Jurnal Delima Dalam Perspektif Al-Qur'an Dan Sains
Jurnal Delima Dalam Perspektif Al-Qur'an Dan Sains
menunjukkan bahwa adanya manfaat pengobatan pada buah delima dikarenakan kandungan
antosianin, flavonoid estrogen, flavonol dan flavon estrogenik. Hampir seluruh bagian tanaman
ini bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Beberapa kandungan penting dalam buah
delima, seperti vitamin C, ellagitannin (tanin), triterpenoid, flavonoid, dan alkaloid, dapat
Pendahuluan
Kesehatan adalah keadaan di mana seseorang merasa sehat secara jasmani dan rohani dalam kehidupannya. Menurut UU Republik
Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pasal 1 ayat 1, "Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis." Dalam hal ini, kesehatan dapat
dibagi menjadi tiga bagian: kesehatan fisik, kesehatan sosial, dan kesehatan jiwa. Kesehatan fisik berarti tubuh seseorang dalam
keadaan sehat dan bugar. Kesehatan sosial adalah kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang di
sekitarnya. Kesehatan jiwa meliputi banyak kondisi, seperti merasa senang dan bahagia, mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan
sehari-hari, dan mampu menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan orang di sekitar kita.
Dalam Al-Qur'an surat Al-Alaq ayat 5, Allah mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Dari ayat tersebut, manusia tidak
hanya diciptakan untuk dibiarkan tanpa petunjuk. Allah memberikan petunjuk mengenai apa yang tidak manusia ketahui, termasuk
tentang kesehatan. Makanan sehat adalah makanan yang memiliki kandungan gizi seimbang, memberikan manfaat bagi tubuh, dan
menyediakan energi yang dibutuhkan. Makanan sehat melibatkan konsumsi beragam jenis makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh
Dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 168, Allah memerintahkan manusia untuk memakan makanan yang halal dan baik. Perintah
ini dimaksudkan untuk memberikan asupan gizi yang baik bagi tubuh agar dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Salah satu makanan sehat yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW adalah buah delima. Tulisan ini akan menjelaskan buah delima
dalam perspektif Al-Qur'an dan Sunnah, serta kandungan senyawanya menurut sains.
Metode
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode studi literatur yakni pendekatan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai
Buah delima adalah buah yang disebutkan dalam Alquran dan dianggap sebagai salah satu buah surga. Ada tiga ayat dalam Alquran
yang membicarakan tentang buah ini. Dalam surat Al-An'am ayat 99:
َو ُهَو اَّلِذ ْٓي َاْنَز َل ِم َن الَّس َم ۤا ِء َم ۤا ًۚء َفَاْخ َر ْج َنا ِبٖه َنَباَت ُك ِّل َش ْي ٍء َفَاْخ َر ْج َنا ِم ْنُه َخ ِض ًرا ُّنْخ ِر ُج ِم ْنُه َح ًّبا ُّم َتَر اِكًبۚا َو ِم َن الَّنْخ ِل ِم ْن َطْلِعَها ِقْنَو اٌن َداِنَيٌة َّوَج ّٰن ٍت
٩٩ ِّم ْن َاْع َناٍب َّوالَّز ْيُتْو َن َو الُّر َّم اَن ُم ْش َت ًها َّوَغْيَر ُم َتَشا ٍۗه ُاْنُظُر ْٓو ا ِاٰل ى َث ٖٓه ِآَذ ا َاْث َر َو َيْنِع ٖۗه ِاَّن ِفْي ٰذ ِلُك ْم ٰاَل ٰي ٍت ِّلَقْو ٍم ُّيْؤ ِم ُنْو َن
َم َمِر ِب ِب
Artinya: Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan
maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir
yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula)
zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah)
kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. Juga
ّٰن
۞ َو ُهَو اَّلِذ ْٓي َاْنَش َا َج ٍت َّم ْعُرْو ٰش ٍت َّوَغْيَر َم ْعُرْو ٰش ٍت َّوالَّنْخ َل َو الَّز ْر َع ُم ْخ َتِلًفا ُاُك ُلٗه َو الَّز ْيُتْو َن َو الُّر َّم اَن ُم َتَشاِبًها َّوَغْيَر ُم َتَشاِبٍۗه ُك ُلْو ا ِم ْن َثَمِر ٖٓه ِاَذ ٓا
١٤١ َاْث َر َو ٰا ُتْو ا َح َّقٗه َيْو َح َص اِد ٖۖه َو اَل ُتْس ُفْو ۗا ِاَّنٗه اَل ُيِح ُّب اْل ُم ْس ِفْيَۙن
ِر ِر َم َم
Terjemah Arti: Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman
yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan
kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.
Terjemah Arti: Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.
Berdasarkan pemahaman dari ayat-ayat tersebut, Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan alasan yang jelas, termasuk
buah-buahan. Buah-buahan adalah hasil dari tanaman yang diciptakan oleh Allah untuk dimanfaatkan oleh manusia. Dalam Al-Quran,
ada beberapa buah yang dianggap memiliki khasiat dan manfaat yang besar, salah satunya adalah buah delima.
Buah delima disebutkan oleh Allah dalam Al-Quran sebagai salah satu buah yang ada di surga. Tanaman ini berasal dari Asia Tengah
dan kemudian menyebar ke wilayah Mediterania dan daerah tropis dan subtropis lainnya. Di Amerika Latin dan California, buah
Rasulullah juga telah menyebutkan buah delima dalam beberapa hadisnya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin
Malik, Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa setiap buah delima yang ada dalam dunia ini memiliki biji yang berasal dari salah
satu buah delima dari surga. Rasulullah juga menyebutkan bahwa buah delima dan kulitnya dapat memperkuat pencernaan.
Dengan demikian, buah delima memiliki makna yang penting dalam perspektif Al-Quran, tidak hanya sebagai buah yang lezat dan
bergizi, tetapi juga sebagai simbol keberkahan dan keindahan surga yang dijanjikan oleh Allah.
Morfologi
Berupa perdu atau pohon kecil setinggi 2-5 meter. Berbatang kayu, cabang bersudut, banyaj cabang, lemah, terdapat duri pada
ketiak daun, batang berwarna cokelat ketika muda, dan menjadi hijau kotor saat sudah tua. Daunnya tunggal, bertangkai
pendek, tersusun berkelompok. Daun berbentuk lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan
menyirip, permukaan mengkilat, panjang 1-9 cm, lebar 0,5-2,5 cm, warna hijau.
Bunganya bertangkai pendek tunggal, dan muncul dari ujung dahan atau ketiak bagian paling atas daun. Buahnya bulat yang
memiliki diameter 5-12 cm, warna kulit buah bermacam-macam antara lain hijau keunguan, putih, cokelat kemerahan atau ungu
kehitaman. terkadang, ada bercak atau bitnik-bintik hitam yang warnanya menonjol karena berwarna lebih. Beriji banyak, kecil-
kecil agak lonjong bulat yang bersegi-segi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan dan memiliki selaput pemisah antar biji,
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Lythraceae
Genus : Punica
Di dalam daging buah delima (pomegranate) terkandung macam-macam zat gizi yang memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan
tubuh. Buah delima mengandung nutrisi paling banyak berupa air yaitu (78 g). Selain air terdapat juga kandungan karbohidrat
sebanyak (14,5 g), protein sebanyak (1,6 g), lemak sebanyak (0,1 g), serta mineral sebanyak (0,7 g) per 100 gram buahnya. Dalam
buah delima juga terdapat kandungan gula inversi sebanyak 20%, glukosa (5–10%), asam sitrat (0,5–3,5%), dan vitamin C (14
mg/100 g). bagian tanaman delima dapat dimanfaatkan menjadi bahan pengobatan dan hampir semua bagian tanamannya dapat
dimanfaatkan. Mulai dari bagian daging, kulit (buah dan batang), hingga akar pohon delima dapat dijadikan sebagai obat untuk
berbagai jenis penyakit. Hal ini disebabkan karena delima memiliki kandungan antioksidan yang multimanfaat bagi kesehatan.
Untuk mencegah efek samping yang tidak diharapkan, sebagai bahan dasar obat bagian-bagian delima (kulit buah, daun, bunga, akar,
dan kulit batang) harus diproses, diolah dan digunakan secara benar dan tepat. Indikasi , kondisi pasien, usia, dan dosis delima sebagai
1
obat perlu untuk diperhatikan Manfaat delima anatar lain sebagai berikut.
1
(Faradisa & Fakhruddin, 2021)
a. Bunga
Bunga dari tumbuhan delima ini memiliki manfaat pada pengobatan gingivitis (radang gusi), sakit kepala dan migrain, bronchitis serta
pendarahan. Bunga delima juga serign digunkana sebagai astrigen yang diaplikasikan di kulit tubuh bagian luar.
Kulit buah pada tanaman delima memiliki kandungan triterpenoid, ellagitannin (tannin) sebanyak 20- 30 %, serta mengandung
alkaloid 0,5-1 % yang terdiri dari pelletierine yang mempunyai efek beracun (toksik), methylpelletierine, dan pseudopelletierine. Kulit
buah dan kulit kayu delima digunakan sebagai obat tradisional untuk diare, disentri, dan parasit usus. Manfaat lain kulit buah delima
adalah untuk membasmi dan mengurangi serangga. Kulit buah delima juga dapat digunakan sebagai bahan penyamak kulit untuk
menguatkan warna, bahan pewarna alami yang dapat dijadikan tinta, atau pewarna kain.
Cara mengolah bahan kulit buah bisa digunakan secara langsung dalam keadaan segar maupun dikeringkan terlebih dahulu. Kulit
buahnya dapat dipakai sebagai, obat cacing, masalah buang air besar mengandung darah dan lendir (disentri), diare kronis, wasir
bedarah, radang telinga, hematemesis (muntah darah), hemoptisis (batuk darah), perdarahan rahim, perdarahan rektum, prolaps
rektum, radang tenggorokan, amandel, sinusitis, keputihan (leukorea), dan juga nyeri lambung.
Biji dan sari buah delima memiliki sifat tonik terhadap jantung dan tenggorokan. Rebusan biji delima digunakan untuk mengobati
sifilis. Sari bunga, kulit buah, dan kulit batang delima mempunyai sifat astringent sehingga dapat dimafaatkan sebagai pengobatan
berbagai penyakit, antara lain mimisan, gusi berdarah, pengencangan payudara (dicampur dengan minyak mustard), mengencangkan
kulit, dan pengobatan hemorrhoid (ambeien). Jika seseorang memiliki penyakit bronchitis dapat memanfaatkan bubuk kering bunga
delima sebagai obat. Sedangkan biji delima dipakai sebagai obat demam, batuk, keracunan, dan cacingan. Segelas jus buah delima
mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa, fruktosa, maltosa, vitamin E, vitamin C, mineral (kalsium, fosfor, zat besi, magnesium,
d. Daging Buah
Asupan nutrisi tubuh bisa didapatkan salah satunya dari sari buah delima, selain itu sari buah delima juga membantu meningkatkan
daya tahan tubuh. Buah delima memiliki khasiat untuk mengobati penyakit jantung koroner, kanker, alzheimer, anemia, diabetes
melitus, hepatitis,dan diare. Jus buah delima yang berasal dari varietas tertentu dapat digunakan untuk obat tetes mata yang dianggap
dapat memperlambat perkembangan penyakit katarak. Daging buah delima juga mengandung fitosterol yang dapat menurunkan
kolesterol.
e. Daun
Daun delima mengandung flavonoid glikosida yang mempunyai sifat antioksidan yaitu asam punat, asam ellagat, ellagitannin
(pinicafolin, pumicalin, punicalagin), flavonol, antosidin, antosianin, flavon glikosida, dan flavon bermanfaat sebagai
antihiperglikemia. Flavonoid dapat mengganggu proses pemecahan polisakarida dengan cara menghambat aktivitas enzim α-
glukosidase (enzim yang dapat memecah karbohidrat menjadi glukosa pada usus halus manusia), sehingga memengaruhi penyerapan
a. Antibakteri
Ekstrak buah delima mengandung klorheksidin yang memiliki efek antibakteri tinggi. Klorheksidin merupakan zat antibakteri
yang mengandung bisgunida yang mempunyai efek bakterisidal terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Klorheksidin
dapat merusak membran sitoplasma sel bakteri sehingga menyebabkan kebocoran molekul bermassa rendah di sitoplasma, ko-
Senyawa aktif dalam buah delima yang berperan dalam pertumbuhan bakteri adalah alkaloid. Alkaloid bereaksi dengan asam
amino, sehingga dapat menyebabkan perubahan struktur dan komposisi asam amino, karena sebagian besar asam amino
bereaksi dengan gugus utama senyawa alkaloid. Perubahan komposisi rantai amino akibat pengaruh senyawa alkaloid mengu-
bah keseimbangan genetik asam DNA sehingga merusak DNA bakteri. Senyawa lain yang dapat bertindak sebagai agen anti -
bakteri antara lain flavonoid. Flavonoid mempunyai tiga proses sebagai agen antibakteri, yaitu penghambat fungsi membran
b. Anti inflamasi
Delima mengandung asam ellagic, bahan aktif yang dapat melindungi dari kerusakan sel akibat radikal bebas. Asam ellagic
dapat meningkat bila dikombinasikan dengan bahan lain seperti antosianidin (Faradisa & Fakhruddin, 2021). Antosianidin
merupakan antioksidan yang dapat membantu memperbaiki pembuluh darah. Asam ellagic, suatu polifenol larut, memiliki efek
anti-inflamasi, efek ini disebabkan oleh efek buah delima pada NF-kβ, siklooksigenase (COX) dan lipoksigenase (LOX). Nf-kβ
merupakan faktor transkripsi yang mengaktifkan sitokin pro inflamasi, buah delima terbukti menghambat aktivasi Nf-kβ, COX,
LOX. COX dan LOX merupakan enzim utama dalam konversi asam arakidonat menjadi leukotrien pada proses inflamas i
Minyak biji delima dapat berperan sebagai pelembab, antioksidan, anti inflamasi dan mencegah kerusakan kulit. Asam lemak
pada biji delima merupakan zat anti inflamasi yang cukup efektif, sehingga mampu mengurangi pembengkakan dan nyeri
akibat pembengkakan.
c. Anti oksidan
Antosianidin merupakan antioksidan yang terbukti membantu meningkatkan fungsi pembuluh darah. Aktivitas bahan aktif buah
delima sebagai antimikroba dan memperbaiki pembuluh darah mempercepat penyembuhan penyakit bakteri seperti sto-
matitis atopik berulang. Antioksidan lain dalam buah delima adalah tanin, asam galat, yang kaya akan antioksidan. Antioksidan
yang terkandung di dalamnya dapat bertindak sebagai bahan pembersih dan pengkelat.
Kulit buah delima mengandung banyak kandungan yang baik untuk tubuh. Salah satunya adalah falvoid, asam fenolik, tanin
dan asam alegat yang mempunyai manfaat sebagai antioksidan. Antioksidan berperan sebagai penetralisir radikal bebas se-
hingga diharapkan dapat mencegah dan mencegah kerusakan pada tubuh. Cangkang buah delima tidak hanya berfungsi sebagai
pembersih dan lip balm, tetapi juga berfungsi sebagai produk perawatan kecantikan seperti lip balm. Kandungan kulit buah de -
lima yang bercampur dengan senyawa lain seperti cera alba, Tween 80 nipagin dan butylhydroxytoluene (BHT) dapat berperan
sebagai antioksidan dalam bentuk produk kecantikan lip balm (Faradisa & Fakhruddin, 2021).
d. Antidiabetes
Buah delima memiliki kandungan Quercetin. Quercetin memiliki aktifitas farmakologis yaakni sebagai anti-inflamasi, antik-
anker, antidiabetes, neuroprotektif, kardioprotektif, profilaksis osteoporosis dan anti-alergi. Pada eksperimen sitology, quercetin
dapat menurunkan kadar gul darah dan memperkuat penyerapan glukosa pada permukaan otot. Selain itu, flavonoid juga memi -
liki potensi untuk meningkatkan ekspresi SIRT1 dan aktivitas hati, meningkatkan aktivasi jalur AMPK-38 dalam merangsang
pengambilan glukosa dalam miotube L6, dan mengatur ekspresi GLUT serta menghambat transport glukosa melalui ikatan
e. Anti kanker
Asam alegat adalah senyawa kompleks yang ditemukan dalam buah delima. Asam alegatik banyak terdapat pada kulit buah de-
lima dan biji buah delima, yaitu 78,08% pada kulitnya dan 10,45% pada kulitnya. Asam aleat berperan sebagai agen anti kanker
dalam tubuh karena mengandung tanin sebagai komponen struktural dinding sel dan membran sel.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa Tanaman Delima telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan
Hadist beserta keutamaan dan khasianya dalam tubuh, salah satunya yaitu mencegah diabetes, mencegah kanker, antioksidan dan antibakteri.
Khasiat delima dalam prospek sains, yaitu sebagai antioksidan, menghambat sel kanker, antibakteri dan antidiabetes. Kandungan senyawa yang
Referensi
Faradisa, E., & Fakhruddin, A. (2021). BEBERAPA TUMBUHAN OBAT DI DALAM AL-QURAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF SAINS. 3.
Khairudin, N. A. & Wahyu Saputro. (2022). KLASIFIKASI KUALITAS MUTU BUAH DELIMA DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI GRAY LEVEL CO-
OCCURRENCE MATRIX (GLCM) DAN K-NEAREST NEIGHBOR (KNN). Jurnal Informatika Teknologi dan Sains, 4(3), 273–278.
https://doi.org/10.51401/jinteks.v4i3.1990
Kurniawan, J., Edrizal, E., & Desnita, E. (2018). EFEKTIFITAS ESTRAK BUAH DELIMA (Punica granatum) SECARA TOPIKAL DALAM PROSES PENYEMBUHAN
LUKA MUKOSA PADA TIKUS PUTIH (Galur Wistar). B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, 1(2), 126–133. https://doi.org/10.33854/JBDjbd.24