Makalah Triangulasi
Makalah Triangulasi
Hal
Bab 1 Pendahuluan.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................ 2
Bab II Pembahasan.................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Triangulasi................................................................................... 3
2.2 Tujuan Penggunaan Triangulasi Dalam Penelitian........................................ 5
2.3 Bentuk-Bentuk Triangulasi............................................................................ 7
2.4 Penerapan Triangulasi Dalam Penelitian Deskriptif...................................... 10
2.5 Langkah-Langkah Dalam Melakukan Triangulasi........................................ 12
2.6 Kelebihan Dan Kelemahan Triangulasi......................................................... 13
Bab III Metode Penelitian....................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu pertanyaan penting dan sering muncul dari para peneliti dan mahasiswa
yang sedang melakukan penelitian adalah masalah triangulasi. Hal tersebut didasarkan
karena banyak yang masih belum memahami makna dan tujuan tiangulasi dalam
penelitian. Karena kurangnya pemahaman itu, sering kali muncul persoalan tidak saja
antara mahasiswa dan dosen dalam proses pembimbingan, tetapi juga antar dosen pada saat
menguji skripsi, tesis, dan disertasi. Hal ini tidak akan terjadi jika masing-masing memiliki
pemahaman yang cukup mengenai triangulasi.
Istilah triangulasi dalam kegiatan penelitian secara umum banyak dipahami oleh
sebagian kalangan hanya dapat di jumpai dalam penelitian kualitatif sebagai salah satu
teknik validasi sebuah penelitian. Akan tetapi, pemahamannya tidak sesederhana yang
dipahami oleh sebagian kalangan tersebut. Triangulasi akan sangat tepat penggunaannya
dalam sebuah penelitian apabila kita paham konsep dari triangulasi itu sendiri, dan batasan-
batasannya jika akan di implementasikan dalam sebuah penelitian.
Selain itu, istilah triangulasi juga tidak hanya dipahami sebagai salah satu teknik
analisis data dan teknik validasi data kualitatif, akan tetapi triangulasi dapat juga dipahami
sebagai suatu teknik penelitian perpaduan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.
1
tingkat kebenaran yang handal. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai triangulasi,
maka dibuatlah makalah ini.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian triangulasi.
2. Untuk mengetahui tujuan penggunaan triangulasi dalam penelitian.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk triangulasi.
4. Untuk mengetahui penerapan triangulasi dalam penelitian deskriptif.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam melakukan triangulasi.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan triangulasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Konsep triangulasi didasarkan pada ide bahwa setiap bias yang mungkin muncul
dari sumber data, peneliti, atau metode tertentu dapat diatasi dengan menggunakan sumber
data, peneliti, atau metode yang lain. Triangulasi yang diperkenalkan oleh Denzin,
menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif dalam penelitian sebagai suatu kesatuan.
Dalam penelitian dengan metode triangulasi, peneliti bisa lebih memfokuskan pada
metode kualitatif, kuantitatif, atau bahkan menggunakan kedua metode tersebut secara
seimbang. Jika peneliti memilih untuk menekankan pada metode kualitatif, misalnya,
metode kuantitatif bisa digunakan sebagai alat bantu dalam memperlancar proses
penelitian, begitu juga sebaliknya. Namun, ketika peneliti memberikan perhatian yang
setara pada kedua metode (kualitatif dan kuantitatif), ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan dilakukan:
1. Dapat digunakan bersama untuk meneliti pada obyek yang sama, tetapi tujuan yang
berbeda. Metode kualitatif digunakan untuk menemukan hipotesis, sedangkan metode
kuantitatif digunakan untuk menguji hiptesis.
2. Digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan metode kualitaif,
sehingga ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut diuji dengan metode
kuantitatif.
3. Metode penelitian tidak dapat di gabungkan karena paradigmanya berbeda. Tetapi
dalam penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik pengumpulan
data (bukan metodenya), sepertinya penggunaan triangulasi dalam kualitatif. Dalam
4
penelitian kuantitatif misalnya, teknik pengumpulan data yang utama menggunakan
kuesioner, data yang diperoleh adalah data kuantitatif. Selanjutnya, untuk
memperkuat dan mengecek validitas data hasil kuesioner tersebut, maka dapat
dilengkapi dengan observasi atau wawancara kepada responden yang telah
memberikan angket tersebut, atau orang lain yang memahami terhadap masalah yang
diteliti.
4. Memahami masing-masing metode dan pentingnya metode tersebut dalam suatu
penelitian yang akan dilakukan;
5. Memahami permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dilakukan sehingga
penggunaan metode kualitatif dan metode kuantitatif ini disesuaikan dengan masalah
dan tujuan dari penelitian yang ingin dicapai;
6. Kedua metode yang digunakan juga dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
prioritas kepentingan, dimana kedua metode dapat digunakan dalam desain secara
bersama-sama namun pada laporan penelitian hanya diperhitungkan salah satunya
saja;
7. Kedua metode juga digunakan berdasarkan pertimbangan keterampilan peneliti, yang
terlibat dalam satu kegiatan penelitian secara simultan apabila ada hubungan dengan
masalah dan tujuan penelitian.
5
3. Untuk keperluan kelengkapan. Peneliti menggunakan Triangulasi untuk
meningkatkan kedalaman dan pemahamannya tentang fenomena yang sedang
diselidiki dengan menggabungkan beberapa metode dan teori, dan teori, karena
fenomen yang diselidiki memiliki sedikit dasar teori. Selain itu penggunaan
Triangulasi untuk kelengkapan, memperbesar dan memperdalam pemahaman tentang
pertanyaan penelitian.
4. Untuk meningkatkan akurasi penelitian, dalam hal ini triangulasi merupakan salah
satu validitas.
5. Untuk tujuan meningkatkan kredibilitas penelitian.
6. Metode triangulasi telah digunakan untuk tujuan mencapai validitas konvergen dan
menguji tingkat validitas eksternal.
7. Selain itu, metode triangulasi melibatkan pemeriksaan silang untuk konsistensi
internal.
Konsep triangulasi berasal dari pernyataan Denzin yang diutarakan oleh Patton.
Denzin menyatakan bahwa tidak ada satu metode pun yang secara keseluruhan mampu
mencakup dan memecahkan setiap masalah, karena setiap metode menyoroti aspek yang
berbeda dari realitas empiris. Oleh karena itu, penggunaan dua metode atau lebih dalam
pengamatan disarankan untuk memahami suatu fenomena. Inilah yang disebut sebagai
triangulasi, sebuah aturan prinsipil bahwa penggunaan berbagai metode seharusnya menjadi
standar dalam setiap penyelidikan.
6
Teknik triangulasi lebih menekankan pada efektivitas proses dan hasil yang
diinginkan. Proses triangulasi ini dilakukan secara berkelanjutan selama proses
pengumpulan data dan analisisnya. Hal ini bertujuan untuk mencapai suatu titik di mana
peneliti yakin bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan lagi antara informasi yang
diperoleh, serta tidak ada lagi hal yang perlu dipertanyakan kepada para informan.
Triangulasi dalam penelitian bertujuan untuk menguji keandalan data dengan cara
memeriksa dan memverifikasi informasi dari berbagai sumber secara bervariasi dan dalam
rentang waktu yang berbeda. Metode ini juga dimanfaatkan untuk menguji konsistensi
dalam penggunaan berbagai teknik, seperti pengamatan lapangan dan wawancara, atau
dalam penggunaan metode yang sama dengan sejumlah informan dalam periode tertentu.
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber berarti memeriksa data dari sejumlah sumber atau informan
yang berbeda. Pendekatan ini dapat meningkatkan keandalan data dengan mengevaluasi
informasi dari berbagai sumber atau informan selama proses penelitian. Sebagai contoh,
dalam penelitian mengenai peraturan sekolah, triangulasi sumber bisa dilakukan dengan
mewawancarai kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, serta
konselor.
Setelah mengumpulkan data dari berbagai sumber, langkah berikutnya adalah
menggambarkan, mengkategorikan, dan membandingkan informasi yang diperoleh,
serta menemukan kesamaan dan perbedaan di antara ketiganya. Tujuannya adalah untuk
menarik kesimpulan dari analisis data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber.
Melalui teknik triangulasi sumber, peneliti berupaya membandingkan informasi
yang diperoleh dari setiap sumber untuk menemukan kebenaran yang mendasari
informasi tersebut. Dengan kata lain, triangulasi sumber adalah upaya untuk
memverifikasi data dengan membandingkan informasi dari satu sumber dengan yang
7
lain. Berdasarkan konsep ini, triangulasi sumber dapat diilustrasikan seperti pada
gambar di bawah ini.
2. Triangulasi metode
Berbeda dengan triangulasi sumber, triangulasi metode digunakan untuk menguji
sebuah data yang dilakukan dengan cara mencari tahu dan mencari kebenaran data
terhadap sumber yang sama melalui teknik yang berbeda. Maksudnya periset
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data
dari sumber yang sama. Dalam hal ini, periset dapat menyilangkan teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi yang kemudian digabungkan menjadi satu untuk
mendapatkan sebuah kesimpulan. Triangulasi metode, berarti mengunakan
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang
sama. Periset menggunakan observasi pastisipasif, wawancara mendalam, dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.
8
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu menyoroti pengaruh waktu terhadap keandalan data. Misalnya,
waktu saat mengumpulkan data, seperti di pagi hari ketika informan masih segar, bisa
mempengaruhi validitas data yang diperoleh. Untuk menguji kehandalan data, peneliti
bisa melakukan pengecekan dengan mewawancarai, melakukan observasi, atau
menggunakan teknik lain dalam situasi atau waktu yang berbeda. Jika terdapat
perbedaan hasil pengujian, pengumpulan data dilakukan kembali secara berulang
hingga kepastian atas data yang diperoleh tercapai.
9
5. Triangulasi teori
Sama seperti triangulasi sebelumnya, triangulasi teori adalah upaya mengawinkan
berbagai macam teori yang digunakakan dalam menemukan titik temu dan kevalidan
dari data yang akan dicari. Gambarannya sebagai berikut:
10
Metode deskriptif diterapkan saat peneliti berupaya "mendeskripsikan, mengamati,
dan mendokumentasikan fenomena alami yang sulit untuk diberikan nilai obyektif secara
mudah." Penelitian deskriptif cenderung menjelaskan hal-hal yang menggambarkan
hubungan tanpa melakukan prediksi tentang hubungan antar variabel. Menurut pandangan
tertentu, penelitian deskriptif memegang peranan penting dalam menyoroti keberadaan dan
tingkat permasalahan yang mendorong intervensi serta tindakan yang berujung pada
perubahan kebijakan. Pendekatan deskriptif kualitatif bergantung pada pengalaman serta
pengetahuan yang telah terakumulasi.
11
2.5 Langkah-Langkah Triangulasi
Terdapat empat kriteria yang digunakan dalam pengecekan keabsahan, yaitu derajat
kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan
kepastian (confirmability). Contoh dalam triangulasi sumber dilakukan dengan cara:
1. mengecek informasi atau data yang diperoleh melalui wawancara dengan informan.
2. Data tersebut ditanyakan kepada informan lain yang masih terkait satu sama lain.
3. Transferability dilakukan dengan cara menyajikan laporan hasil penelitian dengan
sebaik mungkin agar dapat terbaca dan memberikan informasi dengan jelas, sistematis
dan dapat dipercaya.
4. Dependability dilakukan dengan cara mengaudit keseluruhan proses penelitian.
5. Confirmability dilakukan dengan cara mengaudit hasil penelitian dengan proses
penelitian agar data yang diperoleh dapat dilacak kebenarannya.
12
2.6 Kelebihan dan kelemahan Triangulasi
13
2. Biaya dan Waktu: Metode triangulasi seringkali membutuhkan lebih banyak sumber
daya, baik dalam hal waktu maupun biaya, karena melibatkan penggunaan berbagai
metode penelitian atau pengumpulan data dari berbagai sumber.
3. Kesulitan dalam Integrasi Data: Memadukan data dari berbagai sumber atau metode
kadang-kadang dapat menjadi tantangan. Proses integrasi ini memerlukan kehati-hatian
agar hasil yang diperoleh tidak kontradiktif atau tidak konsisten.
4. Potensi Konflik Interpretasi: Keterlibatan berbagai peneliti atau ahli dengan sudut
pandang yang berbeda dalam metode triangulasi bisa menghasilkan perbedaan
interpretasi atau konflik yang mungkin sulit diselesaikan.
Memahami kelebihan dan kelemahan dari metode triangulasi dalam penelitian klinis
penting untuk membantu peneliti memutuskan apakah pendekatan ini sesuai dengan tujuan
penelitian mereka dan apakah manfaatnya lebih besar daripada kerumitannya.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs, dan Christine K. Sorensen. (2010). Introduction to
Research in Education, Eight Edition, USA: Wadsworth Cengage Learning.
Beverley J., Taylor. Kermode, Stephen. and Roberts, Kathryn. (2018). "Research In
Nursing And Health Care: Evidence For Practice.", Medicine Medicine and Health
Sciences. Flick, Uwe.
Bodgan, Robert C. dan Sari Knopp Biklen. (2006). Qualitative Research for Education: an
Introduction to Theories and Methods, Fifth Edition, USA: Pearson.
Pettersson, I., Lachner, F., Frison, A. K., Riener, A., & Butz, A. (2018). A bermuda
triangle? - A review of method application and triangulation in user experience
evaluation. Conference on Human Factors in Computing Systems - Proceedings,
2018-April. https://doi.org/10.1145/3173574.3174035
The SAGE Hanbook of Qualitative Data Collectio. (2011). (London: SAGE Publication
16
Ltd.). Guion, Lisa A., David C. Diehl, and Debra McDonald. "Triangulation:
Establishing The Validity Of Qualitative Studies” FCS6014/FY394, Rev.
8/2011." Edis 2011.8: 3.
17
REVIEW JURNAL
Author : Ragnhild Nyhagen, RN, MN, Ingrid Egerod, RN, PhD, Tone Rustøen,
RN, PhD, Anners Lerdal, RN, PhD, Marit Kirkevold, RN, EdD.
Tahun : 2023
18
ABSTRAK:
Latar Belakang: Di unit perawatan intensif, pasien sering tidak bisa berbicara karena
penggunaan alat medis seperti intubasi, pengobatan, dan kondisi penyakit. Penelitian
biasanya fokus pada cara menggunakan alat atau teknik komunikasi, bagaimana pasien dan
dokter berkomunikasi, serta masalah yang muncul. Namun, sedikit sekali penelitian yang
melibatkan pandangan dari pasien, keluarga mereka, dan dokter sekaligus. Kami ingin
melihat komunikasi dari berbagai sudut pandang dan menggali masalah yang mungkin
belum terdeteksi sebelumnya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memahami komunikasi antara pasien, anggota
keluarga, dan dokter serta untuk mengetahui hambatan komunikasi yang sebelumnya tidak
teridentifikasi.
Metode: Kami menggunakan desain studi kasus dengan memperhatikan banyak sudut
pandang. Penelitian dilakukan di dua unit perawatan intensif di rumah sakit universitas
Norwegia. Kami melakukan observasi saat sembilan pasien yang menggunakan ventilasi
mekanis berkomunikasi dengan anggota keluarga dan staf medis. Setelah observasi, kami
melakukan wawancara individu dengan enam pasien, enam anggota keluarga, dan sembilan
petugas kesehatan.
Temuan: Observasi menunjukkan komunikasi terlihat cukup lancar, tapi dari wawancara
kami mendapat pandangan lain. Partisipan menekankan hal yang berbeda ketika bercerita
tentang pengalaman mereka, yang menunjukkan adanya perbedaan dalam persepsi
mengenai situasi tersebut. Anggota keluarga memiliki peran penting dalam memahami
isyarat dari pasien, mengungkapkan tantangan yang mungkin tidak terlihat oleh perawat.
19
1. LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan terhadap pasien ICU yang tak bisa bersuara namun sadar
adalah tugas yang menantang, terutama karena tantangan komunikasi yang terkait
dengannya. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kurangnya obat penenang bisa
memberikan kesempatan untuk lebih banyak keterlibatan pasien dan memberi perawat
wawasan yang lebih baik terhadap pengalaman dan gejala pasien.
Untuk mengatasi masalah ini, ada usaha untuk menjelajahi lebih lanjut alat bantu
dan teknik komunikasi yang efektif. Pentingnya aspek relasional dan potensi perbedaan
dalam cara berkomunikasi memerlukan penyelidikan perspektif yang berbeda dari semua
pihak yang terlibat untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang komunikasi di
lingkungan ICU. Dengan melakukan triangulasi metode, data, dan analisis, diharapkan
dapat melengkapi pemahaman yang ada tentang komunikasi di ICU dan menerapkan
pendekatan yang lebih holistik dibandingkan penelitian sebelumnya dalam bidang ini.
20
mengeksplorasi hubungan komunikasi antara pasien, anggota keluarga, dan perawat serta
menyelidiki tantangan komunikasi yang belum teridentifikasi sebelumnya.
2. METODE PENELITIAN
a. DESAIN
Melalui penggunaan pendekatan yang berbeda dalam analisis data, baik secara
individu maupun lintas kasus, penelitian ini menerapkan triangulasi analisis yang terapan.
Tujuannya adalah untuk melengkapi, bukan mengonfirmasi atau bertentangan, temuan dari
berbagai sumber serta perspektif, memungkinkan pemahaman yang lebih menyeluruh
terhadap pertanyaan penelitian yang diajukan.
Dalam konteks pengaturan dan partisipan penelitian, dilakukan studi di dua unit ICU umum
di rumah sakit universitas Norwegia antara Desember 2017 hingga Februari 2019. Satu unit
memiliki enam tempat tidur, sementara yang lainnya memiliki 10 tempat tidur, dan
keduanya menerima layanan medis/pasien bedah yang sakit kritis.
21
yang memungkinkan komunikasi. Perawat ICU membantu mengidentifikasi kandidat yang
memenuhi syarat, mengundang pasien dan keluarga untuk berpartisipasi, dan peneliti
kemudian mendekati mereka untuk informasi lebih lanjut serta persetujuan.
Meskipun niat awal adalah mewawancarai semua pasien yang diamati bersama
dengan satu anggota keluarga dan satu dokter per pasien, beberapa kendala seperti
kematian atau perpindahan ke rumah sakit lain memengaruhi implementasi ini.
22
c. KODE ETIK
Penelitian ini telah disetujui oleh komite regional untuk etika penelitian medis dan
oleh pejabat perlindungan data di rumah sakit, serta dilaksanakan sesuai dengan Prinsip
Deklarasi Helsinki.23 Semua peserta diberikan informasi lisan dan tertulis tentang studi ini,
dan persetujuan diperoleh dari mereka sebelum mereka menjadi bagian dari penelitian ini.
Pasien ICU dan keluarga mereka adalah kelompok peserta yang rentan, sehingga penelitian
ini memperhatikan dan memenuhi kode etik penelitian yang relevan.24
Sebelum observasi dimulai, semua peserta diberitahu tentang hak mereka untuk
menghentikan partisipasi dalam studi tersebut kapan saja atau meminta peneliti untuk
meninggalkan ruangan dalam situasi tertentu. Upaya dilakukan untuk memastikan bahwa
observasi tidak mengganggu pengobatan atau perawatan pasien dengan cara apa pun.
d. PENGUMPULAN DATA
OBSERVASI PARTISIPAN
WAWANCARA INDIVIDU
Wawancara individu semi-terstruktur dilakukan oleh penulis utama dengan pasien, anggota
keluarga, dan dokter setelah observasi. Panduan wawancara dengan pertanyaan terbuka
dikembangkan untuk masing-masing kelompok, berlangsung antara 20 menit hingga 2 jam
23
20 menit. Peserta diminta untuk berbagi pengalaman mereka dengan ICU secara umum dan
tentang komunikasi spesifik. Mereka juga ditanyai tentang episode yang diamati, namun
tidak dihadapkan pada pernyataan dari partisipan wawancara lainnya.
Wawancara dilakukan satu kali dengan anggota keluarga dan dokter yang dipilih
berdasarkan peran dan tingkat partisipasi selama observasi. Beberapa wawancara dengan
dokter ditunda hingga 4 minggu karena jadwal mereka. Semua wawancara dengan pasien,
keluarga, dan dokter diperlakukan dengan waktu yang memadai bagi peneliti untuk
meninjau catatan lapangan sebelum melakukan wawancara.
e. ANALISIS DATA:
Data dari catatan observasi dan transkrip setiap kasus disusun dengan bantuan teori
komunikasi Watzlawick, diuraikan dan diorganisasikan sesuai.
f. KEKAKUAN:
24
Konfirmabilitas diperoleh melalui deskripsi metodologis yang terperinci. Semua
langkah proses analisis dibahas secara intensif dalam kelompok penelitian untuk
memastikan konfirmasi dan transferabilitas.
3. HASIL:
4. KESIMPULAN:
25