Anda di halaman 1dari 139

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PENGARUH EDUKASI AUDIOVISUAL TENTANG MENSTRUASI


TERHADAP KECEMASAN REMAJA DALAM MENGHADAPI
MENARCE di SD N 2 BENER KECAMATAN WONOSARI
KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI

FAUZIAH RAHMAWATI
R0419011

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2023
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGARUH EDUKASI AUDIOVISUAL TENTANG MENSTRUASI


TERHADAP KECEMASAN REMAJA DALAM MENGHADAPI
MENARCE di SD N 2 BENER KECAMATAN WONOSARI
KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Menyusun Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Terapan Kebidanan Program Studi Kebidanan Program Sarjana
Terapan Universitas Sebelas Maret Surakarta

FAUZIAH RAHMAWATI
R0419011

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2023

ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGARUH EDUKASI AUDIOVISUAL TENTANG MENSTRUASI
TERHADAP KECEMASAN REMAJA DALAM MENGHADAPI
MENARCE di SD N 2 BENER KECAMATAN WONOSARI
KABUPATEN KLATEN

Telah disetujui pada tanggal :


………………………………

FAUZIAH RAHMAWATI
R0419011

Oleh :
Penguji

Ketua Penguji: Nurul Jannatul Wahidah, SST ., M.Kes. ..……………….


NIK. 1994052520210701

Sekretaris :Niken Bayu Agraheni, SST ., M.Keb. ………………...


NIK. 199001052019032015

Anggota : dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes. ………………...


NIP. 198601082019032008

Anggota : Noviyati Rahardjo Putri, SST ., M. Kes ………………...


NIP. 1989112320210701

Mengetahui
Kepala Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret

Angesti Nugraheni, SST., M.Kes.


NIP. 1988081420130201

iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGARUH EDUKASI AUDIOVISUAL TENTANG MENSTRUASI


TERHADAP KECEMASAN REMAJA DALAM MENGHADAPI
MENARCE di SD N 2 BENER KECAMATAN WONOSARI
KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI

FAUZIAH RAHMAWATI
R0419011

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Proposal


Penelitian Pada Program Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret

Oleh:

Pembimbing I : dr. Hafi Nurinasari, Pembimbing II : Noviyati Rahardjo


Sp. OG., M.Kes Putri,S.ST.,M. Kes
Tanggal : Tanggal :
Tanda Tangan : Tanda Tangan :

iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat YME yang telah memberikan keberkahan dan
karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh
Edukasi Audiovisual Tentang Menstruasi Terhadap Kecemasan Remaja Dalam
Menghadapi Menarche di SD Negeri 2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten
Klaten”. Skripsi ini diajukan untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Kebidanan di
Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari keberhasilan dalam penyusunan skripsi
ini tidak luput dari bantuan semua pihak, maka dalam kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH.,M.Hum selaku Rektor Universitas Sebelas Maret.

2. Prof. Dr. Reviono, dr.,Sp. P(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret.

3. Ibu Angesti Nugraheni, SST., M.Kes selaku Kepala Program Studi Kebidanan

Sarjana Terapan.

4. dr. Hafi Nurinasari, Sp.OG., M.Kes selaku dosen pembimbing utama dalam

penyusunan skripsi yang senantiasa membimbing dengan penuh kesabaran dan

memberikan banyak nasehat, saran, kritik selama penyusunan proposal

penelitian sehingga peneliti dapat menyelesaikan dengan baik.

5. Ibu Noviyati Rahardjo Putri, SST., M.Kes selaku pembimbing kedua yang telah

banyak memberikan bimbingan, masukan, dukungan, dan arahan dalam

penyusunan skripsi.

6. Ibu Nurul Jannatul Wahidah, SST., M.Kes. selaku penguji I yang telah

memberikan masukan dalam penyusunan skripsi.

v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Ibu Niken Bayu Agraheni, SST., M.Keb selaku penguji II yang telah

memberikan masukan dalam penyusunan skripsi.

8. Dosen pengajar dan staf Program Studi Kebidanan Sarjana Terapan Universitas

Sebelas Maret.

9. Ayah dan Ibu tercinta, baktiku atas segenap cinta, bimbingan, doa serta

dukungan tanpa henti untuk ananda.

10. Adikku tersayang, terima kasih untuk setiap semangat yang diberikan..

11. Teman-teman Program Studi Kebidanan Sarjana Terapan angkatan 2019,

Terimakasih atas semua perjuangan yang telah dilalui bersama, semangat

meraih cita-cita masing-masing.

12. Serta semua pihak yang membantu dalam penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat

keterbatasan ilmu dan pengalaman. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan guna penyempurnaan skripsi selanjutnya.

Surakarta, 13 Februari 2023

Fauziah Rahmawati

R0419011

vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGARUH EDUKASI AUDIOVISUAL TENTANG MENSTRUASI


TERHADAP KECEMASAN REMAJA DALAM MENGHADAPI MENARCE
di SD N 2 BENER KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN

Fauziah Rahmawati1), Hafi Nurinasari2)* , Noviyati Rahardjo Putri3) , Nurul Jannatul Wahidah4) , Niken
Bayu Arhageni5)

12345₎
Midwifery Department, Faculty of Medicine, Ir. Sutami St. 36 A, Kentingan Surakarta 57126 telp.
(0271) 662622, Indonesia
2)
Program Study of Obstetrics Gynecology, Faculty of Medicine , Sebelas Maret University

* Corresponding author
E-mail: hafinurina@staff.uns.ac.id

ABSTRAK

Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan remaja adalah persepsi


remaja dalam menyikapi pubertas dimana remaja putri lebih cenderung memberikan
respon negatif terhadap proses pubertas yang dialaminya. Saat ini banyak bidan yanag
sudah memberikan edukasi tentang pubertas, namun sayangnya sedikit bidan yang
memberikan edukasi tentang pubertas dengan menggunakan media audiovisual terkait
bagaimana cara menghadapi menarche. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
efektivitas media audiovisual tentang menstruasi terhadap kecemasan remaja dalam
menghadapi menarche di SD N 2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten.
Penelitian ini merupakan ekperimen kuasi dengan rancangan pretest and posttest
control group design dan Populasi dalam penelitian ini 40 siswa premenarche dengan
usia 9-12 tahun dengan pembagian sampel 20 siswa sebagai kelompok kontrol dan 20
siswa sebagai kelompok eksperimen. Pengumpulan data didapatkan dengan pengisisan
kuesioner tingkat kecemasan HARS dan analisis yang digunakan adalah Uji Wilcoxon
serta Mann Whitney. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
edukasi audiovisual terhadap kecemasan remaja dalam menghadapi menarche di SD N
2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten dengan pvalue 0,004 < 0,05.

Keywords: pendidikan kesehatan, kecemasan, menarche, menstruasi, remaja

vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

THE EFFECT OF AUDIO VISUAL EDUCATION ABOUT MENSTRUATION


ON ADOLESCENT ANXIETY IN DEALING WITH MENARCE AT SD N 2
BENER, WONOSARI DISTRICT, KLATEN REGENCY

Fauziah Rahmawati1*, Hafi Nurinasari2* , Noviyati Rahardjo Putri3 , Nurul Jannatul Wahidah4 , Niken
Bayu Arhageni5
1
Midwifery Department, Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
Jln. Ir. Sutami St. 36 A, Kentingan Surakarta 57126 telp. (0271) 662622, Indonesia

*Corresponding author

Email: hafinurina@staff.uns.ac.id

ABSTRACT

One of the factors that influence adolescent anxiety is the perception of


adolescents in responding to puberty where young women tend to give negative
responses to the pubertal process they experience. Currently there are many midwives
who have provided education about puberty, but unfortunately only a few midwives
provide education about puberty using audiovisual media related to how to deal with
menarche. The purpose of this study was to determine the effectiveness of audiovisual
media about menstruation on adolescent anxiety in facing menarche at SD N 2 Bener,
Wonosari District, Klaten Regency. This study was a quasi-experimental with a pretest
and posttest control group design and the population in this study was 40 premenarche
students aged 9-12 years with a sample distribution of 20 students as the control group
and 20 students as the experimental group. Data collection was obtained by filling out
the HARS anxiety level questionnaire and the analysis used was the Wilcoxon and
Mann Whitney Tests. The results of this study indicate that there is an effect of
audiovisual education on adolescent anxiety in facing menarche at SD N 2 Bener,
Wonosari District, Klaten Regency with a pvalue of 0.004 <0.05.

Keywords: health education; menarche; worry; teenager; menstruation

viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

PENGARUH EDUKASI AUDIOVISUAL TENTANG MENSTRUASI TERHADAP


KECEMASAN REMAJA DALAM MENGHADAPI MENARCE di SD N 2 BENER
KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN ...................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ iii
PENGARUH EDUKASI AUDIOVISUAL TENTANG MENSTRUASI TERHADAP
KECEMASAN REMAJA DALAM MENGHADAPI MENARCE di SD N 2 BENER
KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN .................................................. iv
KATA PENGANTAR .........................................................................................................v
ABSTRAK ......................................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH, DAN ARTI LAMBANG ........................................ xv
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................................... 7
F. Keaslian Penelitian ................................................................................................. 8
BAB II .............................................................................................................................. 10
A. Tinjauan Teori ...................................................................................................... 10
1. Kecemasan ......................................................................................................... 10
2. Menstruasi .......................................................................................................... 18
3. Menarche ........................................................................................................... 27
4. Konsep Edukasi .................................................................................................. 33
5. Media Audiovisual.............................................................................................. 42
B. Kerangka Teori..................................................................................................... 46

ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

A. Kerangka Konsep ................................................................................................. 47


B. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 48
BAB III ............................................................................................................................. 49
A. Desain Penelitian .................................................................................................. 49
B. Populasi dan Sampel............................................................................................. 50
1. Populasi .............................................................................................................. 50
2. Sampel................................................................................................................ 50
C. Variabel Penelitian ............................................................................................... 52
1. Variabel Terikat .................................................................................................. 52
2. Variabel Bebas.................................................................................................... 52
3. Variabel Perancu................................................................................................. 52
D. Definisi Operasional ............................................................................................. 53
E. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 54
1. Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 54
2. Uji Validitas dan Uji Reabilitas ........................................................................... 55
3. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................... 56
F. Pengolahan dan Analisis Data .............................................................................. 61
1. Pengolahan Data ................................................................................................. 61
2. Analisis Data ...................................................................................................... 62
G. Kerangka Operasional ...................................................................................... 65
H. Etika Penelitian ................................................................................................. 66
1. Lembar persetujuan (informed consent)............................................................... 66
2. Tanpa nama (anonymity) ..................................................................................... 66
3. Kerahasiaan (confidentiality)............................................................................... 67
4. Kelayakan etik (Ethical cleareance) .................................................................... 67
4. Keadilan (Justice) ............................................................................................... 67
BAB IV ............................................................................................................................. 69
A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 69
1. Karakteristik Responden ..................................................................................... 69
2. Kecemasan remaja dalam menghadapi menarche pada kelompok kontrol sebelum
dan sesudah diberikan asuhan standar berupa leaflet tentang menstruasi...................... 71

x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Kecemasan remaja dalam menghadapi menarche pada kelompok eksperimen


sebelum dan sesudah diberikan edukasi audiovisual tentang menstruasi ...................... 73
4. Pengaruh pemberian edukasi audiovisual tentang menstruasi terhadap kecemasan
remaja dalam menghadapi menarche .......................................................................... 75
B. Pembahasan .......................................................................................................... 76
1. Karakteristik responden berdasarkan usia ............................................................ 76
2. Kecemasan remaja dalam menghadapi menarche pada kelompok kontrol sebelum
dan sesudah diberikan asuhan standar berupa leaflet tentang menstruasi...................... 78
3. Kecemasan remaja dalam menghadapi menarche pada kelompok eksperimen
sebelum dan sesudah diberikan edukasi audiovisual tentang menstruasi ...................... 81
4. Menganalisis pengaruh pemberian edukasi audiovisual tentang menstruasi terhadap
kecemasan remaja dalam menghadapi menarche......................................................... 84
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 87
BAB V............................................................................................................................... 87
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 88
B. Saran ..................................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 91
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 97

xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian…………………………………………………….…..8

Tabel 3.1 Pretestt-Posttest Control Group Design………………………………......46


Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian…………………………………49

Tabel 3.3 Kriteria Kuesioner Kecemasan……………………………………...….…50


Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Kecemasan…………………………………...……....51

Tabel 3.5 Tabel Hasil Uji Reabilitas Kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxiety …52
Tabel 3.6 Coding Table………………………………………………………………56

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur………………………68


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas……………………...69

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Menstruasi………69


Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest Kecemasan Dalam Menghadapi
Menarche Pada Kelompok Kontrol…………………………………………………..70

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kelompok Kontrol…………………………………71


Tabel 4.6 Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Kontrol………….………………………...71
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pretest dan Posttest Kecemasan Dalam Menghadapi
Menarche Pada Kelompok Intervensi…………………………………………….….72
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Kelompok Intervensi……………………………….73

Tabel 4.9 Hasil Uji Wilcoxon Kelompok Intervensi………………………….…….73


Tabel 4.10 Hasil Uji Mann Whitney………………………..……………………..…74

xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Visual Analogie Scale………………………………………………….17


Gambar 2.2 Visual Numeric Rating Scale of Anxiety…………………………...….18
Gambar 2.3 Fase-fase Menstruasi…………………………………………………..21
Gambar 2.4 Kerangka Teori………………………………………………………..42
Gambar 2.5 Kerangka konsep………………………………………………………43
Gambar 3.1 Kerangka operasional penelitian………………………………………60

xiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Time Schedule……………………………………………………… ..98


Lampiran 2. Surat Studi Pendahuluan Fakultas Kedokteran UNS…………………99
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan SD N 2 Bener………………….....100
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian……………………………………………….....101
Lampiran 5. Surat Balasan Penelitian…………………………………………......102
Lampiran 6. Ethical Cleareance……………………………………………….......103
Lampiran 7. Inform Consent…………………………………………………….....104
Lampiran 8. Lembar PSP………..…………………………………………………105
Lampiran 9. Kuesioner Kecemasan………………………………………………...107
Lampiran 10. Tabulasi Data Pretest kelompok Kontrol…………………………...110
Lampiran 11. Tabulasi Data Posttest Kelompok Kontrol………………………….111
Lampiran 12. Tabulasi Data Pretest Kelompok Intervensi………………………...112
Lampiran 13. Tabulasi Data Posttest Kelompok Intervensi………………………..113
Lampiran 14. Lembar coding data………………………………………………….114
Lampiran 15. Analisis Univariat…………………………………………………....115
Lampiran 16. Analisis Bivariat…………………………………………………......117
Lampiran 17. Uji Normalitas……………………………………………………….118
Lampiran 18. Leaflet tentang menstruasi………………………………………......121
Lampiran 19. Foto kegiatan pretest-intervensi –posttest……………………….......122

xiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH, DAN ARTI LAMBANG

Daftar Singkatan
APA : American Psychological Association
BPS : Badan Pusat Statistik
FSH : Follicle-stimulating hormone
GNRH : Gonadotropin-Releasing Hormone
HRS-A : Hamilton Rating Scale for Anxiety
LH : Luteinizing Hormone
PMDD : Pre Menstruasi Dysphoric Disorder
PMS : Pre Menstrual Syndrome
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
SDIT : Sekolah Dasar Islam Terpadu
STAI : Spileberg State Trait Anxiety Inventory
S-O-R : Stimulus-Organisme-Respons
VAS-A : Visual Analoge Scale for Anxiety
VNRS-A : Visual Numeric Rating Scale of Anxiety
WHO : Word Health Organization
Daftar Istilah
Menarche : Proses terjadinya menstruasi pertama kali pada perempuan
Sistemic : Penyakit atau gejala yang mempengaruhi tubuh secara umum
Role play : Penyuluhan dengan permainan peran
Stimulus : Dorongan atau rangsangan
Arti Lambang
< : Kurang dari
> : Lebih dari
% : Persentase
= : Sama dengan

xv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

β : Beta
ρ : p-value

xvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun yang mana

biasanya terjadi peralihan antara masa anak anak dan masa dewasa yang

ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis serta fisiologis

(WHO, 2017). Seiring dengan terjadinya perkembangan biologis, maka pada

usia tertentu seseorang pasti akan mengalami tahap kematangan organ-organ

seksual, pada remaja putri ditandai dengan terjadinya haid pertama kali atau

disebut menarche. Penelitian yang telah dilakukan oleh Beautyana et al (2019)

menyatakan bahwa kejadian gejala gangguan mental emosional lebih

cenderung banyak dialami oleh remaja putri dengan persentase 61% daripada

remaja laki-laki. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian tersebut adalah

persepsi remaja dalam menyikapi masa pubertas dimana remaja putri lebih

cenderung memberikan respon negatif terhadap proses pubertas yang mereka

alami.

Usia menarche pada remaja putri di negara berkembang terjadi antara

usia 12-13 tahun. Di Indonesia secara keseluruhan rata rata usia menarche yaitu

13-14 tahun dengan kejadian menarche dini dari usia 9 tahun atau kurang

sebanyak 37,5% (Riskesdas, 2018). Prevalensi early menarche pada remaja di

dunia yaitu 14,6% (WHO, 2021). Berdasarkan studi epidemiologi yang

dilakukan di Korea, 42% remaja putri mengalami menarche di usia < 12 tahun

1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

(Yu et al., 2019). Sedangkan penelitian di Arab Saudi, dilaporkan bahwa 32,1%

remaja putri mengalami menarche dini dengan usia ≤12 tahun (Jamilah et al.,

2018).

Menurut WHO tahun 2021 sekitar 14% dari 12 milyar remaja di dunia

yang berumur 10-19 mengalami kecemasan menjelang masa pubertas.

Prevalensi kecemasan remaja terhadap pubertas di Indonesia yaitu tercatat

sekitar 49.1% (BPS, 2018). Menurut Cherenack dan Sikkema (2021), di

Tanzania, 2,9 % penyebab gangguan depresi dan kecemasan pada remaja putri

disebabkan karena adanya persepsi negatif terhadap menstruasi yang mengarah

pada perasaan takut, cemas dan khawatir selama menstruasi berlangsung,

kebanyakan dari mereka juga menganggap bahwa menstruasi merupakan

kejadian traumatik di hidupnya. Di Mexico sekitar 65,6% remaja memberikan

respon negatif terhadap menstruasi (Montoya et al., 2020).

Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018, tercatat prevalensi

kecemasan yang termasuk gangguan mental emosional pada remaja di Jawa

Tengah sebanyak 7,71 %, presentase tersebut mengalami peningkatan sekitar

3,01% dari tahun 2013 yang berjumlah 4,7%. Di Kabupaten Klaten prevalensi

kecemasan yang termasuk gangguan mental emosional mencapai 8,53% yang

artinya persentase kecemasan di Kabupaten Klaten lebih tinggi dibandingkan

kecemasan di Jawa Tengah. Kecemasan remaja putri dalam menghadapi

menarche menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka kejadian

gangguan mental emosional di Kabupaten Klaten. Di Kecamatan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

Karangnongko persentase kecemasan remaja dalam menghadapi menarche

sebesar 86% (Lestari, 2018). Gangguan mental emosional ini apabila dibiarkan

akan mempengaruhi kondisi psikologis yang berdampak pada produktivitas

remaja. Dampak negatif dari gangguan mental diantaranya penurunan prestasi

akademis karena sulitnya berkonsentrasi, penarikan diri dari lingkungan

sehingga interaksi menjadi terbatas, kualitas hidup menurun, penyesuaian diri

terganggu hingga timbulnya pemikiran negatif untuk bunuh diri (Mandasari et

al., 2020). Menurut Yazia & Hamdayani (2021) apabila kecemasan yang

dirasakan berlebihan dan dibiarkan terjadi terus menerus kondisi ini dapat

berlanjut ke arah yang lebih negatif dan patologis.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mandasari et al., 2020 di SMA

X Jakarta dari 247 responden menunjukkan bahwa 13,47% dari responden

mengalami gangguan mental emosional yang berdasarkan analisis data

didapatkan nilai 𝜌value 0,000 (𝜌value<0,05) yang artinya terdapat hubungan

antara gangguan mental emosional dengan ide bunuh diri.

Untuk mengatasi permasalahan gangguan mental emosional tersebut

maka diperlukan adanya edukasi mengenai menstruasi pada remaja putri

dengan mempertimbangkan ketepatan informasi yang diberikan. Berdasarkan

Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2019 pasal 51, dalam menjalankan tugas

kesehatan reproduksi remaja bidan memiliki wewenang melakukan

komunikasi, informasi, edukasi, dan konseling. Salah satu upaya yang dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

dilakukan bidan untuk meningkatkan pemahaman menarche kepada remaja

yaitu dengan pemberian informasi melalui media audiovisual. Pemberian

edukasi dengan audiovisual dapat meningkatkan pemahaman yang lebih efektif

karena 75% pengetahuan lebih cepat sampai ke otak melalui mata dan

selebihnya melalui pendengaran dan indera lain sehingga penggunaan

audiovisual dapat dijadikan solusi sebagai media edukasi (Hartino et al., 2021).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri 2 Bener

Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten hasil wawancara langsung kepada

salah seorang guru, didapatkan hasil bahwa tidak ada pelajaran khusus tentang

menstruasi karena guru merasa sungkan ketika membahas pelajaran tentang

menstruasi secara detail, serta wawancara singkat kepada siswa didapatkan

bahwa 4 dari 5 siswa mengatakan tidak tahu tentang menstruasi pertama dan

merasa belum siap serta takut menghadapi proses mentruasi tersebut.

Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan diatas, peneliti

tertarik melakukan penelitian karena ingin mengetahui pengaruh pemberian

edukasi audiovisual tentang menstruasi terhadap kecemasan remaja dalam

menghadapi menarche di SD Negeri 2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten

Klaten

.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Adakah pengaruh edukasi audiovisual tentang menstruasi terhadap

kecemasan remaja dalam menghadapi menarche di SD N 2 Bener Kecamatan

Wonosari Kabupaten Klaten? ”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi audiovisual

tentang menstruasi terhadap kecemasan remaja dalam menghadapi

menarche di SD N 2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten.

2. Tujuan khusus

a) Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia

b) Menganalisis tingkat kecemasan remaja dalam menghadapi menarche

pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberikan asuhan standar

berupa leaflet tentang menstruasi

c) Menganalisis tingkat kecemasan remaja dalam menghadapi menarche

pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan intervensi

edukasi audiovisual tentang menstruasi

d) Menganalisis pengaruh pemberian edukasi audiovisual tentang

menstruasi terhadap kecemasan remaja dalam menghadapi menarche


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Bagi Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan kajian dalam

mata kuliah kesehatan reproduksi dengan mengembangkan wawasan

keilmuan terkait persiapan psikologis remaja sebelum menarche dan

pemberian pendidikan kesehatan terkait persiapan menghadapi

menarche.

b) Bagi Peneliti Selanjutnya

1) Menambah wawasan dan sebagai sumber referensi tambahan atau

sebagai pedoman bagi peneliti selanjutnya dengan topik kecemasan

dalam menghadapi menarche

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan

pengembangan keilmuan untuk penelitian sejenis

2. Manfaat Praktis

a) Bagi subjek

Adanya penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan

remaja tentang menarche dan dapat menumbuhkan kesadaran remaja

mengenai pentingnya persiapan psikologis dalam menghadapi

menarche.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

b) Bagi Tempat Penelitian

Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi

kepada guru terkait dengan pemberian edukasi tentang menstruasi

kepada siswa putri.

c) Bagi Dinas Kesehatan

Penelitian ini diharapkan mampu mendorong kepedulian tenaga

kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan pelayanan

kesehatan remaja sejak dini serta mampu memaksimalkan program

posyandu remaja sebagaimana mestinya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup keilmuan

Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah kesehatan

reproduksi perempuan mengenai tingkat kecemasan dalam menghadapi

menarche.

2. Lingkup sasaran

Ruang lingkup sasaran pada penelitian ini adalah siswa SDN 2

Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten kelas 3-6 yang berusia 9-

12 tahun.

3. Lingkup waktu

Ruang lingkup dalam penelitian ini pada bulan Maret-Juli 2023.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

F. Keaslian Penelitian

Keaslian Penelitian dalam penelitian ini digambarkan pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


No Jenis Judul Jenis Penelitian Hasil Persamaan/perbedaan
1. Jurnal Ilmu Pengaruh Pendidikan Jenis penelitian Hasil Uji Paired Sample Persamaan:
Kesehatan Kesehatan Terhadap adalah Pre dengan tingkat kemaknaan Metode, desain, dan
Indonesia (JIKSI). Pengetahuan Dan eksperimen (𝛼=0,05) diperoleh hasil alat ukur
Program Sudi Kesiapan dengan desain signifikan (p=0,000) yang Perbedaan:
Kesehatan Menghadapi One Grup berarti 𝜌value<0,05 artinya Teknik pengambilan
Masyarakat Menarche Pada Siswi Pretest-Post H0 ditolak dan Ha diterima, sampel, populasi,
Universitas SD Negeri 06 Ipuh Test Design. ada pengaruh pendidikan tempat dan waktu
Muhammadiyah Desa Semundam Teknik sampel kesehatan terhadap penelitian
Bengkulu. 2020 Kecamatan Ipuh purposive pengetahuan dan kesiapan
Nopia, Lina Kabupaten sampling menarche pada siswi.
&Anggraini Mukomuko

2. International Knowledge on, Jenis penelitian Hasil penelitian ini masing Persamaan:
journal of Attitude towards, and adalah cross- masing nilai β yaitu pada Metode dan alat ukur
Environmental Practice of Sexual sectional. pengetahuan, sikap, dan Perbedaan:
Research and and Reproductive Teknik sampel praktek kesehatan sebesar Desain, Teknik
Public Health. Health among Older dengan 0,29, 0,21 dan 0,20 dengan pengambilan sampel,
Bangladesh 2020 Adolescent Girls in probability 𝜌value<0,05 artinya populasi, tempat dan
Zakaria, Farzana, Bangladesh: An sampling terdapat hubungan antara waktu penelitian
Subarna, Institution-Based pengetahuan, sikap dan
Feng&Junfang Cross-Sectional praktek kesehatan
Study reproduksi saat menstruasi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

3 Journal of Status and factors of Jenis penelitian Hasil analisis bivariate Persamaan:
Pediatric and menstrual kuantitatif dengan menunjukkan 𝜌value Metode dan alat ukur
Adolescent knowledge, attitudes, desain cross- sebesar 0,001 (𝜌value Perbedaan:
Gynecology. China behaviors and their sectional. Teknik <0.05) bahwa terdapat Teknik pengambilan
2020 Altangarvdi, correlation with sampel dengan hubungan antara sampel, populasi, tempat
chi, LIU, Peng, psychological stress random sampling. pengetahuan menstruasi dan waktu penelitian
Sapkota& SHENG in adolescent girls. terhadap sikap dan
psikologi remaja
perempuan

4. Jurnal Ners Pengaruh Pendidikan Jenis penelitian Hasil penelitian Persamaan:


Kebidanan Kesehatan Terhadap adalah Quasi didapatkan nilai ρ-value Metode dan alat ukur
Indonesia. Prodi Kecemasan Tentang Eksperimen 0,023 kelompok intervensi Perbedaan:
Ners Universitas Menarche Pada Siswi dengan desain dan ρ-value 0,234 Desain, populasi,
Alma Ata Kelas V Sekolah control time series kelompok kontrol tempat dan waktu
Yogyakarta. 2017 Dasar. design. Teknik sehingga dapat ditarik penelitian
Winarti, Fatimah & sampel dengan kesimpulan terdapat
Rizky total sampling. perbedaan yang signifikan
pada kelompok intervensi
sebelum dan sesudah
diberikan intervensi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori

1. Kecemasan

a. Definisi Kecemasan

Kecemasan merupakan respon psikologis seseorang terhadap

suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui dimana respon ini dapat

menimbulkan konflik dalam diri sehingga timbul perasaan takut dan

khawatir berlebih terhadap sesuatu (Muyasaroh, 2020). Menurut

American Psychological Association (APA) Dalam (Muyasaroh, 2020),

anxiety merupakan suatu keadaan emosi yang timbul ketika individu

sedang stress, dan ditandai oleh perasaan yang tidak tenang, tegang,

pikiran yang membuat individu merasa khawatir yang disertai dengan

respon fisik (jantung berdebar kencang, tekanan darah meningkat, dan

lain sebagainya).

Menurut Nora (2020) dalam penelitiannya yang berjudul

“Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi

Menarche Pada Siswi Di SDN 2 Lubuk Buaya Padang”,

mengungkapkan bahwa Kecemasan adalah sebuah respon emosional

terhadap persepsi yang terjadi pada individu, namun hal tersebut

bergantung dari bagaimana cara seseorang mempersepsikan rasa

10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

cemasnya, rasa cemas sendiri dapat berasal dari stimulasi stressor yang

bersumber dari luar (interpersonal) atau dari dalam (interpsikis).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa kecemasan merupakan suatu perasaan takut dan

khawatir yang bersifat lama pada suatu obyek yang tidak jelas

(subyektif) atau belum pasti akan terjadi yang berkaitan dengan

perasaan yang tidak menentu.

b. Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan digolongkan berdasarkan pada derajat tertentu,

Menurut Peplau, Dalam (Muyasaroh, 2020) menggolongkan 4

tingkatan kecemasan tersebut, yaitu:

1) Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan merupakan kecemasan yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari. Kecemasan ini dapat menumbuhkan

motivasi belajar sehingga dapat menghasilkan perubahan serta

kreativitas. Tanda dan gejalanya meliputi: meningkatnya perhatian

dan persepsi seseorang, perasaan was-was, sadar akan stimulus

eksternal dan internal, mampu mengatasi masalah secara efektif

serta dapat memunculkan adanya kemampuan belajar. Sedangkan

perubahan fisiologisnya ditandai dengan adanya perasaan gelisah,


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

hipersensitif terhadap suara, tanda vital dan pupil normal, serta sulit

tidur.

2) Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang memfokuskan

perhatian pada hal yang penting dan menepikan yang lain, sehingga

individu mengalami perhatian yang lebih selektif, meskipun

demikian seseorang yang mengalami kecemasan sedang mampu

melakukan sesuatu yang lebih terarah. Gejala fisiologis : sering

nafas menjadi pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, gelisah,

mulut kering serta konstipasi. Sedangkan respon kognitif yaitu

rangsangan dari luar tidak mampu diterima dengan baik, lahan

persepsi menjadi menyempit, hanya berfokus terhadap apa yang

menjadi perhatiannya.

3) Kecemasan Berat

Kecemasan berat sangat berpengaruh terhadap persepsi

individu, individu akan cenderung untuk memfokuskan pada

sesuatu yang lebih rinci dan spesifik, serta tidak mampu berfikir

tentang hal lain. Semua perilaku akan ditunjukkan guna mengurangi

ketegangan. Tanda dan gejala dari kecemasan berat diantaranya :

berfokus pada hal yang detail, persepsinya sangat kurang, rentang

perhatian sangat menjadi terbatas, konsentrasi menjadi terganggu

atau tidak mampu menyelesaikan masalah, serta tidak dapat belajar


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

secara efisien dan efektif. Pada tingkatan ini individu mengalami

pusing, mual, gangguan tidur, palpitasi, takikardi, sakit kepala,

hiperventilasi, gemetar, sering buang air kecil maupun besar, dan

diare. Secara emosional individu akan menunjukkan respon

ketakutan serta seluruh perhatian hanya terfokus pada dirinya.

4) Panik

Pada tingkat panik dari kecemasan berkaitan dengan rasa takut,

terperangah, dan terror. Karena pada masa ini individu mengalami

kehilangan kendali. Panik menyebabkan individu tidak dapat

melakukan sesuatu meskipun dengan pengarahan. Panik

menyebabkan seseorang mengalami peningkatan aktivitas motorik,

menurunnya kemampuan berinteraksi dengan orang lain,

kehilangan pemikiran yang rasional serta penyimpangan persepsi.

Gangguan panik ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan apabila

berlangsung lama dapat menyebabkan terjadinya kelelahan yang

sangat bahkan kematian. Tanda dan gejala dari tingkat panik yaitu

tidak dapat berfokus pada suatu kejadian.

c. Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan

Terdapat kondisi-kondisi tertentu yang dapat mempercepat

munculnya serangan cemas pada individu. Menurut savitri Ramaiah


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

dalam (Muyasaroh, 2020) terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi reaksi kecemasan seseorang, diantaranya yaitu :

1) Lingkungan

Lingkungan sekitar tempat tinggal mampu mempengaruhi

cara berpikir individu tentang persepsi terhadap diri sendiri maupun

orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya peristiwa dalam hidup

yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga, sanak

saudara, sahabat, maupun dengan rekan kerja. Sehingga

menyebabkan individu tersebut merasa tidak aman terhadap

lingkungan sekitarnya.

2) Emosi yang ditekan

Kecemasan dapat terjadi apabila individu tidak mampu

menemukan solusi atau jalan keluar untuk perasaannya sendiri

dalam hubungan personal, terutama apabila dirinya menekankan

rasa frustasi atau marah dalam jangka waktu yang sangat lama.

3) Sebab-Sebab Fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa berinteraksi satu sama lain dan

mampu menyebabkan timbulnya respon kecemasan. Hal ini terlihat

dalam kondisi seperti misalnya kehamilan semasa remaja dan

sewaktu terkena suatu penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi

tersebut, biasanya dapat memunculkan perubahan-perubahan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

perasaan yang berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang, dan

hal ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.

d. Gejala Kecemasan

Menurut Mukholil (2018) gejala kecemasan bisa terlihat dari

fisik dan psikologis seseorang, gejala tersebut antara lain :

1) Gelisah

2) Perasaan Tegang

3) Mulut kering

4) Berkeringat

5) Kesulitan berkonsentrasi

6) Kencing terus menerus

7) Rasa berdebar

8) Gangguan gastrointestinal

9) Ketakutan

10) Pikiran kacau

e. Dampak Kecemasan

Gangguan kecemasan apabila tidak mendapat penanganan yang

tepat dapat merusak kehidupan seseorang untuk mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat. Perasaan takut, khawatir dan kegelisahan

yang tidak beralasan pada akhirnya dapat memunculkan kecemasan.

Dimana kecemasan ini membawa dampak terhadap perubahan perilaku


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

seseorang seperti, sulit fokus dalam beraktivitas, menarik diri dari

lingkungan, hilang nafsu makan, mudah tersinggung dan marah,

rendahnya regulasi emosi, sensitif, susah tidur, dan tidak logis (Alfaini

et al., 2021).

f. Pengukuran Kecemasan

1) Visual Analoge Scale for Anxiety (VAS-A)

Skala Visual Analoge Scale for Anxiety merupakan salah satu

alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur intesitas

kecemasan seseorang. Skala VAS menggunakan garis horizontal

dengan 11 titik, yang dimulai dari (nilai 0) yang

menginterpretasikan tidak ada rasa cemas hingga (nilai 10) yang

menggambarkan rasa cemas terburuk. Skala VAS merupakan salah

satu alat ukur kecemasan yang cukup sensitif dan unggul karena

mempermudah pasien untuk mengidentifikasi setiap titik pada garis

horizontal, daripada harus memilih satu angka atau satu kata.

Pengukuran dengan skala VAS pada nilai 0 menginterpretasikan

bahwa seseorang dikatakan tidak ada kecemasan, nilai 1-3

menginterpretasikan kecemasan ringan, nilai 4-6 menunjukkan

cemas sedang, nilai 7-9 cemas berat, dan nilai 10 mengindikasikan

kecemasan yang luar biasa atau panik (Tanjung & Zainumi, 2020).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat Panik

Gambar 2.1 Visual Analogie Scale


(Breivik cit. Hasyyati, 2018)

2) Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

Menurut Saputro & Fazris (2017) Hamilton Rating Scale for

Anxiety (HRS-A) merupakan alat ukur kecemasan dalam bentuk

kuesioner dengan 14 pertanyaan yang berkaitan dengan gejala

kecemasan yaitu perasaan cemas, ketakutan, gangguan tidur,

gangguan kecerdasan, ketegangan, perasaan depresi, gejala otot,

sensory, urogenital, gejala kardiovaskular, gejala gastrointestinal,

gejala otonom, dan tingkah laku. Penilaian HRS-A dilakukan

dengan sistem skoring, yaitu apabila skor <14 artinya tidak ada

kecemasan, skor 14-20 = kecemasan ringan, 21-27 = cemas sedang,

skor 28-41 =cemas berat, skor 42-56= cemas sangat berat..

3) State Trait Anxiety Inventory (STAI)

Menurut Khoriyah (2021) kuesioner State Trait Anxiety Inventory

(STAI) diperkenalkan oleh Spielberg. Kuesioner ini terdiri dari 40

pertanyaan tentang perasaan seseorang yang digunakan untuk


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

mengetahui tingkat kecemasan yang dirasakan selama ini dan saat

ini.

4) Visual Numeric Rating Scale of Anxiety (VNRS-A)

Visual Numeric Rating Scale of Anxiety (VNRS-A) merupakan

alat ukur kecemasan yang menggunakan angka 0 sampai dengan

angka 10 untuk menggambarkan tingkat kecemasan seseorang

terhadap suatu hal, dimana nilai 0 artinya menunjukkan tidak

adanya kecemasan, nilai 1-3= indikasi kecemasan ringan, 4-6 =

kecemasan sedang, 7-9 cemas berat dan nilai 10 indikasi gangguan

panik (Putriani, 2022).

Gambar 2.2 Visual Numeric Rating Scale of Anxiety


(Tangkere et al, 2013)

2. Menstruasi

a. Pengertian Menstruasi

Menstruasi merupakan perdarahan yang berasal dari uterus yang

terjadi secara siklik dan periodik yang merupakan dampak dari proses

pelepasan endometrium akibat dari terjadinya perubahan kadar hormon


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

progesteron dan estrogen di akhir siklus ovarium, pada umumnya

terjadinya menstruasi dimulai pada hari ke 14 setelah terjadi ovulasi

(Novita, 2018).

b. Fase-Fase Menstruasi Dalam Ovarium

Menurut Sarwono (2014) tahap-tahap menstruasi pada ovarium

dibagi menjadi tiga fase yaitu :

1) Fase Folikuler

Fase folikuler biasanya terjadi dari hari ke-6 hingga hari ke-14

siklus menstruasi. Di fase ini, hipotalamus akan mensekresikan

hormon gonadotropin (GnRH). Hormon gonadotropin akan

merangsang kelenjar pituitari membentuk hormon FSH. Hormon

FSH akan merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel di

dalam ovarium. Pematangan folikel ini akan merangsang kelenjar

ovarium untuk menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi

untuk membantu pertumbuhan lapisan endometrium pada dinding

ovarium. Selama hari ke-10 hingga ke-14, folikel mampu

membentuk sel telur yang matang.

2) Fase Ovulasi

Masa ovulasi merupakan fase dimana sel telur sudah siap untuk

dibuahi. Pada fase ini, hormon estrogen sangat banyak disekresi

yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan lapisan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

endometrium yang merangsang kelenjar pituitari untuk

menghentikan menghentikan sekresi hormon Follicle-stimulating

hormone (FSH) dan menggantinya dengan sekresi hormon LH.

Peningkatan hormon Luteinising-hormone (LH) ini yang mampu

menyebabkan folikel semakin matang sehingga sel telur akan

keluar dari folikel dan akhirnya sel yang sudah matang akan

berpindah ke tuba falopi dan menempel pada dinding rahim. Fase

ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 pada wanita dengan siklus

menstruasi 28 hari.

3) Fase Luteal

Setelah fase ovulasi berakhir, dilanjutkan dengan fase

pascaovulasi. Di fase ini, folikel yang sudah pecah akan menjadi

korpus luteum yang dapat menghasilkan hormon progesteron.,

estrogen, maupun androgen. Dalam menghasilkan hormon seksual,

korpus luteum sangat tergantung pada tonus kadar LH pada fase

luteal. Dalam fase ini terjadi peningkatan kadar progesteron di

dalam tubuh yang bertujuan membantu mempersiapkan lapisan

rahim agar terjadi kehamilan. Apabila sel telur dibuahi oleh sperma

dan menempel pada dinding rahim, sekresi progesteron tidak

menurun karena adanya stimulus dari human Chorionic

Gonadotrophin (hCG) yang dihasilkan oleh sel trofoblas efek dari

kehamilan. Apabila tidak terjadi pembuahan, kadar progesteron


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

akan menurun secara perlahan yang akhirnya menyebabkan lapisan

rahim menebal yang kemudian akan terlepas dan memasuki periode

menstruasi (Sarwono, 2014)

Gambar 2.3 Fase- Fase Menstruasi


(Sinaga et al, 2017)

c. Fase Fase Menstruasi Dalam Endometrium

Berikut ini fase-fase menstruasi yang terjadi di endometrium menurut

Sarwono (2014), antara lain sebagai berikut:

1) Fase proliferasi

Pada fase ini, ketebalan endometrium menjadi 8-10 kali lipat

dari semula yang berakhir pada saat ovulasi. Fase proliferasi


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

berlangsung setelah berakhirnya perdarahan fase menstruasi yang

dimulai pada hari ke-5 sampai 14 yang berguna untuk

menumbuhkan kembali lapisan endometrium agar siap menerima

sel ovum saat terjadi pembuahan.

Aktivitas hormone FSH pada fase ini menyebabkan pematangan

folikel di ovarium untuk mensintesis hormon estrogen dalam

jumlah banyak. Peran estrogen sangat penting dalam fase ini.

Hormon esterogen memacu terbentuknya komponen jaringan, ion,

air, dan asam amino serta mempengaruhi pertumbuhan lapisan

endometrium pada dinding ovarium.

Peningkatan hormon estrogen sampai kira-kira pada hari ke 13

siklus menstruasi (menjelang terjadinya proses ovulasi) akan

mengakibatkan terjadinya sekresi hormon LH sebagai umpan balik

positif dari hormon estrogen terhadap kelenjar hipofisis.

2) Fase Sekresi

Pada fase setelah ovulasi ovarium memasuki fase luteal dan

korpus luteum yang terbentuk menghasilkan hormon estrogen dan

progesteron yang mempengaruhi pertumbuhan endometrium dari

fase proliferasi menjadi fase sekresi. Fase sekresi ini merupakan fase

dimana rahim sedang mempersiapkan diri untuk menampung sel

telur yang sudah dibuahi. Puncak fase sekresi terjadi 7 hari setelah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

lonjakan gonadotropin bertepatan dengan saat implantasi blastosis

apabila terjadi pembuahan.

3) Fase Implantasi

Saat terjadi pembuahan setelah ovulasi maka akan terjadi nidasi

atau implantasi ovum 7 sampai 10 hari. Apabila pada fase setelah

ovulasi tidak terjadi pembuahan maka korpus luteum yang berperan

mensekresi hormon progesteron dan estrogen akan menyusut.

Sejalan dengan adanya penyusutan tersebut menyebabkan arteri

spiral mengalami spasme sehingga terjadi nekrosis akibat dari suplai

darah dari endometrium berhenti.

4) Fase Deskuamasi

Pada fase setelah ovulasi apabila tidak terjadi pembuahan maka

usia korpus luteum akan berakhir yang diikuti dengan penurunan

sekresi hormon estrogen dan progesteron yang mana rendahnya

hormon tersebut menyebabkan pelepasan jaringan endometrium

yang mengandung darah, sel-sel rahim, dan lender dan terjadilah haid

atau menstruasi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

1. Faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi

Berikut faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi, antara lain :

1) Stress

Gangguan emosional stress dapat menimbulkan

ketidakteraturan siklus menstruasi karena stress dapat berdampak

pada munculnya perubahan sistemik tubuh manusia, terutama pada

sistem saraf dalam hipotalamus. Terjadinya stress ini akan

berpengaruh terhadap produksi hormone prolaktin yang berkaitan

dengan aktivitas elevasi hormon kortisol basal dan berpengaruh

terhadap penurunan hormon lutein (LH) yang dapat berdampak

pada munculnya gangguan siklus menstruasi (Islamy & Farida,

2019).

2) Aktivitas fisik

Berdasarkan penelitian Kusumawati et al (2021) yang dilakukan

di MA Ma’ahid Kudus didapat hasil semakin sering kegiatan fisik

yang dilakukan maka semakin lancar pula siklus menstruasinya

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

aktivitas fisik dengan siklus menstruasi.

3) Durasi Tidur

Sesuai penelitian Nam et al (2017) terdapat hubungan yang

signifikan antara waktu tidur dengan siklus menstruasi. Responden

dengan durasi tidur lima jam perhari secara signifikan mampu


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

meningkatkan risiko kejadian ketidakteraturan pada siklus

menstruasi dibanding dengan responden yang memiliki kualitas

tidur delapan jam perhari.

d. Gangguan Menstruasi

Menurut Sinaga et al (2017), berikut masalah kesehatan terkait

menstruasi:

1) Sindroma Pra menstruasi : PMS dan PMDD

Pre Menstrual Syndrome atau PMS merupakan gejala psikologis

maupun fisik yang dianggap tidak menyenangkan yang dijumpai

oleh wanita menjelang masa haid yaitu kurang lebih sekitar satu atau

dua minggu sebelum haid. Pre-Menstrual Dysphoric Disorder atau

PMDD merupakan gejala PMS yang jauh lebih parah dan sangat

berat hingga menggangu bahkan tidak dapat menjalankan kegiatan

sehari hari yang mana pada kondisi tertentu bisa menyebabkan

depresi hingga keinginan bunuh diri pada penderitanya. Berikut

gejala PMS yang sering dialami perempuan:

a) Pembengkakan pada payudara yang disertai dengan nyeri

b) Munculnya jerawat dan terjadi penambahan berat badan

c) Perut mules dan kembung, hingga kram

d) Nyeri pada punggung

e) Mudah lemah, lelah dan lesu


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

f) Mudah cemas, serta

g) Sulit berkonsentrasi dan insomnia

2) Dismenorea

Dismenorea dikenal juga dengan kondisi terjadinya kram atau

nyeri perut saat menstruasi. Terjadinya dismenorea merupakan hal

yang wajar dan tidak perlu ditakutkan, biasanya dismenorea mulai

dirasakan ketika perdarahan berlangsung.

3) Amenorea

Amenorea merupakan kondisi ketika menstruasi berhenti atau

tidak terjadi pada masa subur atau pada saat mestruasi berlangsung

secara teratur yang disebabkan karena hal diluar penyakit misalnya

karena penggunaan alat kontrasepsi, pubertas terlambat, efek

samping pengobatan dan stress.

4) Polimenorea

Polimenorea merupakan kelainan atau gangguan pada siklus

menstruasi dimana kondisi ini dapat menyebabkan perempuan

mendapatkan menstruasi beberapa kali dalam sebulan, bisa 2 atau

bahkan 3 kali atau bahkan lebih.

5) Menoragia

Menoragia merupakan keluarnya darah haid secara berlebihan.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

3. Menarche

a. Pengertian Menarche

Menarche merupakan fase dimana seorang perempuan

mendapatkan menstruasi pertama kali, dalam hal ini menarche dapat

disebut juga sebagai tanda wanita sudah beranjak dewasa secara

biologis. Usia terjadinya menarche yaitu antara (10 sampai 16 tahun

)akan tetapi rata-rata usia menarche di indonesia adalah (12,5 tahun).

Pada masa ini biasanya terjadi peralihan dari masa anak-anak

menuju masa dewasa dengan ditandai adanya pertumbuhan dan

perkembangan biologis serta fisiologis. Menarche dibagi menjadi tiga

yaitu: menarche cepat yang terjadi pada usia kurang dari 8 tahun yang

berhubungan dengan pubertas prekoks, Menarche normal terjadi pada

usia 11-13 tahun, Menarche lambat yaitu terjadi pada usia lebih dari

13 tahun (Sarwono, 2014).

b. Faktor Faktor Yang Berhubungan dengan Usia Menarche

Faktor Faktor yang berhubungan dengan usia menarche

diantaranya yaitu:

1) Status Gizi

Menurut penelitian Mardisentosa et al (2020) yang

dilakukan di SMP Negeri 5 Pasar Kemis Kabupaten Tangerang

didapat hasil bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

antara status gizi terhadap usia menarche. Status gizi pada remaja

putri sangat berpengaruh terhadap terjadinya menarche yaitu dari

segi faktor terjadinya menarche, ada tidaknya keluhan saat

menarche, dan lamanya menstruasi (Sandri, 2018).

2) Pengaruh Genetik

Usia menarche ibu menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kejadian menarche yang tidak dapat dimodifikasi.

Menurut Penelitian Rachma & Puspita (2021) partisipan dalam

penelitiannya sebagian besar mendapatkan menstruasi pertama

pada usia 12 tahun yang mana umur saat menstruasi pertama kali

sama dengan umur ibunya saat mendapatkan menarche.

Menurut Amaliah Ramadhani (2016) mekanisme pengaruh

genetik pada usia menarche belum sepenuhnya diketahui namun

didapati bahwa polimorfisme gen reseptor esterogen dapat

mempengaruhi aktivitas biologis hormon estrogen dan kematangan

aksis kelenjar hipotalamus-kelenjar pituitary- Gonadotropin, yang

akhirnya menentukan bermulanya kejadian menarche.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2019) yang

berjudul Hubungan Status Gizi Dan Riwayat Menarche Ibu dengan

Umur Menarche Pada Siswi SMP Di Bandar Lampung juga

menunjukkan bahwa anak akan mengalami menarche dengan umur

yang tidak jauh berbeda dengan umur menarche pada ibunya, hal
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

ini dapat terjadi karena adanya faktor genetik atau faktor bawaan

keturunan.

3) Keterpaparan Media Massa Radiasi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hutasuhut (2020)

Tentang Hubungan Konsumsi Junk Food dan Media Informasi

Terhadap Menarche Dini Pada Remaja Putri menunjukkan bahwa

remaja keterpaparan media massa radiasi tinggi 2,49 kali beresiko

mengalami menarche dini dibanding dengan siswi yang

keterpaparan media massa radiasi rendah. Keterpaparan media

massa radiasi dengan durasi 3 jam dapat mengganggu produksi

hormon melatonin yang dihasilkan oleh kelenjar pineal karena

adanya paparan cahaya dari gadget, laptop dan media massa radiasi

lainnya. Hormon melatonin selain berperan dalam proses tidur

seseorang, hormone ini juga mempengaruhi siklus menstruasi.

Hormon melatonin rendah secara tidak langsung mampu

meningkatkan sekresi Gonadotropin-Releasing Hormone (GNRH)

yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis anterior. Meningkatnya

sekresi GnRH berpengaruh pada peningkatan hormon FSH dalam

tubuh seseorang. Hal tersebut juga terbukti pada kelompok remaja

yang mendapatkan menarche dini memiliki kadar melatonin yang

cenderung rendah. Selain itu rangsangan yang didapat dari paparan

film yang ditonton menimbulkan reaksi seksual pada remaja


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

meningkat, sehingga menyebabkan remaja tersebut menjadi matang

lebih cepat karena tontonan yang berbau seksualitas dapat

mempercepat terjadinya pematangan hormon FSH (Follicle-

Stimulating Hormone) sebagai akibat dari rangsangan otak.

c. Faktor yang mempengaruhi Kesiapan Remaja Putri Terhadap

Menarche

Remaja yang tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi

menarche cenderung akan bereaksi negatif terhadap proses yang

dialaminya seperti merasa takut, malu, khawat, marah, benci, jijik dan

merasa cemas. Terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan

kesiapan remaja dalam menghadapi proses menarche baik berasal dari

internal maupun eksternal. Faktor internal yang berkaitan dengan

menarche antara lain usia dan sikap. Sedangkan Faktor eksternal

diantaranya adalah sumber informasi, dukungan sosial ibu, dan

lingkungan sosial (Sabila, 2020). Faktor-faktor yang mempengaruhi

kesiapan remaja putri terhadap menarche antara lain yaitu :

1) Faktor Internal

a) Sikap

Sikap adalah persepsi atau pendapat seseorang terhadap suatu

objek yang diketahuinya yang menjadi penentu dalam

bertingkah laku terhadap objek tersebut . Berdasarkan penelitian


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

Montoya et al (2020) persepsi paling umum yang ditunjukkan

remaja putri saat pertama kali mengalami menarche yaitu sikap

negatif, remaja awal cenderung memiliki sikap negatif lebih

tinggi dibandingkan dengan remaja rata rata atau remaja akhir.

Remaja yang memiliki kesiapan menarche akan memiliki sikap

yang baik dalam menghadapi menarche seperti merasa bangga

dengan datangnya menarche tanpa disertai rasa takut, cemas,

atau penolakan dalam dirinya terhadap peristiwa yang

dialaminya.

b) Usia

Semakin dini usia anak dalam mendapatkan menarche maka

semakin tidak siap ia menghadapi peristiwa tersebut. Menstruasi

pertama yang datang terlalu awal bisa jadi akan menjadi suatu

peristiwa yang traumatik, menakutkan bahkan menjijikkan bagi

anak (Livana et al., 2019). Begitupula sebaliknya semakin

matang usia anak mengalami menarche semakin siap juga anak

menghadapi proses menstruasi yang terjadi dalam dirinya.

2) Faktor Eksternal

a) Dukungan Sosial Ibu

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Juwita

(2019) didapat hubungan yang spesifik antara dukungan ibu

dengan kesiapan psikologis remaja dalam menghadapi


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

menarche. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Nur’aini et al (2020) tentang peranan ibu dengan sikap remaja

menghadapi menarche, bahwa terdapat 60,9% responden yang

mendapatkan dukungan ibu dengan tingkat tinggi memiliki

sikap positif terhadap menarche sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara dukungan ibu dan kesiapan

remaja putri menghadapi menarche di SDIT Gunung Terang

Bandar Lampung.

b) Informasi

Menurut Nurmawati & Erawantini (2019), pemberian

informasi mengenai menarche kepada remaja premenarche

sangat perlu dilakukan guna mempersiapkan datangnya

menstruasi di kemudian hari, oleh sebab itu diperlukan

adanya edukasi mengenai pubertas termasuk menstruasi

dengan mempertimbangkan ketepatan informasi yang

diberikan. Karena Ketidaktepatan sumber informasi dapat

mempengaruhi respon emosional dan sikap serta perilaku

wanita pada saat menarche dan menstruasi.

c) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial menjadi salah satu faktor yang

berhubungan dengan kesiapan remaja dalam menghadapi

menarche. Lingkungan sosial adalah segala sesuatu tindakan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

yang mengatur perilaku kehidupan manusia dan daya upaya

untuk mempertahankan kehidupan seperti pendidikan bagi

setiap individu, rasa tanggung jawab, jenis pekerjaan, jumlah

penghuni dan kondisi ekonomi Lenihhan & Fletter dalam

(Sabila, 2020).

4. Konsep Edukasi

a. Pengertian Edukasi

Menurut Widyawati (2020) pendidikan atau edukasi adalah

proses untuk merubah sikap dan perilaku individu atau kelompok orang

untuk mendewasakan manusia melalui segala situasi, peristiwa, atau

usaha dalam pendidikan dan pelatihan. Edukasi perlu diberikan pada

individu seumur hidup, mulai dari awal mampu memahami sesuatu

hingga akhir hayat. Hal ini dikarenakan semua kegiatan pada aspek

kehidupan sehari-hari memerlukan edukasi.

Pendidikan merupakan suatu hal yang begitu penting bagi

manusia sebagai sarana untuk mengaktualisasikan dirinya karena

dengan adanya pendidikan secara otomatis akan memberikan kemajuan

cara berpikir sehingga dapat meningkatkan taraf hidup umat manusia itu

sendiri (Indy et al., 2019).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

b. Tujuan Edukasi

Pembelajaran edukasi pasti memiliki domain atau tujuan yang

ingin dicapai. Selain bertujuan untuk mengubah perilaku kesehatan

berikut tujuan dari pembelajaran edukasi atau pendidikan kesehatan

dapat diperinci sebagai berikut :

1) Dapat diraihnya perubahan pada perilaku baik individu, kelompok

masyarakat serta keluarga dalam pembinaan perilaku dan

lingkungan yang sehat serta mampu ikut serta dalam mewujudkan

derajat kesehatan yang terbaik.

2) Dapat terwujud perilaku hidup sehat baik pada individu, kelompok

masyarakat, serta keluarga yang sesuai dengan dasar hidup sehat

baik secara fisik, mental ataupun sosial sehingga dapat

menyusutkan angka kesakitan dan kematian.

3) Dapat meningkatkan pemeliharaan dan perbaikan kesehatan serta

pencegahan penyakit

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan edukasi kesehatan

yaitu untuk meningkatkan, memperbaiki, dan mempertahankan

status kesehatan individu, keluarga dan kelompok masyarakat

(Widyawati, 2020).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

c. Proses adopsi inovasi

Menurut Rogers dalam Widyawati (2020), Suatu pesan yang

diterima oleh individu akan menimbulkan perubahan perilaku yang

melalui 5 tahapan diantaranya:

1) Awareness (kesadaran), yaitu proses dimana individu menyadari

adanya stimulus yang datang terlebih dahulu.

2) Interest (perhatian/tertarik), yaitu ketika individu mulai tertarik

terhadap stimulus yang masuk pada dirinya.

3) Evaluation (menilai), yaitu ketika individu mulai

mempertimbangkan baik dan buruknya apabila mengikuti stimulus

yang diterimanya.

4) Trial (mencoba), suatu kondisi ketika individu mulai mencoba

perilaku baru hasil dari stimulus yang didapat.

5) Adoption (menerima), individu telah berperilaku baru sesuai

dengan kesadaran, pengetahuan, dan sikapnya terhadap stimulus.

d. Faktor faktor yang mempengaruhi pendidikan edukasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar menurut Widyawati

(2020) antara lain :

1) Materi

Dalam proses belajar, materi memiliki peran penting dalam

menentukan proses dan hasil belajar suatu individu.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

2) Lingkungan

Lingkungan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu lingkungan fisik seperti

kelembaban udara, suhu, kondisi tempat belajar, serta lingkungan

sosial meliputi manusia dengan segala bentuk interaksinya.

3) Instrumen

Instrumen disini berkaitan dengan media dan metode pembelajaran

yang digunakan dalam kegiatan pendidikan.

4) Kondisi Individu

Kondisi individual subjek belajar dibedakan menjadi kondisi

psikologis yang berkaitan dengan daya tangkap, motivasi belajar, dan

intelegensi dan kondisi fisiologis berkaitan dengan status gizi

seseorang dan kondisi pancaindera.

e. Teori Perubahan Perilaku

Salah satu tujuan dari pendidikan kesehatan adalah untuk merubah

perilaku kesehatan seseorang. Proses perubahan perilaku tersebut

berhubungan erat dengan proses belajar. Menurut Widyawati (2020)

berdasarkan teori Stimulus-Organisme-Response (S-O-R), proses

perubahan perilaku tersebut terdiri dari:

1) Stimulus (rangsangan)

Respon seseorang terhadap suatu stimulus dapat berupa penerimaan

dan penolakan. Suatu stimulus dikatakan efektif apabila mampu


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

mempengaruhi perhatian seseorang artinya stimulus mampu diterima

dengan baik oleh individu dan dikatakan tidak efektif apabila

seseorang memberikan respon yang sebaliknya terhadap stimulus

tersebut.

2) Ketika stimulus dapat diterima dengan baik, maka artinya organisme

mengerti stimulus ini kemudian akan dilanjutkan ke proses

selanjutnya.

3) Organisme mengolah stimulus yang diterimanya sehingga terjadi

kesediaan untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan stimulus yang

telah diterimanya (bersikap).

4) Dengan dukungan fasilitas dan dorongan dari lingkungan akhirnya

stimulus tersebut mampu menghasilkan perubahan perilaku pada

individu.

f. Ruang Lingkup Edukasi

Menurut Widyawati (2020), ruang lingkup pendidikan kesehatan

dapat dilihat dari beragam sudut dimensi diantaranya yaitu :

1) Dimensi Sasaran Pendidikan

Dimensi pada sasaran pendidikan ini dibagi menjadi 3 dimensi yaitu

edukasi kesehatan individu dengan sasaran individu, edukasi

kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok, dan edukasi kesehatan

masyarakat dengan sasaran masyarakat luas. Sedangkan, menurut


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

Widyawati (2020) sasaran pendidikan kesehatan sendiri dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu :

a) Sasaran Primer

Merupakan sasaran langsung ditujukan pada masyarakat berupa

segala upaya yang berkaitan dengan pendidikan/promosi

kesehatan.

b) Sasaran Sekunder

Yaitu sasaran lebih difokuskan ditujukan pada tokoh dalam

masyarakat dengan maksud dapat memberikan edukasi kesehatan

pada masyarakat dengan seluas-luasnya.

c) Sasaran Tersier

Sasaran yang ditujukan pada pembuat keputusan/penentu

kebijakan di tingkat pusat maupun daerah dimana keputusan dari

kelompok ini akan berpengaruh juga pada sasaran sekunder dan

primer.

2) Dimensi Tempat Pelaksana Pendidikan Kesehatan dan Aplikasinya

Dimensi pada tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan dan

aplikasinya dapat ditinjau berdasarkan tempat diselenggarakannya

pendidikan kesehatan tersebut sehingga sasaran pendidikan di tempat

yang satu akan berbeda dengan tempat yang lain.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

3) Dimensi Tingkat Pelayanan Kesehatan

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan ini meliputi perlindungan yang

bersifat umum bahkan khusus, peningkatan kesehatan, serta

pengobatan dini serta pengobatan segera atau adekuat (Widyawati,

2020).

g. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Widyawati (2020), metode adalah langkah

teratur/sistematis dipergunakan guna melaksanakan suatu pekerjaan

supaya tercapai tujuan yang dikehendaki. Metode pendidikan kesehatan ini

di bagi menjadi 3 macam antara lain yaitu :

1) Metode Pendidikan Individual (perseorangan)

Metode pendidikan ini dipergunakan untuk menumbuhkan karakter

baru bagi seorang individu, maupun membimbing seseorang yang

sudah muncul ketertarikan terhadap perubahan pada perilaku atau

inovasi. Jenis metode individual yang dapat digunakan yaitu

penyuluhan, bimbingan serta interview atau wawancara

2) Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode kelompok perlu adanya pertimbangan besar

kecilnya sasaran pada suatu kelompok serta tingkatan pendidikan

formal dari sasaran karena efektivitas dari suatu metode sangat

bergantung pada banyaknya jumlah sasaran.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

a) Pada kelompok besar metode yang biasa digunakan untuk

pendidikan kesehatan adalah dengan metode ceramah dan seminar

b) Pada kelompok kecil metode dengan sasaran kurang dari 15 orang

metode yang digunakan diantaranya :

(1) Curah pendapat

(2) Diskusi kelompok

(3) Bola salju

(4) Permainan peran atau disebut role play, serta

(5) Buzz group atau kelompok kelompok kecil

(6) Permainan simulasi

3) Metode Massa

Jenis Metode massa biasa dipergunakan untuk mengkomunikasikan

pesan kesehatan kepada masyarakat umum yang bersifat publik.

Dalam pendidikan kesehatan dengan metode massa ini perlu adanya

perhatian khusus terkait pesan yang ingin disampaikan karena sasaran

dalam metode ini bersifat publik sehingga pesan-pesan kesehatan

hendaknya disusun sedemikian rupa agar dapat diserap oleh massa

tersebut. Biasanya bentuk pendidikan ini apabila tidak dilakukan

secara langsung dilakukan dengan memanfaatkan media massa

Metode pendidikan massa ini yang sering digunakan antara lain :

a) Pidato

b) Ceramah umum
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

c) Stimulasi, dialog dengan pasien dan dokter ataupun petugas medis

lainnya terkait dengan permasalahan kesehatan atau penyakit dan

juga termasuk dengan pendekatan pendidikan massa

d) Spanduk, BillBoard yang dipasang dipinggir jalan, dan sejenisnya

e) Serta tulisan pada majalah atau Koran

h. Media Pendidikan Kesehatan

Menurut Widyawati (2020), media pendidikan kesehatan adalah

alat bantu yang dipergunakan sebagai sarana penyampaian pendidikan

kesehatan yaitu berupa saluran komunikasi. Media pendidikan kesehatan

dibagi menjadi 3 yaitu media elektronik, media cetak dan media luar ruang.

1) Media Elektronik

Media elektronik adalah media yang begerak dan bersifat dinamis,

yang dapat dilihat dan didengarkan dan disampaikan melalui alat bantu

elektronika dapat disebut juga sebagai media audiovisual. Media

elektronik ini antara lain radio, televisi, video film, CD, cassette, VCD,

internet (komputer dan modem), dan SMS.

2) Media Cetak

Media cetak biasanya mengutamakan pesan pesan visual yang

berisi pesan yang mengandung sejumlah kata, foto dalam tata warna

atau gambar. Contoh dari media cetak ini antara lain poster, foto yang

berisi informasi terkait kesehatan, leaflet, booklet, flyer, rubrik, flip

chart (lembar balik), atau tulisan pada majalah.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

3) Media Luar Ruang

Maksud dari media luar ruang yaitu penggunaan media dengan

penyampaian di luar ruangan, dengan melalui media cetak ataupun

elektronik misalnya pada papan reklame, billboard, pameran, banner,

spanduk, dan televisi.

5. Media Audiovisual

a. Pengertian Audiovisual

Media audiovisual merupakan media pembelajaran yang

memadukan antara media audio dan media visual. Penggunaan media

audiovisual lebih efektif untuk kegiatan pembelajaran daripada media

lain karena media ini menggunakan unsur gambar dan suara yang dinilai

lebih memperkaya lingkungan belajar, memelihara eksplorasi, dan

mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang aktif dan kreatif

(Pratiwi et al., 2022).

b. Karakteristik Media Audiovisual

Media audiovisual memiliki karakteristik unsur suara dan

unsur gambar. Pengajaran dengan media ini identik dengan

pembelajaran yang menggunakan perangkat keras selama proses

belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor

visual yang lebar. Menurut Pratiwi et al (2022), media audiovisual

mempunyai karakteristik sebagai berikut:


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

1) Kemampuan dalam meningkatkan persepsi seseorang.

2) Kemampuan dalam meningkatkan pengertian sesuatu.

3) Kemampuan untuk meningkatkan transfer atau pengalihan

pembelajaran.

4) Kemampuan guna memberikan penguatan atau pengetahuan hasil

yang dicapai.

Penggunaan media audiovisual akan memberikan pengalaman

langsung dan menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan (Pratiwi et al., 2022).

c. Jenis-Jenis Media Audiovisual

Menurut Pratiwi et al (2022), berikut macam macam media

audiovisual:

1) Media Audio

Jenis media pembelajaran yang penggunaannya hanya

mengandalkan suara saja yang artinya isi pesan hanya dapat diterima

melalui indera pendengaran. Contoh dari media audio diantaranya

seperti: radio, speaker, cassete, atau MP3 player.

2) Media Visual

Media pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan pesan

melalui indera penglihatan. Media visual digunakan sebagai sarana

penunjang kegiatan belajar mengajar siswa. Contoh dari media visual

diantaranya seperti : poster, lukisan, cetakan, dll. Melalui media


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

visual mempermudah siswa untuk dapat mempunyai gambaran

secara langsung materi yang telah dipelajari, dimana kemudian akan

menjadi stimulus siswa dalam memahami suatu pelajaran.

3) Media Audiovisual

a) Film

Film merupakan salah satu jenis media audiovisual yang

menampilkan gambar-gambar dalam frame disertai dengan

suara yang ditampilkan melalui lensa proyektor sehingga terlihat

seperti hidup di layar.

b) Video

Video merupakan media pembelajaran yang paling sering

dijumpai saat ini. Media pembelajaran video menampilkan

gambar yang bergerak disertai dengan suara sehingga terlihat

lebih menarik, informatif, dan efektif untuk proses

pembelajaran.

c) Infokus/proyektor

Penggunaan LCD proyektor dalam kegiatan pembelajaran

menjadi sesuatu yang menarik perhatian siswa, karena LCD

mampu menampilkan slide-slide dalam ukuran besar yang dapat

menghasilkan warna sesuai keinginan. LCD proyektor

merupakan media yang digunakan untuk menampilkan video,


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

gambar, atau data-data yang berasal dari komputer ke sebuah

layar datar.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

B. Kerangka Teori

Edukasi Kesehatan tentang


menstrusi

Media Leaflet ( Standar) Media audiovisual Kecemasanan


tentang menstruasi tentang menstruasi remaja dalam
menghadapi
menarche

Trasfer informasi
tentang menstruasi

Penginderaan oleh
siswi

Mengolah stimulus
yang diterima

Respon Negatif Respon Positif

Peningkatan informasi
tentang menstruasi

Keterangan :
:Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 2.4 Kerangka Teori Pengaruh Edukasi Audiovisal Tentang Menstruasi
Terhadap Kecemasan Remaja dalam Mengahadapi Menarche di SD N 2 Bener
Kecamatan Wonosari Klaten
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

A. Kerangka Konsep

Kecemasan Menarche
1. Tidak cemas
Edukasi Kesehatan 2. Cemas ringan
Audiovisual 3. Cemas sedang
4. Cemas Berat
5. Panik

Faktor-faktor yang Faktor-faktor yang mempengaruhi


mempengaruhi proses belajar Kesiapan remaja dalam mengahadapi
melalui pendidikan kesehatan: menarche :
1. Materi 1. Faktor internal
a) Sikap
2. Lingkungan
b) Usia
3. Instrumen
2. Faktor Eksternal
4. Kondisi Individual a) Dukungan sosial ibu
b) Informasi
c) Lingkungan sosial

Keterangan :
: Variabel diteliti
: Variabel tidak diteliti
Gambar 2.5 Kerangka konsep Pengaruh Edukasi Audiovisual Tentang Menstruasi
Terhadap Kecemasan Remaja Dalam Menghadapi Menarche di SD N 2 Bener
Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

B. Hipotesis Penelitian

H0 : Tidak ada pengaruh Edukasi Audiovisual Tentang Menstruasi Terhadap

Kecemasan Remaja Dalam Menghadapi Menarche di SD N 2 Bener

Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten

Ha : Ada pengaruh Edukasi Audiovisual Tentang Menstruasi Terhadap

Kecemasan Remaja Dalam Menghadapi Menarche di SD N 2 Bener

Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimental

dengan pretest-posttest control group design. Metode penelitian eksperimen

menurut Sugiyono (2019) adalah metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan. Desain penelitian quasi eksperimental merupakan bentuk

pengembangan dari desain true eksperimental, dimana desain ini memiliki

kelompok kontrol namun tidak sepenuhnya dapat mengontrol variabel lain

yang mempengaruhi eksperimen (Sugiyono, 2019). Berdasarkan pemaparan

tersebut peneliti menggunakan desain quasi eksperimental karena dalam

penelitian ini terdapat variabel luar yang tidak mampu dikontrol peneliti

Pada penelitian ini, pada kelompok kontrol dan intervensi sebelum

treatment akan dilakukan pretest dan dilanjutkan dengan posttest untuk

mengetahui kondisi masing-masing kelompok setelah treatment diberikan.

Berikut merupakan gambar dari desain penelitian quasi eksperimental with

pretest-posttest control group design (Sugiyono, 2019) :

Sampel Pretest Perlakuan Posttest

R1 O1 X1 O2

R2 O3 X2 O4

Tabel 3.1 Pretestt-Posttest Control Group Design

49
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

Keterangan :

R1 = Sampel eksperimen

R2 = Sampel kontrol

O1 = Kelompok eksperimen sebelum diberikan intervensi berupa edukasi

audiovisual tentang menstruasi

O2 = Kelompok eksperimen setelah diberikan intervensi berupa edukasi

audiovisual menstruasi

O3 = Kelompok kontrol sebelum diberikan asuhan standar berupa leaflet

O4 = Kelompok kontrol setelah diberikan asuhan standar berupa leaflet

X1 = Intervensi berupa edukasi audiovisual tentang menstruasi

X2 = Asuhan standar berupa pemberian leaflet tentang menstruasi

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan subyek yang memiliki karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa premenarche yang berusia 9-12 tahun di SD Negeri 2 Bener

Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten tahun 2023 sebanyak 40 siswa.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik dari suatu

populasi (Sugiyono, 2019). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

premenarche yang berusia 9-12 tahun di SD Negeri 2 Bener Kecamatan

Wonosari Kabupaten Klaten tahun 2023 yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi.

a) Besaran Sampel

Besaran sampel yang digunakan yaitu sesuai dengan jumlah populasi

yang berjumlah 40 siswa dengan pembagian untuk kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen masing- masing berjumlah 20 siswa.

b) Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan total

sampling. Total sampling merupakan teknik pengambilan sampel

dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2019).

Alasan lain mengambil sampel dengan total sampling karena menurut

Sugiyono (2019) apabila jumlah populasi kurang dari 100 maka

seluruh populasi dijadikan sampel semuanya. Pengalokasian sampel

pada kelompok kontrol dan intervensi dibedakan berdasarkan nomer

urut siswa. Pemilihan subyek pada penelitian ini dilakukan dengan

pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

1) Kriteria Inklusi

(a) Siswi usia 9-12 tahun

(b) Siswi yang belum menstruasi

(c) Siswi yang bersedia menjadi responden


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

2) Kriteria Eksklusi

(a) Siswi yang tidak bersedia menjadi responden

(b) Siswi yang tidak masuk sekolah

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2019). Variabel terikat pada penelitian ini adalah kecemasan

remaja dalam menghadapi menarche.

2. Variabel Bebas

Variabel independen atau variable bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen terikat (Sugiyono, 2019). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pemberian edukasi audiovisual tentang menstruasi.

3. Variabel Perancu

Variabel perancu adalah jenis variabel yang berhubungan dengan


variabel bebas dan terikat akan tetapi bukan variabel antara. Dalam
penelitian ini tidak terdapat variabel perancu.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

D. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi operasional Skala Instrument Hasil Ukur

1 Variabel Kecemasan remaja Ordinal Kuesioner 1) Skor <14 =


terikat : dalam menghadapi tidak ada
Kecemasan menarche merupakan kecemasan
remaja dalam respon psikologis 2) Skor 14-20
menghadapi seseorang terhadap cemas
menarche suatu ancaman yang ringan
sumbernya berasal dari 3) Skor 21-27
kejadian menstruasi = cemas
pertama yang datang sedang
secara tiba-tiba, 4) Skor 28-41
dimana respon ini = cemas
dapat menimbulkan berat
konflik dalam diri 5) Skor 42-56
sehingga timbul = cemas
perasaan takut dan sangat
khawatir berlebih berat
terhadap sesuatu.
2 Variabel Edukasi audiovisual Nominal Audio 1) Diberikan :
bebas : merupakan semua daya visual
skor 1
Edukasi upaya pendidikan
Audiovisual melalui media suara 2) Tidak
tentang dan gambar yang
Diberikan : 0
Menstruasi dipersiapkan untuk
memberikan pengaruh
kepada orang lain
tentang kesehatan
menstruasi baik pada
individu, kelompok
maupun masyarakat
sehingga mereka
mampu merubah sikap
atau perilaku kesehatan
menstruasi sesuai
dengan apa yang
diharapkan oleh
pembuat edukasi
audovisual yang
berisikan informasi
terkait dengan
kesehatan menstruasi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

E. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data merupakan langkah yang bertujuan untuk

mendapatkan data penelitian (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan data primer yang diperoleh secara langsung dari

responden melalui hasil jawaban pernyataan yang sebelumnya telah

disediakan melalui kuesioner yang telah disusun oleh peneliti. Peneliti

menggunakan instrumen HARS (Hamilton Rating Scale for Anxiety) untuk

mengukur tingkat kecemasan responden yang terdiri dari 14 item

pertanyaan dengan bentuk kuesioner multiple choice.

Pada kuesioner kecemasan pemberian skor dilakukan pada 14 item

pertanyaan dengan cara sebagai berikut :

Keterangan

Nilai Minimum : 0

Nilai Maksimum 4

Tabel 3.3 Kriteria Kuesioner Kecemasan


Kategori Skor
Tidak ada kecemasan <14
Kecemasan ringan 14-20
Kecemasan sedang 21-27
Kecemasan berat 28-41
Panik 42-56
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

Berikut kisi kisi kuesioner kecemasan HARS :

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Kecemasan


No Indikator Jumlah pertanyaan
1 Perasaan cemas 14
2 Ketegangan
3 Ketakutan
4 Gangguan tidur
5 Gangguan kecerdasan
6 Perasaan depresi
7 Gejala somatik
8 Gejala sensorik
9 Gejala kardiovaskular
10 Gejala pernapasan
11 Gejala gastrointestinatal
12 Gejala urogenital
13 Gejala vegetativ
14 Gejala sewaktu waktu

2. Uji Validitas dan Uji Reabilitas

a) Uji Validitas

Peneliti tidak melakukan uji validitas karena kuesioner tingkat

kecemasan HARS yang digunakan telah terstandar international dan

sudah diterbitkan. Uji validitas telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya yaitu (Andriani & Aprilina, 2023). Uji validitas Andriani

& Aprilina digunakan untuk menguji valid tidaknya kuesioner HARS

yang diubah dari bahasa asing ke bahasa indonesia. Uji validitas

dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 20 orang, dari uji

validitas tersebut didapat nilai r hitung 0,444 sehingga dinyatakan

valid.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

b) Uji Reliabilitas

Peneliti tidak melakukan uji reliabilitas. Reliabilitas suatu

kuesioner dinyatakan layak dan baik apabila mempunyai nilai

Cronbach’s Alpha > 0,60. Uji reabilitas dilakukan oleh peneliti

sebelumnya yaitu Andriani & Aprilina (2023) dengan menggunakan

program SPSS 16.0 for windows. Dengan hasil uji reliabilitas sebagai

berikut :

Tabel 3.5 Tabel Hasil Uji Reabilitas


N Item Cronbach’s Alpha Syarat Keterangan
14 0,931 0,60 Reliabel

3. Prosedur Pengumpulan Data

a) Tahap persiapan

1) Studi Pendahuluan

(a) Peneliti mengajukan surat permohonan izin studi pendahuluan

kepada Program Studi D4 Kebidanan Sarjana Terapan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

(b) Peneliti Memberikan surat izin studi pendahuluan kepada

Kepala SD Negeri 2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten

Klaten.

(c) Pihak SD Negeri 2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten

Klaten memberikan surat balasan izin studi pendahuluan

kepada peneliti.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

2) Penelitian

(a) Peneliti mengajukan surat permohonan penelitian kepada

Program Studi D4 Kebidanan Sarjana Terapan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

(b) Peneliti Memberikan surat izin penelitian kepada Kepala SD

Negeri 2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten.

(c) Pihak SD Negeri 2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten

Klaten memberikan surat balasan izin penelitian kepada

peneliti

b) Tahap Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N 2 Bener Kecamatan Wonosari

Kabupaten Klaten. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh

dari data primer. Menurut Vaus dalam Chika (2018) pemberian pretest,

intervensi dan posttest sebaiknya tidak berjarak terlalu lama hal ini

dilakukan untuk meminimalkan adanya pengaruh dari luar sebelum

intervensi. Pelaksanaan penelitian dilakukan sebagai berikut :

1) Tahap awal recruitment responden yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi penelitian.

2) Pengisian pretest tingkat kecemasan kepada responden intervensi

maupun kontrol.

3) Pemaparan edukasi terkait menstruasi melalui media audiovisual

kepada kelompok intervensi.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

4) Pengisian posttest tingkat kecemasan kepada responden intervensi

maupun kontrol.

c) Akhir penelitian

Proses pengumpulan data telah dilakukan melalui pengisian

kuesioner, kemudian langkah selanjutnya akan dilakukan proses

pengolahan data dan analisi data yang sesuai dengan metode analisis

yang telah ditentukan.

d) Pembuatan Media Edukasi

Pembuatan media edukasi audiovisual yang berisi materi sebagai

berikut:

1) Definisi menstruasi

Menstruasi merupakan perdarahan yang berasal dari uterus yang

terjadi secara siklik dan periodik yang merupakan dampak dari

proses pelepasan endometrium akibat dari terjadinya perubahan

kadar hormon progesteron dan estrogen di akhir siklus ovarium.

2) Hal yang dilakukan saat menstruasi

Saat menstruasi hal yang harus dilakukan adalah menggunakan

pembalut, penggunaan pembalut bertujuan untuk menampung

darah haid yang keluar agar tidak kemana-mana. Pembalut sekali

pakai dapat di beli di toko atau warung.

3) Cara menjaga kebersihan saat menstruasi

(a) Mengganti pembalut setiap 3-4 jam sekali


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

(b) Rajin keramas atau mencuci rambut

(c) Mandi 2x sehari dengan bersih dengan menggunakan sabun

(d) Menjaga kebersihan pakaian dengan mennganti pakaian

minimal 2x sehari

(e) Membersihkan genetalia setelah buang air kecil, kemudian

dikeringkan dengan menggunakan tissue atau handuk yang

lembut

4) Cara mengatasi ketidaknyamanan saat menstruasi

(a) Saat tubuh merasa lemas saat menstruasi

(1) Istirahat cukup

(2) Makan dan minum yang bergizi seperti sayur, buah dan

daging untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat

(3) Jika perlu minum tablet penambah darah 1x seminggu untuk

mengganti zat besi yang hilang selama menstruasi

(b) Saat sedih atau marah ketika menstruasi

(1) Istirahat dan menenangkan pikiran

(2) Bercerita dengan teman, kakak, atau ibu untuk mengurangi

kekesalan

(3) Lakukan kegiatan yang disukai seperti bersepeda,

mendengarkan musik, berkebun, dll

(4) Bermain dengan teman


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

5) Mitos Menstruasi

(a) Tidak boleh keramas saat menstruasi

Fakta : Perempuan saat menstruasi seringkali mengalami sakit

kepala, akan tetapi poenyebab utama buka karena keramas,

melainkan karena sindrom premenstrual. Justru saat menstruasi

perempuan perlu mencuci rambut secara rutin untuk menjaga

kebersihan rambut dan kulit kepala.

(b) Minuman soda dapat melancarkan haid

Fakta : Menurut penelitian tidak ada hubungan minum soda

dengan kelancaran siklus menstruasi. Penyebab menstruasi tidak

lancar adalah karena hormone yang bertugas mengatur siklus

menstruasi tidak seimbang, perubahan berat badan, atau karena

stress.

(c) Tidak boleh minum minuman dingin saat menstruasi

Fakta : Menstruasi berhubungan dengan sistem reproduksi

wanita sedangkan makanan dan minuman berhubungan dengan

sistem pencernaan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa

mengkonsumsi minuman dingin tidak mempengaruhi adanya

keterlambatan menstruasi seseorang.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

(d) Tidak boleh berenang

Faktanya : Saat menstruasi tidak perlu merasa takut untuk

berenang, karena tekanan air dalam kolam akan menghambat

darah keluar selama berada di dalam air.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a) Editing

Tahap ini dilakukan pemeriksaan data, pemeriksaan jawaban,

memperjelas serta melakukan pengecekan terhadap data yang

dikumpulkan untuk menghindari pengukuran yang salah.

b) Coding

Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan dengan tujuan untuk mempermudah proses

pengolahan data.

Tabel 3.6 Coding Table Pengaruh Audiovisual Terhadap


Kecemasan Menghadapi Menarche
No Variabel Kode
1. Edukasi Audiovisual Diberikan 1
Tidak diberikan 0

2. Kecemasan Tidak cemas 1


Cemas ringan 2
Cemas sedang 3
Cemas berat 4
Cemas sangat berat 5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62

c) Entry

Memasukkan atau memindahkan data ke dalam master tabel dan

diolah dengan bantuan software pada komputer.

d) Tabulating

Dari data mentah dilakukan penataan atau penilaian. Kemudian,

menyusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sehingga diperoleh

gambaran mengenai masing-masing variabel.

2. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2019) kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan

data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, serta melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan. Analisis data dikerjakan dengan bantuan

software komputer. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis

univariat dan bivariat.

a) Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Sugiyono,

2019). Analisis univariat dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan

karakteristik responden seperti umur, kecemasan remaja dalam


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

menghadapi menarche saat sebelum dan sesudah diberikan edukasi pada

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dengan menggunakan

teknik deskriptif kuantitatif dengan distribusi frekuensi dan persentase

pada tiap variabel menggunakan aplikasi spss dengan penyajian data

menggunakan dummy table.

b) Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk menganalisis adanya korelasi

antara variabel independen dan variabel dependent. Sebelum dilakukan

analisis bivariat suatu data perlu dilakukan uji normalitas terlebih

dahulu untuk menentukan normal atau tidaknya distribusi data pada

suatu kelompok atau variabel. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

uji normalitas Shapiro-Wilk karena sampel yang digunakan berjumlah

<100 sampel. Data dikatakan berdistribusi normal dan memiliki variasi

sama apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (p>0,05).

Setelah dilakukan uji normalitas apabila data berdistribusi normal

maka analisis bivariat yang digunakan adalah analisis statistik uji

komparatif parametrik T-Tes yaitu Paired T-Test dan Independent T-

Test namun apabila data berdistribusi tidak normal analisis yang

digunakan adalah uji komparatif nonparametik yaitu Wilcoxon dan

Mann Whitney.

Pada penelitian ini data berdisitribusi tidak normal karena dalam

penelitian ini menggunakan skala ordinal dan nominal, sehingga analisis


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64

bivariate yang digunakan peneliti adalah uji komparatif non

parameterik yaitu uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Uji Wilcoxon

digunakan untuk membedakan sikap antara pretest dan postest pada

masing-masing kelompok yang sedangkan uji Mann Whitney digunakan

untuk mengetahui adanya perbedaan mean atau rerata kecemasaan

remaja terhadap menarche antara kelompok kontrol dan kelompok

intervensi setelah diberikan treatment dengan tujuan untuk

membuktikan hipotesis pengaruh edukasi media audiovisual tentang

menstruasi terhadap kecemasan remaja dalam menghadapi menarche

dengan syarat jika nilai Sig. (2-tailed) <0,05 maka H1 diterima artinya

terdapat pengaruh pemberian media audiovisual tentang menstruasi

terhadap kecemasan remaja menghadapi menarche.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
65

G. Kerangka Operasional

Kerangka operasional pada penelitian ini sebagai berikut :


Gambar 3.1 Kerangka operasional penelitian
Populasi
Semua siswa berusia 9-11 tahun di SD N 2 Bener Kecamatan
Wonosari Kabupaten Klaten yang berjumlah 40 siswi
Sampel
Semua siswa berusia 9-11 tahun di SD N 2 Bener Kecamatan
Wonosari Kabupaten Klaten yang berjumlah 40 siswi

Inform Consent

Pengumpulan Data Pretest Menggunakan


kuesioner tingkat kecemasan

kelompok kontrol kelompok intervensi


berjumlah 20 siswi berjumlah 20 siswi

Pengumpulan Data Posttest Menggunakan


kuesioner tingkat kecemasan

Pengolahan Data
Analisis parametik Paired T-Test dan Independent T-
Test Analisis nonparametik Wilcoxon dan Mann Whitney

Penyajian Data
Menggunakan Tabel penyajian Data

Hasil dan Kesimpulan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

H. Etika Penelitian

Telah dilakukan ethical clearance pada penelitian ini pada tanggal 5 Juni

2023 di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan

nomor etik 120/UN27.06.11/KEP/EC/2023 berdasar asas penelitian sebagai

berikut:

1. Lembar persetujuan (informed consent)

Informed consent dilakukan sebelum pengumpulan data dilakukan.

Penelitian yang akan dilakukan nanti akan dimulai dengan memberikan

penjelasan sebelum persetujuan penelitian. Lembar persetujuan diberikan

kepada calon responden setelah mendapatkan penjelasan sebelum

persetujuan yang memenuhi kriteria sebagai bukti ketersediaan menjadi

responden penelitian. Penjelasan yang diberikan sebelum persetujuan pada

penelitian ini adalah tujuan dan manfaat penelitian, serta isi dari pertanyaan

yang akan diajukan, sehingga responden yakin untuk berpartisipasi dalam

penelitian. Dalam informed consent disertakan juga adanya persetujuan

wali karena dalam penelitian ini responden termasuk dalam kelompok

rentan yaitu anak-anak.

2. Tanpa nama (anonymity)

Masalah etika merupakan masalah yang sensitif dalam setiap

penelitian, salah satunya adalah berhubungan dengan identitas. Penelitian

ini yang memiliki informasi - informasi yang bersifat pribadi dan rahasia
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67

akan dilakukan sesuai dengan persetujuan responden. Pengumpulan data

yang dilakukan akan sesuai dengan etika penelitian yaitu peneliti tidak

akan mencantumkan identitas berupa nama terang dari responden,

melainkan setiap responden akan diberi kode – kode misalnya kode A

untuk responden yaitu, A1, A2, A3 dan seterusnya pada lembar kuesioner

dan hanya diketahui peneliti saja juga atas persetujuan responden.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Penelitian akan dilakukan dengan menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah – masalah lainnya yang

diperoleh dari responden. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil penelitian.

4. Kelayakan etik (Ethical cleareance)

Penelitian yang nantinya akan dilakukan akan melibatkan

responden manusia. Hal tersebut membuat usulan penelitian ini perlu diuji

kelayakannya oleh Komisi Etik Penelitian. Apabila usulan penelitian ini

layak dilaksanakan maka akan diberikan keterangan tertulis oleh Komisi

Etik Penelitian.

4. Keadilan (Justice)

Peneliti berlaku adil pada semua responden tanpa memandang

suku, ras, agama, dan status sosial. Seluruh sampel mendapat perlakuan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68

yang sama selama pengambilan data. Peneliti tidak akan mengambil

sampel sesuai suku, ras, agama, ataupun adat yang dianut oleh responden.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil langsung dari

kuesioner yang diisi oleh responden remaja premenarche yang berusia 9-12

tahun di SD N 2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten pada tanggal

6-16 Juni 2023. Berdasarkan Vaus dalam Chika (2018) pemberian pretest,

intervensi dan posttest sebaiknya tidak berjarak terlalu lama hal ini dilakukan

untuk meminimalkan adanya pengaruh dari luar sebelum intervensi, oleh

karena itu peneliti memberikan jarak antara pretest dan intervensi 1 hari

kemudian jarak antara intervensi dan posttest 7 hari. Adapun hasil penelitian

ini sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

a) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berikut ini gambaran karakteristik responden berdasarkan umur:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur


Kelompok
Umur Kontrol Eksperimen
n % Mean SD n % Mean SD
9 Tahun 10 50,0 0 0
10 Tahun 8 40,0 4 20,0
11 Tahun 2 10,0 9,60 0,681 9 45,0 11,15 0,745
12 Tahun 0 0 7 35,0
Jumlah 20 100,0 20 100
Dari tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa umur responden pada

kelompok kontrol dengan frekuensi terbanyak adalah usia 9 tahun yaitu

69
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70

sebanyak 10 siswa (50%). Sedangkan umur dengan frekuensi terbanyak

pada kelompok intervensi yaitu responden dengan umur 11 tahun

sebanyak 9 siswa (45%).

b) Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas

Berikut ini gambaran karakteristik responden berdasarkan kelas ;

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdarkan Kelas


No Kelas n %
1. Kelas 3 12 30,0
2. Kelas 4 8 20,0
3. Kelas 5 9 22,5
4. Kelas 6 11 37,5
Total 40 100,0

Dari tabel 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa responden

terbanyak berasal dari kelas 3 dengan jumlah 12 siswi (30%).

c) Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Mensruasi

Berikut ini gambaran karakteristik responden berdasarkan riwayat

menstruasi

Tabel 4.3 Karkteristik Responden Berdasarkan Riwayat Menstruasi


No Kelas n %
1. Sudah Menstruasi 0 0,0
2. Belum Menstruasi 40 100,0
Total 40 100,0

Dari tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh

responden dalam penelitian ini belum mengalami menstruasi yaitu

sebanyak 40 siswi (100%).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71

2. Kecemasan remaja dalam menghadapi menarche pada kelompok kontrol

sebelum dan sesudah diberikan asuhan standar berupa leaflet tentang

menstruasi

a) Distribusi Frekuensi Kecemasan Remaja Kelompok Kontrol Sebelum dan

Sesudah Diberikan Leflet Tentang Menstruasi

Berikut ini distribusi frekuensi Kecemasan remaja sebelum dan sesudah

diberikan asuhan standar berupa leflet tentang menstruasi

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pretest dan posttest Kecemasan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Kelompok Kontrol
No Kecemasan Pretest Posttest
n % n %
1. Tidak Cemas 3 15,0 6 30,0
2. Cemas Ringan 5 25,0 3 15,0
3. Cemas Sedang 4 20,0 5 25,0
4. Cemas Berat 6 30,0 6 30,0
5. Cemas Sangat Berat 2 10,0 0 0,0
Total 20 100,0 20 100,0

Tabel 4.4 menunjukkan pretest pada kelompok kontrol sebagian

besar responden mengalami cemas berat yaitu sebanyak 6 orang (30%)

sedangkan pada kelompok posttest sebagian besar responden tidak cemas

dan mengalami cemas berat masing-masing 6 orang (30%).

b) Uji Normalitas

Uji Normalitas pada pretest dan posttest kelompok kontrol digunakan

untuk mengetahui apakah persebaran data normal atau tidak. Uji ini

digunakan untuk menentukan analisis yang akan digunakan untuk

pengolahan data selanjutnya.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Kelompok Kontrol


Kelas Kontrol Shapiro-Wilk
Stastictic df pvalue
Pretes 0, 937 20 0,004*
Posttest 0,942 20 0.267
Keterangan: *= p value < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal

Berdasarkan analisis data menggunakan uji normalitas dengan uji Shapiro-

Wilk didapat nilai pvalue pada pretest <0,05 yang artinya data berdistribusi

tidak normal sehingga analisis data selanjutnya menggunakan uji stastistik

non parametrik yaitu Uji Wilcoxon.

c) Uji Wilcoxon

Berikut ini merupakan hasil analisis pengaruh leaflet tentang menstruasi

terhadap kecemasan menarche dengan menggunakan uji Wilcoxon

Tabel 4.6 Hasil Uji Wilcoxon Nilai Pretest dan Posttest Pada
Kelompok Kontrol
Mean + SD
Kelompok p value
Pretest Posttest
Kontrol 24,70 + 10,564 21,25 + 9,419 0,004*

*Nilai p-value < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan

Pada tabel 4.6 menunjukkan terjadi penurunan mean dari tingkat

kecemasan responden serta berdasarkan dari hasil uji wilcoxon antara nilai

pretest dan posttest pada kelompok kontrol didapat nilai pvalue < 0,05.

Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh asuhan

standar berupa leaflet tentang menstruasi terhadap kecemasan remaja

dalam menghadapi menarche.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73

3. Kecemasan remaja dalam menghadapi menarche pada kelompok eksperimen

sebelum dan sesudah diberikan edukasi audiovisual tentang menstruasi

a) Distribusi Frekuensi Kecemasan Remaja Kelompok Intervensi Sebelum

dan Sesudah Diberikan Edukasi Audiovisual Tentang Menstruasi

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pretest dan posttest Kecemasan Dalam


Menghadapi Menarche Pada Kelompok Intervensi
No Kecemasan Pretest Posttest
n % n %
1. Tidak Cemas 3 15,0 13 65,0
2. Cemas Ringan 7 35,0 7 35,0
3. Cemas Sedang 4 20,0 0 0,0
4. Cemas Berat 5 25,0 0 0,0
5. Cemas Sangat Berat 1 5,0 0 0,0
Total 20 100,0 20 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa pretest pada kelompok

eksperimen, sebagian besar responden mengalami cemas ringan yaitu

sebanyak 7 orang (35%) Sedangkan pada posttest sebagian besar responden

tidak mengalami cemas yaitu sebanyak 13 orang (65%).

b) Uji Normalitas

Uji Normalitas pada pretest dan posttest kelompok intervensi digunakan

untuk mengetahui apakah persebaran data normal atau tidak. Penggunaan

uji ini bertujuan untuk menentukan jenis analisis data yang akan digunakan

selanjutnya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74

Tabel 4.8 Uji Normalitas Kelompok Intervensi


Kelas Intervensi Shapiro-Wilk
Stastictic df pvalue
Pretes 0, 936 20 0,004*
Posttest 0,896 20 0.03*
Keterangan: *= p value < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal

Berdasarkan analisis data pada tabel 4.8 dengan menggunakan uji

normalitas dengan uji Shapiro- Wilk didapat nilai pvalue <0,05 yang artinya

data berdistribusi tidak normal sehingga analisis data selanjutnya

menggunakan uji stastistik non parametrik yaitu Uji Wilcoxon.

c) Uji Wilcoxon

Tingkat kecemasan remaja dalam mengadapi menarche pada kelompok

eksperimen sebelum dan sesudah diberikan intervensi edukasi audiovisual

tentang menstruasi digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Hasil Uji Wilcoxon Nilai Pretest dan Posttest Pada
Kelompok Eksperimen
Mean + SD
Kelompok p value
Pretest Posttest
Eksperimen 22,70 + 9,365 12,75 + 4,363 0,000**
*Nilai p value < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan
*Nilai p value < 0,001 maka terdapat perbedaan yang sangat signifikan

Pada tabel 4.9 menunjukkan hasil uji wilcoxon antara nilai pretest dan

posttest pada kelompok eksperimen didapat nilai pvalue < 0,001. Diperkuat

dengan terjadinya penurunan mean tingkat kecemasan responden setelah

diberikan posttest sehingga dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75

terdapat pengaruh edukasi audiovisual tentang menstruasi terhadap

kecemasan remaja dalam menghadapi menarche.

4. Pengaruh pemberian edukasi audiovisual tentang menstruasi terhadap

kecemasan remaja dalam menghadapi menarche

Berdasarkan uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk didapat nilai pvalue

pada posttest kelompok kontrol 0,267 dan nilai pvalue pada posttest kelompok

intervensi 0,003. Pada salah satu dari kedua data tersebut terdapat nilai pvalue

<0,05 yang artinya data berdistribusi tidak normal sehingga analisis data

selanjutnya menggunakan uji stastistik non parametrik yaitu Uji Mann-

Whitney.

Tabel 4.10 Hasil Uji Mann Whitney Pengaruh Pemberian Edukasi


Audiovisual Tentang Menstruasi Terhadap Kecemasan Remaja Dalam
Menghadapi Menarche
No Kelompok Mean Posttest pvalue
1 Eksperimen 12,75 0,004*
2 Kontrol 21,25
*Nilai p value <0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan

Pada tabel 4.11 menunjukkan hasil dari uji mann whitney pada hasil

posttest kedua kelompok tidak berpasangan didapatkan hasil pvalue < 0,05

bahwa H0 diterima artinya ada pengaruh edukasi audiovisual tentang

menstruasi terhadap kecemasan remaja dalam menghadapi menarche di SD N

2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76

B. Pembahasan

Berikut adalah pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan analisis

univariat dan bivariate dengan menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann

Whitney terhadap data pada variabel bebas dan variabel terikat :

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar responden pada kelompok kontrol

berusia 9 tahun yaitu sebanyak 10 siswa (50%), usia 10 tahun sebanyak 8

siswa (40%), usia 11 tahun sebanyak 2 siswa (10%). Sedangkan pada

kelompok eksperimen sebagian besar responden berusia 11 tahun yaitu

sebanyak 9 siswa (45%), usia 10 tahun sebanayak 4 siswa (20%), usia 12

tahun sebanyak 7 siswa (35%).

Berdasarkan tabel 4.2 responden terbanyak berasal dari kelas 3 yaitu

sebanyak 12 siswa (30%), kelas 6 sebanyak 11 orang (37,5), kelas 5

sebanyak 9 siswi (22,5) dan kelas 4 sebanyak 8 siswi (20%).

Untuk riwayat menstruasi berdasarkan pada tabel 4.3 menunjukkan

bahwa seluruh responden dalam penelitian ini belum mengalami

menstruasi.

Usia menarche pada remaja putri di negara berkembang terjadi antara

usia 12-13 tahun. Di Indonesia secara keseluruhan rata-rata usia menarche

yaitu 13-14 tahun dengan kejadian menarche dini dari usia 9 tahun atau

kurang sebanyak 37,5% (Riskesdas, 2018). Oleh karena itu dalam


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77

penelitian ini peneliti menggunakan responden premenarche dengan

rentang usia 9-12 tahun.

Menurut Nazariana (2017) Remaja adalah masa transisi dari masa anak-

anak menuju dewasa, masa ini ditandai dengan kejadian pubertas yang

disertai dengan terjadinya perubahan fisik dan psikologis pada seseorang.

Menarche merupakan menstruasi pertama yang menandakan seorang

perempuan sudah beranjak dewasa. Kejadian menarche terjadi pada remaja

awal dengan usia 10-12 tahun atau bahkan pada remaja dengan rentan usia

10-16 tahun.

Saat mengalami menstruasi pertama, seringkali remaja awal diselimuti

perasaan bingung, gelisah, merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri.

Kurangnya pemahaman terkait dengan kejadian menarche akan

mengakibatkan reaksi negatif pada remaja seperti rasa kebingungan,

ketidakpastian, dan kecemasasn, oleh karena itu pengetahuan yang cukup

tentang perubahan fisik dan psikologis sangat diperlukan oleh remaja awal

untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi masa pubertas khususnya

menstruasi pertama pada remaja putri (Nazariana, 2017).

Responden dalam penelitian ini merupakan remaja premenarche yang

berusia 9-12 tahun, dimana usia ini termasuk dalam kategori remaja awal.

Nazariana (2017) mengungkapkan bahwa remaja pada rentang usia ini

biasanya terheran-heran terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya

karena pada masa ini terjadi perubahan fisik yang begitu cepat dan tidak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78

seimbang dengan perkembangan mental emosional remaja tersebut.

Tentunya hal ini sangat membingungkan bagi remaja awal, oleh karena itu

remaja awal perlu diberikan pengetahan yang cukup untuk mempersiapkan

diri remaja dalam menghadapi perubahan-perubahan selama pubertas

karena remaja awal merupakan tahap yang sangat sensitif.

Menurut Rizkia & Ungsianik (2019), pemberian pendidikan kesehatan

pada remaja premenarche usia 9-12 tahun merupakan langkah yang tepat

untuk mempersiapkan remaja putri dalam menghadapi peristiwa pubertas

khususnya dalam menghadapi mentruasi pertama kali. Pemberian

Pendidikan kesehatan tentang menstruasi dapat melalui media audiovisual.

Pemberian edukasi dengan audiovisual dapat meningkatkan pemahaman

yang lebih efektif karena 75% pengetahuan lebih cepat sampai ke otak

melalui mata dan selebihnya melalui pendengaran dan indera lain sehingga

penggunaan audiovisual dapat dijadikan solusi sebagai media edukasi

(Hartino et al., 2021).

2. Kecemasan Remaja Dalam Menghadapi Menarche Pada Kelompok

Kontrol Sebelum dan Sesudah Diberikan Asuhan Standar Berupa Leaflet

Tentang Menstruasi

Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok kontrol, pada saat pretest

siswa yang tidak cemas sebanyak 3 orang (15%) setelah dilakukan posttest

terjadi peningkatan siswa yang tidak cemas sebanyak 6 orang (30%), siswa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79

yang cemas ringan pada saat pretest sebanyak 5 orang (25%) setelah

posttest siswa yang mengalami cemas ringan sebanyak 3 orang (15%),

siswa dengan cemas sedang saat pretest sebanyak 4 orang (20%) dan saat

posttest sebanyak 5 orang (25%), siswa dengan cemas berat pada saat

pretest maupun posttest yaitu sebanyak 6 orang (30%) dan siswa dengan

cemas sangat berat saat pretest sebanyak 2 orang (10%) dan setelah posttest

tidak ada siswa dengan cemas sangat berat.

Responden yang tidak mengalami kecemasan setelah diberikan posttest

sebanyak 6 orang (30%), kondisi ini menunjukkan bahwa responden telah

mengetahui informasi terkait dengan menstrusi dan mampu memahami dan

menghargai proses alami tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh teori

Silalahi (2021) pendidikan kesehatan dini sangat penting untuk

mempersiapkan remaja dalam menghadapi menarche, apabila remaja

mampu mengerti dan menangkap informasi dengan baik, maka remaja

cenderung bersikap positif dan tidak cemas ketika mendapatkan menarche.

Responden yang mengalami kecemasan baik cemas ringan, sedang,

maupun berat masing-masing 3 responden, 5 reponden dan 6 responden.

Adanya kecemasan ini dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman responden

mengenai menstruasi. Salah satu penyebab masih kurangnya pemahaman

terkait menstruasi meskipun telah diberikan pendidikan kesehatan yaitu

karena adanya daya serap informasi yang berbeda antara responden satu

dengan responden lain dalam menerima informasi sehingga hal tersebut


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80

berpengaruh pada sikap remaja dalam menghadapi menarche salah satunya

adalah perasaan cemas tersebut.

Dari analisis uji Wilcoxon yang telah dilakukan tersebut diperoleh nilai

pvalue < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan leaflet tentang menstruasi

terhadap kecemasan remaja dalam menghadapi menarche. Berdasarkan

dengan penelitian Winarti et al (2017) bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan

pendidikan kesehatan mentruasi dengan leaflet terhadap kecemasan

menarche dengan nilai ρ = 0,023. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Lubis et al (2022) bahwa penyuluhan kesehatan tentang menstruasi dengan

leaflet secara signifikan dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap

remaja dalam menghadapi menarche dengan nilai ρvalue sebesar 0,005

<0,05.

Menurut Hawari dalam Winarti et al (2017), ketidaksiapan menghadapi

menarche menyebabkan adanya kecemasan yang terjadi terus menerus

pada remaja putri. Kecemasan sendiri merupakan gangguan psikologis

yang terjadi pada seseorang yang ditandai dengan adanya rasa takut dan

khawatir yang berlebihan dan berkelanjutan yang apabila dibiarkan dapat

mengarah pada kejadian yang lebih membahayakan mental seseorang.

Pemberian edukasi kesehatan tentang menstruasi merupakan salah satu

cara untuk meningkatkan pengetahuan seseorang, yang mana dengan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
81

memiliki pemahaman menstruasi yang cukup, sesorang dapat lebih siap

menghadapi menstruasi dan mengurangi kecemasan dalam menghadapi

proses tersebut. Pemberian informasi dapat dilakukan melalui media cetak

seperti booklet, leaflet, surat kabar, majalah, dan poster. Media leaflet

merupakan salah satu bentuk media informasi yang sederhana dengan

ukuran kecil yang mudah dipahami, sehingga leflet dapat menjadi media

pengingat pesan yang mudah dibawa kemana-mana oleh penerima

informasi (Fauziah et al., 2017)

3. Kecemasan Remaja Dalam Menghadapi Menarche Pada Kelompok

Eksperimen Sebelum dan Sesudah Diberikan Edukasi Audiovisual

Tentang Menstruasi

Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok eksperimen, saat

pretest siswa yang tidak cemas sebanyak 3 orang (15%) setelah dilakukan

posttest terjadi peningkatan siswa yang tidak cemas menjadi 13 orang

(65%), siswa dengan cemas ringan pada saat pretest maupun posttest

masing-masing sebanyak 7 orang (35%), siswa dengan cemas sedang saat

pretest sebanyak 4 orang (20%), cemas berat pada saat pretest sebanyak

5 orang (25%), siswa dengan gangguan panik saat pretest sebanyak 1

orang (5%) dan setelah dilakukan posttest tidak ada siswa dengan cemas

sedang, cemas berat, dan gangguan panik.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82

Pemberian edukasi audiovisual tentang menstruasi dapat

mempengaruhi tingkat kecemasan remaja dalam menghadapi menarche.

Hal ini dapat dilihat dari penurunan nilai pretest dan posttest yang terjadi

pada responden. Responden yang tidak mengalami kecemasan setelah

diberikan posttest sebanyak 13 orang (65%), kondisi ini menunjukkan

bahwa responden telah mengetahui informasi terkait dengan menstruasi

dan mampu memahami dan menghargai proses alami tersebut. Hasil

penelitian ini didukung oleh teori Silalahi (2021) pendidikan kesehatan

dini sangat penting untuk mempersiapkan remaja dalam menghadapi

menarche, apabila remaja mampu mengerti dan menangkap informasi

dengan baik, maka remaja cenderung bersikap positif dan tidak cemas

ketika mendapatkan menarche

Dari analisis uji Wilcoxon yang telah dilakukan diperoleh nilai

pvalue < 0,05, artinya Ha diterima dan H0 ditolak maka dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan

sesudah diberikan edukasi audiovisual tentang menstruasi terhadap

kecemasan remaja dalam menghadapi menarche. Hasil penelitin ini

sejalan dengan penelitian Utami & Sholihah ( 2020) bahwa pendidikan

kesehatan dengan media audiovisual dapat mempengaruhi pengetahuan

terkait kebersihan diri saat menstruasi, kesiapan dan kecemasan

menghadapi menarche. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83

Tamara et al (2022) bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan

tentang menarche dengan menggunakan media audiovisual terhadap

tingkat kecemasan remaja putri dengan nilai ρ value 0,000<0,05.

Menurut Anggraeni & Purnama Sari (2018), kecemasan dan

ketakutan merupakan gejala patologis yang mencolok dan sering terjadi

pada remaja saat mengalami menstruasi pertama kali. Kurangnya

pemberian informasi yang benar, jelas dan menentramkan hati merupakan

salah satu faktor risiko timbulnya gangguan psikologis tersebut.

Informasi mengenai menstruasi dan praktek kebersihan saat menstruasi

sangat penting bagi remaja putri. Anak perempuan cenderung merasa

malu dan menganggap dirinya kotor apabila tidak diberikan pemahaman

bahwa menstruasi adalah proses normal dalam tubuh yang dialami oleh

setiap wanita (Meinarisa, 2019). Pemahaman tentang menstruasi tersebut

dapat diberikan melalui pendidikan kesehatan dengan media audiovisual,

dimana media ini salah satu jenis media pendidikan yang sering

digunakan karena dinilai efektif dalam meningkatkan pengetahuan

subyek sasaran pendidikan. (Tamara et al., 2022)


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84

4. Menganalisis Pengaruh Pemberian Edukasi Audiovisual Tentang

Menstruasi Terhadap Kecemasan Remaja Dalam Menghadapi

Menarche

Hasil uji beda dengan menggunaakan uji Mann Whitney

menunjukkan bahwa nilai posttest antara kelompok eksperimen dan

kontrol mempunyai nilai pvalue < 0,05 artinya terdapat pengaruh

pemberian edukasi audiovisual tentang menstruasi terhadap kecemasan

remaja dalam menghadapi menarche. Pada uji Mann Whitney tersebut

juga terdapat perbedaan antara nilai rata-rata skor yang signifikan antara

kedua kelompok. Rata-rata nilai posttest pada kelompok eksperimen

yaitu (12,75) dengan kategori tidak cemas dimana artinya nilai rata-rata

kelompok eksperimen lebih rendah daripada rata-rata nilai posttest pada

kelompok kontrol (21,25) dengan kategori cemas sedang, dari

perbandingan nilai tersebut terdapat selisih nilai mean pada masing-

masing kelompok sebesar 8,30 sehingga dapat disimpulkan meskipun

penggunaan leaflet dan media audiovisual sama-sama berpengaruh

pada tingkat kecemasan remaja namun berdasarkan hasil penelitian

tersebut membuktikan bahwa penggunaan media audiovisual lebih

efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan remaja dalam

menghadapi menarche.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni et al

(2019) mengenai pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85

terhadap kecemasan menarche pada siswi kelas V di SDN 88

Palembang didapatkan hasil bahwa rata-rata nilai kecemasan sebelum

diberikan pendidikan kesehatan adalah 24,00 dan kecemasan setelah

diberikan pendidikan kesehatan adalah 14,00 dengan ρ value : 0,000<

0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat penurunan kecemasan secara

signifikan antara sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan

dengan menggunkan media video. Diperkuat dengan penelitian Yuniza

(2018) bahwa pendidikan kesehatan dengan menggunakan media

audiovisual lebih efektif dalam menurunkan tingkat kecemasan remaja

dalam menghadapi menarche karena paparan informasi melalui media

audiovisual tidak hanya dapat ditangkap melalui indera penglihatan saja

namun juga indera pendengaran sehingga informasi lebih mudah

diserap oleh pendengar.

Menurut Hendriani et al (2019), kejadian menstruasi pertama kali

dapat memunculkan respon positif maupun negatif pada remaja putri.

Respon negatif yang sering terjadi diantaranya perasaaan takut, cemas,

stress dan demam. Kecemasan dalam menghadapi menarche apabila

dibiarkan secara terus menerus maka akan berdampak pada aktivitas

belajar siswi sehingga dapat berpengaruh pada prestasi akademik

remaja. Kurangnya pengetahuan tentang menarche menjadi salah satu

faktor penyebab timbulnya perasaan cemas pada remaja saat

menghadapi menstruasi pertama kali akibatnya remaja cenderung


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86

belum siap dalam menerima proses yang dialaminya tersebut.

Pemberian pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja terkait

dengan menstruasi karena dengan pemberian edukasi dapat

mempengaruhi sikap dan persepsi remaja dalam menghadapi proses

menarche.

Pendidikan kesehatan dapat diberikan melalui media audiovisual,

yang mana dengan media pembelajaran ini remaja tidak hanya dapat

belajar tentang menstruasi menggunakan indera penglihatan saja namun

juga indera pendengaran. Penggunaan media audiovisual sebagai media

edukasi dinilai lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan pesan,

adanya gambar bergerak disertai dengan audio mampu mendukung

proses penyampaian pesan lebih cepat dan komperhensif, hal inilah

yang dapat meningkatkan pengetahuan responden sehingga kecemasan

menghadapi menstruasi berkurang (Bachtiar et al., 2015).

Menurut Yasirah (2021) Kurangnya pengetahuan, pemahaman

dan informasi tentang menarche mempengaruhi kecemasan remaja

dalam mengahadapi menstruasi pertama kali. Pemberian stimulus

berupa pendidikan kesehatan tentang menstruasi melalui audiovisual

mampu meningkatkan pengetahuan siswa tentang menarche. Pada

remaja yang bersifat terbuka dengan stimulus tersebut, mereka

cenderung akan memberikan respon positif, sehingga terjadi


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
87

peningkatan pengetahuan yang akhirnya terjadi adopsi perilaku sesuai

dengan stimulus yang diterimanya yang berpengaruh terhadap tingkat

kecemasan seseorang. Menurut Notoatmojo dalam Nazariana (2017)

perilaku merupakan hasil dari pengetahuan. Semakin rendah

pengetahuan seseorang maka semakin kecil kemungkinan siap dalam

mengadapi menarche begitu juga sebaliknya.

C. Keterbatasan Penelitian

Terdapat keterbatasan dalam penelitian ini yaitu adanya faktor-faktor

lain yang tidak diteliti seperti dukungan orang tua, pengetahuan,

keterpaparan informasi tentang menstruasi dan sosial budaya yang

kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat kecemasan remaja dalam

menghadai menarche. Keterbatasan lain dalam penelitian ini yaitu tidak

dilakukan wawancara mendalam dengan orangtua terkait dengan riwayat

kesehatan anak untuk mengetahui adanya gangguan kesehatan yang

kemungkinan berpengaruh terhadap siklus menstruasi anak. Meskipun

demikian, penulis berharap melalui edukasi audiovisual yang diberikan

dapat menambah pengetahuan remaja tentang menstruasi sehingga lebih siap

dalam menghadapi proses menstruasi pertama kali


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Tingkat kecemasan pada kelompok kontrol mengalami penurunan setelah

diberikan leaflet tentang menstruasi karena terdapat peningkatan siswa

yang tidak cemas setelah posttest namun meskipun demikian masih

banyak responden yang mengalami cemas berat.

2. Pada kelompok eksperimen terjadi penurunan tingkat kecemasan secara

signifikan setelah diberikan edukasi audiovisual tentang menstruasi. Saat

dilakukan pretest sebagian besar responden mengalami cemas ringan dan

setelah dilakukan posttest sebagian besara responden mengalami

penurunan tingkat kecemasan dengan kategori tidak cemas.

3. Ada pengaruh edukasi audiovisual tentang menstruasi terhadap kecemasan

dalam menghadapi menarche.

B. Saran

1. Bagi Prodi Kebidanan Fakultas Kerdokteran UNS

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan kajian

dalam mata kuliah kesehatan reproduksi sehingga mampu

mengembangkan wawasan keilmuan terkait dengan persiapan psikologis

remaja dalam menghadapi menstruasi petama kali.

88
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
89

2. Bagi SD N 2 Bener

Diharapkan pihak sekolah dapat memberikan informasi tentang menstruasi

sedini mungkin mulai dari kelas III melalui kegiatan UKS dan hasil

penelitian ini dapat diimplementasikan di sekolah sebagai salah satu

metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam program pendidikan

edukasi pubertas bagi remaja dan menumbuhkan minat remaja dalam

mempelajari bahasan terkait pubertas tersebut sehingga dengan adanya

program ini siswa menjadi lebih siap secara psikologis dalam menghadapi

menstruasi pertama kali.

3. Bagi Dinas Kesehatan

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi dinas

kesehatan terkait dengan upaya menekan tingkat kecemasan remaja dalam

menghadapi menarche melalui program penyuluhan rutin yang diadakan di

sekolah mengenai kesehatan reproduksi yang membahas tentang

menstruasi.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan untuk dapat menjadi sumber rujukan untuk mengembangkaan

peneliti pada variabel lain yang tidak dilakukan penelitian oleh penulis

seperti tingkat pengetahuan, dukungan orangtua, sosial budaya, dan

riwayat kesehatan yang berhubungan dengan gangguan kecemasan serta

gangguan menstruasi agar dapat diperoleh hasil yang lebih komprehensif.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90

5. Bagi Subyek

Dengan adanya penelitian ini diharapkan remaja dapat termotivasi dalam

mencari informasi sejak dini terkait menstruasi agar lebih siap secara

psikologis dalam menghadapi peristiwa mentruasi pertama kali.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Alfaini, N. F. D., Putri, D. A. C., Rati, F. E., Rahayu, H. F. R., & Yuliana. (2021).
Mengurangi kecemasan sosial selama masa pandemi Covid-19. Dedikasi, 1(1),
138–145.

Amaliah Ramadhani, R. (2016). Hubungan Faktor Genetik Dan Indeks Massa Tubuh
Teadap Kejadian Menarche Dini Pada Siswi Pesantren Ummul Mukminin Kelas
VII. Unversitas Muhammadiyah Makassar.

Andriani, F., & Aprilina, H. D. (2023). Hubungan Proses Pembelajaran dan Program
Studi dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa MBKM Studi Independen E-
Commerce. Proceedings Series on Health & Medical Sciences, 4, 114–121.
https://doi.org/10.30595/pshms.v4i.568

Anggraeni, W., & Purnama Sari, K. I. (2018). Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang
Menstruasi Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Menarche Pada
Siswi Kelas IV Dan V SDI Darul Hikmah Krian Sidoarjo. Nurse and Health:
Jurnal Keperawatan, 7, 80–85. https://doi.org/NURSE AND HEALTH:
JURNAL KEPERAWATAN, VOL 7, ISSUE 1, JANUARY-JUNE 2018 80 DOI:
https://doi.org/10.36720/nhjk.v7i1.36

Bachtiar, M. Y., Maliya, A., & Suryandari, D. (2015). Perbedaan Pengetahuan Pada
Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Dengan Metode
Ceramah Dan Media Video Tentang Bahaya Merokok Di Smk Kasatrian Solo.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
https://eprints.ums.ac.id/34577/1/02. NASKAH PUBLIKASI.pdf

Beautyana, S. F., Desi, D., & Setiawan, H. (2019). Perbedaan Gejala Depresi Pada
Remaja Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(02).
https://doi.org/10.47317/jkm.v12i02.192

Cherenack, E. M., & Sikkema, K. J. (2021). Puberty ‑ and Menstruation ‑ Related


Stressors Are Associated with Depression , Anxiety , and Reproductive Tract
Infection Symptoms Among Adolescent Girls in Tanzania. International Journal
of Behavioral Medicine, 0123456789. https://doi.org/10.1007/s12529-021-
10005-1

Hartino, A. T., Adha, M. M., Ulpa, E. P., Rifai, A., Rhosita, & Ramadhani, A. R.
(2021). Media Pendidikan Moral Warga Negara Muda Berbasis Pengembangan
Film Pendek Pada Era Society 5.0. E Prosiding Seminar Nasional Virtual

91
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92

Pendidikan Kewarganegaraan 2021 “Respons Pendidikan Pancasila Dan


Kewarganegaraan Dalam Menyambut Era Society 5.0,” 1983, 407–413.

Hendriani, D., Chifdillah, N. A., & Tamara, S. R. (2019). PENDIDIKAN


KESEHATAN DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL TENTANG MENARCHE
TERHADAP PENGETAHUAN DAN KECEMASAN SISWA. Mahakam
Midwifery Journal (MMJ), 4(2), 24. https://doi.org/10.35963/midwifery.v4i2.132

Hutasuhut, R. M. (2020). Hubungan Konsumsi Junk Food Dan Media Informasi


Terhadap Menarche Dini Pada Remaja Putri. Journal Kesehatan, 1–18.

Indy, R., Waani, F. J., & Kandowangko, N. (2019). Peran Pendidikan Dalam Proses
Perubahan Sosial Di Desa Tumaluntung Kecamatan Kauditan Kabupaten
Minahasa Utara. HOLISTIK, Journal Of Social and Culture, 12(4), 1–21.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/25466

Islamy, A., & Farida, F. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi
Pada Remaja Putri Tingkat Iii. Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(1), 13.
https://doi.org/10.26714/jkj.7.1.2019.13-18

Jamilah, K. A., Almutairi, A. F., & Salam, M. (2018). Relationship between early
menarche , obesity , and disordered eating behaviors : a school-based cross-
sectional survey in Northern Saudi Arabia. 743–751.

Juwita, S. (2019). Dukungan Ibu Dengan Kesiapan Remaja Putri Dalam Menghadapi
Menarche. Jurnal Kesmas AsclepiusAsclepius, 8(5), 55.
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKA/article/view/582/602

Khoriyah, S. (2021). Perbedaan Tingkat Kecemasan Mahasiswa Lulusan SMA dan MA


Dalam Menghadapi Pelajaran Bahasa Arab Pada Fakultas Ushuluddin dan
Humaniora UIN Walisongo Semarang Angkatan 2018.

Kusumawati, D., Indanah, Faridah, U., & Ardiyati, R. A. (2021). Hubungan Aktivitas
Fisik dengan Siklus Menstruasi pada Siswi MA Ma ’ ahid Kudus. Proceeding of
The URECOL, 924–927.

Lestari, U. (2017). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Sikap Dalam Menghadapi


Menarche Pada Siswi Kelas V di SD Wilayah Kecamatan Karangnongko Kab.
Klaten (Issue 1) [Aisyiyah Health Science College of Yogyakarta].
http://digilib.unisayogya.ac.id/797/1/naspub ucik.pdf

Livana, P., Indrayati, N., & Yuliyanti, E. (2019). Gambaran Tingkat Ansietas Anak
Usia Sekolah Saat Mengalami Menarche. Jurnal Kesehatan, 12(2), 146.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93

https://doi.org/10.24252/kesehatan.v12i2.10295

Mandasari, L., Tobing, D. L., & Kesehatan, F. I. (2020). Tingkat depresi dengan ide
bunuh diri pada remaja. 2(1).

Mardisentosa, B., Nurhasanah, S., Pratiwi, A., Puspita Sari, D. N., & Sartika, I. (2020).
Status Gizi Terhadap Usia Menarche Pada Seluruh Siswi Di Smp Negeri 5 Pasar
Kemis Kabupaten Tangerang. Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat, 4(2), 122. https://doi.org/10.52031/edj.v4i2.65

Meinarisa, M. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menstrual Hygiene (PMH)


Terhadap Sikap Remaja Putri dalam Menjaga Kebersihan Diri Selama
Menstruasi. Jurnal Endurance, 4(1), 141. https://doi.org/10.22216/jen.v4i1.3542

Mukholil. (2018). Kecemasan Dalam Proses Belajar Mukholil *). Kecemasan Dalam
Proses Belajar, 8, 1–8.

Mulyani, R. (2019). Hubungan Status Gizi Dan Riwayat Menarche Ibu Dengan Umur
Menarche Pada Siswi Smp Di Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai
Betik, 14(2), 187. https://doi.org/10.26630/jkep.v14i2.1305

Muyasaroh, H. (2020). Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam


menghadapi Pandemi Covid 19. LP2M UNUGHA Cilacap, 3.
http://repository.unugha.ac.id/id/eprint/858

Nam, G. E., Han, K., & Lee, G. (2017). Association between sleep duration and
menstrual cycle irregularity in Korean female adolescents. Sleep Medicine, 35,
62–66. https://doi.org/10.1016/j.sleep.2017.04.009

Nazariana, S. (2017). Hubungan Antara Pengetahuan Mengenai Menstruasi dengan


Kecemasan Remaja dalam Menghadapi Menstruasi Pertama ( Menarche ).
Universitas Medan Area Medan.

Nora, R. (2020). Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi


Menarche Pada Siswi Di Sdn 02 Lubuk Buaya Padang. Jurnal Ilmu Keperawatan
(Journal of Nursing Sciences), 9(1), 27–35. https://jurnal.stikes-
alinsyirah.ac.id/index.php/keperawatan/

Novita, R. (2018). Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada Remaja
Putri di SMA Al-Azhar Surabaya. Amerta Nutrition, 2(2), 172.
https://doi.org/10.20473/amnt.v2i2.2018.172-181

Nur’aini, F., Susilawati, S., Isnaini, N., & Anggraini, A. (2020). Peran Ibu Dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94

Sikap Remaja Putri Menghadapi Menarche. Jurnal Kebidanan Malahayati, 6(1),


114–120. https://doi.org/10.33024/jkm.v6i1.1757

Nurmawati, I., & Erawantini, F. (2019). Hubungan Pengetahuan Tentang Menstruasi


Dengan Kesiapan Siswi Sd Dalam Menghadapi Menarche. Jurnal Kesehatan,
12(2), 136–142. https://doi.org/10.23917/jk.v12i2.9770

Pratiwi, R., Ningsih, E. D. K., & Arfahmi, K. (2022). Pengaruh Media Audio-Visual
Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Terhadap Siswa Kelas V Di Mis Al-Hidayah
Ck. SIWAYANG Journal Publikasi Ilmiah Bidang Pariwisata, Kebudayaan Dan
Antropologi, 1(2), 91. https://publish.ojs-
indonesia.com/index.php/SIWAYANG/article/view/190%0Ahttps://publish.ojs-
indonesia.com/index.php/SIWAYANG/article/download/190/172

Putriani, A. (2022). Asuhan Kebidanan Terintegrasi Pada Ibu Hamil, Bersalin Nifas
Dengan Pemberian Hypnotherapy Terhadap Kecemasan Proses Menyusui Dan
Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Ibrahim Adjie Tahun 2021 [Universitas Bhakti
Kencana]. http://repository.bku.ac.id/xmlui/handle/123456789/3051

Rachma, W. S., & Puspita, I. D. (2021). Hubungan Asupan Makan, Status Gizi, Dan
Usia Menarche Ibu Dengan Menarche Dini Pada Remaja Putri Di Wilayah
Perumahan Bumi Pertiwi 2, Kabupaten Bogor. Svasta Harena: Jurnal Ilmiah Gizi,
1(2), 51–59. https://doi.org/10.33860/shjig.v2i1.545

Riskesdas. (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018. 581.


https://dinkes.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/20181228 -
Laporan Riskesdas 2018 Nasional-1.pdf

Rizkia, S. M., & Ungsianik, T. (2019). Improving female adolescents’ knowledge,


emotional response, and attitude toward menarche following implementation of
menarcheal preparation reproductive health education. Asian Pacific Island
Nursing Journal, 4(2), 84–91. https://doi.org/10.31372/20190402.1041

Sabila, D. (2020). Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Menarche Pada


Remaja Putri [SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH].
http://repository.stikeshangtuah-sby.ac.id/164/1/Skripsi Sabila Dintika
%281911026%29 Revisi Final.pdf

Sandri, S. (2018). Faktor- faktor Yang Berhubungan Dengan Menarche Dini Di SMP
IT Iqra Kota Bengkulu [POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
BENGKULU]. http://repository.poltekkesbengkulu.ac.id/341/1/SKRIPSI
SINTIA SANDRI MENARCHE DINI.pdf
Saputro, H., & Fazris, I. (2017). Anak Sakit Wajib Bermain Di Rumah Sakit. FORIKES.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95

https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=eLBFDwAAQBAJ&oi=fnd&p
g=PR1&dq=ANAK+SAKIT+WAJIB+BERMAIN+DI+RUMAH+SAKIT&ots=
gnfHRblECR&sig=1zv3tUWx2s8R4TaatWR_ZavDiBo&redir_esc=y#v=onepa
ge&q=ANAK SAKIT WAJIB BERMAIN DI RUMAH SAKIT&f=false

Sarwono. (2014). Ilmu Kandungan (Ketiga). PT.Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.


Serret-montoya, J., D, M., Villasís-keever, M. A., & D, M. (2020). Factors that impact
on the perception of menstruation among female adolescents. 118(2), 126–133.

Silalahi, V. (2021). Efektifitas Pendidikan Kesehatan Dengan Media Audiovisual Dan


Leaflet Terhadap Sikap Remaja Putri Menghadapi Menarche. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 6(2), 17–23.
https://doi.org/10.30651/jkm.v6i2.8183

Sinaga, E., Saribanon, N., Suprihatin, Sa’adah, N., Salamah, U., Andani M, Y.,
Trisnamiarti, A., & Lorita, S. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi.
Universitas Nasional IWWASH Global One.
https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Sutopo (ed.);
2nd ed.). Alfabeta.

Tamara, S. R., Hendriani, D., & C Adip, N. (2022). The Effect Of Health Education
with Audiovisual Media about Menarche on Knowledge and Anxiety Among
Fifth and Sixth Grade Student in SDN 020 Tenggarong. Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kalimantan Timur, 10(1), 1–52.
https://doi.org/10.21608/pshj.2022.250026

Tangkere, H., Opod, H., & Supit, A. (2013). Gambaran Kecemasan Pasien Saat
Menjalani Prosedur Ekstraksi Gigi Sambil Mendengarkan Musik Mozart Di
Puskesmas. E-GIGI, 1(1), 69–78. https://doi.org/10.35790/eg.1.1.2013.1932

Tanjung, Q., & Zainumi, C. (2020). Tingkat Kecemasan Pasien yang Menjalani
Operasi Elektif Dinilai dengan Visual Analog Scale for Anxiety ( VAS-A) di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan [Universitas Sumatera Utara].
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/24529

Utami, E., & Sholihah, A. N. (2020). Pengaruh Pemberian Media Booklet Dan Video
Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Tentang Disminorea. Universitas Aisyiyah
Yogyakarta.
Wahyuni, E. E., Majid, Y. A., & Dekawaty, A. (2019). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Dengan Media Video Terhadap Kecemasan Menghadapi Menarche
Pada Siswi Kelas V Di Sekolah Dasar Negeri 88 Palembang Tahun 2019. 2.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96

file:///C:/Users/user/Downloads/budihendrawan,+Manuscript_elvi+Plmbg.pdf

WHO. (2017). World health statistics 2017: monitoring health for the SDGs,
Sustainable Development Goals (S. L’IV Com Sàrl, Villars-sous-Yens (ed.); p.
103). http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/255336/9789241565486-
eng.pdf

WHO. (2021). Adolescent mental health. https://www.who.int/news-room/fact-


sheets/detail/adolescent-mental-health

Widyawati. (2020). Buku Ajar PROMOSI KESEHATAN Untuk Mahasiswa


Keperawatan (H. Sihotang & F. A. Rizki (eds.); Cetakan Pe). Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Binalita Sudama Medan.

Yasirah, Y., Halifah, E., & Fitri, A. (2021). Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Remaja
Putri Dalam Menghadapi Pubertas. Jurnal JIM F Kep, 5(1), 85–93.

Yazia, V., & Hamdayani, D. (2021). Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa. 4, 409–422.

Yu, E. J., Choe, S., Yun, J., & Son, M. (2019). Original Article Association of Early
Menarche with Adolescent Health in the Setting of Rapidly Decreasing Age at
Menarche. Journal of Pediatric and Adolescent Gynecology, 33(3), 264–270.
https://doi.org/10.1016/j.jpag.2019.12.006

Yuniza. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Kecemasan Siswi dalam


Menghadap Menarche. Masker Medika, 6(1), 8–17.
https://jmm.ikestmp.ac.id/index.php/maskermedika/article/view/61
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN

Lampiran 1. Time Scedule


N0 Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
judul
2 Penyususnan
BAB 1
3 Penyususnan
BAB 2
4 Penyususnan
BAB 3
5 Seminar
Proposal
6 Revisi
Proposal
7 Pelaksanaan
Penelitian
8 Penyususnan
Hasil
Penelitian
9 Ujian Hasil

10 Revisi Hasil

11 Pengumpulan
Skripsi

97
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98

Lampiran 2. Surat Studi Pendahuluan Fakultas Kedokteran


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99

Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
100

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101

Lampiran 5. Surat Balasan Penelitian


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
102

Lampiran 6. Ethical Cleareance


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103

Lampiran 7. Inform Consent

INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN UNTUK REMAJA PUTRI
PREMENARCHE)

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :
1. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Edukasi Audiovisual Tentang Menstruasi
Terhadap Kecemasan Remaja Dalam Menghadapi Menarche di SD N 2 Bener
Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten"
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek
3. Manfaat ikut sebagai subjek penelitian
4. Kerahasiaan data
5. Bahaya potensial
6. Hak untuk undur diri
7. Insentif untuk subjek
Dan responden penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya
(bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subjek penelitian dengan
penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyatan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.
*) Coret salah satu
Klaten, …………….. 2023
Peneliti, Wali
(Fauziah Rahmawati)

(………………………..) (………………….... )
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
104

Lampiran 8. Lembar PSP

PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN (PSP)


UNTUK REMAJA PUTRI PREMENARCHE

Judul Penelitian :

Pengaruh Edukasi Audiovisual Tentang Menstruasi Terhadap Kecemasan Remaja


Dalam Menghadapi Menarche di SD N 2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten
Klaten

Tujuan umum :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian edukasi


audiovisual tentang menstruasi terhadap kecemasan remaja dalam menghadapi
menarche di SD N 2 Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten

Perlakuan yang diterapkan pada subjek:

Remaja putri yang menjadi responden pada penelitian ini diminta untuk mengisi
kuesioner perihal umur, kelas, dan keterangan belum atau sudahnya mendapat
menstruasi pertama serta mengisi kuesioner terkait dengan kecemasan. Selain mengisi
kuesioner, akan dilakukan pemberian edukasi tentang menstruasi melalui media
audiovisual dan leaflet .

Manfaat untuk Subjek:

Responden yang terlibat dalam penelitian ini akan :

1. Memperoleh informasi mengenai menstruasi sehingga diharapkan mampu


menambah pengetahuan remaja tentang menstruasi pertama dan dapat
menumbuhkan rasa peduli serta simpati remaja mengenai pentingnya persiapan
psikologis dalam menghadapi menarche
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105

2. Mendapatkan konsultasi terkait dengan kesehatan reproduksi remaja


Kerahasiaan :

Data yang diambil akan dipublikasikan secara terbatas tanpa menyebutkan nama,
alamat atau identitas penting lainnya yang dianggap rahasia. Oleh karena itu
kerahasiaan responden akan sangat dijaga dalam proses penelitian ini.

Bahaya potensial:

Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan responden sebagai
subjek dalam penelitian ini, karena intervensi yang diberikan peneliti berupa edukasi
terkait dengan kesehatan menstruasi melalui media audiovisual yang mana tidak akan
beresiko tinggi terhadap diri responden.

Hak untuk undur diri:

Keikutsertaan sebagai responden dalam penelitan ini bersifat sukarela dan berhak
untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi yang merugikan.

Adanya insentif untuk subjek

Responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini akan mendapatkan


Snack selama proses penelitian berlangsung.

*) Bila terdapat hal-hal yang membutuhkan penjelasan, anda dapat menghubungi

peneliti:

Fauziah Rahmawati (HP 081939101098)


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
106

Lampiran 9. Kuesioner Kecemasan

KUESIONER KECEMASAN

Nomor Responden :
Hari/Tanggal
Data Umum :
1. Umur :
2. Kelas :
3. Belum Pernah menstruasi : Ya / Tidak
Keterangan :
STS : Jika menurut saya merasa sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
TS : Jika menurut saya merasa tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
R : Jika menurut saya merasa ragu dengan pernyataan tersebut.
S : Jika menurut saya setuju dengan pernyataan tersebut.
SS : Jika menurut saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
No Pernyataan 0 1 2 3 4

STS TS R S SS

1 Saya merasakan khawatir ketika


mendengar teman saya sudah
menstruasi sedangkan saya sendiri
belum pernah menstruasi

2 Saya merasa tegang ketika tahu


bahwa suatu hari nanti saya akan
mengalami menstruasi yang pertama,
dan saya sendiri belum siap untuk
menghadapinya

3 Saya merasa takut ketika saya


mengalami menstruasi pertama
sedangkan saya sendiri sedang
belajar di dalam kelas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
107

4 Ketika saya memikirkan tentang


kapan saya akan mengalami
menstruasi yang pertama, hal tersebut
membuat saya sulit tidur karena
memikirkan hal tersebut.

5 Ketika saya sedang belajar dan tiba-


tiba memikirkan tentang kapan saya
akan mengalami menstruasi yang
pertama, hal tersebut mengganggu
konsentrasi adik ketika belajar

6 Saya merasa minder dan cenderung


menjadi pemurung ketika tahu teman
saya sudah pernah menstruasi
sedangkan saya sendiri belum
pernah.

7 Perasaan khawatir tentang kapan


saya akan mengalami menstruasi
yang pertama membuat otot leher
saya terasa tegang.

8 Perasaan cemas tentang kapan saya


akan mengalami menstruasi yang
pertama membuat tubuh saya merasa
lemah.

9 Ketika saya memikirkan tentang


kapan saya akan mengalami
menstruasi yang pertama membuat
saya degdegan. karena takut ketika
saya menstruasi sedang berada di
kelas dan teman – teman pria
mengolok – olok / mengejek saya.

10 Ketika saya memikirkan tentang


kapan saya akan mengalami
menstruasi yang pertama membuat
sesak nafas karena takut ketika saya
menstruasi sedang berada di kelas
dan teman – teman pria mengolok –
olok / mengejek saya.

11 Tiap kali saya memikirkan kapan


akan mengalami menstruasi yang
pertama, saya merasa tidak nafsu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
108

makan dan kadang terasa sakit di


perut.

12 Tiap kali saya memikirkan kapan


akan mengalami menstruasi yang
pertama saya menjadi sering buang
air kecil (sering pipis)

13 Tiap kali saya merasa khawatir


memikirkan tentang kapan akan
mengalami menstruasi yang pertama
membuat mulut terasa kering, pucat,
sering keluar keringat dingin dan
pusing

14 Ketika orang lain bertanya “Kamu


sudah pernah Menstruasi?“, tiba–tiba
saya merasa tegang dan saya berpikir
“Apakah saya harus menjawab jujur
atau tidak, karena saya takut orang
lain beranggapan lain kepada saya”.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
109

Lampiran 10. Tabulasi Data Pretest kelompok Kontrol

No Kecemasan TOTAL
Responden x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14
1 2 1 0 2 1 2 1 0 1 0 1 2 2 2 17
2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 1 0 3 3 2 29
3 2 1 2 1 1 2 0 1 0 0 1 2 1 3 17
4 4 2 4 2 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 46
5 2 1 0 1 0 4 3 1 4 0 1 3 4 0 24
6 1 2 3 4 3 2 2 3 4 3 4 3 4 4 42
7 4 3 1 4 0 2 1 3 4 0 2 4 1 2 31
8 1 2 4 2 0 0 3 2 0 1 4 3 1 3 26
9 1 2 0 2 0 0 0 1 0 0 1 2 0 2 11
10 0 0 0 1 0 1 2 4 0 0 3 0 0 1 12
11 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 2 2 3 3 14
12 3 3 4 0 2 1 2 1 0 2 2 3 1 0 24
13 3 2 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 1 27
14 3 2 1 3 3 0 3 2 3 4 1 3 2 1 31
15 3 4 3 2 1 0 2 3 2 1 3 2 2 3 31
16 0 1 0 1 2 3 1 0 1 1 3 0 1 0 14
17 0 1 1 0 0 1 1 1 2 0 1 2 1 2 13
18 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 40
19 1 3 3 2 3 1 2 3 0 2 4 3 2 2 31
20 2 3 3 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
110

Lampiran 11. Tabulasi Data Posttest Kelompok Kontrol

No Kecemasan TOTAL
Respondenx1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14
1 1 0 2 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 2 10
2 3 3 3 0 1 2 3 0 2 3 0 1 2 2 25
3 1 2 1 0 2 1 2 1 0 1 1 1 0 0 13
4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 0 36
5 4 1 2 0 1 0 2 1 2 4 3 2 1 2 25
6 0 2 3 3 2 2 3 4 4 2 2 2 4 2 35
7 2 0 2 3 1 1 0 2 3 2 3 3 4 2 28
8 0 1 2 2 1 1 2 0 4 2 2 1 2 0 20
9 1 0 0 0 2 1 0 1 0 0 1 0 0 1 7
10 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 6
11 1 3 0 2 1 0 4 0 0 0 1 0 2 0 14
12 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 0 19
13 0 3 4 2 2 1 3 2 2 2 3 2 1 0 27
14 2 2 1 1 2 0 3 1 0 2 4 1 2 0 21
15 3 2 2 2 0 4 1 2 2 2 1 3 2 1 27
16 2 3 3 1 0 2 2 0 2 0 4 3 4 2 28
17 2 1 0 0 0 2 0 0 0 0 2 1 0 2 10
18 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 32
19 2 2 2 4 4 2 0 4 1 1 2 0 2 4 30
20 2 0 1 0 2 1 0 1 0 0 2 0 1 2 12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
111

Lampiran 12. Tabulasi Data Pretest Kelompok Intervensi

No Kecemasan TOTAL
Respondenx1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14
1 1 3 4 2 1 3 4 3 1 3 4 3 1 4 37
2 1 1 3 1 2 1 0 1 2 2 1 1 1 1 18
3 4 3 4 1 2 0 1 0 2 2 1 1 0 2 23
4 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
5 1 1 2 1 1 1 2 2 3 2 2 1 3 4 26
6 1 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 2 34
7 2 4 1 2 2 0 2 3 1 0 0 1 1 4 23
8 2 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 2 2 2 12
9 2 4 4 4 4 3 1 0 1 1 1 1 1 1 28
10 1 3 4 4 0 1 3 1 3 2 3 2 3 4 34
11 1 0 1 1 1 2 0 1 2 1 1 0 1 0 12
12 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
13 1 2 1 0 2 2 0 2 2 2 2 2 1 19
14 0 1 2 2 0 0 0 1 1 0 2 0 0 1 10
15 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 1 3 1 2 24
16 3 4 4 3 4 4 2 4 3 1 2 3 4 4 45
17 1 1 2 1 2 1 0 1 2 2 1 1 1 1 17
18 3 3 3 1 3 1 1 2 3 1 2 1 1 3 28
19 2 1 2 0 2 2 0 1 0 0 2 2 1 2 17
20 3 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 2 1 16
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
112

Lampiran 13. Tabulasi Data Posttest Kelompok Intervensi

No Kecemasan TOTAL
Respondenx1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14
1 2 1 2 3 2 2 0 0 0 2 2 1 0 3 20
2 2 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 10
3 0 2 0 3 0 2 1 1 1 0 0 2 0 1 13
4 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 2 2 1 10
5 1 1 0 1 2 1 2 0 1 1 2 2 1 1 16
6 0 1 1 0 2 0 2 0 1 1 0 1 2 2 13
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 4 3 10
8 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 1 2 2 9
9 3 2 3 1 2 0 1 2 2 1 2 0 1 0 20
10 1 0 0 0 1 0 2 0 2 0 0 1 2 4 13
11 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 5
12 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 10
13 2 2 0 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 10
14 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 2 0 9
15 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
16 1 1 0 3 0 1 3 1 0 2 3 3 0 2 20
17 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 3 3 3 15
18 1 2 2 1 0 1 0 1 3 3 1 1 2 1 19
19 0 1 0 1 0 0 0 0 2 0 2 0 2 2 10
20 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 2 1 9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
113

Lampiran 14. Lembar coding data


No Responden Kode Responden Kode
1 R1 0 R21 1
2 R2 0 R22 1
3 R3 0 R23 1
4 R4 0 R24 1
5 R5 0 R25 1
6. R6 0 R26 1
7 R7 0 R27 1
8 R8 0 R28 1
9 R9 0 R29 1
10 R10 0 R30 1
11 R11 0 R31 1
12 R12 0 R32 1
13 R13 0 R33 1
14 R14 0 R34 1
15 R15 0 R35 1
16 R16 0 R36 1
17 R17 0 R37 1
18 R18 0 R38 1
19 R19 0 R39 1
20 R20 0 R40 1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
114

Lampiran 15. Analisis Univariat

Umur
Umur Kelompok
Kontrol Eksperimen
N % Mean SD N % Mean SD
9 Tahun 10 50,0 0 0
10 Tahun 8 40,0 4 20,0
11 Tahun 2 10,0 9,60 ,681 9 45,0 11,15 ,745
12 Tahun 0 0 7 35,0
Jumlah 20 100,0 20 100

Kecemasan pretest pada kelompok kontrol


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Cemas 3 15,0 15,0 15,0
Cemas Ringan 5 25,0 25,0 40,0
Cemas Sedang 4 20,0 20,0 60,0
Cemas Berat 6 30,0 30,0 90,0
Panik 2 10,0 10,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

Kecemasan posttest pada kelompok kontrol


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Cemas 6 30,0 30,0 30,0
Cemas Ringan 3 15,0 15,0 45,0
Cemas Sedang 5 25,0 25,0 70,0
Cemas Berat 6 30,0 30,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
115

Kecemasan pretestt pada kelompok intervensi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Cemas 3 15,0 15,0 15,0
Cemas Ringan 7 35,0 35,0 50,0
Cemas Sedang 4 20,0 20,0 70,0
Cemas Berat 5 25,0 25,0 95,0
Panik 1 5,0 5,0 100,0
Total 20 100,0 100,0

Kecemasan posttest pada kelompok intervensi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Cemas 13 65,0 65,0 65,0
Cemas Ringan 7 35,0 35,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116

Lampiran 16. Analisis Bivariat


a. Kecemasan pretest dan posttest pada kelompok kontrol

Wilcoxon Signed Rank Test


Ranks
Sum of
N Mean Ranks Ranks
Posttest-Pretest Negative Ranks 16ᵃ 9,47 151,50
Positive Ranks 2ᵇ 9,75 19,50
Ties 2ͨ
Total 20

a. Posttest < Pretest


b. Posttest > Pretest
c. Posttest = Pretest

Test Statisticsᵃ

Posttest- Pretest
Z -2,879ᵇ
Asymp.Sig. (2-tailed) 0,004

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

Descriptive Statistics
N Mean Std.Deviation Minimum Maximum
Pretest 20 24,70 10,564 11,00 46,00

Posttest 20 21,25 9,419 6,00 36,00


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
117

b. Kecemasan pretest dan posttest pada kelompok eksperimen

Wilcoxon Signed Rank Test


Ranks
Sum of
N Mean Ranks Ranks
Posttest-Pretest Negative Ranks 20ᵃ 10,50 210,00
Positive Ranks 0ᵇ ,00 ,00
Ties 0ͨ
Total 20

a. Posttest < Pretest


b. Posttest > Pretest
c. Posttest = Pretest

Test Statisticsᵃ

Posttest- Pretest
Z -3,924ᵇ
Asymp.Sig. (2-tailed) 0,000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

Descriptive Statistics
N Mean Std.Deviation Minimum Maximum
Pretest 20 22,70 9,365 10,00 45,00

Posttest 20 12,75 4,363 5,00 20,00


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118

c. Pengaruh edukasi audiovisual tentang menstruasi terhadap kecemasan remaja

dalam menghadapi menarche

Mann-Whitney Test
Ranks
Sum of
N Mean Ranks Rank
Hasil Eksperimen 20 12,95 304,00

Kontrol 20 21,25 516,00

Total 40

Test Statisticsᵃ

Hasil

Mann-Whitney U 94,000
Wilcoxon W 304,000
Z -2,883
Asymp.Sig (2-tailed) ,004
Exact. Sig [2*(1-tailed ,004ᵇ
sig)

a. Grouping Variable Kelas


b. Not Corrected For Ties
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
119

Lampiran 17. Uji Normalitas


a. Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Kelas Kontrol Shapiro-Wilk


Stastictic df Sig
Pretes 0, 937 20 0,004*
Posttest 0,942 20 0.267**

b. Uji Normalitas Kelompok Intervensi

Kelas Kontrol Shapiro-Wilk


Stastictic df Sig
Pretes 0, 936 20 0,004*
Posttest 0,896 20 0.03*

c. Uji Normalitas Kontrol dan Intervensi

Kelas Shapiro-Wilk
Stastictic df Sig
Posttest Kontrol 0, 942 20 0,267*
Posttest Intervensi 0,896 20 0.03*
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
120

Lampiran 18. Leaflet tentang menstruasi


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
121

Lampiran 119. Foto kegiatan pretest-intervensi-posttest


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
122
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
123

Anda mungkin juga menyukai