Anda di halaman 1dari 10

GS-OTTV

Versi 1 04 Januari 2019


Halaman 1 dari 68

BAB 1

RUMUS DAN VARIABEL OTTV

OTTV merupakan salahsatu parameter bangunan hemat energi berdasarkan perhitungan


rumus di bawah ini:

1.1. Memahami rumus OTTV

Pada rumus OTTV di atas terdapat tiga bagian utama, yakni :

1. α.Uw.(1-WWR).Tdeq
2. Uf.WWR.∆T
3. SF.SC1.SC2.WWR

Bab 1 Rumus dan Variabel OTTV


GS-OTTV
Versi 1 04 Januari 2019
Halaman 2 dari 68

Bagian pertama adalah perolehan panas melalui material opaque yang bersifat konduktif
(perpindahan panas melalui rambatan antar molekul benda padat) dengan elemen-elemen α
(absorptansi dinding), Uw (U-value dinding), 1-WWR (luas dinding per luas fasad), Tdeq (
Beda Temperatur ekuivalen).

Bagian kedua adalah perolehan panas melalui material jendela yang bersifat konduktif
dengan elemen-elemen Uf (U-valuejendela), WWR (luas jendela per luas fasad), ∆T (Beda
kondisi perencanaan Temperatur luar dan dalam).

Bagian ketiga adalah perolehan panas melalui material kaca yang bersifat radiatif
(perpindahan panas melalui gelombang radiasi matahari) dengan elemen-elemen SF (Solar
factor), SC1 (Shading coefficient jendela), SC2 (Shading coefficient alat peneduh), WWR (luas
kaca per luas fasad).

Rumus di atas merupakan rumus dasar dimana mengasumsikan hanya 1 jenis material
dinding dan 1 jenis material jendela untuk 1 fasadnya. Sedangkan rumus untuk material
dengan jumlah lebih dari satu jenis dalam satu fasad adalah sebagai berikut :

OTTV = [(α1.Uw1.Aw1.Tdeq1)+(α2.Uw2.Aw2.Tdeq2)+....+(αn.Uwn.Awn.Tdeqn)] +
Ao
[(Uf1. Af1)+(Uf2. Af2)+....+(Ufn. Afn)] ∆T +
Ao
SF[(SC1. Af1)+(SC2. Af2)+....+(SCn. Afn)]
Ao

dimana :

α1, α2,..., αn = absorptansi dinding


Uw1, Uw2,..., Uwn = U-value dinding (W/m2.K)
Uf1, Uf2,..., Ufn = U-value jendela (W/m2.K)
Tdeq 1, Tdeq 2,..., Tdeq n = Beda Temperature ekuivalen (oC)
Aw1, Aw2,..., Awn = Luas dinding (m2)
Af1, Af2,..., Afn = Luas kaca (m2)
Ao = Luas fasad (m2)
SC1, SC2,..., SCn = Shading Coefficient

*harus dapat dibedakan antara SC1 dengan SC1 maupun SC2 dengan SC2

Bab 1 Rumus dan Variabel OTTV


GS-OTTV
Versi 1 04 Januari 2019
Halaman 3 dari 68

Total OTTV keseluruhan fasad dihitung seperti di bawah ini :

OTTV = [(Ao1.OTTV1)+(Ao2.OTTV2)+....+( Aon.OTTVn)]


Ao1 +Ao2+....+ Aon

dimana :

Ao1, Ao2,..., Aon = Luas fasad untuk orientasi tertentu (m2)


OTTV1, OTTV 2,..., OTTV n = OTTV fasad dengan orientasi tertentu (W/m2)

Sedangkan rumus OTTV untuk atap atau yang sering diistilahkan RTTV (Roof Thermal
Transmittance Value) adalah sebagai berikut

RTTV = (α.Ur.Ar.Tdeq)+(Us.As.∆T)+(SF.SC1.SC2.As)
Ao

dimana :

α = absorptansi atap tak tembus cahaya


Ur = U-value atap tak tembus cahaya (W/m2.K)
Us = U-value skylight (W/m2.K)
Tdeq = Beda Temperature ekuivalen (oC)
Ar = Luas atap tak tembus cahaya (m2)
As = Luas skylight (m2)
Ao = Luas keseluruhan atap (m2)
∆T = Beda kondisi perencanaan Temperatur luar dan dalam (oC)
SF = Solar Factor (W/m2)
SC1 = Shading Coefficient jendela
SC2 = Shading Coefficient alat peneduh

Bila jumlah material atap lebih dari satu jenis maka perhitungan dilakukan seperti pada fasad
yang memiliki lebih dari 1 jenis material.

Bab 1 Rumus dan Variabel OTTV


GS-OTTV
Versi 1 04 Januari 2019
Halaman 4 dari 68

1.2. Input variabel opaque material

a. Absorptansi (α)

Absorptansi (α) merupakan koefisien (0-1) yang merupakan performa penyerapan panas
oleh suatu material. Semakin gelap warna material maka akan semakin tinggi tingkat
penyerapannya dan semakin rendah tingkat pemantulannya. Misalkan warna putih yang
memiliki absorptansi 0,3 maka penyerapan panasnya adalah 30% terhadap radiasi panas
yang datang sedangkan 70% dipantulkan ke sekitarnya.

Pada SNI nilai absorptansi dibedakan menjadi dua kategori yakni :

Tabel absorptansi berdasarkan jenis material

Bahan permukaan luar α


Beton berat (untuk bangunan nuklir) 0,91
Bata merah 0,89
Bituminous felt 0,88
Batu sabak 0,87
Beton ringan 0,86
Aspal jalan setapak 0,82
Kayu permukaan halus 0,78
Beton ekspos 0,61
Ubin putih 0,58
Bata kuning tua 0,56
Atap putih 0,50
Cat aluminium 0,40
Kerikil 0,29
Seng putih 0,26
Bata glazur putih 0,25
Lembaran aluminium yang dikilapkan 0,12

Bab 1 Rumus dan Variabel OTTV


GS-OTTV
Versi 1 04 Januari 2019
Halaman 5 dari 68

Tabel absorptansi berdasarkan warna material

Warna permukaan luar α


Hitam 0,95
Pernis hitam 0,92
Abu-abu tua 0,91
Pernis biru tua 0,91
Cat minyak hitam 0,90
Coklat tua 0,88
Abu-abu/biru tua 0,88
Biru/hijau tua 0,88
Coklat medium 0,84
Pernis hijau 0,79
Hijau medium 0,59
Kuning medium 0,58
Hijau/biru medium 0,57
Hijau muda 0,47
Putih semi kilap 0,30
Putih kilap 0,25
Perak 0,25
Pernis Putih 0,21

Pembuatan tabel dengan pengkategorian seperti di atas memunculkan interpretasi yang


salah terhadap kalkulasi absorptansi, yakni rata-rata penjumlahan α permukaan luar dengan
α material dalam. Pemahaman ini salah kaprah dikarenakan fungsi dari absorptansi pada
material tak-tembus cahaya itu adalah fungsi permukaan bukan yang terjadi di lapisan
material bagian dalam. Sedangkan penyerapan di lapisan dalam terjadi hanya pada material
kaca pada curtain wall yang digabung dengan lapisan tak tembus cahaya. Jadi nilai
absorptansi pada tabel di atas harus diambil salah satunya saja.

b. U-value dinding (Uw)

U-value adalah nilai kuantitas rambat panas per satuan luas ketebalan material (W/m2 K). U-
value diperoleh melalui kebalikan dari penjumlahan total nilai resistensi atau tahanan (R)
dari setiap layer material ditambah resistensi permukaan di kedua sisi permukaan material
bagian luar dan bagian dalam ruangan. Sedangkan nilai resistensi setiap layer diperoleh dari
pembagian ketebalan suatu layer terhadap nilai thermal conductivity, yakni laju rambat
panas persatuan ketebalan (W/m.K). Cara perhitungan U-value dinding dapat dilihat pada
Bab II.

Bab 1 Rumus dan Variabel OTTV


GS-OTTV
Versi 1 04 Januari 2019
Halaman 6 dari 68

c. 1-WWR

WWR atau Window to Wall Ratio adalah perbandingan luas jendela dengan luas fasad
keseluruhan, sedangkan 1-WWR adalah perbandingan luas dinding dengan luas fasad
keseluruhan. Dalam rumus pada bagian opaque material digunakan 1-WWR karena
diperuntukkan bagi material dinding sebagai kebalikan dari WWR. Perhitungan luas
dilakukan mengacu pada gambar kerja.

d. Tdeq

Beda temperatur ekuivalen didapat dari padanan berat/satuan luas dari jenis
konstruksinya.Untuk mendapatkan berat/satuan luas diperoleh dengan cara membagi nilai
densitas dengan ketebalannya.

Tabel densitas bahan bangunan berdasarkan SNI

d d
No Bahan bangunan No Bahan bangunan
(Kg/m3) (Kg/m3)

1 Beton 10 Kayu lapis 528


2,400
2 Beton Ringan 11 Glasswool 32
960
Bata dengan lapisan
3 12 Fiberglass 32
plester 1,760
Bata tanpa lapisan plester
4 13 Paduan Alumunium 2,672
(tahan cuaca)

5 Plesteran pasir semen 14 Tembaga 8,784


1,568
6 Kaca lembaran 15 Baja 7,840
2,512
7 Papan gypsum 16 Granit 2,640
880
8 Kayu lunak
608 Marmer/Batako/Terazo/
17 2,640
Keramik/Mozaik
9 Kayu keras
702

Nilai densitas bisa didapatkan dari sumber lainnya juga.

Selisih temperatur yang ekuivalen/sepadan dengan jenis konstruksinya mengacu pada tabel
berikut.

Bab 1 Rumus dan Variabel OTTV


GS-OTTV
Versi 1 04 Januari 2019
Halaman 7 dari 68

Tabel Tdeq untuk dinding

Berat/Satuan luas (kg/m2) Tdeq


Kurang dari 125 15
126-195 12
Lebih dari 195 10

Tabel Tdeq untuk atap

Berat/Satuan luas (kg/m2) Tdeq


Kurang dari 50 24
50-230 20
Lebih dari 230 16

1.3. Input variabel material jendela

a. U-value jendela (Uf)

Secara substansi perhitungan U-value untuk jendela sama dengan perhitungan U-value untuk
dinding namun terdapat kompleksitas perhitungan dimana terdapat pengaruh penambahan
panas dari frame kaca. Kompleksitas ini dipermudah dengan menggunakan software
WINDOW 7.2. Pembahasan mengenai penggunaan software ini dapat dilihat pada Bab III.

b. WWR

Sudah dibahas pada bagian 1-WWR (hal.6).

c. ∆T

Beda kondisi perencanaan temperatur ruang luar dan dalam dengan nilai tetap yakni 5oC.

d. Solar factor (SF)

Solar Factor merupakan nilai radiasi matahari yang jatuh pada suatu permukaan dalam istilah
fisika bangunan disebut incident solar radiation (insolation). Nilai Solar Factor yang terdapat
dalam SNI mengacu pada nilai rata-rata insolation Kota Jakarta mulai dari jam 07.00 hingga
18.00. Untuk kota lainnya disarankan untuk mengacu pada nilai insolation kota masing-

Bab 1 Rumus dan Variabel OTTV


GS-OTTV
Versi 1 04 Januari 2019
Halaman 8 dari 68

masing, namun sulit diperoleh karena BMKG tidak menyediakan data radiasi matahari
kecuali kita membeli data cuaca dari perusahaan penyuplai data iklim. Namun sejauh ini kota
lain pun bisa menggunakan SF kota Jakarta bila asumsinya untuk membandingkan performa
bangunan secara sepadan dengan baseline SF Jakarta.

Tabel SF untuk dinding

U TL T TG S BD B BL
ORIENTASI
130 113 112 97 97 176 243 211

Sedangkan SF untuk atap memiliki nilai 316 W/m2.

e. Shading Coefficient

Shading coefficient (SC) merupakan koefisien dari jumlah transfer panas ke dalam bangunan
yang terreduksi akibat performa jenis kaca dan jenis alat peneduh.

Shading Coefficient jendela (SC1) merupakan koefisien yang merepresentasikan


perbandingan kemampuan suatu kaca dalam mentransfer panas ke dalam ruangan terhadap
kaca standar (kaca clear 3mm).

Shading Coefficient alat peneduh (SC2) merupakan koefisien yang merepresentasikan


perbandingan luasan yang terkena paparan sinar matahari terhadap luasan kaca
keseluruhan.

SC merupakan hasil perkalian antara SC1 dengan SC2.

SC = SC1 x SC2

Cara mendapatkan nilai SC1 dapat dilihat pada bab III.

1.4. Metode perhitungan SC2

Worksheet OTTV terdapat 3 type yakni :

A. Metode Trigonometri
B. Metode Interpolasi
C. Metode Ecotect
D. Metode Gabungan

Bab 1 Rumus dan Variabel OTTV


GS-OTTV
Versi 1 04 Januari 2019
Halaman 9 dari 68

A. Metode Trigonometri

Worksheet ini menggunakan perhitungan 1-G (solar shade) dan data radiasi dari SNI OTTV
2011. Keunggulan dari metode ini dibanding metode yang menggunakan tabel interpolasi
adalah metode ini dapat menghitung shading device yang miring ke atas sedangkan
kekurangan metode ini adalah data radiasi menggunakan data yang berasal dari data radiasi
Singapura, solar shade harus dihitung dan diinput satu per satu setiap jamnya, bentuk
shading device terbatas hanya untuk tipe horizontal, vertikal dan kotak.

B. Metode Interpolasi

Metode paling praktis karena hitungan SC2 sudah ada dalam tabel namun khusus untuk
shading device yang datar dan miring ke bawah.

C. Metode Ecotect

Metode ini menggunakan metode penggunaan data radiasi dari data iklim (wea) dan simulasi
solar shade (1-G) dari Ecotect. Data radiasi lebih valid karena mengacu pada file iklim dan
perhitungan solar shade lebih cepat. Kekurangan metode ini adalah tahapan pengerjaan
menjadi lebih banyak.

D. Metode Gabungan

Worksheet ini menggunakan metode gabungan antara penggunaan data radiasi dari SNI
OTTV 2011 dengan data hasil simulasi solar shade (1-G) dari Ecotect. Dibanding Metode
Ecotect dalam Metode Gabungan data radiasi matahari tidak perlu dicari karena sudah
tersedia data dari SNI sehingga yang perlu disimulasikan dalam Ecotect tinggal variabel solar
shadenya saja sehingga pengerjaan menjadi lebih ringkas.

1.5. Baseline nilai OTTV

Pada SNI Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan gedung tahun 2011 baseline
untuk OTTV sebesar ≥ 35 W/m2.

Nilai baseline untuk atap adalah sama namun terdapat tambahan baseline yakni harus
memiliki U-value seperti tabel di bawah ini.

Bab 1 Rumus dan Variabel OTTV


GS-OTTV
Versi 1 04 Januari 2019
Halaman 10 dari 68

Tabel U-value maksimum untuk atap

U-value maks
Berat/Satuan luas (kg/m2)
(W/m2.K)
Kurang dari 50 0.4
50-230 0.8
Lebih dari 230 1.2

Bab 1 Rumus dan Variabel OTTV

Anda mungkin juga menyukai