Anda di halaman 1dari 9

BIMBINGAN KONSELING

“ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DI MAN LUMAJANG”

Dosen Pengampu : Imron Rosyady, M.Pd.I

Disusun Oleh:

LAILI NABILA MAULIDIYAH (221101010038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM KH. AHMAD SIDDIQ

JMBER

2023
A. Gambaran Umum Lokasi

1. Profil singkat Madrasah Aliyah Negeri Lumajang

Nama Sekolah : Man Lumajang

Jumlah siswa : 728

Jumlah Tenaga BK : 3

Ruang Tamu : Ada

Ruang Konseling : Ada

Papan Data : Ada

Administrai BK : Ada

Buku Pribadi/Catatan Anekdot : Ada

Data Home visit : Ada

Data Konferensasi Kasus : Ada

Data Alih Tangan Kasus : Tidak

Kondisi Ruangan BK : Cukup baik

Man Lumajang beralamat di JL. Citarum No.75, Rogotrunan,


Kec.Lumajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur 67315. Status sekolah negeri
dengan akreditasi A berdiri tahum 1991. Sekolah ini menjadi satu kawasan
dengan Mts Negeri 1 Lumajang, jadi tidak heran jika lulusan dari Mts Negeri 1
Lumajang banyak yang menaftar ke Man Lumajang. Berikut batas wilayah
MAN Lumajang : Sebelah Utara : Pemakaman China Sebelah Selatan : MTsN
Lumajang Sebelah Timur : Perkampungan warga Sebelah Barat : Jalan antar
desa-kota. Sekolah ini memiliki peserta didik 728 siswa/siswi, 60 Tenaga
Pendidik, 19 Tenaga Kependidikan dan kurang lebih 12340 Alumni.

Adapun visi dan misi sekolah ini yaitu:

a. Visi Man Lumajang

Terwujudnya Insan yang Bertaqwa, Cerdas, Terampil dan


Berbudaya

b. Misi Man Lumajang


1) Melaksanakan Program Furudhul A’iniyah dan Program
Tahfidz Al Qur’an
2) Melaksanakan Proses Pembelajaran yang efektif, efisien,
inovatif dan menyenangkan
3) Melaksanakan Pembelajaran berbasis IT
4) Melaksanakan Kegiatan Club Mata Pelajaran dan Club
Program Keterampilan
5) Melaksanakan Kegiatan Ekstrakulikuler sesuai dengan bakat
minat siswa
6) Melaksanakan Pembiasaaan hidup sehat dan bersih, indah,
nyaman, lestari dengan mempertimbangkan keseimbangan
Sumber Daya Alam (SDA) di lingkungan Madrasah
7) Melaksanakan budaya Literasi dan Numerasi pada setiap
kegiatan

c. Tujuan Madrasah
Tujuan Madrasah Aliyah Negeri Lumajang dalam
menyelenggarakan pendidikan adalah :
1) Meningkatkan kualitas lulusan yang memiliki prestasi
akademik tinggi
2) Menjadikan Madrasah Aliyah Negeri Lumajang sebagai
Madrasah rujukan
3) Meningkatkan prestasi non akademik dengan
mengembangkan potensi, minat, dan bakat siswa
4) Mewujudkan lulusan yang taat beribadah serta berakhlaqul
karimah
5)
Keadaan Guru BK di Man Lumajang
Guru Bimbingan dan Konseling yang ada di Man Lumajang pada tahun
ajaran 2021/2022 berjumlah 3 orang.

Tabel 1.1. keadaan Konselor dan Bimbingan Konseling di Man


Lumajang

No Nama JABATAN

Fungsional Struktural

1. Aris Sulaiman, S,SOS.I, Guru Koordinator BP


M.Pd.I

2. Yuni Sulistyowati, S. Guru BK


Ag.

3. Tuty Alawiyah, S. Psi. Guru BK

A. Langkah kerja pelaksanaan Bimbingan Konseling di Man Lumajang

1. Pengelola program. Guru BK bersama wali kelas atau guru mapel


merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi layanan secara
kolaboratif dalam rangka memenuhi dimensi dan elemen profil pelajar
Pancasila.
2. Pembimbing. Guru BK membimbing peserta didik untuk mengenal
diri, memfasilitasi perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian diri,
serta pengembangan potensi dan minat secara optimal.
3. Penilai. Dalam ruang lingkup praktik layanan, Guru BK
menggunakan alat penilaian formal dan informal, dan dapat menjalin
kemitraan dengan psikolog atau tenaga ahli lainnya untuk menafsirkan
hasil tes dalam rangka pengambilan keputusan rencana pengembangan
peserta didik.
4. Konselor. Guru BK membuka akses praktik konseling bagi para
peserta didik guna membantu penyelesaian masalah, penyembuhan,
perbaikan, dan pencegahan masalah yang terkait dengan kehidupan
pribadi, belajar, sosial, maupun karir.
5. Konsultasi. Guru BK memberikan informasi tentang
perkembangan potensi, minat dan kebutuhan lainnya kepada peserta
didik, wali kelas, dan orang tua/ wali dalam rangka pencapaian profil
pelajar Pancasila.
6. Koordinasi. Untuk mendukung pengembangan akademik, dan karir
masa depan peserta didik secara optimal, Guru BK dapat bekerja sama
dengan bidang akademik di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

B. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling


1. Layanan Orientasi, yaitu Layanan BK yang memungkinkan peserta didik
memahami lingkungan yang baru dimasuki, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru
2. Layanan Informasi, yaitu Layanan BK yang memungkinkan peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta
didik.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu Layanan BK yang
memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat (di dalam kelas, kelompok belajar, program studi, program latihan,
magang, ko/ekstra kurikuler, dll) sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta
kondisi pribadinya.
4. Layanan Penguasaan Konten, yaitu Layanan BK yang memungkinkan
peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan yang
baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya
yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, industri dan masyarakat.
5. Layanan Konseling Perorangan, yaitu Layanan BK yang memungkinkan
peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan)
dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah
pribadi yang dideritanya. layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
6. Layanan Bimbingan Kelompok, yaitu Layanan BK yang memungkinkan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu dan membahas secara
bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang
pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari atau untuk pengembangan
diri baik sebagai individu maupun sebagai siswa
7. Layanan Konseling Kelompok, yaitu Layanan BK yang memungkinkan
peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
masalah yang dialaminya melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas
itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota
kelompok. layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan
pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
8. Layanan Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
C. Analisis dengan kondisi lapangan
Berdasarkan hasil yang saya dapatkan dengan guru Bimbingan dan Konseling
masalah yang saya sering temui dalam bimbingan sosial yaitu mengenai siswa yang
sering terlambat sekolah, siswa berkelahi, siswa yang terlambat Sholat Dhuhur,
merokok di kamar mandi dan membolos pada saat jam pelajaran.
Guru bimbingan dan konseling di Man Lumajang menyatakan bahwa yang paling
penting dalam melakukan bimbingan sosial adalah bekerjasama karena dalam
bimbingan sosial bukan hanya memberikan saran, nasehat dan arahan akan tetapi
bimbingan sosial mencakup keseluruhan yaitu bekerja sama dengan guru bimbingan
dan konseling, kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, para staf guru lainnya
dan orang tua murid melalui latihan-latihan dalam situasi belajar dalam menyelesaikan
masalah-masalah peserta didik.
Berdasarkan apa yang saya dapatkan disana dan saya rasakan selama saya menjadi
siswi di Man lumajang, kenyataannya Guru Bimbingan Konseling disana kurang
(standart) menjalankan system BK yang yang baik dan berhasil. Dikarenakan guru BK
disana tidak menyelidiki latar belakang anak yang mempunyai masalah tersebut.
Dicontohkan, anak yang terlambat sekolah, Guru BK di Man Lumajang langsung
menghukumnya entah itu membaca Al-Quran di depan halayak umum atau
membersihkan rumput di lapangan Sepak bola. Ini membuktikan bahwa kegunaan
Bimbingan Konseling yang salah. Seharusnya guru BK tersebut menyelidiki kenapa
anak tersebut sering terlambat sekolah, apa karena kesiangan bangun atau ada masalah
dari keluarganya. Itu yang harus diperhatikan betul. Dan masalah lain seperti
membolos pada saat jam pelajaran dengan cara melompat pagar batas dengan rumah
warga. Ini menunjukkan bahwa pengawasan terhadap peserta didik kurang ketat.
Seharusnya guru BK bekerja sama dengan guru mata pelajaran untuk melakukan
pengawasan terhadap guru peerta didik yang bermasalah serta melihat peserta didik
mana yang memerlukan bimbingan. Dan juga pihak sekolah memperketat keamanan
dengan memasang CCTV di daerah sudut kawasan. Dan juga mempertinggi bangunan
pagar agar tidak ada siswa yang membolos mata pelajaran dengan cara lompat pagar.
Jadi, seharusnya Guru BK di Man Lumajang harus mengubah sistem Bimbingan
Konseling yang benar (standart) yaitu dengan cara menyelidiki siswa/siswi yang
memiliki masalah tersebut. Pelaksanaan Bimbingan sosial bisa dilakukan secara
klasikal di kelas dan secara individual di dalam ruangan.
Pelaksanaan Bimbingan sosial disini sangat penting bagi peserta didik, bimbingan
konseling ini juga penting bagi pihak-pihak yang terkait dalam menjalin kerjasama
yang solid demi menyelesaikan masalah-masalah yang dialami oleh peserta didik yaitu
kerjasama antara guru BK, kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran dan orang
tua. Terutama dalam memberikan pelayanan individual kepada peserta didik disini
sangat dirasakan pentingnya kerjasama itu. Dari hasil yang saya dapatkan selama saya
disana dapat di tindak lanjuti yaitu Man Lumajang harus terus melakukan pengawasan
terhadap peserta didik yang mengalami masalah tersebut dan tidak melepasnya begitu
saja walaupun masalahnya sudah terselesaikan.
Pada tanggal 8 Oktober 2014, menteri pendidikan mengeluarkan peraturan baru
yang berisi tentang layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah telah memperoleh
dasar legalitas yuridis-formal yang lebih kokoh, yakni dengan hadirnya Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah, yang ditandatangani
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 ini menjadi rujukan penting, khususnya bagi
para Guru BK/Konselor dalam menyelenggarakan dan mengadministrasi layanan
Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Peranan guru BK cukup strategis dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi,
dan efesiensi pendidikan, khususnya dalam pelaksanaan program BK, maka
peningkatan profesionalisme guru BK merupakan suatu kebutuhan. Oleh sebab itu
guru BK disekolah turut berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan disekolah.
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling, berdasarkan“
Peraturan Pemerintah Pemendikbud No.111 Tahun 2014”, tentang penyelenggaraan
program layanan dan konseling di tinggkat dasar dan menengah. Adapun tidak kala
pentingnya adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya di
sebut konseling, agar mampu mengembangkan potensi pada dirinya atau mencapai
tugas-tugas pekembangan ( menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan
moralspiritual). Khususnya bagi peserta didik pada tingkat pendidikan dasar
prasekolah Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 1 ayat 6 sebutan untuk guru pembimbing di mantapkan menjadi “konselor”.
Keberadaan konselor dalam sistem pendidkan nasional dinyatakan sebagai salah satu
kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor,
widyaiswara, fasilitator, dan instruktur. Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran
posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang lainnya tidak menghilangkan arti
bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki konteks tugas, ekspektasi
kerja, dan setting layanan spesifik yang mengandung keunikan dan perbedaan.

Anda mungkin juga menyukai