Roadmap Pengembangan Dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia (RP3SI) 2023-2027
Roadmap Pengembangan Dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia (RP3SI) 2023-2027
Pengembangan dan
Penguatan Perbankan
Syariah Indonesia
2023-2027
Roadmap
Pengembangan dan
Penguatan
Perbankan Syariah
Indonesia
2023-2027
Daftar Isi
KEPALA wabarakatuh
Buku ini menguraikan lima pilar utama dari Arah Kebijakan, yaitu Penguatan Struktur
dan Ketahanan Industri Perbankan Syariah, Akselerasi Digitalisasi Perbankan Syariah,
Penguatan Karakteristik Perbankan Syariah, Peningkatan Kontribusi Perbankan
Syariah dalam Perekonomian Nasional, dan Penguatan Pengaturan, Perizinan, serta
Pengawasan Perbankan Syariah. Semua pilar ini merupakan fondasi yang kuat bagi
perbankan syariah yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Kami juga menyadari bahwa tantangan dan peluang terkini dalam industri perbankan
syariah merupakan tantangan dan peluang yang dihadapi oleh ekosistem ekonomi
syariah yang tidak bisa diselesaikan oleh industri perbankan syariah saja, tetapi harus
melibatkan berbagai pihak dalam ekosistem ekonomi syariah. Oleh karena itu, kami
kembali mengajak semua elemen pada ekosistem ekonomi syariah untuk berkomitmen
secara berjama’ah untuk bersinergi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan
syariah nasional.
Sebagai penutup, atas nama Dewan Komisioner OJK, kami ingin menyampaikan
apresiasi yang tulus kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah memberikan
dukungan berarti dalam upaya penguatan keuangan syariah. Pandangan kami tertuju
pada implementasi Arah Kebijakan ini secara holistik dan kolaboratif, dengan harapan
besar bahwa perbankan syariah nasional akan terus berkembang, menjadi kekuatan
ekonomi yang kuat, dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Indonesia.
Kami meyakini bahwa dengan tekad bersama dan semangat kerja sama, kita akan mampu
mewujudkan visi ini.
2020
10 Februari
2022
25 Agustus
Peresmian Bank Riau
2022
26 Desember 2023
12 Januari
POJK Nomor 26/POJK.03/2022 UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang
tentang Bank Pembiayaan Rakyat Pengembangan dan Penguatan
Syariah Sektor Keuangan
6.000
5.900
5.000
3.958
4.000
3.390
2.961
3.000 2.501 2.601
2.347
2.170
2.000
1.000
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2026
RP
Porsi (%) 70 % 18 % 6% 4% 2%
PERKEMBANGAN
KEUANGAN & PERBANKAN
SYARIAH NASIONAL
Industri keuangan syariah nasional menjadi
salah satu kontributor pengembangan keuangan
syariah di pasar global.
Market Share
Industri Keuangan Keuangan Syariah
Nasional 10,89%
Keuangan Konvensional
89,11%
3000 25%
2500
20%
( Dalam Triliun Rupiah)
2000
15%
1500
10%
1000
5%
100
0 0
Pasar modal syariah menjadi sektor yang berkontribusi paling besar, dengan proporsi
mencapai 60% terhadap total aset keuangan syariah. Total aset pasar modal syariah
mencapai Rp1.481,69 triliun pada Juli 2023, atau tumbuh 12,24% yoy. Pertumbuhan
ini ditopang oleh penerbitan sukuk negara ataupun korporasi yang mendapat apresiasi
positif dari investor global dan domestik. Outstanding sukuk negara telah mencapai
Rp1.392,93 triliun, sementara sukuk korporasi tercatat sebesar Rp45,50 triliun.
Pada sektor Institusi Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah, total aset mencapai Rp160,32
triliun, atau tumbuh 17,41% pada Juli 2023 didukung oleh meningkatnya kinerja pada
sektor asuransi, perusahaan pembiayaan, serta pegadaian seiring dengan meningkatnya
minat masyarakat dalam menggunakan produk-produk layanan keuangan di sektor-
sektor tersebut.
NPF / NPL Gross 2,53% 2,31% 2,28% 2,27% -0,26% -0,04% -0,02% 2,45% 2,53%
NPF / NPL Net 0,89% 0,75% 0,76% 0,76% -0,13% -0,01% -0,01% 0,70% 0,81%
Permodalan
CAR 23,25% 26,28% 25,35% 25,12% 1,87% -1,16% -0,23% 25,62% 26,74%
Rentabilitas
ROA 1,96% 1,90% 1,97% 1,97% 0,00% 0,06% 0,00% 2,47% 2,81%
NI/NIM 5,96% 6,00% 5,70% 5,68% -0,27% -0,31% -0,02% 4,81% 4,97%
BOPO 77,55% 77,48% 76,96% 77,35% -0,20% -0,13% 0,38% 78,71% 77,53%
Intermediasi
FDR/LDR 81,08% 81,10% 85,85% 86,15% 5,07% 5,05% 0,30% 78,60% 82,63%
Indikator Return On Asset (ROA) dan Net Imbalan (NI) tercatat masing-masing
sebesar 1,97% dan 5,68% didukung dengan kemampuan perbankan dalam
menyalurkan pembiayaan secara prudent. Sementara dari sisi likuiditas, indikator
Financing to Deposit Ratio (FDR) berada di level 86,15% di tengah kebijakan
pengetatan likuiditas oleh bank sentral melalui kenaikan Giro Wajib Minimum
bagi perbankan, termasuk bank syariah.
LATAR BELAKANG
PENYUSUNAN ROADMAP
PENGEMBANGAN DAN
PENGUATAN PERBANKAN
SYARIAH INDONESIA
2023-2027
PENGEMBANGAN DAN
PENGUATAN SEKTOR
KEUANGAN (UU PPSK)
Melalui langkah ini, UU PPSK sebagai Dalam semangat yang sama, pengaturan
omnibus law bagi seluruh kegiatan terhadap sektor perbankan merangkul
keuangan, tidak hanya bertujuan untuk perluasan kegiatan usaha perbankan dan
memperkuat pengaturan bank digital perbankan syariah untuk mendukung
serta memanfaatkan teknologi informasi pertumbuhan ekonomi nasional.
oleh lembaga keuangan, tetapi juga Pengawasan yang lebih ketat juga
dirancang untuk memperkuat peran diterapkan terhadap perbankan yang
Bank Perekonomian Rakyat dan Bank termasuk dalam konglomerasi keuangan,
Perekonomian Rakyat Syariah dalam memastikan kestabilan dan transparansi
menggerakkan perekonomian daerah dan dalam segala aktivitas.
mendukung pengembangan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah.
Selain kewajiban pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) dan langkah-langkah terkait
konsolidasi, UU PPSK mengandung beberapa poin penting yang menandai perubahan
signifikan dalam sektor keuangan syariah Indonesia. UU ini memberikan dorongan bagi
perluasan kegiatan usaha BPRS serta menciptakan peluang bagi BPRS untuk berperan
lebih aktif dalam mendukung perekonomian daerah dan membantu pengembangan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui beragam inisiatif.
Selain itu, dalam rangka mencapai konsolidasi perbankan syariah yang lebih kokoh, OJK
juga memiliki kewenangan untuk meminta pemisahan UUS dalam konteks konsolidasi
perbankan yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
strategis dan pertumbuhan UUS, serta strategi pengembangan perbankan syariah
secara keseluruhan.
Dalam keseluruhan konteks ini, konsolidasi perbankan syariah adalah bagian dari
upaya kolektif OJK untuk memperkuat ekosistem perbankan syariah. Dengan
menjadikan sektor ini lebih efektif, efisien, dan berdaya saing, OJK berkomitmen
memberikan dukungan yang kuat bagi perekonomian nasional yang berkelanjutan.
IFSB TEN-YEAR
FRAMEWORK:
FINAL REVIEW
Hal ini tidak hanya memperkuat citra Indonesia sebagai pemimpin dalam
industri keuangan syariah global, tetapi juga membuka peluang kerja sama
yang lebih luas dan meningkatkan daya saing sektor keuangan syariah
nasional di pasar internasional. Dengan begitu, Indonesia dapat terus
berkontribusi pada pengembangan ekonomi syariah dunia.
Pada bulan Mei 2023, IFSB mengambil langkah signifikan dengan meluncurkan
kerangka pengembangan keuangan syariah global yang komprehensif.
Kerangka ini terdiri atas 16 rekomendasi utama, yang didukung oleh 5 rekomendasi
tambahan, menciptakan panduan yang kuat untuk memajukan sektor keuangan syariah.
Rekomendasi-rekomendasi ini tergabung dalam tiga pilar kunci.
Dalam upaya untuk memperkuat sektor keuangan syariah, terdapat serangkaian langkah
kunci yang tengah diambil. Pertama-tama, terdapat peningkatan signifikan dalam akses
layanan keuangan, termasuk layanan keuangan sosial Islam, yang bertujuan untuk
memberikan dukungan finansial kepada kelompok masyarakat yang lebih luas. Selain
itu, terdapat perhatian yang mendalam terhadap peningkatan kepatuhan dan tata
kelola syariah, yang menjadi landasan penting dalam menjalankan aktivitas keuangan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Selain itu, penyusunan pedoman yang berfokus pada perspektif maqashid shari'ah,
ESG (Environmental, Social, and Governance), dan kontribusi terhadap Sustainable
Development Goals (SDGs) adalah bagian integral dari strategi ini. Pedoman ini membantu
mengarahkan aktivitas keuangan syariah agar sejalan dengan nilai-nilai etika, lingkungan,
dan perkembangan berkelanjutan.
Terakhir, penting untuk mencatat bahwa maqashid shari'ah juga diterapkan pada
operasional Lembaga Keuangan Syariah (LJK) dengan fokus pada kemurnian produk
dan dampak sosial-ekonomi. Ini adalah upaya untuk memastikan bahwa produk-
produk keuangan syariah tidak hanya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, tetapi
juga memberikan manfaat nyata kepada masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan.
Semua langkah ini mencerminkan komitmen untuk memperkuat sektor keuangan
syariah secara holistik, menciptakan dampak positif, dan memajukan prinsip-prinsip
syariah dalam konteks global yang semakin terintegrasi.
• Konsolidasi Perbankan
• Resilient & prudent
• Diferensiasi produk dan layanan
• Manajemen Risiko dan Tata Kelola
RESILIENCE AND COMPETITIVENESS
Syariah
Arah Pengembangan
Dampak Sosial-Ekonomi
SOCIO-ECONOMIC IMPACT
Berdaya saing
Business
Tata kelola syariah
Rationale
TRANSFORMASI
PERBANKAN SYARIAH
Pemetaan Industri
> Rp 100 T
Bank Syariah Saat Ini
1 BUS
> Rp 100-200 T
> Rp 40-100 T
> Rp 20-40 T
Terdapat 2-3 BUS
yang memiliki aset
diatas Rp100 triliun
< Rp 20 T
1
Kerjasama Pengadaan Barang
Standby Buyer Produsen
6 5
7 Pencairan dana 2
sebagai modal
produksi
Mengajukan Salam 3
Pembiayaan salam adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu untuk jual beli barang pesanan dengan pengiriman barang di kemudian hari
oleh penjual dan pelunasannya dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai
dengan syarat-syarat tertentu.
2. Telah terdapat standby buyer yang akan membeli barang yang diproduksi
4a 5a
Menyerahkan
Objek Menyerahkan
objek kepada objek kepada
bank nasabah
Pihak III Nasabah
Melakukan Pengajuan
akad pembiayaan
istishna Bank melakukan analisis istishna
terhadap nasabah
3 dan pihak ketiga 1
Membayar angsuran
objek kepada bank
5b
4b 2
Membayar objek kepada Bank
pihak ketiga Syariah Akad istishna
Pembiayaan Istishna’ adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu untuk transaksi jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau
pembeli dan penjual atau pembuat.
Kelebihan
Tantangan Mitigasi
1. Branding
2. Kinerja Keuangan
3. Sinergi
CWLD membantu nasabah (wakif) untuk yang lebih bagi penerima manfaat
berwakaf melalui Bank Syariah, menjadi (mauquf ‘alaih), menjadi produk yang
produk yang menarik bagi wakif karena dapat meningkatkan aset wakaf serta
dana wakaf bersifat temporer dan akan meningkatkan sisi penghimpunan dana
kembali, memberikan nilai manfaat dan aset bank syariah.
2
Wakif membuka deposito; Wakif menyerahkan bilyet
sebagai wakaf kepada Nazir melalui LKS - PWU
LKS- PWU
1
Kontrak MoU/PKS Penawaran Program Wakaf &
Pengelolaan Dana Wakaf antara Nazir dengan LKS-PWU
4
Imbal Hasil
CWLD
Aset Liabilitas
• Kas • Giro Wadi’ah
• Penempatan pada • Tabungan
BI
• Penempatan pada • Deposito
Bank Lain Mutlaqah
• Surat berharga
• Pembiayaan
3 Wakaf Uang
Temporer
Wakif Menerima AIW dan SWU serta
duplikat bilyet deposito a.n. Wakif
NAZIR 5
Nazir menerima Imbal Hasil
untuk Program Wakaf
Penerima Manfaat
(Mauquf ‘alaih)
Selain itu, masih banyak potensi produk mendukung aktivitas industri halal, seperti
unik lainnya yang perlu dikembangan di rumah sakit, umroh, dan pendidikan, hingga
industri perbankan syariah seperti produk melakukan penyertaan pada perusahaan
investment account, produk multijasa untuk non keuangan.
Mitra Strategis
• Zakat Perusahaan
• Pegawai (payroll)
UPZ (Unit Pengumpul Zakat)
CHANNEL
• Nasabah Mobile Banking
• Masyarakat Umum
• Zakat, infak, Internet Banking LAZ
sedekah & DSKL
Platform Online
Perbankan syariah tidak hanya memberikan nilai tambah pada shareholders value,
namun juga memberikan nilai tambah pada social value. Untuk meningkatkan dampak
sosial-ekonomi, bank syariah didorong untuk mendirikan Yayasan untuk menjadi LAZ
dan Nazhir Wakaf Uang yang bermitra dengan bank syariah untuk bisa menghimpun
dana sosial Islam yang dapat digunakan untuk program-program strategis yang dapat
bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat.
Melalui optimalisasi fungsi sosial, perbankan syariah dapat menyalurkan dana sosial
Islam secara profesional dan akuntabel untuk meningkatkan inklusi keuangan di sektor
unbankable, memberikan pendampingan kepada UMKM agar dapat meningkatkan
skala usahanya, membangun sarana publik di daerah-daerah yang membutuhkan,
penyediaan dana bergulir, penyaluran zakat pada mustahik zakat, maupun program
sosial taktikal seperti bencana alam. Inisiatif strategis ini diharapkan dapat secara
signifikan mendukung program Sustainable Finance di Indonesia.
Farmasi &
Nazir
Kosmetik
Halal Bank
Syariah
Marketplace
Wisata Syariah
Halal IKNB Pasar Modal
Syariah Syariah
SUPPORT
Haji dan (SHARED SERVICES) Lembaga
Umroh Amil Zakat
Masjid Pesantren
Agar RP3SI dapat berjalan secara optimal, ekonomi yang kuat, dan memberikan
diperlukan faktor pendukung (enabler) manfaat nyata bagi kemaslahatan seluruh
sebagai prasyarat pelaksanaannya, yaitu masyarakat Indonesia.
kepemimpinan dan manajemen perubahan
dan kolaborasi dengan stakeholders. Dengan
melibatkan seluruh pihak internal dan
eksternal, diharapkan industri perbankan
syariah nasional akan terus berkembang
dan semakin kuat. Jika seluruh aspek dan
komponen RP3SI diimplementasikan
secara holistik dan kolaboratif, kami yakin
bahwa perbankan syariah nasional akan
semakin berkembang, menjadi kekuatan
Akselerasi Penguatan
Penguatan
Digitalisasi Karakteristik
Struktur dan
Perbankan Perbankan
Ketahanan Industri
Syariah Syariah
Perbankan Syariah
Supply Side
5. Peningkatan
kualitas SDI yang
mencerminkan nilai-
nilai syariah
Kepemimpinan &
Enabler
Manajemen Perubahan
4 5
Peningkatan Penguatan
Kontribusi Perbankan Pengaturan, Perizinan,
Syariah dalam dan Pengawasan
Perekonomian Nasional Perbankan Syariah
STRATEGI, PROGRAM
KERJA DAN END STATE
Roadmap Pengembangan dan Penguatan
Perbankan Syariah Indonesia 2023-2027
5. Peningkatan c. Pedoman kode etik bankir • Pedoman untuk Kode Etik Bankir
kualitas syariah Syariah
SDI yang d. Mendorong penyusunan • Penerbitan KKNI General Banking yang
mencermi- standar kompetensi bankir mencakup Jenjang DPS
nkan nilai-nilai syariah • Pemenuhan jumlah/persentase SDI
syariah di perbankan syariah yang telah
tersertifikasi pada tahun 2027