Anda di halaman 1dari 6

Tugas 1: Refleksi Pengalaman Bersekolah

 Pengalaman yang membuat saya kehilangan motivasi untuk bersekolah ketika kelas X.
Pada saat itu saya menjadi anggota pleton khusus, kemudian terpilih untuk mengikuti
lomba mewakili sekolah dengan beberapa teman kelas lain yang mengharuskan saya
latihan di jam pelajaran dan meninggalkan kelas sehingga tidak mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Setelah saya selesai latihan kemudian kembali ke kelas, namun tiba-
tiba tempat duduk saya berpindah tanpa ada komunikasi dan tidak mempunyai teman
satu meja. Saat itu saya berusaha merasa tidak terjadi apa-apa di dalam kelas. Ternyata
tidak hanya permasalahan tempat duduk, di hari-hari berikutnya saya di diamkan teman
satu kelas tanpa mengetahui permasalahannya. Dari permasalahan itu saya berusaha
memotivasi diri "Saya berangkat sekolah untuk mencari ilmu tidak mencari musuh".
Lambat laun saya sendiri yang merasa tidak nyaman, dan membuat saya kehilangan
motivasi untuk bersekolah.

 Peristiwa yang membuat saya merasa berkembang dan belajar sebagai seorang
pembelajar yaitu ketika saya menerima materi pembelajaran, saya menemukan
kelebihan dan kelemahan saya sehingga saya berusaha mengelolanya. Saya berusaha
mengembangkan kelebihan yang saya miliki dengan menuangkan ke hal-hal yang positif,
kemudian untuk kelemahannya saya kelola dengan cara memperbaikinya sehingga
menghasilkan kegiatan yang positif.

 Sosok guru yang menginspirasi saya ada 2 guru. Pertama guru olahraga di SD, saya
terinspirasi karena beliau mengajar anak SD dengan cara pendekatan ke setiap peserta
didik sehingga peserta didik merasa nyaman. Beliau orang yang sabar menghadapi anak
SD dengan berbagai karakter yang dimiliki setiap anak SD. Sampai di akhir masa
hayatnya beliau masih terlihat muda dibandingkan dengan orang seusianya. Yang kedua
ada guru seni di SMK beliau sosok guru yang menginspirasi saya karena semangat
bekerjanya. Beliau sangat totalitas dalam mengerjakan setiap pekerjaan yang
berkolaborasi dengan peserta didik contohnya

 Pengalaman yang berkesan bersama guru tersebut saat ada kegiatan lomba iklan
layanan masyarakat beliau memberikan ide atau gagasan kemudian disampaikan
kepada peserta didik dan peserta didik diajak berkolaborasi sesuai dengan arahan beliau,
tanpa kenal lelah beliau mendampingi peserta didik yang membuat iklan layanan
masyarakat. Beliau mendampingi tidak hanya sekedar mendampingi namun juga
memberikan kontribusi berupa waktu dan energi beliau meluangkan waktu di sela-sela
kesibukannya mengajar.

 Saya pernah menduplikasi atau mengadaptasi yang dilakukan oleh guru tersebut di kelas
yang saya ampu, yang saya lakukan pendekatan kepada setiap peserta didik dan
berusaha sabar ketika mengajar setiap peserta didik karena setiap anak berasal dari
bermacam-macam sifat dan perilaku. Mendampingi peserta didik dalam
menyelenggarakan kegiatan class meeting. Saya mendampingi dari mulai persiapan
pembentukan panitia, menyiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan, mencari dana yang
dibutuhkan, dan mendampingi saat berjalannya class meeting selama kurang lebih 3 hari.
Saya berusaha meluangkan waktu untuk mendampingi persiapan class meeting setelah
peserta didik pulang sekolah.

Tugas 2: Panggilan Menjadi Guru

1. Saya mahasiswa PPG prajabatan universitas negeri sebelas maret, saya mengikuti PPG
prajabatan program pemerintah melalui beberapa tahapan tes hal ini memperlihatkan
betapa banyaknya tes yang harus dilalui sebelum menjadi mahasiswa melalui seleksi.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa pemerintah sangat menyiapkan banyak pendidik
profesional untuk Indonesia.

2. Saya memilih menjadi guru dengan menjadi guru hadir setiap hari untuk anak didik, hadir
untuk terus menambah kapasitas diri misalnya melalui media mikrolearning saya telah
berusaha mengajari kebutuhan untuk terus belajar secara mandiri. Apapun profesi yang
dijalani saya memang perlu terus belajar agar bisa menghantarkan anak didik untuk
menjadi manusia merdeka. Pendidikan itu menentukan segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak agar mereka dapat mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia maupun anggota masyarakat, salah satu langkah awal saya sebagai
pendidik adalah bagaimana memaknai dan menghayati diri sebagai manusia yang
merdeka untuk terus belajar.

3. Cara saya menjadi guru yang berpihak pada peserta didik yaitu saya berusaha
menciptakan lingkungan pembelajaran yang ramah, memberikan perlakuan yang adil
dan bekerja sama dengan peserta didik untuk memastikan bahwa peserta didik merasa
didengarkan dan dihargai. Salah satu cara untuk mengaplikasikannya adalah dengan
mendengarkan dengan seksama ide mereka dan mencari cara untuk menggabungkan
ide mereka dalam kegiatan belajar mengajar. Murid-murid kini memiliki cara belajar yang
sungguh berbeda dengan saya dahulu. Mereka sangat fasih dengan teknologi,
menjadikan internet sebagai salah satu sumber belajar utama mereka bisa dengan
cepat mencari dan mengkonfirmasi pengetahuan dengan teknologi dalam genggaman.
Mereka bisa menjangkau pengetahuan sekalipun tanpa saya berikan. Murid-murid
memang sudah jauh berbeda dengan saya. Namun, mereka tetap butuh kehadiran sosok
pendidik. Pendidik itu menuntun tumbuh dan hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
bersama dengan murid kita terus belajar demi meraih tujuan pendidikan menjadi
manusia yang merdeka yang kelak akan menuntun murid-murid menjadi manusia
merdeka.
Lingkaran Emas Pribadi (Golden Circle)

Nama: Agustina Putri Rahayuningsih

Asal Kota/Kabupaten: Sukoharjo

WHY (tujuan: alasan, keyakinan, motivasi)

Alasan harus mempelajari mata kuliah filosofi pendidikan Indonesia karena mata kuliah wajib
yang harus dilaksanakan. Sebagai calon guru profesional yang nantinya akan lebih banyak
bergelut di dunia pendidikan sudah sepatutnya mempelajari filosofi pendidikan. Supaya saya
dapat menggali lebih dalam mengenai latar belakang pendidikan itu sendiri. Dengan
berbekalkan latar belakang tersebut dapat menjadi acuan saya kedepannya dalam mengajar
dan mendidik peserta didik supaya menjadi anak didik yang berwawasan luas dan mempunyai
karakter sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Dengan bekal tersebut juga dapat memudahkan
saya dalam mengenali karakter-karakter peserta didik saya dan mendidik mereka dengan cara
yang berkompeten sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Saya yakin sebuah pendidikan dapat menciptakan manusia yang beradab maka pendidikan
menjadi salah satu kunci utamanya itulah menurut Ki Hajar Dewantara namun sebuah
lingkungan juga berperan dalam pembentukan adab. Sehingga pendidikan akan terlaksana tidak
hanya dalam waktu formal di sekolah namun juga di lingkungan. Latar belakang pengetahuan
yang saya dapatkan dan saya miliki dapat menjadi bekal saya kedepannya untuk bisa menjadi
seorang guru yang tidak hanya dapat mengajar tetapi dapat mendidik karena saya yakin bahwa
jika guru memiliki pengetahuan yang memadai maka peserta didik yang diajarkannya juga akan
memiliki pengetahuan yang serupa juga karena apa yang mereka dapatkan dalam proses
belajar bersumber dari gurunya

Motivasi terbesar saya adalah semangat kerja keras orang tua untuk melewati kehidupan yang
layak untuk anaknya. Sehingga ketika saya merasa tidak semangat saya teringat semangat
orang tua untuk membahagiakan anaknya. Dalam mendidik seorang peserta didik saya ingin
menjadikan anak didik nantinya akan memiliki pengetahuan dan keterampilan lebih dari saya
sehingga mereka dapat dan mampu bersaing dengan anak-anak di negara maju lainnya saya
juga berharap bahwa nantinya mereka akan menjadi pencetus ide-ide yang baik untuk
memajukan bangsa.
HOW(strategi dan kebutuhan)

Strategi yang saya terapkan yaitu mulai dari sekarang membiasakannya peserta didik untuk
belajar berliterasi karena dari dulu saya percaya bahwa buku ad ygalah jendela dunia. Saya juga
akan memadupadankannya teknologi yang mana kita semua ketahui bahwa semakin
bertambahnya zaman maka bertambah pula penggunaan telnologi. Untuk belajar penjas dengan
teknologi maka sebagai fasilitator kita mempresentasikan sebuah video YouTube olahraga
kemudian siswa diminta menilai kegiatan tersebut setelah itu kita meminta peserta didik untuk
mempraktekkan seperti video tersebut.

WHAT (langkah-langkah konkrit dan waktu yang dibutuhkan)

Langkah-langkah konkrit yang akan saya jalankan untuk mencapai tujuan dalam mempelajari
filosofi pendidikan adalah dengan membaca materi terlebih dahulu sebelum mata
kuliah dimulai, memperhatikan ketika dosen atau teman-teman sedang menjelaskan,
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen pengampu atau tugas-tugas yang berada
di LMS dengan memperhatikan deadline yang ditentukan.

Dengan hal tersebut kita dapat menentukan tujuan pembelajaran kemudian melakukan
identifikasi karakteristik peserta didik dan memilih materi sesuai pelajaran dengan karakter
peserta didik dan mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti kemudian menentukan topik-
topik pembelajaran setelahnya mempelajari konsep-konseps tersebut dan menerapkannya
dengan bentuk nyata atau konkrit kemudian dilakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
yang akan saya lakukan saat PPL di sekolah.
Tugas 1.4: Argumentasi Kritis

Saya telah membaca tulisan Ki Hajar Dewantara dan melihat video pendidikan zaman kolonial,
tentang gerakan transformasi Ki Hajar Dewantoro dalam perkembangan pendidikan sebelum
dan sesudah kemerdekaan. Ki Hajar dengan pidatonya menyatakan bahwa pendidikan adalah
tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan.
Bermaksud agar semua aspek-aspek dan unsur-unsur peradapan dan kebudayaan dapat
tumbuh dengan menjadi semakin baik dari masa ke masa.

Pendidikan pada zaman kolonial Belanda pada saat itu dibatasi kekuasaan dan diskriminasi.
Masyarakat Indonesia tidak semua bisa menempuh pendidikan, hanya rakyat keturunan
bangsawan yang bisa menempuh pendidikan. Tentu saja pendidikan anak Indonesia tidak
diabaikan begitu saja. Pada tahun 1854 beberapa bupati mendirikan sekolah di kabupaten
dengan maksud melatih beberapa orang untuk perusahaan Belanda. Pada tahun yang sama
lahirlah sekolah Bumi putera pada saat itu hanya ada tiga kelas dan pembelajaran yang diterima
oleh masyarakat hanya membaca, menulis, dan berhitung. Namun pada dasarnya pendidikan
zaman kolonial Belanda bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bangsa Belanda. Pemerintah
Belanda mendidik calon pegawai dengan memberikan keterampilan yang cukup agar dapat
bekerja tetapi dengan upah yang kecil. Pada kala itu masyarakat hanya mementingkan yang
penting bisa bekerja karena pada era itu perekonomian tidak stabil.

Kemudian tahun 1922 lahirlah sekolah Tamansiswa Yogyakarta yang didirikan oleh Ki Hajar
Dewantara. Kemunculan Tamansiswa merupakan sebuah gerbang kebebasan dan kebudayaan
bangsa. Karena setelah didirikan sekolah pada saat itu paradigma pendidikan mulai
berkembang. Sehingga pada waktu itu semua rakyat pribumi bebas untuk bersekolah.
Pendidikan Ki Hajar Dewantara menciptakan tiga semboyan ing ngarso sung tulodho, ing madya
mangun karso, tut wuri handayani yang bermakna di depan memberi teladan di tengah
membangun semangat di belakang memberi dorongan, sampai sekarang pedoman Ki Hajar
Dewantara tetap digunakan walau sistem pendidikan telah melalui banyak sekali perubahan.
Tiap-tiap mata pelajaran diberikan sebagai bagian dari peradaban bangsa dan disesuaikan
dengan perkembangan zaman pendidikan yang mendasarkan kebudayaan Nasional dapat
menghindarkan dari kebodohan. Namun juga tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan yang
diajarkan Belanda mempunyai sisi positif yaitu masyarakat Indonesia mempunyai dasar dalam
membaca menulis dan berhitung dengan munculnya tokoh-tokoh lembaga-lembaga yang
menjadi pencetus perubahan pendidikan Indonesia.

Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Indonesia berupaya membangun pendidikan


untuk manusia di Indonesia dengan konsep, landasan, semboyan dan metode yang
menampilkan kekhasan budaya Indonesia. Pada saat Ki Hajar Dewantara menjabat sebagai
menteri pendidikan dan kebudayaan nasional, pendidikan di sekolah bukan hanya menjadikan
manusia yang mampu menguasai sesuatu tetapi manusia yang berkebudayaan dan
berkepribadian Indonesia.
Pendidikan di Indonesia setelah merdeka berupaya untuk mengurangi paham pendidikan
kolonial pembelajaran di sekolah dilaksanakan dengan menambah berbagai budaya bangsa
Indonesia. Pendidikan Indonesia pada abad ke-21 menjadikan abad globalisasi. Pada saat ini,
pembelajaran tidak terfokus pada kebudayaan lagi. Akan tetapi, berfokus pada sikap berpikir
kritis, memecahkan masalah, kecakapan komunikasi, kreativitas dan inovasi serta kerjasama.
Pada zaman ini teknologi tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Teknologi menjadi salah satu
hal yang harus digunakan dalam dunia pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai