Anda di halaman 1dari 5

Jakarta, 27 September 2022

Kepada Yth
Pengadilan Negeri Jakarta Barat
Jl. Letjen S. Parman No.71, RT.10/RW.3,
Kel. Slipi, Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11410

Perihal: Gugatan Cerai

Dengan hormat,
Perkenankanlah kami, MUSTAPA KAMAL, SH, MH, M.Kn., THORIQ HAECKAL
KHUMAIDI, S.H., HABIB HASAN, S.H., M.H., dan TORANG SIHOTANG, S.H., Para
Advokat dan Konsultan Hukum pada kantor hukum pada Kantor MK & PARTNERS LAW
FIRM, yang berkantor di Jalan KH Zainul Arifin 2, Komplek Ketapang Indah B2/3, Jakarta
Barat 2, dalam hal ini berindak berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 14 September 2022,
oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama:
CHRISTOPHORUS CALVIN HALIM NIK: 3173011104900003, Agama Katholik, Umur 32
tahun, Pekerjaan swasta, beralamat di Taman Semanan Indah Blok B1 No.11, RT 002, RW
012, Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta.
Selanjutnya disebut sebagai-------------------------------------------------------------------PENGGUGAT;
Dengan ini hendak mengajukan Gugatan Cerai terhadap:
CHINTYA SETIAWAN, NIK: 3172056106920006, Agama Katholik, Umur 30 tahun, Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga, beralamat di Taman Semanan Insdah Blok B1 No 11, RT 002, RW 012,
Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta.
Selanjutnya disebut sebagai ---------------------------------------------------------------------TERGUGAT;
Adapun alasan-alasan dan dasar hukum PENGGUGAT dalam mengajukan Gugatan Cerai dan
Hak Asuh A quo adalah sebagai berikut:
1. Bahwa antara PENGGUGAT dan TERGUGAT telah melangsungkan perkawinan secara
agama Katholik di Gereja St. Andreas Kim Tae Gon di Jakarta, Buku Perkawinan: IV,
Halaman: 003, Nomor: 626 tanggal 01 Oktober 2017 dan telah dicatatkan dihadapan
Pegawai Pencatatan Sipil berdasarkan Kutipan Akta Pekawinan Pencatatan Sipil DKI
Jakarta Nomor: 3172-KW-06102017-0016 tanggal 19 Oktober 2017, yang diterbitkan
oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kotamadya Jakarta Utara;

1
2. Bahwa setelah melangsungkan perkawinan PENGGUGAT dan TERGUGAT tinggal
bersama di rumah yang beralamat di Taman Semanan Indah Blok B1 No 11, RT 002, Rw
012, Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta;

3. Bahwa dari perkawinan antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT hingga saat ini belum
karuniai anak.

4. Bahwa dari awal mula perkawinan, kehidupan rumah tangga PENGGUGAT dan
TERGUGAT sudah diterpa permasalahan dimana sering terjadinya pertengkaran dan
percekcokan secara terus menerus yang disebabkan oleh perbedaan cara pandang
dalam berumah tangga, sehingga menimbulkan perselisihan yang sulit didamaikan yang
berujung pada terucapnya kata-kata “akan pergi dari rumah” dan/atau “minta pisah”
dari TERGUGAT, namun atas hal tersebut PENGGUGAT tetap mempertahankan rumah
tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT.

5. Bahwa sejak saat itu, kehidupan rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT selalu
diwarnai dengan pertengkaran dan percekcokan namun PENGGUGAT tetap mencoba
bersabar sambil berharap keadaan rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT dapat
membaik dan normal seperti keadaan semula;

6. Bahwa puncaknya pada tahun 2019, yang mana antara Penggugat dan Tergugat terjadi
percecokan yang sangat dahsyat sehingga akibat percecokan tersebut Tergugat
memaksa agar Penggugat berpisah dengan Tergugat.

7. Bahwa oleh karena Tergugat selaku memaksa Penggugat sehingga Penggugat terpaksa
keluar dari Rumah untuk tinggal bersama orang tua Pengguat, bahkah Penggugat
mencoba untuk mendekati memasuki rumah yang dihuni oleh Tergugat, sikap dan
kelakuan Tergugat tidak ada perubahan terhadap diri Penggugat; hal ini yang
membuat pikiran serta perasaan Penggugat sudah tidak lagi dianggap sebagai suami.

8. Bahwa sejak Tahun 2019 Hingga saat ini Penggugat tidak lagi serumah dengan Tergugat,
agar tidak lagi mengalami trauma ditambah lagi ucapan TERGUGAT yang lagi-lagi
meminta untuk berpisah dari PENGGUGAT, dimana hal itu membuat PENGGUGAT
merasa hubungan perkawinan yang selama ini dibina dengan TERGUGAT benar- benar
telah berada di ujung tanduk sehingga tidak bisa untuk dirukunkan kembali seperti
keadaan semula;

9. Bahwa perlu Yang Mulia Majelis Hakim ketahui, PENGGUGAT telah mencoba segala cara
dan upaya untuk mempertahankan dan menyelamatkan bahtera rumah tangga

2
PENGGUGAT dan TERGUGAT agar tetap utuh, harmonis dan rukun kembali, termasuk
dengan melibatkan dan mengikutsertakan keluarga besar PENGGUGAT dan TERGUGAT
agar ditemukan jalan keluar dan solusi, namun tetap menemui kegagalan dan
kebuntuan;

10. Bahwa PENGGUGAT menyadari PENGGUGAT telah mengalami pecahnya hati (broken
heart) disebabkan oleh terjadinya pertengkaran dan percekcokan secara terus menerus
yang menimbulkan perselisihan, yang berujung pada keretakan bahkan perpecahan
dalam rumah tangga (broken merriage) antara PENGGUGAT dan TERGUGAT;

11. Bahwa selanjutnya, PENGGUGAT merasa tidak lagi memperoleh kebahagiaan dan
kerukunan dalam mengarungi bahtera rumah tangga bersama TERGUGAT, dimana
kebahagian adalah tujuan pokok dari perkawinan, sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawainan Pasal 1,
yang PENGGUGAT kutip sebagai berikut:
“Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
12. Bahwa terjadinya pertengkaran dan percekcokan secara terus menerus yang
menimbulkan perselisihan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT telah mengakibatkan
rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT menjadi tidak harmonis, tidak bahagia dan
tidak rukun, sehingga berujung pada retaknya perkawinan dan pecahnya rumah tangga
(broken marriage), yang sudah tidak dapat didamaikan dan dipertahankan lagi
(onheelbaretweespalt) merupakan alasan-alasan yang dapat digunakan dalam
mengajukan gugatan perceraian sebagaimana ketentuan Pasal 19 huruf f Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan yang PENGGUGAT kutip sebagai berikut:
“Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:
f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan
tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.”
13. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 534
K/Pdt/1996, sebagaimana yang PENGGUGAT kutip sebagai berikut:
“Bahwa dalam hal perceraian tidak perlu dilihat dari siapa penyebab percekcokan
atau karena salah satu pihak telah meninggalkan pihak yang lain, tetapi yang
perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri, apakah perkawinan itu masih dapat
dipertahankan atau tidak, karena jika hati ke dua pihak sudah pecah maka

3
perkawinan itu sendiri sudah pecah maka tidak mungkin dapat dipersatukan lagi,
meskipun salah satu pihak menginginkan perkawinan supaya tetap utuh, apabila
perkawinan itu dipertahankan maka pihak yang menginginkan perkawinan itu
pecah, tetap akan berbuat yang tidak baik agar perkawinan itu tetap pecah”.
Berdasarkan alasan-alasan dan dasar hukum yang telah PENGGUGAT uraikan di atas, maka
PENGGUGAT memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat
yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara A quo untuk berkenan menerima dan
mengabulkan Gugatan A quo serta menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut:
1. Menerima Gugatan PENGGUGAT.
2. Mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya.
3. Menyatakan perkawinan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT yang dilangsungkan
secara agama:
 Katolik di Gereja St. Andreas Kim Tae Gon di Jakarta Buku Perkawinan: IV, Halaman:
003, Nomor: 626 tanggal 01 Oktober 2017 dan telah dicatatkan dihadapan Pegawai
Pencatatan Sipil berdasarkan Kutipan Akta Pekawinan Pencatatan Sipil DKI Jakarta
Nomor: 3172-KW-06102017-0016 tanggal 19 Oktober 2017, yang diterbitkan oleh
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kotamadya Jakarta Utara, PUTUS karena
perceraian dengan segala akibat hukumnya.
4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk mengirimkan Salinan
Putusan perkara A quo kepada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kotamadya Jakarta Selatan untuk dicatatkan dan selanjutnya diterbitkan Akta
Perceraian oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kotamadya Jakarta
Barat;
5. Membebankan biaya perkara kepada TERGUGAT;
Atau
Apabila Yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex
aequo et bono).
Hormat kami,
Kuasa Hukum Penggugat
MK & Partners Law Firm

MUSTAPA KAMAL, S.H., M.H., M.Kn. THORIQ HAECKAL KHUMAIDI, S.H.

4
HABIB HASAN, S.H. M.H. TORANG SIHOTANG, S.H.,

Anda mungkin juga menyukai