Anda di halaman 1dari 30

HUKUM KETERNAGAKERJAAN &

HUBUNGAN INDUSTRIAL
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja
3. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 tentang PKWT,PHK dan WKWI

Dasar Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia


 Identifikasi Perselisihan Hubungan Industrial

 Identifikasi Perselisihan Hubungan Industrial

 Pasal 1 Ayat 1, Undang-Undang No 2 Tahun 2004 Tentang


Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial (“UU PPHI”)

Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang


mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha
dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya
perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan
hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu
perusahaan.
 Jenis Perselisihan Hubungan Industrial

Perselisihan Hak Perselisihan Kepentingan (pasal


(Pasal 1 ayat 2 UU PPHI) 1 ayat 3 UU PPHI)

Pemutusan Perselisihan Antar


Hubungan Kerja Undang-Undang Serikat Peekrja Dalam
(Pasal 1 ayat 4 UU No 2 Tahun 2004 Satu Perusahaan (Pasal
PPHI) 1 ayat 5 UU PPHI
 Point Penting Dalam Setiap Jenis Perselisihan
• Perselsihan mengenai hak yang tidak terpenuhi dalam :
• Perjanjian kerja
Perselisihan Hak • Peraturan Perusahaan & Perjanjian Kerja Bersama
• Peraturan Perundang-Undangan

• Perselisihan antara Pekerja dengan Perusahaan karena adanya suatu


tuntutan hak baru/perubahan
Perselisihan Kepentingan • Perselisihan antara Serikat Pekerja dengan perushaaan tuntutan hak
baru/perubahan

• Perselisihan karena terjadinya ketidaksesuaian proses Pemutusan Hubungan


Perselisihan PHK Kerja (“PHK”) yang dilakukan oleh perusahaan

Perselisihan Antar • Perselisihan antar serikat peekrja/serikat buruh adalah perselisihan antara
serikat pekerja/serikat buruh /serikat buruh lain hanya dalam satu
Serikat Pekerja perusahaan.
 Proses Penyelesaian Hubungan Industrial
 Proses Penyelesaian Hubungan Industrial

Perundingan Bipartit diselesaikan


Pemberitahuan tertulis dari paling lama (Max 30 hari)
pihak yang merasa dirugikan Psl 3 Ayat (2) UU No 2 Tahun 2004
PPHI

Perundingan Tripartit
Pengadilan Hubungan Industrial
(Konsiliasi/Mediasi/Arbitrase)
Psl. 4 Ayat (4) UU No 2 Tahun
2004 PPHI
 Perundingan Bipartit
 Perundingan Bipartit
Pihak yang merasa dirugikan berinisiatif melakukan komunikasi terkait permasalahannya secara
tertulis kepada pihak lainnya
(Permenakertrans Nomor : PER.31/MEN/XII/2008 Tentang Pedoman Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial Melalui Perundingan

Perselisihan hubungan industrial wajib diupayakan penyelesaiannya terlebih dahulu melalui


perundingan bipartit yang harus diselesaikan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
tanggal dimulainya perundingan (Ps. 3 Ayat (2) UUPPHI

Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud pada Ayat (2) salah satu
pihak menolak untuk berunding atau telah melakukan perundingan tetapi tidak mencapai
kesepakatan, maka perundingan bipartit dianggap gagal. Ps 3 Ayat (3) UUPHI

Setiap agenda perundingan harus dibuat risalah yang ditandatangani oleh para pihak (Pasal
6 Ayat (1) UU PPHI
 Perundingan Bipartit

• Kedua belah pihak dapat menyusun dan menyetujui tata terbit secara tertulis
dan jadwal perundingan yang disepakati dan tetap melakukan
kewajibannya masing-masing.
Jangka Waktu • Dalam hal salah satu pihak tidak bersedia melanjutkan perundingan dbuktikan

Perundingan Bipartit dengan adanya undangan dari salah satu pihak secara tertulis 2 kali
berturut- turut selama 14 hari.
• Setelah mencapai 30 (tiga puluh) hari kerja, perundingan bipartit tetap dapat
dilanjutkan sepanjang disepakati oleh para pihak

• Wajib ditandatangani oleh para pihak dan apabila salah satu pihak tidak
bersedia menandatangani, maka hal ketidaksediaan itu dicatat
dalaam risalah dimaksud.
Risalah Perundingan • Rancangan/draft
belah pihak atau
menandatanganinya.
risalah akhirsatu
salah dibuat oleh pengusaha
pihak dan ditandatangani
bilamana pihak lainnya tidakolehbersedia
kedua

Bipartit • Risalah akhir yang sekurang-kurangnya memuat : a. nama lengkap dan alamat para
pihak, b. tanggal dan tempat perundingan, c. pokok masalah atau objek yang
diperselisihkan , d. pendapat para pihak, e. Kesimpulan atau hasil perundingan , f.
tanggal serta tanda tangan para pihak yang melakukan perundingan.
 Langkah Mempersiapkan Perundingan Bipartit

Melakukan
Mempersiapkan
Melakukan review Mempersiapkan perhitungan atas
penawaran yang
terhadap Peraturan dokumen-dokumen hak-hak yang harus
sesuai dengan
Perusahaan, untuk perundingan dikeluarkan sesuai
peraturan
Perjanjian Kerja, dengan pekerja peraturan
perundang-
PKB yang berlaku atau serikat pekerja perundang-
udangan
undangan
 Langkah Mempersiapkan Perundingan Bipartit

Perhitungan Kompensasi yang


Persiapkan dokumen yang
Review Peraturan Perusahaan, harus dikeluarkan sesuai Penawaran yang sesuai dengan
diperlukan sebelum
Perjanjian Kerja atau PKB Peraturan Perundang- Peraturan Per-UU
perundingan
undangan
• Memperhatikan komponen • Peraturan Perusahaan, • Memperkirakan • Setelah melakukan
upah, tunjangan tetap, Perjanjian Kerja atau kemungkinan-kemungkinan perhitungan atas kompensasi,
tunjangan tidak tetap PKB yang Perhitungan kompensasi Langkah selanjutnya adalah
• Memperhatikan klausul- berlaku. atau perbuatan lain membuat penawaran yang
klasul terkait keadaan yang • Dokumen Amandemen atau yang harus dilakukan (cth menurut perusahaan
sedang dihadapi Addendum Perjanjian perekrutan Kembali pekerja adalah yang terbaik
• Memperhatikan procedural Kerja, PKB yang di PHK) sesuai ketentuan dan
penanganan perselisihan berdasarkan Per-UU, PP, per-UU yang berlaku.
hubungan industrial Perjanjian kerja & PKB yg • Apabila memungkinkan,
berlaku. tawarkan perhitungan yang
lebih banyak daro
standart ketentuan
yang berlaku;
• Membuat penawaran yang
mudah dibaca &
menjelaskan hak-
hak dalam peraturan dan
perhitungan yg dapat
disepakati secara detil.
 Tahap selesainya perundingan Bipartit

• Dituangkan dalam Perjanjian Bersama yang


Perundingan ditandatangani para pihak.
mencapai • Perjanjian Bersama wajib didaftarkan pada pengadilan
kesepakatan hubungan industrial di wilayah Perjanjian Bersama
dibuat. (Ps 7 No. 24 Tahun 2004 PPHI)

Perundingan • Salah satu atau kedua belah pihak mencatatkan


tidak perselisihannya ke Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan di Kota / Kabupaten
mencapai setempat.
kesepakatan • Penyelesaian hubungan industrial dilanjutkan ke Tahap
selanjutnya (Mediasi & Tripartit).
 Akibat Gagalnya Perundingan Bipartit

Mogok Kerja (Pekerja)


• Hak dasar pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh dilakukan secara sah, tertib dan damai
sebagai akibat gagalnya perundingan.
• Sebagaimana diatur dalam Pasal 137-145 Undang-Undang No 13 tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan dan Kepmen No 232 tahun 2003 Tentang Akibat Mogok Kerja yang Tidak
Sah (sebagai peraturan pelaksana sesuai Pasal 142 UU Ketenagakerjaan)

Penutupan Perusahaan Lock Out


(Pengusaha)
• Hak dasar pengusaha untuk menolak pekerja/buruh sebagaian atau seluruhnya untuk menjalankan pekerjaan
sebagai akibat gagalnya perundingan. (Ps 146 Ayat (1), UU Ketenagakerjaan.
 Akibat Gagalnya Perundingan Bipartit
 Mogok Kerja

Mogok kerja
Syarat Prosedur
Tidak Sah
• Akibat gagalnya • Pemberitahuan tertulis • Dapat dikualifikasikan sebagai
perundingan harus memuat : 1. mangkir oleh pengusaha
Jangka Waktu, Tempat, apabila telah dilakukan
Alasan/Sebab dan pemanggilan untuk Kembali
ditandatangani oleh bekerja sebanyak 2 (dua)
ketua dan Sekretaris kali berturut-turut
Serikat Pekerja. dalam tenggang waktu 7
(tujuh) hari dalam
• Sebelum dan selama
bentuk pemanggilan
mogok kerja berlangsung secara patut dan tertulis.
upaya penyeelesaian tetap • Pekerja atau buruh yang tidak
berjalan. memenuhi panggilan ini
dianggap mengundurkan diri
secara berkala.
 Penutupan/Lock-out
Syarat :
• Akibat gagalnya perundingan
• Memberitahukan secara tertulis minimal 7 (tujuh) hari sebelum kepada para pekerja dan
Disnakertrans setempat

Prosedur :
• Pemberitahuan tertulis harus memuat : 1 Jangka Waktu dan alasan/sebab
• Sebelum dan selama mogok kerja berlangsung upaya penyelesaian tetap berjalan.

Pengecualian :
• Pekerja atau serikat pekerja melanggar prosedur mogok kerja sebagaimana diatur dalam UU
Ketenagakerjaan.
• Pekerja atau serikat pekerja melanggara ketentuan normative yang ditentukan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja Bersama atau peraturan Per-UU yang berlaku.
 Hal-hal yang harus diperhatikan

 Pastikan seluruh syarat-syarat administrasi untuk mengadakan mogok kerja terpenuhi.


 Memberitahukan kegiatan mogok kerja kepada aparat setempat.
 Mencegah adanya kerugian terhadap masing-masing pihak.
 Melakukan pencatatan terhadap pekerja yang ikut atau tidak ikut mogok kerja.
 Waspada dengan kemungkinan adanya perbuatan pidana selama mogok
kegiatan
kerja/penutupan perusahaan.
 Perundingan Tripartit
 Perundingan Tripartit

Konsiliasi Mediasi Arbitrase


• Penyelesaian • Penyelesaian • Penyelesaian perselisihan oleh
perselisihan
melalui dilakukan melalui mediasi dilakukan oleh
perselisihan Arbiter yang terdaftar di
Mediator yang terdaftar di Kementrian Tenaga Kerja.
oleh konsiliator dari kantor
konsiliasi
kantor Disnakertrans.
Disnakertrans. • Terbatas hanya untuk
• Jangka waktu proses mediasi
• Jangka proses konsiliasi adalah perselisihan dalam suatu
adalah 40 hari kerja. perusahaan.
40 hari kerja
• Bila tidak tercapai kesepakatan • Jangka waktu arbitrase adalah
• Bila tidak tercapai kesepakatan
akan mengeluarkan produk
akan mengeluarkan produk 30 hari kerja dan dapat
berupa anjuran yang kemudian
berupa anjuran yang kemudian diperpanjang sampai dengan
dapat ditolak ataupun diterima.
dapat ditolak atau diterima. 14 hari kerja.
• Apabila perundingan gagal, • Apabila perundingan gagal, • Putusan memiliki
risalah konsiliasi akan menjadi risalah mediasi akan menjadi arbitrase kekuatan yang
syarat formil mengajukan
syarat formil mengajukan hukum mengikat.
gugatan.
gugatan.
 Langkah Mempersiapkan Perundingan
Tripartit

Mempersiapkan
penawaran yang
Menjelaskan dasar sesuai dengan
Pasal yang sesuai peraturan
dengan kondisi perundang-
Mempersiapkan
yang terjadi dan undangan
kronologi, serta
tanggapan atas perhitungan
Melakukan review
permintaan sesuai peraturan
terhadap jalannya
perundingan pencatatan
secara Bipartit perselisihan
 Langkah Mempersiapkan Perundingan Bipartit

• Memperhatikan arah permintaan pekerja


Review Proses Bipartit • Mempersiapkan dasar hukum yang lebih mendetil (contoh : putusan
MK terkait)

• Mempersiapkan kronologi yang jelas untuk diserahkan kepada


Kronologi, Serta Tanggapan
Mediator / Konsiliator
Atas Permintaan • Mempersiapkan tanggapan atas pemintaan pencatatan perselisihan
Pencatatan Perselisihan hubungan Industrial

• Menuangkan penawaran kepada pekerja dengan memperhatikan fakta-


Langkah Mempersiapkan fakta dan dasar hukum yang berlaku.
Perundingan Triparit • Memberikan sedikit tambahan kompensasi
 Pengadilan Hubungan Industrial

Menentukan jenis perselisihan Hubungan Industrial karena akan berpengaruh terhadap isi putusan. Sebagai contoh apabila pekerja mendalilkan adanya
perselisihan Hak, maka Majelis Hakim tidak akan memutus adanya PHK namun apabila pengusaha dapat mendalilkan adanya ketidakharmonisan dalam
hubungan kerja dan meminta untuk PHK maka Majelis Hakim dapat mempertimbangkan dalil tersebut dengan memutus sendiri

Gugatan perselisihan Hubungan Industrial diajukan kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
pekerja/buruh bekerja (Pasal 81 UUPPHI)

Gugatan oleh pekerja atas pemutusan hubungan kerja hanya dapat diajukan dalam tenggang waktu 1 (satu) tahun sejak diterimanya atau diberitahukannya
keputusan dari pihak pengusaha (termasuk dalam proses perundingan bipartit dan proses perundingan tripartit (Paal 82 UUPPHI & Pasal 171 UUTK 13/2003). Di
tahun 2003 sudah ada putusan MK bahwa Pasal tersebut bertentangan dengan konstitusi (UUD 1945) tidak adanya Perlidungan Hukum yang sama.

Pengajuan gugatan wajib dilampiri risalah penyelesaian melalui mediasi atau konsiliasi (Pasal 83 UUPPHI)
 Ruang Sidang Pengadilan

Majelis Hakim
2 Hakim Karir, 1 Hakim Ad Hoc

Panitera
Pengganti
T
e
r
g
u
g
a
t
Penggugat
 Agenda Persidangan Pengadilan Hubungan Industrial

Sidang I Sidang II Sidang III Sidang IV Sidang V Sidang VI Sidang VII


• Pemeriksaan • Jawaban/ • Replik / • Duplik / • Pembuktian : Alat • Kesimpulan • Putusan
Legalitas Para Pihak Tanggapan Tergugat Tanggapan Tanggapan Tergugat bukti surat & saksi- para pihak atas
(surat kuasa, Sk, terhadap gugatan Penggugat atas atas Replik dari saksi, Ahli (jika ada) resume
Surat Tugas, Id Card, penggugat. Jawaban dari Penggugat persidangan
tanda advokat dll) tergugat
• Pembacaan
gugatan.
 Putusan Mahkamah Agung

 Kompetensi Relatif-Putusan Mahkamah Agung No 466 K/Pdt.Sus-PHI/2014


September
tertanggal 2014. 9
Berdasarkan putusan ini, Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutus tidak memiliki wewenang untuk
mengadili dikarenakan Penggugat/Pekerja berdasarkan Perjnajian Kerjanya berada di Bontang Kalimantan Timur dan
pendaftaran gugatan ke Pengadilian Negeri Jakarta Pusat sebagai kantor Pusat Pengusaha tidaklah dapat diterima dan
pertimbangan majelis hakim di Tingkat Pertama juha diperkuat oleh Mahkamah Agung.

 Risalah Mediasi/Konsiliasi–Putusan Mahkamah Agung 1100 K/Pdt.Sus-PHI/2016 tertanggal 10


Februari 2017.
Berdasarkan putusan ini, Mahkamah Agung memberikan Putusan yang mengkoreksi putusan pada tingkat
sebelumnya dengan menyatakan bahwa sayarat pendaftaran gugatan cukup dengan hanya melampirkan risalah mediasi atau
konsiliasi
 Hal-hal yang harus diperhatikan

 Pastikan seluruh syarat-syarat adminitrasi terpenuhi untuk mengajukan gugatan.


 Mempersiapkan seluruh bukti tertulis yang terkait dengan proses perselisihan.
 Mempersiapkan saksi-saksi yang melihat dan mengetahui duduk perkara.
 Kunci Meghadapi Perselisihan Hubungan Industrial
 Apabila terdapat potensi perselisihan hubungan Industrial, agar segera melaporkan ke bagian Sumber daya manusia/
Human Resource.
 Melakukan Tindakan-Tindakan sesuai prosedur yang berlaku.
 Melakukan pencatatan atau perekaman seluruh Tindakan yang telah dilakukan terkait perselisihan hubungan industrial.
 Menyimpan seluruh catatan dan data dengan baik
 Apabila memungkinkan, seluruh dokumen menggunakan Bahasa Indonesia (Apabila dokumen dibuat dalam Bahasa
asing
harus Bahasa Indonesia disebelahnya atau dibuat dalam satu dokumen tersebut – Bilingual).
TERIMA KASIH ATAS WAKTU & PERHATIANNYA
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai