21 KFR tw2 2020 Kaltara
21 KFR tw2 2020 Kaltara
KAJIAN
FISKAL
REGIONAL
Triwulan II
2020
PENYUSUN :
Penanggung Jawab : Indra Soeparjanto | Ketua Tim : Moch. Ichsan Arditriansyah
| Tim Penyusun : Sri Kuncoro Herlambang | Maharrucha Zakka | Fahmi Mustafa |
Agung Herlambang
KALIMANTAN UTARA Triwulan II 2020 (yoy)
Gini Ratio
2019 Dibandingkan indikator kesejahteraan lainnya,
0,292 hanya angka Gini Ratio yang tercatat stabil
2020 terhadap periode sebelumnya (September 2019)
0,292 yaitu sebesar 0,292.
2019 Pengangguran
5,80 % Angka TPT mengalami penurunan, namun jumlah orang yang
2020 menganggur bertambah sebanyak 186 orang dari jumlah
pengangguran yang tercatat pada Februari 2019 sebanyak
5,65 % 20.681 orang.
2019 Kemiskinan
6,49 % Tingkat kemiskinan meningkat terhadap periode sebelumnya,
2020 dipengaruhi oleh aktifitas ekonomi yang terkontraksi sehingga
menyebabkan lapisan masyarakat bawah yang kehilangan pendapatan
6,80 % bertambah.
2019
Kinerja Belanja APBD
Kinerja realisasi Belanja Pemerintah Daerah dari
28,2 % sisi nominal dan persentase realisasi tumbuh
2020 lebih baik dibanding periode yang sama tahun
32,3 % 2019. Hal ini didorong oleh penyaluran TKDD ke
RKUD yang mengalami percepatan.
Daftar Isi
Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional 1
PDRB 1
Inflasi 2
Indikator Kesejahteraan 3
Secara kumulatif, Perekonomian Kalimantan sebesar Rp24,24 triliun dan Atas Dasar
Utara (Kaltara) Semester I 2020 tercatat Harga Konstan (ADHK) sebesar Rp14,74
tumbuh 0,81 persen, melambat cukup triliun. Secara spasial di Pulau Kalimantan,
dalam dibandingkan periode Semester I perekonomian dimasing-masing provinsi
2019 yang tercatat sebesar 7,52 persen. mengalami kontraksi jika dibandingkan dengan
Melesunya perekonomian Kaltara sebagai periode triwulan yang sama tahun lalu. Provinsi
dampak pandemi COVID-19, tergambar pada dengan share terbesar yaitu Kalimantan
laju pertumbuhan periode triwulan II yang Timur mencatatkan kontraksi yang paling
mengalami kontraksi sebesar 3,35 persen dalam sebesar -5,46 persen. Adapun Kaltara
dibandingkan triwulan II 2019 dan sebesar dengan share terkecil terhadap perekomian
6,95 persen dibandingkan triwulan I 2020. Pola Kalimantan, masih dapat mencatatkan tingkat
pertumbuhan ekonomi Kaltara secara triwulan pertumbuhan yang terbaik ketiga.
juga mengalami pergeseran, dimana pada Pertumbuhan positif semester I 2020 (c-to-c)
kondisi sebelum COVID 19 selalu tumbuh ditopang oleh kinerja positif Lapangan
positif di triwulan II. Pertumbuhan ekonomi Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial,
Kaltara pada triwulan II 2020 (y-on-y) yang ditengah mayoritas lapangan usaha yang
mengalami kontraksi, menghasilkan nilai mendominasi struktur ekonomi Kaltara
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mengalami pertumbuhan negatif. Kinerja
Grafik 1.2 Distribusi PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan
Kalimantan Triwulan II 2020
Kegiatan Sosial yang tetap positif, dipengaruhi
oleh meningkatnya secara drastis permintaan
bahan-bahan yang digunakan sebagai upaya
pencegahan penularan wabah COVID-19
diantaranya obat-obatan (multivitamin),
handsanitizer, cairan disinfektan, dan masker.
Penurunan kinerja sektor Pertambangan dan
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Utara
merupakan fenomena musiman yang terjadi persen. Namun bila perubahan IHK kelompok
karena meningkatkan konsumsi masyarakat pengeluaran Transportasi ini ditinjau secara
seiring dengan masuknya bulan ramadhan.
sebesar 11,85 persen. Kedua fenomena ini
terbesar berasal dari kelompok bahan mencerminkan tingkat permintaan kelompok
makanan terutama sayur mayur. Akan tetapi Transportasi yang menurun bila dibandingkan
Juni 2019 namun mulai meningkat dibandingkan
oleh masuknya periode ramadhan ini, masih bulan sebelumnya sering dengan kebijakan
tercatat lebih rendah dibandingkan periode
ramadhan tahun lalu. Hal ini disebabkan tingkat melalui protokol ketat ditengah pandemi
konsumsi masyarakat pada ramadhan tahun ini COVID-19. Kebijakan Pemerintah untuk
lebih rendah dibandingkan periode yang sama memutus mata rantai penyebaran COVID-19
tahun lalu akibat PSBB yang diberlakukan melalui larangan bepergian keluar kota maupun
disalah satu kota pantauan IHK di Kaltara mudik menyebabkan tingkat permintaan
terhadap tiket pesawat menurun drastis.
pengeluaran transportasi sebesar 1,82 persen C. Indikator Kesejahteraan
Grafik 1.6 Perkembangan Tingkat Pengangguran (%)
pertumbuhan Penduduk Usia Produktif (15+) karena efek lockdown Malaysia merupakan
yang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan dampak Pandemi COVID-19 yang menyebabkan
penyerapan tenaga kerja dari periode mayoritas masyarakat berpenghasilan rendah
sebelumnya. Pemerintah setempat tentunya mengalami penurunan pendapatan yang
membutuhkan upaya yang lebih intensif untuk cukup dalam. Sehingga hilangnya pendapatan
menekan laju tingkat pengangguran pada tahun kelompok masyarakat ini secara drastis
2020 ini yang ditargetkan sebesar 4,60 persen. membuat mereka berada dibawah Garis
Permasalahan ketenagakerjaan di Kaltara Kemiskinan yang mengalami peningkatan dari
juga dipicu oleh jumlah penduduk setengah Rp667.833 pada September 2019 menjadi
penganggur terpaksa yang mencapai 25.347 sebesar Rp681.035 pada September 2020.
orang atau mencapai 7,27 persen. Sehingga
Grafik 1.8 Indeks Kedalaman & Keparahan Kemiskinan
bila ditambahkan jumlah penggangguran Kaltara
persentase kemiskinan tercatat sebesar 6,80 penduduk miskin karena dampak pandemi
COVID-19, adalah Indeks Kedalaman
jika dibanding bulan September 2019. Dengan Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan
tingkat kemiskinan sebesar 6,80 persen, yang mengalami perbaikan. Selain itu, Gini Ratio
jumlah penduduk miskin di Kaltara bertambah pada periode Maret 2020 juga tercatat stabil
sebanyak 3,2 ribu orang dari periode September terhadap periode September 2019 sebesar
2019 yang tercatat sebanyak 48,61 ribu orang. 0,292. Jika ditinjau per wilayah, angka Gini
A. Pendapatan Negara
yang sama tahun 2019 dimana penerimaan
1. Pendapatan Perpajakan
tercatat mencapai Rp1.017 miliar. Dilihat
Grafik 2.1 Realisasi Penerimaan Pajak Triwulan II 2020
dari persentase realisasi terhadap target
penerimaan pun kinerja Penerimaan
Perpajakan mengalami penurunan dari sebesar
43,15 persen pada triwulan II tahun 2019
menjadi sebesar 36,22 persen pada triwulan II
tahun 2020. Kondisi dimaksud secara dominan
dipengaruhi oleh penurunan kinerja realisasi
Sumber : Kanwil DJP Kaltim Kaltara
Pajak Dalam Negeri dari sebesar 42,8 persen
Sampai dengan akhir periode triwulan II
di triwulan II tahun 2019 menjadi sebesar 35,51
2020 realisasi penerimaan pajak di regional
persen pada triwulan II tahun 2020.
Kaltara tercatat Rp822,55 miliar, mengalami
Penurunan realisasi Pajak Dalam Negeri ini
penurunan jika dibandingkan dengan periode
dipengaruhi oleh adanya pandemi COVID-19
Grafik 2.3
belanja pegawai yang bersifat klerikal dan Terdapat perubahan pagu Belanja pada triwulan
cenderung lebih konstan baik besaran maupun II 2020 dalam rangka refocusing anggaran
periode penyerapan Belanja Pegawai. untuk menghadapi dan menekan penyebaran
Grafik 2.4 Persentase Realisasi Belanja s.d. Triwulan pandemi COVID-19. Pagu Belanja Barang
II Tahun 2020
mengalami penurunan sebesar Rp318,48
miliar jika dibandingkan periode yang sama
di tahun 2019. Penurunan ini berdampak pada
peningkatan persentase kinerja penyerapan
anggaran yang tercatat sebesar 36,19 persen.
Dari sisi persentase realisasi, capaian tertinggi
tercatat pada Belanja Persediaan sebesar
Sumber : I Account, OMSPAN 2020, diunduh tanggal 3
Agustus 2020 55,77 persen. Sedangkan dari nilai nominal,
Kinerja realisasi Belanja Barang sampai dengan realisasi tertinggi tercatat pada Belanja
akhir periode pelaporan mencapai 36,19 Operasional sebesar Rp94,91 miliar. Hal
persen. Capaian ini terlihat cukup baik, namun ini berbanding lurus dengan pagu Belanja
sebenarnya disebabkan oleh pagu anggaran Operasional yang juga tercatat sebagai yang
yang berkurang sehingga meningkatkan terbesar. Jika dilihat dari persentase per
persentase nilai serapan.
Secara persentase serapan Belanja Modal masih di bawah rata-rata, yaitu Belanja
tersebut. Hal ini berdampak pada banyaknya Rp3,88 miliar bila dibandingkan dengan
kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan sesuai alokasi T.A. 2019. Hingga akhir triwulan II
perencanaan awal sehingga menyebabkan 2020, Belanja Bansos terealisasi sebesar
tingkat penyerapan belanja turun secara Rp0,10 miliar atau mencapai 9,82 persen dari
alokasi. Tingkat persentase realisasi Bansos
b. Belanja Modal mengalami kenaikan jika dibandingkan periode
Grafik 2.6 yang sama tahun lalu yang hanya 1,5 persen.
Belanja s.d Triwulan II 2020
Akan tetapi, kenaikan tingkat persentase
realisasi tersebut lebih disebabkan oleh
penurunan alokasi belanja Bansos dari T.A.
2019. Realisasi Belanja Bansos pada periode
pelaporan bersumber dari penyaluran Bantuan
Sosial dalam bentuk uang yang dilaksanakan
oleh satuan kerja Kementerian Agama.
Sumber : Diolah dari data Monev PA diunduh 6 Agustus
2020 2. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
Terjadinya penurunan alokasi Belanja Modal Grafik 2.7 Penyaluran Transfer Ke Daerah dan Dana Desa s.d
30 Juni 2020
sebesar Rp1,05 triliun pada tahun 2020,
sangat memengaruhi keberlangsungan proyek
infrastruktur di regional Kaltara. Belanja Modal
terbesar dialokasikan untuk keperluan Jalan,
Irigasi dan Jaringan yang mencapai Rp686,2
miliar (66,17 persen dari total Belanja Modal).
Sampai dengan akhir periode pelaporan,
realisasi Belanja tersebut tercatat sebesar Sumber : Aplikasi SIMTRADA DJPK dan Kanwil DJPb Prov.
Kaltara, diunduh 8 Agustus 2020
Rp240,50 miliar (35,05 persen dari pagu).
Sampai dengan tanggal 30 juni 2020 rerata
Terjadi lonjakan serapan Belanja Modal pada
realisasi penyaluran dana TKDD telah
bulan April 2020 yang mencapai 19 persen
mencapai 52,40 persen. Realisasi tertinggi
dari bulan sebelumnya atau sebesar Rp126,78
tercatat pada Provinsi Kaltara sebesar 58,07
miliar. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kontrak
persen sedangkan realisasi terendah berada
di Kab. Tana Tidung sebesar 47,13 persen.
Jalan, Irigasi dan Jaringan. Realisasi tersebut
Rendahnya serapan tersebut disebabkan
bersumber dari pembayaran kegiatan dengan
masih terdapat 4 subbidang DAK Fisik yang
skema kontrak Tahun Jamak, pembayaran
belum melakukan upload data kontrak sebagai
termin pertama pekerjaan, dan penagihan uang
salah satu syarat penyaluran. Mayoritas
muka pekerjaan telah menyelesaikan perikatan.
kegiatan tersebut diakibatkan keterlambatan
pemutakhiran data pada e-catalogue.
dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total Pajak Daerah yang terhimpun sampai
Jika dilihat lebih rinci, Komponen PAD yang dengan triwulan II tahun 2020 mencapai
mencatatkan realisasi tertinggi secara nominal Rp209,9 miliar atau 34,9 persen dari target.
berasal dari Pajak Daerah sebesar Rp210 Sebesar Rp167 miliar atau 79,5 persen dari total
miliar. Sedangkan komponen dengan nominal realisasi pajak daerah bersumber dari Pemprov
realisasi dan tingkat persentase realisasi Kaltara. Namun secara persentase realisasi
terhadap pagu terendah berasal dari Retribusi terhadap target, capaian tertinggi dicatatkan
Daerah sebesar Rp12,7 miliar atau 23,2 Kabupaten Bulungan sebesar 70 persen. Jika
persen dari target. Sementara untuk komponen sumber pajak daerah tidak memperhitungkan
PAD yang mencatatkan tingkat persentase penerimaan dari Pemprov Kaltara, maka
realisasi terhadap pagu yang tertinggi yaitu daerah dengan penyumbang pajak daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang terbesar berasal dari Kota Tarakan dengan
DIpisahkan sebesar 19,4 persen. capaian sebesar Rp18,5 miliar.
Menurunnya okupansi maupun omzet lapangan
mengalami perubahan kontribusi untuk masing- usaha pada sektor akomodasi dan transportasi
masing komponen dari Triwulan II tahun 2019 selama pandemi COVID-19 serta pelaksanaan
ke periode saat ini. Komponen Pajak Daerah, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),
Retribusi Daerah, dan Hasil Pengelolaan memengaruhi kinerja realisasi Pajak Daerah
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan mengalami pada periode ini yang mengalami penurunan
penurunan kontribusi sedangkan Lain-Lain jika dibandingkan dengan periode yang sama
PAD yang Sah mengalami sebaliknya. tahun 2019.
Pemerintah Daerah di wilayah Kaltara belum
mampu merealisasikan target PAD dengan
cukup optimal dibandingkan tahun lalu. Hal
ini diasumsikan karena terkena dampak dari
adanya pandemi COVID-19 sejak awal periode
Grafik 3.4
regional Kaltara pada akhir periode pelaporan
mencapai 48,1 persen dari target atau sebesar
2019 - 2020
Rp181,01 miliar. Komponen PAD ini secara
agregat mengalami peningkatan realisasi
baik nominal maupun persentase terhadap
target. Selanjutnya jika melihat kinerja realisasi
penerimaan pada masing-masing Pemda,
Hingga akhir periode triwulan II 2020, alokasi sesuai dengan tujuan pengalokasiannya, yaitu:
Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) 1. Penyaluran Dana Desa dari Rekening
Tahun 2020 mengalami perubahan sebanyak Kas Umum Negara (RKUN) langsung
ke Rekening Kas Desa (RKD) melalui
untuk penanganan dan pengurangan dampak mekanisme pemotongan penyaluran Dana
pandemi COVID-19. Desa di Rekening Kas Umum Daerah
Jika dibandingkan dengan total alokasi pada UU (RKUD.
Nomor 20 Tahun 2019, alokasi TKDD di Kaltara 2. Penyaluran Dana Bantuan Operasional
mengalami penurunan sebesar 8,91 persen Sekolah (BOS) langsung ke rekening
atau setara dengan Rp636,6 miliar. Setelah sekolah melalui seluruh KPPN mitra
seluruh jenis TKDD mengalami penurunan Pemerintah Provinsi.
alokasi pada Perpres 54 Tahun 2020, terdapat Hingga akhir Juni 2020, dari total alokasi sebesar
peningkatan alokasi pada Perpres 72 Tahun Rp6,51 triliun di Kaltara telah tersalur Rp3,47
2020 untuk DAK Fisik dan DAK Non Fisik. triliun atau mencapai 53,3 persen dari alokasi,
Peningkatan alokasi pada kedua jenis mengalami peningkatan jika dibandingkan
TKDD tersebut masih dalam kerangka persentase penyerapan pada periode yang
kebijakan penanganan pandemi COVID-19 sama di tahun lalu yang hanya sebesar 48,06
persen. Secara umum, peningkatan persentase
Grafik 3.7 Realisasi TKDD Kalimantan Utara Per Jenis KPPN dan dipengaruhi oleh perkembangan
s.d Triwulan II 2020
kebijakan penyaluran TKDD adalah alokasi
DAK Fisik. Tingkat persentase penyaluran DAK
Fisik di Kaltara sampai dengan akhir semester
I 2020 tercatat sebesar 21,1 persen. Capaian
tersebut menunjukkan sedikit perbaikan
dibandingkan periode yang sama tahun lalu
yang tercatat hanya 12,5 persen dan begitu
Sumber : OM SPAN dan SIMTRADA diakses 3 Agustus pula dilihat dari waktu penyelesaian proses
2020
pemenuhan persyaratan penyaluran juga
penyaluran di seluruh jenis TKDD tersebut mengalami perbaikan.
dipengaruhi oleh penurunan alokasi terutama Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat dikatakan
DAU dan DBH yang memiliki alokasi terbesar. bahwa perkembangan atau perubahan
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, kebijakan penyaluran TKDD berperan dalam
penurunan alokasi TKDD merupakan upaya peningkatan kinerja realisasi TKDD semester
Pemerintah merealokasi Belanja untuk
pendanaan penanganan COVID-19 secara
terpusat dan terkoordinasi. Selain itu, kondisi dalam rangka percepatan penyaluran TKDD
berjalan cukup efektif.
penerimaan negara yang dibagihasilkan
dikarenakan dampak melemahnya
perekonomian global akibat pandemi COVID-19
yang melanda seluruh dunia, tentunya juga
menjadi penyebab turunnya alokasi TKDD.
Tingkat persentase penyaluran tertinggi tercatat
pada alokasi Dana Desa yang mencapai 61,4
persen, sedikit meningkat dibandingkan tingkat
penyerapan periode yang sama tahun lalu
yang tercatat sebesar 59,9 persen. Namun
angka penyaluran Dana Desa yang tercatat
pada periode pelaporan telah tersalur sampai
Pada periode pelaporan, LLPDYS mengalami dapat disalurkan sejak bulan Februari
2020. Selain itu penyaluran Dana BOS juga
beberapa Pemda dibandingkan periode disalurkan oleh 34 KPPN di Ibukota Provinsi
yang sama tahun lalu. Hal ini diasumsikan seluruh Indonesia. Selanjutnya untuk Pemkot
karena beberapa Pemda sudah mencatatkan Tarakan dan Pemkab Tana Tidung masih belum
Pendapatan Hibah Dana BOS pada komponen mencatatkan realisasi penerimaan dikarenakan
LLPDYS dan sebagaimana diketahui untuk belum mencatat Pendapatan Hibah Dana BOS
penyaluran Dana BOS pada tahun 2020 pada komponen LLPDYS.
mengalami perubahan kebijakan yaitu sudah
B. Belanja Daerah
Grafik 3.8 Persentase Realisasi Belanja Per Pemda Grafik 3.9 Persentase Realisasi Belanja Per Jenis
Triwulan II 2019 - 2020 Triwulan II 2019 - 2020
juga dipengaruhi oleh realisasi TKDD yang lebih untuk mengambil sejumlah kebijakan
tinggi dari periode triwulan II 2019 dikarenakan penyesuaian pada APBN sebagai instrumen
adanya relaksasi persyaratan penyaluran. dalam rangka menanggulangi dan mengurangi
Realisasi Belanja secara keseluruhan yang dampak ekonomi dan sosial di berbagai sektor
belum optimal, sebagian besar dipengaruhi yang terdampak pandemi COVID-19. Sampai
oleh rendahnya realisasi pos Belanja yang dengan akhir Juni 2020, Pemerintah telah
memiliki proporsi terbesar terhadap total Pagu melakukan perubahan postur APBN 2020
Belanja yaitu Belanja Pegawai (36,63 persen sebanyak 2 (dua) kali terakhir dengan Perpres
dari total Pagu Belanja). Sehingga peningkatan 72 Tahun 2020 sebagai implementasi refocusing
kinerja realisasi pada pos Belanja Bansos, dan realokasi anggaran untuk fokus pada 3
Belanja Barang dan Belanja Modal tidak (tiga) sektor penanganan yaitu Kesehatan,
Penyediaan Jaring Pengaman Sosial, dan
Belanja (tanpa Transfer). Pemulihan Ekonomi Nasional. Selain dengan
Secara umum seluruh pos Belanja terdampak perubahan postur APBN, upaya untuk
oleh adanya pandemi COVID-19. Seperti mendukung percepatan penanganan dampak
diketahui, pandemi COVID-19 direspon pandemi COVID-19 di daerah juga dilakukan
oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan melalui penerbitan Surat Keputusan Bersama
termasuk kebijakan terkait dengan pelaksanaan (SKB) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan
anggaran, seperti refocusing dan realokasi Menteri Keuangan (Menkeu) yang mewajibkan
anggaran, instruksi penyesuaian postur APBD, Pemda untuk melakukan penyesuaian APBD.
dan penentuan prioritas Belanja Daerah. Hal Tabel 3.3 Agregat Penyesuaian APBD 2020 se-Kaltara (Miliar Rp)
persen atau turun dari sebesar Rp1,83 triliun Dari total tersebut, mayoritas atau sebesar
menjadi Rp1,08 triliun. Persentase rasionalisasi 67 persen digunakan untuk Belanja Bidang
pada Belanja Modal tersebut masih berada Kesehatan yang mencapai Rp185,9 miliar.
dibawah persentase minimal yang ditetapkan Alokasi Belanja terbesar untuk penanganan
dalam SKB Mendagri dan Menkeu sebesar Bidang Kesehatan tercatat di Kabupaten
50 persen. Namun bila ditinjau lebih rinci per Nunukan yang mencapai Rp54,94 miliar.
Grafik 3.12 Komposisi Belanja Penanganan COVID-19 Per-
daerah, persentase rasionalisasi Belanja Modal Pemda se-Kaltara
tertinggi berasal dari Kabupaten Nunukan yang
mencapai 89 persen dari alokasi sebelumnya
atau turun sebesar Rp250,3 miliar.
Penyesuaian APBD melalui penyesuaian
target pendapatan dan rasionalisasi
Belanja tersebut diharapkan akan mampu
mendukung implementasi refocusing Sumber : BPKAD se-Kaltara
Selanjutnya untuk alokasi belanja terbesar diperkirakan mengikuti pola realisasi 2 tahun
dalam rangka penyediaan Jaring Pengaman terakhir yang tercatat 93 persen dan 95
Sosial dan Penanganan Dampak Ekonomi persen, namun dengan nominal yang lebih
seluruhnya tercatat di Kabupaten Bulungan kecil dibandingkan periode sebelumnya seiring
masing-masing sebesar Rp19,15 miliar dan dengan penurunan target PAD dalam rangka
Rp18,21 miliar. menyesuaikan kondisi perekonomian daerah
Hingga akhir periode pelaporan, Belanja yang melesu akibat dampak pandemi COVID-19.
Penanganan COVID-19 di Kaltara secara Persentase penyerapan Pendapatan Transfer
agregat terealisasi sebesar Rp83,2 miliar diperkiraan mengalami peningkatan sejalan
atau 29,87 persen dari alokasi. Persentase dengan kebijakan relaksasi proses penyaluran
realisasi tertinggi tercatat pada Belanja Jaring Dana Transfer ke Daerah namun dengan alokasi
Pengaman Sosial yang mencapai Rp16,80 yang telah mengalami penurunan. Meskipun
miliar atau 32,06 persen dari alokasi. secara nominal seperti pada komponen DBH
Tabel 3.4 baik Pajak maupun SDA juga diprediksi akan
berkurang dikala penerimaan secara nasional
terpantau akan terkontraksi imbas dari pandemi.
Di sisi belanja, capaian realisasi 84 persen
di tahun 2018 dan 87 persen di tahun 2019
menjadi salah satu pertimbangan utama
Sumber : BPKAD se-Kaltara (diolah)
penyusunan prognosis realisasi sampai akhir
Berikutnya adalah realisasi belanja Bidang
tahun 2020 yang diperkirakan akan meningkat
Kesehatan yang mencapai Rp58,28 miliar atau
sebesar 31,35 persen dari alokasi. Belanja
tersebut tentunya didorong oleh instruksi
Penanganan COVID-19 dengan capaian
Pemerintah Pusat agar Pemda melakukan
persentase realisasi yang terendah tercatat
percepatan realisasi pos-pos belanja dalam
pada belanja untuk Pemulihan Dampak
rangka percepatan penanganan Pandemi
Ekonomi yang baru mencapai 20,20 persen
COVID-19 yang diprioritaskan pada sektor
dari alokasi atau sebesar Rp8,12 miliar.
kesehatan, penyediaan Jaring Pengaman
C. Prognosis Realisasi APBD Sampai
Dengan Akhir Tahun Sosial (social safety net), dan Pemulihan
Dampak Ekonomi.
Prognosis realisasi APBD disusun dengan
mempertimbangkan perkembangan kondisi
yang diperkirakan akan mempengaruhi
realisasi anggaran. Pada sisi pendapatan, PAD
Tabel 3.5
Catatan : Seluruh Pengeluaran Transfer pemerintah pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah.
Sumber : Laporan GFS Triwulan II Tahun 2020 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kaltara
B. Pendapatan Konsolidasian
Kinerja realisasi Pendapatan dan hibah dimana sebagian besar penerimaan sektor
konsolidasian tingkat wilayah Provinsi Kaltara tersebut berasal dari Wapu (wajib pungut) dari
selama Semester I 2020 tercatat sebesar Pertamina.
Rp1,37 triliun, atau menurun 10,90 persen 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
dibandingkan realisasi pendapatan periode Grafik 4.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian
Kaltara Triwulan II 2019-2020
yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan
pajak konsolidasian sebagai kontributor terbesar
struktur pendapatan tercatat turun 17,06 persen,
sementara itu PNBP konsolidasian dan Hibah
konsolidasian justru menunjukkan peningkatan
masing-masing sebesar 15,9 persen dan 17,49
persen. Penurunan pendapatan konsolidasian
merupakan dampak dari Pandemi COVID-19,
Sumber : Laporan GFS Triwulan II 2019 dan 2020 Kanwil DJPb
terutama pada sektor Pajak. Di Provinsi
Realisasi Pendapatan Pemerintah
Kaltara beberapa komponen Pajak Daerah
Konsolidasian sampai dengan triwulan II 2020
yang mengalami penurunan antara lain Pajak
sebesar Rp1,37 triliun terdiri atas penerimaan
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB),
perpajakan sebesar Rp1,03 triliun (75,26 persen),
PNBP sebesar Rp323,55 miliar (23,58 persen) pendapatan yang sebesar 10,9 persen tersebut
dan Hibah sebesar Rp15,85 miliar (1,16 diikuti pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltara
persen). Jika dibandingkan dengan triwulan triwulan II 2020 yang mengalami kontraksi
II 2019, dominasi perpajakan menunjukkan sebesar 3,35 persen.
penurunan sebesar 5,6 poin berbasis persen. Grafik 4.3 Pertumbuhan Realisasi Pendapatan
Konsolidasian dan PDRB Kaltara s.d Tw II 2020
Sebaliknya, proporsi PNBP Konsolidasian
dan Hibah konsolidasian mengalami kenaikan
masing-masing sebesar 5,45 poin dan 0,28
poin berbasis persen.
Grafik 4.2 Perbandingan Kontribusi Pendapatan Konsolidasian
Pemerintah Pusat dan Daerah Triwulan II 2020 Provinsi Kaltara
Provinsi Kaltara, dengan kontribusi mencapai triliun tersebut berasal dari belanja pemerintah
76,14 persen, diikuti PNBP sebagai kontributor pusat Rp1,05 triliun (29,83 persen) dan belanja
terbesar nomor dua dengan kontribusi sebesar pemerintah daerah sebesar Rp2,46 triliun (70,17
23,86 persen dan Hibah sebesar 1,17 persen. persen). Disini terlihat bahwa kontribusi pemda
jauh lebih besar daripada pemerintah pusat.
3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan
Konsolidasian 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
pemerintah pusat Rp1,05 triliun (29,83 persen) (turun 7,28 persen), Belanja Subsidi (turun
dan belanja pemerintah daerah sebesar Rp2,46 27,09 persen), dan Transfer (turun 5,82 persen).
triliun (70,17 persen). Disini terlihat bahwa Terdapat lonjakan penyerapan pada pos Belanja
kontribusi pemda jauh lebih besar daripada Bansos dan Belanja Tak Terduga. Pada triwulan
pemerintah pusat. II 2020, kedua pos tersebut tercatat meningkat
Grafik 4.4 Perbandingan Belanja & Transfer Pemerintah masing-masing sebesar 110,13 persen dan
Pusat Dan Pemerintah Daerah Terhadap Belanja & Transfer
Konsolidasian Pada Provinsi Kaltara Triwulan II 2020 217,64 persen. Hal ini merupakan dampak
dari implementasi kebijakan pemerintah dalam
memberikan perlindungan bagi masyarakat
miskin dan rentan miskin dari risiko sosial
ekonomi dan penanganan pandemi COVID-19.
persen) berasal dari Pemerintah Pusat dan Tidak terjadi perubahan secara mencolok dalam
pemerintah daerah sebesar Rp672,31 miliar perubahan proporsi pada komposisi belanja.
(65,81 persen). Sementara itu realisasi Belanja Proporsi Belanja Pegawai triwulan II 2020
Modal Konsolidasian baru mencapai Rp725,52 meningkat 0,10 poin berbasis persen, proporsi
miliar dengan proporsi Pemerintah Pusat Belanja Barang menurun 3,05 poin dan Belanja
sebesar 49,94 persen dan pemerintah daerah Modal menunjukkan kenaikan sebesar 2,67
50,06 persen. Sedangkan untuk belanja jaring poin dibanding triwulan II tahun 2019.
pengaman sosial yang meliputi Belanja Bantuan 3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi
Sosial dan Belanja Tak Terduga masing-masing Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan
Konsolidasian
sebesar Rp4,77 miliar dan Rp2,62 miliar dengan
Pertumbuhan Realisasi belanja pemerintah
proporsi APBD mencapai 97,76 persen dan 100
y-o-y cukup berpengaruh terhadap laju
persen.
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kaltara.
2. Analisis Perubahan
Pertumbuhan belanja pemerintah tercatat
Jika dibandingkan dengan triwulan II tahun
4,57 persen dapat menahan pertumbuhan
2019, realisasi belanja pemerintah pusat/
ekonomi hanya terkontraksi sebesar 3,35
daerah konsolidasian pada triwulan II 2020
persen. Pertumbuhan ekonomi yang
mengalami pertumbuhan sebesar 3,47 persen.
menurun dapat menyebabkan terhentinya
Hampir semua pos-pos belanja mengalami
aktivitas ekonomi, dimana hal tersebut
peningkatan, kecuali Belanja Barang
berpengaruh terhadap tingkat pengangguran
(naik) dan angka kemiskinan (naik). Tingkat dari kompensasi pegawai, penggunaan barang
kemiskinan cenderung berkorelasi mengikuti dan jasa, konsumsi aset tetap dan manfaat
arah tingkat pengangguran. sosial yang dikurangi dengan nilai penjualan
Grafik 4.6 barang dan jasa. Sedangkan nilai Investasi
Pemerintah, dalam LO sama dengan nilai Aset
tetap pada Transaksi Aset Non Keuangan Neto.
Sampai dengan triwulan II 2020, LO Statistik
Keuangan Pemerintah Umum Tingkat Wilayah
Provinsi Kaltara adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah
Umum Tingkat Wilayah Provinsi Kaltara Triwulan II 2019-2020
meningkat, hal ini disebabkan karena Berdasarkan data pada tabel LO diatas,
peningkatan jumlah angkatan kerja sebanyak nilai belanja yang dihitung dari akumulasi
13.244 orang dari periode sebelumnya. kompensasi pegawai, penggunaan barang
dan jasa, konsumsi aset tetap dan manfaat
D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam
sosial pemerintah sampai dengan Triwulan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
II 2020 sebesar Rp2,61 triliun. Sehingga
Laporan Operasional (LO) dapat digunakan
kontribusi pemerintah terhadap PDRB
sebagai alat analisis untuk mengukur
ADHB Provinsi Kaltara Triwulan II 2020
kontribusi pemerintah dalam PDRB.
yang sebesar Rp23,67 triliun sebesar 11,02
Kontribusi pemerintah dimaksud berasal
persen, menurun jika dibandingkan dengan
dari belanja pemerintah dan investasi. Nilai
periode yang sama tahun sebelumnya yang
belanja pemerintah merupakan total nilai
sebesar 10,76 persen. Penurunan kontribusi
teknis (juknis)
mencapai Rp278,55 miliar(3,25 persen) terhadap total belanja APBD pada Laporan Penyesuaian
APBD Tahun 2020 se-Kaltara.
Dengan kebijakan yang diambil Pemda di Kaltara, diharapkan dapat menjaga dan mencegah ak-
tivitas perekonomian di Kaltara jatuh lebih dalam lagi. Bahkan menurut Prof. Arief Anshory Yusuf,
S.E., M.Sc, Ph,D. dari Bank Indonesia Institut dampak terhadap PDRB Kaltara dengan menggu-
nakan moderate scenario pada akhir tahun dapat tumbuh sebesar 4,2 persen dengan beberapa
syarat kondisi yang harus dipenuhi. Syarat tersebut, antara lain PSBB paling lambat diakhiri di bulan
-
la PSBB masih berlaku karena PSBB merupakan pendorong penurunan terbesar dalam kegiatan
perekonomian. Sehingga pemerintah harus lebih berhati-hati dalam menetapkan PSBB. Pemulihan
ekonomi Kaltara dikawal bukan hanya untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke track-nya
tetapi juga harus memperkuat keberlanjutan (sustain, sustainable dan inklusivitas-nya)