Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN PERMODALAN DAN DIVIDEN PERSFEKTIF ISLAM

Iwan Setiawan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
iwansetiawan@uinsgd.ac.id

Abstrak

This study aims to analyze related to capital management and dividends from an Islamic
perspective. The methods used are descriptive-analytical methods and qualitative approaches. Data
collection sources and techniques are obtained by literature study. Data analysis techniques are
carried out deductively and inductively. The results show that profit is not only for the benefit of
the owner or founder, but also very important for the development of the Islamic bank business.
Banks as financial institutions whose function is to collect public funds must have a source to
collect funds before being distributed back to the community. As an intermediary institution, the
first capital of a financial institution is trust, that is, the trust of the parties to which it is
connected. In other words, the first capital of a financial institution is the credibility of customers
or the wider community. While the second capital of a financial institution is professionalism,
namely professionalism in managing money or entrusted funds entrusted to it.
Kata Kunci : Management, Capital, Dividends

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terkait dengan manajemen permodalan dan
deviden perspektif Islam. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif-analitis dan
pendekatan kualitatif. Sumber dan teknik pengumpulan data diperoleh dengan studi
literatur. Teknik analisis data dilakukan secara deduktif dan induktif. Hasil penelitian
menunjukkan laba tidak hanya untuk kepentingan pemilik atau pendiri, tetapi juga
sangat penting bagi perkembangan bisnis bank syariah. Bank sebagai lembaga keuangan
yang salah satu fungsinya menghimpun dana masyarakat, harus memiliki sumber untuk
menghimpun dana sebelum disalurkan kembali kepada masyarakat. Sebagai lembaga
intermediasi, modal pertama lembaga keuangan adalah kepercayaan, yaitu kepercayaan
dari pihak-pihak yang dihubungkannya. Dengan kata lain, modal pertama suatu
lembaga keuangan adalah kredibilitas yang dimiliki nasabah atau masyarakat luas.
Sedangkan modal kedua suatu lembaga keuangan adalah profesionalisme, yaitu
profesionalisme dalam mengelola uang atau dana titipan yang diamanahkan kepadanya.
Kata Kunci : Manajemen, Permodalan, Dividen
Iwan Setiawan

PENDAHULUAN kemajuan financial institution sekaligus


Bank Syariah merupakan berfungsi sebagai penjaga kepercayaan
lembaga keuangan syariah yang masyarakat. Sebagai lembaga perantara,
beriorentasi pada laba (Profit). Laba modal utama pertama sebuah lembaga
bukan hanya untuk kepentingan pemilik keuangan adalah kepercayaan, yakni
atau pendiri, tetapi juga sangat penting kepercayaan pihak-pihak yang
untuk pengembangan usaha financial dihubungkannya. Dengan kata lain,
institution syariah. Laba financial modal pertama lembaga keuangan ialah
institution syariah terutama diperoleh keredibilitas dimana para nasabah atau
dari selisih antara pendapatan atas masyarakat luas. Sedangkan modal
penanaman dana dan biaya-biaya yang utama kedua sebuah lembaga keuangan
dikeluarkan selama periode tertentu. adalah profesionalitas, yakni
Guna memperoleh hasil yang optimal, profesionalitas dalam mengelola uang
financial institution syariah dituntut atau dana titipan yang telah
untuk melakukan pengelolaan dananya diamanatkan.Dengan kredibitas dan
secara efisien dan efektif, baik atas dana profesionalitas itulah keberadaan dan
yang dikumpulkan dari masyarakat kelangsungan sebuah lembaga
(dana pihak ketiga), dana modal keuangan di pertaruhkan (Dumairy,
pemilik/pendiri financial institution 2006: 99).
maupun atas pemanfaatan atau Investor di perusahaan investasi
penanaman dana tersebut. mengharapkan untuk menerima
Bank sebagai suatu lembaga pengembalian dalam bentuk dividen
keuangan yang salah satu fungsinya dan/atau capital gain (Halviani dan
menghimpun dana masyarakat, harus Sisdyani, 2014). Manajemen tidak suka
memiliki suatu sumber untuk membagikan dividen karena mereka
menghimpun dana sebelum di salurkan mengendalikan dana yang lebih sedikit
Kembali ke masyarakat. Oleh karena itu (Widanaputra, 2010), dan di beberapa
manajemen financial institution harus perusahaan, pembayaran dividen
menggunakan semua perangkat dianggap membebani perusahaan
operasionalnya dan mampu menjaga karena harus selalu menyediakan uang
kepercayaan masyarakat. Salah satu tunai untuk membayar dividen kepada
perangkat yang sangat strategis dalam investor (Halviani dan Sisdyani, 2014).
menopang kepercayaan itu adalah Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan
permodalan yang memadai. dividen merupakan sumber konflik
Modal merupakan faktor yang antara manajemen dan pemegang
sangat penting bagi perkembangan dan saham.

164 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah Volume IV/Nomor 01/Juli 2022
Iwan Setiawan

Konflik ini akan mempengaruhi/ Kebijakan dividen Indonesia ditentukan


mendorong manajemen untuk oleh RUPS, bukan oleh manajemen,
melakukan tindakan manajemen laba. sehingga manajemen memiliki insentif
Penelitian mengenai pengaruh untuk merancang untuk mengurangi
kebijakan dividen terhadap manajemen laba yang dilaporkan (Widanaputra,
laba sudah dilakukan oleh beberapa 2010). Penelitian Putri (2012) dan
peneliti sebelumnya. Salah satu peneliti penelitian Mahdi dan Sasan (2012) juga
tersebut adalah Putri (2012). Penelitian menunjukkan terjadinya manajemen
ini bertujuan untuk memperoleh bukti laba akibat kebijakan dividen. Oleh
empiris tentang pengaruh kebijakan karena itu, berdasarkan teori keagenan,
dividen dan good corporate governance untuk mengurangi konflik antara
terhadap manajemen laba. Penelitian ini manajemen dan pemegang saham,
dilakukan pada perusahaan yang diperlukan sistem
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari pemantauan/pengawasan yang dapat
tahun 2005 sampai dengan 2009 dan meminimalkan perilaku oportunistik
menggunakan analisis regresi. manajemen.
Manajemen laba digantikan oleh akrual
diskresioner menggunakan metode METODOLOGI
pengukuran yang diadopsi dari model Metode yang digunakan yaitu
revisi Jones (1991). Kebijakan dividen metode deskriptif-analitis dan
pendekatan kualitatif. Sumber dan
diukur dengan dividend payout ratio
teknik pengumpulan data diperoleh
(DPR). Hasil penelitian menunjukkan
dengan studi literatur yang merupakan
bahwa kebijakan dividen berpengaruh
salah satu metode penelitian dengan
negatif terhadap manajemen laba, mengumpulkan, membaca, serta
artinya semakin tinggi dividend payout mencatat studi kepustakaan yang terkait
ratio (DPR), maka manajemen akan dengan penelitian, lalu mengolahnya
semakin melakukan tindakan sebagai dasar untuk membangun
manajemen laba melalui pengurangan kerangka judul dengan kesatuan yang
pendapatan. utuh. Teknik analisis data dilakukan
Penelitian Putri (2012) secara deduktif dan induktif untuk
menemukan rumusan konseptual
mendukung hasil penelitian sebelumnya
tentang manajemen permodalan dan
dari Savov (2006) dan Achmad (2007)
dividen dalam perspektif Islam. Melalui
yang menunjukkan bahwa kebijakan
hasil penelitian ini diharapkan
dividen berpengaruh signifikan memperoleh kesimpulan akhir untuk
terhadap terjadinya manajemen laba memperkuat dan mengembangkan
berupa pengurangan pendapatan.

Volume IV/Nomor 01/Juli 2022 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah 165
Iwan Setiawan

hasil-hasil penelitian sebelumnya yang pembayaran bunga dalam operasinya


relevan. (Rivai, 2010: 31).
Secara umum, bank adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN lembaga yang melakukan tiga fungsi
1. Pengertian Bank Syariah utama, yaitu menerima simpanan,
Kata bank berasal dari bahasa pinjaman, dan memberikan layanan
Italia banco yang berarti uang. Biasanya pengiriman uang. Dalam sejarah
bank mendapat untung dari biaya ekonomi umat Islam, sejak zaman Nabi
transaksi dan bunga pinjaman untuk Muhammad, pembiayaan berdasarkan
menyediakan layanan. Menurut kontrak syariah telah menjadi bagian
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, dari tradisi umat Islam. Praktik-praktik
bank adalah badan usaha yang seperti menerima titipan harta,
menghimpun dana dari masyarakat meminjamkan uang untuk keperluan
dalam bentuk simpanan dan konsumsi dan untuk keperluan bisnis,
menyalurkannya kepada masyarakat serta melakukan pengiriman uang, telah
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah
lain untuk meningkatkan taraf hidup SAW.
orang banyak. rakyat. Dengan demikian fungsi-fungsi
Sedangkan yang dimaksud utama perbankan modern, yaitu
dengan bank syariah adalah bank yang menerima deposit, menyalurkan dana
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip dan melakukan transfer dana telah
hukum syariah, yaitu sesuai dengan menjadi bagian yang tidak terpisahkan
ketentuan hukum syariah, terutama dari kehidupan Islam bahkan sejak
bank-bank yang mengingkari proses zaman Rasulullah SAW (Karim, 2004:18).
konversi Islam. Dalam tata cara Bank sebagai lembaga intermediasi
muamalat, hindari kegiatan investasi dengan fungsi utama menghimpun
atas dasar bagi hasil dan pembiayaan dana masyarakat yang mengalami
perdagangan, serta hindari praktik- surplus kepada pihak yang
praktik yang mungkin mengandung membutuhkan dalam bentuk kredit atau
rentenir (Perwataatmadja, 1992: 2). pembiayaan dalam bank syariah. Dalam
Selain itu, bank syariah didefinisikan penghimpunan dana perbankan
sebagai lembaga keuangan yang memberikan bunga (bank konvensioanl)
mengambil undang-undang, aturan, dan atau bagi hasil pada perbankan syariah.
prosedur sebagai bentuk komitmen Bunga atau bagi hasil yang diberikan
terhadap prinsip-prinsip hukum Syariah kepada pemilik dana tersebut
dan melarang pengumpulan dan bersumber dari pandapatan bank
(Susilo, 2017:1).

166 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah Volume IV/Nomor 01/Juli 2022
Iwan Setiawan

Bank syariah merupakan perdagangan yang berbasis pada


lembaga intermediasi keuangan memperoleh keuntungan yang sah
(financial intermediary institution) yang menurut syariah,
kegiatan operasionalnya bebas dari menumbuhkembangkan zakat.
unsur-unsur yang dilarang oleh islam,
yaitu Maisir, Gharar, Riba, Ryswah, dan
Bathil. Dengan demikian berbeda 2. Pengertian Modal Dalam Bank
dengan bank konvensional yang Syariah
kegiatan operasionalnya menggunakan Modal adalah dana yang
prinsip bunga yang oleh sebagian besar diserahkan oleh para pemilik. Pada
ulama dikatakan sama dengan riba akhir tahun buku, setelah dihitung
(Ilyas, 2015). keuntungannya yang didapat pada
Sistem perbankan Islam berbeda tahun tersebut, pemilik modal akan
dengan sistem perbankan konvensional, memperoleh bagian dari hasil usaha
karena sistem keuangan dan perbankan yang biasa dikenal dengan deviden.
Islam adalah merupakan subsistem dari Dana modal dapat digunakan untuk
suatu sistem ekonomi Islam yang pembelian gedung, tanah, perlengkapan
cakupannya lebih luas.Oleh karena itu dan sebagainya yang secara langsung
perbankan Islam tidak hanya dituntut tidak menghasilkan. Selain itu juga
untuk menghasilkan profit secara modal dapat digunakan untuk hal-hal
komersial, namun dituntut secara yang produktif, yaitu disalurkan
sungguh-sungguh menampilkan menjadi pembiayaan yang berasal dari
realisasi nilai-nilai syariah modal, hasilnya tentu saja bagi pemilik
(Widyaningsih, 2005: 47). modal, tidak dibagikan kepada pemilik
dana lainnya (Antonio, 2004: 146).
Tujuan dari pendirian bank-bank
Secara tradisional, modal
Islam umumnya adalah untuk
didefenisikan sebagai sesuatu yang
mempromosikan dan mengembangkan
mewakili kepentingan pemilik dalam
aplikasi dari prinsipprinsip Islam,
suatu perusahaan. Berdasarkan nilai
Syariah dan tradisinya kedalam
buku, modal didefenisikan sebagai
transaksi keuangan dan perbankan serta
kekayaan bersih (net worth) yaitu selisih
bisnis lain yang terkait agar umat
antara nilai buku dari aktiva dikurangi
terhindar dari hal-hal yang bersifat
dengan nilai buku dari kewajiban
maisir dan riba. Prinsip utama yang
(liabilities) (Arifin, 2006:135). Pemegang
dianut oleh bank Islam adalah, larangan
saham menempatkan modalnya pada
riba dalam berbagai bentuk transaksi,
bank dengan harapan memperoleh hasil
menjalankan bisnis dan aktivitas

Volume IV/Nomor 01/Juli 2022 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah 167
Iwan Setiawan

keuntungan dimasa mendatang. Dalam f) Laba ditahan, yaitu saldo laba


neraca terlihat pada sisi pasiva bank, bersih setelah pajak yang oleh
yaitu rekening modal dan cadangan. RUPS diputuskan untuk tidak
Rekening modal berasal dari setoran di’obagikan.
para pemegang saham, sedangkan g) Laba tahun lalu, yaitu laba
rekening cadangan berasal dari bagian bersih tahun lalu setelah pajak,
keuntungan yang tidak dibagikan yang belum ditetapkan
kepada pemegang saham, yang penggunaannya oleh RUPS.
digunakan untuk keperluan tertentu, Jumlah laba tahun lalu hanya
misalnya untuk perluasan usaha dan
diperhitungkan sebesar 50%
menjaga likuiditas karena adanya
sebagai modal inti. Bila tahun
kredit-kredit yang diragukan atau
lalu rugi harus dikurangkan
menjurus kepada macet.
terhadap modal inti.
Modal terbagi kepada 2 macam:
h) Laba tahun berjalan, yaitu laba
1) Modal inti yang terdiri dari: sebelum pajak yang diperoleh
a) Modal setor, yaitu modal yang dalam tahun berjalan.
disetor secara efektif oleh
2) Modal Pelengkap
pemilik.
Modal pelengkap terdiri atas
b) Agio saham, yaitu selisih lebih
cadangan-cadangan yang dibentuk
dari harga saham dengan nilai
bukan dari laba setelah pajak serta
nominal saham.
pinjaman yang sifatnya
c) Modal Sumbangan, yaitu modal
dipersamakan dengan modal.
yang diperoleh kembali dari
Secara terinci modal pelengkap
sumbangan saham, termasuk
dapat berupa:
selisih nilai yang tercatat
a) Cadangan revaluasi aktiva tetap
dengan harga (apabila saham
tersebut dijual) b) Cadangan penghapusan aktiva yang
d) Cadangan umum, yaitu diklasifikasikan
cadangan yang dibentuk dari c) Modal pinjaman yang mempunyai
penyisihan laba yang ditahan cirri-ciri:
dengan persetujuan RUPS. • Tidak dijamin oleh bank yang

e) Cadangan tujuan, yaitu bagian bersangkutan dan dipersamakan


laba setelah pajak yang dengan modal dan telah dibayar
disisihkan untuk tujuan tertentu penuh
atas persetujuan RUPS. • Tidak dapat dilunasi atas inisiatif
pemilik, tanpa persetujuan BI

168 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah Volume IV/Nomor 01/Juli 2022
Iwan Setiawan

d) Mempunyai kedudukan yang 1) Sebagai penyangga untuk menyerap


sama dengan modal dalam hal kerugian operasional dan kerugian
memikul kerugian bank lainnya. Dalam fungsi ini modal
• Pembayaran dapat memberikan perlindungan terhadap
ditangguhkan bila bank dalam kegagalan atau kerugian bank dan
keadaan rugi perlindungan terhadap kepentingan
• Pinjaman subordinasi yang para deposan.
memenuhi syarat-syarat sebagai 2) Sebagai dasar untuk menetapkan
berikut batas maksimum pemberian kredit,
• Ada perjanjian tertulis antara hal ini adalah merupakan
pemberi pinjaman dengan bank pertimbangan operasional bagi
• Mendapat persetujuan dari BI bank sentral, sebagai regulator,
• Tidak dijamin oleh bank yang untuk membatasi jumlah pemberian
bersangkutan kredit kepada setiap individu
• Minimal berjangka 5 tahun. nasabah bank. Melalui pembatasan
• Pelunasan pinjaman harus ini bank sentral memaksa untuk
dengan persetujuan BI melakukan diversifikasi kredit
mereka agar dapat melindungi diri
Modal pelengkap ini hanya dapat
terhadap kegagalan keredit dari
diperhitungkan sebagai modal setinggi-
tinginya 100% dari jumlah modal suatu individu debitur.
inti.Khusus menyangkut modal 3) Modal juga menjadi dasar
pinjaman dan pinjaman subordinasi, perhitungan bagi para partisipan
bank syariah tidak dapat pasar untuk mengevaluasi tingkat
mengkategorikannya sebagai modal. kemampuan bank secara relative
untuk mengahasilkan keuntungan.
3. Fungsi Modal Bank Syariah Tingkat keuntungan bagi para
Bank sebagai unit bisnis tidak investor diperkirakan dengan
bisa lepas dari yang namanya modal membandingkan keuntungan bersih
sebab beroperasi tidaknya bank atau dengan ekuitas. Para patisipan pasar
dipercaya tau tidaknya bank merupakan membandingkan return on
salah satu hal yang mempengaruhi investment di antara bank-bank
terhadap pelaksanaan bank itu sendiri, yang ada (Muhammmad, 2004: 92).
menurut Johnson and Johnson Sementara itu, Brenton C. Leavit,
sebagaimana yang dikutip oleh mengemukakan dalam kaitannya
Muhammad bahwa modal bank itu
mempunyai tiga fungsi:

Volume IV/Nomor 01/Juli 2022 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah 169
Iwan Setiawan

dengan fungsi dari modal bank lebih yang diinginkan/dibutuhkan. Dalam arti
menekankan pada empat hal: sempit, manajemen pasiva diartikan
dengan kebutuhan likuiditas, yaitu
1) Untuk melindungi deposan yang
aktivitas mencari dana pada waktu yang
tidak diasuransikan, pada saat bank
diperlukan (Rivai, 2007: 412).
dalam keadaan insolvable dan
Sumber dana yang terbesar
likuidasi.
bersumber dari dana masyarakat,
2) Untuk menyerap kerugian yang
disamping sumber dana lainnya yang
tidak diharapkan guna menjaga berasal dari pinjaman dan modal
kepercayaan masyarakat bahwa sendiri. Sumber dana pihak ketiga
bank dapat terus beroperasi. seperti giro, tabungan dan deposito juga
3) Untuk memperoleh sarana fisik dan lazim disebut sebagai sumber dana
kebutuhan dasar lainnya yang tradisional.
diperlukan untuk menawarkan Pada dasarnya, dilihat dari
pelyanan bank. sumbernya, dana bank Syariah terdiri
4) Sebagai alat pelaksanaan peraturan atas
pengendalian ekspansi aktiva yang a. Modal
tidak tepat. (Arifin, 136). Sumber utama dana bank syariah
adalah modal inti (core capital) dan kuasi
4. Sumber-Sumber Permodalan Bank ekuitas. Modal inti adalah modal yang
Sumber dana yang terlihat pada berasal dari para pemilik bank, yang
sisi pasiva neraca atau yang disebut pula terdiri dari modal yang disetor oleh para
dengan manajemen pasiva (liability pemegang saham, cadangan dan laba
management) adalah suatu proses ditahan.Sedangkan ekuitas adalah dana-
dimana bank berusaha mengembangkan dana yang tercatat dalam rekening-
sumber-sumber dana yang tradisional rekening bagi hasil (mudharabah). Modal
melalui pinjaman di pasar uang atau inti inilah yang berfungsi sebagai
dengan menerbitkan instrumen utang penyangga dan penyerap kegagalan
untuk digunakan secara menguntungka atau kerugian bank dan melindungi para
terutama untuk memenuhi alokasi yang kepentingan para pemegang rekening
produktif. titipan (wadiah) atau pinjaman (qard),
Secara umum manajemen pasiva terutama atas aktiva yang didanai oleh
mencakup aktivitas di dalam rangka modal sendiri dan dana-dana wadiah
mengumpulkan dana dari masyarakat atau qard (Muhammad, 2002: 247).
dan sumber lainnya dan menetapkan Dana-dana rekening bagi hasil
komposisi dana tersebut sesuai dengan (mudharabah) sebenarnya juga dapat

170 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah Volume IV/Nomor 01/Juli 2022
Iwan Setiawan

dikategorikan sebagai modal, inilah memobolisasi dana adalah dengan


yang biasanya disebut dengan kuasi menggunkan prinsip titipan. Adapun
ekuitas. Namun demikian rekening ini akad yang digunakan dalam prinsip ini
hanya dapat meanggung resiko atas adalah al-wadiah. Adapun pengertian
aktiva yang dibiayai oleh dana dari dari wadiah itu sendiri yaitu secara
rekening bagi hasil itu sendiri. Selain itu, bahasa dapat diartikan sebagai
pemilik rekening bagi hasil dapat meninggalkan atau meletakkan. Yaitu
menolak untuk menanggung risiko atas meletakkan sesuatu pada orang lain
aktiva yang dibiayainya, apabila untuk dipelihara atau dijaga. Sedangkan
terbukti bahwa resiko tersebut timbul menurut istilah yaitu memberikan
akibat salah urus (mismanagement), kekuasaan kepada orang lain untuk
kelalaian atau kecurangan yang menjaga hartanya/barangnya dengan
dilakukan oleh manajemen bank selaku cara terang-terangan atau dengan
mudharib (Muhammad, 2002: 247). isyarat yang semakna dengan itu, yaitu
Dalam perbankan syariah, merupakan titipan murni yang setiap
mekanisme penyertaan modal saat dapat diambil jika pemiliknya
pemegang saham dapat dilakukan menghendaki.
melalui musyarakah fi sahm asysyirkah Secara umum terdapat dua jenis
atau equity paryticipation pada saham wadiah: wadi’ah ah yad al-amanah dan
perseroan bank. wadiah yad adh-dhamamah.
Mekanisme penyertaan saham 1) Wadi’ah ah yad al-Amanah
tersebut dapat digambarkan dalam Wadi’ah ah yad al-Amanah adalah
sekema berikut ini: akad penitipan barang/uang dimana
pihak pertama tidak diperkenankan
menggunakan barang/uang yang
dititipkan dan tidak
bertanggungjawab atas kerusakan
atau kehilangan barang titipan yang
diakibatkan perbuatan atau
kelalaian penerima titipan
(Widyaningsih, 2005:128).
Wadiah jenis ini memiliki
karakteristik sebagai berikut:
b. Titipan • Harta atau barang yang
Salah satu prinsip yang ditipkan tidak boleh
digunakan bank syariah dalam

Volume IV/Nomor 01/Juli 2022 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah 171
Iwan Setiawan

dimamfaatkan dan digunakan oleh pengelolaan dana tersebut adalah milik


penerima titipan bank, namun kerugian yang dialami
• Penerima titipan hanya berfungsi harus ditanggung oleh bank, karena
sebagai penerima amanah yang nasabah mendapat jaminan
bertugas dan berkewajiban untuk perlindungan atas dananya.
menjaga barang yang ditipkan tanpa Melihat defenisi dan penjelasan
boleh memamfaatkannya diatas, jenis produk perbankan yang
• Sebagai konpensasi, penerima dapat diaplikasikan dengan
titipan diperkenankan untuk menggunkan akad wadiah adalah giro
membebankan biaya kepada yang bank. Karena giro bank pada dasarnya
menitipkan. adalah penitipan dana masyarakat di
bank untuk tujuan pembayaran dan
• Mengingat barang atau harta yang
penarikannya dapat dilakukan setiap
dititipkan tidak boleh dimanfaatkan
saat. Hal ini sesuai dengan UU no 7
oleh penerima titipan, aplikasi
tahun 1992 artinya giro hanyalah
perbankan memungkinkan untuk
merupakan dana titipan nasabah, bukan
jenis ini adalah jasa penitipan atau
dana yang dapat diinvestasikan.
safe deposit box.
Selanjutkan bank syariah
2) Wadiah yad adh-Dhamamah
memberlakukan giro sebagai titipan
Wadiah yad adh-dhamamah yaitu, wadiah yad ad-dhamanah. Dana titipan
akad penitipan barang/uang dimana tersebut dapat dipergunakan oleh bank
pihak penerima titipan dengan atau sebagai penerima titipan selama dana
tanpa izin pemilik barang/uang tersebut mengendap di bank. Tetapi
dapat memanfaatkan barang/uang bank mempunyai kewajiban untuk
titipan dan harus bertanggungjawab membayarnya setiap saat. Jika nasabah
terhadap kehilangan atau kerusakan mengambil titipan tersebut. Sebagai
barang/uang titipan.Semua manfaat imbalan dari titipan yang dimanfaatkan
dan keuntungan yang diperoleh oleh bank syariah, nasabah dapat
dalam penggunaan barang/uang menerimaimbalan jasa dari
tersebut menjadi hak penerima pemanfaatan dana yang mengendap
titipan. (Zulkifli, 2003:35). dibank dalam bentuk bonus. Bonus
Dalam hal ini, bank syariah dapat tidak boleh diperjanjikan sebelumnya
menggunakan akad wadiah yad adh- dan merupakan hak penih bank untuk
dhamamah, yaitu bank dapat memberikannya atau tidak.
menggunakan uang simpanan nasabah
untuk dikelola. Hasil keuntungan dari

172 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah Volume IV/Nomor 01/Juli 2022
Iwan Setiawan

5. Kecukupan Modal bank Syariah cadangan sebagai penyagga modal,


sehingga secara umum modal bank
Kecukupan modal merupakan
terdiri dari modal inti dan modal
hal yang sangat penting dalam bisnis
pelengkap (Muhammad, 2002: 248).
perbankan.Bank yang memiliki tingkat
kecukupan modal baik menunjukkan b. Membandingkan modal dengan
indiator sebagai bank yang sehat.Sebab aktiva berisiko
kecukupan modal bank menunjukkan
Untuk ukuran kedua ini
keadaannya yang dinyatakan dengan
merupakan kesepakatan BIS (bank for
suatu rasio tertentu yang disebut dengan
International Settlements) yaitu
ratio kecukupan modal atau capital
organisasi bank sentral dari negra-
adequacy ratio (CAR). Tingkat kecukupan
negara maju yang disponsori oleh
modal dapat diukur dengan cara:
Amerika Serikat, Kanada, Negara-
a. Membandingkan modal dengan
negara Eropa dan Jepang.Kesepakatan
dana-dana pihak ketiga
tentang ketentuan permodalan dicapai
Dilihat dari sudut perlindungan pada tahun 1998 dengan menetapkan
kepentingan para deposan, CAR yaitu rasio minimum yang
perbandingan antara modal dengan pos- mendasarkan kepada perbandingan
pos pasiva merupakan petunjuk tentang antara modal dengan dengan aktiva
tingkat keamanan simpanan masyarakat berisiko.
pada bank. Perhitungannya merupakan
Kesepakatan ini dilatarbelakangi
rasio modal dikaitkan dengan simpanan
oleh hasil pengamatan para ahli
pihak ketiga (giro, deposito dan
perbankan Negara-negara maju,
tabungan) sebagai berikut:
termasuk pakar IMF dan World Bank,
tentang adanya ketimpangan struktur
Modal dan Cadangan= dan system perbankan internasional.
10%Giro+Deposito+Tabungan Hal ini didukung oleh beberapa indikasi
Dari perhitungan tersebut berikut:
diketahui bahwa rasio modal atas
1) krisis pinjaman negara-negara
simpanan cukup dengan 10% dan
Amerika Latin telah mengganggu
dengan rasio itu permodalan bank
kelancaran arus peredaran uang
dianggap sehat.Rasio antara modal dan
Internasioanl.
simpanan masyarkat harus dipadukan
2) Persaingan yang dianggap unfair
dengan memperhitungkan aktiva yang
antara bank-bank Jepang dengan
mengandung risiko.Oleh karena itu
bank-bank Amerika dan Eropa di
modal harus dilengkapi oleh berbagai
pasar uang internasional. Bank-bank

Volume IV/Nomor 01/Juli 2022 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah 173
Iwan Setiawan

jepang memberikan pinjaman amat dividen tidak berpengaruh terhadap


lunak (bunga rendah) karena kemakmuran pemegang saham,
ketentuan CAR di Negara itu aman (2) Dividen dapat meningkatkan
lunak, yaitu antara 2% sampai 3 % kesejahtera an pemegang saham.
saja. Gordon dan Lintner mengemukakan
3) Terganggunya situasi pinjaman argumentasi nya bahwa semakin
internasional yang berakibat tinggi dividend pay out ratio, maka
terganggunya perdagangan semakin tinggi nilai perusahaan.
internasional. Investor lebih senang menerima
pembayaran dividen pada masa
Berdasarkan indikasi-indikasi
sekarang dibandingkan menunggu
tersebut, BIS menetapkan ketentuan
capital again dari laba ditahan.
perhitungan Capital Adequacy Ratio
Pandangan GordenLintner ini oleh
(CAR) yang harus diikuti oleh bank-
Modigliani-Miller diberi nama the
bank di seluruh dunia aturan main
bird in the hand fallacy, yang dikenal
dalam kompetisi yang fair dipasar
dengan bird in the hand theory, dan
keuangan global, yaitu rasio minimum 8
(3) Dividen menurunkan tingkat
% permodalan terhadap aktiva beresiko
kesejahtera an pemegang saham.
(Arifin: 140).
Pandangan Litzenberger dan
6. Kebijakan Dividen
Ramaswamy ini dikenal dengan tax
Ada tiga argumentasi mengenai different theory, yang mengemukakan
kebijakan dividen yang berkaitan bahwa semakin tinggi dividend pay out
dengan nilai perusahaan yang sampai ratio suatu perusahaan maka nilai
sekarang masih diperdebatkan. Hal itu perusahaan semakin rendah. Hal ini
terjadi karena dividen masih merupakan didasari pada pemikiran bahwa pajak
hal yang membingungkan (dividend yang dikenakan terhadap capital gain
puzzle). Argumentasi tersebut lebih rendah daripada pajak dividen.
dikemukakan oleh Miller dan Ketiga pandangan dalam teori
Modigliani, Lintner dan Gordon, serta kebijakan dividen tersebut ternyata
Litzenberger dan Ramaswamy (Hartono, saling bertentangan atau terjadi
2000) dan dapat dijelaskan dengan, kontroversial. Pandangan Modigliani-
(1) Dividen tidak relevan, teori Miller menyatakan bahwa tidak ada
Modigliani dan Miller ini kebijakan dividen yang optimal karena
menyatakan bahwa pembayaran kebijakan apa pun yang diambil tidak
akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Gordon dan Lintner menyarankan agar

174 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah Volume IV/Nomor 01/Juli 2022
Iwan Setiawan

perusahaan membagi dividen yang dana tersebut tidak memberikan Net


tinggi, pendapat yang ketiga Present Value (NPV) yang positif pada
menyarankan perusahaan untuk tambahan investasi (Widanaputra, 2010).
membagi kan dividen yang rendah atau Teori tersebut menunjukkan bahwa
tidak membagikan dengan tujuan antara prinsipal dan agen memiliki
mengurangi biaya modal dan menaikkan kepentingan yang berbeda dengan kata
nilai perusahaan. lain antara prinsipal dan agen terjadi
konflik keagenan. Agen dan Prinsipal
Kebijakan dividen merupakan akan berusaha untuk memaksimalkan
keputusan apakah laba yang diperoleh kesejahteraan masing-masing
perusahaan pada akhir tahun akan (Belkaouhi, 2007: 188). Manajemen
dibagi kepada pemegang saham dalam dalam mencapai tujuan menurunkan
bentuk dividen atau ditahan untuk jumlah dividen yang akan dibayarkan
menambah modal guna pembiayaan (yang besarnya telah direncanakan
investasi di masa yang akan datang. dalam prospektus perusahaan) maka
Realisasi besarnya kebijakan dividen di manajemen sebagai penguasa informasi
Indonesia ditentukan oleh Rapat Umum keuangan memiliki insentif untuk
Pemegang Saham (RUPS) dan bukan melakukan pengelolaan laba untuk
merupakan keputusan manajemen. memperkecil laba yang dilaporkan
Namun manajemen bisa mengestimasi (Widanaputra, 2010).
besarnya dividen yang akan dikeluarkan Dalam penelitian ini, kebijakan
melalui prospektus perusahaan. dividen diproksikan dengan Dividend
Prospektus perusahaan menjelaskan Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian
besarnya kebijakan dividen yang Savov (2006), Putri (2012) serta penelitian
direncanakan oleh perusahaan dalam Mahdi dan Sasan (2012) menunjukkan
bentuk jumlah persentase dividen tunai bahwa kebijakan dividen berpengaruh
dikaitkan dengan jumlah laba bersih. negatif signifikan pada manajemen laba.
Bird in the hand theory menyatakan Kebijakan dividen berpengaruh negatif
bahwa pemegang saham lebih menyukai pada manajemen laba yang berarti
dividen yang dibagikan dalam jumlah bahwa semakin tinggi dividend payout
yang lebih besar dibandingkan dengan ratio maka manajemen akan semakin
capital gain (Sartono, 2001:285). Disisi melakukan manajemen laba dalam
lain, residual theory of cash dividend bentuk income decreasing (Putri, 2012).
menyatakan bahwa manajemen kurang Dividend Payout Ratio memiliki pengaruh
suka membagikan dividen dan lebih signifikan terhadap probabilitas
suka menginvestasikan sebagai laba perusahaan untuk melakukan
ditahan, kecuali manajemen tahu bahwa manajemen laba dalam bentuk perataan

Volume IV/Nomor 01/Juli 2022 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah 175
Iwan Setiawan

laba (Noviana dan Yuyetta, 2011 dan rendah ataupun yang resikonya lebih
Budiasih, 2009). tinggi dari yang lain. ATMR adalah
Hasil penelitian Savov (2006), faktor pembagi (denominator) dari CAR
Achmad (2007) dan Putri (2012). yang sedangkan modal adalah faktor yang
menyatakan bahwa manajemen dan dibagi (numerator) untuk mengukur
pemegang saham memiliki kepentingan kemampuan modal menanggung resiko
yang berbeda yang menyebabkan atas aktiva tersebut.
terjadinya konflik kedua belah pihak. Dalam menelaah ATMR pada
Kaitannya dengan kebijakan dividen, bank syariah, terlebih dahulu harus
konflik ditunjukkan oleh teori dimana dipertimbangkan, bahwa aktiva bank
pemegang saham lebih suka laba syari’ah dapat dibagi atas:
dibagikan dalam bentuk dividen (Bird in
1. Aktiva yang didanai oleh modal
the hand theory) (Sartono, 2001:285) dan
sendiri dan/atau kewajiban atau
disisi lain manajemen kurang suka
hutang (wadi’ah atau qard dan
membagikan dividen atau lebih suka
sejenisnya) dan
laba ditahan guna kegiatan investasi
2. Aktiva yang didanai oleh rekening
(Teori dividen kas residual) (Husnan &
Pudjiastuti, 2012: 304). Perbedaan bagi hasil (Profit and loss Sharing
kepentingan kedua belah pihak terkait Investment Account) yaitu
dengan dividen memicu terjadi moral mudharabah (baik General Investment
hazard dalam bentuk manajemen laba. Account/mudharabah mutlaqah yang
Hasil penelitian ini juga mendukung tercatat pada neraca/on balance sheet
teori PAT (Watts dan Zimmmerman, maupun Restricted Investment
1986) yang kemudian dikembangkan Account/mudharabah muqayyadah
oleh Achmad (2007) yang menyatakan yang dicatat pada rekening
bahwa ada beberapa faktor penyebab administratif/off balance sheet)
terjadinya manajemen laba seperti (Muhammad: 103).
kebijakan bonus, kebijakan utang, biaya Aktiva yang didanai oleh modal
politik dan salah satu faktor lain sendiri dan kewajiban atau hutang,
penyebab manajemen laba adalah resikonya ditanggung oleh modal
kebijakan dividen yaitu dengan cara sendiri, sedangkan aktiva yang didanai
menurunkan laba (income decreasing). oleh rekening bagi hasil, resikonya
7. Aktiva Tertimbang Menurut resiko ditanggung oleh dana rekening bagi
(aTMr) Bank Syariah hasil itu sendiri. Namun demikian,
Resiko atas modal berkaitan sebagaimana telah diuraikan di atas,
dengan dana yang diinvestasikan pada pemilik rekening bagi hasil dapat
aktiva beresiko, baik yang beresiko menolak untuk menanggung resiko atas

176 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah Volume IV/Nomor 01/Juli 2022
Iwan Setiawan

aktiva yang dibiayainya, apabila Sebagai lembaga perantara,


terbukti bahwa resiko tersebut timbul modal utama pertama sebuah lembaga
akibat salah urus (mismanagement), keuangan adalah kepercayaan, yakni
kalalaian atau kecurangan yang kepercayaan pihak-pihak yang
dilakukan oleh manajemen bank selaku dihubungkannya. Dengan kata lain,
mudharib. Oleh karenanya tetap ada modal pertama lembaga keuangan ialah
potensi resiko, (katakanlah dengan kredibilitas dimana para nasabah atau
probability 50 %), yang harus masyarakat luas. Sedangkan modal
ditanggung oleh modal bank sendiri.Hal utama kedua sebuah lembaga keuangan
ini mengandung konsekuensi bahwa adalah profesionalitas, yakni
atas aktiva ini harus pula dibentuk PPAP profesionalitas dalam mengelola uang
(Penyisihan Penghapusan Aktiva atau dana titipan yang diamantkan
Produktif). kepadanya. ringkas kata, kedua modal
Berdasarkan pembagian jenis utama inilah yakni kredibitas dan
aktiva tersebut di atas, maka pada profesionalitas yang ditawarkan dan
prinsipnya bobot resiko bank syari’ah dijual oleh setiap lembaga keuangan.
atas : Dengan kredibitas dan profesionalitas
itulah keberadaan dan kelangsungan
1. Aktiva yang dibiaya oleh modal
sebuah lembaga keuangan di
bank sendiri dan/atau dana
pertaruhkan.
pinjaman (wadi’ah, card dan
sejenisnya) adalah 100 %. Dalam hal pengumpulan modal
ada beberapa cara yang dilakukan yaitu
2. Aktiva yang dibiaya oleh pemegang
dengan modal sendiri dari pemilik bank
rekening bagi hasil (baik general
itu sendiri bisa juga dengan sistem
ataupun restricted investment
titipan dari para nasabah dan bisa
account) adalah 50 % (Muhammad :
berbentuk wadi’ah. Modal dapat
104).
dipergunakan untuk menjaga
kemungkinan terjadinya risiko kerugian
KESIMPULAN atas investasi pada aktiva, terutama
Islam mengenal modal sebagai yang berasal dari dana-dana pihak
suatu komponen utama dalam usaha, ketiga atau masyarakat. Peningkatan
dan hak atas modal diakui dalam Islam peran aktiva sebagai penghasil
sebagai hak individu atau golongan keuntungan harus serentak dibarengi
yang berbeda dengan hak atas modal dengan pertimbangan resiko yang
menurut pandangan kapitalis. Pada mungkin timbul guna melindungi
kapitalis modal merupakanhak mutlak kepentingan para pemilik dana.
individu.

Volume IV/Nomor 01/Juli 2022 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah 177
Iwan Setiawan

Kebijakan dividen merupakan merupakan keputusan manajemen.


keputusan apakah laba yang diperoleh Namun manajemen bisa mengestimasi
perusahaan pada akhir tahun akan besarnya dividen yang akan dikeluarkan
dibagi kepada pemegang saham dalam melalui prospektus perusahaan.
bentuk dividen atau ditahan untuk Prospektus perusahaan menjelaskan
menambah modal guna pembiayaan besarnya kebijakan dividen yang
investasi di masa yang akan datang. direncanakan oleh perusahaan dalam
Realisasi besarnya kebijakan dividen di bentuk jumlah persentase dividen tunai
Indonesia ditentukan oleh Rapat Umum dikaitkan dengan jumlah laba bersih.
Pemegang Saham (RUPS) dan bukan
DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafii. 2004. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani
Press.
Arifin,Zainul. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi, Cet 4. Jakarta:
Pustaka Alvabet.
Dumairy. 2006. Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman,
Yogyakarta: Ekonisia.

Healy. Paul M. dan Wahlen, James M. 1999. A Review of the Earning Management
Literature and its Implications For Standars Setting. Accounting Horizons. Vol. 13:
365-383

Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating


Variable dari Pengaruh Earning Management Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan. Vol 10: 97-108

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2012. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
ke Enam. Yogyakarta: UPPSTIM YKPN

Ilyas,Rahmat. 2015. Konsep pembiayaan Dalam perbankan syari’ah. Jurnal Penelitian.Vol. 9,


No. 1.
Karim,Adiwarman A. 2004.Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance
Indonesia. Jakarta.: KNKG

178 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah Volume IV/Nomor 01/Juli 2022
Iwan Setiawan

Kustono, A.S. 2001. Pengaruh Ukuran, Dividend Payout, Risiko Spesifik, dan
Pertumbuhan terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur:
Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002 - 2006. Jurnal Ekonomi Bisnis, Nomor 3: 200-
205

Jensen, M. C and Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior,


Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol 3: 305-
360.

Muhammad. 2002.Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: (UPP) AMP YKPN. 2004.


Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia.
Nasution, M dan Setiawan, D. 2007. Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi
X. AKPM- 05: 1-25

Noviana, S.R dan Yuyetta, Enna. 2011. Analisis Faktor-faktor yang mepengaruhi Praktik
Perataan Laba (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode 2006-2010). Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol. 8: 69-82

Perwataatmadja Karnaen & Muhammad Syafii Antonio. 1992. Apa & Bagaimana Bank
Islam. Yogyakarta: PT. Dana Bakti Prima Yasa.
Rivai, Veithzal & Arviyan Arifin. 2010.Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Rivai, Veithzal dkk. 2007.Bank and Financial Institution Management: Conventional & Sharia
Sistem.Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Susilo, Edi. 2017. Analisis Pembiayaan dan Risiko Perbankan Syariah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir

Indonesia.2001. Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Indonesia. Jakarta:


Djambatan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
Wirdyaningsih. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta:
Prenada Media.

Widyaningsih, et. al. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana.

179 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah Volume IV/Nomor 01/Juli 2022
Iwan Setiawan

Zulkifli, Suhartono.2003. .Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah.Jakarta: Zikrul


Hakim.

180 Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah Volume IV/Nomor 01/Juli 2022

Anda mungkin juga menyukai