAN
OLEH
MHD. AHSAN HABIB
180301133
AGROTEKNOLOGI – ILMU TANAH
USULAN PENELITIAN
OLEH
MHD. AHSAN HABIB
180301133
AGROTEKNOLOGI – ILMU TANAH
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat dan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.
Dan Fisika Tanah Di Area Pertanaman Nanas (Ananas comocus L.) Pada
yang merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Program Studi
selaku komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama
proses penulisan usulan penelitian ini. Penulis juga berterima kasih kepada kedua
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................................1
Tujuan Penelitian...............................................................................................3
Hipotesis Penelitian........................................................................................... 3
Kegunaan Penulisan.......................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Nanas.................................................................................................4
Sifat Kimia Tanah..............................................................................................5
pH......................................................................................................5
C Organik..........................................................................................6
Kapasitas Tukar Kation.....................................................................7
P Tersedia..........................................................................................8
Sifat Fisika Tanah..............................................................................................9
Kerapatan Isi Tanah.......................................................................... 9
Tekstur Tanah................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2016 sebesar 1.396.153 ton, tahun 2017
sebesar 1.795.985 ton, tahun 2018 sebesar 1.805.506 ton dan pada tahun 2019
mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2016 sebesar 163.504 ton, tahun 2017
sebesar 160.552 ton, tahun 2018 sebesar 145.618 ton dan pada tahun 2019 sebesar
penurunan, dari 1806 kwintal (2018) turun menjadi 1453 kwintal (2019) dan
Produksi nanas tahun 2018 di daerah tersebut mencapai 60 ton. Tahun 2019
2
sebesar 53 ton dan pada tahun 2020 sebesar 47 ton. Hal ini yang menjadi salah
satu pemikiran bagi peneliti dan masyarakat Kecamatan Dolok Silou mengapa
produksi nanas dapat menurun, adakah hubungan tanah terhadap produksi nanas
di daerah tersebut.
satu yang dianggap sangat penting adalah sifat fisik dan kimia tanah. Meskipun
merupakan tanah dengan sifat kimia yang baik, tanpa disertai dengan sifat fisik
yang baik pertumbuhan tanaman tidak akan maksimal. Hal ini dikarenakan
tanaman tidak dapat menyerap unsur hara dari dalam tanah secara optimal. Selain
itu, jika sifat fisik tanah tidak baik, perkembangan akar tanaman akan terganggu
karena akar sulit menembus jauh ke dalam tanah atau tumbuh di dalam tanah dan
Simalungun belum pernah dilakukan survei status hara atau karakterisasi sifat
kimia dan fisika tanah dan ada keragaman produksi nanas. Atas dasar
Kabupaten Simalungun.
Tujuan Penelitian
1. Melihat perbedaan sifat kimia dan fisika tanah pada area pertanaman nanas
Simalungun.
3
2. Menganalisis hubungan sifat kimia dan fisika tanah terhadap produksi nanas di
Hipotesis Penelitian
Adanya perbedaan sifat kimia dan fisika tanah pada area pertanaman nanas
Simalungun.
Kegunaan Penulisan
Penulisan ini berguna sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Nanas
pertumbuhannya akar nanas dibagi menjadi akar primer dan akar sekunder. Akar
primer hanya dapat ditemukan pada kecambah biji dan setelah itu digantikan oleh
akar adventif yang muncul dari pangkal batang dan berjumlah banyak setelah itu
bidang penyerapan dan membentuk sistem perakaran yang kuat (Irfandi, 2005).
Batang berbentuk panjang berkisar antara 20-30 cm. Batang bagian bawah
berkisar antara 2 sampai 3,5 cm, di bagian atas antar 5,5 sampai 6,5 cm, dan di
bagian pucak mengecil. Ruas nya melekat pada daun dan tunas. Bagian bawah
batang tanaman nanas dapat ditumbuhi tanaman baru karena dapat menghasilkan
Bentuk daun nanas seperti pedang dengan panjang sekitar ± 100 cm dan
lebar 2-8 cm, ujung daun berbentuk lancip dan tepi daun memiliki duri dan
berwarna hijau atau hijau kemerahan. Daun nanas berkumpul dalam roset akar,
dimana bagian pangkalnya melebar menjadi pelepah. Awalnya daun nanas akan
tumbuh melambat dan menjadi cepat seiring dengan pertambahan umur tanaman
(Dalimartha, 2001).
mm/tahun dan lebih baik lagi, jika tanaman nanas tumbuh didaerah dengan curah
hujan sekitar 1000-1500 mm/tahun. Bahkan di daerah kering nanas masih dapat
tumbuh. Karena struktur dan bentuk daun dapat menampung dan menyalurkan
embun serta air hujan ke pangkal daun. Sebaiknya nanas tidak boleh di
budidayakan di daerah yang kering dengan air tanahnya lebih dari 150 cm di
Tanaman nanas akan tumbuh dan berkembang dengan baik di tanah yang
memiliki pH 5.5, tidak mudah becek atau tergenang air, memiliki aerasi dan
tingkat kesuburan fisik dan kimia tanah. Penggunaan lahan pertanian secara
intensif yang mengakibatkan rendahnya kandungan bahan organik dan unsur hara
pada lapisan tanah. Petani yang secara umum menggunakan sistem pola tanam
organik dan unsur hara di dalam tanah terutama unsur hara N dan
pH Tanah
konsentrasi ion hidrogen (H+) didalam tanah. Jika konsentrasi ion H+ tinggi
didalam tanah, maka tanah tersebut bersifat asam dan kondisi jumlah ion OH
didalam tanah akan berbanding terbalik dengan jumlah ion H+ . Pada tanah-tanah
6
yang masam maka jumlah ion H+ didalam tanah lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah ion OH-, sedangkan pada tanah alkalis atau basa sebaliknya.
Apabila jumlah ion H+ dan ion OH- seimbang didalam tanah, maka tanah tersebut
alam aktivitas ion H+ dalam tanah atau kemasaman (pH) tanah dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu meliputi bahan induk tanah, pengendapan, vegetasi
alami, pertumbuhan, kedalam tanah, dan pupuk nitrogen (N) (Winarso, 2005).
tanah optimum untuk ketersediaan unsur hara adalah sekitar 6,0−7,0. Pada pH
kisaran 7 semua unsur hara makro dapat tersedia secara maksimum dan unsur hara
mikro tersedia tidak maksimum. Unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah yang
relatif sedikit sehingga pada pH kisaran 7,0 akan menghindari toksisitas. Pada
reaksi tanah (pH) di bawah 6,5 akan terjadi defisiensi P, Ca, Mg dan toksisitas B,
Mn, Cu dan Fe. Sementara itu pada pH 7,5 akan terjadi defisiensi P, B, Fe, Mn,
C- Organik
nya produksi bahan organik pada tanah, karena bahan organik tanah merupakan
salah satu parameter yang menentukan kesuburan tanah. Nilai C-organik pada
tanah tergolong rendah karena sangat kurangnya vegetasi pada tanah akibat sering
diolah untuk dilakukan penanaman dan diangkutnya sisa–sisa panen keluar areal
Bahan organik tanah adalah komponen tanah yang berasal dari makhluk
hidup (tumbuhan atau hewan) yang telah mati. Organisme tanah yang masih hidup
yang masih hidup (biomassa) dan yang mati sebagai bahan organik tanah juga,
karena dalam analisis bahan organik tanah sukar dipisahkan antara organisme
yang hidup dan yang telah mati. Umumnya bahan organik di tanah mineral
iklim, tanah, vegetasi dan waktu dan dapat mencapai tingkat ekuilibrium dalam
lingkungan dan tingkat kehilangan saat ini adalah penyerapan karbon organik
tanah potensial, yaitu, C potensial, karena secara teoritis jumlah ini dapat
Kapasitas Tukar Kation merupakan sifat kimia tanah yang sangat erat
menyerap dan menyediakan unsur hara lebih baik dari pada tanah dengan KTK
rendah. Karena unsur-unsur tersebut berada dalam kompleks jerapan tanah, maka
unsur-unsur hara tersebut tidak mudah hilang atau tercuci oleh air. Tanah-tanah
dengan kandungan bahan organik atau dengan kadar liat tinggi mempunyai KTK
lebih tinggi dari pada tanah dengan kadar bahan organik rendah atau tanahberpasir
(Sudaryono, 2009)
8
dan kation basa. Dalam pertukaran kation dalam tanah akan berpengaruh terhadap
pupuk anorganik pada tanah akan meningkatkan kadar air tanah, kandungan P
kimia tanah yang menguntungkan baik untuk tanaman maupun untuk mikroba
negatif tanah. Kandungan liat mempunyai pengaruh yang sama. Semakin halus
fraksi tanah, semakin luas permukaan partikel, sehingga memiliki KTK yang
semakin tinggi. Pola sebaran KTK pada lahan sawah seiring dengan
P-Tersedia
Fosfor (P) merupakan unsur hara makro esensial yang berperan penting
dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyediaan energi kimia yang
dalam sistem biologi tidak dapat digantikan oleh unsur hara lain, sehingga
dan ion ortofosfat sekunder (HPO4-2). Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002).
masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu pirofosfat dan metafosfat, selain itu
dapat pula diserap dalam bentuk senyawa P organik yang larut dalam air misalnya
tanah, yaitu pada pH 6-7 untuk tanaman. Jika pH dibawah 6, maka P akan terikat
oleh Fe dan Al. Ketersediaan P umumnya rendah pada tanah asam dan basa. Pada
tanah dengan pH diatas 7, maka P akan diikat oleh Mg dan Ca (Mallarino, 2000).
Kerapatan isi tanah (bulk density) adalah bobot tanah yang menunjukkan
perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah, yang merupakan
petunjuk kerapatan tanah. Tanah yang semakin padat menunjukkan bahwa tanah
tersebut memiliki kerapatan isi yang tinggi. Nilai kerapatan isi tanah yang tinggi
kerapatan isi tanah yang semakin kecil dapat mempercepat laju infiltrasi
Salah satu faktor yang mempengaruhi bulk density (BD) tanah adalah
jumlah bahan organik dalam tanah, dimana kandungan bahan organik yang tinggi
tanah akan memiliki kerapatan isi tanah yang rendah. Agus, F. dan S Marwanto.
(2006) menuturkan bahwa tanah dengan bahan organik yang tinggi memiliki
kerapatan isi tanah yang relatif rendah. Tanah dengan ruang pori total yang tinggi,
seperti tanah liat, cenderung memiliki berat volume tanah yang lebih rendah.
peningkatan kedalaman tanah, yaitu dari kedalaman 0-30 cm hingga 30-60 cm.
Hal ini disebabkan dengan semakin dalam kedalaman tanah maka kandungan
bahan organik tanah semakin rendah sehingga proses pemadatan tanah lebih
mudah dan menyebabkan sifat fisik kerapatan isi tanah semakin meningkat. Oleh
karena itu, apabila kerapatan isi tanah semakin meningkat maka semakin sulit
Tekstur Tanah
Tekstur tanah, biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk salah satu
sifat tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah
berhubungan erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas,
berat volume tanah, luas permukaan spesifik (specific surface), kemudahan tanah
antara fraksi pasir, debu dan liat, yaitu partikel tanah yang diameter efektifnya ≤ 2
mm. Di dalam analisis tekstur, fraksi bahan organik tidak diperhitungkan. Bahan
tanah dapat dinilai secara kualitatif dan kuantitatif. Cara kualitatif biasa digunakan
11
Hubungan tekstur tanah dengan daya menahan air dan ketersediaan hara
tanah yaitu tanah dengan tekstur liat mempunyai luas permukaan yang lebih besar
sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi, sebaliknya
tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit
menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah bertesktur halus lebih aktif dalam
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat
yaitu partikel tanah diameter ≤ 2 mm. Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap
kemampuan daya serap air, ketersediaan air di dalama tanah, besar aerasi,
infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi). Dengan demikian maka secara tidak
dengan metode, yaitu dengan metode pipet dan metode hydrometer, kedua metode
akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur
disebut ped (terbentuk karena proses alami). Struktur tanah memiliki bentuk yang
Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan Maret sampai dengan selesai.
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah
yang telah di ambil dari lapangan, Kuesioner, dan peta jenis tanah Kecamatan
Dolok Silou skala 1 : 200.000, sampel tanah yang diambil dari lokasi penelitian,
serta bahan - bahan kimia lainnya yang digunakan untuk analisis di Laboratorium.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Positioning
System) sebagai alat untuk menentukan koordinat wilayah, ring sample untuk
bor tanah sebagai alat untuk mengambil sampel tanah, cangkul sebagai alat untuk
untuk menyimpan sampel tanah, label untuk menandai sampel tanah dan alat tulis
untuk keperluan tulis menulis di lapangan, dan alat laboratorium lainnya untuk
analisis tanah.
Metode Penelitian
Kabupaten Simalungun untuk mengkaji beberapa sifat fisika dan kimia tanahnya.
untuk pengambilan sampel tanah yang akan dianalisis sifat fisika dan sifat
kimia tanahnya. Sifat fisika yang akan di amati yaitu tekstur, dan kerapatan isi
tanah. Sifat kimia yang akan diamati yaitu pH, C Organik Tanah, Kapasitas Tukar
Pelaksanaan Penelitian
tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tahap Persiapan
nanas sebelum dilakukannya pengambilan data dan sampel tanah. Form kuesioner
Tahap Pelaksanaan
(Balitbu Litbang Pertanian, 2008) yang sudah ditentukan. Adapaun kriteria bobot
pada lapisan top soil. Penentuan jumlah sampel ini berdasarkan pernyataan
Kerlinger, Fred dan Lee (2000) yang menyatakan jumlah minimal sampel adalah
titik pada lahan nanas dengan produksi tinggi dan 15 titik pada lahan nanas
dengan produksi rendah. Pada setiap titik pengamatan diambil sampel tanah pada
kantong plastik besar 2 kg, diberi label lokasi, dan waktu. Tanah yang telah
pH Tanah
menit dan diukur pH tanah dengan menggunakan metode elektrometri (pH meter)
(Mukhlis, 2007).
C-Organik
yang berlebih akibat penambahan asalam sulfat (H2SO4). Kelebihan kromat yang
tidak tereduksi oleh c-organik tanah kemudian ditetapkan dengan jalan titrasi
NH4OAc.
P – Tersedia
pengekstrak Olsen, kemudian dikocok selama 30 menit. Saring dan bila larutan
pewarna fosfat, kocok hingga homogen dan biarkan 30 menit. Absorbansi larutan
dengan suhu 1050°C selama 24 jam. Kemudian di ukur volume ring sampel dan
Keterangan:
Tekstur Tanah
Hydrometer adalah metode yang memberikan persentase partikel pasir, debu dan
liat, dan dari hasil persentase tersebut dapat ditetapkan nama kelas tekstur dengan
bantuan segitiga USDA. Tanah ditimbang 25 gram tanah kering udara yang telah
dalam silinder volume 500 ml dan tambahkan aquades sampai tanda garis.
detik dari saat pengocokan. Setelah 3 jam dimasukkan lagi hydrometer untuk
Analisis Tanah
Sampel tanah yang telah diambil dan dikompositkan kemudian akan dianalisis
Utara.
17
korelasi antara sifat kimia tanah dan sifat fisika tanah terhadap produksi, dan uji T
untuk mengetahui perbedaan variabel antara sifat kimia tanah dan sifat fisika
DAFTAR PUSTAKA
Agus, F. dan S Marwanto. 2006. Penetapan Berat Jenis Partikel Tanah dalam
Undang Kurnia et al. (Eds.). Sifat Fisik Tanah dan Metode
Analisisnya.Hlm: 25 – 34. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan
Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian
Agustin, S. E., dan Suntari, R. 2018. Pengaruh Aplikasi Urea Dan Kompos
Terhadap Sifat Kimia Tanah Serta Pertumbuhan Jagung (Zea mays L.) Pada
Tanah Terdampak Erupsi Gunung Kelud. Jurnal Tanah Dan Sumberdaya
Lahan, Vol.5, 775-783.
Anggita, R.D., Zulkifli, dan Lande, M.L. 2017. Potensi Kulit Nanas Madu
(Ananas comosus (L.) Merr.) sebagai Bahan Anti Browning Buah Apel
Manalagi (Malus sylvestris Mill.). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan 17(1)
: 50-57.
Irfandi. 2005. Karakterisasi morfologi lima populasi nanas (Ananas comosus (L.)
Merr). Program Studi Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor. Bogor
19
Izzuddin. 2012. Perubahan Sifat Kimia Dan Biologi Tanah Pasca Kegiatan
Perambahan Di Areal Hutan Pinus Reboisasi Kabupaten Humbang
Hasundutan Provinsi Sumatera Utara. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor.
Meli, V., S. Sagiman dan S. Gafur. 2018. Identifikasi Sifat Fisika Tanah Ultisols
pada Dua Tipe Penggunaan Lahan di Desa Betenung Kecamatan Nanga
Tayap Kabupaten Ketapang.Perkebunan dan Lahan Tropika.Vol. 8 No. 2.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah (Dasar Kesehatan dan Kualitas tanah). Gava
Media. Yogyakarta.
20
LAMPIRAN