Anda di halaman 1dari 29

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KAJIAN
FISKAL
REGIONAL
Triwulan II
2020

PENYUSUN :
Penanggung Jawab : Indra Soeparjanto | Ketua Tim : Moch. Ichsan Arditriansyah
| Tim Penyusun : Sri Kuncoro Herlambang | Maharrucha Zakka | Fahmi Mustafa |
Agung Herlambang
KALIMANTAN UTARA Triwulan II 2020 (yoy)

Gini Ratio
2019 Dibandingkan indikator kesejahteraan lainnya,
0,292 hanya angka Gini Ratio yang tercatat stabil
2020 terhadap periode sebelumnya (September 2019)
0,292 yaitu sebesar 0,292.

2019 Pengangguran
5,80 % Angka TPT mengalami penurunan, namun jumlah orang yang
2020 menganggur bertambah sebanyak 186 orang dari jumlah
pengangguran yang tercatat pada Februari 2019 sebanyak
5,65 % 20.681 orang.

2019 Kemiskinan
6,49 % Tingkat kemiskinan meningkat terhadap periode sebelumnya,
2020 dipengaruhi oleh aktifitas ekonomi yang terkontraksi sehingga
menyebabkan lapisan masyarakat bawah yang kehilangan pendapatan
6,80 % bertambah.

2019 Pertumbuhan Ekonomi


MAKRO 7,91 % Dampak Pandemi COVID-19 memberikan
tekanan yang cukup dalam bagi Ekonomi
EKONOMI & 2020 Kaltara yang ditopang Ekspor Batubara.
FISKAL -3,35 % Aktivitas ekonomi yang lesu berakibat pada
turunnya Konsumsi Masyarakat.

2019 Kinerja Belanja APBN


41,27 % Tingkat penyerapan Belanja & TKDD mengalami kenaikan dari periode
2020 yang sama Tahun 2019. Kenaikan tingkat penyerapan dipengaruhi oleh
turunnya pagu pada APBN, terlihat dari nominal realisasi sebesar
48,70 % Rp4,4 T yang masih lebih rendah dari periode Triwulan II 2019.

2019 Kinerja Pendapatan Pusat


44,41 % Selain tingkat persentasenya menurun, nominal realisasi
Penerimaan Dalam Negeri (Rp921 M) juga terkontraksi.
2020
Kondisi ini dipengaruhi oleh minusnya pertumbuhan ekonomi
37,41 % serta adanya kebijakan insentif perpajakan Pemerintah.

2019
Kinerja Belanja APBD
Kinerja realisasi Belanja Pemerintah Daerah dari
28,2 % sisi nominal dan persentase realisasi tumbuh
2020 lebih baik dibanding periode yang sama tahun
32,3 % 2019. Hal ini didorong oleh penyaluran TKDD ke
RKUD yang mengalami percepatan.
Daftar Isi
Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional 1
PDRB 1
Inflasi 2
Indikator Kesejahteraan 3

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN 5


Pendapatan Negara 5
Belanja Negara 7
Prognosis Realisasi APBN 9

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD 10


Pendapatan Daerah 11
Belanja Daerah 15
Prognosis Realisasi APBD 18

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran


Konsolidasian (APBN dan APBD) 19
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian 19
Pendapatan Konsolidasian 19
Belanja Konsolidasian 20
Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam PDRB 22

Berita / Isu Fiskal Terpilih 24


Pemulihan Dampak Ekonomi Kalimantan Utara 24
Mengawal APBN, Indonesia Maju

BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS INDIKATOR EKONOMI REGIONAL


A. Produk Domestik Regional Bruto
Grafik 1.1 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kaltara Triwulanan 2018-2020

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Utara

Secara kumulatif, Perekonomian Kalimantan sebesar Rp24,24 triliun dan Atas Dasar
Utara (Kaltara) Semester I 2020 tercatat Harga Konstan (ADHK) sebesar Rp14,74
tumbuh 0,81 persen, melambat cukup triliun. Secara spasial di Pulau Kalimantan,
dalam dibandingkan periode Semester I perekonomian dimasing-masing provinsi
2019 yang tercatat sebesar 7,52 persen. mengalami kontraksi jika dibandingkan dengan
Melesunya perekonomian Kaltara sebagai periode triwulan yang sama tahun lalu. Provinsi
dampak pandemi COVID-19, tergambar pada dengan share terbesar yaitu Kalimantan
laju pertumbuhan periode triwulan II yang Timur mencatatkan kontraksi yang paling
mengalami kontraksi sebesar 3,35 persen dalam sebesar -5,46 persen. Adapun Kaltara
dibandingkan triwulan II 2019 dan sebesar dengan share terkecil terhadap perekomian
6,95 persen dibandingkan triwulan I 2020. Pola Kalimantan, masih dapat mencatatkan tingkat
pertumbuhan ekonomi Kaltara secara triwulan pertumbuhan yang terbaik ketiga.
juga mengalami pergeseran, dimana pada Pertumbuhan positif semester I 2020 (c-to-c)
kondisi sebelum COVID 19 selalu tumbuh ditopang oleh kinerja positif Lapangan
positif di triwulan II. Pertumbuhan ekonomi Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial,
Kaltara pada triwulan II 2020 (y-on-y) yang ditengah mayoritas lapangan usaha yang
mengalami kontraksi, menghasilkan nilai mendominasi struktur ekonomi Kaltara
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mengalami pertumbuhan negatif. Kinerja
Grafik 1.2 Distribusi PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan
Kalimantan Triwulan II 2020
Kegiatan Sosial yang tetap positif, dipengaruhi
oleh meningkatnya secara drastis permintaan
bahan-bahan yang digunakan sebagai upaya
pencegahan penularan wabah COVID-19
diantaranya obat-obatan (multivitamin),
handsanitizer, cairan disinfektan, dan masker.
Penurunan kinerja sektor Pertambangan dan
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Utara

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


1
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

Penggalian, secara dominan dipengaruhi untuk memulihkan Ekonomi Nasional


oleh komoditas utama yaitu batu bara yang yang mengalami kelesuan akibat pandemi
Grafik 1.3 Distribusi PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi COVID-19, dapat menahan laju perlambatan
(yoy) Menurut Lap.Usaha Triwulan II 2019-2020
ekonomi triwulan II 2020 terhadap triwulan
I 2020 tidak terlalu dalam, ditandai dengan
komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
yang tetap tumbuh positif. Dengan tetap
dibayarnya THR PNS, Penyaluran Bantuan
Langsung Tunai dan Belanja Jaring
Pengaman Sosial lainnya, serta realisasi
Belanja sektor kesehatan menyebabkan
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Utara
komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
mengalami penurunan volume ekspor secara merupakan satu-satunya komponen dengan
tingkat pertumbuhan positif secara triwulanan
II 2019 dan triwulan I 2020. Hal tersebut (q-to-q). Namun jika dibandingkan dengan
merupakan imbas menurunnya permintaan periode triwulan II 2019, Pengeluaran
Batu Bara negara-negara tujuan ekspor. Konsumsi Pemerintah juga tercatat
Selain Pertambangan Batu Bara, produk hasil mengalami kontraksi sebesar 6,54 persen.
penggalian lainnya juga mengalami penurunan
seiring lesunya pengerjaan proyek konstruksi
Grafik 1.5
selama periode pelaporan
Dari sisi pengeluaran, komponen Konsumsi
Rumah Tangga dan LNPRT mengalami
kontraksi sebagai dampak pandemi COVID-19
Grafik 1.4 Distribusi PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi
(yoy) Menurut Pengeluaran Triwulan II 2019-2020

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Utara

Adanya Pembatasan Sosial dan menurunnya


tingkat pendapatan yang diterima oleh sejumlah Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Utara

kelompok masyarakat yang terdampak


membuat tingkat permintaan akan barang/ yang terjadi di Kaltara pada periode
jasa mengalami penurunan yang drastis. triwulan II 2020 mengalami pergerakan
Disisi lain, kebijakan Refocusing Belanja yang cenderung meningkat dibanding
Pemerintah sebagai instrumen penopang periode triwulan sebelumnya.

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


2
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

Pada bulan April, terjadi kenaikan Indeks


tercatat sebagai yang tertinggi pada periode
dibandingkan bulan maret sehingga memicu

merupakan fenomena musiman yang terjadi persen. Namun bila perubahan IHK kelompok
karena meningkatkan konsumsi masyarakat pengeluaran Transportasi ini ditinjau secara
seiring dengan masuknya bulan ramadhan.
sebesar 11,85 persen. Kedua fenomena ini
terbesar berasal dari kelompok bahan mencerminkan tingkat permintaan kelompok
makanan terutama sayur mayur. Akan tetapi Transportasi yang menurun bila dibandingkan
Juni 2019 namun mulai meningkat dibandingkan
oleh masuknya periode ramadhan ini, masih bulan sebelumnya sering dengan kebijakan
tercatat lebih rendah dibandingkan periode
ramadhan tahun lalu. Hal ini disebabkan tingkat melalui protokol ketat ditengah pandemi
konsumsi masyarakat pada ramadhan tahun ini COVID-19. Kebijakan Pemerintah untuk
lebih rendah dibandingkan periode yang sama memutus mata rantai penyebaran COVID-19
tahun lalu akibat PSBB yang diberlakukan melalui larangan bepergian keluar kota maupun
disalah satu kota pantauan IHK di Kaltara mudik menyebabkan tingkat permintaan
terhadap tiket pesawat menurun drastis.
pengeluaran transportasi sebesar 1,82 persen C. Indikator Kesejahteraan
Grafik 1.6 Perkembangan Tingkat Pengangguran (%)

justru mengalami penurunan memasuki bulan


Ramadhan. Memasuki bulan Mei, kembali

persen yang diakibatkan menurunnya kembali


tingkat konsumsi masyarakat pasca hari raya Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Utara

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) regional


hari raya Idul Fitri seyogyanya merupakan Kaltara pada bulan Februari 2020 tercatat
kondisi yang normal, namun adanya kebijakan sebesar 5,65 persen, mengalami penurunan
pembatasan sosial serta larangan mudik oleh dibandingkan periode Februari 2019 yang
Pemerintah berdampak terhadap harga-harga tercatat sebesar 5,80 persen. Meskipun
angka TPT mengalami perbaikan, namun
jumlah pengangguran justru mengalami
lalu. Selain itu, ketersediaan komoditi yang hal yang sebaliknya yaitu meningkat dari
relatif stabil ditengah menurunnya tingkat sebanyak 20.681 orang pada Februari 2019
permintaan di Kaltara, turut mempengaruhi menjadi 20.867 orang pada Februari 2020.
penurunan harga-harga komoditas di Kaltara Meningkatnya jumlah pengangguran di Kaltara
pada periode Ramadhan-Idul Fitri 2020. pada periode Februari 2020 dipengaruhi oleh

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


3
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

pertumbuhan Penduduk Usia Produktif (15+) karena efek lockdown Malaysia merupakan
yang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan dampak Pandemi COVID-19 yang menyebabkan
penyerapan tenaga kerja dari periode mayoritas masyarakat berpenghasilan rendah
sebelumnya. Pemerintah setempat tentunya mengalami penurunan pendapatan yang
membutuhkan upaya yang lebih intensif untuk cukup dalam. Sehingga hilangnya pendapatan
menekan laju tingkat pengangguran pada tahun kelompok masyarakat ini secara drastis
2020 ini yang ditargetkan sebesar 4,60 persen. membuat mereka berada dibawah Garis
Permasalahan ketenagakerjaan di Kaltara Kemiskinan yang mengalami peningkatan dari
juga dipicu oleh jumlah penduduk setengah Rp667.833 pada September 2019 menjadi
penganggur terpaksa yang mencapai 25.347 sebesar Rp681.035 pada September 2020.
orang atau mencapai 7,27 persen. Sehingga
Grafik 1.8 Indeks Kedalaman & Keparahan Kemiskinan
bila ditambahkan jumlah penggangguran Kaltara

terbuka, maka jumlah riil angkatan kerja di


Kaltara yang saat ini sedang membutuhkan
pekerjaan mencapai 46.214 orang. Program
kartu Pra Kerja sebagai salah satu solusi

mengakomodir 4.116 orang di wilayah Kaltara


diharapkan dapat menurunkun laju TPT dan Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Utara

jumlah pengangguran Kaltara pada periode


mendatang. Pada periode pelaporan, angka Hal positif di tengah meningkatnya jumlah

persentase kemiskinan tercatat sebesar 6,80 penduduk miskin karena dampak pandemi
COVID-19, adalah Indeks Kedalaman

jika dibanding bulan September 2019. Dengan Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan

tingkat kemiskinan sebesar 6,80 persen, yang mengalami perbaikan. Selain itu, Gini Ratio

jumlah penduduk miskin di Kaltara bertambah pada periode Maret 2020 juga tercatat stabil

sebanyak 3,2 ribu orang dari periode September terhadap periode September 2019 sebesar

2019 yang tercatat sebanyak 48,61 ribu orang. 0,292. Jika ditinjau per wilayah, angka Gini

Grafik 1.7 Perkembangan Perkembangan Tingkat


Ratio di wilayah perkotaan naik tipis sebesar
Kemiskinan (%) 0,002 poin terhadap Gini Ratio September
2019, sedangkan di wilayah pedesaan terjadi
kondisi sebaliknya.
Grafik 1.9 Perkembangan Gini Ratio Provinsi Kaltara

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Utara


Perekonomian yang mulai terkontraksi,

turun, serta kelangkaan bahan pokok di


Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Utara
perbatasan yang membuat harga melambung

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


4
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN


Tabel 2.1

URAIAN T.A. 2019 T.A. 2020


PAGU REALISASI % PAGU REALISASI %
A. Pendapatan dan Hibah 2.502,74 1.111,46 44,41 2.461,58 921,00 37,41
I. Penerimaan Dalam Negeri 2.502,74 1.111,46 44,41 2.461,58 921,00 37,41
1. Penerimaan Perpajakan 2.356,72 1.017,00 43,15 2.271,12 822,55 36,22
a. Pajak Dalam Negeri 2.328,70 996,6 42,80 2.235,54 793,93 35,51
b. Pajak Perdagangan Intl. 28,02 20,4 72,81 35,58 28,62 80,44
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 146,02 94,46 64,69 190,46 98,45 51,69
a. PNBP Lainnya 99,33 81,44 81,99 139,09 88,34 63,51
b. Pendapatan BLU 46,69 13,02 27,89 51,37 10,11 19,68
B. Belanja Negara 11.035,70 4.554,57 41,27 9.196,78 4.478,51 48,70
I. Belanja Pemerintah Pusat 4.182,96 1.198,06 28,64 2.746,49 1.045,75 38,08
1. Belanja Pegawai 800,95 340,509 42,51 743,33 334,06 44,94
2. Belanja Barang 1.283,73 455,64 35,49 965,25 349,28 36,19
3. Belanja Modal 2.093,28 401,84 19,20 1.036,79 362,3 34,94
4. Bantuan Sosial 5 0,075 1,50 1,12 0,11 9,82
II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 6.852,74 3.356,50 48,98 6.450,29 3.432,76 53,22
1. Transfer ke Daerah 6.389,48 3.079,03 48,19 5.967,67 3.136,52 52,56
a. Dana Bagi Hasil 1.405,61 538,91 38,34 1.208,26 474,87 39,30
i. Dana Bagi Hasil Pajak 413,6 121,19 29,30 354,67 112,4 31,69
ii. Dana Bagi Hasil SDA 992,01 417,72 42,11 853,59 362,47 42,46
b. Dana Alokasi Umum 3.857,32 2.249,02 58,31 3.736,44 2.227,32 59,61
c. DAK Fisik 665,3 83,44 12,54 647,51 136,72 21,11
d. Dana Insentif Daerah 0 0 0,00 103,32 56,35 54,54
e. DAK Non Fisik 461,25 207,661 45,02 272,14 241,26 88,65
2. Dana Desa 463,26 277,47 59,90 482,62 296,24 61,38
-8.533 -3.443 40,35 -6.735,20 -3.557,51 52,82
Sumber : Kanwil DJP Kaltim, Kanwil DJBC Kalbagtim, OmSPAN dan SIMTRADA, diolah

A. Pendapatan Negara
yang sama tahun 2019 dimana penerimaan
1. Pendapatan Perpajakan
tercatat mencapai Rp1.017 miliar. Dilihat
Grafik 2.1 Realisasi Penerimaan Pajak Triwulan II 2020
dari persentase realisasi terhadap target
penerimaan pun kinerja Penerimaan
Perpajakan mengalami penurunan dari sebesar
43,15 persen pada triwulan II tahun 2019
menjadi sebesar 36,22 persen pada triwulan II
tahun 2020. Kondisi dimaksud secara dominan
dipengaruhi oleh penurunan kinerja realisasi
Sumber : Kanwil DJP Kaltim Kaltara
Pajak Dalam Negeri dari sebesar 42,8 persen
Sampai dengan akhir periode triwulan II
di triwulan II tahun 2019 menjadi sebesar 35,51
2020 realisasi penerimaan pajak di regional
persen pada triwulan II tahun 2020.
Kaltara tercatat Rp822,55 miliar, mengalami
Penurunan realisasi Pajak Dalam Negeri ini
penurunan jika dibandingkan dengan periode
dipengaruhi oleh adanya pandemi COVID-19

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


5
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

yang menyebabkan aktivitas perekonomian di di triwulan II 2020 dengan besaran Rp99,86


Kaltara melesu sehingga terkontraksi sebesar miliar dan Rp40,01 miliar. Realisasi yang
-3,35 persen dibanding pertumbuhan ekonomi tercatat sampai dengan triwulan II, termasuk
pada triwulan II tahun 2019. penerimaan Pajak Penjualan atas Barang
Sebagaimana pada periode sebelumnya, angka Mewah sebesar Rp687,77 juta.
realisasi penerimaan khususnya Penerimaan c. Penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar dan
Pajak Dalam Negeri terdapat perbedaan Cukai
karena angka realisasi yang digunakan Realisasi penerimaan Bea dan Cukai pada
pada tabel i-account merupakan angka yang triwulan II tahun 2020 tercatat sebesar Rp28,62
tercatat pada MPN sebesar Rp793,93 miliar, miliar atau sudah mencapai 87,85 persen dari
sedangkan berdasarkan catatan Kanwil DJP target tahun 2020. Penerimaan tersebut terdiri
Kaltimtara penerimaan Pajak Dalam Negeri dari Bea Masuk sebesar Rp13,18 miliar dan Bea
hanya sebesar Rp724,05 miliar. Hal tersebut Keluar senilai Rp15,44 miliar. Capaian realisasi
dikarenakan perbedaan basis pencatatan data
penerimaan. baik secara nominal maupun persentase jika
Grafik 2.2 Perbandingan Realisasi Pajak Triwulan II dibandingkan pada periode yang sama tahun
2018-2020 (Miliar Rp)
lalu. Secara spasial, realisasi tersebut berasal
dari Kota Tarakan dan Kab. Nunukan.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

Grafik 2.3

Sumber : Kanwil DJP Kaltim Kaltara

a. Pajak Penghasilan (PPh)


Realisasi penerimaan PPh pada triwulan II
tahun 2020 tercatat Rp548,67 miliar, turun

realisasi triwulan II tahun 2019 yang mencapai


Sumber: OMSPAN, diunduh 08 Agustus 2020
Rp748,75 miliar. Kontributor terbesar PPh
adalah Kota Tarakan sebesar Rp205,81 miliar Realisasi PNBP di triwulan II tahun 2020
dan Kab. Bulungan sebesar Rp96,31 miliar. mencapai Rp98,45 miliar, meningkat sebesar
Capaian realisasi yang berasal dari dua daerah Rp3,99 miliar dari realisasi PNBP periode
tersebut menyumbang Rp302,12 miliar atau yang sama tahun 2019 yang mencapai
sebesar 71,13 persen dari total realisasi PPh. Rp94,46 miliar. PNBP yang tercatat di wilayah
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Kaltara hanya terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu
Realisasi penerimaan PPN pada triwulan II PNBP Lainnya dan PNBP BLU. Meskipun
tahun 2020 mencapai Rp223,61 miliar dan perekonomian Kaltara ditopang SDA, tetapi
mengalami penurunan sekitar Rp250 juta tidak terdapat realisasi PNBP SDA dikarenakan
dari realisasi periode yang sama tahun lalu. basis pencatatannya dilakukan secara terpusat.
Kota Tarakan dan Kab. Bulungan merupakan Mayoritas PNBP Lainnya bersumber dari
wilayah yang menjadi kontributor terbesar

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


6
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

Pendapatan Jasa yang sampai dengan akhir


triwulan II 2020 terealisasi sebesar Rp34,84 dibandingkan capaian periode yang sama pada
miliar atau berkontribusi sebesar 40,75 persen tahun 2019 yang hanya sebesar 34,94 persen.
dari realisasi PNBP secara agregat. Tetapi sebenarnya hal tersebut disebabkan
jumlah alokasi yang lebih kecil dari tahun 2019,
B. Belanja Negara
1. Belanja Pemerintah Pusat dengan selisih sebesar Rp1,05 triliun.
Hal yang sama juga terjadi pada Belanja
Realisasi belanja sampai dengan triwulan
Bantuan Sosial yang secara persentase
II 2020, secara keseluruhan masih berada
mengalami peningkatan dari tahun lalu menjadi
pada level 38,08 persen. Kinerja realisasi
sebesar 9,82 persen dikarenakan adanya
belanja tercatat mengalami peningkatan
penurunan alokasi Belanja.
dibandingkan dengan periode yang sama
tahun 2019 untuk setiap jenis belanja. Namun
a. Belanja Barang
dengan adanya pandemi COVID-19 terjadi
Grafik 2.5
refocusing anggaran sehingga pagu di seluruh Triwulan II 2020
Jenis Belanja mengalami perubahan alokasi
awal. Sampai dengan 30 Juni 2020, realisasi
Belanja Pegawai telah mencapai 44,94
persen dari pagu. Capaian belanja pegawai ini
sejalan dengan tingkat penyerapan ideal yang
diharapkan pada semester I yaitu antara 45-50
persen. Hal ini disebabkan karena karakteristik Sumber : Diolah dari data Monev PA diunduh 6 Agustus 2020

belanja pegawai yang bersifat klerikal dan Terdapat perubahan pagu Belanja pada triwulan
cenderung lebih konstan baik besaran maupun II 2020 dalam rangka refocusing anggaran
periode penyerapan Belanja Pegawai. untuk menghadapi dan menekan penyebaran
Grafik 2.4 Persentase Realisasi Belanja s.d. Triwulan pandemi COVID-19. Pagu Belanja Barang
II Tahun 2020
mengalami penurunan sebesar Rp318,48
miliar jika dibandingkan periode yang sama
di tahun 2019. Penurunan ini berdampak pada
peningkatan persentase kinerja penyerapan
anggaran yang tercatat sebesar 36,19 persen.
Dari sisi persentase realisasi, capaian tertinggi
tercatat pada Belanja Persediaan sebesar
Sumber : I Account, OMSPAN 2020, diunduh tanggal 3
Agustus 2020 55,77 persen. Sedangkan dari nilai nominal,
Kinerja realisasi Belanja Barang sampai dengan realisasi tertinggi tercatat pada Belanja
akhir periode pelaporan mencapai 36,19 Operasional sebesar Rp94,91 miliar. Hal
persen. Capaian ini terlihat cukup baik, namun ini berbanding lurus dengan pagu Belanja
sebenarnya disebabkan oleh pagu anggaran Operasional yang juga tercatat sebagai yang
yang berkurang sehingga meningkatkan terbesar. Jika dilihat dari persentase per
persentase nilai serapan.
Secara persentase serapan Belanja Modal masih di bawah rata-rata, yaitu Belanja

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


7
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

Barang Non Operasional, Belanja Perjalanan c. Belanja Bantuan Sosial


serta Belanja Barang BLU. Kondisi Pandemi Pada T.A. 2020, alokasi Belanja Bansos di
COVID-19 sangat memengaruhi kinerja wilayah Kaltara tercatat sebesar Rp1,11 miliar,

tersebut. Hal ini berdampak pada banyaknya Rp3,88 miliar bila dibandingkan dengan
kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan sesuai alokasi T.A. 2019. Hingga akhir triwulan II
perencanaan awal sehingga menyebabkan 2020, Belanja Bansos terealisasi sebesar
tingkat penyerapan belanja turun secara Rp0,10 miliar atau mencapai 9,82 persen dari
alokasi. Tingkat persentase realisasi Bansos
b. Belanja Modal mengalami kenaikan jika dibandingkan periode
Grafik 2.6 yang sama tahun lalu yang hanya 1,5 persen.
Belanja s.d Triwulan II 2020
Akan tetapi, kenaikan tingkat persentase
realisasi tersebut lebih disebabkan oleh
penurunan alokasi belanja Bansos dari T.A.
2019. Realisasi Belanja Bansos pada periode
pelaporan bersumber dari penyaluran Bantuan
Sosial dalam bentuk uang yang dilaksanakan
oleh satuan kerja Kementerian Agama.
Sumber : Diolah dari data Monev PA diunduh 6 Agustus
2020 2. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
Terjadinya penurunan alokasi Belanja Modal Grafik 2.7 Penyaluran Transfer Ke Daerah dan Dana Desa s.d
30 Juni 2020
sebesar Rp1,05 triliun pada tahun 2020,
sangat memengaruhi keberlangsungan proyek
infrastruktur di regional Kaltara. Belanja Modal
terbesar dialokasikan untuk keperluan Jalan,
Irigasi dan Jaringan yang mencapai Rp686,2
miliar (66,17 persen dari total Belanja Modal).
Sampai dengan akhir periode pelaporan,
realisasi Belanja tersebut tercatat sebesar Sumber : Aplikasi SIMTRADA DJPK dan Kanwil DJPb Prov.
Kaltara, diunduh 8 Agustus 2020
Rp240,50 miliar (35,05 persen dari pagu).
Sampai dengan tanggal 30 juni 2020 rerata
Terjadi lonjakan serapan Belanja Modal pada
realisasi penyaluran dana TKDD telah
bulan April 2020 yang mencapai 19 persen
mencapai 52,40 persen. Realisasi tertinggi
dari bulan sebelumnya atau sebesar Rp126,78
tercatat pada Provinsi Kaltara sebesar 58,07
miliar. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kontrak
persen sedangkan realisasi terendah berada
di Kab. Tana Tidung sebesar 47,13 persen.
Jalan, Irigasi dan Jaringan. Realisasi tersebut
Rendahnya serapan tersebut disebabkan
bersumber dari pembayaran kegiatan dengan
masih terdapat 4 subbidang DAK Fisik yang
skema kontrak Tahun Jamak, pembayaran
belum melakukan upload data kontrak sebagai
termin pertama pekerjaan, dan penagihan uang
salah satu syarat penyaluran. Mayoritas
muka pekerjaan telah menyelesaikan perikatan.
kegiatan tersebut diakibatkan keterlambatan
pemutakhiran data pada e-catalogue.

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


8
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

3. Pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU)


Grafik 2.8 Pendapatan dan Belanja BLU Bandara sementara pengesahan belanja sebesar
Juwata s.d Triwulan II 2020
Rp5,91 miliar yang terdiri dari Belanja Barang
BLU sebesar Rp4,91 miliar dan Belanja Modal
BLU Rp995,5 juta. Sedangkan Belanja dari
Rupiah Murni (RM) yang terealisasi pada
triwulan II 2020 sebesar Rp27,96 milliar terdiri
atas Belanja Pegawai (Rp7,49 miliar), Belanja
Barang (Rp18,37 miliar), dan Belanja Modal
Sumber : Aplikasi Monev PA diunduh tanggal 8 Agustus
2020 (Rp2,1 miliar). Meskipun kinerja realisasi
Pada triwulan II tahun 2020, Bandara Pendapatan dan Belanja yang bersumber
Juwata di Tarakan merupakan satu-satunya dari Pendapatan BLU masih terdapat surplus
satuan kerja yang berstatus BLU di wilayah Rp4,20 miliar, namun terdapat Belanja
Kaltara. Sampai dengan akhir triwulan II Operasional yang bersumber dari Rupiah
tahun 2020, sudah dilakukan pengesahan Murni senilai Rp27,96 miliar. Sehingga
pendapatan sebesar Rp10,11 miliar, kondisi dimaksud mengindikasikan Bandara
Juwata belum termasuk BLU yang mandiri.
C. Prognosis Realisasi APBN
Tabel 2.2

PAGU Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV


(Milliar Rp)
Miliar Rp % Real thd PAGU Miliar Rp % Real thd PAGU
Pendapatan Negara 2.461,58 921,00 37,41% 2.436,96 99%
Belanja Negara 9.196,78 4.478,51 48,70% 9.012,84 98%
(5.735,20) (3.557,37) (6.575,88)

seiring dengan implementasi Adaptasi


Pemerintah telah mengalami perubahan yang Kenormalan Baru untuk meningkatkan aktivitas
sangat dinamis untuk mengantisipasi dampak ekonomi.
pandemi COVID-19. Kebijakan tersebut Selain itu, untuk memperoleh prognosis yang
dilakukan dengan menyesuaikan target relatif mendekati kenyataan, maka beberapa
Pendapatan serta Refocusing dan Realokasi hal lain juga telah menjadi pertimbangan,
Belanja Negara Dengan adanya Refocusing antara lain:
dan Realokasi anggaran dalam rangka 1. Data historis/statistik capaian realisasi dan
penanganan pandemi COVID-19, kinerja tren penerimaan periode sebelumnya.
2. Perkiraan realisasi belanja berdasarkan
serapan Belanja Pemerintah sebagaimana
data ADK kontrak yang telah diterima
tertuang dalam Perpres 72 Tahun 2020 KPPN.
diupayakan lebih terarah sehingga proyeksi 3. Data kontrak/rencana kegiatan DAK Fisik
hingga akhir TA 2020 dapat terealisasi dengan yang dilaporkan ke KPPN.
optimal. Begitupun dengan sektor penerimaan 4. Kenaikan/penurunan pagu dana Transfer
ke Daerah pada APBN-P 2020.
yang mengalami penurunan target agar tetap
5. Pertumbuhan ekonomi regional Kaltara
realisistis ditengah pandemi, diharapkan dapat yang masih lebih baik dibandingkan
terealisasi dengan optimal hingga akhir tahun pertumbuhan secara Nasional.

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


9
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD


Hingga akhir Triwulan II 2020, pendapatan sebesar 45,6 persen. Pada periode yang sama,
daerah yang terealisasi secara agregat alokasi belanja dan transfer seluruh pemerintah
mencapai Rp3,9 triliun atau 46,6 persen dari daerah di Kalimantan Utara terealisasi sebesar
target. Tingkat realisasi pada periode ini, Rp2,91 triliun atau 32,3 persen dari pagu.
secara persentase mengalami peningkatan dari Capaian ini lebih baik dibandingkan periode yang
periode yang sama tahun 2019 yang tercatat sama tahun lalu dimana terealisasi 28,2 persen.
Tabel 3.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Kalimantan Utara Triwulan II 2019-2020 (Miliar Rp)
URAIAN T.A. 2019 T.A. 2020
PAGU REALISASI % PAGU REALISASI %

PENDAPATAN 8.213,9 3.741,4 45,6% 8.504,4 3.966,2 46,6% 6,0%


PAD 964,3 399,2 41,4% 1.092,3 435,1 39,8% 9,0%
506,7 228,0 45,0% 601,2 210,0 34,9% -7,9%
52,3 11,8 22,6% 55,0 12,7 23,2% 7,8%
59,2 53,1 89,7% 59,9 31,4 52,4% -40,9%
346,2 106,3 30,7% 376,1 181,0 48,1% 70,2%
Pendapatan Transfer 7.111,0 3.328,7 46,8% 6.933,3 3.325,0 48,0% -0,1%
6.906,9 3.231,5 46,8% 6.655,0 3.166,7 47,6% -2,0%
621,3 121,2 19,5% 368,8 111,0 30,1% -8,4%
825,0 417,7 50,6% 954,9 358,6 37,6% -14,1%
3.857,3 2.148,5 55,7% 4.158,9 2.188,4 52,6% 1,9%
1.062,2 248,7 23,4% 973,2 348,4 35,8% 40,1%
309,8 157,0 50,7% 156,8 136,9 87,3% -12,8%
Dana Desa 231,2 138,2 59,8% 42,5 23,3 54,9% -83,1%
189,5 95,2 50,2% 247,3 128,1 51,8% 34,6%
189,5 95,2 50,2% 247,3 126,7 51,2% 33,1%
- - - 1,4
14,5 2,1 14,5% 31,0 30,2 97,3% 1336,4%
138,7 13,5 9,7% 478,8 206,2 43,1% 1428,9%
61,9 13,5 21,8% 83,7 15,8 18,9% 17,5%
Pendapatan Dana Darurat - - - -
76,7 - 0,0% 395,0 190,4 48,2%
BELANJA 7.675,1 2.124,9 27,7% 7.825,9 2.460,3 31,4% 15,8%
5.479,7 1.925,7 35,1% 6.102,6 2.094,4 34,3% 8,8%
2.593,3 1.184,4 45,7% 2.866,6 1.255,9 43,8% 6,0%
Belanja Barang 2.459,8 625,0 25,4% 2.481,4 672,3 27,1% 7,6%
Belanja Bunga 19,0 - 0,0% - -
35,9 8,5 23,6% 37,3 6,2 16,5% -27,1%
360,9 105,7 29,3% 707,2 155,4 22,0% 47,0%
10,8 2,2 20,4% 10,1 4,7 46,3% 112,5%
Belanja Modal 2.180,1 198,4 9,1% 1.695,6 363,2 21,4% 83,1%
15,3 0,8 5,4% 27,6 2,6 9,5% 217,6%
181,1 95,2 52,6% 258,4 128,1 49,6% 34,6%
980,8 271,8 27,7% 933,7 328,3 35,2% 20,8%
BELANJA dan TRANSFER 8.837,0 2.491,9 28,2% 9.018,0 2.916,7 32,3% 17,0%
SURPLUS/DEFISIT (623,1) 1.249,6 -200,5% (513,6) 1.049,6 -204,4% -16,0%
Sumber : BPKAD se-Kaltara
Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020
10
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

A. Pendapatan Daerah triwulan II 2020 walaupun dari catatan rasio


1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) PAD terhadap total pendapatan di akhir periode,
Grafik 3.1 Komposisi Agregat PAD se Kaltara Triwulan tercatat mengalami sedikit peningkatan
II 2019 - 2020
dibandingkan periode yang sama pada tahun
lalu.
a. Penerimaan Pajak Daerah
Grafik 3.2 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
se Kaltara Triwulan II 2019 - 2020

Sumber : BPKAD se-Kaltara

Pada Triwulan II 2020, realisasi PAD mencapai


Rp435,1 miliar atau 39,8 persen dari target. Baik
secara persentase terhadap target maupun
secara nominal, realisasi tersebut lebih rendah Sumber : BPKAD se-Kaltara (diolah)

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total Pajak Daerah yang terhimpun sampai
Jika dilihat lebih rinci, Komponen PAD yang dengan triwulan II tahun 2020 mencapai
mencatatkan realisasi tertinggi secara nominal Rp209,9 miliar atau 34,9 persen dari target.
berasal dari Pajak Daerah sebesar Rp210 Sebesar Rp167 miliar atau 79,5 persen dari total
miliar. Sedangkan komponen dengan nominal realisasi pajak daerah bersumber dari Pemprov
realisasi dan tingkat persentase realisasi Kaltara. Namun secara persentase realisasi
terhadap pagu terendah berasal dari Retribusi terhadap target, capaian tertinggi dicatatkan
Daerah sebesar Rp12,7 miliar atau 23,2 Kabupaten Bulungan sebesar 70 persen. Jika
persen dari target. Sementara untuk komponen sumber pajak daerah tidak memperhitungkan
PAD yang mencatatkan tingkat persentase penerimaan dari Pemprov Kaltara, maka
realisasi terhadap pagu yang tertinggi yaitu daerah dengan penyumbang pajak daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang terbesar berasal dari Kota Tarakan dengan
DIpisahkan sebesar 19,4 persen. capaian sebesar Rp18,5 miliar.
Menurunnya okupansi maupun omzet lapangan
mengalami perubahan kontribusi untuk masing- usaha pada sektor akomodasi dan transportasi
masing komponen dari Triwulan II tahun 2019 selama pandemi COVID-19 serta pelaksanaan
ke periode saat ini. Komponen Pajak Daerah, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),
Retribusi Daerah, dan Hasil Pengelolaan memengaruhi kinerja realisasi Pajak Daerah
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan mengalami pada periode ini yang mengalami penurunan
penurunan kontribusi sedangkan Lain-Lain jika dibandingkan dengan periode yang sama
PAD yang Sah mengalami sebaliknya. tahun 2019.
Pemerintah Daerah di wilayah Kaltara belum
mampu merealisasikan target PAD dengan
cukup optimal dibandingkan tahun lalu. Hal
ini diasumsikan karena terkena dampak dari
adanya pandemi COVID-19 sejak awal periode

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


11
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

b. Penerimaan Retribusi Daerah dibandingkan dengan periode yang sama


Grafik 3.3 Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah
se Kaltara Triwulan II 2019 - 2020
tahun lalu sebesar 91,3 persen. Daerah
dengan kontribusi terbesar adalah Pemkab
Bulungan yang mencapai Rp10,7 miliar atau
34,2 persen dari keseluruhan penerimaan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan yang tercatat sebesar Rp31,3 miliar.
Selain itu, seluruh Pemda tercatat mengalami
Sumber : BPKAD se-Kaltara (diolah) penurunan realisasi baik secara nominal
Sampai dengan akhir bulan Juni 2020, realisasi maupun persentase realisasi terhadap target
di seluruh Pemda se-Kaltara mencapai Rp12,7 dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
miliar atau sebesar 23,2 persen dari target. Kondisi ini tidak terlepas dari nilai penyertaan
Jika melihat dari sisi perubahan nominal modal di sejumlah BUMD yang relatif menurun
penerimaan di masing-masing Pemda, hanya pada tahun 2020 ini, sehingga penerimaan
Pemprov Kaltara dan Pemkab Malinau yang dividen juga lebih kecil dibanding periode yang
mengalami penurunan realisasi penerimaan sama tahun lalu.
dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
d. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Sedangkan untuk ke-empat Pemda lainnya Yang Sah (LLPADYS)
mengalami peningkatan realisasi penerimaan Grafik 3.5 Realisasi LLPADYS se Kaltara Triwulan II 2019
- 2020
dibandingkan dengan periode yang sama
tahun lalu.
Untuk nominal realisasi terbesar tercatat
di wilayah Pemkot Tarakan sebesar Rp4,6
miliar. Hal ini sangat wajar karena sebagian
besar aktivitas perekonomian terpusat di Kota
Tarakan.
Sumber : BPKAD se-Kaltara (diolah)
c. Penerimaan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Secara agregat, penerimaan LLPADYS

Grafik 3.4
regional Kaltara pada akhir periode pelaporan
mencapai 48,1 persen dari target atau sebesar
2019 - 2020
Rp181,01 miliar. Komponen PAD ini secara
agregat mengalami peningkatan realisasi
baik nominal maupun persentase terhadap
target. Selanjutnya jika melihat kinerja realisasi
penerimaan pada masing-masing Pemda,

Pemkot Tarakan, Pemkab Malinau, dan Pemkab


Sumber : BPKAD se-Kaltara (diolah)
Tana Tidung. Hal ini berbanding terbalik dengan
Pada akhir triwulan II 2020 rerata capaian kinerja realisasi penerimaan pada Pemprov
realisasi untuk seluruh daerah adalah Kaltara, Pemkab Bulungan, dan Pemkab
53,3 persen, turun cukup drastis apabila Nunukan yang mengalami peningkatan realisasi

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


12
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

yang terdiri dari penguatan Belanja Sektor


periode yang sama tahun 2019. Kesehatan melalui alokasi BOK Tambahan
Baik penurunan maupun peningkatan dari sebesar Rp16,98 miliar dan Pemulihan Ekonomi
realisasi penerimaan pada komponen LLPADYS Nasional melalui Cadangan DAK Fisik sebesar
terpengaruh oleh dampak dari adanya pandemi Rp34,73 miliar. Alokasi BOK Tambahan, masih
COVID-19. Tercatat untuk ketiga Pemda yang bersifat dinamis menyesuaikan dengan rincian
mengalami peningkatan capaian realisasi pengalokasian melalui Keputusan Menteri
disebabkan oleh meningkatnya Pendapatan Keuangan (KMK) dengan Pagu Total APBN
BLUD dari subkomponen Pendapatan Jasa sebesar Rp3,7 triliun.
Pelayanan dan Pendapatan Hibah, dalam hal Prioritas penggunaan Dana Desa sebagai
ini BLUD Bidang Kesehatan yang sedang fokus salah satu komponen dalam struktur TKDD juga
dalam rangka penanganan COVID-19. diarahkan untuk menangani dampak pandemi
2. Pendapatan Transfer COVID-19 yaitu sebagai jaring pengaman
sosial bagi masyarakat desa yang terdampak
Grafik 3.6 Perkembangan Alokasi TKDD 2020
Kalimantan Utara Per Jenis dengan pemberian Bantuan Langsung Tunai
selama 6 bulan.
Selain kebijakan khusus pengelolaan TKDD
dalam rangka Refocusing dan realokasi untuk
penanganan dampak pandemi COVID-19,
pada tahun 2020 juga terdapat penerapan
kebijakan strategis yang baru sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas penyaluran TKDD
Sumber : UU 20/2019,PERPRES 54 2020, PERPRES
72 2020

Hingga akhir periode triwulan II 2020, alokasi sesuai dengan tujuan pengalokasiannya, yaitu:
Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) 1. Penyaluran Dana Desa dari Rekening
Tahun 2020 mengalami perubahan sebanyak Kas Umum Negara (RKUN) langsung
ke Rekening Kas Desa (RKD) melalui
untuk penanganan dan pengurangan dampak mekanisme pemotongan penyaluran Dana
pandemi COVID-19. Desa di Rekening Kas Umum Daerah
Jika dibandingkan dengan total alokasi pada UU (RKUD.
Nomor 20 Tahun 2019, alokasi TKDD di Kaltara 2. Penyaluran Dana Bantuan Operasional
mengalami penurunan sebesar 8,91 persen Sekolah (BOS) langsung ke rekening
atau setara dengan Rp636,6 miliar. Setelah sekolah melalui seluruh KPPN mitra
seluruh jenis TKDD mengalami penurunan Pemerintah Provinsi.
alokasi pada Perpres 54 Tahun 2020, terdapat Hingga akhir Juni 2020, dari total alokasi sebesar
peningkatan alokasi pada Perpres 72 Tahun Rp6,51 triliun di Kaltara telah tersalur Rp3,47
2020 untuk DAK Fisik dan DAK Non Fisik. triliun atau mencapai 53,3 persen dari alokasi,
Peningkatan alokasi pada kedua jenis mengalami peningkatan jika dibandingkan
TKDD tersebut masih dalam kerangka persentase penyerapan pada periode yang
kebijakan penanganan pandemi COVID-19 sama di tahun lalu yang hanya sebesar 48,06
persen. Secara umum, peningkatan persentase

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


13
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

Grafik 3.7 Realisasi TKDD Kalimantan Utara Per Jenis KPPN dan dipengaruhi oleh perkembangan
s.d Triwulan II 2020
kebijakan penyaluran TKDD adalah alokasi
DAK Fisik. Tingkat persentase penyaluran DAK
Fisik di Kaltara sampai dengan akhir semester
I 2020 tercatat sebesar 21,1 persen. Capaian
tersebut menunjukkan sedikit perbaikan
dibandingkan periode yang sama tahun lalu
yang tercatat hanya 12,5 persen dan begitu
Sumber : OM SPAN dan SIMTRADA diakses 3 Agustus pula dilihat dari waktu penyelesaian proses
2020
pemenuhan persyaratan penyaluran juga
penyaluran di seluruh jenis TKDD tersebut mengalami perbaikan.
dipengaruhi oleh penurunan alokasi terutama Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat dikatakan
DAU dan DBH yang memiliki alokasi terbesar. bahwa perkembangan atau perubahan
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, kebijakan penyaluran TKDD berperan dalam
penurunan alokasi TKDD merupakan upaya peningkatan kinerja realisasi TKDD semester
Pemerintah merealokasi Belanja untuk
pendanaan penanganan COVID-19 secara
terpusat dan terkoordinasi. Selain itu, kondisi dalam rangka percepatan penyaluran TKDD
berjalan cukup efektif.
penerimaan negara yang dibagihasilkan
dikarenakan dampak melemahnya
perekonomian global akibat pandemi COVID-19
yang melanda seluruh dunia, tentunya juga
menjadi penyebab turunnya alokasi TKDD.
Tingkat persentase penyaluran tertinggi tercatat
pada alokasi Dana Desa yang mencapai 61,4
persen, sedikit meningkat dibandingkan tingkat
penyerapan periode yang sama tahun lalu
yang tercatat sebesar 59,9 persen. Namun
angka penyaluran Dana Desa yang tercatat
pada periode pelaporan telah tersalur sampai

salur dalam rangka mengurangi dampak


ekonomi dan sosial pandemi COVID-19 melalui
Perubahan PMK 205/PMK.07/2020 Tentang
Pengelolaan Dana Desa sebanyak 2 (dua) kali,
melatarbelakangi kinerja positif penyaluran
Dana Desa pada semester I 2020. Selanjutnya,
alokasi TKDD yang disalurkan berdasarkan
kinerja pelaksanaan (laporan penyerapan dan
capaian output) secara desentralisasi di seluruh

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


14
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah


(LLPDYS)
Tabel 3.2 Data Pagu dan Realisasi LLPDYS Triwulan II 2019-2020

Sumber : BPKAD se-Kaltara

Pada periode pelaporan, LLPDYS mengalami dapat disalurkan sejak bulan Februari
2020. Selain itu penyaluran Dana BOS juga
beberapa Pemda dibandingkan periode disalurkan oleh 34 KPPN di Ibukota Provinsi
yang sama tahun lalu. Hal ini diasumsikan seluruh Indonesia. Selanjutnya untuk Pemkot
karena beberapa Pemda sudah mencatatkan Tarakan dan Pemkab Tana Tidung masih belum
Pendapatan Hibah Dana BOS pada komponen mencatatkan realisasi penerimaan dikarenakan
LLPDYS dan sebagaimana diketahui untuk belum mencatat Pendapatan Hibah Dana BOS
penyaluran Dana BOS pada tahun 2020 pada komponen LLPDYS.
mengalami perubahan kebijakan yaitu sudah
B. Belanja Daerah
Grafik 3.8 Persentase Realisasi Belanja Per Pemda Grafik 3.9 Persentase Realisasi Belanja Per Jenis
Triwulan II 2019 - 2020 Triwulan II 2019 - 2020

Sumber :BPKAD se-Kaltara (diolah)


Persentase realisasi total belanja (tanpa Belanja Barang. Sebaliknya untuk pos Belanja
transfer) seluruh Pemda di Kaltara tercatat Pegawai, Belanja Hibah, dan Belanja Subsidi
meningkat dari 27,69 persen di triwulan II 2019 mengalami penurunan persentase penyerapan.
menjadi 31,44 persen di triwulan II 2020. Mayoritas Pemda selain Pemkab Bulungan
Tingkat penyerapan tertinggi bersumber dari dan Pemkab Malinau, mengalami
Belanja Bansos yang mencapai 46,3 persen peningkatan persentase realisasi belanja
dari pagu, disusul kemudian Belanja Pegawai dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
sebesar 43,8 persen dan Belanja Barang Kinerja realisasi belanja tertinggi tercatat
sebesar 27,1 persen. Tingkat penyerapan pada Kota Tarakan yang mencapai 35,3
Belanja ini disokong oleh beberapa pos persen. Sementara Kabupaten Tana Tidung
Belanja yang mengalami peningkatan cukup menjadi daerah dengan tingkat penyerapan
belanja yang terendah sebesar 28 persen.
antara lain Belanja Bansos, Belanja Modal, dan Meningkatnya tingkat penyerapan Belanja

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


15
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

juga dipengaruhi oleh realisasi TKDD yang lebih untuk mengambil sejumlah kebijakan
tinggi dari periode triwulan II 2019 dikarenakan penyesuaian pada APBN sebagai instrumen
adanya relaksasi persyaratan penyaluran. dalam rangka menanggulangi dan mengurangi
Realisasi Belanja secara keseluruhan yang dampak ekonomi dan sosial di berbagai sektor
belum optimal, sebagian besar dipengaruhi yang terdampak pandemi COVID-19. Sampai
oleh rendahnya realisasi pos Belanja yang dengan akhir Juni 2020, Pemerintah telah
memiliki proporsi terbesar terhadap total Pagu melakukan perubahan postur APBN 2020
Belanja yaitu Belanja Pegawai (36,63 persen sebanyak 2 (dua) kali terakhir dengan Perpres
dari total Pagu Belanja). Sehingga peningkatan 72 Tahun 2020 sebagai implementasi refocusing
kinerja realisasi pada pos Belanja Bansos, dan realokasi anggaran untuk fokus pada 3
Belanja Barang dan Belanja Modal tidak (tiga) sektor penanganan yaitu Kesehatan,
Penyediaan Jaring Pengaman Sosial, dan
Belanja (tanpa Transfer). Pemulihan Ekonomi Nasional. Selain dengan
Secara umum seluruh pos Belanja terdampak perubahan postur APBN, upaya untuk
oleh adanya pandemi COVID-19. Seperti mendukung percepatan penanganan dampak
diketahui, pandemi COVID-19 direspon pandemi COVID-19 di daerah juga dilakukan
oleh pemerintah dengan berbagai kebijakan melalui penerbitan Surat Keputusan Bersama
termasuk kebijakan terkait dengan pelaksanaan (SKB) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan
anggaran, seperti refocusing dan realokasi Menteri Keuangan (Menkeu) yang mewajibkan
anggaran, instruksi penyesuaian postur APBD, Pemda untuk melakukan penyesuaian APBD.
dan penentuan prioritas Belanja Daerah. Hal Tabel 3.3 Agregat Penyesuaian APBD 2020 se-Kaltara (Miliar Rp)

ini berdampak pada pelaksanaan anggaran


di level OPD, seperti adanya penundaan
atau pembatalan kegiatan, perubahan masa
kontrak, yang pada gilirannya menurunkan
kinerja pelaksanaan anggaran satker.

Pegawai yang berkontribusi besar terhadap


total Pagu Belanja, sejak awal perencanaan
anggaran telah dialokasikan untuk pembayaran
Sumber : BPKAD se-Kaltara (diolah)
Belanja Pegawai bagi para CPNS rekrutmen
Penyesuaian APBD tersebut dilakukan melalui
tahun 2019, namun dikarenakan adanya
penyesuaian Pendapatan khususnya PAD dan
pandemi proses seleksi/rekrutmen yang
TKDD serta Rasionalisasi Belanja Pegawai,
direncanakan selesai pada awal tahun 2020
Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal.
tertunda.
Pada akhir semester I 2020, sisi Pendapatan
APBD Dalam Rangka Penanganan Dampak APBD secara agregat di Kaltara mengalami
Pandemi COVID-19.
penyesuaian sebesar 7,52 persen dari
Makin meluasnya penyebaran COVID-19
alokasi sebelumnya atau turun dari
sejak akhir triwulan I 2020, menuntut
Rp8,75 triliun menjadi Rp8,09 triliun.
upaya extraordinary oleh Pemerintah

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


16
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

Angka persentase penyesuaian terbesar Belanja dalam rangka penanganan dampak


tercatat pada komponen PAD sebesar 12,28 Pandemi COVID-19 di daerah.
persen atau turun dari Rp1,09 triliun menjadi
Belanja Penanganan Dampak Pandemi
Rp0,95 triliun. Persentase penyesuaian PAD
COVID-19 di Daerah
tertinggi berasal dari APBD Kota Tarakan
Dalam rangka mempercepat penanganan
yang tercatat sebesar 45 persen dari target
dampak Pandemi COVID-19 di daerah,
sebelumnya, dimana target Pajak Perhotelan
Pemerintah Daerah melakukan langkah-
dan Pajak Restoran mengalami penyesuaian
langkah pengutamaan penggunaan Alokasi
yang paling dalam. Hal ini merupakan respon
Belanja APBD (Refocusing) untuk 3 sektor
prioritas yaitu Penanganan Kesehatan, Jaring
dengan menurunnya secara drastis tingkat
Pengaman Sosial, dan Pemulihan Ekonomi.
hunian hotel dan penjualan pada restoran.
Hingga akhir semester I 2020, total agregat
Dari sisi Belanja, persentase rasionalisasi
Belanja APBD dalam rangka penanganan
secara agregat di Kaltara mencapai 14,68
Pandemi COVID-19 di wilayah Kaltara
persen atau turun dari sebesar Rp9,27 triliun
mencapai Rp278,55 miliar atau sebesar 3,25
menjadi Rp7,91 triliun.
persen terhadap total belanja APBD pada
Grafik 3.10 Persentase Rasionalisasi APBD 2020 Per Pemda
Laporan Penyesuaian APBD Tahun 2020 se
Kaltara.
Grafik 3.11 Komposisi Belanja Penanganan COVID-19 se-Kaltara

Sumber : BPKAD se-Kaltara


Persentase rasionaliasi dari alokasi sebelumnya
pada Belanja Modal tercatat sebesar 40,94 Sumber : BPKAD se-Kaltara

persen atau turun dari sebesar Rp1,83 triliun Dari total tersebut, mayoritas atau sebesar
menjadi Rp1,08 triliun. Persentase rasionalisasi 67 persen digunakan untuk Belanja Bidang
pada Belanja Modal tersebut masih berada Kesehatan yang mencapai Rp185,9 miliar.
dibawah persentase minimal yang ditetapkan Alokasi Belanja terbesar untuk penanganan
dalam SKB Mendagri dan Menkeu sebesar Bidang Kesehatan tercatat di Kabupaten
50 persen. Namun bila ditinjau lebih rinci per Nunukan yang mencapai Rp54,94 miliar.
Grafik 3.12 Komposisi Belanja Penanganan COVID-19 Per-
daerah, persentase rasionalisasi Belanja Modal Pemda se-Kaltara
tertinggi berasal dari Kabupaten Nunukan yang
mencapai 89 persen dari alokasi sebelumnya
atau turun sebesar Rp250,3 miliar.
Penyesuaian APBD melalui penyesuaian
target pendapatan dan rasionalisasi
Belanja tersebut diharapkan akan mampu
mendukung implementasi refocusing Sumber : BPKAD se-Kaltara

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


17
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

Selanjutnya untuk alokasi belanja terbesar diperkirakan mengikuti pola realisasi 2 tahun
dalam rangka penyediaan Jaring Pengaman terakhir yang tercatat 93 persen dan 95
Sosial dan Penanganan Dampak Ekonomi persen, namun dengan nominal yang lebih
seluruhnya tercatat di Kabupaten Bulungan kecil dibandingkan periode sebelumnya seiring
masing-masing sebesar Rp19,15 miliar dan dengan penurunan target PAD dalam rangka
Rp18,21 miliar. menyesuaikan kondisi perekonomian daerah
Hingga akhir periode pelaporan, Belanja yang melesu akibat dampak pandemi COVID-19.
Penanganan COVID-19 di Kaltara secara Persentase penyerapan Pendapatan Transfer
agregat terealisasi sebesar Rp83,2 miliar diperkiraan mengalami peningkatan sejalan
atau 29,87 persen dari alokasi. Persentase dengan kebijakan relaksasi proses penyaluran
realisasi tertinggi tercatat pada Belanja Jaring Dana Transfer ke Daerah namun dengan alokasi
Pengaman Sosial yang mencapai Rp16,80 yang telah mengalami penurunan. Meskipun
miliar atau 32,06 persen dari alokasi. secara nominal seperti pada komponen DBH
Tabel 3.4 baik Pajak maupun SDA juga diprediksi akan
berkurang dikala penerimaan secara nasional
terpantau akan terkontraksi imbas dari pandemi.
Di sisi belanja, capaian realisasi 84 persen
di tahun 2018 dan 87 persen di tahun 2019
menjadi salah satu pertimbangan utama
Sumber : BPKAD se-Kaltara (diolah)
penyusunan prognosis realisasi sampai akhir
Berikutnya adalah realisasi belanja Bidang
tahun 2020 yang diperkirakan akan meningkat
Kesehatan yang mencapai Rp58,28 miliar atau
sebesar 31,35 persen dari alokasi. Belanja
tersebut tentunya didorong oleh instruksi
Penanganan COVID-19 dengan capaian
Pemerintah Pusat agar Pemda melakukan
persentase realisasi yang terendah tercatat
percepatan realisasi pos-pos belanja dalam
pada belanja untuk Pemulihan Dampak
rangka percepatan penanganan Pandemi
Ekonomi yang baru mencapai 20,20 persen
COVID-19 yang diprioritaskan pada sektor
dari alokasi atau sebesar Rp8,12 miliar.
kesehatan, penyediaan Jaring Pengaman
C. Prognosis Realisasi APBD Sampai
Dengan Akhir Tahun Sosial (social safety net), dan Pemulihan
Dampak Ekonomi.
Prognosis realisasi APBD disusun dengan
mempertimbangkan perkembangan kondisi
yang diperkirakan akan mempengaruhi
realisasi anggaran. Pada sisi pendapatan, PAD

Tabel 3.5

PAGU Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV


(Milliar Rp)
Miliar Rp % Real thd PAGU Miliar Rp % Real thd PAGU
8.504,4 3.966,2 46,6% 8.249,2 96%
7.825,9 2.460,3 31,4% 7.356,3 94%
(513,1) 1.049,6 -204,5% 892.9 -174%

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


18
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN


KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)
A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) merupakan laporan yang disusun berdasarkan
konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Konsolidasian dalam periode tertentu.
Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Kaltara Triwulan II 2019-2020 (Juta Rupiah)

Catatan : Seluruh Pengeluaran Transfer pemerintah pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah.
Sumber : Laporan GFS Triwulan II Tahun 2020 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kaltara
B. Pendapatan Konsolidasian
Kinerja realisasi Pendapatan dan hibah dimana sebagian besar penerimaan sektor
konsolidasian tingkat wilayah Provinsi Kaltara tersebut berasal dari Wapu (wajib pungut) dari
selama Semester I 2020 tercatat sebesar Pertamina.
Rp1,37 triliun, atau menurun 10,90 persen 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan
dibandingkan realisasi pendapatan periode Grafik 4.1 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian
Kaltara Triwulan II 2019-2020
yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan
pajak konsolidasian sebagai kontributor terbesar
struktur pendapatan tercatat turun 17,06 persen,
sementara itu PNBP konsolidasian dan Hibah
konsolidasian justru menunjukkan peningkatan
masing-masing sebesar 15,9 persen dan 17,49
persen. Penurunan pendapatan konsolidasian
merupakan dampak dari Pandemi COVID-19,
Sumber : Laporan GFS Triwulan II 2019 dan 2020 Kanwil DJPb
terutama pada sektor Pajak. Di Provinsi
Realisasi Pendapatan Pemerintah
Kaltara beberapa komponen Pajak Daerah
Konsolidasian sampai dengan triwulan II 2020
yang mengalami penurunan antara lain Pajak
sebesar Rp1,37 triliun terdiri atas penerimaan
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB),
perpajakan sebesar Rp1,03 triliun (75,26 persen),

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


19
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

PNBP sebesar Rp323,55 miliar (23,58 persen) pendapatan yang sebesar 10,9 persen tersebut
dan Hibah sebesar Rp15,85 miliar (1,16 diikuti pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltara
persen). Jika dibandingkan dengan triwulan triwulan II 2020 yang mengalami kontraksi
II 2019, dominasi perpajakan menunjukkan sebesar 3,35 persen.
penurunan sebesar 5,6 poin berbasis persen. Grafik 4.3 Pertumbuhan Realisasi Pendapatan
Konsolidasian dan PDRB Kaltara s.d Tw II 2020
Sebaliknya, proporsi PNBP Konsolidasian
dan Hibah konsolidasian mengalami kenaikan
masing-masing sebesar 5,45 poin dan 0,28
poin berbasis persen.
Grafik 4.2 Perbandingan Kontribusi Pendapatan Konsolidasian
Pemerintah Pusat dan Daerah Triwulan II 2020 Provinsi Kaltara

Sumber : Laporan GFS Triwulan II 2019 dan 2020


Kanwil DJPb

menyebabkan program dan kegiatan yang tidak


memiliki kaitan langsung dengan penanganan
Sumber : Laporan GFS Triwulan II 2019 dan 2020 Kanwil DJPb
COVID-19 harus ditunda atau dibatalkan.
Jika dilihat dari kontribusinya, pendapatan dan
Perlu diwaspadai apabila pandemi masih
hibah pemerintah daerah mencapai 4 kali lipat
terus berlanjut sampai triwulan III maupun
lebih besar dibanding pemerintah pusat. Dari
adanya second wave pandemi COVID-19,
sektor pajak, pemerintah pusat menopang
maka dapat diprediksi penerimaan pendapatan
hampir 80 persen pendapatan konsolidasian
akan semakin jauh dari target. Sementara dari
di provinsi Kaltara, namun sebaliknya, PNBP
sisi belanja dapat dipastikan akan semakin
konsolidasian lebih didominasi oleh PNBP
berat karena selain melaksanakan program
Daerah.
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah
2. Analisis Perubahan
juga harus memperpanjang program Jaring
Dalam komposisi pendapatan konsolidasian
Pengaman Sosial (Social Safety Net).
Provinsi Kaltara pada Triwulan II 2020
masih relatif sama dengan triwulan II 2019. C. Belanja Konsolidasian
Pendapatan Perpajakan masih menjadi sangat Proporsi dan perbandingan, realisasi belanja

mendominasi pendapatan konsolidasian di Pemerintah Pusat/Daerah sebesar Rp3,51

Provinsi Kaltara, dengan kontribusi mencapai triliun tersebut berasal dari belanja pemerintah

76,14 persen, diikuti PNBP sebagai kontributor pusat Rp1,05 triliun (29,83 persen) dan belanja

terbesar nomor dua dengan kontribusi sebesar pemerintah daerah sebesar Rp2,46 triliun (70,17

23,86 persen dan Hibah sebesar 1,17 persen. persen). Disini terlihat bahwa kontribusi pemda
jauh lebih besar daripada pemerintah pusat.
3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan
Konsolidasian 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Kinerja realisasi pendapatan di Provinsi Proporsi dan perbandingan, realisasi


Kaltara cukup tertekan oleh pandemi belanja Pemerintah Pusat/Daerah sebesar
COVID-19. Penurunan penerimaan Rp3,51 triliun tersebut berasal dari belanja

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


20
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

pemerintah pusat Rp1,05 triliun (29,83 persen) (turun 7,28 persen), Belanja Subsidi (turun
dan belanja pemerintah daerah sebesar Rp2,46 27,09 persen), dan Transfer (turun 5,82 persen).
triliun (70,17 persen). Disini terlihat bahwa Terdapat lonjakan penyerapan pada pos Belanja
kontribusi pemda jauh lebih besar daripada Bansos dan Belanja Tak Terduga. Pada triwulan
pemerintah pusat. II 2020, kedua pos tersebut tercatat meningkat
Grafik 4.4 Perbandingan Belanja & Transfer Pemerintah masing-masing sebesar 110,13 persen dan
Pusat Dan Pemerintah Daerah Terhadap Belanja & Transfer
Konsolidasian Pada Provinsi Kaltara Triwulan II 2020 217,64 persen. Hal ini merupakan dampak
dari implementasi kebijakan pemerintah dalam
memberikan perlindungan bagi masyarakat
miskin dan rentan miskin dari risiko sosial
ekonomi dan penanganan pandemi COVID-19.

Grafik 4.5 Perbandingan Komposisi Belanja Konsolidasian


Provinsi Kaltara Tw II 2019-2020

Sumber : Laporan GFS Triwulan II 2019 dan 2020 Kanwil DJPb

Jika dilakukan analisis per jenis belanja, realisasi


Belanja Pegawai konsolidasian mencapai
Rp1,59 triliun, dimana Rp334,06 miliar (21,01
persen) berasal dari APBN dan Rp1,26 triliun
(70,17 persen) berasal dari APBD. Realisasi
Belanja Barang konsolidasian sebesar Rp1,021
triliun dengan rincian Rp349,28 miliar (34,19 Sumber : Laporan GFS Triwulan II 2019 dan 2020 Kanwil DJPb

persen) berasal dari Pemerintah Pusat dan Tidak terjadi perubahan secara mencolok dalam
pemerintah daerah sebesar Rp672,31 miliar perubahan proporsi pada komposisi belanja.
(65,81 persen). Sementara itu realisasi Belanja Proporsi Belanja Pegawai triwulan II 2020
Modal Konsolidasian baru mencapai Rp725,52 meningkat 0,10 poin berbasis persen, proporsi
miliar dengan proporsi Pemerintah Pusat Belanja Barang menurun 3,05 poin dan Belanja
sebesar 49,94 persen dan pemerintah daerah Modal menunjukkan kenaikan sebesar 2,67
50,06 persen. Sedangkan untuk belanja jaring poin dibanding triwulan II tahun 2019.
pengaman sosial yang meliputi Belanja Bantuan 3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi
Sosial dan Belanja Tak Terduga masing-masing Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan
Konsolidasian
sebesar Rp4,77 miliar dan Rp2,62 miliar dengan
Pertumbuhan Realisasi belanja pemerintah
proporsi APBD mencapai 97,76 persen dan 100
y-o-y cukup berpengaruh terhadap laju
persen.
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kaltara.
2. Analisis Perubahan
Pertumbuhan belanja pemerintah tercatat
Jika dibandingkan dengan triwulan II tahun
4,57 persen dapat menahan pertumbuhan
2019, realisasi belanja pemerintah pusat/
ekonomi hanya terkontraksi sebesar 3,35
daerah konsolidasian pada triwulan II 2020
persen. Pertumbuhan ekonomi yang
mengalami pertumbuhan sebesar 3,47 persen.
menurun dapat menyebabkan terhentinya
Hampir semua pos-pos belanja mengalami
aktivitas ekonomi, dimana hal tersebut
peningkatan, kecuali Belanja Barang
berpengaruh terhadap tingkat pengangguran

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


21
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

(naik) dan angka kemiskinan (naik). Tingkat dari kompensasi pegawai, penggunaan barang
kemiskinan cenderung berkorelasi mengikuti dan jasa, konsumsi aset tetap dan manfaat
arah tingkat pengangguran. sosial yang dikurangi dengan nilai penjualan
Grafik 4.6 barang dan jasa. Sedangkan nilai Investasi
Pemerintah, dalam LO sama dengan nilai Aset
tetap pada Transaksi Aset Non Keuangan Neto.
Sampai dengan triwulan II 2020, LO Statistik
Keuangan Pemerintah Umum Tingkat Wilayah
Provinsi Kaltara adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah
Umum Tingkat Wilayah Provinsi Kaltara Triwulan II 2019-2020

Sumber : Laporan GFS Triwulan II 2019 dan 2020 Kanwil DJPb

Semakin menurun angka pengangguran (TPT)


maka kemiskinan juga akan menurun dan
begitu juga sebaliknya. Namun, sampai dengan
triwulan II 2020, di Provinsi Kaltara justru
terdapat anomali antara tingkat pengangguran
dan angka kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi
sebesar 3,35 persen diikuti peningkatan angka
kemiskinan (angka kemiskinan meningkat
menjadi 6,80 persen dari 6,63 persen). Namun
kondisi ini tidak diikuti oleh peningkatan TPT,
justru angka TPT menunjukkan penurunan
(TPT Maret 2020 menurun menjadi 5,65 persen
dari 5,80 persen). Meskipun TPT mengalami
penurunan tetapi jumlah penganguran Sumber : Laporan GFS Triwulan II 2019 dan 2020 Kanwil DJPb

meningkat, hal ini disebabkan karena Berdasarkan data pada tabel LO diatas,
peningkatan jumlah angkatan kerja sebanyak nilai belanja yang dihitung dari akumulasi
13.244 orang dari periode sebelumnya. kompensasi pegawai, penggunaan barang
dan jasa, konsumsi aset tetap dan manfaat
D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam
sosial pemerintah sampai dengan Triwulan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
II 2020 sebesar Rp2,61 triliun. Sehingga
Laporan Operasional (LO) dapat digunakan
kontribusi pemerintah terhadap PDRB
sebagai alat analisis untuk mengukur
ADHB Provinsi Kaltara Triwulan II 2020
kontribusi pemerintah dalam PDRB.
yang sebesar Rp23,67 triliun sebesar 11,02
Kontribusi pemerintah dimaksud berasal
persen, menurun jika dibandingkan dengan
dari belanja pemerintah dan investasi. Nilai
periode yang sama tahun sebelumnya yang
belanja pemerintah merupakan total nilai
sebesar 10,76 persen. Penurunan kontribusi

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


22
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

ini terutama dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yaitu refocusing


serta kebijakan pembatasan sosial dan Work From Home (WFH) yang berpengaruh terhadap
penurunan realisasi belanja operasional dan perjalanan dinas.
Demikian juga halnya dengan kontribusi pemerintah terhadap PDRB dari investasi yang dihitung
berdasarkan nilai aset tetap pada transaksi aset non keuangan neto. Kontribusi pemerintah yang
sebesar 2,26 persen pada triwulan II 2020 ini juga menurun jika dibanding dengan Triwulan II 2019
yang sebesar 2,32 persen. Kondisi ini berbanding lurus dengan perkembangan investasi di provinsi
Kaltara selama Semester I 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 0,89 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa Belanja Modal pemerintah turut mengalami pelambatan akibat pandemi COVID-19.
Terkait peran pemerintah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kaltara,
dalam pelaksanaan APBN pada triwulan-triwulan berikutnya di tahun 2020 ini, antara lain diperlukan
penyamaan persepsi bahwa pada saat ini situasi berada dalam suasana krisis kesehatan dan
krisis ekonomi, sehingga diperlukan langkah-langkah extraordinary yang cepat, short cut, efektif,

teknis (juknis)

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


23
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

BAB V BERITA / ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH


Pemulihan Dampak Ekonomi Kalimantan Utara
Penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus distribusi barang kebutuhan pokok bagi
corona telah menyebar lebih dari 100 negara masyarakat khususnya di wilayah perbatasan,
didunia. Sehingga WHO pada bulan Maret 2020 kebijakan Pemprov Kaltara di bidang
menyatakan wabah COVID sebagai pandemi transportasi dilakukan melalui pembukaan jalur
global. Indonesia merupakan salah satu negara transportasi dari dan ke Kaltara dengan tetap
yang terkena dampaknya. Dampak tersebut mempertahankan penerapan standar protokol
tidak hanya terkait dengan kesehatan, tetapi kesehatan.
berdampak kepada bidang lain, salah satunya Apa yang telah dilakukan oleh Pemprov Kaltara
perekonomian. telah sejalan dengan program Pemulihan
Provinsi Kaltara yang merupakan provinsi Ekonomi Nasional (PEN). Program pemerintah
termuda di Indonesia juga tidak luput dari dampak tersebut menganggarkan sebesar Rp695,2
pandemi. Hal ini terindikasi dengan turunnya triliun yang terbagi ke dalam 6 sektor, yaitu
semua komponen PDRB menurut pengeluaran kesehatan (Rp87,55 T), perlindungan sosial
pada triwulan II tahun 2020 (yoy). Untuk (Rp203,9 triliun), sektoral K/L & Pemda
mengatasi masalah tersebut, dari sisi makro (Rp106,11 triliun), UMKM (Rp123,46 triliun),
ekonomi Pemprov Kaltara akan melakukan pembiayaan korporasi (Rp53,57 triliun), dan
pemulihan ekonomi melalui gerakan produktif insentif usaha (Rp120,61 triliun).
yang menyasar akselerasi investasi, pemulihan Tidak hanya Pemprov Kaltara, tetapi seluruh
tenaga kerja yang terdampak COVID-19 Pemda di wilayah Kaltara mendukung
dan pendalaman sektor penerimaan dengan kebijakan Pemerintah Pusat tersebut
melalui penyesuaian postur APBD TA 2020
Implementasi kebijakan tersebut dilakukan dengan Refocusing anggaran Belanja
Pemprov Kaltara melalui refocusing anggaran dalam rangka penanganan COVID-19.
pada sektor pemulihan dampak ekonomi Sebagaimana telah dibahas pada BAB
dengan melanjutkan program-program Perkembangan danAnalisis PelaksanaanAPBD,
yang memberikan dorongan besar terhadap kebijakan tersebut berimplikasi pada penurunan
target Pendapatan APBD secara agregat di
dalam rangka pemulihan dampak ekonomi, Kaltara sebesar 7,52 persen. Begitupun juga
percepatan penanganan dampak COVID-19 dengan alokasi Belanja APBD secara agregat
mengalami penurunan sebesar 14,68 persen.
lain. Pada bidang kesehatan, Pemprov Kaltara Berdasarkan postur APBD yang telah
meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan mengalami penyesuaian, alokasi Belanja
antara lain dengan penyediaan alat utilasi tes APBD diprioritaskan untuk 3 sektor belanja,
cepat molekuler (TCM) COVID-19 sehingga yaitu Kesehatan, Jaring Pengaman
dapat mempercepat deteksi penyebaran Sosial, dan Pemulihan Ekonomi. Hingga
COVID-19. Selain itu juga menyediakan akhir semester I 2020, total Belanja
layanan Rapid Test untuk masyarakat Kaltara. APBD dalam rangka penanganan
Selanjutnya dalam rangka menyediakan akses pandemi COVID-19 di wilayah Kaltara

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


24
Kalimantan Utara
Mengawal APBN, Indonesia Maju

mencapai Rp278,55 miliar(3,25 persen) terhadap total belanja APBD pada Laporan Penyesuaian
APBD Tahun 2020 se-Kaltara.
Dengan kebijakan yang diambil Pemda di Kaltara, diharapkan dapat menjaga dan mencegah ak-
tivitas perekonomian di Kaltara jatuh lebih dalam lagi. Bahkan menurut Prof. Arief Anshory Yusuf,
S.E., M.Sc, Ph,D. dari Bank Indonesia Institut dampak terhadap PDRB Kaltara dengan menggu-
nakan moderate scenario pada akhir tahun dapat tumbuh sebesar 4,2 persen dengan beberapa
syarat kondisi yang harus dipenuhi. Syarat tersebut, antara lain PSBB paling lambat diakhiri di bulan
-
la PSBB masih berlaku karena PSBB merupakan pendorong penurunan terbesar dalam kegiatan
perekonomian. Sehingga pemerintah harus lebih berhati-hati dalam menetapkan PSBB. Pemulihan
ekonomi Kaltara dikawal bukan hanya untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke track-nya
tetapi juga harus memperkuat keberlanjutan (sustain, sustainable dan inklusivitas-nya)

Kajian Fiskal Regional Triwulan II 2020


25
Kalimantan Utara
LAMPIRAN

Belanja Penanganan Dampak Pandemi COVID APBD TA 2020 Per Pemda

Anda mungkin juga menyukai