Anda di halaman 1dari 29

TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Kapsul

(Created by: Erga, Lidya, recheck by Virna )


BACA !! Keterangan : Highlight biru : penting diingat
Tulisan biru : penting
Highlight kuning : masih bingung, perlu ditanyakan saat tutorial
Tulisan merah : dapus tidak jelas/tidak ditemukan

I. PENDAHULUAN
A. Definisi
 FI V , 2014 (hal. 44)
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan
lain yang sesuai.

 BP 2013 Vol III (Capsules, General Monographs)


Kapsul merupakan sediaan padat dengan cangkang yang lunak atau keras dengan kapasitas
yang bervariasi, umumnya mengandung dosis tunggal untuk satu zat aktif. Kapsul
diadministrasikan secara oral.

 USP 39
Kapsul adalah bentuk sediaan padat dimana zat dan/atau eksipien obat terbungkus dalam
wadah yang terlarut atau cangkang atau tersalut dalam cangkang kapsul. Cangkang kapsul
terdiri dari dua bagian (badan dan tutup), atau mungkin terdiri dari satu bagian.

 Ansel, Pharmaceutical Dosage 2011 Ed. 9 (hal 204)


Kapsul adalah sediaan padat dengan zat aktif dan/atau komponen inert yang tertutup dalam
cangkang gelatin kecil. Cangkang kapsul gelatin dapat berupa keras atau lunak, tergantung dari
komposisinya.

B. Keuntungan Sedian Kapsul (Pharm.Dosage Forms :Disperse System, 1989, Vol 2, hlm 243-244).
o Penggunaan sediaan kapsul dapat mengurangi beberapa proses yang berhubungan dengan
pembuatan tablet seperti kompresi, granulasi, dan pengeringan.
o Kapsul (umumnya soft gelatin capsules) dapat diformulasikan untuk meningkatkan
bioavaibilitas oral dari zat aktif yang memiliki kelarutan yang rendah (poorly soluble)
o Kapsul adalah metode yang mudah digunakan dimana cairan dapat diberikan secara oral
kepada pasien sebagai bentuk sediaan satuan
o Kapsul sulit untuk dipalsukan
o Stabilitas dari zat aktif mungkin meningkat dengan sediaan kapsul
o Lebih stabil dibandingkan sediaan cairan
o Dosis yang lebih akurat/terukur dibandingkan sediaan cairan seperti sirup
o Rasa dan bau yang tidak enak dapat tertutupi
o Dapat dibuat light-resistant

1
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

o Dapat diformulasikan untuk ukuran partikel obat yang kecil

C. Kerugian Sediaan Kapsul


o Dibutuhkan peralatan manufacturing khusus
o Memiliki potensial masalah stabilitas yang berhubungan dengan kapsul yang berisi cairan
(liquid fills)
o Masalah tentang homogenitas dari berat dan kadar pengisi yang berkaitan dengan formulasi
kapsul.
o Tidak untuk anak yang sangat kecil
(Pharmaceutics Dosage Form and Design, 2008, hal. 256)
(Pharmaceutical Compounding and Dispensing, 2008, hal 152)

D. Jenis Sediaan Kapsul


 Kapsul keras : terdiri dari 2 bagian yaitu badan dan tutup (body and cap) dalam rentang
ukuran normal/standar
 Kapsul lunak : terdiri dari 1 bagian, umumnya digunakan untuk menghantarakan zat aktif
dalam bentuk larutan atau suspensi. Formulasi dalam bentuk cairan yang dimasukkan dalam
kapsul dapat memberikan keuntungan dibandingkan kapsul yang berisi padatan dan tablet
untuk mencapai keseragaman zat aktif atau mencapai persyaratan disolusi dengan kelarutan
zat aktif yang buruk. Namun, karena kontak yang antara dinding cangkang dengan cairan isi
lebih banyak dibandingkan kapsul dengan isi kering, interaksi yang tidak diinginkan mungkin
terjadi
 Kapsul dengan pelepasan yang dimodifikasi (modified release) : pelepasan zat aktif dapat
dimodifikasi dengan beberapa cara:
o Kapsul pelepasan tertunda (Delayed release): kapsul dapat diformulasikan dengan
memasukkan granul salut enterik untuk melindungi zat obat yang tidak tahan asam
dari lingkungan lambung atau untuk mencegah iritasi. Bentuk sediaan kapsul
multipartikel salut enterik dapat mengurangi variabilitas bioavailabilitas yang terkait
dengan waktu pengosongan lambung untuk partikel yang lebih besar (yaitu tablet)
dan untuk meminimalkan kemungkinan kegagalan terapeutik saat terjadi kerusakan
salut selama pembuatan. Sebagai alternatif, salut dapat diaplikasikan pada cangkang
kapsul untuk mendapatkan pelepasan isi yang tertunda.
o Kapsul pelepasan diperpanjang (Extended-release) diformulasikan sedemikian rupa
untuk membuat zat obat yang terkandung tersedia dalam jangka waktu tertentu
setelah dikonsumsi. Dapat juga disebut “prolonged-action”, “repeat-action”,
“controlled-release”, dan “sustained-release”
(USP 39: General Chapter)

II. FORMULA
Pada bagian ini akan diterangkan pembuatan kapsul dan permasalahannya. Karena umumnya bahan
disini berasal dari catatan atau pengalaman, maka tidak ada pustaka pada bagian ini. Bagian ini dibuat
untuk pertimbangan pemilihan metode dan formulasi teoritik, aplikasi formula teoritik, dan
penanggulangan permasalahan yang mungkin terjadi pada pembuatan.

2
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

A. Formulasi Umum Sediaan Kapsul


o Kapsul keras
Secara umum, pemilihan formula kapsul bergantung pada isi dari kapsul tersebut yang dapat
berupa serbuk pellet, granul, bahkan tablet. Komponen dari kapsul keras sendiri serupa dengan
formulasi dari tablet. Apabila komponen kapsul berupa serbuk, maka formula yang dapat dipilih
adalah sebagai berikut :
o Zat aktif
o Pengisi
o Lubrikan atau glidan
o Disintegran (jika diperlukan)
o Zat pembasah/Surfaktan (jika diperlukan)
o Pewarna
o Opaquent
o Kapsul lunak
Untuk formula kapsul lunak, mengikuti komponen pengisi dari kapsul tersebut, dapat berupa
cairan, suspense, maupun pasta.
B. Komponen dalam Sediaan Kapsul Keras
a. Pengisi
Ditambahkan dalam formula kapsul untuk menghasilkan volume pengisi kapsul yang sesuai.
Contoh pengisi yang umum digunakan adalah laktosa, microcrystalinne cellulose, dan
amilum. Pengisi ini juga berfungsi sebagai peningkat kohesivitas dari serbuk sehingga lebih
mudah dalam proses transfer serbuk.
Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu: (Lachman hal 698)
 Harus non toksik dan dapat memenuhi peraturan-peraturan dari negara-negara di
mana produk akan dipasarkan.
 Harus tersedia dalam jumlah yang cukup disesuaikan negara tempat produk itu dibuat.
 Harganya harus cukup murah.
 Tidak boleh saling berkontraindikasi (misalnya sukrosa), atau karena komponen
(misalnya, natrium) dalam tiap segmen/bagian dari populasi.
 Secara fisiologis harus inert/netral.
 Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau
komponen tablet lain.
 Harus bebas dari segala jenis mikroba (patogen atau yang ditentukan).
 Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).
 Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu), pengisi dan
bahan pembantu lainnya harus mendapat persetujuan sebagai bahan aditif pada
makanan.
 Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.

Jenis -jenis pengisi yang lazim digunakan:

A. Starch (amylum)
- Dapat digunakan sebagai pengisi, pengikat, dan penghancur
- Mengandung kadar air 11-14% (Lachman Industri,699)

3
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

- Dosis zat aktif besar, starch diganti dengan penghancur yang lebih baik, yaitu avicel.

B. Avicel (mikrokristalin selulosa) (HOPE ed.6, 129-135)


- Bentuk 102 memiliki keunggulan dibandingkan dengan 101, karena volume spesifiknya
kecil, aliran lebih baik dan waktu hancur lebih singkat.
- Bertindak sebagai pembantu mengikat
- Bisa bersifat pengikat kering, disintegran, lubrikan dan glidan.
- Berfungsi sebagai self lubrikan sehingga lubrikan yang diperlukan lebih sedikit.
- Untuk obat dengan dosis kecil, Avicel digunakan sebagai pengisi dan pengikat
tambahan.

C. Kalsium sulfat dihidrat (Lachman Tablests, 152-153)


- Sinonim: terra alba, snow white filler.
- Insoluble, non-higroskopis, serbuk yang sedikit abrasive.
- Semakin tinggi grade-nya semakin putih, pengisi paling murah, bisa dipakai untuk zat
aktif asam, netral, basa; punya kapasitas absorbsi yang tinggi untuk minyak.
- Pengikat yang disarankan: PVP, MC, starch paste

D. Kalsium fosfat dibasic


- Digunakan sebagai pengisi dan pengikat untuk kempa langsung dengan memiliki
ukuran paling kecil, tidak mahal, tidak dapat digunakan bersama senyawa asam atau
garam asam
- Paling baik ditambah avicel
- Sifat fragmentasi tinggi sehingga tidak sensitif terhadap lubrikan
- Sifat partikel kurang baik karena partikel sangat halus (Lachman Tablets ,153):
- Bisa digunakan dengan garam dari basa organik seperti anti histamin dan vitamin larut
minyak.
- Tidak larut di air, sedikit larut di asam encer
- Non higroskopis, netral, serbuk putih, sedikit abrasive.
- Karakteristik mirip Ca sulfat, tapi lebih mahal dan digunakan terbatas dalam granulasi
basah
- Jika garam asetat inorganik ada dalam formulasi, tablet cenderung menghasilkan bau
asam pada penyimpanan. Grade partikel yang banyak digunakan dalam farmasi : 1.
Milled materia  untuk GB,GK. 2. Unmilled  kempa langsung. (HOPE 6th, hal 97)
- Dibasic calcium phosphate dihydrate tidak boleh digunakan untuk formulasi antibiotik
tetrasiklin. (HOPE 6th, hal 98)

E. Laktosa (Lachman Tablets, 157)


- Dikenal sebagai milk sugar
- Paling lama dan banyak digunakan sejak dulu
- Terdapat dua bentuk isomer, α dan β
- Inkompatibel dengan: senyawa yang sangat basa (berubah warna menjadi coklat),
asam askorbat, salisilamid, pyrilamine maleat, phenilephrine HCl

4
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

- Laktosa adalah gula peredukasi bereaksi dengan amin primer (-NH2) menghasilkan
reaksi Maillard
- Dalam larutan, laktosa cenderung berada dalam kesetimbangan kedua bentuk isomer
- Pengisi yang paling umum, ada 2 bentuk: hidrat dan anhidrat
- Jarang bereaksi dengan obat baik dalam bentuk hidrat dan anhidrat
- Reaksi kondensasi Maillard-type sering terjadi antara laktosa dan komponen yang
mengandung grup amin primer, menjadi warna coklat, atau coklat kekuningan (HOPE
6th, hal 366).

F. Spray-dried Laktosa (Lachman Industri, 699)


- Sifat aliran baik
- Sifat direct compression-nya berkurang jika kadar air < 3%; dapat dicampur dengan
20- 25% zat aktif tanpa kehilangan sifat direct compression-nya
- Kelemahan: mudah menjadi gelap dengan adanya lembab yang berlebihan, amin, atau
senyawa lain yang mengandung furaldehid
- Gunakan lubrikan netral atau asam
- Kapasitas pegang 20-25% terhadap zat aktif; punya aliran baik dan karakteristik
pengikatan yang lebih baik dibandingkan laktosa biasa

G. Sukrosa (HOPE 6th , 703)


- Bisa berfungsi sebagai pengisi/pengikat
- Memiliki banyak bentuk, paling sering digunakan bentuk “confectioner” untuk GB yang
mengandung 3% pati jagung untuk mencegah caking

H. Manitol (Lachman Tablets, 159)


- Berupa serbuk kristal berbau enak, putih, tidak berbau, inert, non-higroskopis,
membutuhkan lebih banyak cairan pengikat daripada sukrosa dan laktosa; butuh cairan
pengikat yang kurang lebih sama dengan dekstrosa; tetapi menghasilkan granul yang
lebih lembut daripada sukrosa dan dekstrosa.
- Kadar lembab granul yang dibuat dari sukrosa, dekstrosa, dan manitol setelah
pengeringan semalam pada 140-150 °F adalah < 0,2% kecuali untuk granulasi dekstrosa
dengan 10 % gelatin dan 50 % glukosa, kadar lembabnya berturut-turut 1,15% dan
0,2%. Pada granulasi laktosa, kadar lembabnya 4-5%

Ringkasan pengisi: Lachman tablet hal 152


Pengisi tidak larut air Pengisi larut air
Kalsium sulfat, dihidrat Laktosa
Kalsium fosfat, dibasic Sukrosa
Kalsium fosfat tribasic Dextrosa
Kalsium karbonat Manitol
Starch yang dimodifikasi(karboksimetil starch) Sorbitol
Avicel

5
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

b. Lubrikan atau glidan


Komponen kapsul yang berupa serbuk, diharapkan mudah mengalir untuk menjamin
keseragaman pengisian pada cangkang kapsul. Oleh karena itu dibutuhkan lubrikan atau
glidan seperti silicon dioxide, magnesium stearate, asam stearate, atau talk (sekitar 0,25-
1%).
Klasifikasi: (Lachman Tablets, 112-113)
A. Larut air
Banyak digunakan untuk komponen kapsul yang harus larut sempurna di dalam air.
B. Tidak larut air
Lubrikan ini umumnya lebih efektif dan digunakan pada konsentrasi rendah.

 Semakin kecil ukuran partikel serbuk, maka dibutuhkan jumlah lubrikan yang lebih
banyak (%). (Lachman Tablets, 111).
 Oleh karena kebanyakan lubrikan bersifat hidrofobik, maka dengan adanya lubrikan
akan meningkatkan waktu disintegrasi dan menurunkan kecepatan disolusi obat.
(Lachman Tablets, 111)
 Kurangnya lubrikasi yang adekuat akan menghasilkan binding, yang menyebabkan
kerusakan mesin (Lachman Tablets, 112)
 Lubrikan seringkali ditambahkan dalam keadaan kering ketika semuanya telah
tercampur homogen
 Biasanya lubrikan dicampurkan pada 2-5 menit akhir dari total waktu pencampuran
10-30 menit.
 Pencampuran yang berlebihan dapat mengurangi karakteristik disintegrasi-disolusi
obat. (Lachman Tablets, 114)
 Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol atau dalam
bentuk suspensi dan emulsi dari bahan lubrikan. (Lachman Tablets, 114)
 Aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkalin, misalnya lubrikan alkalin stearat.
Penggantinya dapat digunakan lubrikan talk. (Lachman Tablets, 113)

Water Soluble Lubricant Water Insoluble Lubricant


Jenis Kadar (%) Jenis Kadar (%)
Asam borat 1 Logam (Mg, Ca, Na) stearat ¼-2
Sodium klorida 5 Asam stearat ¼-2
DL-leusin 1-5 Sterotex ¼-2
Carbowax 4000/6000 1-5 Talk 1-5
Sodium oleat 5 Waxes 1-5
Sodium benzoat 5 Stearowet 1-5
Sodium asetat 5 Gliseril behapate
(Compritol888); dapat
Sodium lauril sulfat 1-5 digunakan sebagai lubrikan
Mg-lauril sulfat 1-2
Sodium benzoat+sodium 1-5
(Lachman Tablets, 113-114)

6
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

GLIDAN
- Fungsi utama dari glidan adalah menunjang karakteristik aliran dari serbuk atau
meningkatkan aliran serbuk dari hopper ke dalam die. (Lachman Tablets, 110)
- Glidan dapat meminimalisasi kecenderungan granul untuk memisah/ segregasi selama
tahap vibrasi yang berlebihan (Lachman Tablets, 115)
- Efektivitas talk sebagai glidan telah banyak digunakan dalam formulasi tablet dan
kapsul. (Lachman Tablets, 115)
- Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang
penguraiannya dikatalisis oleh Fe. (Lachman Tablets, 116)
- Mekanisme Kerja: (Lachman Tablets, 116)
1. Dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul.
2. Distribusi glidan pada granul.
3. Adsorpsi gas pada permukaan atas glidan atau granul.
4. Minimalisasi gaya Van der Walls dengan pemisahan granul.
5. Reduksi friksi antara partikel dengan permukaan yang kasar dengan sorpsi glidan
pada permukaan granul.
- Starch sebagai glidan sering dikombinasikan dengan lubrikan dengan perbandingan
1:1 hingga 1:4. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi sifat hidrofobik dari lubrikan
yang akan mempengaruhi disintegrasi dan disolusi obat. (Lachman Tablet, 116)
- Golongan silica adalah glidan yang paling efisien, kemungkinan karena ukuran
partikelnya yang kecil. Contoh glidan silika adalah silika dioksida. (Lachman Tablets,
115)
Jenis Kadar (%)
Talk 5
Cornstarch 5-10
Cab-O-sil 0,1-0,5
Siliod 0,1-0,5
Aerosil 1-3

c. Disintegran (jika diperlukan)


Digunakan untuk membantu hancurnya dan distribusi komponen kapsul di dalam tubuh.
Deintegran yang umum digunakan adalah amilum pregelatinasi, croscarmellose, dan
sodium starch glycolate.

A. Starch 1500 (pregelatinized starch)


- Dapat digunakan sebagai pengikat basah, kering, dan disintegran
- Starch 1500 maksimal mengandung 20% fraksi larut air yang berfungsi sebagai
pengikat sedangkan sisanya bersifat sebagai disintegran
- Ada dua macam, yaitu pregelatinisasi sebagian dan seluruhnya. Pregelatinisasi
sebagian memberikan starch sifat flowable dan dapat dikempa langsung. Sedangkan
pregelatinisasi seluruhnya menghasilkan starch yang larut air dingin yang dapat
digunakan sebagai pengikat dalam granulasi basah
- Sebaiknya tidak digunakan sebagai pengisi pada granulasi basah karena akan
menghasilkan gel yang berfungsi sebagai pengikat yang sangat kuat
7
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

- Sebagai disintegran dapat ditambahkan kering, pada fasa luar.


(Lachman Industri, 700, HOPE, 691):
- Aliran bagus, cocok digunakan sebagai eksipien pada metode kempa langsung
- Dibandingkan dengan amilum, amilum pregelatinisasi sebagian dapat digunakan
sebagai pengikat di proses kempa kering atau kempa langsung. Dalam proses
tersebut, amilum pregelatinisasi bersifat self-lubricating. Tetapi, ketika digunakan
dengan eksipien lain, diperlukan penambahan lubrikan pada formulasi. Walaupun Mg
stearat 0,25% w/w umumnya digunakan sebagai lubrikan, konsentrasi yang lebih
besar dibanding 0,25% dapat menghasilkan efek lain pada kekuatan dan disolusi
tablet. Sehingga, asam stearat biasanya digunakan sebagai lubrikan ketika digunakan
dengan amilum pregelatinisasi
- Mengandung 10% lembab dan menyebabkan tablet menjadi lunak jika dikombinasi
dengan Mg stearat > 0,5%, sebagai pengganti digunakan asam stearat

B. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)


- Pemakaian: 1-8% dengan konsentrasi optimum 4%. (Lachman Tablet, 175)
- Keuntungan menggunakan pati termodifikasi adalah waktu disintegrasi bisa
tergantung pada gaya kempa. Suhu tinggi dan kondisi lembab bisa meningkatkan
waktu dan menurunkan disolusi tablet yang mengandung pati.
- Meskipun keefektifan penghancur kebanyakan dipengaruhi oleh eksipien hidrofobik
seperti lubrikan, tetapi efek primogel tidak dipengaruhi.
- Merupakan serbuk yang alirannya baik.

Disintegran yang biasa digunakan

Disintegran Konsentrasi (% w/w)


Starch 5-20
Starch 1500 5-15
Avicel PH 101, PH 102 5-15

Asam alginat 5-10


Explotab 2-8
Guar gum 2-8
Polyclar AT (PVP, crosslinked PVP) 0.5-5
Amberlite IPR 88 0.5-5
Metilselulosa, CMC-Na, HPC 5-10
(Lachman Tablet, 174)

d. Zat pembasah/Surfaktan (jika diperlukan)


Zat pembasah bertujuan untuk meningkatkan kelarutan komponen kapsul di dalam tubuh.
Jika digunakan magnesium stearate sebagai lubrikan, maka sifat sukar larut dari Mg
stearate dapat menghambat penetrasi cairan gastrointestinal dan memperlambat disolusi
dan absorpsi obat. Surfaktan yang umum digunakan adalah sodium lauril sulfate.

8
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

e. Pewarna
Untuk membantu mengamati homogenisasi dari serbuk dan meningkatkan penampilan
komponen kapsul
Sifat fisika dan kimia dari beberapa jenis pewarna

Kelarutan
Stabilitas (g/100mL)
FD&C Kelas Kekuatan
Warna pada 25°C
(Nama Umum) Kimia Pewarnaan
Perubahan 25%
Cahaya Oksidasi Air
pH etanol
Red no.3 Xanthine Poor Fair Poor v. good Merah 9 8
(erithrosine) muda
kebiruan
Red no.40 Monoazo v. good Fair Good v. good Merah 22 9,5
kekuningan
Yellow no.6 Monoazo Moderate Fair Good Good Kemerahan 19 10
(Sunset yellow
FCF)
Yellow no.5 Pyrazolone Good Fair Good Good Kuning 20 12
(tartrazine) lemon
Green no.3 Triphenyl Fair Poor Good Excelent Hijau 20 20
(Fast green FCF) methane kebiruan
Blue no.1 Triphenyl Fair Poor Good Excelent Biru 20 20
(Brilliant blue methane kehijauan
FCF)
Blue no.2 Indigoid V. poor Poor Poor Poor Biru gelap 1,3 0,5
(indigotine)

f. Opaquent
Untuk megurangi transparansi cangkang kapsul. Contoh opaquent yang umum digunakan
adalah titanium dioxide.

C. Contoh Formula Kapsul


a. Kapsul tetrasiklin
Zakt aktif : Tetrasiklin hidroklorida 250 mg
Pengisi : Laktosa
Lubrikan/glidan : Magnesium stearate
Pewarna : FD&C Yellow No. 6, D&C Yellow No. 10, D&C Red No.28, FD&C Blue
No. 1
Opaquent : Titanium dioxide

b. Diphenhydramine Hydrochloride Capsules


Zat aktif : Diphenhydramine HCl 25 mg
Pengisi : Confectioner’s sugar
Lubrika/glidan : Talk, Colloidal Silicon dioxide
Zat pembasah : Sodium lauryl sulfate
Pewarna : FD%C Blue No.1, FD&C Red No. 3

9
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Opaquent : Titanium dioxide


III. PEMBUATAN SEDIAAN KAPSUL
A. Prosedur Pembuatan Kapsul
HARD GELATIN CAPSULE
Preparasi pengisian kapsul keras gelatin terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu :

1. Pengembangan dan penyiapan formula serta pemilihan ukuran kapsul


Pada formulasi kering, komponen zat aktif dan tambahan harus dicampur untuk memastikan
serbuk homogen untuk pengisian. Agar distribusi obat seragam, densitas dan ukuran partikel dari
komponen obat dan bahan tambahan diusahakan harus seragam. Jika diperlukan, ukuran partikel
dapat dikurangi dengan proses milling untuk menghasilkan ukuran partikel berkisar antara 50-
1000µm. serbuk hasil milling dapat dicampur secara efektif untuk menghasilkan distribusi yang
seragam dengan obat berkekuatan 10 mg atau lebih. Untuk obat dengan dosis yang lebih rendah
atau jika dibutuhkan partikel yang lebih kecil, maka diperlukan proses mikronisasi yang
menghasilkan partikel dengan ukuran 1-20 µm.
Dalam banyak hal jumlah obat dalam satu kapsul merupakan dosis tunggal. Apabila jumlah obat
yang merupakan dosis lazim jumlahnya terlalu besar untuk dimasukan kedalam satu kapsul,
diperlukan dua kapsul atau lebih. Jumlah total dari formula yang disiapkan adalah jumlah yang
diperlukan untuk mengisi sejumlah kapsul yang dibutuhkan. Pada skala industry, jumlah kapsul
dapat berupa ratusan atau ribuan.
Selain bentuk serbuk ruahan, kompoenen dalam kapsul dapat berupa granul, pellet, pasta, kapsul
kecil, ataupun tablet.Kapsul dan tablet diperlukan untuk memisahkan komponen yang
inkompatibel secara kimia atau menambahkan jumlah obat yang aktif dalam bentuk tablet
sehingga dosis lebih tepat.
Kapsul gelatin tidak tepat untuk diisi cairan berair, karena air akan melunakkan gelatin dan
menimbulkan kerusakan kapsul . Biasanya hal ini akan cepat menghilangkan kandungan cairan
dari kapsul. Tetapi beberapa cairan tertentu atau minyak atsiri yang tidak mengganggu stabilitas
cangkang gelatin dapat dimasukkan kedalam kapsul gelatin, lalu disegel untuk menjamin
penyimpanan cairan tersebut.
Pemilihan ukuran kapsul bergantung pada banyaknya material yang akan dienkapsulasi, densitas
dan kompresibilitas zat aktif serta bahan tambahan. Ukuran kapsul berikisar antara 000 (terbesar)
dan 5 (terkecil). Umumnya kapsul gelatin keras dipakai untuk menampung isi antara sekitar 65
mg – 1 gram bahan serbuk, termasuk bahan obat dan bahan pengencer lain yang diperlukan.
Kapsul terkecil (no. 5) dapat menampung 65 mg serbuk. Kapsul besar biasa digunakan untuk
veteriner.

Cara mudah untuk memilih kapsul yang tepat adalah dengan cara sebagai berikut :
c. Timbang bahan yang dibutuhkan untuk mengisi sejumlah kapsul yang harus disiapkan.

10
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

d. Tempatkan bubuk dalam tabung silinder silinder untuk mendapatkan volume diduduki oleh
serbuk.
e. Bagi volume tersebut dengan jumlah kapsul yang disiapkan dan akan memberikan volume
yang akan ditempati serbuk untuk masing-masing kapsul.
f. Bandingkan volume tersebut (dalam mL) dengan jumlah yang sesuai pada Tabel 1 dan pilih
ukuran yang dapat menampung serbuk. Jika kapsul terlalu besar, cukup kalikan volume
kapsul dengan jumlah kapsul yang disiapkan untuk mendapatkan volume akhir bubuk yang
dibutuhkan.
g. Kemudian tambahkan pengisi kedalam tabung silinder tersebut sampai mencapai tanda
jumlah volume bubuk yang dibutuhkan. Untuk mengetahui jumlah pengisi yang
ditambahkan, timbang campuran bubuk total dan kurangi dengan jumlah awal yang
ditimbang, dan jumlah pengisi tambahan yang ditambahkan akan diperoleh.

2. Pengisian bahan ke dalam cangkang kapsul


Ada 3 cara pengisian kapsul :
 Menggunakan tangan
Merupakan cara yang paling sederhana , yaitu dengan tangan tanpa bantuan alat lain.
Cara ini sering dilakukan di apotik untuk melayani resep dokter. Pengisian obat ini
dilakukan dengan cara : Serbuk dibagi dahulu sesuai dengan jumlah kapsul yang
diminta, serbuk yang sudah terbagi dimasukkan dalam kapsul dan ditutup.
 Menggunakan alat bukan mesin, Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul
yang seragam dan pengerjaan lebih tepat. Alat ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian
tetap dan bagian yang bergerak. Cara pengoperasiannya yaitu : Membuka bagian
bagian kapsul, badan kapsul dimasukkan ke dalam lubang pada bagian alat yang tidak
bergerak ( tetap ). Taburkan serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul, ratakan
dengan bantuan kertas film, tutup badan kapsul dengan cara menggerakan bagian alat
yang bergerak. Mesin-mesin ini tersedia dengan kapasitas 24 sampai 300 kapsul. Jika
dioperasikan secara efisien, maka produksinya dapat mencapai sekitar 200 sampai
2000 kapsul per jam (Gambar 1).

11
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Gambar 1. Mesin pengisian kapsul dengan tangan : The Feton capsule-filling machine. (Ansel
Pharmaceutical Dosage Forms, Hal. 211)

 Menggunakan mesin, Alat ini beroperasi secara otomatis mulai dari membuka, mengisi
dan menutup kapsul. Pada pembuatan sediaan kapsul skala industri, terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam formulasisediaan kapsul, yaitu : Zat aktif, bahan
pengisi, bahan penghancur, dan bahan pelicin. Mesin-mesin yang dikembangkan untuk
digunakan dalam bidang industri dapat secara otomatis membuka tutup dari kapsul
kosong, mengisi dan memasang kembali tutupnya dan membersihkan bagian luar
kapsul dengan kecepatan sampai 165.000 kapsul perjam (Gambar 2). Kebanyakan
mesin pengisian kapsul di industri dirancang untuk mengisi bagian badan kapsul
dengan serbuk obat dan membuang kelebihannya sebelum ditutup. Oleh karena itu
formulasi setiap kapsul yang diolah setiap industri harus sedemikian rupa agar
mengandung jumlah serbuk yang sesuai dengan jumlah obat dan pengisi yang tepat.
Pengamatan secara periodik dilakukan selama proses produksi dengan cara mengambil
kapsul yang sedang diproduksi dan ditimbang untuk mengamati jumlah seluruh
serbuknya dan menetapkan kadar dari bahan aktifnya.

12
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Gambar 2. Contoh mesin pengisian kapsul skala industry Osaka Automatic Capsule Filler model
R-180, (Ansel Pharmaceutical Dosage Forms, Hal. 212).

3. Penutupan kapsul (optional)


Mesin penyegel kapsul industri mampu berproduksi 60.000 sampai 150.000 kapsul per jam.
Mesin penutupan kapsul biasanya menjadi satu dengan mesin pengisian dan pembersihan
kapsul. Pada produksi kecil, penutupan kapsul dapat dilakukan manual dengan tangan.

4. Pembersihan dan polishing kapsul


Pada kapsul yang disiapkan dalam skala kecil maupun besar mungkin ada serbuk dan
formulasinya yang berceceran diluar kapsul. Serbuk ini mungkin pahit atau tidak enak rasanya
sehingga harus dibersihkan sebelum dikemas dan diedarkan demi penyempurnaan
penampilannya dan untuk memelihara mutunya supaya tidak mempunyai rasa lain dalam
pemakaiannya. Pada produksi skala kecil, kapsul ini dapat dibersihkan satu per satu dengan
kain kasa atau kain potongan kecil. Pada produksi skala besar umumnya mesin pengisi kapsul
digabungkan dengan alat pembersih kapsul yang membersihkan bahan yang berlebih sebelum
kapsul itu dilepaskan dari peralatannya. Metode membersihkan dan mengkilapkan kapsul
gelatin keras dapat menggunakan alat Accela-ota.

SOFT GELATIN CAPSULE


Kapsul gelatin lunak memiliki kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan kapsul keras, sehingga dapat
ditambahkan pengawet seperti metilparaben atau propil paraben untuk mencegah pertumbuhan
mikroba. Bentuk kapsul lunak dapat berupa oblong, oval, maupun bundar. Kapsul lunak digunakan
untuk menenkapsulasi cairan, suspense, serbuk, pasta, maupun tablet.
Kapsul gelatin lunak dapat dibuat dengan cara proses lempeng dengan menggunakan seperangkat
cetakan untuk membentuk kapsul, atau dengan cara rotary die process (proses memutar) atau
reciprocating die process (proses bolak-balik) yang lebih efisien dan produktif (Gambar 3).
1. Proses lempeng
a. Lapisan gelatin hangat yang tidak berwarna ditempatkan pada permukaan dasar
cetakan dan obat yang berbentuk cairan dituangkan ke dalamnya.

13
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

b. Lapisan kedua dari gelatin diletakkan di atasnya dan ditekan. Tekanan ini bertindak
sebagai pembuat kapsul.
c. Pengisian bahan obat dan pemasangan segelnya dilakukan dalam waktu yang
bersamaan secara serentak, kemudian kapsul yang sudah dicetak dipindahkan dan
dicuci dengan pelarut yang tidak merusak kapsul.
Mesin-mesin yang berkecepatan tinggi telah dikembangkan untuk pembuatan kapsul
dengan cara proses lempeng dan telah digunakan dalam industri sekarang ini.

2. Rotary die process


a. Cairan gelatin dituangkan dari sebuah tangki dan dibentuk menjadi dua buah pita yang
berurutan oleh mesin rotary die.
b. Dalam waktu yang bersamaan bahan obat yang akan diisikan dan telah diukur,
dimasukkan di antara kedua pita bersamaan dengan dies tersebut membentuk
kantung-kantung dari pita gelatin.
c. Kemudian kantung-kantung gelatin yang telah terisi, disegel dengan tekanan dan panas
dan kapsul-kapsul ini akan dilepaskan dari pita.
Mesin Kapsul Accogel merupakan penyesuaian yang modern dari metode ini dikembangkan
oleh Lederle Laboratories, suatu mesin yang memungkinkan pemasukan serbuk kering atau
cairan ke dalam kapsul gelatin lunak. Dengan menggunakan suatu adaptor, mesin ini dapat
memasukkan tablet yang dibentuk sebelumnya ke dalam lapisan gelatin.

3. Reciprocating die process


Proses ini serupa dengan proses rotary die process, yaitu membentuk pita gelatin yang
digunakan untuk mengisi obat, namun berbeda dalam proses enkapsulasinya.
a. Pita-pita gelatin dimasukkan di antara sepasang die yang vertikal dan secara terus-menerus
membuka dan menutup membentuk jajaran-jajaran kantung pada pita gelatin.
b. Kantung-kantung ini diisi dengan obat dan ditutup serta disegel, kemudian dibentuk dan
dipotong.
c. Begitu kapsul ini dipotong dari pita, kapsul tersebut jatuh ke dalam tangki yang disiapkan,
yang mencegah untuk saling melekat satu sama lain.

14
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Gambar 3. Rotary die process equipment.(Ansel Pharmaceutical Dosage Forms, Hal. 215)

IV. EVALUASI SEDIAAN KAPSUL


A. Evaluasi Granul
1. Uji Homogenitas campuran :
Tujuan : Memastikan bahwa zat aktif terdistribusi merata di dalam campuran

(pilih salah satu dari di bawah ini, sesuaikan dengan sediaan kita)

a) Visual, jika serbuk berwarna


Campuran dinyatakan homogen jika warna terdistribusi merata dalam campuran

b) Menetapkan kadar zat aktif dengan cara sampling pada beberapa titik (atas, tengah, bawah)
wadah pencampur
Campuran dinyatakan homogen jika kadar zat aktif pada beberapa titik sama

2. Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-ukuran granul).
Dalam melakukan analisis granulometri digunakan susunan pengayak dengan berbagai ukuran.
Mesh terbesar diletakkan paling atas dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin
kecil.

- Timbang 100 gr granul


- Letakkan granul pada pengayak paling atas
- Getarkan mesin 5-30 menit, tergantung dari ketahanan granul
pada getaran
- Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
- Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak

15
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran granul. Diharapkan ukuran
granul tidak terlalu berbeda. Granulometri berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran
granul berdekatan, aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi
normal.

3. Bobot Jenis
Kerapatan granul dapat mempengaruhi kompresibilitas, porositas tablet, kelarutan, dan sifat-sifat
lainnya.

a. BJ Sejati (Sumber : Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 682)


Ada 2 metode untuk menentukan kerapatan granul, keduanya menggunakan piknometer. Yang
pertama menggunakan air raksa sebagai cairan pengisi sela. Yang kedua memakai pelarut yang
bertekanan permukaan rendah (misalnya benzen) dan tidak melarutkan granul. Ketepatan
metode ini tergantung pada kemampuan cairan pengisi sela memasuki pori-pori granul.
Kerapatan diukur dari volume cairan pengisi sela yang dipindahkan oleh sejumlah tertentu
granul dalam piknometer.

D = M / (Vi-Vp)

Ket : D = bobot jenis

Vp = volume cairan pengisi sela yang mengandung granul dalam jumlah tertentu
(M), yang diperlukan untuk mengisi piknometer

Vi = volume cairan yang diperlukan untuk mengisi piknometer

b. BJ ruahan granul (BJ nyata) (Sumber : Power point Bu Heni & modul praktikum)
Prosedur :

- Timbang 100 gram serbuk/granul


- Masukkan ke dalam gelas ukur
- Amati volume
- Hitung BJ ruahan:
BJ = bobot/volume

Tujuan penetapan BJ ruahan

- Kecepatan aliran
- Kesesuaian ukuran tablet (diameter/ketebalan)

c. BJ nyata setelah pemampatan

- Perbandingan bobot dengan volume setelah proses pemampatan (ketukan sebanyak 500
x)
- Ke dalam gelas takar masukkan 100 g granul. Mampatlkan 500 x dengan alat volumeter.
- Lihat volume setelah pemampatan.
16
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

BJ nyata setelah pemampatan = bobot/volume setelah pemampatan

c. Bilangan Hausner
Perbandingan antara BJ mampat dengan BJ nyata (Sumber : Power point B Heni)

Makin meningkat kemampuan untuk dikempa (BJ rendah), makin kurang daya mengalirnya .
Makin berkurang kemampuan untuk dikempa (BJ tinggi), makin besar daya mengalirnya
(Sumber :Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 683)

4. Aliran
Prinsip: Menetapkan jumlah granul yang mengalir melalui alat selama waktu tertentu

Ada beberapa uji yang dapat digunakan sebagai pengukur aliran. Dua metode yang paling umum
dipakai yaitu:

a. Metode sudut baring/sudut istirahat (Sumber :Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)

tan α = H/R atau α = arc tan H/R

≤ 30°  bebas mengalir

≥ 40°  aliran kurang baik

b. Metode kecepatan aliran Hopper

Kecepatan aliran dipakai sebagai metode untuk menetapkan kemampuan mengalir. (Sumber :
Terj. Lachmann Industri ed.2 hal. 684-685)

Dihitung jumlah granul yang mengalir dalam suatu waktu (gram/detik).

- Timbang beker glass kosong (Wo)


- Set skala ke nol
- Masukkan serbuk/granul ke corong

17
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

- Hidupkan alat dan amati serbuk/granul


- Catat waktu aliran (T)
- Timbang beker glass berisi serbuk/granul (Wt)
- Hitung aliran serbuk/granul
Aliran = (Wt-Wo)/T

Tujuan penetapan:

Menjamin keseragaman pengisian ke dalam cetakan (bobot/tablet)

kriteria penerimaan : > 4g/detik  memiliki aliran yang bagus

(Sumber : Power point Bu Heni)

5. Kandungan Lembab (Sumber : Power point Bu Heni)


Adalah jumlah massa yang hilang (air, komponen yang mudah menguap) selama proses pemanasan
(70°C)

Kandungan lembab diukur dengan pemanasan (kehilangan bobot / gravimetri) menggunakan alat
seperti Moisture Balance.

Prosedur:

- Timbang granul sebanyak 2 g (min.2 g) di atas nampan logam (aluminium)


- Nyalakan alat, cek suhu pada 70oC
- Penetapan kandungan lembab dapat diatur skalanya pada alat (% hilang atau g hilang)
- Penetapan dihentikan setelah dicapai angka konstan
Tujuan:

- Mengontrol kandungan lembab granul sehingga dapat mengantisipasi masalah yang terjadi
selama proses pengempaan tablet, terutama kandungan lembab menjadi faktor penyebabnya.
- Mengontrol kandungan lembab granul berkaitan dengan pertumbuhan mikroba, jika granul
tidak langsung dikempa menjadi tablet

% KB = W 1/W x 100 % % KB = Kandungan bobot


% KL = Wa/W1 x 100 % % KL = Kandungan lembab
Wa = W – W1 W = bobot mula-mula
W1 = bobot setelah pengeringan

B. Evaluasi Sediaan

1. Organoleptik (The theory and practice of industry pharmacy, Lachman,pg. 297 atau Teori dan
Praktek Farmasi Industri hal. 650)
Tujuan : Penerimaan oleh konsumen
Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau dan rasa
18
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Penafsiran hasil : Warna homogen (sama dari batch ke batch, terkadang perlu adanya standar
warna sebagai alat perbandingan karena warna bersifat relatif. Untuk industri warna sangat
diperhatikan karena produksi dari batch ke batch.

2. Uji keseragaman sediaan (Suplemen I FI IV, hal 1543-1548, FI V, hal 1526-1529)


[Catatan: satuan dan satuan sediaan adalah sinonim]

Keseragaman sedian didefinisikan sebagai derajat keseragaman jumlah zat aktif dalam satuan
sediaan. Persyaratan keseragaman sediaan tidak berlaku untuk suspensi, emulsi, atau gel dalam
wadah satuan dosis yang ditujukan untuk penggunaan secara eksternal pada kulit. Keseragaman
sediaan ditetapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu keragaman bobot dan keseragaman
kandungan (FI V).

Uji keseragaman kandungan berdasarkan pada penetapan kadar masing-masing kandungan zat
aktif dalam satuan sediaan untuk menentukan kandungan masing-masing terletak dalam batasan
yang ditentukan (FI V).

Uji keragaman bobot diterapkan pada bentuk sediaan berikut:

- Larutan dalam wadah satuan dosis dan kapsul lunak


- Sediaan padat (termasuk serbuk, granul, dan sediaan padat steril) yang dikemas dalam wadah
dosis tunggal dan tidak mengandung zat tambahan aktif atau inaktif.
- Sediaan padat (termasuk sediaan padat steril), yang dikemas dalam wadah dosis tunggal,
dengan atau tanpa zat tambahan aktif atau inaktif, yang disiapkan dari larutan asal dan
dibekukeringkan dalam wadah akhir dan pada etiket dicantumkan metode pembuatan; dan
- Kapsul keras, tablet tidak bersalut atau tablet salut selaput, mengandung zat aktif 25 mg atau
lebih yang mendapatkan 25% atau lebih terhadap bobot, satuan sediaan atau dalam kasus
kapsul keras, kandungan kapsul, kecuali keseragaman dari zat aktif lain yang tersedia dalam
bagian yang lebih kecil memenuhi persyaratan keseragaman kandungan
Persyaratan uji keseragaman kandungan dipersyaratkan untuk semua bentuk sediaan yang tidak
memenuhi kondisi pada uji keragaman bobot. Jika dipersyaratkan uji keseragaman kandungan,
industri dapat memenuhi persyaratan ini dengan melakukan uji keragaman bobot jika simpangan
baku relatif (SBR) kadar zat aktif pada pada sediaan akhir tidak lebih dari 2 %

Uji keseragaman sediaan didefinisikan sebagai derajat keseragaman kandungan senyawa obat
antara unit dosis. (USP 40 NF 35, 2017)

(tolong diperhatikan persyaratan kadar dan perbandingan zat aktif! Perhatikan kata “DAN” dan
kata “ATAU”)
Tabel Penggunaan Uji Keseragaman Kandungan dan Uji Keragaman Bobot untuk Sediaan

Kadar dan perbandingan zat aktif


Bantuk sediaan Tipe Sub Tipe
≥25 mg dan ≥25% <25 mg atau <25%

Tablet Tidak Keragaman Bobot Keseragaman


Bersalut Kandungan

19
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Keseragaman
Salut Selaput Keragaman Bobot Kandungan

Keseragaman Keseragaman
Lainnya Kandungan Kandungan

Keseragaman
Keras Keragaman Bobot Kandungan

Kapsul Suspensi, Keseragaman Keseragaman


Lunak Emulsi, atau gel Kandungan Kandungan

Larutan Keragaman Bobot Keragaman Bobot

Komponen
Tunggal Keragaman Bobot Keragaman Bobot

Larutan Beku
Sediaan padat
kering dalam
dosis tunggal Komponen wadah akhir Keragaman Bobot Keragaman Bobot
Ganda
Keseragaman Keseragaman
Lainnya Kandungan Kandungan

Suspensi,
emulsi, atau gel
untuk
Keseragaman Keseragaman
penggunaan
Kandungan Kandungan
sistemik dalam
wadah dosis
tunggal

larutan untuk
inhalasi yang
dikemas dalam
wadah ampul
gelas atau
plastik dan
digunakan untuk
penggunaan Keragaman Bobot Keragaman Bobot
nebuliser dan
larutan oral
yang dikemas
dalam wadah
dosis tunggal
dan dalam
kapsul lunak

20
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Inhalasi (selain
dari larutan
untuk inhalasi
yang dikemas
dalam wadah
ampul gelas
Keseragaman Keseragaman
atau plastik dan
Kandungan Kandungan
ditujukan untuk
penggunaan
nebulasi)
dikemas dalam
wadah dosis
terukur

Sistem Keseragaman Keseragaman


transdermal Kandungan Kandungan

Keseragaman Keseragaman
Supositoria Kandungan Kandungan

Keseragaman Keseragaman
Lain-lain Kandungan Kandungan

Merah  tidak ada di FI

Uji keragaman bobot hanya berlaku jika zat aktif ≥ 25 mg DAN persentase zat aktif ≥ 25%.

1. Uji waktu hancur (FI IV, halaman 1086-1087) (Suplemen III FI IV,hal. 2112-2114) (FI V, halaman
1613-1614)
Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing -
masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai
tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam
jangka waktu tertentu atau melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak
waktu yang jelas di antara periode pelepasan tersebut.

Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan
dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa
lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau cangkang kapsul yang
tidak larut.

Waktu hancur adalah hal yang penting untuk kapsul yang diberikan melalui mulut, kecuali beberapa
jenis kapsul lepas-lambat. Uji waktu hancur tertera pada Uji Waktu Hancur <1251> dan batas waktu
hancur untuk berbagai jenis kapsul tertera pada masing-masing monografi (FI V, hal 59). Umumnya
di FI setelah terdapat uji disolusi tidak tertera uji waktu hancur.

21
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Alat

Alat terdiri atas suatu rangkaian keranjang, gelas piala berukuran 1000 ml, termostat untuk
memanaskan cairan media antara 35º hingga 39º dan alat untuk menaikturunkan keranjang dalam
cairan media pada frekuensi yang tetap antara 29 kali hingga 32 kali per menit melalui jarak tidak
kurang dari 5,3 cm dan tidak lebih dari 5,7 cm. Volume cairan dalam wadah sedemikian sehingga
pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan
cairan dan pada gerakan ke bawah berjarak tidak kurang dari 2,5 cm dari dasar wadah. Waktu yang
diperlukan bergerak ke atas adalah sama dengan waktu yang diperlukan untuk bergerak ke bawah
dan perubahan pada arah gerakan merupakan perubahan yang halus, bukan gerakan yang tiba-tiba
dan kasar. Rangkaian keranjang bergerak vertikal sepanjang sumbunya, tanpa gerakan horizontal
yang berarti atau gerakan sumbu dari posisi vertikalnya.
Rangkaian keranjang terdiri atas 6 tabung transparan yang kedua ujungnya terbuka, masing-masing
dengan panjang 7,75 cm ± 0,25 cm, diameter dalam lebih kurang 21,5 mm dan tebal dinding lebih
kurang 2 mm, tabung-tabung ditahan pada posisi vertikal oleh dua lempengan plastik, masing-
masing dengan diameter 9 cm, tebal 6 mm, dengan enam buah lubang, masing-masing berdiameter
lebih kurang 24 mm dan berjarak sama dari pusat lempengan maupun antara lubang satu dengan
lainnya. Pada permukaan bawah lempengan dipasang suatu kasa baja tahan karat berukuran 10
mesh nomor 23 (0,025 inci). Bagian-bagian alat dirangkai dan dikencangkan oleh tiga buah baut
melalui kedua lempengan plastik. Suatu alat pengait dipasang pada alat yang menaikturunkan
rangkaian keranjang melalui satu titik pada sumbunya, digunakan untuk menggantungkan
rangkaian keranjang. Rancangan rangkaian keranjang dapat sedikit berbeda asalkan spesifikasi
tabung kaca dan ukuran kasa dipertahankan.
Cakram Tiap tabung mempunyai cakram berbentuk silinder dengan perforasi, tebal 9,5 mm ± 0,15
mm dan diameter 20,7 mm ± 0,15 mm. Cakram dibuat dari bahan plastik transparan yang sesuai,
mempunyai bobot jenis antara 1,18 hingga 1,20. Terdapat lima lubang berukuran 2 mm yang
tembus dari atas ke bawah, salah satu lubang melalui sumbu silinder, sedangkan lubang lain paralel
terhadapnya dengan radius jarak 6 mm. Pada sisi silinder terdapat 4 lekukan dengan jarak sama
berbentuk V yang tegak lurus terhadap ujung silinder. Ukuran tiap lekukan sedemikian hingga
bagian yang terbuka pada dasar silinder luasnya 1,60 mm persegi dan pada bagian atas silinder
lebar 9,5 mm dan dalam 2,55 mm. Seluruh permukaan cakram licin.

Prosedur
Kapsul gelatin keras Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Tablet tidak
bersalut, tanpa menggunakan cakram. Sebagai pengganti cakram digunakan suatu kasa berukuran
10 mesh seperti yang diuraikan pada rangkaian keranjang, kasa ini ditempatkan pada permukaan
lempengan atas dari rangkaian keranjang. Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam
masing-masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul. Bila 1
tablet atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya: tidak
kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.

Kapsul gelatin lunak Lakukan pengujian dengan prosedur seperti yang tertera pada Kapsul gelatin
keras.

2. Uji disolusi (FI IV, hal 1083-1085)(Suplemen II FI IV, hal. 1844-1852)(FI V halaman 1605)

22
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam
masing-masing monografi untuk sediaan yang digunakan secara oral. Bila pada etiket dinyatakan
bahwa sediaan bersalut enterik, sedangkan dalam masing-masing monografi, uji disolusi atau uji
waktu hancur tidak secara khusus dinyatakan untuk sediaan lepas tunda, prosedur dan interpretasi
yang tertera pada sediaan lepas tunda dapat digunakan, kecuali dinyatakan lain dalam masing-
masing monografi. Dari jenis alat yang diuraikan di sini, pergunakan salah satu sesuai dengan yang
tertera dalam masing-masing monografi.
Untuk gelatin keras atau lunak dan tablet salut gelatin, yang tidak memenuhi syarat uji disolusi
ulangi uji sebgai berikut:
- Jika media disolusi yang dinyatakan pada masing-masing monografi adalah air atau media
dengan pH kurang dari 6,8 gunakan media yang sama dengan penambahan pepsin yang
dimurnikan hingga aktivitas tidak lebih dari 750.000 Unit per 1000 mL.
- Untuk media dengan PH 6,8 atau lebih besar, dapat ditambahkan pankreatin hingga aktivitas
protease tidak lebih 1750 Unit FI per 1000 mL.
Untuk obat yang kelarutan dalam air terbatas, disolusi akan lebih berarti dari pada waktu hancur. Uji
disolusi seperti yang tertera pada Uji Disolusi <1231> dipersyaratkan dalam sejumlah monografi
kapsul. Dalam banyak hal, kecepatan disolusi dapat dikorelasikan dengan ketersediaan hayati zat
aktif. Tetapi uji tersebut terutama berguna sebagai alat untuk tapis pendahuluan formulasi dan
sebagai prosedur pengawasan mutu secara rutin (FI V, hal 52).

Alat 1. (Tipe Keranjang)


Alat terdiri dari sebuah wadah bertutup yang terbuat dari kaca atau bahan transparan lain yang
inert, suatu motor, suatu batang logam yang digerakkan oleh motor dan keranjang berbentuk
silinder. Wadah tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang sesuai berukuran sedemikian
sehingga dapat mempertahankan suhu dalam wadah pada 37º ± 0,5ºC selama pengujian berlangsung
dan menjaga agar gerakan air dalam tangas air halus dan tetap. Bagian dari alat, termasuk
lingkungan tempat alat diletakkan tidak dapat memberikan gerakan, goncangan atau getaran
signifikan yang melebihi gerakan akibat perputaran alat pengaduk. Penggunaan alat yang
memungkinkan pengamatan contoh dan pengadukan selama pengujian berlangsung. Lebih
dianjurkan wadah disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola, tinggi 160 mm hingga
175 mm, diameter dalam 98 mm hingga 106 mm dan kapasitas nominal 1000 ml. Pada bagian atas
wadah ujungnya melebar, untuk mencegah penguapan dapat digunakan suatu penutup yang pas.
Batang logam berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dari 2 mm pada tiap
titik dari sumbu vertikal wadah berputar dengan halus dan tanpa goyangan yang berarti. Suatu alat
pengatur kecepatan digunakan sehingga memungkinkan untuk memilih kecepatan putaran yang
dikehendaki dan mempertahankan kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi
dalam batas lebih kurang 4%.
Komponen batang logam dan keranjang yang me-rupakan bagian dari pengaduk terbuat dari baja
tahan karat tipe 316 atau yang sejenis sesuai dengan spesifikasi pada Gambar 1. Kecuali dinyatakan
lain dalam masing-masing monografi, gunakan kasa 40 mesh. Dapat juga digunakan keranjang
berlapis emas setebal 0,0001 inci (2,5 µm). Sediaan dimasukkan ke dalam keranjang yang kering
pada tiap awal pengujian. Jarak antara dasar bagian dalam wadah dan keranjang adalah 25 mm ± 2
mm selama pengujian berlangsung.

23
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Alat 2. (Tipe Dayung)


Sama seperti Alat 1, bedanya pada alat ini digunakan dayung yang terdiri dari daun dan batang
sebagai pengaduk. Batang berada pada posisi sedemikian sehingga sumbunya tidak lebih dan 2 mm
pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan halus tanpa goyangan yang
berarti. Daun melewati diameter batang sehingga dasar daun dan batang rata. Dayung memenuhi
spesifikasi pada Gambar 2. Jarak 25 mm ± 2 mm antara daun dan bagian dalam dasar wadah
dipertahankan selama pengujian berlangsung. Daun dan batang logam yang merupakan satu
kesatuan dapat disalut dengan suatu penyalut inert yang sesuai. Sediaan dibiarkan tenggelam ke
dasar wadah sebelum dayung mulai berputar. Sepotong kecil bahan yang tidak bereaksi seperti
gulungan kawat berbentuk spiral dapat digunakan untuk mencegah mengapungnya sediaan.
[catatan: di FI V hal 1607-1608 ada tambahan alat disolusi yaitu alat 3 dan 4]

Uji kesesuaian alat Lakukan pengujian masing-masing alat menggunakan 1 tablet Kalibrator
Disolusi FI jenis disintegrasi dan 1 tablet Kalibrator Disolusi FI jenis bukan disintegrasi sesuai dengan
kondisi percobaan yang tertera. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam
rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam sertifikat dari kalibrator yang bersangkutan.
Menurut Suplemen II FI IV, hal. 1848:
Penetapan uji kesesuaian dari uji disolusi meliputi kesesuaian terhadap ukuran dan toleransi
untuk alat. Sebagai tambahan, parameter uji kritis dipantau secara periodik selama pengujian,
meliputi: volume, suhu media disolusi, kecepatan rotasi (untuk alat 1 dan 2), kecepatan turun-
naik (untuk alat 3) laju alir media (untuk alat 4). Penetapan kinerja penerimaan uji disolusi
dilakukan secara periodik. Kesesuaian untuk masing-masing alat dilakukan dengan verifikasi
kinerja.
Verifikasi kinerja untuk alat 1 dan 2:
Lakukan pengujian masing-masing wadah menggunakan 1 tablet prednison BPFI sesuai dengan
kondisi operasional yang ditentukan. Alat dianggap sesuai bila hasil yang diperoleh berada dalam
rentang yang diperbolehkan seperti yang tertera pada sertifikat dari tablet yang bersangkutan.
Media disolusi Gunakan pelarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Pengukuran
volume dilakukan pada suhu antara 20° dan 25°. Bila Media disolusi adalah suatu larutan dapar,
atur pH larutan sedemikian hingga berada dalam batas 0,05 satuan pH yang tertera pada masing-
masing monografl. [Catatan Gas terlarut dapat membentuk gelembung yang dapat merubah hasil
pengujian. Oleh karena itu, gas terlarut harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum pengujian
dimulai. Salah satu metode deaerasi sebagai berikut: panaskan media, sambil diaduk perlahan,
hingga suhu 41°, segera disaring menggunakan vakum dengan penyaring berporositas 0,45 µm
atau kurang, dengan pengadukan yang kuat, dan pengadukan yang terus menerus sambil divakum
selama lebih kurang 5 menit.]
Waktu Bila dalam spesifikasi hanya terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam waktu
yang lebih singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah dipenuhi. Bila dinyatakan
dua waktu atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya pada waktu yang ditentukan dengan toleransi ±
2%.

24
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Prosedur untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet bersalut bukan enterik

Masukkan sejumlah volume Media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing monografi ke
dalam wadah, pasang alat, biarkan Media disolusi hingga suhu 37º ± 0,5º, dan angkat termometer.
Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan
sediaan yang diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-
masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atau pada tiap waktu yang dinyatakan,
ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan Media disolusi dan bagian atas dari
keranjang berputar atau daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding wadah. Lakukan
penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Lanjutkan pengujian terhadap
bentuk sediaan tambahan.

Bila cangkang kapsul mengganggu penetapan, keluarkan isi tidak kurang dari 6 kapsul sesempuma
mungkin, larutkan cangkang kapsul dalam sejumlah volume Media disolusi seperti yang dinyatakan.
Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Buat koreksi seperlunya.
Faktor koreksi lebih besar 25% dari kadar pada etiket tidak dapat diterima.
Interpretasi Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila
jumlah zat aktif yang terlarut dari sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Lanjutkan
pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S1 atau S2 . Harga Q
adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi,
dinyatakan dalam persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel adalah persentase
kadar pada etiket, dengan demikian mempunyai arti yang sama dengan Q.

Tabel Penerimaan

Tahap Σ yang diuji Kriteria Penerimaan


S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 +S2) adalah sama dengan atau lebih
besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil dari Q -
15%

Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2+ S3) adalah sama dengan atau
S3 12 lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil
dariyang
Kalau pada tahap S1 ada unit Q -15%
lebihdan tidak
kecil darisatu unitmakan
Q-25% pun yang lebih
proses kecilperlu
tidak dari dilanjutkan
Q - 25%. ke
tahap S2 dan S3 – disimpulkan sediaan tidak memenuhi syarat disolusi
Kalau pada pada tahap S1 semua unit tidak kurang dari Q+5%, maka tidak perlu dilanjutkan ke
tahap S2 dan S3.

Evaluasi kimia

1. Identifikasi
Mengacu pada masing-masing monografi

2. Penetapan kadar
Mengacu pada masing-masing monografi
25
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Evaluasi biologi

1. Penetapan Potensi Antibiotik (khusus jika zat aktif antibiotik)(FI V, hal 1392-1399)
Tujuan : untuk memastikan aktivitas antibiotik tidak berubah selama proses pembuatan larutan dan
menunjukkan daya hambat antibiotik terhadap mikroba.

Prinsip : Pengukuran hambatan pertumbuhan biakan mikroba oleh antibiotik dalam sediaan yang
ditambahkan ke dalam media padat atau cair yang mengandung biakan mikroba berdasarkan
metode lempeng atau metode turbidimetri.

Penafsiran hasil :

Potensi antibiotik ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus transformasi log dengan
prosedur penyesuaian kuadrat terkecil dan uji linieritas (FI V,hal 1399) (perhitungan potensi
dilakukan seperti tertera pada Potensi hasil interpolasi dari kurva baku seperti tertera pada Desain
dan Analisis Penetapan Hayati <81> hal 1366. Harga KHM yang makin rendah, makin kuat
potensinya. Pada Umumnya antibiotik yang berpotensi tinggi mempunyai KHM yang rendah dan
diameter hambat yang besar

2. Pengujian efektivitas pengawet antimikroba


(FI V <61>, hal 1354-1357)

Tujuan: Menunjukkan efektifitas pengawet antimikroba yang ditambahkan pada sediaan dosis
ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair seperti produk parenteral, telinga,
hidung, dan mata yang dicantumkan pada etiket produk yang bersangkutan.

Prinsip: Pengurangan jumlah mikroba yang dimasukkan ke dalam sediaan yang mengandung
pengawet dalam selang waktu tertentu dapat digunakan sebagai parameter efektifitas pengawet
dalam sediaan. Inokulasi mikroba pada sediaan dengan cara menginkubasi tabung bakteri biologik
(Candida Albicans, Aspergillus Niger, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus
aureus) yang berisi sampel dari inokula pada suhu 20-25C (kalo di FI ditulis 22.5°C ± 2.5°C tapi
sama aja sebenarnya) dalam media Soybean-Casein Digest Agar

Tambahan biar lengkap aja

26
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Prosedur : Inokulasi menggunakan jarum suntik melalui sumbat karet secara aseptik ke dalam 5
wadah asli sediaan. Jika wadah tidak dapat ditembus secara aseptik maka dipindahkan 20ml sampel
masing2 ke dalam 5 tabung bakteriologik bertutup steril . Volume suspensi inokula yang digunakan
antara 0.5% dan 1.0% dari volume sediaan (menggunakan perbandingan 0,10 ml inokula setara dg
20 ml sediaan) lalu dicampur. Kadar mikroba uji yang ditambahkan pada sediaan seperti halnya
kadar akhir sediaan uji setelah diinokulasi antara 1x 10 5 dan 1x106 koloni/mL, kemudian diinkubasi
pd suhu 20-25˚C lalu amati.

Syarat/penafsiran hasil:

Persyaratan untuk efektifitas antimikroba dipenuhi jika kriteria spesifik pada tabel dipenuhi: tidak
terjadi pengingkatan lebih tinggi dari log 0,5 unit terhadap nilai log mikroba awal.

27
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

Kategori Sediaan

3. Kandungan zat antimikroba (khusus untuk formula yang menggunakan pengawet) (FI V, hal 1441-
1444)
Khusus Pengawet : Metode I Kromatografi gas (Benzil alkohol, Klorobutanol, Fenol, serta
metilparaben dan propilparaben)

Metode II  Polarigrafi (Fenil Raksa (II) Nitrat, Timerosal)

Tujuan: Menentukan kadar pengawet terendah yang masih efektif dan ditujukan untuk zat-zat yang
paling umum digunakan untuk menunjukkan bahwa zat yang tertera memang ada, tetapi tidak
lebih dari 20% dari jumlah yang tertera di etiket.

Prinsip: Penentuan kandungan zat antimikroba menggunakan kromatografi gas atau polarografi
(sesuaikan dengan pengawet yang digunakan)

Persyaratan : Produk harus mengandung sejumlah zat antimikroba seperti yang tertera pada etiket,
tidak lebih dari 20% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Penafsiran Hasil : Kandungan zat antimikroba dinyatakan dalam satuan b/v atau v/v

V. Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan kapsul


 Penyimpanan kapsul sebaiknya :
o Dalam tempat yang terlalu lembab atau terlalu kering
o Di jauhkan dari sumber panas, seperti cahaya matahari dan sumber panas lain.
o Tempat yang terbuat dari botol gelas atau botol plastik yang tertutup rapat dan
juga diberi bahan pengering
o Dikemas dalam aluminium foil dalam blister atau strip.
 Kapsul tidak boleh digunakan untuk bahan bahan yang mudah menguap karena dapat
mengeringkan kapsul dan menyebabkan kerapuhan kapsul.

28
TEORI SEDIAAN APOTEKER AGUSTUS 2013-2014 KAPSUL

 Cangkang kapsul gelatin memiliki kadar air sekitar 13 - 16 % untuk menjamin elastisitas
lapisan gelatin sehingga jika disimpan di tempat yang lembab kapsul akan menjadi
lengket dan lunak satu sama lain, serta sukar dibuka.
 Bahan yang dapat merusak cangkang kapsul antara lain adalah :
o Mengandung campuran eitecticum (memiliki titik lebur lebih rendah daripada
titik lebur semula pada zat yang dicampur) sehingga menyebabkan kapsul rusak
atau lembek. Hal ini diatasi dengan menambahkan bahan yang inert pada
masing-masing bahan, baru kedua bahan dicampurkan.
o Mengandung zat yang higroskopis. Serbuk yang mudah mencair seperti KI, NaI,
NaNO2 akan merusak dinding kapsul sehingga mudah rapuh karena meresap
air dari cangkang kapsul. Sehingga penambahan bahan inert dapat
menghambat proses ini.
o Serbuk yang mempunyai bobot jenis ringan atau berbentuk kristal harus
digerus terlebih dahulu sebelum dimasukkan dalam kapsul.
o Bahan cairan kental dalam jumlah sedikit dapat dikeringkan dengan
menambahkan bahan inert baru dimasukkan ke dalam kapsul.
o Untuk minyak lemak dapat langsung dimasukkan dalam kapsul
kemudianditutup tetapi minyak yang mudah menguap harus diencerkan
terlebih dahuludengan minyak lemak sampai kadarnya 40% sebelum
dimasukkan ke dalamkapsul agar tidak merusak dinding kapsul.

29

Anda mungkin juga menyukai