Anda di halaman 1dari 9

Laporan Pendahuluan

Fraktur antebrachi

Disusun Oleh:
NUR WAHID RAMADHAN
P2305055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN


DAN SAINS WIYATA HUSADA SAMARINDA
TAHUN 2023/2024
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Fraktur ialah berakhirnya kesinambungan tulang seperti tulang rawan
epifisis, tulang rawan sendi baik yang bersifat menyeluruh maupun
sebagian (Emmanuel 2019). Fraktur ialah remuknya atau berhentinya
kesinambungan dari bentuk semacam tulang rawan dan tulang lempeng
(Lubis 2019). Patah tulang merupakan istilah berakhirnya kesinambungan
tulang, baik yang bersifat menyeluruh maupun sebagian yang ditetapkan
berdasarkan jenis dan luasnya. (Suriya 2019). Patah tulang atau fraktur
merupakan terbukanya kesinambungan selaput tulang atau tulang rawan
yang biasanya dimunculkan oleh ruda paksa.
2. Etiologi

Menurut (Zuhrotul 2016) menuturkan bahwa patah tulang terjadi


akibat gaya meremuk, trauma langsung, aksi memutar tiba – tiba dan
kontraksi otot yang berlebih.
Adapun penyebab patah tulang menurut (Lubis 2019) yaitu
a. Kekerasan langsung
Kekerasan langsung dapat menimbulkan patah tulang pada lokasi terjadinya
kekerasan. Fraktur ini bersifat fratur terbuka dengan garis patah tulang yang
miring atau melintang
b. Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung ialah fraktur yang terjadi tidak pada tempat
kejadian kekerasan. Fraktur ini lebih mudah diperkirakan
dibandingkan fraktur kekerasan langsung
c. Kekerasan akibat tarikan pada otot
Fraktur sebab tarikan pada otot sangat langka terjadi. Kekuatan dapat
berupa penekukan. penekanan, dan pemutiran campuran dari
ketiganya.
3. Patofisiologi

Fraktur disebabkan oleh cedera yang lebih kuat dari kekuatan tulang.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkembangan patah tulang yaitu
faktor ekstrinsik (laju, durasi, arah, kekuatan dll) dan faktor intrinsik
(tulang) yang meliputi kemampuan menyerap energi traumatis dari tulang.
Kemungkinan penyebab terjadinya fraktur termasuk pukulan langsung dan
pukulan tidak langusng. Pukulan langsung memberi penekanan langsung
pada tulang yang membawa dampak patah tulang ditempat kejadian
kekerasan. Pukulan tidak langsung terjadi ketika kerusakan dari lokasi
fraktur dan biasanya tidak melukai jaringan lunak. Tekanan pada tulang bisa
berputar, menekan atau bahkan menarik. Efek dari cedera tulang tergantung
pada kekuatan, jenis dan arah cedera (Susanto 2019).
4. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala dari Fraktur menurut ( Purwanto 2019 ) ialah : :
a. Nyeri berulang berulang kali dan menumpuk berat nya sampai
fragmen tulang dimobilitas, edema dan hematoma.
b. Deformitas atau perubahan bentuk dikarenakan keadaan
pertukaran fragmen pada tulang yang patah
c. Terjadinya pemendekan tulang dikarenakan peregaangan otot yang
merekat diatas dan di bawah letak fraktur tersebut
d. Pembengkakan dan transformasi warna kedaerahan pada kulit
Menurut (wahyuni 2021) Manifestasi klinis dari fraktur antara lain;
a. Riwayat trauma
b. Nyeri yang terus menerus
c. Defomitas atau perubahan bentuk
d. Hilang nya fungsi anggota tubuh
e. Gerak-gerakan abnormal
f. Krepitasi
5. Pemeriksaan
a. X-ray atau sinar rontgen digunakan untuk mengidentifikasi garis
pergeseran pada fraktur
b. CT-scan dimanfaatkan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan
lunak dan memperlihatkan fraktur lebih jelas.
c. MRI (magnetic resonance imaging) dapat dimanfaatkan untuk
mengevaluasi pukulan ataupun sebagai substitusi dari CT-scan. MRI
dapat mengevaluasi tulang dan unsur jaringan lunak dari lokasi
terjadinya pukulan.

(Suriya 2019) membagi pemeriksaan diagnostik dengan beberapa bagian


antara lain :
a. Pemeriksaan radiologi : untuk mengetahui lokasi dan luas pada
fraktur.
b. Pemerisaan darah lengkap
c. Arteriografi : dilakukan apabila ada remukan pada vaskuler
d. Scan tulang menunjukkan fraktur lebih jelas dan mengidentifikasi
keremukan jaringan yang lunak
6. Komplikasi
Komplikasi fraktur menurut ( suriya 2019 dan ( Siregar2020) anatara lain;
a. Komplikasi awal

Komplikasi awal sesudah patah tulang ialah syok yang


mengakibatkan terlambat dalam beberapa jam setelah kejadian,
kemudian emboli lemak yang dapat terjadi dalam 48 jam dan
sindroom kompartmen yang mengakibatkan ketiadaan fungsi anggota
tubuh secara menetap apabila tidak segera ditangani.
b. Komplikasi lambat

Komplikasi lambat terjadi pada beberapa bulan sesudah kejadian


fraktur seperti :
1) Komplikasi pada sendi yaitu tahap kekejangan pada sendi yang
bisa permanen.
2) Komplikasi tulang merupakan proses tahap penyembuhan yang
tidak biasa seperti delayed union, mal union, dan osteoporosis.
3) Komplikasi otot seperti atropi pada otot, dan ruptur pada tendon.
4) Komplikasi pada saraf seperti kelumpuhan saraf merupakan saraf
yang menebal disebabkan adanya fibrosis intraneural.

Komplikasi fraktur menurut (Purwanto 2016) sebagai berikut :

a. Komplikasi awal meliputi kehilangan darah, infeksi, emboli


paru, gagal ginjal , sindrom kompartement.
b. Komplikasi lanjut meliputi patah tulang yang tidak dapat sembuh
dalam waktu 6-8 bulan, delayed union, keadaan tulang yang
mengalami penyatuan fragmen yang tidak sesuai keberadaanya,
artritis, distrofi simpatik (refleks) setelah trauma

7. Panatalaksanaan Medis

Sangat penting dalam menegakkan perawatan pada patah tulang


untuk mengetahui dimana tulang yang patah dan juga jenis dari
fraktur itu sendiri, (Zuhrotul 2016) menguraikan penatalaksanaan
fraktur yang awal yaitu reduksi untuk mengembalikan posisi
fragmen tulang pada kesetaraannya dan rotasi anatomis. Reduksi
tertutup memakai traksi dan reduksi terbuka memakai tindakan
operatif. Langkah kedua yaitu imobilisasi untuk menegakkan
fragmen tulang dalam kedudukan dan kesetaraan yang benar sampai
terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat dilaksanakan dengan metode
fiksasi interna (plate, screw, nails) dan eksternal. Metode kompleks
eksterna yang meliputi pembalutan, gips, bidai. Langkah ketiga
yaitu rehabilitasi untuk menegakkan dan membalikkan fungsi
tulang. Masalah dilakukan melalui upaya latihan fisioterapi.
Menurut (Dr.Jeff 2017) penatalaksanaan fraktur yaitu 4R antara lain

a. Recognition untuk menentukan dan mengevaluasi status


fraktur melalui anamnesa, pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan radiologi. Pada awal perawatan yang harus
diamati adalah letak fraktur, gambaran fraktur untuk
memastikan teknik perawatan yang cocok dan
komplikasi yang barang kali terjadi selama dan setelah
perawatan.
b. Reduction, untuk membalikkan panjang dan kesetaraan
garis tulang yang dapat dicapai dan untuk membalikkan
fungsi yang normal dan menangkal komplikasi seperti
kekakuan, deformitas atau perubahan bentuk dan
perubahan pada osteoartritis.
c. Retention, imobilisasi fraktur berfungsi untuk
menangkal perputaran tulang dan menangkal
perpindahan yang dapat mengancam penyatuan tulang.
d. Rehabilitation yaitu membalikkan aktivitas fungsional
dengan semaksimal mungkin.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawan
1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian ialah langkah utama dalam asuhan keperawatan.


Langkah ini ialah langkah yang pantas diperlukan karena
tercapainya perawat dalam mendokumentasikan asuhan
keperawatan yang dapat ditetapkan dari seberapa mendalamnya
perawat bisa mempelajari masalah yang dialami oleh pasien
sehingga dapat ditetapkan langkah langkah berikutnya untuk
melampaui atau mengatur masalah pada pasien. Langkah
pengkajian ini memakai dua tahapan yaitu : anamnesa dan
pemeriksaan fisik (head to toe) (Purwanto 2016).

a. Identitas
Meliputi data pasien serta data orang yang bertanggung
jawab seperti nama, usia, jenis kelamin, agama, alamat
tempat tinggal, bahasa lisan, status perkawinan, tingkat
pendidikan, pekerjaan, tanggal saat masuk rumah sakit
dan diagnosis. Fraktur pada pria lebih rentan
dibandingkan pada wanita. Prevalensi patah tulang
sebagian besar terjadi pada pria berusia antara 20 dan
39 tahun.
b. Keluhan Utama
Biasanya keluhan utama patah tulang adalah nyeri.
Nyeri tersebut dapat menjadi akut ataupun kronis
tergantung dari lamanya serangan. Untuk mencapai
pengkajian yang lengkap pada nyeri bisa menggunakan
penilaian yang biasa diagunakan yaitu PQRST
(provoking incident, quality of pain, region, severity
and time).
c. Riwayat penyakit sekarang
Mengkaji urutan kejadian pukulan yang disebabkan
patah tulang, bantuan apa yang sudah didapatkan dan
apakah sudah berobat kedukun. Cara mengetahui
prosedur terjadinya kecelakaan, perawat dapat
mengetahui cedera kecelakaan yang lain.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini dapat diketahui barang kali
terjadinya dampak fraktur dan menegakkan arahan
seberapa lama tulang tersebut akan berambungan.
Penyakit – penyakit spesifik yang dapat menyebabkan
patah tulang patologis sukar untuk disambungkan
seperti penyakit kanker.
e. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit keluarga memiliki tautan dengan
penyakit tulang yang merupakan salah satu unsur
predisposisi kejadian fraktur seperti osteoporosis,
diabetes yang bisa diturunkan (Zahrawaani 2018).

Menurut (Purwanto 2017) pengkajian ada dua yaitu


pengkajian primer dan sekunder

a. Pengkajian Primer

1. Airway ialah terdapat hambatan atau obstruksi


pada jalan napas dan dapat menyebabkan
pengumpulam sekret penyebab kelemahan reflek
batuk.
2. Breathing, kesenjangan menelan, menaungi jalan
napas, munculnya pernapasan yang sulit atau
tidak teratur, suara nafas terdengar ronchi atau
aspirasi.
3. Circulation, tekanan nadi dapat normal atau
meningkat, tekanan darah terdapat insiden pada
tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada
tahap dini, disritmia, kulit dan membran lapisan
pucat, dingin, sianosis pada tahap segera.

b. Pengkajian sekunder

1. Aktivitas - latihan, kekurangan fungsi pada segmen


fraktur dan depedensi mobilitas.
2. Sirkulasi
Tekanan darah terkadang terlihat sebagai respon
nyeri dan ansietas, hipotensi respon akan
kehilangan darah, takikardi, pengurangan nadi
pada bagian distal yang cedera, capillary refill
timeRT) melambat, pucat pada bagian yang
terkena, hematoma pada sisi cedera

3. Neurosensori

Kesemutan, deformitas atau perubahan bentuk


krepitas, pemotongan dan kesenjangan

4. Kenyamanan

Nyeri tiba-tiba saat cedera,spasme atau kram otot.

5. Keamanan

6. Leserasi kulit, perdarahan, transformasi,


warna,pembengkakan lokal.

Anda mungkin juga menyukai