Dean Alfons Rahamis 2008010127 Artikel
Dean Alfons Rahamis 2008010127 Artikel
Abstrak
PENDAHULUAN
1
Pemilu merupakan pranata terpenting bagi pemenuhan tiga prinsip pokok
demokrasi dalam pemerintahan yang berbentuk republik, yakni kedaulatan
rakyat, keabsahan pemerintah dan pergantian pemerintah secara teratur.
1
Ansori, L. (2017). Telaah Terhadap Presidential Threshold Dalam Pemilu Serentak
2019. Jurnal Yuridis, 4(1), 15-27.
2
Paket UU politik biasanya berkaitan dengan UU krusial yang menyangkut UU Pemilu
maupun UU Pilkada. Pada tahun 2020, telah terdapat usulan untuk melakukan revisi terhadap UU
politik, termasuk diantaranya UU Pemilu, UU Pilkada, dan UU Partai Politik yang diajukan oleh
Perludem (Perludem, 20/02/2020). Pada akhirnya pelaksanaan pemilu tetap menggunakan UU
7/2017 sebagai landasan hukum pelaksanaan Pemilu 2024.
2
atau tertutup,3 dan gugatan terkait batas usia minimal dari calon presiden
(capres) dan calon wakil presiden (cawapres).4 Dinamika politik ini menjadikan
pemilu 2024 mendatang meletakkan dinamisasi politik tepat pada saat proses
pemilu sedang berjalan, dan bukan sebelum pemilu dilakukan, seperti layaknya
ketika dinamika UU Politik sebelum pemilu 2004, 2009, maupun 2014.
3
Persoalan mengenai pemilu yang tidak kalah krusial berkisar pada persoalan gugatan sistem
proporsional terbuka ke Mahkamah Konstitusi. Secara singkat, sistem ini digugat karena tidak
ada pembahasan secara spesifik bahwa sistem pemilu yang diterapkan di Indonesia menggunakan
sistem proporsional terbuka dalam UUD (Antara, 22/02/2023).
4
Terdapat gugatan kepada MK terhadap batas usia capres dan cawapres agar sesuai
dengan batas usia pada pemilu-pemilu sebelumnya. Gugatan dilakukan oleh Partai Solidaritas
Indonesia (PSI) dengan argumentasi utama bahwa anak muda harus diberikan kesempatan untuk
dapat menjadi pemimpin nasional (Liputan 6, 04/04/2023).
3
ada pada sistem apa yang memungkinkan menghasilkan tata kelola pemerintahan
yang lebih baik.
RUMUSAN PERMASALAHAN
Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di atas adalah :
METODE PENELITIAN
PEMBAHASAN
4
bawah usia 40 tahun dapat mengajukan diri sebagai calon presiden atau calon wakil
presiden, asalkan mereka pernah atau sedang menjabat sebagai kepala daerah.
Atas putusan MK ini, Pasal 169 huruf q pada UU 7/2017 tentang Pemilu
yang dipersoalkan oleh PSI akan tetap berlaku. Pasal ini menentukan bahwa capres
dan cawapres harus berusia setidaknya 40 tahun. “Dalil para pemohon tidak
beralasan menurut hukum untuk seluruhnya,” kata Hakim Konstitusi, Saldi Isra,
saat membacakan putusan. Pun MK juga menolak dalil yang diajukan PSI bahwa
batas usia 40 tahun bagi capres-cawapres bertentangan dengan moralitas,
rasionalitas dan menimbulkan ketidakadilan. Menurut MK, sebagaimana
diutarakan Hakim Saldi Isra, kalaupun syarat umur itu diturunkan menjadi 35 tahun,
syarat tersebut akan tetap menimbulkan persoalan.
Lebih lanjut, putusan ini tentu menguntungkan salah satu paslon (pasangan
calon). Melihat indikator dan rasionalitas pertimbangan hukum yang dibangun oleh
MK rasa-rasanya cukup sulit menolak anggapan tersebut. Karena faktanya, MK
menunjukkan sikap inkonsistensi yang jelas terlihat. Apalagi dengan objek JR dan
petitium yang kurang lebih sama dan diajukan dalam waktu yang relatif tidak
berjarak. Yaitu putusan No.29/PUU-XXI/2023,51/PUU-XXI/2023 dan perkara
55/PU-XXI/2023 yang diajukan oleh beberapa kepala daerah terkait batas usia yang
berakhir dengan penolakan.
Putusan soal batas usia capres-cawapres ini dinilai King akan sangat
berdampak bagi tatanan demokrasi di Indonesia. Pertaruhan terhadap eksistensi dan
marwah MK sebagai lembaga penegak hukum yang harus memerankan diri sebagai
5
lembaga yang independen dan imparsial akan dipertanyakan. Dimana hal ini dapat
memengaruhi tingkat kepercayaan terhadap MK.
Menurut MK, sebuah pasal yang memuat batas usia minimal tapi membuka
peluang untuk mengabaikan batasan tersebut dengan aturan lain berpotensi memicu
kontradiksi hukum. “Melarang sekaligus membolehkan yang seseorang di bawah
40 tahun untuk dicalonkan sebagai capres-cawapres sepanjang yang bersangkutan
adalah atau pernah menjabat sebagai pejabat negara memicu kontradiksi. Sifat
kontradiktif akan memicu kebingungan dan ketidakpastian hukum, yang
bertentangan dengan UUD 1945,” kata MK dalam putusannya.5
2. Amar Putusan
5
Anak Muda Punya Hak, https://www.liputan6.com/news/read/5251403/gugat-
batasminimal-usia-capres-dan-cawapres-ke-mk-psi-sebut-ingin-anak-muda-punya-hak
6
kabulkan akan timbulnya konflik kepentingan. Dengan adanya konflik kepentingan
maka daoat dikatakan hal tersebut akan menimbulkan oligarki politik.
Mengadili
7
'Berusia paling rendah 40 tahun atau berpengalaman sebagai kepala daerah baik di
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota'," kata hakim MK.6
6
Liputan 6, 4 April 2023, Gugat Batas Minimal Usia Capres dan Cawapres ke MK.
8
kehendak ini harus dinyatakan dalam pemilihan umum yang dilaksanakan secara
berkala dan murni, dengan hak pilih yang bersifat umum dan sederajat, dengan
pemungutan suara secara rahasia ataupun dengan prosedur lain yang menjamin
kebebasan memberikan suara”.(Didi.Nazmi.2023). Mahkamah Konsitusi (MK)
mengetok putusan larangan total kampanye di tempat ibadah, namun membolehkan
kampanye disekolah dan kampus meski dengan berbagai aspek.
1. Merujuk PMK
2. Pemohon untuk bisa memahami dalam menguji pertimbangan dalam
putusan MK 65/PUU-XXI 2023.
3. Pakar pendidikan mengkritik putusan mk kampanye agar sekolah dan
lembaga kampus untuk menggelar forum yang lebih baik daripada sekedar
kampanye.
Netralisasi Pendidikan
9
Lingkungan sekolah seharusnya menjadi tempat siswa dapat belajar dan
berkembang tanpa adanya pengaruh politik yang meresahkan. Keputusan MK yang
mengizinkan untuk kampanye politik di sekolah membuka pintu bagi terganggunya
suasana belajar yang seharusnya bebas dari pola politik. Sekolah seharusnya
menjadi wilayah netral, siswa dapat mengeksplorasi berbagai gagasan dan
pandangan tanpa tekanan dari kampanye politik. Dengan membawa politik
langsung pada lingkungan sekolah, berisiko mengabaikan ruang berharga untuk
pengembangan pemikiran mandiri dan pemaparan pada keragaman pandangan.
Pendidikan yang berkualitas memerlukan ruang yang aman bagi siswa untuk
belajar, berdiskusi, dan mengembangkan pemikiran independen. Kampanye politik
di lingkungan sekolah berpotensi menggangu proses belajar-mengajar. Kehadiran
materi politik yang intens dapat mengalihkan perhatian siswa dari pelajaran inti dan
kurikulum yang seharusnya menjadi fokus utama. Seharusnya tidak ada ruang bagi
distraksi politik di dalam kelas karena ini bisa merugikan pendidikan serta
pengembangan akademik siswa.
10
dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui stimulan yang menimbulkan
hubungan perilaku reaktif atau respons. Putusan ini membuka pintu bagi
penyusupan agenda politik ke dalam kurikulum, mengancam integritas pendidikan
dan mengorbankan pembentukan karakter siswa. Setelahnya, putusan mk ini
meninggalkan pertanyaan penting tentang tujuan utama pendidikan. Apakah kita
ingin menghasilkan generasi yang terdidik secara holistik, mampu berpikir kritis,
dan memiliki pandangan yang independen? Penting bagi kami untuk merenungkan
implikasi jangka panjang dari keputusan ini.
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan terkait batas usia minimal capres
cawapres pada tanggal 16 Oktober 2023. Berikut adalah kesimpulan MK dalam
sidang putusan batas usia capres-cawapres:
2. MK menolak gugatan Partai Garuda yang mengajukan agar batas usia minimal
capres cawapres diturunkan menjadi 35 tahun.
3. MK juga menolak gugatan PSI yang mengajukan uji materi Pasal 169 huruf q
UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang menetapkan batas usia minimal
35 tahun untuk calon presiden dan wakil presiden.
4. Selain itu, MK juga menolak gugatan dari tiga kepala daerah terkait batas usia
minimal capres cawapres.
5. Dalam putusannya, MK menyatakan bahwa batas usia minimal 40 tahun tidak
bertentangan dengan UUD 1945
6. Dari kesimpulan MK tersebut, dapat disimpulkan bahwa MK menolak gugatan
terkait batas usia minimal capres cawapres dan menyatakan bahwa batas usia
minimal 40 tahun tidak bertentangan dengan UUD 1945.
11
7. Memutus norma Pasal 169 huruf q UU Nomor 17 Tahun 2017 dimaknai
'Berusia paling rendah 40 tahun atau berpengalaman sebagai kepala daerah
baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota'.
12
DAFTAR PUSTAKA
Antara, 22 Februari 2023, Ihwal Pemilu 2024, sistem proporsional terbuka atau
tertutup lagi?,
Anak Muda Punya Hak, https://www.liputan6.com/news/read/5251403/gugat-
batasminimal-usia-capres-dan-cawapres-ke-mk-psi-sebut-ingin-anak-
muda-punya-hak
Ansori, L. (2017). Telaah Terhadap Presidential Threshold Dalam Pemilu
Serentak 2019. Jurnal Yuridis, 4(1), 15-27.
https://www.antaranews.com/berita/3408174/ihwal-pemilu-2024-sistem-
proporsionalterbuka-atau-tertutup-lagi
BBC Indonesia, 15 April 2019, Pemilu 2019: Pemungutan suara Indonesia paling
'rumit' dan 'menakjubkan' di dunia,
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47879833
Chalik, A. (2017). Pertarungan elite dalam politik lokal. Pustaka Pelajar
Yogyakarta.
CNBC Indonesia, 5 januari 2023, Protes Perppu Cipta Kerja, Ini Alasan Pengusaha
dan Buruh,
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230105201912-4-403208/protes-perppu-
ciptakerja-ini-alasan-pengusaha-dan-buruh
Kompas, 16 Februari 2023, Agar Kompetisi Pemilu Sehat, Sumber Dana
Ilegal Perlu Diawasi Ketat,
https://www.kompas.id/baca/polhuk/2023/02/16/agar-kompetisi-pemilu-
sehat-sumber-dana-ilegal-perlu-diawasi-ketat
Liputan 6, 4 April 2023, Gugat Batas Minimal Usia Capres dan Cawapres ke MK,
PSI Sebut Ingin
Lukmajati, D. (2016). Praktek Politik Uang Dalam Pemilu Legislatif 2014 (Studi
Kasus di Kabupaten Blora). Politika: Jurnal Ilmu Politik, 7(1), 138-159.
Mahkamah Konstitusi, 23 Februari 2023, PKS dan PSI Dukung Sistem Pemilu
Proporsional Terbuka, https://www.mkri.id/
index.php?page=web.Berita&id=18955
13