Nur Wahid Ramadhan 1901088
Nur Wahid Ramadhan 1901088
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Nur Wahid Ramadhan
1901088
i
ii
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Nur Wahid Ramadhan
1901088
ii
iii
iii
iv
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber,
baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat dan BimbinganNya saya dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan
judul “Hubungan dukungan keluarga dengan tingakat kecemasan pada pasien
End Stage Renal Disease yang menjalani hemodialisis di RSUD Abdoel Wahab
Sjahranie”. Penulisan Skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana (S.Kep) pada Program Studi Sarjana Keperawatan
ITKES Wiyata Husada Samarinda.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan semua proses tepat pada waktunya. Oleh karena itu perkenankanlah
saya mengucapkan Terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada
:
2. Bapak Assoc. Prof. Eka Ananta Sidharta,CA.,CfrA selaku Rektor ITKES Wiyata
Husada Samarinda
4. Dr.David Hariadi masjhoer Sp.OT selaku direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie
yang sudah mengizinkan saya melakukan penelitian RSUD AWS.
5. Ns. Anisa Ai’n, S.Kep.,M.Kep selaku Penguji I yang banyak memberikan saran,
masukan serta arahan untuk perbaikan penulisan Skripsi ini.
v
vi
9. Kedua orang tua saya yaitu Bapak Hairul Maksum dan Ibu Siti Fatimah Sang
,Kedua saudara saya yaitu kakak Hardi Firmansyah dan adik saya Fikri Haikal
yang selalu memberikan doa, support, nasehat, dukungan baik lahir maupun batin,
serta cinta dan kasih sayang bagi saya sehingga termotivasi untuk segera
menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Kepada Tantri yang telah membersamai penulis dari awal hingga akhir pada hari-
hari yang tidak mudah, selalu membantu dan memberikan semangat, motivasi,
dukungan, mengingatkan untuk terus menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Kepada semua pihak yang sudah membantu dalam memperoleh data yang saya
perlukan untuk melengkapi skripsi.
Saya menyadari skripsi ini masih kurang sempurna maka dari itu saya
membuka diri untuk menerima kritik, saran dan masukan yang membangun untuk
skripsi ini, dan untuk semua pihak yang telah saya sebutkan diatas yang sudah
banyak berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini semoga Allah SWT membalas
dengan segala bentuk kebaikan.
Penulis
vi
vii
Dengan ini menyetujui dan memberikan hak kepada ITKES Wiyata Husada
Samarinda atas Skripsi saya yang berjudul :
Beserta perangkat yang ada (Jika diperlukan). Dengan hak ini, ITKES Wiyata
Husada Samarinda berhak menyimpan, menagih media/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (Database), merawat dan mempublikasikan skripsi saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan pemilik hak cipta.
vii
viii
ABSTRAK
Latar Belakang : Pasien End stage renal disease yang menjalani hemodialisis seringkali
mengalami penurunan aktivitas fisik dan penurunan tersebut berdampak pada kondisi
kecemasan. Peran keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yaitu, ikut merawat anggota
keluarga yang sakit sangatlah penting dalam mengatasi kecemasan. Tujuan: menganalisis
hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada pasien end stage renal disease
yang menjalani hemodialisis di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie. Metode: Penelitian deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden
dengan kriteria psien usia 18-50 tahun, diagnosa medis ESRD, Menjalani Hemodialisa <1
tahun, teknik pengambilan consecutive sampling, pengukuran variabel menggunakan
kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale dan Kuesioner Dukungan Keluarga. Hasil:
Karakteristik responden dengan jenis kleamin yaitu laki-laki 45%, perempuan 55%, status
pernikahan yaitu menikah 80.0%, belum menikah 20%, Status pendidikan yaitu SMP 7.5%,
SMA 62/5%, S1 30.3%, usia yaitu dewasa 37.5%, lansia 62.5%, Lama menjalani HD <1 tahun
100%, berdasarkan hasil Analisa univariat responden dengan dukungan keluarga baik
sebanyak 29 responden dan dukungan keluarga kurang baik sebanyak 11 responden.
Responden dengan kategori tidak cemas sebanyak 33 responden dan kategori cemas ringan
sebanyak 7 responden. Berdasarkan hasil uji Fisher’s Exact Test didapatkan hasil dengan nilai
p-value 0.000 atau < 0,05. Kesimpulan: Ada hubungan siginifikant secara statistik dukungan
keluarga dengan kecemasan pada pasien end stage renal disease yang menjalani hemodialisis
di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie.
Kata Kunci : Dukungan keluarga, Kecemasan, End stage renal disease, Hemodialisis
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan ITKES Wiyata Husada Samarinda
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan ITKES Wiyata Husada Samarinda
viii
ix
Abstract
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................vi
ABSTRAK..................................................................................................................ix
ABSTRACT.................................................................................................................x
DAFTAR ISI..............................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xii
DAFTAR BAGAN...................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A.Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................4
E. Penelitian Terkait.........................................................................................4
x
xi
B. Konsep Hemodialisis..................................................................................15
C. Faktor-faktor Kecemasan...........................................................................18
D. Konsep Keluarga........................................................................................28
E. Kerangka Teori...........................................................................................33
F. Hipotesa Penelitian.....................................................................................34
A. Rancangan Penelitian.................................................................................35
D. Teknik sampling.........................................................................................37
E. Variabel penelitian......................................................................................37
F. Definisi operasional....................................................................................38
H. Instrumen penelitian..................................................................................39
L. Analisis data...............................................................................................44
M. Etika penelitian..........................................................................................45
xi
xii
B. Hasil Penelitian..........................................................................................48
C. Pembahasan...............................................................................................50
D. Keterbatasan panelitian.............................................................................62
BAB V PENUTUP.....................................................................................................63
A. Simpulan....................................................................................................63
B. Saran...........................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................65
LAMPIRAN..................................................................................................................
xii
xiii
DAFTAR TABEL
xiii
xiv
DAFTAR BAGAN
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
xvii
xvii
xviii
Hemogeragi : Pendarahan
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
End stage renal disease memerlukan terapi pengganti ginjal, salah satunya
hemodialisis. Hemodialisis (HD) merupakan suatu proses pemisahan zat-zat
tertentu (toksik) dari darah melalui membran semifermiabel buatan (artificial) di
dalam ginjal buatan/dialiser, dan selanjutnya dibuang melalui cairan dialysis.
Dengan demikian hemodialisis dapat mengurangi efek sindrom uremikum.
Hemodialisis selain bermanfaat juga dapat mengakibatkan kekacauan dari
aktivitas cairan, organ dan sistem endoktrin. Sistem endoktrin yang terpengaruh
pada ESRD disebabkan oleh beberapa gangguan pada hipogonat, testosteron dan
prolaktin yang dapat mengakibatkan disfungsi ereksi (Rachmadi et al., 2022).
1
2
2
3
sebanyak 2379, pada tanggal 27 februari 2023 telah dilakukan wawancara kepada
10 pasien yang sedang menjalani HD 7 pasien mengatakan bahwa dirinya cemas
pada saat divonis harus HD dan sempat menolak untuk di lakukan HD namun
saat ini sudah menerima keadaannya dan 3 pasien mengatakan tidak terlalu
cemas dan bersedia dilakukan HD tanpa ada penolakan diawal. Upaya yang
dapat dilakukan dalam mengatasi kecemasan tersebut biasanya menggunakan
sumber dari dalam diri sendiri. Bentuk kegiatan untuk mengurangi rasa
kecemasan yaitu seperti bicara, kepada orang lain, berusaha menyelesaikan
masalah, teknik relaksasi, aktivitas, dan olahraga. Adanya peran serta dan
dukungan dari keluarga dan kerabat terdekat juga sangat mempengaruhi tingkat
kecemasan.
B. Rumusan Masalah
3
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan
pada pasien end stage renal disease Hemodialisis di RSUD Abdoel Wahab
Sjahranie.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam pengembangan keilmuan keperawatan yang berhubungan dengan
Pasien EndStage Renal Disease yang menjalani terapi Hemodialisis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Peneliti dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk dapat
memberikan informasi mengenai hubungan dukungan keluarga yang
mempengaruhi kecemasan.
b. Bagi Responden
Penelitian inidapat memberikan informasi bagi pasien bahwa
kecemasan dapat memperburuk kondisi pasien dan agar pasien bersikap
4
5
5
6
6
7
7
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
9
9
10
10
11
11
12
6. Faktor Resiko
Terdapat beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan ESRD, di
antaranya adalah (Hrp et al., 2018):
a. Usia
Usia yang lebih tua mempunyai resiko yang lebih besar dibanding usia
yang lebih muda. Penurunan LFG merupakan proses “normal aging”
dimana ginjal tidak dapat meregenerasi nefron yang baru, sehingga terjadi
kerusakan ginjaal atau proses penuaan terjadi penurunanjumlah nefron.
b. Jenis Kelamin
Laki-laki memiliki resiko lebih besar, hal ini dikarenakan pengaruh
perbedaan hormon reproduksi, gaya hidup konsumsi protein, garam, rokok,
dan konsumsi alkohol pada laki-laki dan perempuan.
c. Sosial Ekonomi
Individu dengan sosial ekonomi rendah memiliki resiko lebih besar.
Hal ini dikarenakan akses untuk mendapat pemeriksaan fungsi ginjal dan
12
13
d. Penyakit Pemicu
Diabetes melitus dan Hipertensi merupakan faktor resiko terjadinya
gangguan fungsi ginjal. Hasil analisis menunjukan bahwa individu dengan
DM beresiko 2,5 kali lebih besar hal ini dikarenakan kadar gula dalam
darah tinggi yang akan mempengeruhi struktur ginjal, merusak struktur
darah halus ginjal sedangkan individu dengan hipertensi beresiko 3,7 kali
lebih besar dikarenakan siklik, penyakit ginjal dapat menyebabkan tekanan
darah naik dan sebaliknya hipertensi dalam waktulama dapat menyebabkan
gangguan ginjal.
e. Obesitas
Obesitas mempunyai resiko 2,5 kali lebih besar dikarenakan aktivasi
sistem syaraf simpatis, aktivasi sistem rennin-angiostensin (RAS), sitokin
adiposity (misalnya: leptin) kompresi fisik ginjal akibat akumulasi lemak
intrarenal dan matriks ekstraseluler, perubahan hemodinamik-hiperfiltrasi
karena peningkatan tekanan intraglomuler, gangguan tekanan ginjal
natriuresis (tekanan tinggi dibutuhkan ekskresinatrium). Haltersebut dapat
menyebabkan kerusakan ginjal.
7. Komplikasi
a. Pada gagal ginjal progresif, terjadi beban volume, ketidakseimbangan,
elektrolit, asidosis metabolik, azotemia, dan uremia.
b. Pada ESRD terjadi azotemia dan uremia berat. Asidosis metabolik
memburuk, yang secara mencolok merangsang kecepatan pernafasan.
c. Hipertensi, anemia, osteodistrofi, hiperlakemia, enselopati uremik, dan
pruritus (gatal) adalah komplikasi yang sering terjadi.
d. Penurunan pembentukan eritropoietin yang dapat menyebabkan sindrom
anemia kardiorenal, dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat
menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas.
13
14
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboraturium
b. Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin dilakukan urinalisis yaitu untuk melihat adanya sel
darah merah, protein, glukosa, dan leukosit didalam urin.
Pemeriksaanurin juga untuk melihat volume urin yang biasanya < 400
ml/jam atau oliguria atau urin tidak ada/anuria, perubahan warna urin bisa
disebabkan karena adanya pus, darah, bakteri, lemak, partikel koloid,
miglobin, berat jenis <1.015 menunjukan gagal ginjal, osmolalitas < 350
14
15
9. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2015) penatalaksanaan atau pengobatan yangdilakukan
pada klien dengan ESRD, sebagai berikut :
15
16
1. Definisi
Hemodialisis merupakan suatu metode terapi dialisis yang digunakan
untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh secara akut
ataupun secara progresif menggunakan sebuah mesin yang dilengkapi dengan
membran penyaring semipermeabel ( ginjal buatan ). Hemodialisis dapat
dilakukan pada saat toksin atau zat racun harus segera dikeluarkan untuk
mencegah kerusakan permanen atau menyebabkan kematian. Penatalaksanaan
hemodialisis umumnya dilakukan dengan frekuensi 2 kali perminggu 4-5 jam.
Frekuensi hemodialisis dapat diberikan 3 kali perminggu 4-5 jam. Idealnya 10-
15 jam/minggu. Tujuan hemodialisis adalah menggantikan fungsi ginjal dalam
fungsi eksresi, menggantikan fungsi ginjal dalam menggeluarkan cairan tubuh,
meningkatkan kualitas hidup pasien ESRD dan menggantikan fungsi ginjal
sambil menunggu program penggobatan (Prasetya ’Adhi et al., 2019).
2. Prinsip yang Mendasari Kerja Hemodialisis
Aliran darah pada hemodialisis yang penuh dengan toksin danlimbah
nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke dializer tempat darah tersebut
dibersihkan dan kemudian dikembalikan lagi ke tubuh pasien. Sebagian besar
dializer merupakan lempengan rata atau ginjal serat artifical berongga yang
berisis ribuan tubulus selofan yang halus dan bekerja sebagai membran
semipermeabel. Aliran darah akan melewati tubulus tersebut sementara cairan
16
17
17
18
Akses AV fistula dan graft merupakan akses permanen yang dibuat melalui
pembedahan pada lengan kiri bagian bawah. AV fistula pembedahan dilakukan
untuk membuat anastomosis antara pembuluh darah arteri dan vena. Proses
pematangan anastomosis tersebut membutuhkan waktu antara empat sampai
enam minggu karena dalam waktu tersebut segmen fistula dapat berdilatasi
dengan baik sehingga siap menerima jarum dengan lumen berukuran 14-16.
Agar terjadi peningkatan proses dilatasi segmen fistula, penederita dianjurkan
untuk melakukan latihan meremas-remas bola karet pada lengan yang terpasang
fistula. AV graft menggunakan material sintetik seperti polyetrafluoroethylene
(PYFE). Biasanya AV graft dilakukan jika pembuluh darah perifer penderita
tidak cocok menggunakan fistula.Akses vaskuler dapat menggalirkan darah
dengan kecepatan antara 200- 400 ml/menit (Rachmadi et al., 2022).
4. Proses Hemodialisis
Proses hemodialisis dimulai dari pemasangan kanula sesuai akses vaskuler
yang telah dibuat sebelumnya. Pemasangan kanula inlet dimasukan kedalam
pembuluh darah arteri sedangkan kanula outlet dipasang dipembuluh darah
vena. Pemasangan kanula inlet dan outlet berjarak kurang lebih 10 cm dengan
tujuan untuk mencegah terjadinya percampuran darah. Ukuran kanula yang
digunakan berkisar antara 14- 16, namun kanula yang biasa digunakan adalah
ukuran 15 karena kemampuannya mengalirkan darah sebanyak 350 ml/menit
atau lebih. Darah ditarik dari akses vaskuler pasien oleh pompa darah melalui
aliranarteri dengan tekanan negatif. Selanjutnya kecepatan pompa darah
diaturyaitu antara 200-400 ml/menit dengan tujuan agar darah mengalir menuju
dialisis. Sebelum darah sampai ke dialiser, heprin diinjeksikan kedalam darah
untuk mencegah terjadinya bekuan pada darah yang masuk ke dialiser
(Racmadi et al., 2022).
5. Komplikasi Hemodialisis
Smeltzer Beberapa komplikasi yang dapat terjadi padahemodialisisyaitu:
18
19
19
20
dan ekonomi pada orang lain serta ketergantungan pada mesin dialisa selama
sisa hidup.
1. Definisi Cemas
Menurut Yuke Wahyu Widosari istilah kecemasan dalam Bahasa Inggris
yaitu anxiety yang berasal dari Bahasa Latin angustus yang memiliki arti kaku,
dan ango, anci yang berarti mencekik . Menurut kamusKedokteran Dorland,
kata kecemasan atau disebut dengan anxiety adalah keadaan emosional yang
tidak menyenangkan, berupa respon-respon psikofisiologis yang timbul
sebagai antisipasi bahaya yang tidak nyata atau khayalan, tampaknya
disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak disadari secara langsung
(Marwanti et al., 2022).
Kecemasan mirip dengan rasa takut tapi dengan fokus kurang spesifik,
sedangkan ketakutan biasanya respon terhadap beberapa ancaman langsung,
sedangkan kecemasan ditandai oleh kekhawatiran tentang bahaya tidak terduga
yang terletak di masa depan. Kecemasan merupakan keadaan emosional
negatif yang ditandai dengan adanya firasat dan somatik ketegangan, seperti
hati berdetak kencang, berkeringat, kesulitan bernapas Seseorang akan
menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu
mengatasi stresor psikososial yang dihadapinya (Dadang, 2018). Sutejo
mengemukakan, ansietas atau kecemasan adalah suatu perasaan takut akan
terjadinya sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya dan merupakan
sinyal yang membantu individu untuk bersiap mengambil tindakan
menghadapi ancaman. Pengaruh tuntutan, persaingan, serta bencana yang
terjadi dalam kehidupan dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan
psikologi salah satu dampak psikologis yaitu kecemasan (Marwanti et al.,
2022).
20
21
3. Tingkat Kecemasan
Klasifikasi tingkat kecemasan adalah sebagai berikut :
1. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan tekanan kehidupan sehari-
hari, pada tahap ini seseorang menjadi waspada dan lapangan persepsi
meningkat. Penglihatan,pendengaran dan pemahaman melebihi
sebelumnya. Tipe kecemasan ini dapat memotivasi seseorang untuk
belajar dan tumbuh kreatif, namun akan membawa dampak pada diri
individu yaitu pada kecemasan ini waspada akan terjadi, mampu
menghadapi situasi yang bermasalah, ingin tahu, mengulang pertanyaan
dan kurang tidur.
2. Kecemasan sedang
Fokus perhatian hanya pada yang dekat, meliputi lapangan persepsi
menyempit, lebih sempit dari penglihatan , pendengaran dan pemahaman
orang lain. Dia mengalami hambatan dalam memperhatikan hal-hal
tertentu, tetapi dapat melakukan atau memperhatikan hal-hal itu bila
disuruh, cukup kesulitan berkonsentrasi, kesulitan dalam beradaptasi dan
menganalisis, perubahan suara atau nada, pernapasan dan denyut nadu
meningkat serta tremor.
21
22
3. Kecemasan berat
Lapangan pandang atau persepsi individu menurun, hanya
memfokuskan pada hal-hal yang khusus dan tidak mampu berpikir lebih
berat lagi, dan membutuhkan pengaturan atau suruhan untuk
memfokuskan pada hal-hal lain, tidak dapat lebih memperhatikan
meskipun diberi instruksi, pembelajaran sangat terganggu; kebingungan,
tidak mampu berkonsentrasi, penurunan fungsi; kesulitan untuk
memahami situasi yang dihadapi saat ini, kesulitan untuk memahami
dalam berkomunikasi; serta takikardi, sakit kepala, mual dan pusing.
(Santoso, 2018).
4. Panik Berhubungan dengan ketakutan
Pada tahap ini hal-hal kecil terabaikan dan tidak lagi dapat diatur
atau disuruh. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya
kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi,
tidak mampu mengintegrasikan pengalaman: tidak focus pada saat ini,
tidak mampu melihat dan memahami situasi, kehilangan cara untuk
mengungkapkan apa yang dipikirkan (Santoso, 2018).
2) Kecemasan mora (moral anxiety) bermula dari konflik antar ego dengan
superego. Bermula dari konflik tersebut maka kecemasan moral sering
dikatakan sebagai kecemasan suara hati. Pada anak yang sedang
22
23
23
24
6. Instrumen Penelitian
24
25
1. Usia
Pada usia yang semakin tua maka seseorang semakin banyak
pengalamannya sehingga pengetahuan semakin bertambah, karena
pengetahuan banyak maka seseorang akan lebih siap dalam
menghadapisesuatu, maka dari itu seseorang yang menjalani terapi
Hemodialisis dengan umur lebih muda akan mengalami gangguan
25
26
kecemasan yang lebih tinggi dibanding yang lebih tua. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Lutfa (2008) menunjukkan untuk hubungan usia
pasien dengan kecemasan diperoleh koefisien r =- 0.592 dengan nilai
p=0.02, arah korelasi negatif sehingga berarti semakin bertambahnya usia
pasienmaka ada kecenderungan kecemasan pasien semakin
menurun.Gangguan kecemasan dimulai pada awal masa dewasa, antara
usia 15 dan 25 tahun, tetapi angka terus meningkat setelah usia 35 tahun. (S
et al., 2022).
2. Jenis Kelamin
Faktor jenis kelamin, diperkirakan jumlah yang menderita kecemasan
baik akut dan kronik mencapai 5% dari jumlah penduduk, dengan
perbandingan antara wanita dan pria 2 banding 1 (Hawari, 2013).
Penelitian Yeh et al (2008), menunjukkan wanita lebih beresiko tinggi
mengalami stres terhadap respon gangguan psikis, akan tetapi (Set al.,
2022)mekanisme koping laki-laki lebih tinggi dalam mengatasi masalah.
Penelitian yang dilakukan Ratnawati (2011) menemukan, jenis
kelamin/gender sangat berhubungan terhadap respon penyakit, kecemasan,
serta penggunaan koping dalam menghadapi masalah kesehatan khususnya
pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis. Menurut Brinzendine,
kecemasan pada perempuan empat kali lebih sering terjadi pada perempuan
karena faktor pencetus yang sangat responsif pada perempuan membuat
lebih cemas dibandingkan laki-laki. Keadaan ini memungkinkan otak
perempuan untuk terpusat pada bahaya yang dihadapi dan bereaksi dengan
cepat. Pengukuran untuk jenis kelamin ini berdasarkan Laki- Laki &
Perempuan (Rachmadi et al.,2022)
3. Tingkat Pendidikan
26
27
27
28
28
29
2) Pasien kesepian.
Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan
membutuhkan bantuan spiritual karena mereka merasakan tidak ada
kekuatan selain kekuatan Tuhan, tidak ada yang menyertainya
selainTuhan.
D. Konsep Keluarga
a. Konsep Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatutempat dalam
dibawah atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga adalah dua
orang atau leibh yang disatukan oleh ikatan-katan kebersamaan dan ikatan
emosional dan mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga
29
30
Sedangkan menurut Depkes RI tahun 2000, keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan .
b. Fungsi Keluarga
Menurut friedman (2013) dalam (Nadirawati,2018) fungsi keluarga dibagi
menjadi fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi, fungsi kesehatan
dan fungsi reproduksi.
30
31
2. Ada hubungan yang kuat dan signifikan antara keluarga dan status
kesehatan para anggotanya
1. Dukungan Emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk bersistirahat dan
31
32
2. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan dalam hal
pengawasan, kebutuhan individu. Keluarga mencarikan solusi yang dapat
membantu individu dalam melakukan kegiatan.
3. Dukungan penghargaan
Keluarga bertindak sebagai penengah dalam pemecahan masalah dan
juga sebagai fasilitator dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
Dukungan dan perhatian dari keluarga merupakan bentuk penghargaan
positif yang diberikan kepada individu.
4. Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai penyebar dan pemberi informasi. Disini
diharapkan bantuan informasi yang disediakan keluarga dapat digunakan
oleh individu dalam mengatasi persoalanpersoalan yang sedang dihadapi.
32
33
menjawab “tidak pernah” mendapat skor 0. Total skor pada kuisioner ini adalah
0-45. Jawaban dari responden dilakukan dengan scoring.
33
34
E. Kerangka Teori
Menjalani
Hemodialisis
34
35
F. Hipotesa Penelitian
35
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Tingkat Kecemasan
Dukungan Keluarga Pasien End stage renal
disease
Keterangan :
: Diteliti
: Arah pengaruh dukungan keluarga
36
37
1. Populasi
2. Sampel
Adalah bagian Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2014). Sampel penelitian ini adalah
pasien ESRD yang menjalani HD selama 1 minggu sebanyak 220 pasien,
Perhitungan besar sampel penelitian ini dapat dicari dengan menggunakan
rumus besar sampel dari Lameshow et al dalam Riana 2022 :
n= (Z1-α2).p.q.N
d 2 (N-1)+ (Z1-α2).p.q
Keterangan :
n : Jumlah sampel
p : Perkiraan proporsi (0.5)
q : 1 – p = 1-50 = 50 (0.5)
d : Presisi absolut (10%)
(Z1-α2): tingkat kepercayaan 95% (1.96)
N : Besar populasi
n= (1,96) 0,5 . 0,5 . 220
(0.1) 2 . (220-1) + (1.96) 0,5 . 0,5
37
38
107.8
n=
2.19 + 0, 49
n= 107.8
2.68
D. Teknik Sampling
38
39
memberi peluang bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2018: 84). Teknik yang termasuk dalam Non Probablility Sampling
adalah consecutive sampling merupakan teknik pengambilan sampel semua
subyek yang datang berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan yang dimasukan
dalam penelitian, sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi
(Sastroasmoro, 2016: 99). Prosedur penelitian dilakukan dengan cara
menetapkan subyek berdasarkan kriteria yang ditemukan kemudian peneliti
mengunjungi rumah satu persatu, sampai sampel terpenuhi (Irfanuddin, 2019:
96).
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
yang kemudian dipelajari untuk ditarik kesimpulan :
F. Definisi Operasional
39
40
Tidak
Cemas Jika
Skor 20-44
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2023.
40
41
H. Instrumen Penelitian
Penyusunan instrumen pada penelitian ilmu keperawatan meliputi
pengkajian teori keperawatan sebagai kerangka penyusunan instrumen,
penggunaan, dan pengembangannya. Dalam penelitian ini menggunakan
instrumen berupa kuesioner. Kuesioner merupakan jenis mengumpulkan data
secara formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis
(Nursalam, 2020).
Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan pada
penelitian ini adalah instrumen ZSAR-S (Zung Self Anxiety Rating- Scale).
Zung Self Anxiety Rating -Scale adalah instrumen untuk menilai kecemasan
dalam Diognostic and Statistical Maual of Mental Disorders (DSM-II). Zung Self
Anxiety Rating-Scale memiliki 20 pertayaan yang terdiri dari 15 pertayaan
Unfavourable yaitu nomer 1,2,3,4,6,7,8,10,11,12,14,15,16,18 dan 5 Favourable
yaitu nomer 5,9,13,17,19 Setiap pertanyaan Favorable dan unfarvorable
memiliki penskoran yang berbeda. Berdasarkan skala Linkert pertanyaan
Favourable memiliki skor 1-4 dimana skor 4 mengambarkan hal negatif dengan
penilaian selalu (1), sering (2), kadang kadang (3), tidak perna (4). Sedangkan
untuk pertanyaan unfavorabel, sangat jarang (1), kadang kadang (2), sering (3),
selalu (4). Selanjutnya skor yang di capai dari semua item pertanyaan di
jumlahkan, skor yang di dapatkan dikategorikan menjadi 4 kriteria tingkat
kecemasan (Nursalam, 2020) yaitu:
41
42
42
43
tabel dengan menggunakan alpha = 5%, sehingga r tabel dalam uji validitas
ini sebesar 0,514. Jika r hitung > r tabel maka butir pernyataan dinyatakan
valid. Pada penelitian ini, uji reliabilitas akan menggunakan rumus Alpha
Crombach (Sugiyono, 2011), hal ini dikarenakan tes yang digunakan
berbentuk angket dengan skala bertingkat atau ordinal. Didapatkan hasil
reliabilitas 0,757 dapat disimpulkan bahwa uji reliabilitas kuesioner dukungan
keluarga termasuk interpretasi kedalam reliabilitas tinggi.
43
44
44
45
c. Entry Data
Semua data pada setiap sember atau respontelah selesai dimasukan. Maka
perlu untuk dicek kembali untuk melihat kemungkinan - kemungkinan
adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya.kemudian
dilakukan perbaikan dan koreksi.
L. Analisis Data
45
46
pada kualitasisi berdasarkan kode/ kata kunci yang telahditetapkan oleh peneliti
metode analisisnya dimasukkan dalam kategori metode kualitatif (Nursalam,
2020).
1. Analisa Univariat
𝑓
P = 𝑛 ᵡ 100%
Keterangan:
P = Angka Presentase
F = Frekuensi
N = Banyaknya Responden
Sedangkan usia dan lama menjalani hemodialisa disajikan dalam bentuk
numerik menggunakan mean, median, min-max, Std.
2. Analisa Bivariat
46
47
M. Etika Penelitian
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuksetiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti dan
masyarakat yang memperoleh dampak hasil penelitian tersebut (Nursalam,
2020).
Penelitian yang menggunakan objek manusia tidak boleh
bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, jika hal ini
tidak dilaksanakan, maka peneliti akan melanggar hak-hak (otonomi) manusia
sebagai klien. Penelitian dilakukan dengan menggunakan etika sebagai berikut :
1. Informed consent
47
48
3. Confidentiality (kerahasiaan)
48
49
N. Alur Penelitian
Populasi Penelitian
Pasien end stage renal disease 220
Sampel Penelitian 40
Consecutive sampling
Sesuai Kriteria :
Inklusi dan Ekslusi
Pengisian Kuesioner
Kecemasan &
Dukungan Keluarga
Editing, Coding,
Pengolahan data Sorting, Entry
penelitian data, Cleaning
Analisa Analisa
Univariat Bivariat
49
50
BAB IV
50
51
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien End Stage Renal Disease yang
menjalani terapi Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Abdoel Wahab Sjahranie
Samarinda sebanyak 40 responden yang memiliki karakteristik yang dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
No Variabel n P(%)
1 Jenis Kelamin
a. Laki-Laki 18 45.0%
b. Perempuan 22 55.0%
Total 40 100%
2 Status Pernikahan
a. Menikah 32 80.0%
b. Belum Menikah 8 20.0%
Total 40 100%
3 Pendidikan
a. SD
b. SMP 3 7.5%
c. SMA 25 62.5%
d. S1 12 30.0%
Total 40 100%
Sumber : Data Primer 2023
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa responden dengan jenis
kelamin laki-laki sebanyak 18 (45.0%) responden dan yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 22 (55.0%) responden. Responden dengan Status
Pernikahan sebanyak 32 (80.0%) responden sudah menikah dan 8 (20.0%)
responden belum menikah. Status Pendidikan responden dengan tingkat
pendidikan SMP 3 (7.5%) responden, SMA 25 (62.5%) responden, dan S1 12
(30.0%) responden.
51
52
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata frekuensi Usia Median
38.5000 dengan nilai tertinggi 54.00 dengan standar deviation 8.27070 pada
tingkat kepercayaan 95% dan Lama Hemodialisa 10.5000 dengan nilai tertinggi
12.00 dengan standar deviation 3.02765.
2. Analisa Data
1. Analisa Univariat
No Variabel n P(%)
1 Dukungan Keluarga
a. Dukungan Baik 29 72.5
b. Dukungan Kurang Baik 11 27.5
Total 40 100%
2 Kecemasan
a. Cemas ringan 7 82.5
b. Tidak Cemas 33 17.5
Total 40 100%
52
53
2. Analisa Bivariat
53
54
C. Pembahasan
54
55
55
56
Menurut Dewi, Suwati, & Firiaa, (2022) dukungan keluarga yang dapat
diberikan berbentuk dukungan emosional, penghargaan, informasional dan
instrumental. Adanya dukungan keluarga yang diberikan dapat menunjang
kualitas seseorang dalam menjalankan peran serta fungsi sebagai mestinya.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh bahwa bentuk dukungan
yang paling banyak diberikan keluarga kepada responden yaitu berupa
dukungan instrumental dan dukungan informasional.
56
57
57
58
58
59
59
60
Hal ini sejalan dengan (Arta marisi dkk, 2022) kecemasan dapat juga
disebabkan fakor semakin tua umur seseorang akan terjadi proses penurunan
kemampuan fungsi organ tubuh (regeneratif) akan mempengaruhi dalam
mengambil keputusan terutama dalam menangani penyakit ginjal kronis dengan
terapi hemodialisis sehingga klien dihadapkan pada masalah yang sangat
kompleks (Armiyati & Rahayu, 2014). Disebutkan bahwa usia berhubungan
dengan toleransi seseorang terhadap stres dan jenis stresor yang paling
60
61
Hasil penelitian ini didukung oleh Dianti, (2016) yang memperoleh hasil
penelitian hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan pada pasien gagal
ginjal kronik di Klinik Utama Dialisis Golden PMI DIY menunnjukkan ada
hubungan yang bermakna dengan nilai p= 0,000 (p< 0,05), yang artinya
semakin baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin tidak adanya
rasa cemas pada pasien. Penelitian ini membuktikan ada tau tidak adanya
kecemasan disebabkan oleh dukungan keluarga.hal ini sesuai dengan (Radiani,
2018), bahwa dukungan sosial termasuk dukungan keluarga dianggap dapat
mengurangi efek serta meningkatkan kesehatan mental individu atau keluarga
61
62
62
63
Pada pasien end stage renal disease yang peneliti temui dilapangan
mayoritas pasien diantar dan keluarga mendampingi hingga prosese terapi
selesai, keluarga juga membantu pasien untuk makan, mengajak bercerita dan
sesekali memijat kaki pasien hal ini menjadikan pasien tidak terlalu jenuh saat
menjalani terapi yang memakan waktu 4-5 jam, Hal ini diperkuat dengan
penelitian dari (Eka putri,2020) keberadaan keluarga di sisi pasien selama
proses hemodialisa merupakan sumber pendukung utama. Dukungan keluarga
dapat menjadi penghambat efek - efek negatif dari stressor proses medikasi.
Keluarga dianggap dapat memiliki pengaruh yang penting dalam membantu
menyelesaikan masalah - masalah yang berkaitan dengan kesulitan hidup
seperti menurunkan kecemasan (Friedman, 2010). Dukungan keluarga juga
dapat mempertahankan status kesehatan pasien karena secara emosional pasien
merasa lega diperhatikan, tidak sendirian dan mendapat saran atau kesan yang
menyenangkan pada dirinya.
63
64
64
65
D. Keterbatasan Penelitian
1. Dalam penelitian ini terdapat beberapa pasien yang meminta peneliti untuk
mewawancarai responden karena responden merasa lama apabila responden
mengisi sendiri kuesioner. Sehingga peneliti membacakan pertanyaan untuk
responden.
65
66
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari 40 responden dengan diagnosa End stage renal disease yang menjalani
terapi Hemodialisis mayoritas menerima dukungan keluarga dengan kategori
dukungan keluarga baik dan sebagian kecil menerima dukungan keluarga dalam
kategori kurang baik.
Dari 40 responden dengan diagnosa End stage renal disease yang menjalani
terapi Hemodialisis mayoritas pasien dalam kategori tidak cemas dan sebagian
kecil dalam kategori cemas ringan.
B. Saran
66
67
4. Bagi pasien
67
68
DAFTAR PUSTAKA
Bimrew Sendekie Belay. (2022). Karakteristik Pasien Anemia Pada End Stage Renal
Disease (Esrd) Dengan Hemodialisis Di Instalasi Hemodialisis Rsud Dr.
Soetomo. Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(8.5.2017), 2003–2005.
Cantika, A., Asti, A. D., & Sumarsih, T. (2022). The Correlation Spirituality And
Anxiety Level Of Hemodialysis Patients. 000, 118–126.
Di, H., Lira, R., & Karawang, M. (2017). Hubungan Antara Dukungan Keluarga
Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Hemodialisa Di Rumahsakit Lira Medika
Karawang.
Hrp, S. A. J., Yustina, I., & Ardinata, D. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Hemodialisis Di Rsud Dr. Pirngadi Medan.
Idea Nursing Journal, 6(3), 1–9.
Inayati, A., Hasanah, U., & Maryuni, S. (2021). Dukungan Keluarga Dengan Kualitas
Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di Rsud
Ahmad Yani Metro. Jurnal Wacana Kesehatan, 5(2), 588.
Https://Doi.Org/10.52822/Jwk.V5i2.153
68
69
Terapi Hemodialisa Dengan Kriteria Inklusi Pasien Yang Mengalami. 1(2), 97–
103.
Rikesdas. (2019). Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada Klien Gagal
Kronik Yang Menjalani Hemodialisa. Jurnal Pustaka Keperawatan, 1(2), 51–
55.
Rachmadi, A., Rizani, A., & Rahmilah. (2022). Model Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal Terminal Yang Menjalani Hemodialisis Di Rsud Ratu Zaleha Martapura.
Jurnal Citra Keperawatan, 10(1), 54–60.
Ratnasari, P. M. D., Yuliawati, A. N., & Dhrik, M. (2022). Analisis Hubungan Antara
Tingkat Pengetahuan Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik.
Pharmacoscript, 5(2), 136–156.
Rsud, D., Ambami, S., & Ebu, R. (2022). Naskah Publikasi Oleh : Sulfi Khoirunnisa
Program Studi Keperawatan.
Prasetya ’Adhi, M. H., Trisyani, Y., & Emaliyawati, E. (2019). Quality Of Life For
End-Stage Renal Disease (Esrd) Patientsundergoing Peritoneal Dialysis (Pd)
Therapy: A Literature Review. Padjadjaran Acute Care Nursing Journal, 1(1),
36–45. Https://Doi.Org/10.24198/Pacnj.V1i1.24817
Putri, E., Alini, & Indrawati. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kebutuhan
Spritual Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam
Menjalani Terapi Hemodialisis Di Rsud.Bangkinang. Jurnal Ners, 4(2), 47–55.
69
70
Saragih, N. P., Sianipar, T. I., Naibaho, R. W., & Halawa, S. D. (2022). Hubungan
Antara Tingkat Kecemasan Dengan Lamanya Hemodialisis Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronik (Ggk) Yang Menjalani Hd. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional, 4, 891–898.
Suarni, L., Wahyuni, S., & Faswita, W. (2022). 276-588-1-Sm. 7(2), 122–130.
S, V. N., Ginjal, P., Yang, K., & Hemodialisis, M. (2022). Faktor Yang Berhubungan
Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis. Jurnal Keperawatan, 14(September), 831–844.
70
71
LAMPIRAN
71
72
Lampiran 1
72
73
Lampiran 2
73
74
74
75
Lampiran 3
PENJELASAN PENELITIAN
Peneliti
75
76
Lampiran 4
Samarinda,....................
Peneliti Responden
76
77
Lampiran 5
No.Responden :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Status Pernikahan :
Lama menjalani Hemodialisa :
NO Pertanyaan Jawaban
Tidak Kadang- Sering selalu
pernah kadang
1 Saya lebih gelisah atau gugup dan
cemas dari biasanya
2 Saya merasa takut tanpa alasan
yang jelas
3 Saya merasa seakan tubuh saya
berantakan atau hancur
4 Saya mudah marah,tersinggung
atau panik
5 Saya selalu merasa kesulitan
mengerjakan segala sesuatu atau
merasa sesuatu yang jelek
6 Kedua tangan dan kaki saya sering
Gemetar
77
78
Keterangan :
78
79
Lampiran 6
No
OPTION JAWABAN
PERNYATAAN
Tidak Kadang
Sering Selalu
Pernah Kadang
Dukungan Emosional
Dukungan Informasional
79
80
Dukungan penghargaan
12 Keluarga membantu saya dalam
melakukan aktifitas olah raga
13 Keluarga memberikan support
kepada saya ketika melakukan
terapi HD
SL = Selalu
SL 3
SR = Sering
SR 2
KK = Kadang-
KK 1
kadang
TP = Tidak pernah
TP 0
80
81
Lampiran 7
81
82
keringat
18 Wajah saya terasa panas dan 68 43
kemerahan
19 Saya sulit tidur dan tidak dapat 87 54
istirahat malam
20 Saya mengalami mimpi-mimpi 78 49
buruk
82
83
Lampiran 8
83
84
terapi HD
14 Keluarga memberi pujian 91 76
kepada saya ketika saya
menjalankanterapi HD dengan
disiplin
15 Keluarga berusaha menghibur 93 78
sayaketika saya mulai jenuh
menjalani rutinitas terapi HD
84
85
Lampiran 9
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
laki-laki 20 50.0 50.0 50.0
Valid perempuan 20 50.0 50.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
status pernikahan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
belum nikah 8 20.0 20.0 20.0
Valid menikah 32 80.0 80.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
SMP 3 7.5 7.5 7.5
SMA 25 62.5 62.5 70.0
Valid
S1 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
85
86
Descriptives
Statistic Std.
Error
Mean 38.5750 1.30771
Lower
35.9299
95% Confidence Bound
Interval for Mean Upper
41.2201
Bound
5% Trimmed Mean 38.5278
Median 38.5000
usia Variance 68.404
Std. Deviation 8.27070
Minimum 25.00
Maximum 54.00
Range 29.00
Interquartile Range 14.25
Skewness .142 .374
Kurtosis -1.101 .733
Mean 9.2500 .47871
Lower
8.2817
95% Confidence Bound
Interval for Mean Upper
10.2183
Bound
5% Trimmed Mean 9.4444
Median 10.5000
lama_hd Variance 9.167
Std. Deviation 3.02765
Minimum 2.00
Maximum 12.00
Range 10.00
Interquartile Range 5.00
Skewness -.806 .374
Kurtosis -.602 .733
86
87
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
usia .096 40 .200 .954 40 .107
lama_hd .218 40 .000 .839 40 .000
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
kecemasan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
tidak cemas 33 82.5 82.5 82.5
Valid cemas ringan 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
dukungan_k
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
dukungan kurang
11 27.5 27.5 27.5
baik
Valid
dukungan baik 29 72.5 72.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
87
88
Tests of Normality
SKOR_DUKUNGAN_KELUARGA Total
Dukungan Dukungan
Keluarga Baik Keluarga Kurang
88
89
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- Point Probability
sided) sided) sided)
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,93.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is 4,670.
Tests of Normality
89
90
Lampiran 10
Dokumentasi Penelitian
90
91
I. DATA DIRI
4. Agama : Islam
9. Nomer HP : 082254015891
II. PENDIDIKAN
91