Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(Slameto, 2003:56).
Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur
keberhasilan proses belajar mengajar. Diharapkan dengan prestasi belajar
yang baik maka dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia pada masa
yang akan datang. Prestasi belajar adalah hal yang sangat penting dan tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar karena semakin tinggi atau
besar prestasi belajar yang dicapai hal itu mencerminkan keberhasilan
seorang guru dalam mengajar.
Jadi peningkatan prestasi belajar dapat diartikan sebagai suatu usaha
meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak,
dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar.
Literasi adalah kemampuan yang diperlukan seseorang atau sebuah
komunitas untuk ambil bagian dalam semua aktivitas atau kegiatan yang
berkaitan dengan teks dan wacana (Gong dan Irkham, 2012:51). Literasi
merupakan suatu kemampuan individu dalam mengolah dan memahami
informasi ketika melakukan kegiatan membaca, berbicara, menyimak dan
menulis. Jadi dapat disimpulkan bahwa literasi secara sederhana diartikan
sebagai kemampuan membaca dan menulis, dalam konteks akademika siswa.
Literasi mempunyai arti kemampuan memperoleh informasi dan
menggunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat
bagi siswa. dalam pembelajaran literasi merupakan hal
terpenting untuk membantu meningkatkan pcngetahuan siswa dengan cara

1
membaca berbagai informasi yang bermanfaat sehingga siswa mendapatkan
wawasan yang lebih luas.

2
3

Manfaat literasi bagi siswa adalah untuk menambah perbendaharaan kata


(kosa kata) seseorang, mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan
untuk kegiatan membaca dan menulis serta membantu daya fokus dan
kemampuan konsentrasi seseorang.
Data Bank Dunia tahun 1998 (Sutini,2010) menginformasikan bahwa
kebiasaan membaca anak-anak Indonesia berada pada level paling rendah
(nilai 51,7). Nilai tersebut di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1), dan
Singapura (74,0). Begitu pula Riset International Association for Evaluation
of Educational Achievement (IAEEA) tahun 1996 menyebutkan bahwa
kemampuan membaca usia 9-14 tahun Indonesia berada pada urutan ke-41
dari 49 negara yang disurvei.
Selain itu ditambahkan dari data Siswati, (2010:124) bahwa publikasi
IAEEA tanggal 28 November 2007 tentang minat baca dari 41 negara
menginformasikan kemampuan membaca masyarakat Indonesia selevel
dengan negara belahan bagian selatan Selandia Baru dan Afrika Selatan.
Sedangkan BPS tahun 2006 mempublikasikan, membaca bagi masyarakat
Indonesia belum menjadikan kegiatan sebagai sumber untuk mendapatkan
informasi. Ditemukan masyarakat cenderung lebih memilih menonton televisi
(85,9%) dan mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca (23,5%).
Artinya, membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 23,5%
dari total penduduk Indonesia. Dengan data ini terbukti bahwa membaca
belum menjadi kebutuhan bagi masyarakat.
Menurut UNESCO, standar membaca dalam sehari 4 sampai dengan 6
jam perhari. Sementara Indonesia 2 sampai 4 jam, padahal di negara maju
standar membaca 6 sampai dengan 8 jam dalam sehari. Untuk dapat
memenuhi standar UNESCO perlu diubahnya kebiasaan dimana dalam 24
jam, minimal 4 jam digunakan untuk membaca dikurangi 6 jam untuk tidur
dan 14 jam digunakan untuk yang lain-lain.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah diprogamkan pemerintah beberapa
tahun terakhir, yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 23 tahun 2015. Salah satu program pada gerakan tersebut
4

adalah kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar


dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca siswa
agar keterampilan membaca dapat meningkat sehingga pengetahuan dapat
dikuasai dengan lebih baik.
Dalam kegiatan literasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Rembang
diharapkan dapat membantu menyiapkan minat membaca dan menulis siswa
sehingga dapat menunjukan hasil belajarnya. Kegiatan ini perlu juga
ditingkatkan dan dikembangkan lagi.
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan maka peneliti melakukan
penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Kegiatan Literasi dalam
Meningkatkan Hasil Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Rembang”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat ditentukan
rumusan masalahnya yaitu:
1. Bagaimana pemanfaatan kegiatan literasi dikalangan para siswa SMA
Negeri 1 Rembang?
2. Mengapa kegiatan literasi dapat meningkatkan hasil prestasi belajar
siswa SMA Negeri 1 Rembang?

C. Tujuan Penelitian
Terkait tentang kegiatan apa yang ingin dilakukan, maka tujuan
penelitian ini yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan jalanya kegiatan literasi oleh para siswa SMA
Negeri 1 Rembang.
2. Untuk mengkaji seberapa besar manfaat kegiatan literasi terhadap
peningkatan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Rembang.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat teoritis
5

Hasil dari penelitian diharapkan dijadikan referensi untuk


mengembangkan lebih dalam tentang pemanfaatan kegiatan literasi.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
yang bermanfaat bagi pihak sekolah untuk meningkatkan kegiatan
literasi di lingkungan sekolah.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
wawasan untuk memanfaatkan pembelajaran yang dapat menarik
perhatian siswa.
c. Bagi Siswa
Sebagai gambaran dalam meningkatkan prestasi belajarnya
melalui kegiatan gemar literasi.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori
1. Kegiatan Literasi
a. Pengertian Literasi
Literasi yang dalam bahasa inggrisnya literacy berasal dari
bahasa latin yaitu litera (huruf) sering diartikan sebagai keaksaraan.
Jika dilihat dari makna hurufiah literasi berarti kemampuan
seseorang untuk membaca dan menulis. Seringkali orang yang bisa
membaca dan menulis disebut literat, sedangkan orang yang tidak
bisa membaca dan menulis disebut iliterat atau buta aksara. Kern
(2000:3) menjelaskan literasi sebagai kemampuan untuk membaca
dan menulis. Selain itu literasi juga memiliki kesamaan arti dengan
belajar dan memahami sumber bacaan.
Romdhoni (2013:90) menyatakan bahwa literasi merupakan
peristiwa sosial yang melibatkan keterampilan-keterampilan tertentu,
yang diperlukan untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi
dalam bentuk tulisan.
Lalu senada dengan itu Iriantara (2009:5) menjelaskan bahwa
kini literasi bukan hanya berhubungan dengan kemampuan membaca
dan menulis teks saja, karena kini “teks” sudah diperluas maknanya
sehingga mencakup juga “teks” dalam bentuk visual, audiovisual dan
dimensi-dimensi kompiterisasi, sehingga di dalam “teks” tersebut
secara bersama-sama muncul unsur-unsur kognitif, afektif, dan
intuitif
Hal ini tentu telah berkembang dari pengertian semula yang
hanya diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis. Mills
dalam Yunus Abidin (2017:03) menyatakan bahwa kita telah

6
mengalami pergeseran sejarah budaya teks cetak yang lebih luas,
menuju satu titik di mana modus visual lebih menonjol atas bantuan

7
8

teknologi baru. Semakin luasnya konsep literasi, istilah literasi pun


mulai banyak dipakai dalam berbagai bidang ilmu secara terintegrasi
dengan bidang kajian ilmu bahasa literasi .
Konferensi Praha tahun 2003 memperbaharui pengertian literasi.
Makna literasi yang awalnya dibatasi pada kemampuan baca dan
tulis, dimaknai juga mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi
dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan
sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya
(UNESCO,2003).
Bosman dalam Yunus Abidin dkk (2017:02) memberikan
sebuah contoh yakni bahwa ensiklopedia britannica yang telah
dikenal dalam bentuk cetakan selama 244 tahun, kini telah berubah
menjadi sebuah kamus versi online berbantuan komponen
multimedia. Konsep pengajaran literasi diartikan sebagai
kemampuan membaca dan menulis. Seseorang dapat dikatakan
literat apabila telah memiliki pengetahuan yang hakiki untuk
digunakan dalam setiap aktivitas yang menuntut fungsi literasi
secara efektif dalam pengetahuan yang dicapai dengan cara
membaca, menulis, dan menyimpulkan memungkinkan untuk dapat
dimanfaatkan bagi dirinya sendiri, kemajuan dunia pendidikan dan
masyarakat.
Menurut Depdiknas (2004), literasi diartikan sebagai
“keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan tidak untuk dapat
sekedar hidup dari segi finansial, tetapi juga sebagai suatu yang
dibutuhkan untuk mengembangkan diri secara sosial, ekonomi dan
budaya dalam kehidupan modern.” Dari pernyataan Depdiknas
tersebut literasi diarahkan kepada kemampuan seseorang dalam
mengembangkan dirinya dibidang sosial, ekonomi dan budaya dari
proses pembelajaran literasi. Sejalan dengan berkembanganya
teknologi informasi dan komunikasi.
9

Pengertian literasi juga mengalami perkembangan lanjutan di


era modern ini, istilah iterasi dikenal dengan istilah multiliterasi. C.
Luke Kist, dalam Yunus Abidin (2015:52) menyatakan “bahwa
multiliterasi merupakan kemampuan 12 memandang pengetahuan
(pembelajaran) secara integratif, tematik, multimodal, dan
interdisipliner. Berdasarkan pernyataan tersebut upaya membangun
makna dapat dilakukan dengan segala media yang dapat didekati
dengan literasi yang menyimpan makna sehingga.
Pengetahuan akan semakin berkembang yang di mana dapat
digali dan ditemukan. Baguley, Pullen dan Shrot dalam Yunus
Abidin (2015:56) memandang multiliterasi sebagai cara untuk
memahami secara lebih luas kurikulum literasi yang dipelajari di
sekolah formal yang mendorong siswa agar mampu berpartisipasi
secara produktif didalam komunitas masyarakat. Multiliterasi
merupakan sebuah rencana dimana dapat digunakan untuk
memahami berbagai jenis teks dan berbagai media yang dihasilkan
berbagai teknologi baru yang memberikan pendidik peluang baru
dalam menyajikan informasi berupa pengetahuan terbaru kepada
siswa dengan menggunakan berbagai teks dan media. Pembelajaran
literasi di sekolah dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada awalnya, pembelajaran literasi di sekolah hanya
ditunjukkan agar siswa terampil dalam menguasai dimensi ilmu
bahasa. Ilmu bahasa yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa
antara lain mencakup fonem, morfem, grafofonemik, morfofonemik,
dan sintaksis. Dalam berkembangan selanjutnya, pembelajaran
literasi ditunjukkan agar siswa mampu menguasai dimensi kognitif
literasi mencakup proses pemahaman, proses menulis, dan konsep
analisis wacana tertulis. Literasi merupakan kemampuan membaca,
menulis, berbicara menyimak dan memanfaatkan teknologi. Untuk
itu literasi berperan penting dalam perkembangan era globalisasi
10

agar seseorang dapat mengembangkan dirinya dibidang sosial,


ekonomi dan budaya dari proses pembelajaran literasi.
b. Komponen Literasi
Ferguson dan Clay (2001) menjabarkan bahwa komponen
literasi informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi
perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual.
Dalam konteks Indonesia, literasi dini diperlukan sebagai tahap
selanjutnya. Komponen literasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1) Literasi Dini (Early Literacy (Clay,2001))
Kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan
komunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosial di rumah.
2) Literasi Dasar (Basic Literacy)
Kemampuan untuk mendengarkan berbicara, membaca,
menulis, dan menghitung berkaitan dengan kemampuan analisis
untuk memperhitungkan, mempresepsikan informasi,
mengkomunikasikan, serta menggambarkan informasi.
3) Literasi Perpustakaan (Library Literacy)
Memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi
dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal,
memahami dewey decimal sistem sebagai klasifikasi
pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan
perpustakaan, memahami penggunaan katalog hingga memiliki
pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang
menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau
mengatasi masalah.
4) Literasi Media (Media Literacy)
Kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang
berbeda, seperti media cetak, media elektronik, (media radio,
media televisi), media digital, dan memahami tujuan
penggunaannya.
11

5) Literasi Teknologi (Technology Literacy)


Kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti
teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak
(software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.
6) Literasi Visual (Visual Literacy)
Pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi
teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan
belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio visual
secara kritis dan bermartabat.
c. Manfaat Literasi
Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan
wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya
sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada
masa-masa mendatang. Dalam sejarah proses transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi. Keterampilan membaca secara kritis
menjadi modal dasar untuk menganalisis, mengevaluasi, dan
menyintesiskan bahan bacaan. Dengan membaca, pemikiran terbuka
untuk melihat antarhubungan ide-ide dan menggunakannya sebagai
salah satu tujuan dari membaca (Wahyuni Endah Maulidia,
2018:25).
Menurut (Wahyuni Endah Maulidia, 2018:33-37), manfaat
membaca bagi anak-anak adalah sebagai berikut:
1) Anak yang gemar membaca tentu akan mendapatkan informasi
atau pengetahuan lebih banyak dibandingkan dengan anak yang
jarang membaca.
2) Anak yang memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang
lebih bermanfaat dengan banyaknya informasi yang diterima
dapat menambah wawasan berpikir anak tersebut.
3) Anak yang gemar membaca khususnya membaca buku pelajaran
tentu saja dapat meningkatkan prestasi belajar anak tersebut.
12

4) Anak yang gemar membaca khususnya buku-buku cerita yang


banyak mengandung pesan moral dapat membentuk perilaku anak
tersebut menjadi lebih baik di kehidupan sehari-hari.
d. Metode Literasi
Penerapan metode yang tepat juga dapat meningkatkan
ketertarikan dan kemampuan literasi siswa. Winarni (2012: 127)
mengemukakan metode Creative Problem Solving (CPS) merupakan
metode pembelajaran di mana siswa menerima masalah yang dapat
merangsang siswa menyelesaikannya secara kreatif sehingga dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Guru hanya berperan
sebagai motivator dan membimbing siswa dalam menyelesaikan
masalah.
Selain metode CPS metode Problem Posing juga menjadi salah
satu metode yang dipilih. Menurut Short dan Haste, metode Problem
Posing merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengembangkan kecakapan berpikir siswa karena
dalam pembelajaran ini siswa dikondisikan untuk menggali
informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai literatur, merumuskan
soal atau pertanyaan dan situasi yang ada, menentukan jawaban atau
pemecahan dari permasalahan yang mereka buat serta mencari
alternatif pemecahannya.
e. Penerapan Kegiatan Literasi di Kehidupan Sehari-hari
Penerapan pelaksanaan GLS pada SMP/SMA yang dimaksud di
sini pada umumnya dibagi menjadi 3 tahap yakni tahap pembiasaan
yaitu penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca,
pengembangan yaitu meningkatkan kemampuan literasi melalui
kegiatan menanggapi buku pengayaan, dan pembelajaran yaitu
pemanfaaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran lintas
disiplin. Dari ketiganya terdapat beberapa perbedaan dalam
pelaksanaannya. Sekolah dapat melaksanakannya secara bertahap
13

yaitu dimulai dari pembiasaan, kemudian pengembangan dan


pembelajaran. (Kemendikbud, 2016).
Gerakan literasi sekolah ini mempunyai tujuan untuk
membiasakan dan memotivasi peserta didik untuk mau membaca
dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti. Gerakan literasi
sekolah memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana
dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2015.
Program literasi yang telah diterapkan di negara Indonesia
berdasakan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang
penumbuhan budi pekerti, khususnya dalam pelaksanaan 7 kegiatan
pembiasaan yang telah tercantum dalam peraturan yang bertujuan
untuk meningkatkan dan menumbuhkan budi pekerti peserta didik
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan
dalam Gerakan literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
f. Faktor-faktor Mempengaruhi Literasi
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca.
Menurut Lamb dan Arnold dalam Farida Rahim (2008:16) adalah:
1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi
yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya
belajar membaca.
2) Faktor Intelegensi
Inteligensi didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan
berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi
yang diberikan dan meresponsnya secara tepat. Terkait dengan
penjelasan Heinz di atas, Wechster mengemukakan bahwa
intelegensi ialah kemampuan global individu untuk bertindak
14

sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif


terhadap lingkungan.
3) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan
kemampuan baca siswa. Faktor lingkungan tersebut antara lain
latar belakang dan pengalaman siswa di rumah. Lingkungan dapat
membentuk pribadi, sikap. nilai, dan kemampuan bahasa anak.
Kondisi di rumah mempengaruhi pribadi dan penyesuaian diri
anak dalam masyarakat. Anak yang tinggal di dalam rumah
tangga yang harmonis, rumah yang penuh dengan cinta kasih,
orang tua yang memahami anak-anaknya dan mempersiapkan
mereka dengan rasa harga diri yang tinggi, tidak akan
menemukan kendala yang berarti dalam membaca. Orang tua
yang gemar membaca, memiliki koleksi buku. menghargai
membaca, dan senang membacakan cerita kepada anak-anak
mereka umumnya menghasilkan anak yang senang membaca.
Orang tua yang mempunyai minat yang besar terhadap kegiatan
sekolah di mana anak-anak mereka belajar, dapat memacu sikap
positif anak terhadap belajar, khususnya belajar membaca.
4) Sosial ekonomi keluarga siswa
Faktor sosial ekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga
merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah
siswa.Semakin tinggi status sosioekonomi siswa semakin tinggi
kemampuan verbal siswa. Anak-anak yang mendapat contoh
bahasa yang baik dari orang dewasa serta orang tua yang
berbicara dan mendorong anak-anak mereka berbicara maka akan
mendukung perkembangan bahasa dan inteligensi anak. Begitu
pula dengan kemampuan membaca anak, anak-anak yang berasal
dari rumah yang memberikan banyak kesempatan membaca,
dalam lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan yang
15

beragam akan mempunyai kemampuan. membaca yang tinggi


(Crawley&Mountain dalam Farida Rahim:2008, 19).
5) Faktor Psikologis.
Faktor lain yang juga mempengaruhi kemajuan kemampuan
membaca anak adalah faktor psikologis. Faktor psikologis
tersebut antara lain sebagai berikut; (a) Motivasi (Motivasi adalah
suatu yang mendorong seseorang atau melakukan suatu kegiatan),
(b) Minat (Minat adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha
seseorang untuk membaca), (c) Kematangan sosial, (d)
Kematangan emosi, dan (e) Penyesuaian diri. Seorang siswa harus
mempunyai pengontrolan emosional pada tingkat tertentu karena
anak yang mudah memusatkan perhatian pada teks yang
dibacanya.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi
Istilah prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan
belajar. Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer didefinisikan
sebagai hasil yang telah dicapai. Menurut Noehi Nasution,
menyimpulkan bahwa belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai
suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu
tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respons utama, dengan
syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu bukan
disebabkan oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal
(Wahab,2015).
Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir dari suatu pekerjaan
yang telah dilakukan. Menurut Djamaroh (2002:19), prestasi adalah
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara
individual maupun kelompok.
b. Aspek-aspek Belajar Siswa
Hasil sebuah prestasi dari belajar tentunya memiliki aspek yang
bisa menjadi indikator terhadap pencapaian dalam belajar. Aspek-
16

aspek tersebut setidaknya ada tiga aspek prestasi belajar yang


ketiganya dapat dikaji dalam berbagai literasi.
1) Aspek Kognitif
Sebagai indikator dalam pencapaian sebuah prestasi hal ini
seperti yang disampaikan oleh Muhibbin Syah bahwa untuk
mengukur prestasi siswa bidang kognitif ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara, baik dengan tes tulis maupun tes lisan.
(Syah, 2001).
Hasil belajar dalam tingkatan ini merupakan hasil belajar
yang tertinggi dalam ranah (domain) kognitif, sehingga
memerlukan tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari tingkatan
sebelumnya (pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sentesis) (Syaodih, 1996).
Aspek kognitif dapat dikelompokkan menjadi enam
tingkatan yaitu:
(a) Tingkat pengetahuan (knowledge)
Tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk
mengingat (recall) informasi yang telah diterima sebelumnya,
misalnya fakta, terminologi pemecahan masalah dan
sebagainya.
(b) Tingkat pemahaman (komprehensip)
Kategori pemahaman dihubungkan dengan
kemampuankemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,
informasi yang telah diketahui dengan katakata sendiri. Dalam
hal ini siswa diharapkan menerjemahkan atau menyebeutkan
kembali apa yang telah didengar dengan kata-kata.
(c) Tingkat Penerapan (aplicatioan)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan
atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam
situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari.
17

(d) Tingkat Analisis (analysis)


Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,
memisahkan dan membiarkan komponenpomponen atau
elemen-elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa
atau kesimpulan dan memeriksa komponenkomponen tersebut
untuk melihat atau tidaknya kontradiksi. Dalam hal ini siswa
diharapkan dapat menunjukkan hubungan diantara berbagai
gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut
standart prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.
(e) Tingkat sintesis (syinthesis)
Sisntesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang
menyeluruh.
(f) Tingkat Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan level tertinggi yang mengharapkan
siswa mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai
gagasan metode produk atau benda dengan menggunakan
kriteria tertentu. Jadi evaluasi disini lebih condong berbentuk
penilaian biasa dari pada penilaian evaluasi (Sujana, 2005).
2) Aspek Afektif
Aspek afektif ialah ranah berfikir yang meliputi watak
perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Menurut
Harun Rasyid dan Mansur, ranah afektif menentukan keberhasilan
belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada
pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan studi secara
optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran
diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
(Rasyid & Mansur, 2007).
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
18

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah


sebagai berikut:
1) Pengaruh pendidikan dan pembelajaran unggul.
2) Perkembangan dan pengukuran otak.
3) Kecerdasan (intelegensi) emosional (Wahab, 2015, hal. 247-248).

Prestasi belajar yang telah dicapai oleh seseorang merupakan


hasil interaksi sebagai faktor yang mempengaruhinya baik dari
dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal)
individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar sangat penting sekali.

Artinya supaya bisa membantu siswa dalam mencapai prestasi


belajar yang sebaik-baiknya. Terkait faktor intern, Sumadi Surya
Brata mengatakan bahwasannya faktor intern terdiri dari fisiologis
yang merupakan keadaan jasmani terutama panca indera sebagai
pintu gerbang masuknya pengaruh dari luar dan psikologis (Brata,
1998). Sedangkan Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono merinci
faktor yang mempengaruhi prestasi dalam belajar digolongkan
secara rinci menjadi dua faktor yaitu internal dan eksternal.

1) Faktor Internal.
Faktor internal terdiri dari: (a) Faktor jasmani (fisiologi).
Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan
sebagainnya, (b) Faktor psikologi meliputi Faktor intelektif yaitu
faktor potensial (kecerdasan, bakat dan faktor kecakapan nyata
yaitu prestasi yang telah dimiliki) dan Faktor non intelektif, yaitu
unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat,
kebutuhan, motivasi, dan emosi, (c) Faktor kematangan fisik
maupun psikis.
2) Faktor Eksternal.
Faktor eksternal Terdiri dari; (a) Faktor sosial yaitu:
Lingkungan keluarga, Lingkungan sekolah, Lingkungan
19

masyarakat, Lingkungan kelompok, (b) Faktor budaya seperti


adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, (c) Faktor
lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim
(Ahmadi & Supriyono, 2011).

Menurut Slameto dalam bukunya berpendapat bahwa faktor


yang mempengaruhi belajar siswa terdapat beberapa jenis, tetapi
hanya digolongkan menjadi dua jenis saja, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern.

1) Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada
di luar individu. Faktor-faktor intern meliputi: (a) Faktor
jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), (b) Faktor
psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan), (c) Faktor kelelahan
2) Faktor-faktor ekstern meliputi: (a) keadaan keluarga; Keluarga
merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan
yangada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar
dalam pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua
mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua, (b) keadaan sekolah;
Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar
secara sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, metode belajar dan fasilitas
yang mendukung lainnya, (c) keadaan masyarakat; Siswa akan
mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena
keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, lingkungan tetangga
merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga
perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung
20

belajar siswa (Slameto, 2010). Perlu kesungguhan guru pula


dalam menggunakan teknik pembelajaran dan media
pembelajaran yang inovatif sehingga dapat terlaksana proses
belajar mengajar yang baik dan berhasil (Widyahening, 2018).
Jadi, kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
yang meliputi faktor intern dan ekstern yang ada dalam diri
individu tidak dapat dipisahkan, karena ke dua faktor tersebut
saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses belajar untuk mencapai prestasi belajar siswa
dengan tidak menolak keterlibatan kesungguhan seorang guru.

B. Kerangka Berpikir
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan
suatu hasil dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, sehingga dengan
interaksi aktif dan saling bertukar informasi dapat terjadi perubahan-
perubahan yang relatif dan berbekas. Suasana belajar yang dapat menciptakan
lingkungan agar siswa dapat saling membantu sehingga dapat saling
memenuhi kebutuhannya salah satunya adalah penerapan budaya literasi.
Budaya literasi ini merupakan salah satu alternatif pengajaran yang dapat
memberikan suasana baru dalam kegiatan belajar mengajar. Budaya literasi
merupakan kebiasaan berpikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca,
menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses
kegiatan tersebut akan menciptakan karya dan meningkatkan prestasinya.
Semakin baik gerakan literasi yang dijalankan, kemungkinan akan
berdampak pada semakin besar minat siswa pada kegiatan membaca. Begitu
pula dengan keterampilan membaca. Semakin konsisten gerakan literasi
dijalankan, dimungkinkan keterampilan membaca siswa semakin baik dan
tajam.
Faktor yang mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa salah satunya
adalah kegiatan literasi. Memanfaatkan waktu literasi, siswa akan lebih
21

terbuka luas wawasan sehingga dapat memperbaiki kualitas belajar serta


menunjukan hasil prestasi belajarnya.

Kegiatan Literasi

Pemanfaatan Kegiatan Literasi

Kualitas Belajar

Hasil Prestasi Belajar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir


22
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian


Metode yang digunakan oleh peneliti menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya, perilaku, persepsi, minat, motivasi, tindakan, dengan cara deksripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi lengkap (Moleong, 2011:6).
Menurut Wina S, (2013:59), penelitian deskriptif (descriptive research)
adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi
tertentu Seperti yang telah dijelaskan dalam pengertian di atas, bahwa
penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan hanya sebatas
mengumpulkan data-data yang apa adanya dan mendeskripsikannya dengan
tepat.
Dalam penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
mendeskripsikan pelaksanaan gerakan literasi sekolah berdasarkan hasil
wawancara. Data hasil dari wawancara dideskripsikan secara kualitatif.
Metode kualitatif deskriptif menyesuaikan pendapat antara peneliti dengan
informasi. Pemilihan metode ini dilakukan karena analisisnya tidak bisa
dalam bentuk angka dan peneliti lebih mendeskripsikan segala fenomena
yang ada di SMA Negeri 1 Rembang secara jelas.
Bogdan dan Tylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati (Lexy J. Moleong, 2010: 4).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

23
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rembang yang beralamat di
Jl. Gajah Mada No. 5, Desa Magersari, Kecamatan Rembang, Kabupaten

24
25

Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Waktu penelitian dilaksanakan pada


bulan Maret-Juni 2023.

C. Subjek dan Objek Penelitian


Pengertian subjek dan objek penelitian menurut Sugiyono (2013:32)
adalah sebagai berikut: subjek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu
yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Berdasarkan pengertian tersebut subjek penelitian ini adalah para siswa
di SMA Negeri 1 Rembang, dengan jumlah sekitar 35 responden dan objek
penelitian adalah pemanfaatan kegiatan literasi dalam meningkatkan hasil
prestasi belajar siswa.

D. Data dan Sumber Data Penelitian


Peneliti menggunakan data kualitatif melalui sebuah informasi, perilaku,
aktivitas, gejala dan dokumen dari siswa di sekitar lingkungan objek
penelitian. Sumber data penelitian yang diperoleh dari sumber data primer
dan sumber data sekunder.
1. Data Primer
Data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
yang memerlukannya. Data primer di dapat dari sumber informan yaitu
individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti. Sumber data primer diperoleh dari informasi yang paling
mengetahui tentang pemanfaatan kegiatan literasi. Adapun data primer
diperoleh melalui wawancara dan angket.
2. Data Sekunder
Data sekunder, menurut Sugiyono (2010), adalah sumber data yang
tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data,
melainkan lewat pihak lain atau lewat dokumen. Data ini digunakan untuk
mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan
26

pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya. Data


sekunder diperoleh melalui dokumentasi.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk mendapatkan
dan mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Angket
Angket atau kuesioner merupakan salah satu bentuk instrumen
penilaian yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada siswa. Isi angket dapat disusun berdasarkan
pada laporan tentang diri sendiri (self report) dari siswa, ataupun
pengetahuan, keyakinan, maupun sikap pribadi siswa. Instrumen angket
digunakan khususnya pada penilaian (self assessment), dan penilaian
sejawat (peer assessment) untuk menilai sikap siswa. Selain itu angket
dapat digunakan sebagai instrumen untuk menilai minat dan motivasi
belajar siswa.
2. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi lansung antara peneliti dan
responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam
hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan
pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Teknik wawancara
atau interview merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data
dengan cara mengadakan wawancara secara langsung dengan informan.
Wawancara (Interview) yaitu melakukan tanya jawab atau
mengkonfirmasikan kepada sample peneliti dengan sistematis (struktur).

F. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpula
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode
tertentu. Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2017: 246),
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
27

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,


sehingga datanya sudah jenuh Aktivitas dalam analisis data yaitu:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
awal yang muncul dari catatan catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
ini berlangsung secara terus-menerus selama penelitian kualitatif
berlangsung. Selama proses reduksi data berlangsung, tahapan
selanjutnya ialah:
a) Mengkategorikan Data (Coding); ialah upaya memilah-milah setiap
satuan data ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan.
b) Interpretasi Data, ialah pencarian pengertian yang lebih luas tentang
data yang telah dianalisis atau dengan kata lain, interpretasi
merupakan penjelasan yang terinci tentang arti yang sebenarnya dari
data penelitian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pemilihan
data yang diperoleh pada saat penelitian mengenai persepsi
pemustaka tentang pustakawan, kemudian data tersebut
diklasifikasikan dan dipilih secara sederhana.
2. Data Display (Penyajian Data)
Pada tahap ini, peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi
tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian
data yang lazim digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk teks
naratif. Maksud dari teks naratif ialah peneliti mendeskripsikan informasi
yang telah diklasifikasikan sebelumnya mengenai persepsi pemustaka
tentang kinerja pustakawan yang kemudian dibentuk simpulan dan
selanjutnya simpulan tersebut disajikan dalam bentuk teks naratif.
3. Conclusion/Verying (Penarikan Simpulan)
Peneliti berusaha menarik simpulan dan melakukan verifikasi
dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan,
mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada alur kausalitas
dari fenomena dan proporsi. Pada tahap ini, penulis menarik simpulan
28

dari data yang telah disimpulkan sebelumnya, kemudian mencocokkan


catatan dan pengamatan yang dilakukan penulis pada saat penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada objek penelitian ini adalah
Pemanfaatan kegiatan literasi untuk meningkatkan hasil prestasi belajar
siswa, dengan metode kuesioner yang telah dibagikan kepada sejumlah
responden sebanyak 35 siswa khususnya di kelas XI SMAN 1 Rembang yang
dapat dipaparkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Kegiatan Literasi
Pernyataan pertama yaitu “Saya banyak membaca buku untuk
memperluas wawasan pengetahuan.” Adapun jawaban dari responden
disajikan dalam diagram lingkaran berikut :

Gambar Pernyataan Pertama

4.1:
SS S KS TS
Jawaban
6%

40%

54%

Responden Pernyataan pertama

Berdasarkan diagram tersebut dapat dilihat sebanyak 54% siswa


setuju, 40% sangat setuju, 6% kurang setuju dan 0% tidak setuju dengan
membaca banyak buku dapat memperoleh wawasan yang luas tentang
pengetahuan, dengan begitu dapat disimpulkan membaca buku
merupakan jendela utama untuk memperoleh pengetahuan.

29
30

Pernyataan kedua yaitu “Saya tidak suka membaca buku.” Adapun


jawaban dari responden disajikan dalam diagram lingkaran berikut :

Pernyataan kedua
S
6%

SS S KS TS
TS
40%

KS
54%

Gambar 4.2: Jawaban Responden Pernyataan kedua

Berdasarkan diagram tersebut dapat dilihat sebanyak 54% siswa


kurang setuju, 40% tidak setuju, 6% setuju dan 0% sangat setuju dengan
tidak suka membaca buku. Dapat disimpulkan bahwa para siswa masih
memiliki minat untuk membaca buku sehingga dapat mengembangkan
potensi gemar literasi pada siswa .

Pernyataan ketiga yaitu “Dalam sehari paling tidak saya bisa


membaca minimal satu buku.” Adapun jawaban dari responden disajikan
dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan Ketiga
TS SS
9% 11%

KS
34%

S
46%

SS S KS TS

Gambar 4.3: Jawaban Responden Pernyataan ketiga

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 46% siswa setuju dan 34%


kurang setuju, 11% sangat setuju dan 9% tidak setuju dengan membaca
buku minimal satu buku dalam sehari. Yang berarti siswa masih kurang
31

maksimal dalam menerapkan kegiatan literasi sehari-hari dengan


membaca buku.

Pernyataan keempat yaitu “Saya hanya membaca ketika berada di


sekolahan saja.” Adapun jawaban dari responden disajikan dalam
diagram lingkaran berikut:

Gambar Pernyataan Keempat

4.4:
TS SS SS S KS TS
7%
Jawaban 10%

S
33%

KS
50%

Responden Pernyataan keempat

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 50% siswa kurang setuju


dan 33% setuju, 10% tidak setuju dan 7% sangat setuju dengan
membaca ketika berada di sekolahan saja. Dengan begitu para siswa
masih memiliki potensi untuk memanfaatkan membaca diselain halaman
sekolah seperti di rumah, perpustakaan dll.

Pertanyaan kelima yaitu ” Saya termasuk kriteria orang yang suka


membaca.” Adapun jawaban dari responden disajikan dalam diagram
lingkaran berikut:
Pernyataan Kelima

SS S KS TS
SS
TS 10%
20%

S
KS 43%
28%

Gambar 4.5: Jawaban Responden Pernyataan kelima

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 42% siswa setuju dan 28%


kurang setuju, 20% tidak setuju dan 10% sangat setuju dengan kriteria
orang yang suka membaca. Dengan demikian para siswa masih menyukai
32

untuk melakukan membaca buku namun diantaranya para siswa belum


bisa menikmati untuk membaca buku.

Pernyataan keenam yaitu “Bagi saya, membaca buku hanya akan


mengurangi waktu luang saya.” Adapun jawaban dari responden
disajikan dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan Keenam
Gambar
4.6:
SS S KS TS

Jawaban SS
9% S
9%

TS
51%

KS
31%

Responden Pernyataan keenam

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 51% siswa tidak setuju, 31%


kurang setuju, 9% setuju dan 9% sangat setuju bahwa membaca buku
hanya akan mengurangi waktu luang. Dengan begitu siswa masih peka
untuk meluangkan waktu untuk kegiatan literasi sehingga siswa dapat
memanfaatkan dengan baik waktu luang mereka.

Pertanyaan ketujuh yaitu “Rebahan itu lebih menyenangkan daripada


membaca buku.” Adapun jawaban dari responden disajikan dalam
diagram lingkaran berikut:

Gam Pernyataan Ketujuh

bar 4.7:
SS S KS TS
Jawaban SS
13%
TS
38%

S
32%

KS
17%

Responden Pernyataan ketujuh

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 38% siswa tidak setuju , 32


% setuju, 17% kurang setuju, 13% sangat setuju dengan Rebahan yang
33

merasa menyenangkan daripada membaca buku. Dengan demikian siswa


masih bergantung dengan pola istirahat yang dianggap nikmat ditimbang
dengan membaca buku.

Pernyataan kedelapan yaitu “Saya tetap membaca buku meski waktu


liburan.” Adapun jawaban dari responden disajikan dalam diagram
lingkaran berikut:
Pernyataan Kedelapan
Gambar
4.8: TS
SS
3%
17%
Jawaban S SS S KS TS
37%

KS
43%

Responden Pernyataan kedelapan

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 43% siswa kurang setuju,


37% setuju, 17% tidak setuju dan 3% sangat setuju dengan membaca
buku di waktu liburan. Dengan demikian para siswa masih belum bisa
memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan kegiatan literasi.

Pernyataan kesembilan yaitu ” Ketika membaca buku saya lupa


dengan waktu.” Adapun jawaban dari responden disajikan dalam diagram
lingkaran berikut:
Pernyataan Kesembilan
Gambar
4.9:
TS SS SS S KS TS
17% 17%
Jawaban

S
26%
KS
40%

Responden Pernyataan kesembilan

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 40% siswa kurang setuju,


26% setuju, 17% sangat setuju dan 17% tidak setuju dengan membaca
34

buku dapat membuat lupa waktu. Dengan demikian siswa membaca buku
hanya untuk meluangkan waktunya dan hanya beberapa waktu saja siswa
membaca buku.

Pernyataan kesepuluh “Saya terkadang tidak mengetahui inti sari


dari bacaan yang saya baca.” Adapun jawaban dari responden disajikan
dalam diagram lingkaran berikut:

Gambar Pernyataan Kesepuluh

4.10:
SS S KS TS

Jawaban TS
14%

S
43%

KS
43%

Responden Pernyataan kesepuluh

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 43% siswa kurang setuju,


43% setuju, 14% tidak setuju dan 0% sangat setuju dengan mengetahui
inti pokok bacaan yang telah dibaca. Dengan demikian siswa masih
kurang baik untuk memahami dan menyimpulkan bacaan yang telah
dibaca, siswa perlu mencerna bacaan buku itu Kembali.

Pernyataan kesebelas yaitu “Saya tidak dapat membaca jika pikiran


saya gelisah.” Adapun jawaban dari responden disajikan dalam diagram
lingkaran berikut:
Pernyataan Kesebelas

KS
17% SS S KS TS

SS
51%

S
31%

Gambar 4.11: Jawaban Responden Pernyataan kesebelas


35

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 52% siswa sangat setuju,


31% setuju, 17% kurang setuju dan 0% tidak setuju dengan tidak dapat
membaca Ketika pikiran gelisah. Dengan demikian siswa akan terganggu
dalam kegiatan membaca Ketika pikiran gelisah, hal ini wajar karena
membaca juga melibatkan pikiran untuk dapat mengikuti alur bacaan.

Pernyataan keduabelas yaitu “Saya dapat mengatasi gangguan di


sekitar saya ketika saya sedang membaca.” Adapun jawaban dari
responden disajikan dalam diagram lingkaran berikut:

Pernyataan Kedua belas

SS SS S KS TS
TS
14% 6%

S
KS 46%
34%

Gambar 4.12: Jawaban Responden Pernyataan kedua belas

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 46% siswa setuju, 34%


kurang setuju, 14% tidak setuju dan 6% sangat setuju dengan dapat
mengatasi masalah di sekitar saat membaca. Dengan demikian siswa
dapat mengabaikan masalah di sekitarnya saat membaca dan fokus
terhadap bacaanya.

Pernyataan ketigabelas yaitu “Membaca buku bisa mengubah


karakter seseorang.” Adapun jawaban dari responden disajikan dalam
diagram lingkaran berikut:
Pernyataan Ketiga belas

Gambar KS TS
SS S KS TS

3% 3%
4.13: SS
37%

S
57%

Jawaban Responden Pernyataan ketiga belas


36

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 57% siswa setuju, 37%


sangat setuju, 3% kurang setuju dan 3% tidak setuju dengan membaca
buku bisa mengubah karakter seseorang. Dengan demikian siswa setuju
bahwa membaca buku dapat mengubah karakter seseorang. dengan
motivasi dalam bacaan di buku, seseorang dapat bergerak dan mengubah
pola pikir.

Pernyataan keempat belas yaitu “Saya terbiasa belajar/membaca


materi pelajaran untuk esok kanya.” Adapun jawaban dari responden
disajikan dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan Keempat belas
Gambar
4.14:
SS S KS TS
TS
6%

S
46%

KS
49%

Jawaban Responden Pernyataan keempat belas

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 48% siswa kurang setuju,


46% setuju, 6% tidak setuju dan 0% sangat setuju dengan membaca
materi pelajaran untuk esok harinya. Dengan demikian siswa masih
belum terbiasa sering membaca untuk mempersiapkan kegiatan belajar
di sekolah.

Pernyataan kelima belas yaitu “Saya lebih suka membaca artikel


berita atau informasi di hp daripada di koran atau buku.” Adapun
jawaban dari responden disajikan dalam diagram lingkaran berikut:

Gambar Pernyataan Kelima belas

4.15:
SS S KS TS
TS
3%
Jawaban KS
17%
SS
37%

S
43%

Responden Pernyataan kelima belas


37

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 43% siswa setuju, 37%


sangat setuju, 17% kurang setuju dan 3% tidak setuju dengan ketertarikan
membaca artikel berita, informasi di hp daripada buku dan koran.
Dengan demikian siswa sudah menikmati dari manfaat alat komunikasi
di era zaman sekarang dan juga media yang memuat artikel berita
maupun informasi yang mudah tersebar melalui perangkat komunikasi
seperti hp dll.

Pernyataan keenam belas yaitu “Saya dapat berkonsentrasi dengan


baik dalam lingkungan yang bising.” Adapun jawaban dari responden
disajikan dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan Keenam belas

Gambar
SS S KS TS

4.16: SS
9%

S
TS 17%
37%

Jawaban

KS
37%

Responden Pernyataan keenam belas

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 37% siswa kurang setuju,


37% tidak setuju, 17% setuju dan 9% sangat setuju dengan dapat
berkonsentrasi dengan baik dalam lingkungan yang bising. Dengan
demikian siswa masih dapat berkosentrasi dengan baik apabila ada suara
bising di sekitar mereka.

2. Prestasi belajar
Pernyataan pertama yaitu “saya mudah bosan menerima pelajaran
yang telah diajarkan guru di sekolah.” Adapun jawaban dari responden
disajikan dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan Pertama

SS SS S KS TS
TS 9%
20%

S
26%

KS
46%
38

Gambar 4.17: Jawaban Responden Pernyataan pertama


Berdasarkan dari diagram tersebut sebanyak 46% siswa kurang
setuju, 26% setuju, 20% tidak setuju dan 8% sangat setuju dengan mudah
bosan menerima pelajaran yang telah diajarkan guru di sekolah. Dengan
demikian siswa masih dapat menerima pelajaran dari guru selama di
sekolah.
Pernyataan kedua yaitu ”Saya dapat mengingat materi yang
dijelaskan guru ketika belajar.” Adapun jawaban dari responden disajikan
dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan kedua

SS S KS TS
SS
3%
KS
29%

S
69%

Gambar 4.18: Jawaban Responden Pernyataan kedua

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 68% siswa setuju, 26%


kurang setuju, 3% setuju dan 0% tidak setuju dengan mengingat materi
yang dijelaskan guru ketika belajar. Dengan demikian siswa dapat
mengingat materi yang disampaikan guru di sekolah ketika melalui
proses pembelajaran mandiri.

Pernyataan ketiga yaitu ” Saya sulit meluangkan waktu untuk belajar


di rumah.” Adapun jawaban dari responden disajikan dalam diagram
lingkaran berikut:
Pernyataan ketiga

SS S KS TS
TS SS
14% 6%

S
31%

KS
49%

Gambar 4.19: Jawaban Responden Pernyataan ketiga


39

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 49% siswa kurang setuju,


31% setuju, 14% tidak setuju dan 6% sangat setuju dengan sulit
meluangkan waktu untuk belajar di rumah. Dengan demikian siswa
masih dapat meluangkan waktunya untuk belajar mandiri di rumah
dengan membagi waktu yang ada pada pekerjaan rumah dll.
Pernyataan keempat yaitu “Saya sering menyalin tugas dari teman.”
Adapun jawaban dari responden disajikan dalam diagram lingkaran
Pernyataan keempat

SS S KS TS
TS SS
9% 14%

S
KS 31%
46%

berikut:
Gambar 4.20: Jawaban Responden Pernyataan keempat
Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 46% siswa kurang setuju,
31% setuju, 14% sangat setuju dan 9% tidak setuju dengan menyalin
tugas dari teman. Dengan demikian siswa masih mampu untuk
mengerjakan pekerjaanya sendiri walaupun sebagian ada yang meniru
Salinan pekerjaan dari temanya.
Pernyataan kelima yaitu “Saya memanfaatkan mengerjakan PR
untuk belajar memahami materi.” Adapun jawaban dari responden
disajikan dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan kelima

SS S KS TS
KS
6%

SS
40%

S
54%

Gambar 4.21: Jawaban Responden Pernyataan kelima


Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 54% siswa setuju, 40%
sangat setuju, 6% kurang setuju dan 0% tidak setuju dengan
40

memanfaatkan pr dari sekolah untuk dijadikan bahan belajar. Dengan


demikian siswa memilih metode belajar dari pr yang diberikan oleh guru
di sekolah yang bisa dijadikan bahan belajar mandiri untuk memahami
materi.
Pernyataan keenam yaitu “Ketika ada jam pelajaran kosong, saya isi
dengan mengobrol bersama teman.” Adapun jawaban dari responden
disajikan dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan keenam

SS S KS TS
KS
6%

SS
49%

S
46%

Gambar 4.22: Jawaban Responden Pernyataan keenam


Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 48% siswa sangat setuju,
46% setuju, 6% kurang setuju dan 0% tidak setuju dengan mengisi jam
pelajaran kosong dengan mengobrol bersama teman. Dengan demikian
siswa masih belum bisa memanfaatkan waktu dengan baik Ketika ada
jam kosong di sekolah, siswa lebih memilih untuk mengobrol bersama
teman daripada untuk meneruskan belajar yang telah diajarkan pada guru
mapel di sekolah.
Pernyataan ketujuh yaitu “Saya merasa bingung apabila
mendapatkan soal ulangan.” Adapun jawaban dari responden disajikan
dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan ketujuh

SS S KS TS
TS
6% SS
20%

KS
31%

S
43%

Gambar 4.23: Jawaban Responden Pernyataan ketujuh


41

Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 43% siswa setuju, 31%


kurang setuju 20% sangat setuju dan 6% tidak setuju dengan bingung
apabila mendapatkan soal ulangan. Dengan demikian siswa masih belum
siap untuk mengikuti ulangan harian yang telah dijadwalkan gurunya dan
siswa masih belum bisa mengoptimalkan kegiatan belajar dengan baik.
Pernyataan kedelapan yaitu “Saya memahami materi yang diberikan
oleh guru tanpa bantuan penjelasan dari teman.” Adapun jawaban dari
responden disajikan dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan kedelapan

SS S KS TS
S
SS 14%
3%
TS
11%

KS
71%

Gambar 4.24: Jawaban Responden Pernyataan kedelapan


Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 72% siswa kurang setuju,
14% setuju, 11% tidak setuju, 3% sangat setuju dengan memahami
materi yang diberikan oleh guru tanpa bantuan penjelasan dari teman.
Dengan demikian kegiatan interaksi sosial masih dimanfaatkan untuk
membantu proses belajar, siswa masih memerlukan bantuan dengan
siswa lain untuk memahami dari penjelasan yang diberikan oleh guru di
sekolah.
Pernyataan kesembilan yaitu “Saya hanya belajar ketika bimbingan
atau les saja.” Adapun jawaban dari responden disajikan dalam diagram
lingkaran berikut:
Pernyataan kesembilan

SS S KS TS
SS
6%
S
20%
TS
40%

KS
34%

Gambar 4.25: Jawaban Responden Pernyataan kesembilan


Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 40% siswa tidak setuju, 34%
kurang setuju, 20% setuju, 6% sangat setuju dengan mengandalkan
42

belajar ketika bimbingan atau les saja. Dengan demikian siswa masih
memilih untuk belajar mandiri sendiri daripada mengandalakn belajar
Ketika hanya ada kegiatan bimbingan atau les.
Pernyataan kesepuluh yaitu “Saya belajar dengan membaca dan
mencari lebih luas pengetahuan yang saya baca.” Adapun jawaban dari
responden disajikan dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan kesepuluh

SS S KS TS
KS SS
14% 20%

S
66%

Gambar 4.26: Jawaban Responden Pernyataan kesepuluh


Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 66% siswa setuju, 20%
sangat setuju, 14% kurang setuju dan 0% tidak setuju dengan belajar
dengan membaca dan mencari lebih luas pengetahuan yang dibaca.
Dengan demikian siswa belajar dengan membaca dengan mengambil isi
bacaan untuk memperluas wawasan pengetahuan mereka.
Pernyataan kesebelas yaitu “Saya tetap fokus dalam pembelajaran
ketika guru sedang menjelaskan.” Adapun jawaban dari responden
disajikan dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan kesebelas

SS S KS TS
SS
6%
KS
26%

S
69%

Gambar 4.27: Jawaban Responden Pernyataan kesebelas


Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 68% siswa setuju, 26%
kurang setuju, 6% sangat setuju dan 0% tidak setuju dengan fokus dalam
pembelajaran ketika guru sedang menjelaskan. Dengan demikian siswa
masih fokus dalam megikuti pembelajaran oleh guru di sekolah.
43

Pernyataan kedua belas yaitu “Belajar atau tidak saya, selalu


mendapatkan nilai ulangan harian jelek.” Adapun jawaban dari
responden disajikan dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan kedua belas

SS S KS TS
SS S
6% 20%
TS
31%

KS
43%

Gambar 4.28: Jawaban Responden Pernyataan kedua belas


Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 43% siswa kurang setuju,
31% tidak setuju, 20% setuju dan 6% sangat setuju dengan Belajar atau
tidak, selalu mendapatkan nilai ulangan harian jelek. Dengan demikian
siswa masih mengimbangi hasil nilai ulangan harian mereka dengan
belajar.
Pernyataan ketiga belas yaitu “Saya siap ketika guru menunjuk saya
untuk menjawab pertanyaan.” Adapun jawaban dari responden disajikan
dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan ketiga belas

SS S KS TS
TS SS
3% 6%

KS
37%

S
54%

Gambar 4.29: Jawaban Responden Pernyataan ketiga belas


Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 54% siswa setuju, 37%
kurang setuju, 6% sangat setuju, 3% tidak setuju dengan siap ketika guru
menunjuk saya untuk menjawab pertanyaan. Dengan demikian siswa
memiliki kesiapan dalam materi dan mental untuk mejawab pertanyaan
dari guru.
Pernyataan keempat belas yaitu “Setiap malam saya selalu belajar.”
Adapun jawaban dari responden disajikan dalam diagram lingkaran
berikut:
44

Gambar 4.30: Jawaban Responden Pernyataan keempat belas


Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 63% siswa kurang setuju,
20% setuju, 14% tidak setuju, 3% sangat setuju dengan belajar pada
malam hari. Dengan demikian siswa jarang belajar pada malam hari,
karena pada malam hari siswa lebih memilih waktunya untuk beristirahat
dan bersantai.
Pernyataan kelima belas yaitu “ Saya akan belajar Ketika ada
ulangan harian saja.” Adapun jawaban dari responden disajikan dalam
diagram lingkaran berikut:
Pernyataan kelima belas

SS S KS TS

TS SS
23% 17%

KS
17% S
43%

Gambar 4.31: Jawaban Responden Pernyataan kelima belas


Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 43% siswa setuju, 23% tidak
setuju, 17% sangat setuju dan 17% kurang setuju dengan belajar Ketika
ada ulangan harian saja. Dengan demikian rata-rata siswa hanya akan
mau belajar Ketika akan ada ulangan harian saja.
Pernyataan keenam belas yaitu ” Ketika hari libur saya tetap akan
meluangkan waktu saya untuk belajar.” Adapun jawaban dari responden
disajikan dalam diagram lingkaran berikut:
Pernyataan keenam belas

SS S KS TS
S
31%
TS
29%

KS
40%

Gambar 4.32: Jawaban Responden Pernyataan keenam belas


Berdasarkan diagram tersebut sebanyak 40% siswa kurang setuju,
31% setuju, 29% tidak setuju dan 0% sangat setuju dengan meluangkan
45

waktu liburanya dengan belajar. Dengan demikian siswa masih belum


bisa meluangkan separuh waktu liburanya untuk belajar, siswa lebih
menghabiskan seluruh waktu liburanya untuk bersenang-senang,
bersantai dll.

B. Pembahasan
1. Kegiatan Literasi
Berdasarkan hasil temuan penelitian tentang pemanfaatan kegiatan
literasi yang dinilai berdasarkan gemar dalam melakukan kegiatan literasi.
Siswa masih gemar melakukan kegiatan literasi, hal ini berdasarkan data
yang diperoleh peneliti pada jawaban responden dari pernyataan kedua,
ketiga dan kelima. Seseorang untuk mendorong melakukan kegiatan
literasi yaitu adanya keinginan untuk mencari pengetahuan, lingkungan
yang kondusif untuk melakukan kegiatan literasi dan media untuk
melakukan literasi seperti alat komunikasi dan teknologi.
Pada pernyataan kelima belas tentang ketertarikan membaca sebuah
artikel, berita atau informasi yang dilakukan di hp daripada di buku atau
majalah, koran. Siswa cenderung memilih membaca di hp daripada di
media cetak. Tentu hal ini sudah terbiasa, karena siswa rata-rata sudah
memiliki smartphone atau hp yang dirasa lebih efektif untuk meyerap
informasi daripada di media cetak seperti majalah, koran dll, yang dapat
membuat siswa lebih efisien dan efektif untuk bisa membaca dan
menyerap sebuah informasi.
Pada pernyataan ketiga belas dimana membaca buku dapat mengubah
karakter seseorang. 57% siswa setuju dengan pernyataan tersebut. literasi
diarahkan kepada kemampuan seseorang dalam mengembangkan dirinya
dibidang sosial, ekonomi dan budaya dari proses pembelajaran literasi.
Sejalan dengan berkembanganya teknologi informasi dan komunikasi,
namun hal itu juga dipengaruhi oleh kemampuan dalam literasi.
Seseorang bisa melakukan perubahan sikap berdasarkan sebuah amanat
46

cerita yang disimpulkan dari sebuah buku yang bergenre fiksi maupun
non fiksi. Kemampuan dalam literasi yang dipengaruhi oleh faktor
intelegensi yang didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir
yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan
dan meresponsnya secara tepat. Selain itu, faktor lain yang juga
mempengaruhi kemajuan kemampuan literasi adalah faktor psikologis
seperti motivasi, minat, kematangan sosial, kematangan emosi dan
penyesuaian diri.
Pada pernyataan kesepuluh tentang mengetahui isi pokok bacaan
yang dibaca. Sebagian siswa memilihi kurang setuju dan setuju.
Romdhoni (2013:90) menyatakan bahwa literasi merupakan peristiwa
sosial yang melibatkan keterampilan-keterampilan tertentu, yang
diperlukan untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi dalam
bentuk tulisan. Siswa masih belum bisa memahami makna yang
terkandung dalam sebuah buku yang dibacanya sehingga kemampuan
literasi membaca mereka masih tergolong rendah.
Pada pernyataan kesebelas dan keenam belas yang mengacu tentang
konsentrasi dalam melakukan kegiatan literasi. Siswa tidak dapat
membaca ketika pikiranya terganggu atau gelisah. Karena membaca
bukan hanya dibaca namun juga memahami maksud dari bacaanya. Hal
ini juga melibatkan otak untuk berpikir dan menganalogikan pesan
bacaanya. Sehingga apabila pemikiran terganggu saat membaca, maka
otak tidak dapat berjalan dengan alur bacaanya dan tidak dapat
melanjutkan untuk membaca.
Pada pernyataan pertama tentang membaca buku untuk memperluas
pengetahuan. Siswa setuju, karena dengan gemar membaca dapat
memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin
meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab
tantangan hidup pada masa-masa mendatang. Keterampilan membaca
secara kritis menjadi modal dasar untuk menganalisis, mengevaluasi, dan
menyintesiskan bahan bacaan.
47

2. Prestasi belajar
Pernyataan pertama tentang mudah bosan menerima pelajaran di
sekolah. Siswa kurang setuju, artinya siswa masih bisa menerima kegitan
pembelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah, siswa memiliki sikap
interaksi yang baik dengan guru mereka di sekolah. Hal ini juga
dipengaruhi oleh guru yang bisa melakukan pembelajaran yang tidak
membosankan kepada para siswa sehingga siswa dapat aktif mengikuti
alur pembelajaran atau materi yang diajarkan dari guru di sekolah.
contohnya melakukan kegiatan praktek yang dirasa lebih menyenangkan
daripada berteori yang membuat siswa terbeban pikiranya.
Pernyataan keempat tentang menyalin tugas dari teman. Hal ini kerap
biasa dilakukan oleh siswa apabila tugas itu mendekati tanggat waktu
pengumpulanya, sehingga siswa tidak memiliki waktu untuk mengerjakan
sendiri. siswa melihat jawaban atau menyalin contekan dari teman yang
sudah selesai. Apabila hal ini terus dilanjutkan maka siswa akan mudah
malas mengerjakan tugas dan meninggalkan kewajiban dan tanggung
jawab mereka sebagai pelajar.
Pernyataan kedua dan ketiga belas yang mengacu pada hasil belajar.
Siswa akan mengingat kembali materi yang diajarkan oleh guru di
sekolah melalui belajar, karena dengan belajar bisa mengembailkan
memori otak yang awalnya tidak simpan. Tidak akan cukup apabila
mengandalkan belajar yang diajarkan guru di sekolah, siswa perlu
mengevaluasi kembali dengan belajar agar sepenuhnya dapat terjaga
materi yang sudah diajarkanya
Pernyataan kelima belas tentang belajar hanya pada waktu ulangan
harian saja. Siswa setuju mengenai tersebut artinya siswa hanya akan mau
belajar ketika ada ulangan harian saja. Karena ulangan harian akan
menjadi dasar tolak ukur kesiapan materi dari kemampuan siswa terebut.
Maka tak heran apabila siswa akan memulai belajarnya ketika ulangan
harian saja, namun hal ini belum optimal dalam memperoleh hasil prestasi
belajar. Apabila jika siswa dapat memaksimalkan waktu untuk belajar
48

setiap hari, siswa akan mendapatkan hasil prestasi belajar yang


memuaskan namun hal ini dikembalikan pada kepribadian para siswa
sendiri dalam minat, motivasi, kecerdasan untuk meraih prestasi.
Pernyataan kedua belas yang mengacu pada tolak ukur belajar,
dimana siswa berusaha untuk mendapatkan nilai ulangan harian yang
bagus dengan belajar namun tidak ada peningkatan sama sekali. Hal ini
juga dipengaruhi oleh pengaruh pendidikan, pembelajaran unggul,
perkembangan, pengukuran otak dan kecerdasan (intelegensi) emosional.
siswa juga harus memahami dirinya sendiri dan melakukan metode
belajar yang efektif untuk dirinya sendiri. menciptakan lingkungan
kelompok sosial dengan teman yang bisa membantu untuk mengasah pola
pikir yang maju.
Pernyataan ketujuh tentang kebingungan siswa mendapatkan soal
ulangan harian. Siswa memilih setuju tentang pernyataan tersebut, karena
siswa sering mengalami lupa pada materi yang sudah dipelajarinya. Hal
ini timbul akibat kecemasan, ketakutan dan kurang percaya diri untuk
menjawab soal ulanganya sendiri. siswa takut akan gagal pada hasil
ulanganya, sehingga membuat siswa menjadi setres dan depresi. Untuk itu
siswa harus mengedepankan rasa kepercayaan diri sendiri, belajar dengan
optimal, dan berdoa sebelum menjawab soal ulangan.
Pernyataan keenam tentang menghabiskan mengobrol bersama
teman ketika ada jam kosong. Siswa memilih sangat setuju atas
pernyataan tersebut, yang dimana ketika tidak ada guru atau guru tidak
bisa mengisi jadwal kegiatan belajar siswa di sekolah. Siswa cenderung
melakukan kegiatan aktivitas mengobrol bersama teman. Hal ini sudah
menjadi kebiasaan siswa karena siswa tidak memiliki arahan
pembelajaran sehingga siswa akan melakukan kegiatan lain di luar
belajar. Siswa akan cenderung menghabiskan waktu bersama teman,
seperti membeli makanan di kantin maupun di koperasi, menuju ke kelas
lain atau halaman sekolah. Dengan demikian guru harus bisa mengisi
waktu jam kegiatan belajar siswa agar tidak melakukan kegiatan di luar
49

jam belajar, dengan cara penugasan yang memiliki batas pengumpulan


sampai jam kegiatan belajar guru selesai, sehingga siswa dapat melakukan
aktivitas belajar dengan mengerjakan tugas dari guru. Namun hal ini
belum efektif karena sebagian siswa juga akan menyalin tugas dari teman
mereka yang sudah selesai dulu.
Berdasarkan pada pembahasan pernyataan yang telah dijabarkan di
atas, maka dapat disimpulkan jawaban atas rumusan masalah pertama
”Bagaimana pemanfaatan kegiatan literasi dikalangan para siswa SMA
Negeri 1 Rembang?”
Pemanfaatan kegiatan literasi dikalangan pelajar siswa SMA Negeri 1
Rembang masih belum bisa memanfaatkan dengan baik. Namun
diantaranya siswa sudah memiliki minat untuk melakukan kegiatan
literasi. Dengan adanya dukungan teknologi yaitu smartphone atau hp,
siswa akan lebih mudah mengakses untuk menangkap wawasan sebuah
pengetahuan atau informasi. Siswa hanya kurang saja untuk menyerap
informasi yang dibacanya, sehingga siswa tidak tahu isi pokok dari
bacaanya. Untuk itu siswa harus mengulangi dalam melakukan literasi
dan mencermati isi maksud kalimat yang dibacanya.
Lalu pada rumusan masalah yang kedua tentang “Mengapa kegiatan
literasi dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa SMA Negeri 1
Rembang?” Prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Rembang termasuk
dalam kategori baik. Hal itu karena siswa terus mengupayakan untuk
meningkatkan hasil prestasi mereka dengan kegiatan belajar. Walaupun
sebagian besar belum bisa memaksimalkan waktu luang mereka untuk
belajar. Pentingnya melakukan kegiatan literasi terlebih dahulu agar siswa
mendapatkan banyaknya informasi yang diterima dan dapat menambah
wawasan berpikirnya. Sehingga siswa sudah memiliki bekal pengetahuan
untuk menganalisis berbagai persoalan dengan mudah. Oleh karena itu
siswa dapat memperoleh hasil prestasi belajar mereka yang memuaskan.
50
BAB V Pernyataan keempat belas

SS S KS TS
S
TS SS 20%
14% 3%

KS
63%

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Siswa SMA Negeri 1 Rembang sudah baik dalam memanfaatkan kegiatan
literasi. Hal tersebut menunjukan dimana siswa masih memiliki minat
untuk membaca dan memperluas pengetahuan. Dengan adanya teknologi
seperti smartphone atau hp, siswa akan lebih mudah mengakses sebuah
artikel yang berisikan pengetahuan. Dengan itu siswa akan selalu terbiasa
melakukan kegiatan literasi dalam kehidupan sehari-harinya.
2. Kegiatan literasi mampu mendorong atau meningkatkan hasil prestasi
belajar siswa. Karena dalam kegiatan literasi, siswa bukan hanya untuk
membaca saja, melainkan siswa juga didorong untuk mengolah pikiran,
nalar atau logika, serta kreativitas. Sehingga siswa mampu untuk
bersaing untuk memperoleh hasil prestasi belajar yang maksimal.

B. Saran
1. Peneliti
Jika akan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penelitian yang
serupa, Maka perlu melakukan kajian lebih dalam mengenai angket
kuesioner dengan memberikan sejumlah pernyataan sesuai sebab akibat
permasalahan yang dibahas dari penelitian. Sehingga hasil penelitian yang
didapatkan berupa jawaban valid yang dapat dibuktikan melalui data yang
sudah dikembangkan secara deskriptif dan benar.

51
2. Siswa
Diharapkan siswa membiasakan kegiatan literasi dalam kehidupan
sehari. sehingga wawasan mereka selalu terupdate dan dapat

52
53

mengembangkan pola pikir yang modern untuk meningkatkan hasil


prestasi belajar siswa sendiri.
3. Sekolah
Diharapkan sekolah dapat mendukung kegiatan literasi siswa dan
mendorong minat siswa melakukan kegiatan literasi. Dengan
meningkatkan fasilitas atau sarana dan prasarana untuk membaca.
4. Masyarakat
Masyarakat juga harus mendukung penuh adanya kegiatan literasi.
Peran dan dukungan dari orang tua terhadap anaknya untuk gemar
melakukan budaya literasi, sehingga anak dapat berkembang menjadi
pribadi lebih baik dan menyiapkan bekal untuk masa depan anaknya
sehingga pola pikir anak tersebut dapat berkembang.
54

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A., & Supriyono, W. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Brata, S. S. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Clay, & Ferguson. (2001). Information Literacy. Retrieved from bibliotech.us:
www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf (diakses pada 11 April 2022)
Djamaroh, S. B. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Iriantara, Yosal, 2009. Literasi Media: Apa, Mengapa, dan Bagaimana, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media,
Kemendikbud. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah
Atas. Retrieved from kemdikbud.go.id:
https://repositori.kemdikbud.go.id/55/1/Panduan-Gerakan-Literasi-
Sekolah-di-SMA.pdf (diakses pada 19 Desember 2022)
Kern, Richard. 2000. Literacy and Language Teaching, New York: Oxford
University Press.
Moloeng, Lexy J. 2007.Metode Penelitian Kualitatif. Bengkulu: PT. Remaja
Rosdakarya
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/216883-
peningkatan-kemampuan-membaca-permulaan.pdf (diakses pada 20
November 2022)
Rasyid, H., & Mansur. (2007). Penilaian Hasil Belajar.Bandung: Wacana
Prima.
Romdhoni, Ali. 2013. Al-Qur’an dan Literasi. Depok: Literatur Nusantara.
Sanjaya, & Wina. (2013). Penelitian Pendidikan, Jenis Metode dan Prosedur.
Jakarta: Prenada Media Group.
Siswati. (2010). Minat Membaca Pada Mahasiswa (Studi Deskriptif Pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi). Jurnal Psikologi UNDIP.
Sutini. (2010). Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas III Sekolah Dasar.
Jurnal Kependidikan Literasi.
Sugiyono. 2013, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung.
Cv. Alfabeta
55

Slameto. (2008). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta. R
Sujana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajara Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Syah M. (2010). Psikologi Belajara. Jakarta: Raja Grafindo.
Syaodih, R. N. (1996). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Renika Cipta
Wahab, R. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Wahyuni Endah Maulidia. 2018. studi kasus minat baca anak di taman baca
kampung pemulung kalisari damen surabaya.
https://fdokumen.com/document/skripsi-oleh wahyuni-endah-maulidia-
nim-d91214104-2018-3-14-dengan cara.html?page=1 (diakses pada 16
Juni 2022)
Winarni, Endang Widi. 2012. Inovasi dalam pembelajaran IPA. Bengkulu: FKIP
Universitas Bengkulu.
Widyahening, C. E. (2018). Penggunaan Teknik Pembelajaran Fishbone Diagram.
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol2 No1,
https://journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik/article/download/
59/54 (diaskses pada 21 Maret 2022)
Yunus Abidin, dkk . 2017. Pembelajaran literasi. Jakarta: Bumi aksara.
56

ABSTRAK

Pemanfaatan Kegiatan Literasi Dalam Meningkatkan Hasil Presatasi Belajar


Siswa

Oleh:
Nanda Andrian Shafa.

Literasi merupakan kemampuan untuk membaca dan menulis. Namun dalam


literasi juga diartikan sebagai kemampuan-kemampuan tertentu untuk
menyampaikan sebuah komunikasi dan informasi. Literasi yang berhubungan
dengan prestasi belajar memiliki komponen yang sangat kuat, karena dalam
melakukan kegiatan literasi dapat memberikan sebuah pengetahuan untuk
dijadikan bekal dalam proses belajar. Sehingga hasil belajar menjadi maksimal
yang dapat membuahkan prestasi.
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode ini merupakan
metode dengan menggambar atau menjelaskan secara sistematis, faktual,
karakteristik sesuai data yang ada. Data tersebut diperoleh melalui persebaran
angket atau kuesioner sebanyak 35 responden. Hasil data penelitian dikelompokan
dalam bentuk diagram lingkaran dan dijabarkan. Subjek penelitian ini adalah
siswa SMA Negeri 1 Rembang.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prestasi belajar siswa SMA Negeri 1
Rembang termasuk dalam kategori yang baik. Namun dalam memanfaatkan
kegiatan literasi, belum bisa dimanfaatkan dengan baik. Hal itu dipengaruhi oleh
minat, motivasi, dorongan, serta memanfaatkan teknlogi untuk melakukan
kegiatan literasi.
Pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemanfaatn literasi memiliki
peran sangat penting untuk mengembangkan proses dalam belajar. karena literasi
mampu memperluas wawasan atau pengetahuan seseorang. Sehingga Kualitas
belajar Meningkat dan menjadi kunci kesuksesan untuk memperoleh prestasi.

Kata Kunci: Literasi, Prestasi Belajar, SMA Negeri 1 Rembang


57

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allh SWT, atas berkah rahmat dan karunia-nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Pemanfaatan
Kegiatan Literasi dalam Meningkatkan Hasil Prestasi Belajar Siswa.”
Peneliti menyampaikan terima kasih atas segala bantuan, sehingga dapat
tersusun laporan karya ilmiah ini. Peneliti menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada:
1. Ibu Endang Sri Lestari, S.Pd., Kepala SMA Negeri 1 Rembang, atas
kesempatan yang diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan kegiatan
penelitian ini.
2. Ibu Novia Elliswati, S.Pd., Selaku pembimbing dalam penelitian ini.
3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan untuk menyelesaikan
penelitian ini.
4. Teman-teman yang membantu terselesaikannya penelitian ini yang tidak
mungkin kami sebutkan satu persatu.
Karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan
kemampuan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penelitian
di masa mendatang.

Rembang, 2023

Peneliti
58

Anda mungkin juga menyukai