Resume Kitab Nashiihatiy Linnisaa
Resume Kitab Nashiihatiy Linnisaa
Karya Ummu Abdillah Bintu As-Syaikh Muqbil Ibn haadiy Al-Waadi'iy Hafidzahallah
Syarat diterimanya amalan adalah niat yang ikhlas dan mengikuti sunnah Nabi shallallahu alaihi
wa sallam. Ummu Abdillah Al Wadi'iyyah berkata:
Aku menasehatkan diriku dan kalian untuk bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla
dengan mengikhlaskan ibadah hanya berharap wajah Allah Yang Maha Mulia dan
tidak beramal dengan amalan Riya, karena amal ibadah yang bercampur Riya tidak
akan diterima.
Taqwa yaitu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak
menciptakan manusia sia-sia.
Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan
menegakkan agama dan tauhid.
َ اَل ْو
ْسْا ََِّلْ ِنٍَ ْعبُد َُْ ِن َ ََ َماْ َخهَ ْقجُ ْا ْن ِج َّه
ِ ْ َْ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
Definisi Ibadah secara bahasa adalah ketundukan dan perendahan diri. Definisi Ibadah
secara istilah adalah suatu kata yang mencakup makna yang luas, mencakup setiap yang
Allah cintai dan ridhoi dari perbuatan dan ucapan secara zahir dan batin.
َ ع َم ً ًۗل
َْْ ٌُ َُْا ْن َع ِش ٌْ ُشْا ْنغَفُ ُْ ُر َ َْْا ْن َح ٍُٰةَْ ِنٍَ ْبهُ َُ ُك ْمْاٌَُّ ُك ْمْاَح
َ ْس ُه َ َِيْ َخهَقَ ْا ْن َم ُْث
ْ انَّذ
"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun."
"Akan tetapi kita seakan-akan diciptakan untuk dunia, makan, minum, dan bersenang
senang, sementara kita tidak menjalankan apa yang Allah inginkan dari kita, bahkan kita
sangat cepat berpaling dari perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka janganlah dunia
melalaikan kita, karena dunia sangatlah singkat, sungguh indah ucapan seorang penyair :
ِِْْاْل َ َْ ََل
ْْ ََْ ًْاْل َ ْم َُا ِل
ْ َِْحَكَاث ُ ٌزْف َ َْحَفَا ُخ ٌزْبَ ٍْىَ ُك ْمَ ٌَْ ِسٌىَت َ ٌُْ ٍََْنَ ب ٌ ا ْعهَ ُمُاْأَوَّ َماْا ْن َح ٍَاةُْان ُّد ْوٍَاْنَ ِع
ٌ َع ْذ
ٌْ ا َ ًْْاَ ِخ َز ِةْ َْ ِف َ ْطا ًما َ صفَ ًّزاْث ُ َّمْ ٌَكُُنُ ْ ُح ْ ارْوَ َباحًُُْث ُ َّمْ ٌَ ٍٍِجُْفَخ َ َزايُْ ُم
َ َّبْا ْن ُكف َ غ ٍْثٍْأ َ ْع َج َ َْْك َمث َ ِم
َْۚ َماْا ْن َحٍَاةُْان ُّد ْوٍَاْإِ ََّلْ َمخَاعُْا ْنغُ ُزَ ِِر
َ ْض َُا ٌن ْ َْ ِر َّ ْم َه
َ َِّْللا ِ ٌٌَْ َم ْغ ِف َزة
َ شدٌِد َ
"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau,
perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak
keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian
(tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.
Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya.
Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu. [QS. Al-Hadid : 20]
ْ َ ضْفَا
َْصبَْح َ ْ ُطْ ِب ًْٖوَبَاث
ِ ْاَل ْر ْ َس َم ۤا ِءْف
َ َاخخَه َّ ْم َهْان ِ ًُض ِز ْ ٌْنَ ٍُ ْمْ َّمث َ َمْا ْن َح ٍُٰ ِةْان ُّد ْوٍَاْ َك َم ۤاءٍ ْا َ ْو َش ْن ٰى
ْ ََا
َّْللاُْع َٰهىْ ُك ِ ّمْش ًَْءٍ ْ ُّم ْقخَد ًِرا َان ه َ ْانز ٌٰ ُحْ ََۗكّ ِ ُش ٍْ ًماْح َ ْذ ُر َْيِ ٌَ
"Dan buatkanlah untuk mereka perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan) yang
Kami turunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian
(tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu.
Ayat-ayat diatas yang semisalnya menunjukkan rendahnya perkara dunia, bahwasanya dunia
negeri yang fana (sementara). Ingatlah saudariku dunia ini akan lenyap, dunia hanyalah tempat
persinggahan bagi orang-orang yang lewat, oleh karena itu tertipu dengan dunia adalah
kebinasaan.
Dunia adalah negeri yang penuh dengan kesulitan dan keletihan, Seorang penguasa tidak akan
pernah puas dengan kekuasaannya. Seorang pedagang tidak akan pernah puas dengan
dagangannya. Seorang petani tidak akan pernah puas dengan pertaniannya, demikian seterusnya.
Kehidupan dunia bagi seseorang jika baik dari satu sisi maka akan buruk dari sisi lain.
Oleh karenanya kehidupan dunia tidak akan pernah sempurna bagi siapapun, Allah Subhanahu
wa Ta'ala berfirman:
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." QS.Al Balad : 4
bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah dilewati jenazah, kemudian beliau
bersabda: "Telah tiba gilirannya seorang mendapat kenyamanan atau yang lain menjadi nyaman".
Para sahabat bertanya; 'Wahai Rasulullah, apa maksud anda ada orang mendapat kenyamanan
atau yang lain menjadi nyaman? ' Jawab Nabi: "seorang hamba yang mukmin akan memperoleh
kenyamanan dari kelelahan dunia dan kesulitan-kesulitannya menuju rahmat Allah, sebaliknya
hamba yang jahat, manusia, negara, pepohonan atau hewan menjadi nyaman karena
kematiannya." HR.Bukhari
hadist ini menjelaskan bahwa seorang manusia ketika meninggal dunia berada pada salah satu
dari dua kondisi, menjadi orang yang mendapat kenyamanan atau orang lain yang menjadi
nyaman dengan kematiannya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwa seorang mukmin ketika meninggal
akan beristirahat dari keletihan dunia, menuju kepada rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh
karenanya Dunia merupakan ladang akhirat, yang manusia menanam amalan kemudian akan
memanennya di akhirat, jika ia menanam kebaikan maka akan memanen kebaikan, dan jika
menanam keburukan akan memanen keburukan pula.