Tugas Akhir - Alderi Nafli
Tugas Akhir - Alderi Nafli
Tentang
GETARAN TERMAL ZAT PADAT
DISUSUN OLEH
Alderi Nafli
2130007
DOSEN PEMBIMBING :
Yusmanila, M.Pd.
UNIVERSITAS ADZKIA
2024
i
DAFTAR ISI
ii
GETARAN TERMAL ZAT PADAT
A. PENDAHULUAN
Gerakan termal mengacu pada gerakan acak molekul, atom, elektron atau
partikel subatomik lainnya. Tidak seperti dunia yang terlihat di sekitar kita,
dunia atom berada dalam keadaan gerak yang konstan pada semua suhu di atas
nol mutlak. Gerak termal partikel naik dengan suhu partikel tersebut dan
diatur oleh hukum termodinamika.
Studi tentang gerak termal adalah studi tentang gerakan acak partikel.
Molekul, atom, dan partikel subatom tidak berperilaku dengan cara yang dapat
diprediksi. Tidak seperti dunia yang kita lihat, potongan-potongan kecil materi
ini hampir selalu bergerak konstan dan tidak mengikuti aturan yang sama
seperti benda-benda yang lebih besar yang mereka buat. Elektron, misalnya,
ada di orbital di sekitar inti atom. Meskipun lokasi dan gerakan elektron yang
tepat tidak dapat ditentukan, ada kemungkinan bahwa mereka akan bergerak
dalam ruang tertentu, yang dikenal sebagai orbital.
Partikel atom tetap bergerak konstan pada semua suhu di atas nol mutlak.
Nol mutlak, juga disebut 0 derajat Kelvin, sama dengan -459.67°F (-
273.15°C). Ini adalah suhu terendah yang ada karena sesuai dengan suhu di
mana partikel atom berhenti bergerak.
Pergerakan termal suatu partikel berhubungan dengan suhu partikel
tersebut. Partikel pada suhu yang lebih tinggi menunjukkan gerakan yang
lebih besar daripada pada suhu yang lebih rendah. Ini berlaku untuk partikel
dalam keadaan materi apa pun, termasuk gas, cair, padat, dan plasma.
Meskipun atom-atom dalam padatan lebih dekat satu sama lain daripada atom-
atom dalam cairan atau gas, masih ada ruang bagi atom-atom untuk bergerak.
Gerak termal partikel atom pertama kali dijelaskan oleh fisikawan Robert
Brown. Ketika melihat partikel kecil, seperti sebutir serbuk sari atau sepotong
debu di bawah mikroskop, Brown memperhatikan bahwa partikel tersebut
tampaknya berada dalam keadaan gerak atau agitasi yang konstan. Gerakan
atom di sekitar partikel kecil menyebabkan atom menabraknya. Ini membuat
1
partikel yang lebih besar bergerak secara acak, seperti yang dilakukan partikel
atom. Jenis gerak ini disebut sebagai gerak Brown.
Gerak termal dipelajari melalui termodinamika, yang memiliki
seperangkat hukum yang mengatur pergerakan acak partikel. Hukum pertama
menyatakan bahwa materi dan energi selalu kekal. Yang kedua, agak
paradoks, menyatakan bahwa kembali ke keadaan energi sebelumnya tidak
mungkin karena beberapa energi keluar dari sistem dan tidak pernah dapat
digunakan lagi. Yang ketiga menyatakan bahwa nol mutlak tidak dapat
dicapai. Sederhananya, hukum-hukum ini berarti gerak adalah gerak acak
yang tidak pernah berakhir dan selalu berubah.
2
mengemukakan teori kisi kristal dengan pendekatan kesimetrian translasi.
Teori tersebut menggunakan pendekatan Born-Oppenheimer, dimana
elektron bergerak sangat cepat karena massanya lebih ringan, mengikuti
gerak inti yang lebih lamban. Model yang lebih sederhana yang dapat
digunakan untuk menjelaskan getaran kisi adalah model pegas. Gaya dari
pegas sepanjang a dianalogikan sebagai interaksi antar atom (atau ion)
yang berada pada ujung-ujungnya. Dalam subbab ini akan dibahas getaran
kisi pada kisi satu dan dua dimensi secara ringkas.
2. Getaran Kisi Satu Dimensi Monoatom
Dalam kisi satu dimensi, untuk penyederhanaan, anggap terdapat
sebuah rantai ion satu dimensi yang terdiri dari beberapa atom bermassa
𝑚� berjarak masing-masing 𝑎� dihubungkan dengan sebuah pegas dengan
konstanta elastisitas 𝓀�. Pada sistem ini terdapat N ion dengan panjang
rantai 𝐿� = N𝑎�.
Sehingga,
3
Selanjutnya, substitusikan ke Pers. II.2, sehingga diperoleh :
a. Untuk nilai 𝑘� yang kecil, 𝜔� sebanding dengan nilai mutlak dari 𝑘�.
b. Solusi persamaan perpindahan atom (𝑢� ) berulang periodik dengan
periode 2𝜋�/𝑎�.
Untuk 𝑁� yang sangat besar, maka keadaan yang berada antara 𝑘� dan (𝑘� +
𝑑�𝑘�) adalah (𝑁�𝑎�⁄𝜋�)𝑘�. Dengan demikian, banyaknya keadaan per satuan
panjang untuk kristal satu dimensi adalah:
4
(𝑘�) disebut sebagai rapat keadaan (per satuan panjang, per satuan interval
panjang gelombang 𝑘�). “Keadaan” disini menunjukkan banyaknya mode
getaran yang dapat dibedakan.
Nilai ω ini berkaitan dengan dua cabang fonon, yakni cabang optik dan
akustik. Pada 𝑘� yang kecil, masing-masing cabang muncul dalam nilai 𝜔�
berikut:
5
a. Setiap kelompok perpindahan atom dapat digambarkan dalam bentuk
vektor gelombang dengan nilai mutlak tidak lebih dari (𝜋�⁄2𝑎�).
b. Frekuensi sudut maksimum yang mungkin muncul pada mode getaran
akustik adalah:
6
dimana perpindahan partikel ke-r adalah 𝑞�𝑟� dan momentumnya
adalah 𝑝�𝑟� . Persamaan gerak fonon satu dimensi dalam model ini
dinyatakan dalam:
7
Namun, hukum ini menjadi tidak akurat pada temperatur yang rendah. Hal
ini disebabkan oleh efek-efek kuantum. Selain itu, hukum ini juga tidak
konsisten dengan hukum ketiga termodinamika, yang menurutnya kapasitas
kalor molar zat apapun haruslah menuju nilai nol seiring dengan temperatur
sistem menuju nol mutlak. Teori yang lebih akurat kemudian dikembangkan
oleh Albert Einstein (1907) dan Peter Debye (1911) dengan memasukkan
pertimbangan efek-efek kuantum.
Kapasitas Panas adalah sejumlah panas (∆Q) yang diperlukan per mol zat
untuk menaikkan suhunya 1 K, disebut kapasitas kalor. Untuk membedakan
dengan kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar (Cv dan Cp), maka
panas spesifik dituliskan dengan huruf kecil (cv dan cp). Bila kenaikan suhu
zat ∆T, maka kapasitas panas adalah :
Jika proses penyerapan panas berlangsung pada volume tetap, maka panas
yang diserap sama dengan peningkatan energi dalam zat ∆Q = ∆U. Kapasitas
kalor pada volume tetap (Cv) dapat dinyatakan:
Dengan U adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam
padatan baik dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik elektron bebas.
8
waktu pemuaian terjadi. Pemuaian adalah perubahan volume, dan pada waktu
volume berubah dibutuhkan energi sebesar perubahan volume kali tekanan
udara luar dan energi yang diperlukan ini diambil dari energi yang kita
masukkan. Oleh karena itu didefinisikan enthalpi guna mempermudah
analisis, yaitu
Kapasitas panas zat pada suhu tinggi mendekati nilai 3R; R menyatakan
tetapan gas umum. Karena R ≅ 2 kalori/K-mol, maka pada suhu tinggi
kapasitas panas zat padat :
9
Dalam model Einstein frekuensi osilator ω biasa ditulis ωE yang disebut
frekuensi Einstein. Didefinisikan suhu Einstein (θE) menurut :
10
Jadi pada suhu rendah, Cv sebanding dengan hasil ini tidak cocok dengan
hasil eksperimen, dimana Cv sebanding dengan T3. Model inipun gagal
menjelaskan Cv pada suhu rendah.
11
Jumlah moda getaran sama dengan jumlah 1 mol osilator tiga-dimensi,
yang dalam kurva pada gambar 1. ditunjukkan oleh daerah terarsir. Frekuensi
potong ωD adalah :
12
Turunan pertama terhadap suhu persamaan g(ω) menghasilkan kapasitas
kalor:
Pada suhu tinggi (T>>θD), batas atas integral (θD/T) sangat kecil,
demikian juga variabel x. Sebagai pendekatan dapat diambil : ex ≅ 1 + x
sehingga integral yang bersangkutan menghasilkan :
Sesuai dengan hukum Dulong-Petit, pada suhu tinggi model ini sesuai
dengan hasil eksperimen. Pada suhu rendah (T<<θD), batas integral pada
persamaan (1.22) menuju tak berhingga dan integral tersebut menghasilkan
4π4/15. Dengan demikian:
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid, 2021. Syiah Kuala University Press, 25 Mei 2021, Pendahuluan
Fisika Zat Padat.
https;//books.google.co.id/books/about/Pendahuluan_Fisika_Zat_Padat.ht
ml?id+KvAvEAAAQBAJ&redir_esc=y
Lambung Mangkurat University Press, 2023. Pendahuluan Fisika Zat Padat.
https://bukuvirtual.ulm.ac.id/omp/index.php/lmupress/Catalog/download/7
7/27/406-1?inline=1
Novi Riyandi, 2013. Kapasitas
Panas,Academia.edu.https://www.academia.edu/10352357/kapasitas_pana
s
15