Anda di halaman 1dari 5

Kitab Nashiihatiy Linnisaa'I

Karya Ummu Abdillah Bintu As-Syaikh Muqbil Ibn haadiy Al-Waadi'iy Hafidzahallah

1. Dorongan Berbuat Ikhlas dan Menjaga Waktu.

Syarat diterimanya amalan adalah niat yang ikhlas dan mengikuti sunnah Nabi shallallahu alaihi
wa sallam. Ummu Abdillah Al Wadi'iyyah berkata:

Aku menasehatkan diriku dan kalian untuk bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla
dengan mengikhlaskan ibadah hanya berharap wajah Allah Yang Maha Mulia dan
tidak beramal dengan amalan Riya, karena amal ibadah yang bercampur Riya tidak
akan diterima.

Taqwa yaitu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak
menciptakan manusia sia-sia.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al Mukminun ayat 115:

َ َ‫عبَثًاْ ََّاَْوَّ ُك ْْمْاِنَ ٍْى‬


ْ‫اَْلْح ُ ْز َجعُ ُْ َن‬ َ ْ‫اَفَ َح ِس ْبخ ُ ْْمْاَوَّ َماْ َخهَ ْق ٰى ُك ْْم‬
"Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud)
dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"

Allah Ta'ala berfirman dalam surah Ad Dukhan ayat 38-39:

ٰ ‫َْ َماْ َب ٍْىَ ٍُ َم‬


ْ‫اْن ِع ِب ٍْ َه‬ َ ‫ض‬َ ‫َِْ ْاَلَ ْر‬ َّ ‫ََ َماْ َخهَ ْقىَاْان‬
َ ‫س ٰم ُٰث‬
38. “Dan tidaklah Kami ciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya secara main
main.

ْ‫َْ ٰن ِك َّهْا َ ْكث َ َز ٌُ ْم ََْلٌَْ ْعهَ ُم ُْ َن‬


َ ‫ق‬ِ ّ ‫َماْ َخهَ ْق ٰى ٍُ َما ْٓا ََِّلْ ِبا ْن َح‬
39. “Tidaklah Kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq (benar), tetapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui.”

Dan Allah Ta'ala berfirman dalam surat Al Ahqaf: 3

َ ْ‫َْاْنَّ ِذ ٌْهَ ْ َكفَ ُز َْا‬


َْ‫ع َّما ْٓا ُ ْوذ ُِر َْاْ ُم ْع ِزض ُُْن‬ َ ‫َْا َ َج ٍمْ ُّم‬
َ ‫س ًّم ۗى‬ َ ‫ق‬ِ ّ ‫َْ َماْبَ ٍْىَ ٍُ َما ْٓا ََِّلْبِا ْن َح‬
َ ‫ض‬َ ‫َِْ ْاَلَ ْر‬ َّ ‫َماْ َخهَ ْقىَاْان‬
َ ‫س ٰم ُٰث‬
"Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan
dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Namun orang-orang yang kafir,
berpaling dari peringatan yang diberikan kepada mereka."

Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan
menegakkan agama dan tauhid.

Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman dalam surah Az-Zariyat ayat 56:

َ ‫اَل ْو‬
ْ‫سْا ََِّلْ ِنٍَ ْعبُد َُْ ِن‬ َ ‫ََ َماْ َخهَ ْقجُ ْا ْن ِج َّه‬
ِ ْ َْ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Definisi Ibadah secara bahasa adalah ketundukan dan perendahan diri. Definisi Ibadah
secara istilah adalah suatu kata yang mencakup makna yang luas, mencakup setiap yang
Allah cintai dan ridhoi dari perbuatan dan ucapan secara zahir dan batin.

Allah Ta'ala berfirman:

َ ‫ع َم ً ًۗل‬
ْ‫َْ ٌُ َُْا ْن َع ِش ٌْ ُشْا ْنغَفُ ُْ ُر‬ َ ْ‫َْا ْن َح ٍُٰةَْ ِنٍَ ْبهُ َُ ُك ْمْاٌَُّ ُك ْمْاَح‬
َ ْ‫س ُه‬ َ َ‫ِيْ َخهَقَ ْا ْن َم ُْث‬
ْ ‫انَّذ‬
"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun."

Ummu Abdillah Al Wadi'iyyah hafizdahallah berkata:

"Akan tetapi kita seakan-akan diciptakan untuk dunia, makan, minum, dan bersenang
senang, sementara kita tidak menjalankan apa yang Allah inginkan dari kita, bahkan kita
sangat cepat berpaling dari perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka janganlah dunia
melalaikan kita, karena dunia sangatlah singkat, sungguh indah ucapan seorang penyair :

Umur itu sangatlah pendek masanya

untuk disia-siakan dalam hisab (perhitungan)

Maka manfaatkanlah waktu-waktu tersebut

Karena berjalannya waktu bagaikan berjalannya awan (dilangit).


Bahkan Dunia itu sendiri sangatlah singkat,

Allah Ta'ala berfirman:

ِِْْ‫اْل َ َْ ََل‬
ْْ ََْ ‫ًْاْل َ ْم َُا ِل‬
ْ ِ‫َْحَكَاث ُ ٌزْف‬ َ ‫َْحَفَا ُخ ٌزْبَ ٍْىَ ُك ْم‬َ ٌ‫َْ ِسٌىَت‬ َ ٌُْ ٍَ‫َْن‬َ ‫ب‬ ٌ ‫ا ْعهَ ُمُاْأَوَّ َماْا ْن َح ٍَاةُْان ُّد ْوٍَاْنَ ِع‬
ٌ َ‫ع ْذ‬
ٌْ ‫ا‬ َ ْ‫ًْاَ ِخ َز ِة‬ْ ‫َْ ِف‬ َ ْ‫طا ًما‬ َ ‫صفَ ًّزاْث ُ َّمْ ٌَكُُنُ ْ ُح‬ ْ ‫ارْوَ َباحًُُْث ُ َّمْ ٌَ ٍٍِجُْفَخ َ َزايُْ ُم‬
َ َّ‫بْا ْن ُكف‬ َ ‫غ ٍْثٍْأ َ ْع َج‬ َ ْ‫َْك َمث َ ِم‬
‫َْۚ َماْا ْن َحٍَاةُْان ُّد ْوٍَاْإِ ََّلْ َمخَاعُْا ْنغُ ُزَ ِِر‬
َ ْ‫ض َُا ٌن‬ ْ ‫َْ ِر‬ َّ ‫ْم َه‬
َ ِ‫َّْللا‬ ِ ٌ‫ٌَْ َم ْغ ِف َزة‬
َ ‫شدٌِد‬ َ

"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau,
perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak
keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
(tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.
Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya.
Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu. [QS. Al-Hadid : 20]

Allah Ta'ala berfirman:

ْ َ ‫ضْفَا‬
َْ‫صبَْح‬ َ ْ ُ‫طْ ِب ًْٖوَبَاث‬
ِ ‫ْاَل ْر‬ ْ َ‫س َم ۤا ِءْف‬
َ َ‫اخخَه‬ َّ ‫ْم َهْان‬ ِ ًُ‫ض ِز ْ ٌْنَ ٍُ ْمْ َّمث َ َمْا ْن َح ٍُٰ ِةْان ُّد ْوٍَاْ َك َم ۤاءٍ ْا َ ْو َش ْن ٰى‬
ْ ‫ََا‬
‫َّْللاُْع َٰهىْ ُك ِ ّمْش ًَْءٍ ْ ُّم ْقخَد ًِرا‬ ‫َان ه‬ َ ‫ْانز ٌٰ ُحْ ََۗك‬ّ ِ ُ‫ش ٍْ ًماْح َ ْذ ُر َْي‬ِ ٌَ

"Dan buatkanlah untuk mereka perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan) yang
Kami turunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian
(tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu.

Ayat-ayat diatas yang semisalnya menunjukkan rendahnya perkara dunia, bahwasanya dunia
negeri yang fana (sementara). Ingatlah saudariku dunia ini akan lenyap, dunia hanyalah tempat
persinggahan bagi orang-orang yang lewat, oleh karena itu tertipu dengan dunia adalah
kebinasaan.

Seorang penyair berkata:

"Dunia berkata beserta apa yang ada di dalamnya

berhati-hatilah dari pukulan dan hantaman ku

Janganlah tertipu dengan senyumanku


ucapanku membuatmu tertawa dan perbuatanku membuatmu menangis ."

Dunia adalah negeri yang penuh dengan kesulitan dan keletihan, Seorang penguasa tidak akan
pernah puas dengan kekuasaannya. Seorang pedagang tidak akan pernah puas dengan
dagangannya. Seorang petani tidak akan pernah puas dengan pertaniannya, demikian seterusnya.
Kehidupan dunia bagi seseorang jika baik dari satu sisi maka akan buruk dari sisi lain.

Oleh karenanya kehidupan dunia tidak akan pernah sempurna bagi siapapun, Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman:

ْ‫انْفِ ًْْ َك َب ۗ ٍد‬


َ ‫س‬ ِْْ َ‫نَقَدْْ َخهَ ْقى‬
َ ‫اْاَل ْو‬

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." QS.Al Balad : 4

yakni dalam keadaan pasti akan mengalami kesulitan.

Dalam hadist sahih, dari Abu Qatadah berkata:

ِ‫ِم ْىهُِقَالُواِيَا‬ ِ ‫ِو ُم ْست َ َرا ٌح‬ َ ِ‫سلَّ َمِ ُم َّر‬


َ ‫علَ ْي ِهِ ِت ِجىَازَ جٍِفَقَا َلِ ُم ْست َ ِري ٌخ‬ َ ‫علَ ْي ِه‬
َ ‫ِو‬ َّ َّ‫صل‬
َ ُِ‫ىَِّللا‬ ِ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫َِّللا‬ ُ ‫أ َ َّنِ َر‬
ِ‫اِوِأ َذَاهَا‬
َ َ‫ةِالدُّ ْوي‬ِ ‫ص‬َ َ‫ِم ْهِو‬ ْ ‫ِالعَ ْثد‬
ِ ‫ُِال ُمؤْ ِم ُهِيَ ْست َ ِري ُخ‬ ْ ‫ِم ْىهُِقَا َل‬ِ ‫ِو ْال ُم ْست َ َرا ُح‬ ْ ‫َِّللاِِ َم‬
َ ‫اِال ُم ْست َ ِري ُخ‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َر‬
ُِّ‫ِوالد ََّواب‬َ ‫ش َج ُر‬ َّ ‫ُِال ِعثَاد َُِو ْال ِث ََلد َُِوال‬
ْ ‫ِم ْىه‬
ِ ‫اج ُرِيَ ْست َ ِري ُخ‬ ْ ‫ِو ْال َع ْثد‬
ِ َ‫ُِالف‬ َ َ‫ِإل‬
ِ َّ ‫ىِر ْد َم ِح‬
َ ‫َِّللا‬

bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah dilewati jenazah, kemudian beliau
bersabda: "Telah tiba gilirannya seorang mendapat kenyamanan atau yang lain menjadi nyaman".
Para sahabat bertanya; 'Wahai Rasulullah, apa maksud anda ada orang mendapat kenyamanan
atau yang lain menjadi nyaman? ' Jawab Nabi: "seorang hamba yang mukmin akan memperoleh
kenyamanan dari kelelahan dunia dan kesulitan-kesulitannya menuju rahmat Allah, sebaliknya
hamba yang jahat, manusia, negara, pepohonan atau hewan menjadi nyaman karena
kematiannya." HR.Bukhari

hadist ini menjelaskan bahwa seorang manusia ketika meninggal dunia berada pada salah satu
dari dua kondisi, menjadi orang yang mendapat kenyamanan atau orang lain yang menjadi
nyaman dengan kematiannya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa seorang mukmin ketika meninggal
akan beristirahat dari keletihan dunia, menuju kepada rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh
karenanya Dunia merupakan ladang akhirat, yang manusia menanam amalan kemudian akan
memanennya di akhirat, jika ia menanam kebaikan maka akan memanen kebaikan, dan jika
menanam keburukan akan memanen keburukan pula.

Anda mungkin juga menyukai