Resume Teori Strategi: Evolusi & Evaluasi
Resume Teori Strategi: Evolusi & Evaluasi
Disusun oleh:
Nim :21010026
2023
i
Judul : TEORI STRATEGI: EVOLUSI & EVALUASI
Buku yang ditulis oleh Badri Munir Sukoco, PhD. ini mencoba
mendokumentasikan perkembangan bidang strategi dengan membedah delapan
(8) teori di bidang manajemen strategis, khususnya yang berkembang di masa
kini. Menulis buku tentang bagaimana strategi digunakan dalam bisnis pada
pergantian abad ke-19 dan ke-20 menjadi seruan untuk pentingnya disiplin
strategi. Keaslian ini memberdayakan disiplin metodologi untuk dimanfaatkan
sebagai metodologi konvensional bagi unsur-unsur bisnis dalam memenangkan
persaingan. Selain memahami perkembangan ilmu teknik (spekulasi) dari abad
ke-19 hingga abad ke-21 saat ini, pencipta juga menyajikan ulasan, reaksi, dan
tanggapan pencipta terhadap kekurangan dan kualitas dari setiap hipotesis. Buku
yang ditulis dalam 8 bagian ini tentunya sangat berharga bagi para Atasan dan
mahasiswa S3, namun juga bagi para pendidik di bidang Administrasi Vital, dan
manajer keuangan. Buku ini dapat membantu pembaca memahami pergeseran
periodik dalam arti, fungsi, dan peran kompetisi. Selain itu, buku ini sangat
bermanfaat untuk memahami pergeseran zaman, kompleksitas persaingan, dan
argumentasi logis yang mendukung delapan teori manajemen strategis yang
sedang berkembang. Buku ini dengan sangat baik membahas teori-teori klasikal
dan kontemporer dalam Manajemen Strategi. Asumsi-asumsi utama, kekuatan dan
kelemahan 8 delapan teori utama Manajemen Strategi, yaitu Behavioral Theory of
the Firm, Competitive Dynamics Theory, Transaction Cost Economic Theory,
Resource Dependence Theory, Resource-Based View dan Dynamic Capability
Theory dibahas dengan sangat baik dalam buku ini. Teori-teori ini dapat
1
digunakan dalam menganalisis berbagai sumberdaya, kompetensi dan kapabilitas
organisasi khas yang dimiliki perusahaan dan lingkungan eksternal yang dihadapi
oleh perusahaan dalam rangka memformulasikan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi strategi manajemen perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan
nilai tambah perusahaan.
3
terhadap pesaingnya di industri tersebut. Konsep kedua yang didominasi oleh
ekonom Austria juga mengutarakan proses yang dinamis di pasar, bergerak
mendekati atau menjauhi ekuilibrium di pasar. Ekuilibrium yang bersifat
sementara tersebut menjadikan keunggulan kompetitif organisasi juga bersifat
sementara mis Chen, 2009 DAveni, Dagnino, dan Smith, 2010. Dalam bidang
manajemen strategi, pelopor competitive dynamics adalah studi yang dilakukan
oleh MacMillan, McCaffrey, dan Van Wijk 1985 yang menggunakan sampel kecil
bagaimana bank saling merespon inovasi yang dilakukan pesaingnya dan Bettis
dan Weeks 1987 yang mempelajari interaksi persaingan antara 65 Polaroid dan
Kodak yang mana keduanya juga menekankan pada keunggulan bersaing yang
temporer. Chen dan Miller 2012 dalam review-nya mengajukan tiga premis utama
yang menjadi karakter dari competitive dynamics. Pertama, persaingan adalah
dinamis dan interaktif, dan saling aksireaksi beserta tindakan lainnya membangun
persaingan yang ada. Interaksi atau keterlibatan dua organisasi merupakan inti
dari strategi dan persaingan dan merupakan inti dari competitive dynamics theory
Chen dan Miller, 2014. Kedua, fokusnya adalah tindakan aktual yang dilakukan
oleh perusahaan, baik peluncuran produk baru atau program promosi, memasuki
pasar baru dan lainnya. Keterlibatan organisasi dalam berinteraksi merupakan inti
dari strategi, sehingga analisis aksireaksi yang dilakukan lebih konkret
dibandingkan hanya menganalisis statistik keuangan dan operasional perusahaan.
Forum spesial yang diterbitkan oleh Journal of Management tahun 1991 tentang
Resource-Based View RBV merupakan penanda masuknya RBV dalam tahap
pertumbuhan dan menjadikan banyak elemen-elemen kunci dibicarakan. Misalnya
karya yang ditulis oleh Mahoney dan Pandian 1992 tentang kompetensi yang
harus dimiliki organisasi dan mengaitkan RBV dengan teori-teori organizational
economics dan industrial organization. Adapun Kogut dan Zander 1992
memperkenalkan konsep kapabilitas yang kombinatif dan menyatakan bahwa
pengetahuan merupakan sumberdaya terpenting dari perusahaan. Amit dan
Schoemaker 1993 memperjelas perbedaan yang terdapat antara sumberdaya yang
dimiliki organisasi dengan kapabilitas yang dimilikinya. Peteraf 1993
4
menjelaskan kondisi-kondisi yang bagaimana yang menyebabkan sumberdaya
akan menunjang keunggulan kompetitif organisasi. Hart 1995 memperkenalkan
dan mengembangkan natural resource-based view of the firm, dengan
mengedepankan bagaimana organisasi akan mencapai keunggulan dalam bersaing
ketika mereka mampu mengelola lingkungannya sebagai sumberdaya melalui
pengawasan akan polusi yang ditimbulkan, kualitas produk yang dihasilkan, dan
pembangunan yang berkelanjutan. Kemudian Grant 1996 mengajukan pemisahan
knowledge-based view dari RBV, dengan menekankan pada peran pentingnya
organisasi dalam mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh
anggota organisasi melalui mekanisme koordinasi yang tepat. Meskipun memiliki
status sebagai salah satu teori utama yang dipakai untuk menerangkan fenomena
organisasi dan manajemen strategi, namun RDT tidaklah dieksplorasi dan diuji
empiris secara layak Pfeffer dan Salancik, 2003 hal. xxxiii. Lebih khusus, RDT
ditantang baik secara empiris dan konseptual misal Casciaro dan Piskorski, 2005
Davis dan Cobb, 2010. Secara empiris, peneliti yang menggunakan RDT tidak
selalu mendapatkan hasil konsisten Drees dan Heugens, 2013. Banyak penelitian
sebelumnya yang menunjukkan bahwa ketergantungan sumberdaya cenderung
menghasilkan adanya pembentukan dari bagaimana baiknya hubungan kedua
organisasi atau lebih diatur misal Dussauge, Garrette, dan Mitchell, 2000 Peng,
2004. Kedelapan, definisi dari sumberdaya tidak dapat dilaksanakan. Berikut
adalah definisi yang ditawarkan oleh beberapa penulis tentang sumberdaya 1 By a
resource is meant anything which could be thought of as strength or weakness of a
given firm. More formally, a firms resources at a given time could be defined as
those tangible and intangible assets which are tied semi-permanently to the firm
Wernerfelt, 1984, hal. 172, 2 Firm resources include all assets, capabilities,
organizational processes, firm attributes, information, knowledge, etc. controlled
by a firm that enable the firm to conceive of and implement strategies that
improve its efficiency and effectiveness Barney, 1991a, hal. 101 Barney, 2002,
hal. 155, dan 3 The firms resources will be defined as stocks of available factors
that are owned or controlled by the firm Amit dan Schoemaker, 1993, hal. 35.
5
Definisi diatas tentang sumberdaya sangat inklusif sebagai salah satu kekuatan
dari RBT Barney, 2001, meskipun hal tersebut meningkatkan tautology dari RBV.
Solusinya adalah membedakan sumberdaya dengan kapabilitas yang menjadikan
prusahaan mampu memilih, menempatkan, dan mengorganisasi sumberdaya yang
dimiliki organisasidynamic capability Eisenhardt dan Martin, 2000. Kritikan
kedua adalah tidak ada pembedaan yang jelas sumberdaya mana yang akan
berkontribusi terhadap SCA, meskipun Barney 1991a telah membedakannya
antara tangible dan intangible resources.
7
Mazhab Lingkungan, dikenal dengan nama contingency theory yang lebih
mengedepankan bagaimana lingkungan akan menentukan respon reaksi paling
tepat yang harus diambil perusahaan. Teori population ecology juga menawarkan
konsep bahwa startegi yang akan diambil sebuah organisasi tergantung pada
densitas maupun tahapan industri yang ada, apakah tergolong industri baru atau
sudah mapan mature. Mazhab Konfigurasi, diklaim oleh Mintzberg dkk. 2003
sebagai mazhab yang paling ekstensif dan integratif, baik dalam literatur maupun
praktek. Dari sisi akademis, mazhab ini melihat organisasi sebagai konfigurasi
pertalian antara karakteristik dan perilaku dari berbagai mazhab yang telah
dibahas sebelumnya. Misalnya, birokrasi akan membutuhkan mazhab perencanaan
bilamana kondisi bisnis relative stabil, namun bilamana kondisi tidak menentu
dan sukar diprediksi, mengadopsi mazhab kewirausahaan adalah yang paling
tepat.
8
memformulasikan startegi. Adapun mazhab yang tergabung dalam descriptive
school menjelaskan kenapa strategi tertentu perlu dipilih dan digunakan.