Perjalanan Pendidikan Sebelum Kemerdekaan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

PERJALANAN PENDIDIKAN SEBELUM KEMERDEKAAN

1. R.A. Kartini

Peran R.A Kartini dalam memajukan pendidikan di Indonesia adalah salah satu bukti
kepeduliannya dan salah satu contoh kontribusi wanita yang dicetak dengan tinta emas dalam
sejarah. Karena perempuan tidak diperbolehkan untuk mendapatkan pendidikan, dan
perempuan hanya boleh menjadi ibu rumah tangga. berawal dari masalah tersebut timbulah
pemikiran-pemikiran R.A. Kartini dan beliau mendobrak kondisi yang sangat
memprihatinkan tersebut dengan mendirikan sekolah khusus wanita dan beliau juga
membangun perpustakaan bagi anak-anak perempuan. Tujuan pendidikan perempuan R.A.
Kartini adalah menjadikan kaum perempuan sebagai perempuan yang cakap baik serta
mandiri yang sadar akan panggilan budinya, sanggup menjalankan kewajibannya dalam
masyarakat.
2. Dewi Sartika

Saat Dewi Sartika remaja memperhatikan kedudukan perempuan dalam masyarakat Sunda.
Menurutnya, kedudukan perempuan telah mengalami kemunduran. Kala itu, perempuan Sunda
dianggap lebih lemah, dikekang dengan perkawinan paksa, dan sebagainya. Bahkan, mereka
hanya menjadi lambang status seorang laki-laki setelah menikah. Dewi Sartika membuka akses
pendidikan untuk semua golongan, terutama bagi perempuan. Dibuatlah sekolah yang bertujuan
mencerdaskan kaum perempuan agar tercipta kesetaraan pendidikan antara laki-laki dan
perempuan, serta antara (perempuan) golongan priayi dan (perempuan) golongan biasa. Sakola
Kautamaan Istri memiliki motto dari bahasa Sunda “cageur, bageur, bener, singer, pinter” yang
memiliki arti dalam bahasa Indonesia, yaitu “sehat, baik hati, benar, mawas diri, pintar”. Nilai-
nilai tersebut masih dapat dijumpai di Jawa Barat sebagai warisan dari Dewi Sartika.

3. Budi Utomo
Bagi organisasi Boedi Oetomo, pendidikan adalah satu hal yang wajib diakses dengan mudah
oleh seluruh golongan masyarakat. Sang penggagas Boedi Oetomo, Dokter Wahidin
Soedirohusodo, menggarisbawahi bahwa pendidikan adalah salah satu cara agar seseorang
bisa meningkatkan kualitas hidup. Bersama Boedi Oetomo, Wahidin selalu berusaha agar
jumlah pribumi yang mendapatkan pendidikan terus bertambah. Wahidin memperkenalkan
dana pendidikan atau studiefonds dengan tujuan bisa membantu anak-anak pribumi untuk
mendapatkan akses pendidikan dengan mudah. Pemikiran Wahidin ini lalu menarik minat
beberapa mahasiswa STOVIA untuk turut berpartisipasi. Program dana pendidikan atau yang
lebih dikenal dengan beasiswa itu terus digalang oleh para anggota Boedi Oetomo. Tidak
hanya dalam bidang pendidikan, namun juga dalam ranah pengembangan kebudayaan Jawa.

4. Ki Hajar Dewantara

Jejak Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan Indonesia adalah dengan mendirikan
sekolah bernama Taman Siswa di Yogyakarta pada 3 Juli 1922. Lewat Taman Siswa, Ki
Hajar Dewantara berusaha memadupadankan pendidikan bergaya Eropa dengan pendidikan
gaya Jawa tradisional. Di sekolah ini juga, Ki Hajar Dewantara menumbuhkan kesadaran para
siswa bumiputera akan hak-hak mereka dalam mendapat pendidikan yang layak.

Sumber:

https://oerban.com/pendidikan-dalam-perspektif-r-a-kartini/

https://www.zenius.net/blog/raden-dewi-sartika

https://smkmucirebon.sch.id/2-peran-penting-boedi-oetomoe-bagi-pendidikan-indonesia/

https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/25/173000779/jejak-ki-hajar-dewantara-dalam-
memajukan-pendidikan-indonesia?page=all

Anda mungkin juga menyukai