Anda di halaman 1dari 6

LK-2.

Jurnal Refleksi PPL PPG Daljab

Pada tugas ini Anda diminta untuk menuliskan jurnal refleksi sebagai
produk terhadap pembelajaran sebelum mengikuti PPG Dalam Jabatan dan
setelah mengikuti MK Pendalaman Materi dan Pengembangan Perangkat
Pembelajaran. Dipersilakan ikuti langkah berikut ini untuk membantu
Anda dalam menuliskan jurnal refleksi

1. Pilihlah salah satu RPP yang merupakan rencana aksi yang telah
dirancang pada langkah 6 pada MK Pengembangan Perangkat
Pembelajaran.
2. Anda bisa memilih salah satu pendekatan pembelajaran di SMK
seperti: pembelajaran berbasis Teaching Factory (Tefa), atau
Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL), atau Pembelajaran Berbasis
Industri/Kelas Industri, atau Pembelajaran Berbasis
Kewirausahaan/Kelas Kewirausahaan atau Pembelajaran Berbasis
Praktik Kerja Lapangan(PKL)
3. Deskripsikan setiap kolom dari jurnal refleksi.
4. Lakukan analisis terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Untuk analisis kegiatan, kaitkan hal-hal yang berjalan dengan baik
dan hal-hal yang masih menjadi tantangan saat pembelajaran
berlangsung dengan teori yang dipelajari saat pendalaman materi.
Jurnal refleksi pada PPL PPG Daljab diserahkan sebanyak 1x untuk siklus
1 dan 1x untuk siklus 2.

Nama Mapel Konsentrasi Keahlian Akuntansi


dan Keuangan Lembaga
Tempat Pelaksanaan SMK Sultan Fattah Demak

Waktu Pelaksanaan Selasa, 12 Desember 2023

Nama Mahasiswa Ayu Ervina Safitri

Nama Guru Pamong Nurul Widayati, S.Pd. M.Pd

Nama Dosen Prof. Dr. Siswandari, M.Stats

I. Deskripsi Kegiatan Inovasi Pembelajaran


(Apakah topik dan tujuan yang Anda diajarkan? Inovasi apakah yang Anda
lakukan? Mengapa Anda memilih metode tersebut sebagai inovasi pembelajar
di kelas Anda?)

Apakah topik dan tujuan yang Anda diajarkan?


Topik yang diajarkan pada praktik pengalaman lapangan adalah Konsentrasi Keahlian
Akuntansi dan Keuangan Lembaga pada elemen ekonomi bisnis dan administrasi umum,
pada capaian pembelajaran Pada Fase F Peserta Didik mampu mengidentifikasi
permasalahan ekonomi pada materi permintaan dan penawaran. Adapun tujuan
pembelajaran ini adalah Melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah, Peserta
Didik dapat mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan ekonomi pada materi
permintaan dan penawarn dengan kritis dan kreatif.

Inovasi apakah yang Anda lakukan?


Pada praktik pengalaman lapangan kali ini setelah melalui tahapan-tahapan identifikasi
masalah, eksplorasi penyebab masalah, hingga menetapkan solusi dari permasalahan yang
dipilih dengan melakukan inovasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran
problem based learning (PBL). Model problem based learning dipilih menjadi inovasi dalam
pembelajaran karena selama ini model yang digunakan saat pembelajaran masih monoton
dan tidak membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran.

Mengapa Anda memilih metode tersebut sebagai inovasi pembelajar di kelas


Anda?)
Model ini memiliki kelebihan membantu pendidik memberikan informasi sebanyak-
banyaknya kepada peserta didik, dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan ketrampilan intelektual, belajar tentang
berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam pengalaman dunia nyata
atau simulasi, dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri. Model Problem Based
Learning tentunya dapat membiasakan peserta didik untuk mengembangan keterampilan
berpikir kritis siswa. Keterampilan berpikir kritis yang dimiliki peserta didik sangat
berguna bagi kehidupan nyata dimana kehidupan penuh tantangan yang datang baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun tantangan dalam dunia kerja karena siswa memiliki
pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, belajar aktif, memecahkan masalah, komunikasi,
kerja kelompok, dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik.

Model problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang bisa
dipilih oleh guru untuk diimplementasikan selama proses belajar mengajar dengan
memberikan masalah kepada siswa untuk diselesaikan (Vlad & Piticǎ, 2015). Ketika
menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL), guru berperan sebagai
fasilitator dan siswa aktif atau memfasilitasi pembelajaran (Rofiq & Mashuri, 2021).
Berbagai hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran problem based
learning (PBL) berdampak positif terhadap keterampilan sosial siswa jika dibandingkan
dengan pembelajaran yang berpusat pada guru.

Hal ini dapat ditunjukkan melalui kajian yang dilaksanakan Indriani (2022) melalui
pengamatan awalnya yang berjudul “Penerapan Problem based learning untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pelajaran Bahasa Inggris”
penelitian tersebut menunjukkan adanya hasil belajar serta tingkat keaktifan siswa yang
belum optimal ditunjukkan melalui aktivitas belajar yang berlangsung. Hal ini diakibatkan
oleh metode pembelajaran yang diterapkan kurang variatif dan cenderung mempergunakan
metode diskusi kelompok, ceramah serta tanya jawab. Namun setelah dilakukannya
penelitian tersebut bisa menumbuhkan keaktifan serta hasil belajar peserta didik. Kajian
yang dilaksanakan oleh Ramadhan (2021) yang berjudul “Penggunaan Metode Problem
based learning dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas 11 IPS 1” hasil kajian
menunjukkan bahwasanya metode ini cukup efektif untuk menumbuhkan kecakapan
siswa serta dalam aktivitas belajar ini peserta didik juga mempunyai nilai-nilai karakter
yang ada pada aktivitas belajar seperti demokrasi, kerjasama, tanggung jawab serta
lainnya. Peserta didik bisa aktif berpartisipasi dalam menyampaikan gagasan serta
masukannya yang bertautan dengan materi belajar yang disajikan.
II. Hal Baik/Manfaat dari Inovasi Pembelajaran
(Hal-hal baik/manfaat apakah yang dirasakan oleh Anda dan siswa/i Anda saat
inovasi pembelajaran berlangsung? Mengapa dan kaitkan alasannya dengan materi
yang dipelajari pada MK Pendalaman Materi)

Hal-hal baik/manfaat apakah yang dirasakan oleh Anda dan siswa/i Anda saat inovasi
pembelajaran berlangsung?
Terdapat beberapa hal-hal baik yang dirasakan dalam pembelajaran berlangsung setelah
penerapan inovasi seperti mendorong siswa untuk mendalami materi pelajaran dengan
cara yang lebih mendalam. Mereka harus mencari solusi untuk masalah yang kompleks,
yang memungkinkan mereka untuk memahami konsep dengan lebih baik, Siswa belajar
untuk mengevaluasi informasi, mengidentifikasi masalah, dan merumuskan solusi yang
masuk akal, siswa untuk berkolaborasi, berbagi ide, dan membangun keterampilan sosial.
Mereka belajar cara bekerja bersama sebagai tim untuk mencapai tujuan bersama, Siswa
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah yang transferable, yang dapat
diterapkan dalam berbagai konteks dan mata pelajar.
Hal ini terjadi karena Inovasi dalam pembelajaran memiliki potensi untuk menciptakan
pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna, mendalam, dan relevan bagi siswa. Hal-
hal baik ini berkontribusi pada perkembangan siswa sebagai pembelajar yang
komprehensif dan mempersiapkan mereka untuk tantangan dalam kehidupan nyata.

Mengapa dan kaitkan alasannya dengan materi yang dipelajari pada MK Pendalaman
Materi)
Pembelajaran model problem based learning diawali dari sebuah problematika nyata yang
ada pada lingkungan siswa disesuaikan dalam pelajaran sehingga dapat meningkatkan
tanggung jawab siswa terhadap belajarnya sebab peserta didik diharapkan agar dapat
mengorganisasikan belajarnya dengan menjalankan serta membentuk dengan langsung
proses belajar dengan mempergunakan beberapa kelompok kecil serta akhirnya harus
menjelaskan hasil belajar siswa. Selain itu, dalam implementasinya ada beberapa aktivitas
yang wajib dilaksanakan oleh siswa. Dalam penerapannya tidak hanya menginginkan
peserta didik sekadar menyimak, mencatat ataupun menghafalkan materi pembelajaran,
melainkan diharapkan lewat metode ini peserta didik bisa aktif berkomunikasi, berpikir,
mencaritahu dan melakukan pengolahan data serta memberikan simpulan (Sudarmanto,
2021).
Pada materi yang dipelajari pada MK Pendalaman materi menyebutkan bahwa, guru harus
melakukan inovasi pembelajaran sebagi wujud dari pemberian solusi terhadap masalah
yang telah di identifikasi melalui eksplorasi sebuah masalah. Dengan penggunaan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), harapan untuk meningkatkan keaktifan
belajar dan hasil belajar siswa dapat tercapai 84 % dan yang belum mencapai KKM
sejumlah 14 %.

III. Tantangan/Masalah yang Dihadapi dari Inovasi Pembelajaran


(Tantangan/masalah apakah yang Anda hadapi saat inovasi diimplementasikan pada
pembelajaran? Mengapa dan kaitkan alasannya dengan materi yang dipelajari pada
MK Pendalaman Materi)

Tantangan/masalah apakah yang Anda hadapi saat inovasi diimplementasikan pada


pembelajaran?
Problem based learning (PBL) adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah, dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
ketrampilan pemecahan masalah serta untuk memproleh pengetahuan esensial dari materi
pelajaran. Problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang
menuntut aktivitas mental siswa untuk dapat memahami suatu konsep pembelajaran
melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk
melatih peserta didik menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah. Model ini juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa,
melatih ketrampilan memecahkan masalah dan meningkatkan penguasaan materi
pelajaran. Hal ini karena PBL diterapkan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam
situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar.

 siswa di awal mengalami kesulitan menyesuaikan fase belajar di sesi pertama


karena tidak terbiasa dengan model pembelajaran ini, kesulitan tersebut
mendorong siswa saling membantu seperti yang dimiliki siswa dalam kelompok
tingkat aktivitas yang berbeda, namun pada pertemuan berikutnya siswa
sudah terbiasa menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL).
 Guru dan siswa mungkin memiliki resistensi terhadap perubahan dalam metode
pembelajaran yang mereka kenal. Mereka dapat merasa nyaman dengan cara
tradisional pembelajaran dan merasa takut atau enggan untuk mencoba inovasi,
Mengukur efektivitas inovasi dan memberikan umpan balik yang sesuai kepada
guru dan siswa adalah tantangan yang signifikan. Evaluasi harus mencakup
pengukuran hasil pembelajaran dan dampak inovasi.
 Resistensi terhadap perubahan dapat muncul karena siswa telah terbiasa dengan
cara tertentu untuk mendalami materi. Mereka mungkin merasa bahwa metode
yang mereka ketahui sudah cukup efektif. Oleh karena itu, dalam pendalaman
materi, penting untuk memahami perasaan siswa terhadap perubahan dan
menjelaskan manfaat inovasi yang diusulkan. memahami bahwa mengukur
dampak inovasi pada pemahaman materi dapat memerlukan pengembangan
instrumen evaluasi yang sesuai. Hal ini berkaitan dengan kemampuan
mengintegrasikan inovasi dengan materi yang diajarkan dan kemampuan
mengukur kemajuan siswa.

IV. Solusi Pemecahan Masalah


(Adakah solusi yang Anda lakukan untuk memecahkan masalah yang hadapi pada
penerapan inovasi pembelajaran? Apakah berjalan lebih baik? Mengapa dan kaitkan
alasannya dengan materi yang dipelajari pada MK Pendalaman Materi)

Guru dapat menjelaskantentang cara menggunakan inovasi, menjelaskan manfaatnya, dan


memberikan dukungan teknis jika diperlukan. mengembangkan instrumen evaluasi yang
sesuai dengan inovasi yang diusulkan dan materi yang diajarkan. Umpan balik yang
diberikan harus membantu guru dan siswa untuk memahami dampak inovasi.
Pengembangan instrumen evaluasi yang sesuai membantu dalam mengukur dampak
inovasi pada pemahaman materi. Umpan balik yang diberikan dapat digunakan untuk
perbaikan yang lebih lanjut dalam proses pendalaman materi. Dengan pelatihan yang baik,
guru dan siswa dapat melihat bagaimana inovasi dapat membantu mereka mendalami
materi dengan lebih baik.

siswa di awal mengalami kesulitan menyesuaikana fase belajar di sesi pertama


karena tidak terbiasa dengan model pembelajaran ini, kesulitan tersebut
mendorong siswa saling membantu seperti yang dimiliki siswa dalam kelompok
tingkat aktivitas yang berbeda, namun pada pertemuan berikutnya siswa
sudah terbiasa menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL)

V. Rencana Tindak Lanjut


(Apakah rencana tindak lanjut (RTL) untuk menjadikan inovasi pembelajaran Anda
berjalan lebih baik ke depannya?)

(Apakah rencana tindak lanjut (RTL) untuk menjadikan inovasi pembelajaran Anda
berjalan lebih baik ke depannya?)

Problem based learning (PBL) adalah suatu pendekatan yang menggunaka masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
ketrampilan pemecahan masalah serta untuk memproleh pengetahuan esensial dari materi
pelajaran. Problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang
menuntut aktivitas mental siswa untuk dapat memahami suatu konsep pembelajaran
melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk
melatih peserta didik menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah. Model ini juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa,
melatih ketrampilan memecahkan masalah dan meningkatkan penguasaan materi
pelajaran. Hal ini karena PBL diterapkan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam
situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar.
Memastikan bahwa inovasi terintegrasi dengan baik dalam kurikulum dan materi yang
diajarkan. Perencanaan yang matang dan koordinasi antara guru dan staf pendidikan
dapat membantu mencapai ini. perencanaan yang matang memastikan bahwa inovasi
tidak mengganggu alur pembelajaran materi yang mendalam. Sebaliknya, inovasi dapat
mendukung pemahaman materi dengan lebih baik.

Daftar Pustaka
Ati, T. P., & Setiawan, Y. (2020). Efektivitas problem based learning-problem solving
terhadap kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika siswa kelas
V. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1), 294-303.
Mashuri, S., Djidu, H., & Ningrum, R. K. (2019). Problem-based learning dalam
pembelajaran matematika: Upaya guru untuk meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa. Pythagoras. Jurnal Pendidikan Matematika, 14(2).
Setyo, A. A., Fathurahman, M., Anwar, Z., & PdI, S. (2020). Strategi Pembelajaran
Problem Based Learning (Vol. 1). Yayasan Barcode.
Fitria, Y., & Indra, W. (2020). Pengembangan Model Pembelajaran PBL Berbasis Digital
untuk Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan dan Literasi Sains. Yogyakarta:
Grup Penerbit CV Budi Utama.
Indriani, L. (2022). Penerapan Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan
dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Bahasa Inggris. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Indonesia, 1(1), 15–22. Retrieved from
https://ejournal.papanda.org/index.php/jipi/article/view/116
Susanto, A. (2022). Efektifitas Pengajaran Ekonomi Berbasis Problem Based Learning.
Bandung: PT Indonesia Emas Grup.
Yustina, I. M. (2021). Problem Based Learning (PBL) Berbasis Order Thingking (Hots)
melalui E-learning. Klaten: Lakesha.
Choden, T., & Kijkuakul, S. (2020). Blending Problem Based Learning with Scientific
Argumentation to Enhance Students’ Understanding of Basic Genetics. International
Journal of Instruction,

Demak, 21 Desember 2023

Dibuat oleh Disetujui oleh

Ayu Ervina Safitri Nurul Widayati, S.Pd. M.Pd

Anda mungkin juga menyukai