Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI KEWENANGAN PEMERINTAH ACEH DALAM

PELAKSANAAN URUSAN WAJIB TERKAIT DENGAN PELAYANAN


DASAR DALAM RENTANG WAKTU 2018-2022

Disusun Oleh :
Tasya Azzahra (2006101010048)

Dosen Pengampu:
Maimun, S.Pd., MA

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FALKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

SYIAH KUALA

2023/2024
BAB I
LATAR BELAKANG

Jenis pelayanan dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang dan/atau
jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap warga negara secara minimal. Sebagian
substansi pelayanan dasar pada urusan pemerintahan ditetapkan sebagai Standar Pelayanan
Minimal (SPM).

Indeks Pelayanan Publik merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur kinerja
pelayanan publik di lingkungan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah di Indonesia
berdasarkan Aspek Kebijakan Pelayanan, Aspek Profesionalisme SDM, Aspek Sarana
Prasarana, Aspek Sistem Informasi Pelayanan Publik, Aspek Konsultasi dan Pengaduan serta
Aspek Inovasi.

Kinerja Unit Pelayanan Publik memiliki nilai indeks dengan range nilai 1-5,00.
Kategori nilai indeks digambarkan sebagaimana tabel berikut:

Dari tabel diatas, apabila dikaitkan dengan rata-rata capaian indeks pelayanan publik di
lingkungan Pemerintah Aceh dikategorikan baik walaupun masih terdapat beberapa catatan
dalam upaya perbaikan kualitas pelayanan kedepan. Namun Pemerintah Aceh sudah
menerapkan kebijakan pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Disamping itu Pemerintah Aceh juga telah mengupayakan penyediaan sarana dan prasarana
yang cukup dan memadai guna optimalisasi pelayanan kepada masyarakat.

Pemerintah Aceh juga telah berupaya menciptakan inovasi-inovasi baru untuk


mendukung kelancaran dan mempermudah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Upaya perbaikan dan peningkatan mutu layanan publik tetap menjadi fokus perhatian utama
Pemerintah Aceh. Dalam tahun 2020, Pemerintah Aceh telah berkoordinasi dengan
Kabupaten/Kota untuk secara konsisten menerapkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 87
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Bersih, Rapi, Estetis dan Hijau (BEREH)
sampai dengan unit pelayanan publik terkecil di Kantor Kecamatan, Puskesmas, dan Pustu.
Pada tahun 2020, hasil evaluasi Gerakan BEREH telah menunjukkan peningkatan dan
perbaikan kualitas pelayanan yang diberikan oleh Aparatur kepada masyarakat. Gerakan ini
sekaligus berupaya mengembalikan fungsi dan tugas PNS sebagai pelaksana pelayanan publik
dan memperbaiki citra PNS.
BAB II
METODE PENULISAN

Metode yang digunakan dalam penulisan essay ini adalah sumber rujukan yang dipakai
sebagai landasan yang dipergunakan dalam penulisan suatu karya tulis ilmiah yang dapat
diperoleh dari literatur bahan pustaka yang tercetak seperti buku teks, jurnal/majalah, makalah
seminar, koran dan lain-lain. Sedangkan yang diperoleh secara elektronik seperti tulisan
didalam website melalui internet, e-books, dan e-journal baik hasil penelitian maupun artikel
dan lain-lainya.
BAB III
PEMBAHASAN

Pada dasarnya, kewenangan pemerintah Aceh dalam pelaksanaan urusan wajib terkait
dengan pelayanan dasar diatur oleh UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
Undang-undang ini memberikan otonomi khusus kepada Provinsi Aceh untuk mengelola
sebagian besar urusan pemerintahan di daerahnya.

Berikut adalah beberapa poin terkait kewenangan pemerintah Aceh dalam pelaksanaan
urusan wajib terkait pelayanan dasar:

A. Pendidikan: Pemerintah Aceh memiliki kewenangan untuk mengatur dan melaksanakan


urusan pendidikan di wilayahnya. Ini mencakup pengelolaan sekolah, kurikulum, dan
tenaga pendidik.
B. Kesehatan: Provinsi Aceh berwenang mengatur dan melaksanakan urusan kesehatan di
daerahnya. Ini mencakup penyelenggaraan fasilitas kesehatan, program kesehatan, dan
pengelolaan tenaga kesehatan.
C. Pekerjaan Sosial: Kewenangan pemerintah Aceh juga mencakup pelaksanaan urusan
pekerjaan sosial, termasuk program bantuan sosial, rehabilitasi sosial, dan perlindungan
sosial.
D. Perumahan dan Permukiman: Pemerintah Aceh memiliki kewenangan dalam urusan
perumahan dan permukiman, termasuk pengaturan tata ruang, perencanaan wilayah, dan
pengelolaan perumahan.
E. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Kewenangan ini melibatkan
pelaksanaan program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di wilayah Aceh.
F. Pertanahan: Provinsi Aceh memiliki kewenangan dalam urusan pertanahan di daerahnya,
termasuk pengaturan tata ruang dan pemanfaatan lahan.
G. Perdagangan dan Koperasi: Pemerintah Aceh dapat mengatur dan melaksanakan urusan
perdagangan dan koperasi di wilayahnya.

Perlu diingat bahwa kewenangan ini tidak bersifat mutlak, dan ada beberapa batasan
yang diatur oleh UU Pemerintahan Aceh dan UU Umum tentang Pemerintahan Daerah.
Selain itu, beberapa urusan wajib bersifat bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, dan kerjasama antarinstansi bisa diperlukan untuk mengoptimalkan pelayanan
dasar kepada masyarakat.
Pemerintah Provinsi Aceh sebagai penyelenggaraan pemerintahan ditingkat provinsi
menyusun laporan kinerja instansi pemerintah (LKjIP) tahun 2019 sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas keberhasilan atau kegagalan dalam menjalankan fungsi dan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya.

Laporan Kinerja Pemerintah memiliki 2 (dua) fungsi yaitu:

1. Informasi kinerja disampaikan kepada publik sebagai bagian dari pertangungjawaban


penerima amanah.
2. Informasi kinerja yang dihasilkan dapat digunakan oleh publik untuk memberikan
saran/masukan guna memicu perbaikan kinerja pemerintah Aceh.

Laporan Kinerja Pemerintah Aceh Tahun 2020 merupakan bentuk pertangung jawaban
atas penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan sosial
kemasyarakatan yang menyajikan informasi kinerja dalam mencapai visi, misi, tujuan dan
sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Aceh (RPJMA) Tahun 2017-2022.
Laporan kinerja instansi pemerintah ini disusun sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja. Tahun 2019 merupakan pelaksanaan Tahun ke-3 (tiga) dari Rencana Pembangunan
Jangka Menegah Aceh Tahun 2017-2022 yang menjabarkan visi dan misi Gubernur dan Wakil
Gubernur Aceh terpilih kedalam bentuk tujuan dan sasaran pembangunan, serta program dan
kegiatan. Pencapaian dan keberhasilan yang telah dicapai tahun 2020, dievaluasi secara
komprehensif dan berkelanjutan sebagai bentuk refleksi yang menjadi dasar pengambilan
keputusan dan perumusan kebijakan untuk perbaikan pada tahun-tahun berikutnya.
Penjabaran Visi Pemerintah Aceh Tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut: Terwujudnya
Aceh Yang Damai dan Sejahtera melalui Pemerintahan Yang Bersih, Adil dan Melayani. Dalam
mewujudkan visi Aceh tersebut ditempuh melalui 10 (sepuluh) misi pembangunan Aceh
sebagai berikut:

1. Reformasi Birokrasi menuju pemerintahan yang adil, bersih dan melayani.


2. Memperkuat pelaksanaan Syariat Islam beserta nilai-nilai keislaman dan budaya keacehan
dalam kehidupan masyarakat dengan iktikad Ahlussunnah Waljamaah yang bersumber
hukum Mazhab Syafi’iyah dengan tetap menghormati mazhab yang lain.
3. Menjaga integritas nasionalisme dan keberlanjutan perdamaian berdasarkan MoU
Helsinki.
4. Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing di tingkat nasional dan
regional.
5. Mewujudkan akses dan pelayanan kesehatan dan kesejahteraan sosial yang mudah,
berkualitas dan terintegrasi.
6. Mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan.
7. Menyediakan sumber energi listrik yang bersih dan terbarukan.
8. Membangun dan mengembangkan sentra-sentra produksi, industri dan industri kreatif
yang kompetitif.
9. Revitalisasi fungsi perencanaan daerah dengan prinsip evidence based planning yang
efektif, efisien dan berkelanjutan.
10. Pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur terintegrasi, dan lingkungan yang
berkelanjutan.

Kesepuluh Misi tersebut merupakan Landasan Pembangunan Aceh Tahun 2017-2022, juga
secara lebih tegas menyatakan keberpihakan (affirmative) kepada rakyat miskin melalui
pertumbuhan ekonomi kawasan pertanian bisa mensejahterakan masyarakat miskin, yang
dilandasi pemikiran bahwa pertumbuhan dan pemerataan harus berjalan serempak, dan bukan
pilihan prioritas (trede off). Dalam pelaksanaan pembangunan harus dapat diukur realisasinya,
oleh karenanya pemerintah Aceh pada tahun 2017 telah menetapkan indikator kinerja dalam
setiap sasaran sebagai alat ukur atas keberhasilan atau kegagalan untuk merepresentasikan dari
intergritas pembangunan di Aceh selama 5 (lima) tahun kedepan (2017-2022) Pengukuran
keberhasilan atau kegagalan dalam capaian setiap sasaran pembangunan diprovinsi Aceh tahun
2020 dengan Alat ukur indikator kinerja dari 18 sasaran strategis dan 43 indikator kinerja
adapun hasil pengukurannya sebagai berikut:

Sasaran Strategis Pertama


Mewujudkan Reformasi Birokrasi yang Berkualitas.

%tingkat
No Indikator Kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
1 Indeks Reformasi Birokrasi 63,04 61,47 97,50 Baik
2 Opini audit BPK atas Laporan
WTP WTP 100 Baik
Keuangan
3 Nilai Laporan
Sangat
Penyelenggaraan Pemerintah 2,70 2,7786 102,91
Baik
Daerah (LPPD)
4 Sangat
Nilai Sakip 63,00 63,78 101,23
Baik
5 Indeks Profesionalitas ASN Sangat
73,30% 85,66 116,86
Baik
6 Indeks Pelayanan Publik 3,51/B 3,29/B- 93,63 Baik
Rata-Rata Tingkat Capaian Sangat
102,02
Baik

Sasaran strategis kedua


Memperkuat pelaksanaan aqidah, Syari’ah, dan akhlak dalam tatanan kehidupan
masyarakat.
%tingkat
No Indikator kinerja Target Realisasi katagori
capaian
Indeks Pembangunan Syariat
1 60% 32% 53,33% Kurang
Islam
Jumlah Hafiz Alqur’an 96
2
orang
3 Indeks Melek Alqur’an 73 66,6 91,31%, Baik
Rasio Aset dan transaksi
Sangat
4 keuangan Syariah terhadap total 62,26 74,00 118,86%
Baik
transaksi keuangan
Rasio ZIS yang disalurkan
5 1 0,76 76,07 Baik
terhadap ZIS yang dikumpulkan
Rata-Rata Tingkat Capaian 84,89 Baik

Sasaran Strategis Ketiga


Meningkatnya Keberlanjutan Perdamaian Berdasarkan Prinsip-Prinsip MOU
Helsinki.
%tingkat
No Indikator kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
Persentase pemberdayaan 2
1 1 Pemuda 50 Kurang
korban konflik Pemuda
Persentase rehabilitasi
2 3
2 dan perlindungan sosial 150 Sangat baik
Medali Medali
korban konflik
Rata-Rata Tingkat Capaian 100% Baik

Sasaran Strategis Keempat

Meningkatnya Pembangunan Demokrasi

% tingkat
No Indikator kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
Indeks Demokrasi Indonesia
1 73,16 78,00 106,61 Sangat Baik
Provinsi Aceh
Rata-Rata Tingkat Capaian 106,61 Sangat Baik

Sasaran Strategis Kelima


Meningkatnya kualitas SDM yang Memiliki Daya Saing
%tingkat
No Indikator Kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
Rata-Rata Nilai UN Tingkat
SMA/SMK
1 - SMA IPA 49,16% Nihil Nihil -
- SMA IPS 45,87% Nihil Nihil
- SMK 55,35% Nihil Nihil
Angka Rata Rata Lama 11 Tahun
2 9,33 Tahun 84,82% Baik
Sekolah
Persentase guru yang lulus uji
kompetensi guru (UKG)
- Jenjang SD
- Jenjang SMP
3 - Jenjang SMA 55,23% Nihil Nihil
57,12% Nihil Nihil -
- Jenjang SMK
- 60,05% Nihil Nihil
60,88% Nihil Nihil

Persentase Lulusan
4 55% 1,3% 2,36% Kurang
Vokasional yang bersertifikasi
Angka Partisipasi kasar
- SD/Sederajat 101% 108,7% 85,83% Baik
5
- SMP/Sederaja 100% 97,79% 102,21% Sangat Baik
- SMA/Sederajat 90% 90,9% 99% Baik
Rata-rata persentase tingkat capaian 74,84 Baik

Sasaran Strategis Keenam


Terwujudnya Pemuda yang Berkarakter, Berkualitas Dan Berdaya Saing
%tingkat
No Indikator kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
Jumlah Pemuda berprestasi 2
1 1 Pemuda 50 Kurang
tingkat nasional dan regional Pemuda
Jumlah Medali pada
2 3
2 eventolahraga tingkat nasional 150 Sangat Baik
Medali Medali
dan regional
Rata-Rata Tingkat Capaian 100% Baik

Sasaran Strategis Yang Ketujuh

Meningkat Derajat Kesehatan Masyarakat


%
No Indikator Kinerja Target Realisasi tingkat Katagori
Capaian
Angka Usia Harapan
1 70 tahun 69,93 tahun 99,9 % Baik
Hidup
150/ 172/
2 Angka kematian Ibu 85,33 % Baik
100.000 LH 100.000 LH
3 Angka Kematian bayi 9/1000 10/1000 LH 88.88 % Baik
Persentase Balita gizi
4 2,3 % 2,5% 91,30 % Baik
Buruk
Rata-Rata Tingkat Capaian 91,35% Baik

Sasaran Strategis Kedelapan

Meningkatnya Pengarustamaan Gender

%tingkat
No Indukator Kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
1 93,46 91,84% 98,26 Baik
Rata-Rata Tingkat Capaian 98,26% Baik

Sasaran Strategis Kesembilan

Menurunnya Angka Kemiskiknan

%tingkat
No Indikator Kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
1 Persentase Angka Kemiskinan 14,43% 15,43% 93,07% Baik
2 Pola Pangan Harapan (Konsumsi) 77,6 71,5 92,14 Baik
3 Nilai Tukar Petani (NTP) 103.00 98.74 95.86 Baik
4 Nilai Tukar Nelayan (NTN) 101,25% 97,48% 96,28 Baik
Rata-Rata Tingkat Capaian 94,34% Baik

Sasaran Strategis Kesepuluh

Terwujudnya Kemandirian Energi

%tingkat
No Indikator Kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
1 - Rasio Elektrifikasi 99,00% 99,80% 100,80 Sangat Baik
Rata-Rata Tingkat Capaian 100,80% Sangat Baik
Sasaran Strategis Kesebelas

Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi

%tingkat
No Indikator Kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
1 Persentase Pertumbuhan
5,5% 3,77% 68,54% Cukup
PDRB
2 Pertumbuhan Ekspor Non
13,59% 9,22% 67,84 Cukup
Migas
3 Jumlah Nilai Investasi Rp.
Rp. 9.111
Berskala Nasional 6.050 150,59 Sangat Baik
Miliar
(PMDN/PMA) Miliar
4 Kontribusi Sektor parawisata
5,25% 1,21% 23,04% Kurang
terhadap PDRB Aceh
Rata-Rata Tingkat Capaian 77,48 Baik

Sasaran Strategis Keduabelas


Meningkatnya Transparansi dan Akuntabilitas Informasi Publik
%tingkat
No Indikator Kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
1 Indeks Keterbukaan informasi
0,336 0,313 93,15 Baik
publik
Rata-Rata Tingkat Capaian 93,15% Baik

Sasaran Strategis Ketigabelas


Memperkuat perencanaan pembagunan sesuai dengan prinsip Evidence
Based Planning
%tingkat
No Indikator Kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
1 Persentase kesesuaian
perencanaan dan realisasi 100% 99,80% 99,80% Baik
capaian pembagunan
Rata-Rata Tingkat Capaian 99,80% Baik

Sasaran Strategis Keempatbelas

Mengurangi Ketimpangan antar Wilayah

%tingkat
No Indikator Kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
1 Indeks Wiliamson (WI) 0,336% 0,349 96,13 Baik
Rata-Rata Tingkat Capaian 96,13% Baik

Sasaran Strategis Kelimabelas


Meningkatnya konektivitas antar wilayah

%tingkat
No Indikator Kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
1 Persentase Kelancaran Arus lalu
3,43 3,22 93,88 Baik
lintas (indeks Konektivitas)
2 Indeks Kepuasan Pelayanan
Angkutan (persentase Angkutan 0,85 0,2% 23,53 Kurang
Darat)
Rata-Rata Tingkat Capaian 58,70% Cukup

Sasaran Strategis Keenambelas


Meningkatnya Pemenuhan Infrastruktur Dasar Masyarakat
%tingkat
No Indikator Kinerja Target Realisasi Katagori
capaian
1 - Persentase rumah layak huni 60,77% 60,51% 99,57 Baik
- Persentase jalan provinsi dalam
2 87,71% 76,86% 90,99% Baik
kondisi baik
3 - Rasio Jaringan irigasi 0,740 0,714 96,49 Baik
Rata-Rata Tingkat Capaian 95,68% Baik

Sasaran Strategis Ketujuhbelas

Meningkatnya Tatakelola Lingkungan Hidup Lestari

%tingkat
No Indikator Kineja Target Realisasi Katagori
capaian
1- Indeks Kualitas Lingkungan
74,50 78,99 106,02 Sangat Baik
Hidup (IKLH)
Rata-Rata Tingkat Capaian 106,02% Sangat Baik

Sasaran Strategis Delapanbelas

Meningkatnya tatakelola kebencanaan

%tingkat
No Indikator Kineja Target Realisasi Katagori
capaian
1 Indeks Resiko bencana 135 139,1/
96,9% Baik
/sedang sedang
Rata-Rata Tingkat Capaian 96,9% Baik
BAB IV
KESIMPULAN

Pemerintah Aceh memiliki kewenangan yang luas dalam pelaksanaan urusan wajib
terkait dengan pelayanan dasar sebagai bagian dari otonomi khusus yang diberikan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berikut adalah beberapa
kesimpulan terkait dengan kewenangan pemerintah Aceh dalam pelaksanaan urusan wajib
terkait dengan pelayanan dasar:

1. Otonomi Khusus Aceh: Aceh diberikan otonomi khusus sebagai bagian dari upaya untuk
memenuhi hak-hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Aceh. Otonomi
khusus ini memberikan kewenangan lebih besar kepada Pemerintah Aceh dalam
mengelola urusan dalam wilayahnya.
2. Pemberian Wewenang di Bidang Kesehatan, Pendidikan, dan Keagamaan: Pemerintah
Aceh memiliki kewenangan dalam mengelola urusan wajib terkait dengan pelayanan
dasar, termasuk kesehatan, pendidikan, dan keagamaan. Hal ini mencakup penyusunan
kebijakan, pengelolaan anggaran, dan pelaksanaan program-program yang mendukung
pelayanan dasar tersebut.
3. Penentuan Kebijakan Lokal: Pemerintah Aceh dapat menentukan kebijakan-kebijakan
lokal yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masyarakat Aceh. Ini termasuk
penyusunan kebijakan terkait dengan pelayanan dasar untuk memastikan bahwa pelayanan
tersebut dapat diakses dan bermanfaat bagi penduduk setempat.
4. Keterlibatan Masyarakat Lokal: Dalam pelaksanaan urusan wajib terkait dengan
pelayanan dasar, Pemerintah Aceh dapat melibatkan aktif masyarakat setempat untuk
memastikan partisipasi mereka dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-
program pelayanan dasar.
5. Pengelolaan Sumber Daya: Pemerintah Aceh memiliki kewenangan untuk mengelola
sumber daya yang ada di wilayahnya guna mendukung penyelenggaraan pelayanan dasar.
Ini termasuk pengelolaan anggaran, sumber daya manusia, dan infrastruktur yang
dibutuhkan untuk mendukung sektor-sektor pelayanan dasar.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Aceh. 2021. Laporan Kinerja Pemerintah Aceh Tahun 2020. Pemerintah Aceh:
Aceh.

Anda mungkin juga menyukai