Tugas KTI VIA
Tugas KTI VIA
VIA
TULIS ILMIAH
Disusun oleh,
………………………………………………
g. Nomor HP :
4. Guru Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat Rumah :
d. Nomor HP :
(………………………………….) (……………….)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah
berjudul Pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter di Era Pasca Pandemi,
dapat terselesaikan tepat waktu. Adapun pengajuan karya tulis ilmiah ini adalah
untuk memenuhi tugas akhir Siswa SMA……………….. serta diharapkan untuk
dapat dijadikan sebagai solusi alternatif dalam mengembangkan pendidikan
karakter.
Penulis mengucapkan terima kasih, baik kepada penyelenggara kegiatan
maupun pihak yang telah membantu dan terlibat dalam penyusunan karya tulis
ilmiah. Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan agar penulis dapat memperbaiki karya tulis ilmiah
ini serta dapat dijadikan sebagai refleksi untuk berprogres lebih baik. Penulis
berharap karya tulis ilmiah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi
pembaca. Dengan demikian, pembaca dapat memahami dan mengambil manfaat.
Terima kasih.
Bandung, ………………..2023
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................i
Lembar Pengesahan.....................................................................................ii
Kata Pengantar............................................................................................iv
Daftar Isi........................................................................................................v
Abstrak..........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................2
1.2 Rumusan masalah.........................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunitas dan Jenisnya...............................................................4
2.2 Pendidikan Karakter.....................................................................5
2.3 Pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter.................................6
2.4 Penerapan Sistem Hybrid dalam Pendidikan................................7
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Jenis Penulisan..............................................................................9
3.2 Fokus Penulisan............................................................................9
3.3 Sumber Data.................................................................................9
3.4 Teknik Pengumpulan Data...........................................................9
3.5 Analisis Data...............................................................................10
3.6 Tahapan Penulisan......................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Komunitas Hychara Educare.....................................................11
4.2 Cara Mengembangkan Komunitas Berbasis Pengembangan
Pendidikan Karakter dengan Sistem Hybrid.....................................11
4.3 Pengaruh Komunitas Terhadap Pengembangan Pendidikan
Karakter............................................................................................13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................15
iv
5.2 Saran...........................................................................................15
Daftar Pustaka............................................................................................16
Lampiran.....................................................................................................17
v
PENTINGNYA PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI ERA
PASCA PANDEMI
Abstrak
Era globalisasi masa kini dan situasi pasca pandemi yang berpengaruh
terhadap keterbatasan pendidikan karakter di lingkungan pendidikan formal,
mampu memberikan efek terhadap munculnya fenomena degradasi moral.
Karenanya, digagaslah untuk memberikan penguatan pendidikan karakter di luar
pendidikan formal. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memaparkan
rancangan komunitas serta mengetahui pengaruhnya terhadap pendidikan
karakter. Jenis penulisan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan
teknik pengumpulan studi kepustakaan berdasarkan sumber data sekunder sebagai
pendukung. Hasil penulisan berupa penjelasan mengenai cara mengembangkan
pendidikan karakter.
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat perumusan masalahnya sebagai
berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Karakter?
b. Bagaimana cara mengembangkan komunitas berbasis pengembangan
pendidikan karakter dengan sistem hybrid?
c. Apa pengaruh komunitas terhadap pengembangan pendidikan karakter?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
memiliki kepentingan dan keinginan yang sama.
5
Selain ketiga jenis tersebut, ditambah dengan adanya era revolusi industi
yang membuat teknologi semakin maju, akhirnya mendorong munculnya
komunitas online dari berbagai platform di dunia maya. Munculnya komunitas di
dunia maya ini berujung dengan menambah daftar ragam komunitas yang
tentunya menjadi inovasi dan alternatif tersendiri bagi kelompok tertentu serta
menandakan adanya transisi kelompok tertentu dalam hal interaksi sosial di
masyarakat.
7
1) Religius (taat untuk melaksanakan ajaran agama yang dianut);
2) Jujur (mengatakan apa adanya sesuai tindakan yang dilakukan);
3) Toleransi (menghargai perbedaan);
4) Disiplin (tindakan yang dilakukan sesuai peraturan yang berlaku);
5) Kerja keras (bersungguh - sungguh dalam melakukan pekerjaan);
6) Kreatif
7) Mandiri (melakukan sesuatu tanpa bergantung pada orang lain);
8) Demokratis (sikap menggambarkan persamaan hak dan kewajiban secara
adil);
9) Rasa ingin tahu
10) Nasionalisme (sikap yang menunjukkan cinta terhadap bangsa dan negara);
11) Cinta tanah air (sikap yang menunjukkan kepedulian terhadap apa yang
ada di tanah air);
12) Menghargai prestasi (sikap mau menerima prestasi orang lain dan
mengakui kekurangan diri sendiri dengan tetap semangat meraih prestasi
lebih tinggi);
13) Komunikatif (melakukan komunikasi dengan sopan dan baik);
14) Cinta damai (sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai,
aman, tenang, dan nyaman);
15) Gemar membaca (kebiasaan untuk membaca tanpa paksaan);
16) Peduli lingkungan (sikap dan tindakan dalam menjaga lingkungan);
17) Peduli sosial (sikap perhatian dan kepedulian terhadap orang lain); dan
18) Tanggung jawab (sikap dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya).
8
1. Olah hati, artinya individu yang memiliki kerohanian yang mendalam,
beriman, dan bertakwa.
2. Olah rasa, artinya individu memiliki integritas moral, rasa berkesenian,
dan berkebudayaan.
3. Olah pikir, berarti individu memiliki keunggulan akademis sebagai hasil
pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat.
4. Olah raga, artinya individu yang sehat dan berpartisipasi aktif sebagai
warga negara.
Adapun tujuan akhir dari penguatan pendidikan karakter yaitu untuk
mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi abad 21, seperti mampu
berpikir kritis, kreatif, mampu berkomunikasi, dan berkolaborasi. Untuk itu,
memang sebaiknya lingkup pengajaran pendidikan karakter diperluas lagi, bukan
hanya dalam lingkup pendidikan formal, tetapi juga di lingkungan pendidikan
nonformal dan informal. Selain agar tercipta generasi yang sesuai untuk
membangun Indonesia emas, hal ini juga perlu diterapkan agar masyarakat sadar
akan pentingnya pendidikan karakter di lingkungan serta situasi pasca pandemi ini
bukan menjadi penghalang untuk mengembangkan pendidikan karakter.
10
BAB III
METODE PENULISAN
11
kegiatan membaca pun dilakukan guna mendapat informasi sebagai dasar
penyusunan data.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
pengembangan pendidikan karakter sekitar, juga berguna untuk
meningkatkan kualitas perannya sebagai iron stock.
b) Pengajar mampu meluangkan waktunya (setidaknya seminggu sekali)
untuk mengajar, di mana waktunya disesuaikan antara dengan kesepakatan
pengajar dan peserta.
c) Pengajar diberi pilihan untuk mengajar tatap muka atau secara online.
Untuk pembelajaran tatap muka, tempatnya sesuai kesepakatan antara
pengajar dan anggota. Sedangkan untuk pembelajaran secara online, dapat
dilakukan melalui pertemuan virtual di platform yang telah disepakati
(Zoom, Google Meet, dan sebagainya).
Rencananya, komunitas ini juga akan dibentuk divisi agar siklus jalannya
komunitas dapat terarah dan tertata. Sumber daya nya diambil dari perekrutan,
tetapi bagi pengajar juga diperbolehkan untuk masuk ke divisi. Adapun rencana
divisi yang ada di komunutas ini adalah: divisi keanggotaan, humas, perencanaan
dan pengembangan, dan sebagainya. (*akan bertambah seiring berjalannya
waktu).
Adapun rencana aturan untuk anggota diantaranya:
a) Peserta merupakan remaja dari berbagai daerah dan juga bisa diambil dari
lingkungan sekitar yang berkomitmen untuk mengikuti dan menjalankan
tugas yang diberikan selama mengikuti komunitas ini.
b) Mengerjakan penugasan secara jujur dan bertanggung jawab.
c) Peserta boleh memutuskan untuk mengikuti kegiatan baik secara tatap
muka atau online dan hendaknya memenuhi syarat kuota yang ditetapkan
oleh pengajar dan pengurus komunitas.
Terdapat sistem penugasan sebagai bentuk tanggung jawab dan evaluasi
terhadap peserta. Setelah pengajar mengajarkan tema tertentu (dalam lingkup
pendidikan karakter), maka peserta akan diberi penugasan dengan pengumpulan
sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan. Sistem penugasannya berupa
implementasi nilai pendidikan karakter dalam kehidupan sehari - hari. Penugasan
bisa dalam bentuk pengerjaan secara mandiri ataupun kelompok, tergantung
pengajar. Untuk pengerjaan individu, peserta bisa dilakukan secara mandiri dan
disiplin. Sedangkan untuk pengerjaan secara kelompok, peserta dibagi ke dalam
beberapa kelompok oleh pengajar dan diberi penugasan dalam batas waktu
14
tertentu.
15
Pemberian tugas individu dan kelompok dilakukan secara bergantian (misal
minggu pertama diberi tugas individu, minggu ke dua diberi tugas kelompok, dan
sebagainya). Di akhir penugasan, peserta diharapkan saling menilai bagaimana
kontribusi anggota kelompok dalam mengerjakan penugasan.
Adapun tolok ukur keberhasilan dan progress nya dilihat dari bagaimana
peserta menyelesaikan penugasan yang diberikan (apakah mengisi penugasan
secara rutin atau tidak), melalui pengamatan dari bagaimana ia berinteraksi
dengan peserta lain dan pengajar, refleksi, serta evaluasi. Dari segi penerapan
pemantauan, rencananya komunitas akan memberikan soft reminder di grup
kepada peserta agar tidak lupa untuk mengerjakan tanggung jawab. Wali atau
orang tua dari peserta juga berkenan untuk memberikan tanggapan. Adapun untuk
evaluasi, direncanakan untuk diadakan satu bulan sekali.
Dalam pengerjaan penugasan, peserta dituntut untuk jujur dan bertanggung
jawab, artinya peserta harus mengisi penugasan sesuai dengan kenyataan. Peserta
juga diberi reinforcement atas usaha serta apapun hasilnya, dan akan diberi
reward tertentu bagi mereka yang bisa melakukannya dengan baik sebagai
apresiasi dan pendorong motivasi peserta.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Di era globalisasi ditambah dengan adanya situasi pasca pandemi dimana
sistem pembelajaran di lingkungan pendidikan berubah, berujung menjadi
tantangan selanjutnya untuk mencari solusi bagaimana moral yang dibentuk
melalui pendidikan karakter peserta didik dapat tercapai meski di luar pendidikan
formal. Oleh sebab itu, penulis memberikan alternatif solusi untuk
mengembangkan pendidikan karakter di luar pendidikan formal dengan merintis
sebuah komunitas Hychara Educare dengan sistem pembelajaran hybrid. Dengan
pertemuan seminggu sekali, pemberian penugasan, dan pengimplementasian
dalam kehidupan diharapkan dapat mempengaruhi peserta dalam pengembangan
pendidikan karakter.
5.2 Saran
Diharapkan dengan adanya program hychara educare dapat mendukung
penguatan pendidikan karakter di masa pasca pandemi ini. Selain melalui
pendidikan formal, penguatan pendidikan karakter ini juga bisa melalui
pendidikan informal. Jika keduanya saling berkolaborasi dan membersamai dalam
penguatan pendidikan karakter maka tujuan akhirnya untuk menciptakan generasi
unggul untuk mewujudkan Indonesia emas perlahan akan tercapai.
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Y.M, Hastuti W, Karmila A, n.d. Lego (Puzzle Bingo) Games : Media
Edukatif Berbasis Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Sekolah Dasar
dalam Mewujudkan Generasi Indonesia Emas. Jurnal PENA, Volume 2.
Basuki Y, Akbar R, Pradono, Miharja M, 2013. Komunitas Online : Pergeseran
Terminologi Komunitas Dari Geddesian Menuju Era Informasi Dalam
Konteks Perencanaan Transportasi Perkotaan. Jurnal Tata Loka, Volume
5, pp. 63 - 75.
Darmalaksana, W., 2020. Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi
Lapangan.
Firdausi, F. J., n.d. Wacana Penerapan Hybrid Learning oleh Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, n.d. Gerakan
Penguatan Pendidikan Karakter, s.l.: s.n.
Kusnoto, Y., 2017. Internalisasi Nilai - Nilai Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Sosial, Volume 4, pp. 247 - 256.
Nurnina, I., 2021. Afirmasi Modal Sosial untuk Meningkatkan Peran Pendidikan
Masa Depan (Proyeksi Implementasi Pasca Pandemi Covid-19). Sosiologi
Nusantara, Volume 7, pp. 149 - 172.
Prawiro, M., 2018. www.maxmanroe.com. [Online] didapatkan dari:
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-komunitas.html
[diakses pada 18 November 2021].
Sunardi, Syarifuddin, 2015. Peran Ganda Istri Komunitas Petani.
19
LAMPIRAN
(..) (...)
Keterangan:
Angka 1-6 merupakan hari. Diisi ceklis (V) jika mengerjakan, dan diisi (-)
jika tidak mengerjakan.
Kolom keterangan diberi penjelasan bentuk pendidikan karakter
yang dikerjakan.
Kolom refleksi diisi kesimpulan dari keseluruhan pengerjaan,
penjelasan mengenai kemudahan dan atau hambatan yang dihadapi
ketika mengerjakan penugasan.
Orang tua diharapkan memberi tanggapan mengenai perilaku anak.
*catatan: form dapat berubah sesuai situasi tertentu.
20
Lampiran 2. Contoh form sederhana penugasan kelompok
(...)
Keterangan:
Anggota kelompok saling memberikan penilaian berdasarkan kriteria yang
tersedia dan kenyataan di lapangan.
Pada kolom kontribusi diisi bagian tugas apa saja yang telah dilakukan
anggota tersebut.
Kolom keterangan diisi dengan deskripsi dari acuan kolom kontribusi (misalnya, kontribusi yang
dilakukan peserta A sudah baik, mengerjakan tepat waktu, disiplin, dan sebagainya).
21