UU Permasyarakatan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

TUJUAN PENJATUHAN HUKUMAN BAGI PELAKU KEJAHATAN DITINJAU

MENURUT UU PERMASYARAKATAN

1. Latar Belakang
Kejahatan merupakan suatu perbuatan yang melanggar norma hukum yang
berlaku di masyarakat. Pelaku kejahatan harus dijatuhi hukuman sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas perbuatannya. Tujuan penjatuhan hukuman bagi pelaku
kejahatan adalah untuk memberikan efek jera, mencegah terjadinya kejahatan
berulang, dan memulihkan keadaan masyarakat.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan mengatur
mengenai tujuan, asas, dan sistem pemasyarakatan. 1 Tujuan pemasyarakatan adalah
untuk membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menjadi manusia
seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak
pidana.
Tinjauan terhadap tujuan penjatuhan hukuman bagi pelaku kejahatan ditinjau
menurut UU Permasyarakatan bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan
tujuan penjatuhan hukuman tersebut dalam praktik di lapangan. Tujuan penjatuhan
hukuman bagi pelaku kejahatan yang telah diatur dalam UU Permasyarakatan harus
dapat diwujudkan dalam praktik sehingga dapat mencapai tujuannya secara optimal. 2

2. Rumusan Masalah
a. Apa saja tujuan penjatuhan hukuman bagi pelaku kejahatan menurut UU
Permasyarakatan?
b. Bagaimana penjatuhan hukuman bagi pelaku kejahatan menurut UU
Permasyarakatan dapat mencapai tujuannya?

3. Pembahasan
a. Tujuan Penjatuhan Hukuman Bagi Pelaku Kejahatan yang Telah Diatur
Dalam UU Permasyarakatan

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentag Pemasyarakatan
2
Haryono, Implikasi Perubahan Undang-Undang Pemasyarakatan terhadap Perlakuan Tahanan, Anak dan
Warga Binaan Pemasyarakatan, Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, 14, 3, (2021): 18.
UU Permasyarakatan No. 12 Tahun 1995 (UU Permasyarakatan) mengatur
tentang tujuan penjatuhan hukuman bagi pelaku kejahatan. 3 Menurut UU
Permasyarakatan, tujuan penjatuhan hukuman bagi pelaku kejahatan adalah:
1) Mencegah orang lain berbuat kejahatan
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara menjatuhkan hukuman yang
setimpal dengan kejahatan yang dilakukan oleh pelaku. Hukuman yang
setimpal diharapkan akan menimbulkan efek jera bagi pelaku kejahatan itu
sendiri maupun orang lain yang akan melakukan kejahatan.
2) Mencegah pelaku kejahatan mengulangi perbuatannya
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara memberikan pembinaan
kepada pelaku kejahatan selama menjalani hukuman. Pembinaan yang
diberikan diharapkan dapat membantu pelaku kejahatan untuk memperbaiki
diri dan tidak mengulangi perbuatannya di masa depan.
3) Mengembangkan kesadaran dan kemauan pelaku kejahatan untuk hidup
sebagai warga negara yang baik dan berguna
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara memberikan pembinaan yang
komprehensif kepada pelaku kejahatan. Pembinaan yang diberikan diharapkan
dapat membantu pelaku kejahatan untuk memperbaiki diri dan menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna.
b. Kesesuaian Penjatuhan Hukuman Bagi Pelaku Kejahatan Menurut UU
Permasyarakatan dengan Prinsip-Prinsip Pemidanaan
Prinsip-prinsip pemidanaan antara lain:4
1) Retribusi: Prinsip ini menekankan pada pembalasan atas perbuatan jahat yang
dilakukan oleh pelaku kejahatan.
2) Preventif: Prinsip ini menekankan pada pencegahan terjadinya kejahatan di
masa depan, baik oleh pelaku kejahatan itu sendiri maupun oleh orang lain.
3) Rehabilitasi: Prinsip ini menekankan pada pemulihan kondisi pelaku kejahatan
sehingga dapat kembali menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna.

3
Barda Nawawi Arief, “Kebijakan Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan”. (Jakarta: Rajawali Pers,
2007).
4
Noveria Devy Irmawanti & Barda Nawawi Arief, “Urgensi Tujuan Dan Pedoman Pemidanaan Dalam
Rangka Pembaharuan Sistem Pemidanaan Hukum Pidana”, Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 3, 2,
(2021): 220.
Tujuan pertama, yaitu mencegah orang lain berbuat kejahatan, sejalan
dengan prinsip retribusi dan preventif. Prinsip retribusi menekankan pada
pembalasan atas perbuatan jahat yang dilakukan oleh pelaku kejahatan. Dengan
menjatuhkan hukuman kepada pelaku kejahatan, diharapkan akan menimbulkan
efek jera bagi pelaku kejahatan itu sendiri maupun orang lain yang akan
melakukan kejahatan. Prinsip preventif menekankan pada pencegahan terjadinya
kejahatan di masa depan, baik oleh pelaku kejahatan itu sendiri maupun oleh
orang lain.5 Dengan menjatuhkan hukuman kepada pelaku kejahatan, diharapkan
akan menimbulkan efek pencegahan bagi orang lain yang akan melakukan
kejahatan.
Tujuan kedua, yaitu mencegah pelaku kejahatan mengulangi perbuatannya,
sejalan dengan prinsip preventif dan rehabilitasi. Prinsip preventif menekankan
pada pencegahan terjadinya kejahatan di masa depan, baik oleh pelaku kejahatan
itu sendiri maupun oleh orang lain. Dengan memberikan pembinaan kepada
pelaku kejahatan selama menjalani hukuman, diharapkan akan mencegah pelaku
kejahatan mengulangi perbuatannya di masa depan. Prinsip rehabilitasi
menekankan pada pemulihan kondisi pelaku kejahatan sehingga dapat kembali
menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna.6 Dengan memberikan
pembinaan kepada pelaku kejahatan, diharapkan akan membantu pelaku kejahatan
untuk memperbaiki diri dan menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna.
Tujuan ketiga, yaitu mengembangkan kesadaran dan kemauan pelaku
kejahatan untuk hidup sebagai warga negara yang baik dan berguna, sejalan
dengan prinsip rehabilitasi. Prinsip rehabilitasi menekankan pada pemulihan
kondisi pelaku kejahatan sehingga dapat kembali menjadi anggota masyarakat
yang baik dan berguna.7 Dengan memberikan pembinaan kepada pelaku
kejahatan, diharapkan akan membantu pelaku kejahatan untuk memperbaiki diri
dan menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna.
5
Noveria Devy Irmawanti & Barda Nawawi Arief, “Urgensi Tujuan Dan Pedoman Pemidanaan Dalam
Rangka Pembaharuan Sistem Pemidanaan Hukum Pidana”, Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 3, 2,
(2021): 220.
6
Noveria Devy Irmawanti & Barda Nawawi Arief, “Urgensi Tujuan Dan Pedoman Pemidanaan Dalam
Rangka Pembaharuan Sistem Pemidanaan Hukum Pidana”, Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 3, 2,
(2021): 221.
7
Noveria Devy Irmawanti & Barda Nawawi Arief, “Urgensi Tujuan Dan Pedoman Pemidanaan Dalam
Rangka Pembaharuan Sistem Pemidanaan Hukum Pidana”, Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 3, 2,
(2021): 221.
Secara umum, penjatuhan hukuman bagi pelaku kejahatan menurut UU
Permasyarakatan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pemidanaan. Namun, masih
ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar penjatuhan hukuman tersebut dapat
lebih efektif dalam mencapai tujuannya. Salah satu hal yang perlu diperbaiki
adalah sistem pembinaan di lembaga pemasyarakatan. Sistem pembinaan yang
ada saat ini masih belum optimal dalam membantu pelaku kejahatan untuk
memperbaiki diri dan menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna.

4. Kesimpulan
Dalam konteks UU Permasyarakatan No. 12 Tahun 1995, tujuan penjatuhan
hukuman bagi pelaku kejahatan telah terdefinisi dengan jelas, mencakup pencegahan
kejahatan, pencegahan pelaku kejahatan mengulangi perbuatan, dan rehabilitasi
pelaku kejahatan. Tujuan-tujuan ini sejalan dengan prinsip-prinsip pemidanaan,
seperti retribusi, preventif, dan rehabilitasi. Meskipun demikian, perlu adanya
perbaikan dalam sistem pembinaan di lembaga pemasyarakatan agar hukuman yang
diberikan lebih efektif dalam membantu pelaku kejahatan untuk memperbaiki diri
dan menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna.

5. Daftar Pustaka
Adhari, Ade. (2020). Pembaharuan Sistem Hukum Pelaksanaan Pidana. Yogyakarta:
Deepublish.
Arief, B. N. (2007). Kebijakan Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Gunawan, Y. & Kristian. (2015). Perkembangan Konsep Negara Hukum Dan
Negara Hukum Pancasila. Refika Aditama.
Haris, A., Priyanto, A., Robbany, Gulo, S., &Yulianti, W. E. (2022). Implikasi
Perubahan Undang-Undang Pemasyarakatan Terhadap Perlakuan
Tahanan, Anak, dan Warga Binaan Pemasyarakatan. Jurnal IKAMAKUM,
668-675.
Haryono. (2021) Implikasi Perubahan Undang-Undang Pemasyarakatan terhadap
Perlakuan Tahanan, Anak dan Warga Binaan Pemasyarakatan, Jurnal
Ilmiah Kebijakan Hukum. 14(3): 17-36.
Irmawanti, N. D. & Arief, B. N. (2021). Urgensi Tujuan Dan Pedoman Pemidanaan
Dalam Rangka Pembaharuan Sistem Pemidanaan Hukum Pidana. Jurnal
Pembangunan Hukum Indonesia. 3(2): 217-227.
Situmorang, V. H. (2019). Lembaga Pemasyarakatan sebagai Bagian dari Penegakan
Hukum. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, 13(1), 85-98.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 Tentag Pemasyarakatan

Anda mungkin juga menyukai