A H R Dzar Arman 21010026 - UTS BISNIS Dan EKONOMI INDONESIA
A H R Dzar Arman 21010026 - UTS BISNIS Dan EKONOMI INDONESIA
1. Berikan pendapat Saudara Bagaimana peran dan fungsi Bank Sentral dan Bank
Indonesia terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. (Nilai 20)
Bagaimana peran dan fungsi Bank Sentral dan Bank Indonesia terhadap
pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan secara umum, Bank Sentral memainkan
peran integral dalam kebijakan moneter, pengawasan sektor keuangan, penyelenggaraan
sistem pembayaran, dan dukungan terhadap kebijakan fiskal pemerintah. Fungsi-fungsi
ini memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga stabilitas ekonomi, keuangan, dan
moneter suatu negara. Bank Sentral bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas nilai
mata uang dan mengendalikan tingkat inflasi dengan menggunakan kebijakan moneter,
seperti menetapkan suku bunga atau mengatur jumlah uang yang beredar. Dalam hal
penyelenggaraan sistem pembayaran, Bank Sentral menyediakan fasilitas untuk
penyelesaian transaksi antarbank dan menyelenggarakan sistem kliring untuk
memastikan keamanan dan efisiensi dalam kegiatan keuangan. Selain itu, Bank Sentral
mendukung kebijakan fiskal pemerintah dengan membeli atau menjual surat berharga
pemerintah, bertindak sebagai mitra strategis dalam upaya mengelola keuangan negara.
Pentingnya Bank Sentral juga tercermin dalam perannya dalam menjaga stabilitas nilai
tukar mata uang. Melalui intervensi di pasar valuta asing, Bank Sentral berusaha
mencegah fluktuasi yang merugikan ekonomi dan mengamankan stabilitas nilai tukar
nasional.Bank Sentral mengatur suplai uang di pasar melalui kebijakan pengendalian
uang yang beredar. Bank Sentral memantau dan mengawasi kegiatan bank untuk
memastikan kestabilan dan kepercayaan dalam sistem perbankan.
Secara keseluruhan, peran dan fungsi Bank Sentral, terutama yang dipegang oleh
Bank Indonesia, memiliki dampak mendalam terhadap stabilitas ekonomi dan
pertumbuhan di Indonesia. Melalui kebijakan moneter, pengawasan sektor keuangan,
manajemen cadangan devisa, dan peran dalam mengendalikan inflasi, Bank Indonesia
menjadi pilar penting dalam menciptakan iklim ekonomi yang kondusif untuk investasi,
pertumbuhan sektor bisnis, dan kemajuan ekonomi negara secara keseluruhan. Bank
Indonesia juga aktif dalam mengendalikan inflasi dengan menetapkan target inflasi.
Melalui pengelolaan inflasi, Bank Indonesia menjaga daya beli masyarakat dan
menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil, mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Bank Indonesia, memainkan peran dan melaksanakan fungsi-fungsi
strategis yang memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan perekonomian
negara. Salah satu peran utama Bank Sentral adalah dalam pengelolaan kebijakan
moneter. Dengan menetapkan suku bunga acuan, Bank Indonesia berusaha
mengendalikan inflasi dan merangsang aktivitas ekonomi melalui pengaruhnya terhadap
tingkat investasi dan konsumsi.
Untuk mendukung kinerja perekonomian secara umum, selain dengan kebijakan
suku bunga acuan, BI juga akan memperkuat bauran kebijakan moneter,
makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dengan berbagai kebijakan. Kebijakan itu di
antaranya memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas
pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian Surat
Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.Bank Indonesia kembali mempertahankan
suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate, sebagai hasil rapat dewan gubernur pada
22-23 November 2023. BI rate dipertahankan di level 6%, sama seperti level saat
kenaikan bulan lalu sebesar 25 basis points (bps) pada 19 Oktober 2023. Kebijakan itu di
antaranya memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas
pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian Surat
Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Pendalaman kebijakan transparansi Suku
Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan fokus pada suku bunga kredit per sektor ekonomi,
diiringi dengan percepatan digitalisasi sistem pembayaran untuk efisiensi transaksi dan
perluasan ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD). Khusus untuk digitalisasi sistem
pembayaran itu akan diperkuat dengan peningkatan efektivitas implementasi kebijakan
QRIS baik QRIS TUNTAS maupun Merchant Discount Rate (MDR) QRIS untuk Usaha
Mikro (UMI), serta perluasan kerja sama QRIS antarnegara. Stabilitas nilai tukar rupiah
juga menjadi fokus Bank Indonesia, dengan melakukan intervensi valuta asing untuk
menjaga stabilitas ini, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan
bisnis dan investasi. Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan BI-7
day reverse repo rate, sebagai hasil rapat dewan gubernur pada 22-23 November 2023.
BI rate dipertahankan di level 6%, sama seperti level saat kenaikan bulan lalu sebesar 25
basis points (bps) pada 19 Oktober 2023. Kebijakan itu di antaranya memperkuat
stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot,
Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian Surat Berharga Negara
(SBN) di pasar sekunder. Pendalaman kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit
(SBDK) dengan fokus pada suku bunga kredit per sektor ekonomi, diiringi dengan
percepatan digitalisasi sistem pembayaran untuk efisiensi transaksi dan perluasan
ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD). Khusus untuk digitalisasi sistem
pembayaran itu akan diperkuat dengan peningkatan efektivitas implementasi kebijakan
QRIS baik QRIS TUNTAS maupun Merchant Discount Rate (MDR) QRIS untuk Usaha
Mikro (UMI), serta perluasan kerja sama QRIS antarnegara.
4. Apa pengaruh nilai tukar dalam kegiatan ekonomi suatu negara terhadap perekonomian
sebuah negara??...(Nilai 20)
Pergerakan nilai tukar mata uang memiliki dampak yang signifikan terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya dalam konteks ekspor, impor, inflasi, utang
asing, investasi asing, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ekspor dan impor,
depresiasi mata uang dapat mendorong ekspor karena produk domestik menjadi lebih
terjangkau bagi pembeli asing, sementara apresiasi mata uang dapat mengurangi daya
saing produk ekspor tetapi membuat impor lebih terjangkau. Perubahan nilai tukar juga
memengaruhi tingkat inflasi; depresiasi dapat meningkatkan inflasi karena harga impor
menjadi lebih tinggi, sedangkan apresiasi dapat membantu menekan inflasi dengan
menurunkan harga impor. Dalam konteks utang asing, depresiasi mata uang dapat
meningkatkan beban utang karena jumlah mata uang lokal yang diperlukan untuk
membayar utang menjadi lebih banyak, sedangkan apresiasi dapat mengurangi beban
utang. Pergerakan nilai tukar juga mempengaruhi investasi asing; depresiasi membuat
investasi asing lebih mahal bagi investor asing, sementara apresiasi dapat membuatnya
lebih terjangkau. Terakhir, dalam pertumbuhan ekonomi, depresiasi dapat meningkatkan
daya saing ekspor tetapi juga dapat meningkatkan biaya impor, sedangkan apresiasi dapat
mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Secara keseluruhan,
nilai tukar mata uang menjadi faktor kunci yang memengaruhi berbagai aspek
perekonomian suatu negara.
Hubungan nilai tukar mata uang dengan Bank Indonesia menjadi sangat penting
dalam konteks menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ketika nilai tukar
mata uang mengalami perubahan, Bank Indonesia memiliki peran kunci dalam
mengelola dampak-dampaknya agar sesuai dengan tujuan dan kebijakan perekonomian
nasional. Perkembangan nilai tukar mata uang yang positif, misalnya, dapat memberikan
keuntungan bagi ekonomi Indonesia. Apabila nilai tukar rupiah menguat, hal ini dapat
mengurangi biaya impor, memperkuat daya beli domestik, dan menekan inflasi. Bank
Indonesia dapat memanfaatkan situasi ini untuk menjaga stabilitas harga dan
memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu, nilai tukar
yang stabil juga menciptakan kondisi yang kondusif untuk investasi asing. Kepercayaan
investor asing terhadap stabilitas nilai tukar menjadi faktor penting dalam memutuskan
untuk berinvestasi di Indonesia. Bank Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjaga
kestabilan nilai tukar agar tidak menimbulkan ketidakpastian yang berlebihan bagi para
investor. Dalam kerangka kerja ketahanan eksternal, Bank Indonesia juga dapat
menggunakan kebijakan moneter dan instrumen lainnya untuk merespons perubahan
nilai tukar yang mungkin mempengaruhi neraca perdagangan, cadangan devisa, dan
stabilitas sistem keuangan. Dengan demikian, Bank Indonesia memiliki peran strategis
dalam mengelola nilai tukar mata uang untuk mendukung ketahanan eksternal
perekonomian Indonesia. Menerapkan kebijakan yang bijaksana dan responsif terhadap
dinamika pasar mata uang internasional menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan dan
kestabilan ekonomi negara.