Materi Tambang
Materi Tambang
IUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) paling sedikit memuat:
a. profil perusahaan;
b. lokasi dan luas wilayah
c. jenis komoditas yang diusahakan
d. kewajiban menempatkan jaminan kesungguhan Eksplorasi
e. modal kerja
f. jangka waktu berlakunya IUP
g. hak dan kewajiban pemegang IUP
h. perpanjangan IUP
i. kewajiban penyelesaian hak atas tanah
j. kewajiban membayar pendapatan negara dan pendapatan daerah, termasuk
kewajiban iuran tetap dan iuran produksi
k. kewajiban melaksanakan Reklamasi dan Pascatambang
l. kewajiban menrusun dokumen lingkungan; dan
m. kewajiban melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar
WIUP
Jangka waktu kegiatan Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1)
huruf a diberikan selama:
a. 8 (delapan) tahun untuk Pertambangan Mineral logam
b. 3 (tiga) tahun untuk Pertambangan Mineral bukan logam;
c. 7 (tujuh) tahun untuk Pertambangan Mineral bukan logam jenis tertentu;
d. 3 (tiga) tahun untuk Pertambangan batuan; atau
e. 7 (tujuh) tahun untuk Pertambangan Batubara.
2. Pemegang IUP yang telah menyelesaikan kegiatan Eksplorasi dijamin untuk dapat
melakukan kegiatan Operasi Produksi sebagai kelanjutan kegiatan usaha
pertambangannya.
3. (2) Pemegang IUP sebelum melakukan kegiatan Operasi Produksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi persyaratan administratif, teknis,
lingkungan, dan finansial.
Jangka waktu kegiatan Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat
(1) huruf b diberikan dengan ketentuan:
a. untuk Pertambangan Mineral logam paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
dijamin memperoleh perpanjangan 2 (dua) kali masing-masing 10 (sepuluh)
tahun setelah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
WIUP Mineral logam diberikan kepada Badan Usaha, koperasi, atau perusahaan
perseorangan dengan cara lelang.
Lelang WIUP Mineral logam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dengan mempertimbangkan: a. luas WIUP Mineral logam yang akan dilelang; b.
kemampuan administratif/manajemen; c. kemampuan teknis dan pengelolaan
lingkungan; dan d. kemampuan finansial
Pemegang IUP pada tahap kegiatan Eksplorasi Mineral iogam diberi WIUP paling
luas 100.000 (seratus ribu) hektare.
Dalam penerapan kaidah teknik Pertambangan yang baik, pemegang IUP atau IUPK
wajib melaksanakan: a. ketentuan keselama.Lan Pertambangan; b. pengelolaan dan
pemantauan lingkungan Pertambangan, termasuk kegiatan Reklamasi dan/atau
Pascatambang; c. upaya konservasi Mineral dan Batubara; dan d. pengelolaan sisa
tambang dari suatu kegiatan Usaha Pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas
sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media
lingkungan.
Syarat untuk mendapatkan Izin Usaha Pertambangan :
Menteri ESDM, untuk permohonan wilayah yang berada lintas wilayah provinsi atau wilayah laut lebih
dari 12 mil dari garis pantai
Gubernur, untuk permohonan wilayah yang berada lintas wilayah kabupaten/kota dalam 1 provinsi atau
wilayah laut 4 sampai dengan 12 mil
Bupati/Walikota, untuk permohonan wilayah yang berada di dalam 1 wilayah kabupaten/kota atau
wilayah laut sampai dengan 4 mil
Dalam hal wilayah laut antardua daerah provinsi kurang dari 24 (dua puluh empat) mil laut, kewenangan
gubernur di wilayah laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dibagi sama jarak atau diukur sesuai
dengan prinsip garis tengah dari wilayah antardua daerah provinsi tersebut
IUP mineral batuan diberikan oleh Menteri ESDM (selanjutnya disebut Menteri), Gubernur atau
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan permohonan yang diajukan oleh: badan usaha,
koperasi, dan perseorangan. IUP diberikan melalui 2 tahapan, yaitu:
Pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dan Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUP adalah izin untuk melaksanakan usaha
pertambangan komoditas timah yang diterbitkan oleh Gubernur.
IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf c diberikan oleh:
a. Menteri, apabila lokasi Penambangan, lokasi pengolahan dan/atau pemurnian, serta lokasi
pelabuhan khusus: 1. berada pada lintas daerah provinsi; atau 2. berbatasan langsung dengan
negara lain;
b. b. gubernur, apabila lokasi Penambangan, lokasi pengolahan dan/atau pemurnian, serta lokasi
pelabuhan khusus berada dalam 1 (satu) daerah provinsi.
Ada beberapa persyaratan IUP, baik IUP Eksplorasi maupun IUP Operasi Produksi, yaitu:
Persyaratan administratif
Persyaratan teknis
Persyaratan lingkungan
Persyaratan finansial
1. Persyaratan Administratif
Untuk IUP badan usaha, koperasi, firma dan CV mineral logam dan batubara, persyaratan
yang dibutuhkan adalah:
Surat permohonan
Susunan direksi dan daftar pemegang saham
Surat keterangan domisili
Untuk IUP badan usaha, koperasi, firma dan CV mineral bukan logam dan batuan,
persyaratan yang dibutuhkan adalah:
Surat permohonan
Profil badan usaha
Akta pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah
disahkan oleh pejabat yang berwenang
Nomor pokok wajib pajak
Susunan direksi dan daftar pemegang saham
Surat keterangan domisili
Untuk IUP mineral logam dan batubara perseorangan, syarat administrasinya adalah:
Surat permohonan
Surat keterangan domisili
Untuk IUP mineral bukan logam dan batubara perseorangan, syarat administrasinya adalah:
Surat permohonan
Kartu tanda penduduk
Nomor pokok wajib pajak
Surat keterangan domisili
2. Persyaratan Teknis
Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai
dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional
Laporan lengkap eksplorasi
Laporan studi kelayakan
Rencana reklamasi dan pascatambang
Rencana kerja dan anggaran biaya
Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi produksi
Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling
sedikit 3 tahun
3. Persyaratan Lingkungan
4. Persyaratan Finansial
Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang wilayah IUP
sesuai dengan nilai penawarannya
IUP Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf a diberikan oleh: a.
Menteri, apabila WIUP-nya:
Pasal 38 (1) Permohonan IUP Eksplorasi harus diajukan kepada Menteri atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya paling lama 5 (lima) hari kerja:
4. Apa yang kamu ketahui tentang kontrak? Bagian2 apa yang penting di dalam kontrak?
Dan bagaimana kamu membuat kontrak 2 bahasa?
RPUS
Penyelenggaraan dan pengambilan keputusan RUPS dilakukan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar (sepanjang tidak bertentangan dengan UUPT atau hukum lain yang berlaku;
lihat ps.4 UUPT). Penyelenggaraan dapat dilakukan oleh Direksi atau atas permintaan
pemegang saham minimal 10%, baik dengan pemanggilan (lihat ps.68 dan 69 (1) hingga (5)
UUPT), atau pemegang saham hadir semua (lihat ps.69 (5) UUPT). Pengambilan keputusan
pada prinsipnya dilaksanakan berdasarkan musyawarah mencapai mufakat (ps.74 (1) UUPT).
Sesuai dengan ps.74 (2) UUPT, bila tidak tercapai, maka berdasarkan suara biasa terbanyak
(cukup lebih banyak dari yang lain; tidak harus melebihi setengah). Kecuali berkaitan dengan
sesuatu yang sangat mendasar bagi keberadaan, kelangsungan atau sifat suatu perseroan,
UUPT atau anggaran dasar dapat menetapkan lebih, baik atas dasar terbanyak mutlak (harus
lebih dari 1/2) atau suara terbanyak khusus (seperti pasti harus mencapai 2/3, atau 3/4 dsb;
lihat pasal 75 UUPT).
Adapun kewenangan RUPS yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan komisaris, yaitu:
6. Membubarkan perseroan
Mengacu pada UU tentang Perseroan Terbatas, RUPS dikelompokkan menjadi dua jenis,
yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. RUPS Tahunan wajib dilaksanakan satu kali
dalam setahun sebelum akhir bulan Juni, sementara RUPS Luar Biasa dapat diadakan
kapanpun oleh direksi melalui permohonan tertulis.
Tujuan diadakannya RUPS adalah mengafirmasi laporan tahunan Perseroan Terbatas, isi dari
laporan tersebut meliputi:
1. Laporan keuangan yang terdiri atas laporan perubahan modal, neraca akhir tahun buku
baru dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku
yang bersangkutan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan dari data tersebut
4. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha
perseroan tersebut
5. Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilakukan oleh dewan komisaris selama
tahun buku yang baru lampau
7. Gaji serta tunjangan bagi anggota direksi dan dewan komisaris perseroan untuk tahun yang
baru lampau
1. Sehubungan dengan alasan permintaan dari pemegang saham, serta peserta acara rapat
lainnya yang dianggap perlu untuk dibahas bagi direksi, sesuai dengan panggilan RUPS.
2. Diskusi atau bahasan masalah yang dibahas pada RUPS yang dilaksanakan oleh dewan
komisaris adalah mengenai suatu masalah yang berhubungan pada alasan dimintanya RUPS.
enurut Yahya Harahap dalam bukunya Perseroan Terbatas (hal. 316), pada Pasal 78 ayat (1)
maupun ayat (4) UUPT menyebut RUPS Lainnya. Akan tetapi Penjelasan Pasal 78 ayat (1)
UUPT mengatakan bahwa yang dimaksud dengan “RUPS lainnya” dalam praktik sering dikenal
sebagai RUPS Luar Biasa.
Jadi dapat dilihat bahwa selain RUPS Tahunan, UUPT membolehkan diadakan RUPS Luar Biasa,
baik hal itu atas inisiatif Direksi maupun atas permintaan pemegang saham atau Dewan Komisaris.[3]
Jadi menjawab pertanyaan Anda, RUPS Luar Biasa itu dapat dilakukan setiap waktu tergantung
kebutuhan perseroan. UUPT tidak memberikan pembatasan agenda RUPS luar biasa secara eksplisit,
tetapi biasanya RUPS Luar Biasa dilaksanakan dalam hal Perseroan membutuhkan persetujuan dari
para pemegang saham untuk suatu hal tertentu atau akan mengubah susunan Direksi dan Komisaris,
mengubah nama, tempat kedudukan, jangka waktu berdirinya Perseroan, dan lain-lain.