Bab 1 - Rumus Dan Variabel Ottv
Bab 1 - Rumus Dan Variabel Ottv
BAB 1
1. α.Uw.(1-WWR).Tdeq
2. Uf.WWR.∆T
3. SF.SC1.SC2.WWR
Bagian pertama adalah perolehan panas melalui material opaque yang bersifat konduktif
(perpindahan panas melalui rambatan antar molekul benda padat) dengan elemen-elemen α
(absorptansi dinding), Uw (U-value dinding), 1-WWR (luas dinding per luas fasad), Tdeq (
Beda Temperatur ekuivalen).
Bagian kedua adalah perolehan panas melalui material jendela yang bersifat konduktif
dengan elemen-elemen Uf (U-valuejendela), WWR (luas jendela per luas fasad), ∆T (Beda
kondisi perencanaan Temperatur luar dan dalam).
Bagian ketiga adalah perolehan panas melalui material kaca yang bersifat radiatif
(perpindahan panas melalui gelombang radiasi matahari) dengan elemen-elemen SF (Solar
factor), SC1 (Shading coefficient jendela), SC2 (Shading coefficient alat peneduh), WWR (luas
kaca per luas fasad).
Rumus di atas merupakan rumus dasar dimana mengasumsikan hanya 1 jenis material
dinding dan 1 jenis material jendela untuk 1 fasadnya. Sedangkan rumus untuk material
dengan jumlah lebih dari satu jenis dalam satu fasad adalah sebagai berikut :
OTTV = [(α1.Uw1.Aw1.Tdeq1)+(α2.Uw2.Aw2.Tdeq2)+....+(αn.Uwn.Awn.Tdeqn)] +
Ao
[(Uf1. Af1)+(Uf2. Af2)+....+(Ufn. Afn)] ∆T +
Ao
SF[(SC1. Af1)+(SC2. Af2)+....+(SCn. Afn)]
Ao
dimana :
*harus dapat dibedakan antara SC1 dengan SC1 maupun SC2 dengan SC2
dimana :
Sedangkan rumus OTTV untuk atap atau yang sering diistilahkan RTTV (Roof Thermal
Transmittance Value) adalah sebagai berikut
RTTV = (α.Ur.Ar.Tdeq)+(Us.As.∆T)+(SF.SC1.SC2.As)
Ao
dimana :
Bila jumlah material atap lebih dari satu jenis maka perhitungan dilakukan seperti pada fasad
yang memiliki lebih dari 1 jenis material.
a. Absorptansi (α)
Absorptansi (α) merupakan koefisien (0-1) yang merupakan performa penyerapan panas
oleh suatu material. Semakin gelap warna material maka akan semakin tinggi tingkat
penyerapannya dan semakin rendah tingkat pemantulannya. Misalkan warna putih yang
memiliki absorptansi 0,3 maka penyerapan panasnya adalah 30% terhadap radiasi panas
yang datang sedangkan 70% dipantulkan ke sekitarnya.
U-value adalah nilai kuantitas rambat panas per satuan luas ketebalan material (W/m2 K). U-
value diperoleh melalui kebalikan dari penjumlahan total nilai resistensi atau tahanan (R)
dari setiap layer material ditambah resistensi permukaan di kedua sisi permukaan material
bagian luar dan bagian dalam ruangan. Sedangkan nilai resistensi setiap layer diperoleh dari
pembagian ketebalan suatu layer terhadap nilai thermal conductivity, yakni laju rambat
panas persatuan ketebalan (W/m.K). Cara perhitungan U-value dinding dapat dilihat pada
Bab II.
c. 1-WWR
WWR atau Window to Wall Ratio adalah perbandingan luas jendela dengan luas fasad
keseluruhan, sedangkan 1-WWR adalah perbandingan luas dinding dengan luas fasad
keseluruhan. Dalam rumus pada bagian opaque material digunakan 1-WWR karena
diperuntukkan bagi material dinding sebagai kebalikan dari WWR. Perhitungan luas
dilakukan mengacu pada gambar kerja.
d. Tdeq
Beda temperatur ekuivalen didapat dari padanan berat/satuan luas dari jenis
konstruksinya.Untuk mendapatkan berat/satuan luas diperoleh dengan cara membagi nilai
densitas dengan ketebalannya.
d d
No Bahan bangunan No Bahan bangunan
(Kg/m3) (Kg/m3)
Selisih temperatur yang ekuivalen/sepadan dengan jenis konstruksinya mengacu pada tabel
berikut.
Secara substansi perhitungan U-value untuk jendela sama dengan perhitungan U-value untuk
dinding namun terdapat kompleksitas perhitungan dimana terdapat pengaruh penambahan
panas dari frame kaca. Kompleksitas ini dipermudah dengan menggunakan software
WINDOW 7.2. Pembahasan mengenai penggunaan software ini dapat dilihat pada Bab III.
b. WWR
c. ∆T
Beda kondisi perencanaan temperatur ruang luar dan dalam dengan nilai tetap yakni 5oC.
Solar Factor merupakan nilai radiasi matahari yang jatuh pada suatu permukaan dalam istilah
fisika bangunan disebut incident solar radiation (insolation). Nilai Solar Factor yang terdapat
dalam SNI mengacu pada nilai rata-rata insolation Kota Jakarta mulai dari jam 07.00 hingga
18.00. Untuk kota lainnya disarankan untuk mengacu pada nilai insolation kota masing-
masing, namun sulit diperoleh karena BMKG tidak menyediakan data radiasi matahari
kecuali kita membeli data cuaca dari perusahaan penyuplai data iklim. Namun sejauh ini kota
lain pun bisa menggunakan SF kota Jakarta bila asumsinya untuk membandingkan performa
bangunan secara sepadan dengan baseline SF Jakarta.
U TL T TG S BD B BL
ORIENTASI
130 113 112 97 97 176 243 211
e. Shading Coefficient
Shading coefficient (SC) merupakan koefisien dari jumlah transfer panas ke dalam bangunan
yang terreduksi akibat performa jenis kaca dan jenis alat peneduh.
SC = SC1 x SC2
A. Metode Trigonometri
B. Metode Interpolasi
C. Metode Ecotect
D. Metode Gabungan
A. Metode Trigonometri
Worksheet ini menggunakan perhitungan 1-G (solar shade) dan data radiasi dari SNI OTTV
2011. Keunggulan dari metode ini dibanding metode yang menggunakan tabel interpolasi
adalah metode ini dapat menghitung shading device yang miring ke atas sedangkan
kekurangan metode ini adalah data radiasi menggunakan data yang berasal dari data radiasi
Singapura, solar shade harus dihitung dan diinput satu per satu setiap jamnya, bentuk
shading device terbatas hanya untuk tipe horizontal, vertikal dan kotak.
B. Metode Interpolasi
Metode paling praktis karena hitungan SC2 sudah ada dalam tabel namun khusus untuk
shading device yang datar dan miring ke bawah.
C. Metode Ecotect
Metode ini menggunakan metode penggunaan data radiasi dari data iklim (wea) dan simulasi
solar shade (1-G) dari Ecotect. Data radiasi lebih valid karena mengacu pada file iklim dan
perhitungan solar shade lebih cepat. Kekurangan metode ini adalah tahapan pengerjaan
menjadi lebih banyak.
D. Metode Gabungan
Worksheet ini menggunakan metode gabungan antara penggunaan data radiasi dari SNI
OTTV 2011 dengan data hasil simulasi solar shade (1-G) dari Ecotect. Dibanding Metode
Ecotect dalam Metode Gabungan data radiasi matahari tidak perlu dicari karena sudah
tersedia data dari SNI sehingga yang perlu disimulasikan dalam Ecotect tinggal variabel solar
shadenya saja sehingga pengerjaan menjadi lebih ringkas.
Pada SNI Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung tahun 2011 baseline
untuk OTTV sebesar ≥ 35 W/m2.
Nilai baseline untuk atap adalah sama namun terdapat tambahan baseline yakni harus
memiliki U-value seperti tabel di bawah ini.
U-value maks
Berat/Satuan luas (kg/m2)
(W/m2.K)
Kurang dari 50 0.4
50-230 0.8
Lebih dari 230 1.2