Course 2 Ancaman Keamanan (9-11 Oktober 2023)

BAB 2.
LATAR BELAKANG & ANCAMAN

KEAMANAN MARITIM
ANCAMAN KEAMANAN DALAM
INDUSTRI MARITIM
• Ancaman Bom • Pembajakan/Perampokan
– Pegawai / Penumpang yg tidak puas Bersenjata
– Kelompok Kriminal
– Orang dengan mental tidak stabil
– Kelompok dengan motivasi politik
– Kelompok dengan motivasi politik
– Kelompok Teroris
• Sabotase • Pencurian (Cargo)
– Crew / Penumpang – Kelompok Kriminal
• Serangan Bom (Port Facility) – Ilegal Logging
– Kelompok Teroris – Ilegal Fishing
– Kelompok dengan motivasi politik • Penumpang Gelap
• Ancaman Bom (Kapal) – Imigran Ilegal
– Internal / External – Pencari Suaka
– Kelompok dengan motivasi politik – Alasan ekonomi
– Kelompok Teroris • Penyelundupan
– Mafia Narkoba
– Mafia Senjata
CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)
Terorisme
 Melakukan keonaran, kekacauan,
kerusakan, ancaman, penekanan
 Tidak ada satupun definisi teroris yang
disepakati karena perbedaan sudut
pandang.
You are terrorist !!!..
Sampeyan yang teroris……

Trend Terorisme
 Terorisme menjadi sangat berbahaya, tidak hanya mengancam.
 Fenomena terorisme domestik lebih tersebar luas daripada
terorisme internasional
 Ancaman potensialnya makin meningkat
 Saat ini tindakan terorisme cenderung memilih sasaran kerusakan
yang meluas (global)
 Penggunaan High Explosive, Weapon of Mass Destruction (WMD)
makin meningkat
 Sasaran yang berdampak ekonomi / strategis
 Serangan yang terkoordinasi
 Bunuh diri dan menciptakan kehancuran
 Jumlah korban yang sebanyak-banyaknya
 Menggunakan sarana transportasi sebagai senjata
 Tidak mempedulikan opini publik

1. Teror di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat
2. Bom di 3 Gereja di Surabaya
3. Bom di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo
4. Bom di Polrestabes Surabaya
5. Penyerangan terduga teroris ke Mapolda Riau

Akibat Terorisme
 Terjadinya korban manusia yang

tidak berdosa (mati & luka-luka) Pengaruh publikasi
 Kerusakan properti dan yang maksimum
infrastruktur
 Terganggunya pelayanan publik Pengaruh emosional
 Dampak ekonomi nasional Pengaruh jangka
 Kepercayaan keamanan terhadap panjang
suatu negara

Mengapa industri maritim menjadi target ??
Karena :
•Akan mendapat reaksi yang keras dari Pemerintah.
•Kemungkinan terlihatnya besar sekali.
•Menimbulkan ketakutan dan menjatuhkan semangat masyarakat.
•Resiko untuk tertangkap rendah.
•Menjadi publikasi internasional.
•Kapal mewakili negara bendera kebangsaannya atau negara pemiliknya.
•Dapat dijadikan target perorangan.

Kelompok Teroris
• State Spronsored (Libia, Siria, Afgan)

• Agama (Muslim Fundamentalis, JI, ISIS)
• Protest Group (Animal Front, Green Peace)
• Political Extremist (Red Brigade)
• Nationalist (Separatis Basque)
• Etnik Minoritas (South Moluccans)
• Pemisahan Diri (Irlandia Utara, GAM)
• Kriminal (Kolumbia Drug Group, Mafia Italia)
• Psychotic (Criminal Rapist, Penembak Gelap
Washington DC)

MV.Achille Lauro (7 Okt, 1985)
• 4 orang pembajak atas nama PLF (Abu Abbas cs)

• Menyandera penumpang & awak kapal menuntut
pembebasan 50 orang Palestina di tahanan Israel

MT.Petro Ranger (Apr 1998)
• Tanker milik Malaysia berlayar dari Singapore menuju

Ho Chi Minh City dengan cargo diesel & kerosin
senilai $ 1.5 juta
• Kapal dilaporkan hilang 1 hari setelah berangkat dari
Singapore (sekitar Selatan Vietnam)
• Kapal dibajak oleh orang Indonesia di Laut Cina
Selatan dengan menahan awak kapal
• Mereka berhasil memindahkan 1/3 dari cargo ke kapal
lain sebelum diketahui oleh Polisi Maritim China.
MV.Alonda Rainbow (Oct 1998)
• Berangkat dari Kuala Tanjong menuju Jepang dengan
cargo 7000 ton Aluminium Ingot
• Kapal dibajak oleh beberapa orang bertopeng dengan
bersenjata api dan pedang
• Pembajak menurunkan awak kapal dengan sekoci
penyelamat & ditemukan oleh nelayan dari Thailand
(sekitar Phuket)
• Kapal ditangkap oleh Coast Guard India pada tanggal
13 Nov 1998 dengan nama MV.Mega Rama
Somalia - Piracy

Bajak Laut & perampokan
• Tipikal kejadian :
– Saat kapal anchor atau sandar
– Saat kapal sedang berlayar, tapi masih
didaerah dekat daratan
– Naik kapal saat gelap (malam), dengan
menggunakan boat dengan kecepatan tinggi
– Sasaran mencuri uang, barang berharga,
perlengkapan kapal, cargo atau kapal ybs
– Serangan bersenjata thd kapal niaga
meningkat dalam hal frekwensi, variasi
serangan dan kekejamannya.
– Ada peningkatan jumlah pelaut yang dibunuh
atau dilukai.
– Robbers normally armed with guns / knives
and / or machetes. Generally be vigilant in
other areas. Many attacks may have gone
unreported. Vessels are normally attacked at
night and when spotted the robbers usually
move away.

2014-Annual-IMB-Piracy-Report
2015-Annual-IMB-Piracy-Report 2017-Annual-IMB-Piracy-Report

Source : https://icc-ccs.org/icc/imb








Posisi Negara Indonesia:

Posisi Negara Indonesia:

January-December 2018







Statistik Tahunan Kejadian Keamanan Terhadap Kapal
di Perairan Seluruh Dunia
Reference: MSC.4/Circ.232, 11 April 2016

Type perompak & perampokan bersenjata
• Low-Level Armed Robbery (LLAR)

Pencurian, mengambil apa saja di dek dan palka,
kekerasan terjadi karena perlawanan
• Medium-Level Armed Assault and Robbery (MLAAR)
Serangan bersenjata dengan kekerasan < 1 jam,
kerugian USD 10,000-20,000
• Major Criminal Hijack (MCHJ)
Menguasai muatan kapal dengan perencanaan, kru
ditahan dan kapal ditinggalkan tanpa kendali atau
membunuh/membuang ABK dan membawa kapal untuk
diganti nama dan surat-suratnya (Phantom Ship)

Resiko Biaya
Pemilik kapal harus mempersiapkan biaya:

• Asuransi yang mengcover uang tebusan
• Negosiasi dan tebusan (jika tidak ada
asuransi)
• Additional surcharge on high risk water
• Security equipments

Total Biaya Akibat Perompakan
Reference: Ocean Beyond Piracy Project on IMO-International Shipping Facts and

Figures

Biaya penerapan ISPS Code di Pelabuhan

USS Cole (Oct 2000)
• Seorang Teroris menyerang

dengan menggunakan bom
pada tgl 12 Oktober 2000
• 17 pelaut tewas dan 39 lainnya
luka-luka

WTC, New York, 11 Sept 2001
 4 (empat) pesawat dibajak :

 2 pesawat ditujukan ke 2 menara
kembar WTC
 1 pesawat ditujukan ke Pentagon
 1 pesawat ditujukan ke White House
(namun gagal)
 Korban :
 265 orang penumpang pesawat tewas
 2650 orang tewas di WTC, termasuk
343 pasukan pemadam kebakaran
 125 orang tewas di Pentagon
 Ribuan orang mengalami luka2 (berat
& ringan)

WTC, New York, 11 Sept 2001
Video 1
Video 2
Video 3

Pola dan Ancaman Keamanan
MV.SIRIUS STAR - 2 APRIL 2008

• VLCC Milik Vela Int’l Marine, The SIRIUS STAR,
diresmikan di KOJE CITY, SOUTH KOREA, tanggal 2
April 2008. Dihadiri oleh Vela Board Member, Senior
Executive VP dan Chief Production Officer DAEWOO
Shipbuilding and Marine Engineering Co. Ltd,
Korea.
• VLCC ini dibangun dengan teknologi canggih terkini
oleh Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering
Co.Ltd., Korea.
• 18 November 2008, VLCC SIRIUS STAR diduduki
oleh bajak laut (pirates) diposisi 420 nm Tenggara
Mombasa, Kenya (the biggest vessel ever hijacked).
• 25 ABK tersandera di kapal (2 British, 2 Polish, 1
Croatian, 1 Saudi dan 19 Phillipines).
• 318,000 DWT dan Panjang kapal 332 meter (lebih
besar dari kapal induk). Mampu membawa 2 juta
barrel minyak dengan nilai jual cargo sebesar
US$100 Juta.
MV.SIRIUS STAR - 2 APRIL 2008

• Tebusan: US$25 juta dalam waktu 10 hari.
• Setelah Negosiasi menjadi: US$12 juta. Video MV. Sirius Star hijacked
• 16 Desember 2008, Owner SIRIUS STAR
menyerahkan tebusan dan meminta 25 crew dan
VLCC dilepaskan paling lambat 72 jam setelah
penyerahan tebusan.
• 9 Januari 2009, seluruh crew dibebaskan
setelah menerima uang tebusan sebesar US$ 3
juta.


MV Sinar Kudus, 2 Mei 2011

MV Sinar Kudus, 2 Mei 2011

Video

Kemungkinan Ancaman di maritim
dalam operasi teroris
• Scene 1 : Serangan terhadap kapal penumpang / ferry

dengan meledakkan kapal tersebut sehingga terjadi
korban massal
• Scene 2 : Serangan terhadap kapal tanker / LPG carrier /
Chemical carrier dengan meledakkan kapal tersebut
sehingga terjadi ledakan yang hebat.
• Scene 3 : Seperti scene 2, namun terjadi di terminal
yang strategis sehingga terjadi ledakan yang
menghancurkan
• Scene 4 : Serangan terhadap fasilitas pelabuhan atau
terminal atau fasilitas strategis disekitar pelabuhan

Kejadian Terorisme di Laut

Superferry 14 (27 Feb 2004)
• Teroris membom ferry

berlayar antara Manila –
Cagayan de Oro City
• ferry tenggelam dan
menewaskan 116 orang.

Penumpang Gelap (Stowaways)
900 imigram gelap diatas kapal bendera Turki menuju Italia (Nov 2001)

Hyperlink to FAL.2/Circ.50/Rev.3, 7 April 2017

Penumpang Gelap (Stowaways)
• 50% Stoyaways dari
West Africa
• Ditemukan di
containerships and
geared multipurpose
ships in containers, car
decks, trailers, engine-
rooms, hold
ventilation, under or
near the stern, ballast
tanks, rudder trunks
and lifeboats
Penyelundupan Obat Terlarang

Video Bom Thamrin 1
Video Bom Thamrin 2
Video Bom Thamrin 3

Penyelundupan Obat Terlarang

Akibat Terorisme
• Terjadinya korban manusia

yang tidak berdosa (mati &
luka-luka) Pengaruh publikasi
• Kerusakan properti dan yang maksimum
infrastruktur
Pengaruh emosional
• Terganggunya pelayanan
Pengaruh jangka
publik panjang
• Dampak ekonomi nasional
• Kepercayaan keamanan
terhadap suatu negara

Mengapa industri maritim menjadi target ?
Karena :
•Akan mendapat reaksi yang keras dari Pemerintah.
•Kemungkinan terlihatnya besar sekali.
•Menimbulkan ketakutan dan menjatuhkan semangat masyarakat.
•Resiko untuk tertangkap rendah.
•Menjadi publikasi internasional.
•Kapal mewakili negara bendera kebangsaannya atau negara pemiliknya.
•Dapat dijadikan target perorangan.

Diplomatic Conference
December 2002
Conference resolution 1
• SOLAS Chapter V
• SOLAS Chapter XI-1
• SOLAS Chapter XI-2

SOLAS Amended 2002
• Chapter V – Safety of Navigation

• Chapter XI-1 – Special measure to
enhance maritime safety
• Chapter XI-2 – Special measure to
enhance maritime security

SOLAS Chapter V. Safety of navigation
• Regulation 19 : Carriage requirement for

shipborne navigational system and equipment
• Kapal dilengkapi dengan Automatic Identification
System (AIS)
• Berlaku bagi :
– Kapal berlayar internasional dg tonase ≥ 300 GT:
• Passenger ship : efektif berlaku mulai 1 Juli 2003
• Tanker : tidak lebih dari survey safety eq. setelah 1 Juli 2003
• Selain Passenger / Tanker : tidak lebih dari survey safety eq.
setelah 1 Juli 2004 atau Desember 2004 (mana yg lebih
dulu)
– Kapal berlayar domestik dg tonase > 500 GT efektif
berlaku mulai 1 Juli 2008
• Kapal yg dilengkapi AIS harus menggunakan AIS
tersebut setiap waktu, kecuali ada perjanjian
international secara khusus.
Special Measures to Enhance
Maritime Security SOLAS Chapter XI-2
• Sekarang menjadi Chapter XI-1

• Regulation 3 : Ship Identification Number (IMO
Number)
– Kapal harus diberi tanda IMO Number
– Berlaku mulai 1 Juli 2004 atau docking pertama
setelah 1 Juli 2004.
– Penempatan harus secara permanen tertera :
• Untuk luar dengan ukuran tinggi ≥ 200 mm dengan posisi di
lambung kapal (stern / midship (p/s) / diatas loadline mark
(p/s) atau superstructure (p/s/front). Untuk Kapal
Penumpang harus tampak juga dari atas.
• Untuk di dalam kapal dengan ukuran tinggi ≥ 100 mm
dengan posisi di transverse bulkhead kamar mesin atau
hatchways, pump room (tanker), transverse bulkhead ro-ro
spaces (ro-ro ships)
– Harus tampak jelas dengan warna yg kontras &
dengan plat

PENEMPATAN IMO NUMBER DILUAR
X
X
X X
X
X
X
X

Side Hatchway (Inner) Side Superstructure (P/S) (outer)
Transverse Bulkhead of ER (inner)

• Regulation 5 : Continuous Synopsis Record (CSR)

– Setiap Kapal harus memiliki CSR.
– Utk kpl yg dibangun sebelum 1 Juli 2004, CSR minimal mencatat
sejarah kapal sejak 1 Juli 2004
– CSR diterbitkan oleh Administration
– Isi CSR meliputi sejarah dari : bendera kapal, tgl. Registrasi, IMO
number, nama kapal, pelabuhan pendaftaran, pemilik & alamat,
charterer, C(ISM Code), badan klasifikasi, Administration (CG),
tgl. berakhirnya ompany registrasi pada suatu negara.
– Setiap perubahan harus dicatat dalam CSR
– CSR harus dalam bahasa Inggris atau Perancis atau Spanyol
– Jika kapal dirubah bendera atau dijual, CSR harus ditinggal di
atas kapal. Jika kapal akan dirubah bendera, maka pemilik harus
melaporkan kepada Administration untuk diterbitkan CSR
dibawah otoritas Adm.
– CSR harus selalu tersimpan diatas kapal

• Regulation 1 Definition
• Regulation 2 Application
• Regulation 3 Obligations of Contracting Governments with respect to security
• Regulation 4 Requirements for Companies and ships
• Regulation 5 Specific responsibility of Companies
• Regulation 6 Ship Security Alert System
• Regulation 7 Threats to ships
• Regulation 8 Master’s discretion for ship safety and security
• Regulation 9 Control and compliance measures
• Regulation 10 Requirements for port facilities
• Regulation 11 Alternative security agreements
• Regulation 12 Equivalent arrangements
• Regulation 13 Communication of information

• Regulation 2 - Application
– Berlaku bagi kapal yang melakukan pelayaran internasional, dengan
tipe :
• Kapal penumpang, termasuk high-speed passenger craft
• Kapal barang, termasuk high-speed craft dengan GT ≥ 500
• MODU
– Berlaku bagi port facilities yang melayani kapal pelayaran internasional.
• Regulation 3 - Obligations of Contracting Governments with respect to

security
– ‘Administration’ menetapkan ‘security level’ bagi kapal-kapal dengan
bendera kapal dibawah otoritasnya
– ‘Contracting Governments’ menetapkan ‘security level’ dari port facilities
dalam otoritasnya dan bagi kapal yang akan masuk (atau sedang)
dalam suatu pelabuhan dibawah otoritasnya.

• Regulation 4 - Requirements for companies and ships

– Perusahaan harus memenuhi persyaratan Part A – ISPS Code dengan
memperhatihan petunjuk Part B-ISPS Code.
– Kapal harus memenuhi persyaratan Part A-ISPS Code dengan
memperhatikan petunjuk Part B-ISPS Code dan pemenuhannnya dilakukan
dengan verifikasi dan sertifikasi.
– Kapal harus memenuhi persyaratan Security Level yg ditetapkan CG dari
pelabuhan, jika Security Level lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh
Adminitration dari kapal.
– Kapal harus segera merespon tanpa penundaan bila ada perubahan security
level yang lebih tinggi.
– Jika kapal tidak memenuhi Code, maka kapal harus melaporkan kepada
pihak otoritas yang berkompeten sebelum melakukan interface dengan
pelabuhan atau kapal.

• Regulation 5 - Specific responsibility of Companies

• Company harus menginformasikan kepada Nakhoda tentang :
• Siapa yang bertanggung jawab menunjuk awak kapal ?
• Siapa yang bertanggung jawab memutuskan pekerjaan dari
kapal ?
• Jika kapal dicharter, Siapa pencharternya ?
• Informasi ini harus dipahami oleh Nakhoda dan tertulis
dalam dokumen SSP

• Regulation 6 - Ship Security Alert System

– Semua kapal harus dilengkapi Ship Security Alert System
meliputi :
• Kapal yang dibangun setelah 1 Juli 2004;
• Kapal penumpang, termasuk PHSC yang dibangun sebelum 1 Juli
2004, tidak lebih dari survey pertama dari instalasi radio sesudah
1 Juli 2004;
• oil tankers, chemical tankers, gas carriers, bulk carriers dan
CHSC ≥ 500 GT yang dibangun sebelum 1 Juli 2004, tidak lebih
dari survey pertama dari instalasi radio sesudah 1 Juli 2004;
• Kapal barang lainnya ≥ 500 GT dan MODU yang dibangun
sebelum 1 Juli 2004, tidak lebih dari survey pertama dari instalasi
radio sesudah 1 Juli 2006.

• Regulation 7 - Threats to ships

– CG menetapkan Security Level dan menginformasikan kepada kapal yang
beroperasi dalam laut teritorialnya dan melakukan komunikasi terhadap
kapal yang masuk dalam laut teritorialnya.
– CG memberikan informasi kontak yang dapat membantu kapal dan kapal
dapat melaporkan aspek keamanan, pergerakan dan komunikasi
– Jika resiko ancaman diidentifikasi, CG harus memberitahu kepada Adm,
meliputi informasi kondisi Security Level, hal-hal yang perlu dilakukan oleh
pihak kapal sesuai Part A – ISPS Code.
• Regulation 8 - Master’s discretion for ship safety & security

– Nakhoda tidak boleh dibatasi kewenangannya baik oleh Company, Charterer
atau pihak manapun, sepanjang menyangkut keselamatan dan keamanan
kapal. Hal ini termasuk penolakan terhadap akses person dan loading cargo.
– Dalam hal konflik antara pertimbangan keamanan dan keselamatan,
Nakhoda harus mempertimbangan dampak keselamatan dari kapal.
Nakhoda mungkin dapat melakukan langkah keamanan yang sifatnya
temporer dan menginformasikan kepada Adm / CG.
– Hal ini dinyatakan dalam SSP dan dipahami oleh Nakhoda

 Regulation 9 - Control and compliance measures

 Section 9.1 - Control of ships in port
 Traditional PSC
 Section 9.2 - Ships intending to enter a port of another Contracting
Government
 New PSC concept
 Kapal dan CG melakukan tukar informasi, meliputi valid certificate,
security level, SL pada pelabuhan sebelumnya, tindakan pengamanan
pada pelabuhan sebelumnya, prosedur ship-to-ship dan informasi lain
yang berkaitan dengan keamanan.
 Kapal harus menyimpan record / informasi keamanan pada 10
kunjungan pelabuhan terakhir.
 Section 9.3 - Additional provisions

• Regulation 10 - Requirements for port facilities

– Port facilities harus memenuhi persyaratan yang relevan
dalam Part A – ISPS Code, dengan memperhatikan
petunjuk Part B – ISPS Code.
– CG menjamin bahwa : PFSA dilaksanakan, direview dan

disetujui sesuai dengan persyaratan Part A – ISPS Code
serta PFSP telah dibuat, direview, disetujui dan
diterapkan sesuai dengan persyaratan Part A – ISPS
Code.

• Regulation 11 - Alternative security agreements

– CG dapat melakukan kesepakatan bilateral atau multilateral dengan
CG lain dalam hal : alternative rencana keamanan pada pelayaran
pendek internasional dalam route tetap.
• Regulation 12 - Equivalent security arrangements

– Administration boleh menerapkan sistem keamanan kapal lain
namun setara dengan ISPS Code
– CG boleh menerapkan sistem keamanan lain, namun setara dengan
ISPS Code.

• Regulation 13 - Communication of information

CG harus melaporkan kepada IMO tidak lebih dari 1 Juli 2004 :
• Nama dan detil kontak dari national authority yang bertanggung
jawab terhadap keamanan kapal & fasilitas pelabuhan
• Lokasi teritorial yang dicover oleh PFSP yang telah disetujui
• Nama dan detil kontak yang ditunjuk setiap saat menerima alert
dari ship to shore
• Nama dan detil kontak yang ditunjuk setiap saat melakukan
komunikasi terhadap pelaksanaan regulasi 9.3.1
• Nama dan detil kontak yang ditunjuk setiap saat memberikan
advice dan bantuan terhadap pelaksanaan regulasi 7.2
• Nama dan detil kontak RSO yang diakui
• Daftar PF yang telah disetujui
https://gisis.imo.org/Public/Default.aspx

Kesimpulan
 Kejahatan makin meningkat
 Bajak Laut makin meningkat, semakin bengis dan membunuh /
melukai
 Alat transportasi dijadikan sarana atau senjata untuk suatu tindakan
kejahatan atau penghancuran suatu obyek strategis
 Serangan teroris tidak banyak terjadi, namun jika terjadi berdampak
kehancuran, korban massal dan ketakutan global
 Ancaman serangan teroris makin meningkat
 Ancaman & Resiko keamanan maritim makin meningkat

Operasional dan Kondisi
Kapal dan Pelabuhan
Threats Threats
Threats
Threats

Course 2 Ancaman Keamanan (9-11 Oktober 2023)

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Course 2 Ancaman Keamanan (9-11 Oktober 2023)

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

BAB 2.

LATAR BELAKANG & ANCAMAN

You are terrorist !!!..

Sampeyan yang teroris……

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

 Terjadinya korban manusia yang

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

• State Spronsored (Libia, Siria, Afgan)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

• 4 orang pembajak atas nama PLF (Abu Abbas cs)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

• Tanker milik Malaysia berlayar dari Singapore menuju

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

Reference: MSC.4/Circ.232, 11 April 2016

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

• Low-Level Armed Robbery (LLAR)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

Pemilik kapal harus mempersiapkan biaya:

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

Reference: Ocean Beyond Piracy Project on IMO-International Shipping Facts and

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

• Seorang Teroris menyerang

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

 4 (empat) pesawat dibajak :

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

MV.SIRIUS STAR - 2 APRIL 2008

MV.SIRIUS STAR - 2 APRIL 2008

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

MV Sinar Kudus, 2 Mei 2011

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

• Scene 1 : Serangan terhadap kapal penumpang / ferry

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

• Teroris membom ferry

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)

CSO Training # 40 (9-11 Oktober 2023)