Anda di halaman 1dari 49

PROGRAM SEKOLAH SEHAT, RAMAH ANAK, AMAN, DAN

MENYENANGKAN
SMK MUHAMMADIYAH 3 PURWOKERTO

TAHUN PELAJARAN 2023/2024

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DAERAH MUHAMMADIYAH BANYUMAS

SMK MUHAMMADIYAH 3 PURWOKERTO


PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF – TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
KEPERAWATAN DAN FARMASI
Terakreditasi - B
Alamat : Jl. KH. Wahid Hasjim No. 271 Telp/Fax. (0281) 638776 Purwokerto 53144E-mail :
smkmuh_3@yahoo.com Website : smkmuh3purwokerto.com
Kompetensi Keahlian : 1. Farmasi Klinis dan Komunitas 2. Asisten Keperawatan dan Caregiver
3. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif 4. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor 5. Teknik Komputer dan Jaringan
1
Page

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan bimbingan
sehingga kita dapat menyusun Program Sekolah Sehat, Ramah Anak, Aman dan Menyenangkan
SMK Muhammadiyah 3 Purwokerto yang telah disusun dengan langkah - langkah sebagai berikut :

1) Pembentukan Tim Pengembang Sekolah,

2) Pembentukan Tim Program Sekolah Sehat, Ramah Anak, Aman dan Menyenangkan ,

3) Pembuatan draf, review, revisi dan finalisasi ,

4) Penandatanganan,

5) Penggandaan dan pendistribusian.

Program Sekolah Sehat, Ramah Anak, Aman dan Menyenangkan SMK Muhammadiyah 3
Purwokerto ini disusun dengan tujuan :

1) Sebagai pedoman dalam pelaksanaan Program Sekolah Sehat, Ramah Anak, Aman dan
Menyenangkan di SMK Muhammadiyah 3 Purwokerto,

2) Meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Pedoman Program Sekolah Sehat,
Ramah Anak, Aman dan Menyenangkan SMK Muhammadiyah 3 Purwokerto ini, kami sampaikan
terima kasih.

Diharapkan Program Sekolah Sehat, Ramah Anak, Aman dan Menyenangkan SMK
Muhammadiyah 3 Purwokerto ini dijadikan pedoman bagi seluruh komponen SMK Muhammadiyah 3
Purwokerto.

Mohon saran dan masukan kepada semua pihak untuk peningkatan kualitas dan layanan
khususnya dalam pembudayaan Program Sekolah Sehat, Ramah Anak, Aman dan Menyenangkan.

Banyumas., 15 Juli 2023

Kepala Sekolah,

Bambang Teguh Mulyono, S.Pd


NIK. 750916.03.1.003
2
Page

2
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DAERAH MUHAMMADIYAH BANYUMAS

SMK MUHAMMADIYAH 3 PURWOKERTO


PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF – TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
KEPERAWATAN DAN FARMASI
Terakreditasi - B
Alamat : Jl. KH. Wahid Hasjim No. 271 Telp/Fax. (0281) 638776 Purwokerto 53144
E-mail : smkmuh_3@yahoo.com Website : smkmuh3purwokerto.com
Kompetensi Keahlian : 1. Farmasi Klinis dan Komunitas 2. Asisten Keperawatan dan Caregiver
3. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif 4. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor 5. Teknik Komputer dan Jaringan

LEMBAR PENGESAHAN

Program Sekolah Sehat, Ramah Anak, Aman dan Menyenangkan SMK Muhammadiyah 3
Purwokerto disahkan dan dinyatakan berlaku pada Tahun Pelajaran 2020/2021. Program Sekolah
Sehat, Ramah Anak, Aman dan Menyenangkan SMK Muhammadiyah 3 Purwokerto ini berlaku
sejak tanggal ditetapkan.

Disahkan di : Purwokerto
Pada Tanggal : 15 Juli 2023

Komite Sekolah, Kepala Sekolah,

Jasman Bambang Teguh Mulyono, S.Pd


NIK. 750916.03.1.003

3
Page

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PROGRAM SEKOLAH SEHAT

A. Pendahuluan
B. Referensi
C. Tiga Macam Program Sekolah Sehat
1. Pendidikan Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan
3. Pembinaan Lingkungan Sehat

D. Program dan Implementasi Sekolah Sehat

1. Program Pendidikan Kesehatan


2. Program Pelayanan Kesehatan
3. Program Pembinaan Lingkungan Sehat

BAB II PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK

A. Pendahuluan
B. Referensi
C. Latar Belakang
D. Tahapan Sekolah Ramah Anak
E. Kegiatan Menuju Sekolah Ramah Anak
1. Penataan Fisik Sekolah
2. Penataan Non Fisik Sekolah

BAB III PROGRAM SEKOLAH AMAN

A. Pendahuluan
B. Referensi
C. Sekolah Aman Secara Fisik
1. Sekolah Aman Secara Fisik
a. Tanggap Bencana
b. Indikator Sekolah Tanggap Bencana
c. Langkah Penyelamatan Jika Terjadi Bencana

2. Sekolah Aman Dari Bullying


a. Pengantar
b. Saat Usia Memasuki Remaja
c. Definis Bullying
d. Tindakan Bullying
e. Akibat Bullying
f. Melindungi Anak Dari Bullying
3. Sekolah Aman Dari Tindak Kriminal
a. Pengertian
b. Penyebab Tindak Kriminal
1. Faktor Keluarga
2. Faktor Sekolah
3. Faktor Lingkungan Masyarakat Sekolah
4. Tindakan Kriminal di Sekolah
4

5. Upaya Penanggulangan
Page

4. Sekolah Aman Dari Asap Rokok

4
a. Pengantar
b. Bahaya Merokok
c. Upaya Untuk Mengurangi Dampak Merokok
d. Selamatkan Anak-Anak Dari Merokok Atau Asap Rokok
5. Sekolah Bebas Dari Pornografi
a. Pengantar
b. Dasar Hukum
c. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Pornografi dan Pornoaksi di Sekolah
d. Selamatkan Anak-Anak Dari Pornografi dan Pornoaksi

BAB IV PROGRAM SEKOLAH MENYENANGKAN

A. Pengertian
B. Standar Sekolah Menyenangkan
C. Kegiatan Untuk Mencapai Sekolah Menyenangkan

BAB MONITORING EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring
B. Evaluasi

BAB I
5
Page

5
Program Sekolah Sehat
A. Pendahuluan

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap peningkatkatan mutu


pendidikan dan prestasi belajar peserta didik adalah tingkat perilaku hidup bersih dan
sehat, derajat kesehatan peserta didik serta upaya dalam menciptakan lingkungan yang
sehat. Wadah yang tepat untuk menciptakan kondisi tersebut adalah melalui program
Sekolah Sehat. Namun kenyataan di lapangan sesuai hasil pengamatan ternyata masih
cukup banyak sekolah yang belum melaksanakan Sekolah Sehatsecara baik dan benar,
hal ini disebabkan antara lain kurangnya pemahaman dan kesadaran dari warga
sekolah serta kurangnya sarana prasarana pendukung.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain melalui kegiatan


penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan; peningkatan daya tahan tubuh,
kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses
penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit; mencegah komplikasi dan kecacatan
akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang
cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal baik yang dilakukan di sekolah maupun di
puskesmas sesuai dengan kapasitas dan kavabilitasnya.

Pembinaan lingkungan sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi


lingkungan sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil
yang optimal baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Pembinaan
lingkungan Sekolah Sehat dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
Karena terbatasnya waktu yang tersedia pada kegiatan kurikulum, maka kegiatan
pembinaan lingkungan Sekolah Sehat lebih banyak diharapkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang dapat menunjang pembinaan lingkungan Sekolah Sehat.
Lingkungan sekolah adalah bagian dari lingkungan yang menjadi wadah/tempat
kegiatan pendidikan. Lingkungan sekolah dibedakan menjadi dua yaitu : (a) Lingkungan
Fisik dan (b) Lingkungan Non Fisk. Sedangkan Lingkungan Sekolah Sehat adalah suatu
kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung tumbuh kembang peserta didik
secara optimal serta membentuk perilaku hidup sehat dan terhidar dari pengaruh
negatif.

Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi


lingkungan sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil
yang optimal baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Pembinaan
lingkungan Sekolah Sehat dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler.Karena terbatasnya waktu yang tersedia pada kegiatan kurikuler, maka
kegiatan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat lebih banyak diharapkan melalui
kegiatan ekstrakurikuler.

Untuk mempermudah pelaksanaan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat


sebaiknya dilakukan kegiatan identifikasi masalah, perencanaan, intervensi,
pemantauan, dan evaluasi serta pelaporan.Pelaksanaan Pembinaan Lingkungan
Sekolah Sehat terhadap : Kepala Sekolah, Guru, Peserta Didik, Pegawai Sekolah,
Komite Sekolah dan Masyarakat
Setelah mengetahui dan memahami pengertian, tujuan, pendekatan dan
metode yang berkaitan dengan Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, dan
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat, maka untuk mencapai tujuan tersebut pada
masing-masing komponen di atas perlu disusun program-program dan kegiatan, dan
6

strateginya secara terstruktur, terencana, terjadwal secara sistematis dan diharapkan


Page

6
menjadi budaya dan kultur sekolah.Program dan kegiatan bersifat operasional, terukur
dan dapat dilaksanakan oleh semua stakeholder dengan mengintegrasikannyake dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Program, kegiatan, dan strategi
yang disusun terkait dengan:
(1) Pendidikan Kesehatan,
(2) Pelayanan Kesehatan, dan
(3) Lingkungan Sekolah Sehat.

B. Referensi
1. Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia, dan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 6/X/PB/2014, Nomor : 73 Tahun
2014, Nomor: 41 Tahun 2014, Nomor: 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan
Pemgembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
2. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Tahun 2014; Pedoman Pelaksanaan Sekolah Sehat di Sekolah
3. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Tahun 2014; Menuju Kantin Sehat di Sekolah
4. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaqan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2012 : Pedoman Gerakan Nasional
Bersih Negeriku (GNBN)
5. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 tentang Kebijakan Sekola Ramah Anak
6. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS, Tim Pembina UKS Pusat, Kemdiknas,
Jakarta, 2007
7. Pedoman Pelaksanaan UKS Di Sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan dasar tahun 2014.

C. Tiga Macam Program Sekolah Sehat

1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah upaya yang diberikan berupa bimbingan dan atau
tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek
kesehatan pribadi (fisik, mental dan sosial) agar kepribadiannya dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik melalui kegitan kurikuler dan ekstrakurikuler.

1. Tujuan Pendidikan Kesehatan.


Tujuan pendidikan kesehatan adalah :
a. Memiliki pengetahuan tentang kesehatan, termasuk cara hidup sehat;
b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat;
c. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan;
d. Memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari;
e. Memilik pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan
secara harmonis (proporsional);
f. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam
kehidupan sehari-hari;
g. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk di luar (narkoba, arus
informasi, dan gaya hidup yang tidak sehat).

2. Pendekatan dan Metode


a. Pendekatan
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan pendidikan
7

kesehatan antara lain :


Page

1) Pendekatan Individual
7
2) Pendekatan Kelompok
a) kelompok kelas
b) kelompok bebas
c) lingkungan keluarga

Agar tujuan pendidikan kesehatan secara optimal, dalam pelaksaanya hendakna


memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan induvidual peserta didik
Diupayakan sebanyak-banyaknya melibatkan peran aktif peserta didk

1. Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat


2. Selalu mengacukepada pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya alih
teknologi
3. Memperhatikan kebutuhan dan kemampuan sekolah
4. Mengikuti/memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

b. Metode
Dalam proses belajar mengajar guru dan pembina dapat menggunakan metode :
1) Belajar Kelompok
2) Kerja kelompok/penugasan
3) Diskusi
4) Belajar perorangan
5) Pemberian Tugas
6) Pemeriksaan langsung
7) Karya wisata
8) Bermain peran
9) Ceramah
10) Demontrasi
11) Tanya jawab
12) Simulasi
13) Dramatisasi
14) Bimbingan (konseling)

3. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui:

a. Kegiatan Kurikuler
Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah
pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran, sesuai Kurikulum yang berlaku
unutuk setiap jenjang dan dapat di integrasikan ke semua mata pelajaran
khususnya Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui peningkatan pengetahuan,
keterampilan, terutama melalui peningkatan pemahaman dan konsep yang
berkaitan dengan prinsip hidup sehat sehingga mempunyai kemampuan untuk
menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, mencakup:
a) Menganilisis bahaya penggunaan narkoba;
b) Memahami berbagai peraturan perundangan tentang narkoba;
c) Menganalisis dampak seks bebas;
d) Memahami cara menghindari seks bebas;
e) Memahami bahaya HIV AIDS;
f) Memahami cara menghindari penularan seks bebas.
Pada Sekolah Kejuruan yang banyak menggunakan mesin-mesin, peralatan
tenaga listrik/elektronika bahan kimia untuk pelaksanaan praktek di bengkel
sekolah dapat mengakibatkan resiko atau bahaya kecelakaan bagi peserta didik.
Untuk itu perlu ditanamkan sikap hidup yang selalu mengutamakan keselamatan
8

kerja. Sehingga pendidikan kesehatan untuk Sekolah Kejuruan harus ditekankan


Page

juga kepada pendidikan keamanan dan keselamatan kerja.


8
b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk
kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah
dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan
peserta didik serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia
seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang berkaitan
dengan pendidikan kesehatan.
Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara
lain:
1) Wisata siswa;
2) Kemah (Persami);
3) Ceramah, diskusi, simulasi, dan bermain peran;
4) Lomba-lomba;
5) Bimbingan hidup sehat;
6) Apotik hidup;
7) Kebun sekolah;
8) Kerja bakti;
9) Majalah dinding;
10) Pramuka;
11) Piket sekolah.

Catatan: OSIS mempunyai peranan yang besar dalam pelaksanaan program


Sekolah Sehat yang dilakukan secara ekstrakurikuler di SMK dan SMA. Dalam
pelaksanaan program Sekolah Sehat, OSIS dapat mengamati adanya masalah
yang berkaitan dengan kesehatan, melaporkannya kepada guru pembina OSIS,
agar bersama-sama mencari cara penanggulangannya antara lain berupa
kegiatan berdasarkan konsep 7K.

2. PELAYANAN KESEHATAN

1. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),


pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan terhadap peserta
didik dan lingkungannya.

Adapun kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :

a. Peningkatan kesehatan (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan


kesehatan dan latihan keterampilan.
b. Pencegahan (preventif) dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan
tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan
penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit.
c. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan melalui
kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi
optimal.

2. Tujuan pelayanan kesehatan

Tujuan pelayanan kesehatan adalah :

a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat


9

dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat.


Page

9
b. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah
terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat.
c. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit,
kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang
cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal

3. Tempat Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan terhadap peserta didik dilakukan :

a. Di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler berupa penyuluhan dan latihan


keterampilan, antara lain :
1) Dokter kecil,
2) Kader Kesehatan Remaja,
3) Saka Bakti Husada, dll.
b. Di Puskesmas dan instansi kesehatan jenjang berikutnya sesuai kebutuhan.
4. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

a. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan di sekolah dilakukan sebagai berikut :
1) Sebagian kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah perlu didelegasikan
kepada guru, setelah guru ditatar/dibimbing oleh petugas Puskesmas.
Kegiatan tersebut adalah kegiatan peningkatan (promotif), pecegahan
(preventif), dan dilakukan pengobatan sederhana pada waktu terjadi
kecelakaan atau penyakit sehingga selain menjadi kegiatan pelayanan, juga
menjadi kegiatan pendidikan.
2) Sebagian lagi kegiatan pelayanan kesehatan hanya boleh dilakukan oleh
petugas Puskesmas dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan secara terpadu (antara Kepala Sekolah dan Petugas
Puskesmas).
b. Pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah bagi peserta didik yang dirujuk dari
sekolah (khusus untuk kasus yang tidak dapat diatasi oleh sekolah). Untuk itu
perlu diadakan kesepakatan dalam rapat perencanaan tentang pembiayaan
peserta didik yang dirujuk ke Puskesmas. Sekolah sebaiknya mengupayakan
dana Sekolah Sehat untuk pembiayaan yang diperlukan agar masalah
pembiayaan tidak menghambat pelayanan pengobatan yang diberikan.
Untuk ini setiap peserta didik harus memiliki buku/kartu rujukan sesuai tingkat
pelayanan kesehatan.
Tugas dan fungsi Puskesmas adalah melaksanakan kegiatan pembinaan
kesehatan dalam rangka Sekolah Sehat yang mencakup:
1) Memberikan pencegahan terhadap sesuatu penyakit dengan immuniasi
dan lainnya yang dianggap perlu;
2) Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang berhubungan dengan
peserta didik (kepala sekolah, guru, orang tua/komite sekolah peserta didik
dan lain-lain);
3) Memberikan bimbingan teknis medik kepada kepala sekolah dan guru dalam
melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah;
4) Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan Sekolah
Sehat pada khususnya kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam
rangka meningkatkan peran serta dalam pelaksanaan Sekolah Sehat;
5) Memberikan pelatihan/penataran kepada guru Sekolah Sehat dan kader
Sekolah Sehat (Dokter Kecil dan Kader Kesehatan Remaja);
6) Melakukan penjaringan dan pemeriksaan berkala serta perujukan terhadap
kasus-kasus tertentu yang memerlukannya;
10

7) Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling;


Page

10
8) Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat kesehatan dan
tingkat kesegaran jasmani peserta didik dan cara peningkatannya;
9) Menginformasikan secara teratur kepada Tim Pembina Sekolah Sehat
setempat meliputi segala kegiatan pembinaan kesehatan dan permasalahan
yang dialami.

c. Peserta didik yang perlu dirujuk


Peserta didik yang perlu dirujuk adalah:
1) Peserta didik yang sakit sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran, dan bila
masih memungkinkan segera disuruh pulang dengan membawa surat
pengantar dan buku/kartu rujukan agar dibawa orang tuanya ke sarana
pelayanan kesehatan yang ditunjuk.
2) Bila peserta didik cedera/sakit yang tidak memungkinkan disuruh pulang dan
segera membutuhkan pertolongan secepatnya agar dibawa ke sarana
pelayanan kesehatan yang terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Setelah
itu agar segera diberitahukan kepada orang tuanya untuk datang ke
Puskesmas/ sarana pelayanan kesehatan tersebut

d. Pendekatan
Pendekatan pelayanan kesehatan dikelompokan sebagai berikut:

1) Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau mengurangi masalah


perorangan, antara lain pencarian, pemeriksaan, dan pengobatan penderita.
2) Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau mengurangi masalah
lingkungan di sekolah, khususnya masalah lingkungan yang tidak mendukung
tercapainya derajat kesehatan optimal.
3) Intervensi yang ditujukan untuk membentuk perilaku hidup sehat masyarakat
sekolah.

e. Metode
Metode yang diperlukan ialah:

1) Penataran/pelatihan;
2) Bimbingan kesehatan dan bimbingan khusus (konseling);
3) Penyuluhan kesehatan;
4) Pemeriksaan langsung; dan
5) Pengamatan (observasi)

3. PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEHAT

1. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah bagian dari lingkungan yang menjadi wadah/tempat


kegiatan pendidikan.

Lingkungan sekolah dibedakan menjadi dua yaitu :


a. Lingkungan fisik meliputi;
Ruang kelas, ruang Sekolah Sehat, ruang laboratorium, kantin sekolah, sarana
olahraga, ruang kepala sekolah/guru, pencahayaan, ventilasi, WC, kamar mandi,
kebisingan, kepadatan, sarana air bersih dan sanitasi, halaman, jarak papan tulis,
vektor penyakit, meja, kursi, sarana ibadah, dan sebagainya.
b. Lingkungan Non Fisik
11

Perilaku membuang sampah pada tempatnya, perilaku mencuci tangan


menggunakan sabun dan air bersih mengalir, perilaku memilih makanan jajanan
Page

11
yang sehat, perilaku tidak merokok, pembinaan masyarakat sekitar sekolah, bebas
jentik nyamuk dan sebagainya.

2. Lingkungan Sekolah Sehat

Lingkungan Sekolah Sehat adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang dapat
mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal serta membentuk perilaku
hidup sehat dan terhidar dari pengaruh negatif.

3. Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat

Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi


lingkungan sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai
hasil yang optimal baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler dan
ekstrakurikuler.

Karena terbatasnya waktu yang tersedia pada kegiatan kurikuler, maka kegiatan
pembinaan lingkungan Sekolah Sehat lebih banyak diharapkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pembinaan
lingkungan Sekolah Sehat antara lain:

a. Lomba Sekolah Sehat, lomba kebersihan antar kelas;


b. Menggambar/melukis;
c. Mengaranng;
d. Menyanyi;
e. Kerja bakti;
f. Pembinaan kebersihan lingkungan, mencakup pemberantasan sumber penularan
penyakit, dll.

Untuk mempermudah pelaksanaan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat sebaiknya


dilakukan kegiatan identifikasi masalah, perencanaan, intervensi, pemantauan, dan
evaluasi serta pelaporan.

a. Identifikasi faktor risiko lingkungan sekolah


Identifikasi faktor risiko dilakukan dengan cara pengamatan dengan menggunakan
instrument pengamatan dan bila perlu dilakukan pengukuran lapangan dan
laboratorium.
Analisa faktor risiko dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengamatan dengan
standar yang telah ditentukan. Penentuan prioritas masalah berdasarkan perkiraan
potensi besarnya bahaya atau gangguan yang ditimbulkan, tingkat keparahan dan
pertimbangan lain yang diperlukan sebagai dasar melakukan intervensi.

b. Perencanaan
Dalam perencanaan sudah dimasukan rencana pemantauan dan evaluasi dan indikator
keberhasilan. Perencanaan masing-masing kegiatan/upaya harus sudah terinci volume
kegiatan, besarnya biaya, sumber biaya, waktu pelaksanaan, pelaksana dan
penanggungjawab. Agar rencana kegiatan atau upaya mengatasi masalah atau
menurunkan risiko menjadi tanggungjawab bersama maka dalam menyusun
perencanaan hendaknya melibatkan masyarakat sekolah (peserta didik, guru, kepala
sekolah, orang tua/komite sekolah peserta didik, penjaja makanan di kantin sekolah,
instansi terkait, Tim Pembina Sekolah Sehat Kecamatan).

c. Intervensi
Intervensi terhadap faktor risiko lingkungan dan perilaku pada prinsipnya meliputi tiga
kegiatan yaitu penyuluhan, perbaikan sarana dan pengendalian.
12

1) Penyuluhan
Page

12
Kegiatan penyuluhan bisa dilakukan oleh pihak sekolah sendiri atau dari pihak luar
yang diperlukan.
2) Perbaikan sarana
Bila dari hasil identifikasi dan penilaian faktor risiko lingkungan ditemukan kondisi
yang tidak sesuai dengan standar teknis maka segera dilakukan perbaikan.
3) Pengendalian
Untuk menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan di sekolah, upaya
pengendalian faktor risiko disesuaikan dengan kondisi yang ada, antara lain sebagai
berikut;
a) Pemeliharaan ruang dan bangunan
· Atap dan talang dibersihkan secara berkala sekali dalam sebulan dari
kotoran/sampah yang dapat menimbulkan genangan air;
· Pembersihan ruang sekolah dan halaman minimal sekali dalam sehari;
· Pembersihan ruang sekolah harus menggunakan kain pel basah untuk
menghilangkan debu atau menggunakan alat penghisap debu;
· Membersihkan lantai dengan menggunakan larutan desinfektan;
· Lantai harus disapu terlebih dahulu sebelum di pel; · Dinding yang kotor atau
yang catnya sudah pudar harus dicat ulang; · Bila ditemukan kerusakan pada
tangga segera diperbaiki.
b) Pencahayaan dan kesilauan
· Pencahayaan ruang sekolah harus mempunyai intensitas yang cukup sesuai
dengan fungsi ruang;
· Pencahayaan ruang sekolah harus dilengkapi dengan penerangan buatan;
· Untuk menghindari kesilauan maka harus disesuaikan tata letak papan tulis dan posisi
bangku peserta didik;
· Gunakan papan tulis yang menyerap cahaya.

c) Ventilasi
· Ventilasi ruang sekolah harus menggunakan sistim silang agar udara segar dapat
menjangkau setiap sudut ruangan;
· Pada ruang yang menggunakan AC (Air Conditioner) harus disediakan jendela yang
bisa dibuka dan ditutup;
· Agar terjadi penyegaran pada ruang ber-AC, jendela harus dibuka terlebih dahulu
minimal satu jam sebelum ruangan tersebut dimanfaatkan;
· Filter AC harus dicuci minimal 3 bulan sekali.
d) Kepadatan ruang kelas
Kepadatan ruang kelas dengan perbandingan minimal setiap peserta didik mendapat
tempat seluas 1,75 M2. Rotasi tempat duduk perlu dilakukan secara berkala untuk
menjaga keseimbangan otot mata.
e) Jarak papan tulis
· Jarak papan tulis dengan peserta didik paling depan minimal 2,5 M;
· Jarak papan tulis dengan peserta paling belakang maksimal 9 M;
· Petugas menghapus papan tulis sebaiknya menggunakan masker.
f) Sarana cuci tangan
· Tersedia air bersih yang mengalir dan sabun;
· Tersedia saluran pembuangan air bekas cuci tangan;
· Bila menggunakan tempat penampungan air bersih maka harus dibersihkan
minimal seminggu sekali.
g) Kebisingan
Untuk menghindari kebisingan agar tercapai ketenangan dalam proses belajar,
maka dapat dilakukan dengan cara;
· Lokasi jauh dari keramaian, misalnya; pasar, terminal, pusat hiburan, jalan
protokol, rel kereta api, dan lain-lain;
· Penghijauan dengan pohon berdaun lebat dan lebar;
· Pembuatan pagar tembok yang tinggi.
13

h) Air Bersih
· Sarana air bersih harus jauh dari sumber pencemaran (tangki septic, tempat
Page

pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, dll);


13
· Bila terjadi keretakan pada dinding sumur atau lantai sumur agar segera
diperbaiki;
· Tempat penampungan air harus dibersihkan/dikuras secara berkala.
i) Toilet
· Toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak berbau;
· Bak air harus dibersihkan minimal sekali dalam seminggu, dan bila tidak
digunankan dalam waktu lama (libur panjang) maka bak air harus dikosongkan
agar tidak menjadi tempat perindukan nyamuk;
· Menggunakan desinfektan untuk membersihkan lantai, closet serta urinoir;
· Tersedia sarana cuci tangan dan sabun untuk cuci tangan.
j) Sampah
· Tersedia tempat sampah di setiap ruangan;
· Pengumpulan sampah dari seluruh ruang dilakukan setiap hari dan dibuang ke
tempat pembuangan sampah sementara;
· Pembuangan sampah dari tempat pembuangan sampah sementara ke tempat
pembuangan sampah akhir dilakukan maksimal 3 hari sekali.
k) Sarana pembuangan air limbah
Membersihkan saluran pembuangan limbah terbuka minimal seminggu sekali agar
tidak terjadi perindukan nyamuk dan tidak menimbulkan bau.
L) Vektor (pembawa penyakit)
Agar lingkungan sekolah bebas dari nyamuk demam berdarah maka harus
dilakukan kegiatan;
· Kerja bakti rutin sekali dalam seminggu dalam rangka pemberantasan sarang
nyamuk;
· Menguras bak penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali dan bila
libur panjang dikosongkan;
· Bila ada kolam ikan dirawat agar tidak ada jentik nyamuk;
· Pengamatan terhadap jentik nyamuk di setiap penampungan air atau wadah
yang berpontensi adanya jentik nyamuk. Hasil pengamatan dicatat untuk
menghitung container indeks.
m) Kantin/Warung sekolah
· Makanan jajanan harus dibungkus dan atau tertutup sehingga terlindung dari
lalat, binatang lain dan debu;
· Makanan tidak kadaluarsa; · Tempat penyimpanan makanan dalam keadaan
bersih, terlindung dari debu, terhindar dari bahan berbahaya, serangga dan
hewan lainnya; · Tempat pengolahan atau penyiapan makan harus bersih dan
memenuhi syarat kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku;
· Peralatan yang digunakan untuk mengolah, menyajikan dan peralatan makan
harus bersih dan disimpan pada tempat yang bebas dari pencemaran;
· Peralatan digunakan sesuai dengan peruntukannya; · Dilarang menggunakan
kembali peralatan yang dirancang untuk sekali pakai;
· Penyaji makanan harus selalu menjaga kebersihan, mencuci tangan sebelum
memasak dan setelah dari toilet;
· Bila tidak tersedia kantin di sekolah maka harus dilakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penjaja makanan disekitar sekolah. Pembinaan dan
pengawasan meliputi jenis makanan/minuman yang dijual, penyajian, kemasan,
bahan tambahan (pengawet, pewarna, penyedap rasa).
n) Halaman
· Melakukan penghijauan;
· Melakukan kebersihan halaman sekolah secara berkala seminggu sekali;
· Menghilangkan genangan air di halaman dengan menutup/mengurug atau
mengalirkan ke saluran umum;
· Melakukan pengaturan dan pemeliharaan tanaman;
· Memasang pagar keliling yang kuat dan kokoh tetapi tetap memperhatikan
14

aspek keindahan.
Page

o) Meja dan kursi peserta didik

14
Desain meja dan kursi harus memperhatikan aspek ergonomis, permukaan
meja/bangku memiliki kemiringan ke arah pengguna sebesar 15% atau sudut
10% .
p) Perilaku
· Mendorong peserta didik untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dengan
memberikan kateladanan, misalnya tidak merokok di sekolah;
· Membiasakan membuang sampah pada tempatnya;
· Membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah buang air
besar, sebelum menyentuh makanan, setelah bermain atau setelah beraktifitas
lainnya;
· Membiasakan memilih makanan jajanan yang sehat

4. Pelaksana pembinaan lingkungan Sekolah Sehat


a. Kepala sekolah
Kepala sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana Sekolah Sehat di sekolah bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat di sekolah
masing-masing. Dalam melaksanakan pembinaan, kepala sekolah dibantu oleh guru,
pegawai sekolah, peserta didik, orang tua peserta didik (Komite Sekolah) dan lain-
lain.
b. Guru
Dalam melaksanakan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat, guru mempunyai
peranan penting antara lain dengan cara memberikan:
1) Pengetahuan praktis tentang pembinaan lingkungan Sekolah Sehat.
2) Bimbingan, contoh dan tauladan, dorongan serta melakukan pengamatan dan
pengawasan kepada peserta didik agar mau dan terampil menerapkan segala yang
telah diberikan kegiatan sehari-hari baik di sekolah, di rumah maupun di
masyarakat.
c. Peserta didik
Peserta didik diharapkan ikut berperan serta secara aktif dalam:
1) Menjaga serta mengawasi kebersihan lingkungan sekolah masing-masing,
misalnya dengan ikut mengawasi kawan-kawannya yang membuang sampah,
membersihkan ruangan atau halaman dan sebagainya;
2) Piket kelas, yang bertugas menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan
dan kekeluargaan kelasnya masing-masing;
3) Menjaga/memelihara lingkungan sehat di lingkunngan keluarga dan masyarakat,
misalnya dengan menyampaikan pesan tentang manfaat lingkungan yang sehat
kepada anggota keluarga yang lain, ikut kerja bakti membersihkan lingkungan dan
sebagainya.
d. Pegawai sekolah
Pegawai sekolah yang merupakan warga sekolah perlu ikut melaksanakan dan
mengawasi serta memelihara lingkungan Sekolah Sehat terutama pada penyediaan
fasilitas sarana prasarana.
e. Komite sekolah
Komite sekolah sebagai wadah organisasi orang tua peserta didik diharapkan mampu
berperan serta secara aktif dalam melaksanakan pembinaan lingkungan Sekolah
Sehat, terutama dalam penyediaan dana dan fasilitas yang menunjang kegiatan.

f. Masyarakat

Masyarakat di sekitar sekolah diharapkan berperan serta untuk melaksanakan


pembinaan terutama dalam memelihara dan menjaga lingkungan Sekolah Sehat.

D. PROGRAM DAN KEGIATAN IMPLEMENTASI SEKOLAH SEHAT


Sekolah sebagai termpat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi “Helth
15

Promoting School” artinya “Sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi
semua warga sekolahnya”. Derajat kesehatan dimaksud adalah:
Page

15
1. Sekolah memiliki lingkungan kehidupan sekolah yanmg tercerminkan hidup sehat;
2. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal;
3. Terjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang kondusif;
4. Tercipta kondisi yang mendukung tercapainya kemampuan peserta didik untuk
berprilaku hidup sehat;
Untuk mewujudkan sekolah yang bersih, hijau, indah dan rindang serta kondisi peserta
didiknya sehat, bugar senantiasa berprilaku bersih dan sehat perlu didukung dan
diimplemtasikan oleh semua stake holder dalam suatu program kegiatan yang
terstruktur, terencana, dan menjadi kultur sekolah. Salah satu upaya Mewujudkan
Sekolah Sehat adalah mengembangkan program Usaha Kehatan Sekolah (Sekolah
Sehat) secara terpadu dan berkesinambungan melalui program dan kegiatan yang
dituangkan dalam RKS dan RKAS sehingga menjadi acuan bagi semua pihak (pelaksana
program) dalam melaksanakan kegiatannya.
Komponen Sekolah Sehat meliputi: (1) Pendidikan Kesehatan, (2) Pelayanan
Kesehatan, dan (3) Lingkungan Sekolah Sehat. Komponen-komponen tersebut perlu
dituangkan dalam suatu program-program dan berbagai kegiatan serta strateginya.

Program dan kegiatan harus bersifat:

1. Mengacu kepada pencapaian Standar Kompetensi Lulusan Peserta didik;


2. Sesuai dengan kebutuhan individu setiap peserta didik;
3. Operasional, terukur, rasional dan berkesinambungan;
4. Memberdayakan semua stake holder;
5. Mendukung terhadap proses pembelajaran yang berkualitas;
6. Mempertimbangkan kemampuan dan kondisi sekolah;
Contoh Program, kegiatan dan Strategi dalam implementasi Sekolah Sehat dari setiap
komponen:

1. Program Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

N Materi Lingkup Materi Waktu Pelaks Sarana Metode


o ana
1 Gizi • Menu gizi seimbang Diversifik Guru •Buku Rapor •Membaca artikel,diskusi,
• Pemantauan status Kesehatanku
asi mata ceramah, tanya jawab,
•Pedoman
gizi kurikulum pelajara contoh kasus,
Gizi
• Kebun gizi , Intra, n Seimbang permainan,
• Kantinsehat bergizi Ko (Isi Piringku) •Menanam tanaman
dan •Modul sayur dan buah (antara
Gizi dan
Ekstra Kesehatan lain tomat, kacang-
kurikuler Remaja kacangan, papaya,
pisang, jambu,
belimbing, jambu air) di
kebun gizi
2 Kesehat • Pubertas Diversifik Guru Modul •Menerapkan di
•Ceramah, tanya
an • Perawatan organ asi mata Pendidik kantin sekolah
jawab, diskusi,
Reprodu reprodu kurikulu pelajara an contoh kasus,
ksi ksi m, Intra, n Kespro permainan,
• Kehamilan Ko Bagi membaca artikel,
• Keluarga dan Guru •Menghadirkanpetugas
Ekstra SMK puskesmas untuk
kurikul pelatihan tentang
er kesehatan reproduksi
•Kunjungan ke puskesmas
16
Page

16
3 Keseha • Konsep diri Diversifik Guru •Modul •Membaca
tan • Berfikir positif asi Bimbin tentang artikel,ceramah, tanya
jiwa • Percaya diri kurikulu gan Keseha jawab, diskusi, contoh
• Menangkal m, Intra, dan tan kasus, permainan,
Radikalis Ko Konseli Jiwa •Menghadirkan
me dan ng narasumber yang
Ekstra (BK), relevan
kurikul Guru
er mata
pelajara
n
4 Kekeras • Pertemanan Diversifik Guru Modul •Ceramah, tanya
an dan kasih asi Bimbin Pendidika jawab, diskusi,
sayang kurikulu gan n tentang contoh kasus,
• Toleransi dan m, Intra, dan pencegah permainan
saling Ko Konseli an dan •Menghadirkan
menghargai dan ng penang- narasumber yang
• Pencegahan Ekstra (BK), gulangan relevan
perundungan dan kurikul Guru tindak •Mengadakan kegiatan
kekerasan seksual er mata kekerasa sosial
• Peraturan pelajara n Saling berkunjung
perundungan n

5 Sanitas • Cuci tangan Diversifik Guru • Profil •Ceramah, tanya


i pakai sabun asi mata sanit jawab, diskusi,
• Pengelolaan kurikulu pelajara asi contoh kasus,
limbah m, Intra, n sekol permainan
padat dan cair Ko ah •Project Work tentang
• dan • Sanitasi
Pemberantasa Ekstra •Pembuatan produk
n kurikul Fa dengan
sarang nyamuk er ct bahan daur ulang
• Manajemen sh •Pengelolaan dan
kebersihan eet Pengolahan limbah
6 NAPZA menstruasi
• Jenis narkotika Diversifik Guru • Materi
Pedoman padat
•Ceramah, tanya
• Kebersihan
• Jenis zat penimbul asi mata PHBS
Pencega dan cairdiskusi,
jawab,
ruang
adiksi kurikulu pelajara han contoh kasus,
belajar praktikdan
(contoh: m, Intra, n Penyalah permainan
teori
lem, thiner, Ko - gunaan •Kunjungan ke panti
bunga dan Narkoba rehabilitasi
kecubung), Ekstra di •Menghadirkan
• Dampak kurikul Sekolah narasumber
penggunaan er
• Pencegahan
• Komunikasi efektif
7 HIV/ • Diversifik Guru Pendidik •Ceramah, tanya
Aids Pencega asi mata an jawab, diskusi,
han kurikulu pelajara Pencega contoh kasus,
penulara m, Intra, n han HIV- permainan
n Ko AIDS di •Kunjungan ke pada/
• dan Sekolah menghadirkan ODHA
Penangananstigma Ekstra •Menghadirkan
dan kurikul narasumber
diskriminasi er
17
Page

17
8 Penya • Jenis penyakit Diversifik Guru www.pptm. •Ceramah, tanya
kit • Perilaku beresiko asi mata depkes.go.i jawab, diskusi,
tidak • Aktivitasfisik kurikulu pelajara d contoh kasus,
menu • Pemeriksaan m, Intra, n permainan
lar kesehat Ko •Menghadirkan
an dan puskesmas untuk
• Gizi seimbang Ekstra pemeriksaan
kurikul kesehatan
er •Menghadirkan narasumer
•Simulasi gizi seimbang
•Menyiapkan makanan
9 Rokok • Jenis rokok Diversifik Guru Bahaya dengan menu
•Ceramah, tanyagizi
• Mitos asi mata Rokok, seimbang
jawab, diskusi,
• Dampak kurikulu pelajara Minumah (Praktik)
contoh kasus,
penggunaan m, Intra, n Keras dan permainan
(pasif dan aktif) Ko Narkoba •Membuat poster,
• Kandungan zat di dan infografis, flyer,brosur,
dalam rokok Ekstra bahaya merokok
kurikul •Membuat jingle,
er film pendek, foto
tentang bahaya
rokok
1 Media • Pornografi Diversifik Guru www.komi •Membaca dan
0 Sehat • Media sosial asi mata nfo.go.id menulis
• Hoax kurikulu pelajara artikel,ceramah,
m, Intra, n tanya jawab,
Ko diskusi, contoh
dan kasus, permainan
Ekstra Membuat poster,
kurikul infografis,flyer, brosur.
er •Membuat jingle, film
pendek, foto tentang
media sehat

2. Program Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan


N Materi Lingkup Materi Waktu Pelaksana Sara Metode
o an na
1 Promotif • Diversif Guru www.ke Ceramah, tanya
Penyulu ikasi mata smas. jawab, diskusi,
han kurikul pelajaran kemkes contoh kasus,
kesehat um, .go.id permainan, Media
an Intra, cetak maupun
• Pelatihan Ko www elektronik (antara
keterampilan dan .kem lain flyer,brosur,
2 Preventif • Peningkatan Ekstra
Diversif Guru dikbu
www.ke poster, infografis)
• Ceramah, tanya
daya tahan kuriku
ikasi mata d.go. jawab, diskusi,
smas.
tubuh ler
kurikul pelajaran id contoh kasus,
kemkes
• Pemutusan um, .go.id permainan
mata rantai Intra, • Media cetak
penularan Ko www maupun
penyakit dan .kem elektronik
3 Penjarin •Pemeriksaan Ekstra
Tenta Puskesmas dikbu
Koor (antara lain
Pemeriksaan
Pencega
status kuriku
tif d.go.
dina flyer,brosur,
gan kesehatan
han
kesehatan ler
(dise id
si poster,
penyakit
peserta didik suai- den infografis)
kelas 10 kan) gan • Praktikpemutusan
Pusk mata rantai
esm penularan penyakit
as (foging, pemberian
tambah darah dan
vitamin, kerjasama
dengan instansi
18

terkait)
• olahraga
Page

18
4 Pemeri •Status gizi Tenta Warga Koord Pemeriksaan
k- •Gigi dan mulut tif sekolah inasi kesehatan
saan •Indra (dise bekerjasam deng
kese- pendengaran suai- a dengan an
hatan •Indra kan) Puskesmas, Puske
penglihatan rumah sakit smas,
•Kebugaran Ruma
5 Tabl jasmani
• Sosialisasi Tenta Puskesmas h
Koor Peserta didik
et •Kesehatan
manfaat tif dan Sakit
dina perempuan minum
tam reproduksi
tablet tambah (dise Rumah si tablet tambah darah,
bah •Kesehatan
darah suai- Sakit deng seminggu 1 kali
dara mental
• Pemberian kan) an
emosional
h tablet
remaja Pusk
tambah
•Modalitas esm
6 Pertolon darah
•belajar
Sosialisasi P3K Tenta Warga as
Koord • Sosialisasi Peraturan
• Praktek P3K tif sekolah dan
inasi P3K dari DU/DI
gan
(dise bekerjasam Rum
deng maupun
perta-
suai- a dengan ah
an instansi lainnya
ma pada
kan) Puskesmas, Sakit
Puske • PraktikP3K
kecelaka
an PMI, smas,
(P3K) Rumah PMI,
7 Pertolon Praktek P3P Tenta Sakit
Warga Ruma
Koord •Sosialisasi peraturan
gan tif sekolah h
inasi terkait
pertama (dise bekerjasam Sakit
deng •PraktikP3P
pada suai- a dengan an
pen- kan) Puskesmas, Puske
yakit Rumah smas,
(P3P) Sakit Ruma
8 Pemulih Kepedulian Ko Guru dan h
Bahan • Penyuluhan,
terhadap peserta Sakit
an kurikuler Bacaan diskusi
Pasca sesama teman didik •
sakit yang dalam Praktikkepeduli
masa an
pemulihan terhadap
kesehatan sesama
9 Rujukan Gejala penyakit Tenta Puskesmas, Koord •Membuat SOP
ke berat tif Rumah Sakit inasi •Sosialisasi SOP
puskes (dise deng (antara
mas/ suai- an lain melalui media
rumah kan) Puske cetak
sakit smas, maupun penyuluhan
Ruma langsung)
h
Sakit
3. Program Pelaksanaan Lingkungan Sehat

N Materi Lingkup Waktu Pelaksanaan Sarana Metode


o Materi
1 Kebersihan Jumat bersih Setiaphari Semua Alat alat Kerja bakti,gotong
jumat warga kebersi- han royong di
sekolah koordinasikan oleh
OSIS

2 Keindahan Setiaphari Setiaphari Semua Alat alat •Sistem Piket di


bersih warga kebersi- han jadwalkan
sekolah oleh OSIS
•Membuat peraturan
terkait kebersihan
ruang pembelajaran
19

teori dan
praktikdibuat oleh
OSIS
Page

19
3 Kenyamana Kawasan Setiaphari Semua Poster, brosur, •Membiasakan
n tanpa warga spanduk warga sekolah
Rokok sekolah tidakmerokok
•Membuat peraturan
dan sanksi yang di
buat oleh OSIS
•Membuat poster,
brosur, spanduk,
infografis, stiker
4 Ketertiban Disiplinjam Setiaphari Semua Tanda masuk •Membiasakan warga
sekolah, warga kelas dan se-
ma- suk sekolah pulang kolah tertibdan
dan jam disiplin
pulang,
apel •Membuat peraturan
setiappagi yang dibuat oleh
dan jam OSIS
pulang

5 Kerindanga Kawasan Setiaphari Semua Poster, • Penyuluhan


n tanpa warga Brosur,
kekerasan sekolah Mading • Membuat peraturan
yang dibuat oleh
OSIS
• Menempel
pengumuman kontak
pengaduan
• Membuat poster,
6 Kekeluarga Kantinsehat Setiaphari Semua Peralatan brosur, spanduk,
•Sosialisasi
makan, infografis, stiker
kebijakan
an warga
sekolah tempat kantinsehat
penyim-
panan •Praktikmenerapk
makanan, alat an kantinsehat
proteksi pen-
jamah •Study kasus
makanan,
tempat cuci
tangan
7 Keamanan • Kebun gizi Setiap hari Semua ,Lahan,
tempat • Penyuluhan,
warga sampah, air
tanaman, pembuatan kebun
• Penataan sekolah tempat cuci
cukup, alat gizi dan taman
pekarang piring,
pertanian sekolah
an
• Praktik menerapkan
• kebun gizi dan
Tama penata- an taman
n serta pekarangan
sekol sekolah
ah
• Membuat daftar
piket merawat
kebun gizi serta
taman sekolah
• Menjalinkerja sama
dengan Dinas
Perta- manan dan
Pertanian
20
Page

20
BAB II

Program Sekolah Ramah Anak

A. Pendahuluan
Permasalah pendidikan anak sekarang ini banyak tersandung berbagai
permasalahan yang menyangkut dengan masalah anak dan lingkungan sekolah,
sehingga baru-baru ini banyak sekali bermunculan lembaga pendidikan baik untuk
anak usia prasekolah maupun sekolah dasar. Semua menawarkan berbagai macam
program ciri khasnya. Ada sekolah dengan kurikulum internasional, kurikulum
nasional plus, bilingual, sekolah alam, sekolah Sekolah Ramah Anakma dan masih
banyak lagi yang menawarkan sesuatu yang dianggap idaman bagi anak.
Sebenarnya yang perlu kita kembangkan adalah bagaimana menciptakan sekolah
yang ramah anak sehingga peserta didik akan merasa aman dan nyaman berada di
sekolah dan orangtua merasa tenang

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 C menyebutkan“ Setiap orang berhak


mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar,berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,seni
danbudaya, demi meningkatkan kualitas hidupnyadan demi kesejahteraan umat
manusia.”Yang selanjutnya,ketentuan Konstitusi ini,secara operasional diatur secara
tegas pada Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak disebutkan bahwa“ Setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minatdan bakatnya

Pasal 28B (2) Undang-Undang Dasar1945 menyebutkan bahwa“ Setiap anak


berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhakatas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”Ketentuan ini, secaraoperasional
diatur dalam Pasal 54 Undang-Undang Perlindungan Anak, yang menyatakan “Anak
di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang
dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temanya di dalam sekolah yang
bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya.” Pasal 70 Ayat (2) menyebutkan
“Setiap orang dilarang memperlakukan anak dengan mengabaikan pandangan
mereka secara diskriminatif, termasuk labelisasi dan penyetaraan dalam
pendidikan bagi anak-anak yang menyandang cacat .” Pemerintah telah melakukan
berbagai upaya untuk mewujudkan hak anak untuk pendidikan melalui Program
Wajib Belajar 9 Tahun dan didorong menjadi Program Pendidikan Menengah
Universal atau Program Wajib Belajar 12 Tahun.

B. Referensi
a. Deklarasi Umum mengenai Hak Asasi Manusia pada tahun 1948;
b. Konvensi Hak Anak oleh PBB tahun 1989;
c. Deklarasi Dakar Education For All (EFA) tahun 2000;
d. Deklarasi Millenium Development Goals (MDGs); dan
e. Deklarasi Word Fit for Children tahun 2002.
f. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen
21

Pasal 28 dan Pasal 31, Pasal 34 ayat 2;


g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
Page

21
h. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
i. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan
Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya;
j. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
k. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014

C. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 C menyebutkan“ Setiap orang berhak


mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.”Yang selanjutnya, ketentuan Konstitusi ini, secara operasional diatur secara
tegas pada Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak disebutkan bahwa “ Setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya
sesuai dengan minat dan bakatnya

Pasal 28 B (2) Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa “ Setiap


anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. ” Ketentuan ini, secara operasional
diatur dalam Pasal 54 Undang-Undang Perlindungan Anak, yang menyatakan “ Anak
di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang
dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temanya di dalam sekolah yang
bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya.” Pasal 70ayat (2) menyebutkan “
Setiap orang dilarang memperlakukan anak dengan mengabaikan pandangan mereka
secara diskriminatif, termasuk labelisasi dan penyetaraan dalam pendidikan bagi anak-
anak yang menyandang cacat.” Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk
mewujudkan hak anak untuk pendidikan melalui Program Wajib Belajar 9 Tahun dan
didorong menjadi Program Pendidikan Menengah Universal atau Program Wajib
Belajar 12 Tahun.
Menurut Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia tahun 2013, kekerasan
terhadap anak dilingkungan sekolah mengenai berbagai jenis kekerasan (lihat
Tabel1.1).
Tabel1.1 Bentuk kekerasandiLingkunganSekolah

Jumlah Persentase(%)

NO JENIS KEKERASAN Teman Teman


Teman Teman
Guru Lain Guru Lain
sekelas sekelas
Kelas Kelas

1 Menjewer 326 226 134 31.8 22 13.1


2 Mencubit 379 504 316 36.9 49.1 30.8
3 Menendang 70 261 175 6.8 25.4 17.1
4 Memukul dengan tangan 118 297 191 11.5 28.9 18.6
5 Memukul dengan benda 107 208 112 10.4 20.3 10.9
Menghukum hingga jatuh sakit,
6 pingsan 29 23 19 2.8 2.2 1.9
Melukai dengan benda
22

7 berbahaya 11 36 23 1.1 3.5 2.2


8 Kekerasan fisik lain ………… 32 49 32 3.1 4.8 3.1
Page

22
Membandingkan dengan
9 saudara/anak lain 176 172 130 17.2 16.8 12.7
Membentak dengan suara keras
10 dan kasar 357 357 254 34.8 34.8 24.8
Menghina dihadapan
11 teman/orang lain 133 298 212 13 29.0 20.7
Menyebut "bodoh", "pemalas",
12 "nakal", dsb. 226 264 183 22 25.7 17.8
Mencap dengan sebutan
13 jelek/jahat 56 151 108 5.5 14.7 10.5
14 Kekerasan psikis lain ………… 19 25 13 1.9 2.4 1.3
Sumber:KPAI,2013

Pelakukekerasandisekolahdilakukanolehguru,temankelas,dantemanlain(lihatTabel1.2).

Tabel1.2 Dominasitindak kekerasandiLingkungan Sekolah


JUMLAH
NO DILAKUKAN OLEH
FREKUENSI PESRSEN
1 Guru 2039 29,9
2 Teman Se- kelas 2871 42,1
3 Tman Lain Kelas 1902 27,39
Sumber:KPAI,2013

Didalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 pasal 1.3. adalah “ Sekolah Ramah Anak
Anak yang selanjutnya di singkat SRA adalah satuan Pendidikan Formal, nonformal,,
dan informal yang aman, bersih, dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup,
mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak hak anak dan perlindungan anak dari
kekerasan, diskriminasidan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak
terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan mekanisme
pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.
Sekolah Ramah Anak yang dimaksud dalam modul Pelatihan ini adalah “ sekolah
yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap
aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab”. Prinsip utama adalah non
diskriminasi kepentingan, hak hidup serta penghargaan terhadap anak.Sebagaimana
dalam bunyi pasal 4 UU No.23/2002 tentang perlindungan anak, menyebutkan bahwa
anak mempunyai hak untuk dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Disebutkan di atas salah satunya adalah
berpartisipasi yang dijabarkan sebagai hak untuk berpendapat dan didengarkan
suaranya.“ Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang terbuka melibatkan anak untuk
berpartisipasi dalam segala kegiatan, kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh
kembang dan kesejahteraan anak”.
Anak adalah harapan orang tua. Mereka bekerja keras demi masa depan
anaknya. Mereka ingin segala sesuatu yang terbaik untuk anaknya, termasuk dalam
memilih pendidikan. Namun hal ini terkadang justru menjadi beban yang berat bagi
anak.Anak sering menjadi pelampiasan obsesi mereka yang belum tercapai serta
mengejawantahkan mimpi-mimpi mereka. Sekolah Ramah Anak dapat terwujud bila
ada kerja sama yang sinergi antara keluarga, masyarakat dan pihak sekolah. Ruang
lingkup keluarga dan masyarakat yang ideal, harmonis dan sehat dapat mendukung
23

perkembangan anak.
Page

23
Indikator Sekolah Ramah Anak
a. Adanya kebijakan sekolah tentang Sekolah Ramah Anak.
b. Adanya Program dan Fasilitas Kesehatan di Satuan Pendidikan
c. Lingkungan dan infra struktur yang aman, nyaman, sehat, dan bersih, serta
aksesibel yang memenuhi SNI konstruksi dan bangunan .
d. Adanaya Partisipasi Anak
e. Penanaman Nilai-Nilai Luhur dan Seni budaya
f. Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang terlatih
g. Adanya Program Keselamatan di Satuan Pendidikan
h. Adanya Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha di Satuan Pendidikan

D. Tahapan Sekolah Ramah Anak


Satuan pendidikan dalam menerapkan “ Sekolah Ramah Anak ” harus
melaksanakan tahapan-tahapan yang meliputi:
a. Persiapan

1) Melakukan konsultasi anak untuk memetakan pemenuhan hak-hak dan


menyusun rekomendasi dilakukan oleh guru Bimbingan dan Penyuluhan;
2) Pimpinan Satuan Pendidikan, Komite Sekolah, Orang tua/wali, dan siswa
berkomitmen untuk mengembangkan Sekolah Ramah Anak. Komitmen
ini berbentuk kebijakan Sekolah Ramah Anak;
3) Pimpinan Satuan Pendidikan bersama Komite Sekolah, dan peserta didik
untuk membentuk Tim Pengembangan Sekolah Ramah Anak.
4) Tim ini bertugas untuk mengoordinasikan berbagai upaya
pengembangan Sekolah Ramah Anak;
a. sosialisasi pentingnya Sekolah Ramah Anak;
b. menyusun dan melaksanakan rencana Sekolah Ramah Anak;
c. memantau proses pengembangan Sekolah Ramah Anak ;
d. dan evaluasi Sekolah Ramah Anak;
5) Tim Pengembangan Sekolah Ramah Anak mengidentifikasi potensi,
kapasitas, kerentanan, dan ancaman di satuan pendidikan untuk
mengembangkan Sekolah Ramah Anak;

b. Perencanaan
Tim Pengembangan Sekolah Ramah Anak menyusun Rencana Aksi Tahunan
untuk mewujudkan Sekolah Ramah Anak yang terintegrasi dalam kebijakan,
program, dan kegiatan yang sudah ada, seperti Usaha Kesehatan Sekolah,
Sekolah Adiwiyata, Sekolah Aman Bencana, dan lainnya sebagai komponen
penting dalam perencanaan pengembangan Sekolah Ramah Anak.
c. Pelaksanaan
Tim Pengembangan Sekolah Ramah Anak melaksanakan Rencana Aksi
Sekolah Ramah Anak Tahunan dengan mengoptimalkan semua sumber
daya pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.
d. Pemantauan dan evaluasi
e. Kegiatan Menuju Sekolah Ramah Anak
24
Page

24
E. Kegiatan Menuju Sekolah Ramah Anak
a. Penataan Fisik Sekolah
Keadaan fisik maupun non fisik sekolah berpengaruh besar terhadap
perkembangan anak. Sekolah yang ideal harus memiliki infrastruktur dan
sarana yang memadai, sebagai syarat standar pelayanan minimal.Misalnya:
1) sekolah yang baik terletak tidak terlalu dekat dengan jalan raya. karena di
samping bising, polusi udara juga berbahaya bagi anak-anak yang sedang
bermain. Kalaupun terpaksa dekat dengan jalan raya usahakan untuk
memiliki gerbang atau pagar serta sistem keamanan lainnya.
2) Penataan ruang belajar. Ruang belajar anak harus dibuat senyaman
mungkin. Selama ini yang kita tahu belajar di sekolah adalah duduk
tenang di bangku, mendengarkan penjelasan guru, lalu mengerjakan
tugas. Sebenarnya ada hal yang jauh lebih menarik minat belajar anak
yaitu dengan mengubah posisi duduk disesuaikan dengan kebutuhan
proses belajar mengajar, menjadikan kebun sekolah sebagai salah satu
tempat belajar. Kita bisa menata ruangan kelas sesuai dengan usia anak,
menyediakan air minum, dan membiasakan tugas kerja kebersihan kelas
sehingga kelas terasa lebih nyaman dibandingkan di rumah. menghargai
hasil karya anak dengan menempelkan hasil karya di kelas, di halaman
kelas tersedia tong sampah yang organik dan non organic atau sampah
basah dan sampah kering, dan demi keamanan setiap kelas alangkah
baiknya jika di setiap kelas dipasang CCTP sehingga keamanan kelas bisa
terpantau.Contoh penataan ruangan kelas :

Gambar 1
Tempat duduk dengan pola setengah lingkaran

25
Page

25
3) Penataan ruang labolatorium

Ruangan laboratorium terorganisir dengan baik, meliputi aspek (1)


perencanaan, (2) penataan, (3) pengadministrasian, dan (4)
pengamanan, perawatan dan pengawasan. Adapaun komponen yang
dikelola terdiri dari:
a) Bangunan / ruangan laboratorium
b) Fasilitas umum laboratorium
c) Peralatan dan bahan
d) Ketenagaan laboratorium
e) Kegiatan laboratorium

4) Penataan ruang perpustakaan

Ruang perpustakaan merupakan sarana yang penting dalam


penyelenggaraan perpustakaan karena dalam ruang ini segala aktivitas
dan program perpustakaan dirancang dan diselenggarakan. Perpustakaan
bukan hanya menyediakan ruang kemudian mengisi dengan koleksi tetapi
juga harus memperhatikan lokasi perpustakaan, aspek penataan ruang,
penataan perabot dan perlengkapan, alur petugas dan penerangan.
Kosasih (2009:6) mengemukakan bahwa perpustakaan pada umumnya
memiliki empat macam ruangan diantaranya
1) Ruang koleksi buku (rak-rak buku)
2) Ruang baca
3) Ruang pengolahan bahan pustaka dan ruang staf
4) Ruang sirkulasi

5) Penataan ruangan BK

Dalam perspektif pendidikan nasional, bimbingan dan konseling


merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan di
sekolah, yang bertujuan untuk membantu para siswa agar dapat
mengembangkan dirinya secara optimal dan memperoleh kemandirian.
Agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan efektif dan
efisien maka perlu ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Salah satu sarana penting yang dapat menunjang terhadap efektivitas dan
efisiensi layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah ketersediaan
ruang Bimbingan dan Konseling yang representatif, dalam arti dapat
menampung segenap aktivitas pelayanan. Bimbingan dan Konseling.
Dalam hal ini, Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN ) telah
merekomendasikan ruang Bimbingan dan Konseling di sekolah yang
dianggap standar, dengan kriteria sebagai berikut:
Letak lokasi ruang Bimbingan dan Konseling mudah diakses (strategis)
oleh konseli tetapi tidak terlalu terbuka sehingga prinsip-prinsip
konfidensial tetap terjaga.
Jumlah ruang bimbingan dan konseling disesuaikan dengan kebutuhan
jenis layanan dan jumlah ruangan antar ruangan sebaiknya tidak tembus
pandang Jenis ruangan yang diperlukan meliputi: (a) ruang kerja; (b)
ruang administrasi/data; (c) ruang konseling individual; (d) ruang
26

bimbingan dan konseling kelompok; (e) ruang terapi; (f) ruang


Page

relaksasi/desensitisasi; dan (g) ruang tamu.


26
6) Penataan pojok gembira

Adalah tempat anak mengekspresikan diri, curhat, dan bermain dengan


teman sebaya. Lokasi dan desain area bermain dengan perlindungan yang
memadai dapat digunakan semua anak, juga oleh anak penyandang
disabilitas

7) Penataan Kantin Sehat

Desain bangunan kantin penting diperhatikan untuk mempermudah arus


keluar masuk pembeli serta tata letak yang sesuai dengan peruntukannya
sehingga tempat tersebut menjadi nyaman. Makanan jajanan yang
dijajakan dengan sarana penjaja konstruksinya harus dibuat sedemikian
rupa sehingga dapat melindungi makanan dari berbagai pencemaran.
Lokasi kantin harus cukup jauh dari sumber pencemaran atau dapat
menimbulkan pencemaran makanan jajanan seperti pembuangan sampah
terbuka, tempat pengolahan limbah, rumah potong hewan, jalan yang
ramai dengan arus kecepatan tinggi.
Konstruksi bangunan kantin sekurang – kurangnya harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1) Mudah dibersihkan
2) Ventilasi dan pencahayaan yang cukup
3) Tersedia tempat untuk:
a) Air bersih
b) Penyimpanan bahan makanan
c) Penyimpanan makanan jadi/siap disajikan
d) Penyimpanan peralatan
e) Tempat cuci (alat, tangan, bahan makanan)
f) Tempat sampah.

Kantin juga harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi meliputi:


1) Air bersih
2) Tempat penampungan sampah
3) Saluran pembuangan air limbah
4) Jamban
5) Fasilitas pengendalian lalat dan tikus

8) Penataan Tempat Sampah


Lingkungan sekolah yang bersih akan membuat nyaman anak didik
berada di sekolah, oleh sebab itu penataan tempat sampah hendaknya di
diatur sedemikain rupa sehingga tetap rapih dan bersih. Yang perlu
diperhatikan dalam penataan tempat sampah adalah pasilitas tong
sampah yang terbagi antara sampah organik dan non organik serta
dalam keadaan tertutup. Selain dari pada itu di sekolah harus disediakan
penampung sampah atau bank sampah.
9) Penataan Toilet
Salah satu yang sangat penting dalam penataan fisik sekolah adalah
penataan Toilet, kurangnya kesadaran akan toilet yang bersih tak hanya
27

ditemukan di tempat umum, tetapi juga di sekolah-sekolah. Hal ini


menyebabkan anak-anak rentan terserang penyakit . Oleh sebab itu Toilet
Page

di sekolah harus diyakinkan bahwa :


27
a) Air nya mengalir
b) Saluran air tidak terhambat
c) Bersih
d) Pintu berfungsi
e) Ada tempat untuk pegangan

b. Penataan Non Fisik Sekolah


Kegiatan menuju Sekolah Ramah Anak tidak hanya menata fisik tetapi juga
non fisik, beberapa hal yang mesti ditata untuk menuju Sekolah Ramah Anak
diantaranya :
1) Penyusunan Kebijakan dan Tata tertib
Ada beberapa kebijakan yang harus dipersiapkan untuk menuju Sekolah
Ramah Anak anak , yaitu :
a) Memiliki kebijakan anti kekerasan terhadap peserta didik
b) Kode Etik Penyelenggaraan Satuan Pendidikan
c) Penegakan Disiplin dengan Non Kekerasan
2) Mengembangkan Partisipasi Anak.
Anak hendaknya dilibatkan dalam :
a) Tim Pengembangan Sekolah Ramah Anak
b) Penyususnan Kebijakan dan Tata tertib
c) Pembelajaran
1) Proses Pembelajaran inklusif dan non diskriminatif
2) Suasana belajar dan proses pembelajarann mengembangkan
keragaman karakter dan potensi anak
3) Suasana belajar, proses pembelajaran dan penilaian
dilaksanakan tanpa diskriminasi terhadap anak.
4) Proses pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang
menyenangkan, penuh kasih sayang dan bebas dari perlakuan
diskriminasi terhadap anak di dalam dan diluar kelas
5) Pengembangan minat dan bakat anak melalui kegiatan
esktrakurikuler dilaksanakan secara individu maupun kelompok
Peserta didik turut serta dalam kehidupan budaya dan
d) Pengaduan
1) Tersedia Pojok Curhat untuk Anak di Ruang Konseling.

2) Formulir Pengaduan mudah diakses oleh anak.


3) Melaksanakan mekanisme perlindungan terhadap anakyang
melakukan pengaduan
e) Evaluasi
1) Penilaian dan evaluasi pembelajaran dilaksanakan berbasis
proses dan mengedepankan penilaian otentik
2) Penerapan ragam model penilaian dan evaluasi perkembangan
belajar peserta didik yang mengukur kemampuan anak tanpa
membandingkan satu dengan yang lain
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan penilaian

3) Penanaman Nilai-Nilai Luhur dan Seni budaya


28

a. Menjamin, melindungi, dan memenuhi hak anak untuk beragama


Page

28
b. Pembiasaan salam dan berjabatan tangan ketika ketemu guru dan
teman.
c. Pembiasaan menghargai kelemahan dan kekurangan orang lain.
d. Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya.
e. Mengembangkan budaya baca dan menulis
f. Mengembangkan budaya gotong royong.
g. Pembiasaan bersikap jujur.
h. Menggunakan bahasa daerah minial satu hari dalam satu minggu.
i. Memberi akses kepada anak untuk mendapatkan informasi dan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mengenai nilai-
nilai dan budaya
j. Menghormati hak dan kewajiban orang dalam membina anak untuk
menjalankan haknya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan
kemampuan anak
k. Membentuk Komunitas pembelajar yang berkomitmen akan
budaya aman dan sehat.
l. Sadar akan risiko bencana alam, bencana sosial, kekerasan dan
ancaman lainnya terhadap anak perempuan dan laki-laki
m. Memenuhi standar pelayanan minimal pendidikan di daerah bencana
n. Materi Pembelajaran memuat penghormatan terhadap HAM
o. Materi Pembelajaran memuat penghormatan terhadap tradisi dan
budaya bangsa
p. Materi Pembelajaran memuat penghormatan kepada sesama anak
baik perempuan dan laki-laki termasuk anak yang memerlukan
perlindungan khusus disabilitas
q. Menjamin ketersediaan informasi bagi semua pihak dan memastikan
komunikasi dan dialog
r. Memastikan kurikulum, materi pendidikan, dan buku pelajaran
memberikan gambaran yang adil, akurat, informatif mengenai
masyarakat dan budaya pribumi.
s. Memastikan tersedianya waktu untuk anak beristirahat dan
bersenang-senang
t. Mengaktifkan Sanggar budaya

4) Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang terlatih

a. Sikap guru terhadap anak


Secara kasat mata profil guru dapat dilihat dari cara mereka
berhadapan dengan anak. Guru sebagai sahabat anak harus dapat
menunjukkan perilaku adil terhadap semua anak tanpa memandang
status sosial maupun keadaan fisik anak, baik anak normal maupun
berkebutuhan khusus serta menghormati hak-hak anak. Kasih sayang
terhadap semua anak, menerapkan norma-norma agama dan budaya
yang berlaku

b. Metode Pembelajaran
Indikator seorang anak cocok terhadap pilihan sekolah adalah sejauh
mana anak merasa aman dan nyaman berada di sekolah itu. Proses
29

belajar mengajar yang dikemas sedemikian rupa sehingga anak


Page

merasa enjoy dalam mengikuti pelajaran, tanpa rasa cemas, takut

29
akan menjadikan anak lebih kreatif. Sekolah Ramah Anak lebih
menekankan segala kegiatan berpusat pada anak. Guru berperan
sebagai orangtua dan sahabat bagi anak yang membantu segala
hambatan dan kesulitan yang dihadapi anak. Disamping itu guru juga
berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi anak, bukan semata–
mata orang yang memegang otoritas penuh dalam kelas. Tugas guru
adalah menerapkan metode belajar inovatif dan variatif dengan
didukung media pembelajaran yang membantu daya serap anak,
memotivasi anak belajar berpartisipasi dan kooperatif guna
mengembangkan kompetensi belajar learning by doing.

Program Keselamatan di Satuan Pendidikan

a. Mengenal pasti jenis bencana yang sering melanda di lingkungan


sekolah.
b. Menanamkan kesedaran kepada warga sekolah apabila terjadi sesuatu
atau melihat kejadian yang kurang baik di sekolah harus lapor ke guru
piket atau ke satpam.
c. Memberikan arahan tentang peraturan-peraturan selama berada di
lingkungan sekolah.
d. Membimbing warga sekolah menyelamatkan diri apabila terjadi
kebakaran atau bencana lain.
e. Membimbing warga sekolah menggunakan peralatan ababila terjadi
bencana.
f. Mengambil langkah-langkah keselamatan untuk menghindari
kecelakan bencana.
g. Memasang CCTP di setiap sudut sekolah.

5) Peran Serta orangtua ,Masyarakat ,dan Dunia Usaha di Satuan Pendidikan

a. Adanya Partisipasi orangtua dalam membimbing anak dengan cara


menyediakan waktu 20 menit sehari untuk berkomunikasi dan
mendegarkan ceriata anak selama di sekolah.
b. Adanya pertemuan yang rutin antara orangtua dengan guru untuk
membicarakan perkembangan anak.
c. Adanya MoU dengan dunia usaha baik untuk proses pembelajaran
maupun meningkatkan kreatifitas anak.
d. Keluarga bergabung dalam komunitas yang mendukung anak-
anak mereka dalam mempelajari, memantau, dan menyebarluaskan
penerapan Sekolah Ramah Anak.
30
Page

30
BAB III

PROGRAM SEKOLAH AMAN (SAFE SCHOOL )


A. PENDAHULUAN

Sekolah adalah tempat terpilih untuk menyemai dan menumbuh kembangkan bibit-
bibit Anak Bangsa, karena itu mari kita jaga iklim belajarnya, bebaskan dari berbagai
hama yang akan mengganggunya, dan pupuklah dengan sentuhan kasih sayang.
Pendidikan adalah sebuah hak asasi sekaligus sebuah sarana untuk merealisasikan
hak-hak asasi manusia lainnya. Sebagai hak pemampuan, pendidikan adalah sarana
utama bagi setiap orang termasuk anak-anak yang mengalami hambatan secara
phisik, ekonomi, sosial dan geografi untuk tumbuh kembang mandiri termasuk untuk
berpartisipasi dalam pembangunan berkelanjutan.

B. REFERENSI
1. Australian Aid dan Kementerian Pendidikan Australia Indonesia “ Modul Induksi
Sekolah Baru “ (Buku Panduan dan Bahan Bacaan untuk Peserta), , Jakarta,
2013
2. Imam Musbikin, “ Mengatasi Kenakalan Siswa - Remaja “ ( Solusi Mencegah Tawuran
Pelajar, Siswa Bolos Sekolah Hingga Minum minuman Keras dan
Penyalahgunaan Narkoba ), Zanafa Publishing, Riau : 2012
3. https://suaidinmath.wordpress.com/2010/04/16/menciptakan-sekolah-yang-aman-
dan-nyaman/16 Apr 2010.
4. Pusat Inovasi Pendidikan (Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional), “ Pedoman Pelaksanaan Membangun Sekolah Lebih
Aman, Nyaman, dan Menyenangkan (Safer School) SMK dan SMA “ edisi 2
dengan Perbaikan, Jakarta, 2004
5. Ronald Hutapea, Why Rokok ? ( Tembakau dan Peradaban Manusia ), Bee Media
Indonesia, Jakarta : 2013
6. Surat Edaran Menteri Pendidikan No 0256/MPK.C/MK/2014 Tentang Larangan Merokok
di Sekolah
7. Undang Undang Republik Indonesia no. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau Pulau Kecil.
8. www.rumah.arnina123.com

Menurut buku Pedoman Pelaksanaan Membangun Sekolah Lebih Aman, Nyaman, dan
Menyenangkan (Safer School) SMK dan SMA edisi 2 dengan Perbaikan, Pusat
Inovasi Pendidikan (Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional), Jakarta ( 2004 : 4 ) :
Safe School adalah sekolah yang lebih aman, nyaman dan menyenangkan khususnya
bagi seluruh komunitas sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah pada umumnya.

Sedangkan menurut Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana


Nomor : 04 Tahun 2012 Tanggal : 30 April 2012, mendefinisikan
Sekolah Aman sebagai berikut : Sekolah Aman adalah komunitas pembelajar yang
berkomitmen akan budaya aman dan sehat, sadar akan risiko, memiliki rencana yang
matang dan mapan sebelum, saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap untuk
merespons pada saatdarurat dan bencana.
Dari kedua pendapat diatas yang dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
Sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin menyediakan lingkungan fisik meliputi :
31

Gedung/bangunan/Kelas Tahan Gempa, Halaman sekolah yang bersih dan aman


bebas dari gangguan / Rasa takut dan Tanggap dari Bencana.
Page

31
Suaidinmath ( 16 Apr 2010 : 1 ). mengatakan bahwa Faktor yang mempengaruhi
kenyamanan atau iklim sekolah ini adalah hubungan atau keterikatan antar warga
sekolah, interaksi antar warga sekolah, rasa saling mempercayai dan saling
menghargai antar warga sekolah. Keamanan, kenyamanan dan kedisiplinan suatu
sekolah ditentukan oleh nilai-nilai dan sikap warga sekolah, termasuk kepala sekolah,
guru, siswa, orang tua, komite sekolah.Pada sekolah yang aman, warga sekolah
mempunyai komitmen yang mendalam dalam menciptakan dan menjaga
sekolah.Insiden intimidasi, kekerasan diselesaikan dengan cepat, efektif dan pemulihan
hubungan antar warga sekolah cepat dipulihkan.

Beberapa ciri Sekolah Aman menurut Menurut buku Pedoman Pelaksanaan


Membangun Sekolah Lebih Aman, Nyaman, dan Menyenangkan (Safer School) SMK
dan SMA edisi 2 dengan Perbaikan, Pusat Inovasi Pendidikan (Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional), Jakarta (2004 : 5) antara lain :
1. Tidak terjadi kehilangan barang atau uang
2. Tidak terjadi keributan antar komunitas sekolah
3. Tidak merasa was-was berada di lingkungan sekolah
4. Tidak saling curiga mencurigai antar komunitas sekolah
5. Bebas dari rasa takut
6. Bebas dari isu-isu yang bersifat negatif
7. Bebas dari rasa iri hati antar komunitas sekolah
8. Adanya kepastian hukum, karena ada norma dan aturan yang dipatuhi oleh
seluruh komunitas sekolah
9. Bebas dari pelecehan seksual baik dari dalam maupun dari luar sekolah
10. Bebas dari pemerasan baik yang berasal dari dalam lingkungan sekolah maupun
luar sekolah
11. Bebas dari rasa khawatir kehilangan sesuatu benda atau barang yang dibawa ke
sekolah
12. Bebas dari intimidasi baik yang berasal dari dalam lingkungan maupun luar
lingkungan sekolah
13. Bebas dari pengaruh Narkotika, obat-obat terlarang dan zat-zat adaptif ( Narkoba
) serta minum-minuman keras ( Miras )
14. Bebas dari pengaruh yang bersifat negatif baik yang berasal dari dalam lingkungan
sekolah maupun luar lingkungan sekolah
15. Disiplin ditegakan oleh seluruh warga sekolah dengan penuh tanggung jawab dan
kesadaran
16. Bebas dari rasa sentimen yang bersifat suku, agama dan ras (sara)
17. Sekolah memiliki pagar dan pintu gerbang yang dapat dikunci
18. Sekolah memiliki petugas keamanan yang melaksanakan tugas dengan baik
Dari paparan diatas untuk menciptakan sekolah aman (Safe School) merupakan
tanggung jawab sepenuhnya kepala sekolah dan seluruh warga sekolah.

Menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin sangatlah penting agar siswa
dapat mencapai prestasi yang terbaik dan guru dapat menampilkan kinerja yang
terbaik.Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin adalah sekolah yang warga
sekolahnya bebas dari rasa takut, kondusif untuk belajar dan hubungan antar warga
sekolahnya positif.Sekolah yang aman, nyaman, dan disiplin menyediakan lingkungan
fisik (gedung, kelas, halaman) sekolah yang bersih dan aman.
Selain aspek keamanan fisik, kenyamanan atau disebut iklim sekolah, yaitu
menyangkut atmosfir, perasaan, lingkungan keseluruhan secara sosial dan emosional
sekolah juga harus diciptakan secara positif.Faktor yang mempengaruhi kenyamanan
atau iklim sekolah ini adalah hubungan atau keterikatan antar warga sekolah, interaksi
antar warga sekolah, rasa saling mempercayai dan saling menghargai antar warga
sekolah.Bila keadaan faktor-faktor tersebut tinggi maka semakin positif iklim sekolah
32

tersebut.
Page

32
Keamanan, kenyamanan dan kedisiplinan suatu sekolah ditentukan oleh nilai-nilai dan
sikap warga sekolah, termasuk kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, komite
sekolah.Pada sekolah yang aman, warga sekolah mempunyai komitmen yang
mendalam dalam menciptakan dan menjaga sekolah.Insiden intimidasi, kekerasan
diselesaikan dengan cepat, efektif dan pemulihan hubungan antar warga sekolah cepat
dipulihkan.

C. Sekolah Aman Secara Fisik, dari Bullying, dari Tindak Kriminal, Asap Rokok,
dan Bebas Dari Pornografi
1. Sekolah Aman Secara Fisik

a. Tanggap Bencana

Menurut Undang Undang Republik Indonesia No 27 tahun 2007 Bencana alam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana non-alam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa
gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.Bencana sosial
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Berdasarkan pada kelompok dan jenis bencana adalah sebagai berikut :

BencanaAlam 1. GempaBumidanTsunami
2. Letusan Gunung Api
3. AnginTopan
4. BanjirdanLongsor
5. Kekeringan
6. KebakaranHutan danLahan
BencanaNon-Alam 1. Wabah Penyakit
2. Mal-praktik Teknologi
3. Kelaparan
BencanaSosial 1. Kerusuhan Sosial
2. KonflikSosial

memungkinkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat rawan atau rentan
terhadap segala jenis bencana, kecuali bencana sosial. Fakta yang dihadapi oleh
Indonesia sampai sekarang ini yaitu hampir di setiap wilayah tidak ada yang tidak
pernah bebas dari peristiwa bencana, khususnya bencana alam.Oleh sebab itu
sebaiknya Pendidikan berkewajiban untuk memberikan pemahaman terhadap
masyarakat, khususnya warga sekolah.
Tanggap terhadap Bencana merupakan upaya membangun kesiapsiagaan sekolah
terhadap bencana dalam rangka menggugah kesadaran seluruh unsur-unsur dalam
bidang pendidikan baik individu maupun kolektif di sekolah dan lingkungan sekolah
baik itu sebelum, saat maupun setelah bencana terjadi. Tujuannya adalah :
1. Membangun budaya siaga dan budaya aman disekolah dengan mengembangkan
jejaring bersama para pemangku kepentingan di bidang penanganan bencana;
2. Meningkatkan kapasitas institusi sekolah dan individu dalam mewujudkan tempat
belajar yang lebih aman bagi siswa, guru, anggota komunitas sekolah serta
komunitas di sekeliling sekolah;
3. Menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan kebencanaan ke
masyarakat luas melalui jalur pendidikan sekolah.
a. Indikator Sekolah Tanggap Bencana .
33
Page

33
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indikator Sekolah Tanggap
Bencana adalah :

1. Indikator untuk Parameter Pengetahuan dan Keterampilan


1) Pengetahuan mengenai jenis bahaya, sumber bahaya, besaran bahaya
dan dampak bahaya serta tanda-tanda bahaya yang ada di lingkungan
sekolah
2) Akses bagi seluruh komponen sekolah untuk meningkatkan kapasitas
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kesiagaan (materi acuan,
ikut serta dalam pelatihan, musyawarah guru, pertemuan desa, jambore
siswa, dsb.).
3) Pengetahuan sejarah bencana yang pernah terjadi di lingkungan sekolah
atau daerahnya
4) Pengetahuan mengenai kerentanan dan kapasitas yang dimiliki di sekolah
dan lingkungan sekitarnya.
5) Pengetahuan upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko
bencana di sekolah.
6) Keterampilan seluruh komponen sekolah dalam menjalankan rencana
tanggap darurat
7) Adanya kegiatan simulasi regular.
8) Sosialisasi dan pelatihan kesiagaan kepada warga sekolah dan pemangku
kepentingan sekolah. Adanya kebijakan, kesepakatan, peraturan sekolah
yang mendukung upaya kesiagaan di sekolah

2. Indikator untuk Parameter Kebijakan


Adanya kebijakan, kesepakatan, peraturan sekolah yang mendukung upaya
kesiagaan di sekolah

3. Indikator untuk Parameter Rencana Tanggab Darurat


1) Adanya dokumen penilaian risiko bencana yang disusun bersama secara
partisipatif dengan warga sekolah dan pemangku kepentingan sekolah.
2) Adanya protokol komunikasi dan koordinasi
3) Adanya Prosedur Tetap Kesiagaan Sekolah yang disepakati dan
dilaksanakan oleh seluruh komponen sekolah
4) Kesepakatan dan ketersediaan lokasi evakuasi/shelter terdekat dengan
sekolah, disosialisasikan kepada seluruh komponen sekolah dan orang
tua siswa, masyarakat sekitar dan pemerintah daerah
5) Dokumen penting sekolah digandakan dan tersimpan baik, agar dapat
tetap ada, meskipun sekolah terkena bencana.
6) Catatan informasi penting yang mudah digunakan seluruh komponen
sekolah, seperti pertolongan darurat terdekat, puskesmas/rumah sakit
terdekat, dan aparat terkait.
7) Adanya peta evakuasi sekolah, dengan tanda dan rambu yang
terpasang, yang mudah dipahami oleh seluruh komponen sekolah
8) Akses terhadap informasi bahaya, baik dari tanda alam, informasi dari
lingkungan, dan dari pihak berwenang (pemerintah daerah dan BMG).

4. Indikator untuk Parameter Mobilisasi Sumberdaya


1) Adanya Satuan Tanggap bencana sekolah termasuk perwakilan peserta
didik.
2) Adanya perlengkapan dasar dan suplai kebutuhan dasar pasca bencana
yang dapat segera dipenuhi, dan diakses oleh komunitas sekolah, seperti
alat pertolongan pertama serta evakuasi, obat-obatan, terpal, tenda dan
sumber air bersih.
34

3) Pemantauan dan evaluasi partisipatif mengenai kesiagaan sekolah secara


Page

rutin (menguji atau melatih kesiagaan sekolah secara berkala).

34
4) Adanya kerjasama dengan pihak-pihak terkait penyelenggaraan
penanggulangan bencana baik setempat (desa/kelurahan dan kecamatan)
maupun dengan BPBD/Lembaga pemerintah yang bertanggung jawab
terhadap koordinasi dan penyelenggaraan penanggulangan bencana di
kota/kabupaten.

b. Langkah Penyelamatan jika Terjadi Bencana


1. Tindakan Penyelamatan
1). Penyelamatan saat terjadi gempa bumi
a) Bersikap tenang dan jangan panik agar dapat melakukan tindakan
penyelamatan diri dan keluarga dengan baik
b) Segera keluar rumah jika berada di dalam rumah. Carilah tempat
yang agak lapang agar tidak tertimpa pohon atau bangunan yang
mungkin runtuh.
c) Saat berada di dalam gedung bertingkat atau bangunan yang
tinggi, kemungkinan untuk keluar sangat sulit dan membutuhkan
waktu yang lama, tindakan yang harus diambil adalah berlindung di
bawah meja atau tempat yang dapat menahan diri dari reruntuhan
atau jatuhnya benda – benda.
d) Saat berada di jalan raya, kurangilah kecepatan kendaraan atau
berhentilah di pinggir jalan , namun usahakan tempat
pemberhentian jauh dari pohon, papan reklame, atau bangunan
yang ada di sekitar jalan.
e) Saat berada di pusat keramaian, hindarkan diri dari berdesak-
desakan untuk keluar pintu. Lebih baik cari tempat berlindung yang
aman dari reruntuhan atau jatuhnya benda – benda.

2). Cara menghadapi Tsunami


a) Apabila terjadi gempa, kemudian air laut surut secara tiba - tiba,
segeralah lari menjauh dari pantai dan cari tempat yang lebih tinggi
karena kemungkinkan tsunami akan terjadi
b) Jika gempa terjadi pada malam hari dengan kekuatan yang besar dan
kemungkinan aliran listrik dan saluran telekomunikasi akan terputus.
Jika hal itu terjadi dalam keadaan darurat segeralah mencari
bangunan bertingkat dan naik keatas
c) Pemerintah memasang alat pemantau dini tsunami di pantai. Jika
terjadi gempa dan disertai dengan tsunami, atat itu akan
membunyikan suara sirine. Saat terdengar suara sirine segeralah
menjauh dari pantai dn mencari tempat yang tinggi

3) Saat terjadi banjir


a) Saat banjir dudah memasuki rumah, lebih baik mengungsi ke
tempat yang lebih aman.
b) Perhatikan kebersihan tempat, makanan, dan minuman. Saat
terjadi banjir mudah sekali kuman penyakit tersebar dan
berjangkit.
c) Waspada terhadap lingkungan sekitar agar terhindar dari hal – hal
yang tidak diinginkan. Misal tersengat listrik.

4) Penanggulangan Akibat Kebakaran Hutan


a) Usahakan tidak terlalu banyak keluar rumah untuk menghindari
asap
b) Jika keluar rumah, gunakanlah masker untuk mengurangi pengaruh
buruk asap terhadap pernapasan kita
35
Page

2. Evakuasi Korban

35
Bencana alam terjadi secara tiba – tiba terkadang menimbulkan korban luka
– luka maupun meninggal dunia.Korban yang mengalami luka – luka harus
segera dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan
kesehatan.Bagi korban yang selamat dievakuasi ke tempat yang aman,
sedangkan korban yang meninggal dunia, dievakuasi, dan dimakamkan.
Evakuasi dilakukan oleh masyarakat sekitar yang tidak terkena bencana,
sukarelawan, tim SAR atau dari TNI

3. Pemberian Bantuan yang dibutuhkan


Korban bencana sangat membutuhkan bantuan. Bantuan yang sangat
dibutuhkan, antara lain berupa makanan, minuman, pakaian, selimut, tenda-
tenda, atau alat – alat sekolah. Bantuan tersebut bisa berasal dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat sekitar, masyarakat yang
berasala dari daerah lain, lembaga swadaya masyarakat, lembaga sosial atau
dari negara lain. Bantuan dapat berupa barang – barang maupun bantuan
kejiwaan atau mental untuk dapat menghadapi bencana tersebut dengan
sabar dan tegar agar dapat kembali menata hidupnya. Bantuan tersebut
dapat dilakukan melalui beberapa cara, misalnya
1) Secara langsung diberikan kepada korban
2) Melalui lembaga social
3) Melalui lembaga – lembaga lain yang membuka posko bantuan, misal
stasiun televise.

4. Pemberian Bantuan Pemulihan Kondisi Pascabencana


Bencana alam membuat kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat menjadi
kacau. Apalagi jika rumah penduduk maupun bangunan - bangunan lainnya
mengalami kerusakan yang cukup parah, pasar, kantor, atau sekolah -
sekolah yang mengalami kerusakan dapat menganggu aktivitas ekonomi dan
kegiatan belajar - mengajar. Agar kondisi kembali pulih, pemerintah dan
masyarakat bersama -sama berusaha untuk memberi bantuan yang
diperlukan untuk pemulihan tersebut.

D. SEKOLAH AMAN DARI BULLYING

1. Pengantar

Anak merupakan penerus cita-cita perjuangan dan harapan bangsa yang memiliki
potensi besar dalam menjaga kelangsungan, eksistensi dan kelestarian suatu
bangsa dan negara.Untuk itu pemerintah, masyarakat dan orang tua perlu
dilindungi dan dijaga dari Anak dari segala macam ancaman yang dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.Salah satu ancaman yang cukup
signifikan dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak adalah
Bullying.

2. Saat Para Siswa Memasuki Usia Remaja

Menurut Imam Musbikin dalam bukunya Mengatasi Kenakalan Siswa Remaja,


Zanafa Publising, Pekanbaru Riau, 2013 : 2 mengatakan bahwa Secara keseluruhan
Siswa, terutama mereka yang sudah duduk di SLTP hingga SLTA, pada hakekatnya
mereka adalah siswa-siswa yang tengah berada pada usia remaja atau usia
perubahan. Karena itu istilah “ Adolesest “ diartikan dengan “ Remaja dalam
pengertian yang luas meliputi semua perubahan”. Remaja merupakan masa
36

peralihan antara masa anak dan masa dewasa yakni antara 12 sampai 22 tahun.
Page

36
Lebih lanjut Imam Musbikin ( 2013 : 3 ) mengatakan bahwa Remaja adalah
masyarakat yang akan datang. Dapat diperkirakan bahwa gambaran kaum remaja
sekarang adalah pencerminan masyarakat yang akan datang, baik buruknya, bentuk
dan susunan masyarakat, bangunan moral dan intelektual, dalam penghayatan
terhadap agama, kesadaran kebangsaan dan derajat kemajuan prilaku dan
kepribadian antara sesama masyarakat yang akan datang tergantung kepada
remaja sekarang.

Masa remaja merupakan salah satu tahap yang pasti akan dialami oleh setiap
manusia. Pada masa inilah anak remaja akan mencari jati dirinya, kalau kita tidak
mengarahkannya maka dia akan terjerumus kepada perbuatan yang negatif salah
satunya adalah perbuatan bullying.
Perbuatan Bullying perlu dicegah dan diberantas di lingkungan masyarakat maupun
di lingkungan Sekolah, tentunya dengan mencari akar permalahannya.

3. Definisi Bullying

Pengertian Bullying menurut theasianparent dalam sebuat Artikel mengatakan


bahwa Bullying adalah tindakan mengintimidasi dan memaksa seorang individu atau
kelompok yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu di luar kehendak mereka,
dengan maksud untuk membahayakan fisik, mental atau emosional.

4. Tindakan Bullying

Tindakan bullying yang sering terjadi di lingkungan sekolah diantaranya :


a. Menyebut nama dengan nama panggilan lain
b. Meledek
c. Mengejek
d. Mengolok – olok
e. Memalak
f. Menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu perbuatan yang tidak seronoh
g. Penyerangan secara fisik ( Memukul, menendang dan meludahi)
Bullying yang terjadi dilingkungan sekolah disebabkan anak kurang mendapatkan
perhatian dari pendidik (guru) disekolah dan orang tua dirumah, sehingga anak yang
kurang mendapatkan perhatian itu mencari cara untuk mendapatkan perhatian
dengan cara mengganggu teman yang lainnya karena berbagai alasan, mencari
perhatian dari teman sebaya dan orang tuanya, atau juga karena merasa penting
untuk memegang kendali di kelasnya atau disekolahnya. Banyak juga bullying di
sekolah dipacu karena meniru tindakan orang dewasa dan tayangan dari program
televisi yang tidak sepantasnya dilihat oleh anak-anak seusianya.

5. Akibat Bullying

1. Anak yang terkena tindakan bullying memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


a. Rasa Takut
b. Rendah Diri
c. Trauma
d. Gelisah
e. Tidak bergairah untuk belajar
f. Tidak mau sekolah / Sering membuat alasan untuk bolos sekolah
g. Prustasi / putus asa cara terus menerus
h. Kesulitan tidur
i. Kesulitan belajar / kesulitan menaruh perhatian
Anak yang terkena tindakan bullying / Korban tidak akan mengeluh karena takut
37

menerima reaksi dari si pengganggu atau orang yang membullying, disinilah peran
Page

pendidik dan orang tua perlu memperhatikan tingkah laku anaknya.

37
2. Anak yang melakukan bullying memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Kejam
b. Jahat.
c. Cepat dewasa karena tindakannya
d. Negatif dalam berpikir dan bertindak
e. Sebagai cara mencari teman di sekolah.
f. Melakukan Teror
g. Melakukan Intimidasi

Anak yang melakukan tindakan bullying juga tidak akan mengeluh telah berbuat
salah kepada orang lain, disinilah peran pendidik dan orang tua perlu
memperhatikan tingkah laku anak yang melakukan tindakan bullying kepada
orang lain.

6. Melindungi anak dari perbuatan bullying


Menurut Theasianparent dalam sebuat Artikel mengatakan bahwa melindungi
anak dari perbuatan bullying adalah sebagai berikut :
1. Mencari bantuan sekolah
Dengan meningkatnya jumlah kekerasan di sekolah baru-baru ini, sangatlah
penting bagi kita untuk menanggapi kekhawatiran anak dengan serius.
Selidikilah apakah bullying yang diterima masih dalam batas wajar, atau
Anda harus membahasnya dengan guru.
2. Bicara pada pelaku bullying
Di balik tindakan berani mereka, para penindas pada dasarnya
pengecut. Mereka bertindak jahat dan menjatuhkan orang lain untuk
menutupi ketidak-amanan mereka sendiri dan kurangnya rasa percaya diri.
Bullying mudah dijinakkan ketika kekuasaan dan kontrol diambil.
3. Berdayakan anak Anda
Berdiskusi dengan anak Anda untuk mengatasi bullying yang tidak terlalu
parah.Misalnya, abaikan ejekan atau gangguan non fisik. Contoh lainnya
adalah bersahabat dengan semua orang lain sehingga ketika si penindas
mulai beraksi, anak Anda memiliki teman - teman yang membantu atau
membelanya.
4. Bicara tentang pengalaman Anda sendiri
Ceritakan pengalaman Anda sendiri di sekolah kepada anak. Ini akan
membantu anak tahu bahwa dia tidak sendirian dalam situasi seperti itu.
5. Bentuk persahabatan di luar sekolah.
Upayakan anak-anak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti kursus,
kegiatan keagamaan, pramuka, dan lainnya di mana mereka bisa
menciptakan kelompok sosial lain dan belajar keterampilan baru. Ini akan
membiasakan anak untuk bersosialisasi dan lebih dapat menghadapi situasi
yang tidak menyenangkan. Artikel terkait : Jangan Eksploitasi Bakat Anak
6. Terus memberi perhatian dan memantau keadaan anak Anda dan si
penindas.

Jika keadaan tidak membaik, hubungi pihak berwenang yang relevan dan
dapatkan penyelesaian terhadap masalahnya.
Untuk melindungi anak dari perbuatan bullying di lingkungan sekolah perlu
adanya optimalisasi peran guru Bimbingan Konseling dan koordinasi antara guru
mata pelajaran, wali kelas dan semua warga sekolah.
38
Page

38
E. SEKOLAH AMAN DARI TINDAK KRIMINAL

1. Pengertian

Secara umum kriminal dapat diartikan sebagai tingkah laku yang melanggar
hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya.
Secara yuridis formal kriminal adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan
dengan moral kemanusiaan (immoral), merugikan masyarakat, sifatnya assosiatif
dan melanggar hokum system undang-undang pidana.

2. Penyebab Tindak Kriminal


a. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan institusi sosial sesorang yang pertama dan utama, dalam
pehamanan terhadap norma-norma kehidupan. Keutuhan keluarga dan kualitas
kehidupan kelurga akan mempengaruhi terhadap sikap dan perilaku anggota
keluarganya, terutama kepada anak-anak.

Sebagaimana kita ketahui bahwa kenakalan merupakan pengimpangan yang


bersifat social, dan pelanggaran terhadap nilai-nilai moral, nilai-nilai social,
nilai-nilai luhur agama, serta norma-norma hokum yang hidup dan tumbuh di
dalamnya, baik hukum tertuis maupun tidak tertulis.

Adapun sebab-sebab terjadinya tindakan criminal/kenakalan remaja di rumah


antara lain : ( Imam Musbikin dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Remaja,
2013;21)
1. Keluarga Tidak Utuh
Perceraian dalam keluarga dapat membawa dampak negatif terhadap
anak, dimana anak kurang mendapatkan kasih sayang secara lengkap
dari ibu atau dari bapaknya.

2. Keluarga Sibuk ( kurangnya perhatian orang tua pada anaknya)


Di dalam rumah tangga kadang terjadi apa yang dimaksud dengan
dengan tidak adanya perimbangan serta perhatian maksudnya adalah
perimbangan orang tua dengan tugas-tugasnya harus menyeluruh. Kalau
perhatian orang tua terhadap tugas-tugasnya sebagai pendidik dan
sekaligus ayah/ibu bagi anak tidak seimbang berarti kebutuhan anak
tidak dapat terpenuhi yang menyebabkan anak tersebut bisa menempuh
jalan yang tidak ada kontrolnya dari orang tua.

3. Kurang teladan dari orang tua


Keteladanan dari kedua orang tua sangat diperlukan oleh anaknya baik
dalam bentuk tingkah laku seorang ayah/ibu terhadap anggota
keluarganya.
Banyak anak yang merosot moralnya karena sikap ayah/ibunya kurang
baik. Bila orang tua tidak memberi teladan yang baik, akan berpengaruh
terhadap perkembangan moral anak tidak langsung yaitu melalui proses
peniruan sebab orang tua adalah orang yang paling dekat dengan dirinya
dan ditemuinya setiap hari.
4. Kurangnya pendidikan agama dalam keluarga
Bila keluarga beranggapan bahwa pendidikan itu cukup hanya diberikan
di sekolah sedangkan di rumah tidak perlu lagi.Lebih fatal lagi bila bila
orang tua beranggapan maslah pendidikan agama tidaklah penting yang
lebih penting adalah pendidikan umum’
39

Hal ini akan berpengaruh cara orang tuamengasuh, memelihara,


Page

mengajar dan mendidik anaknya. Anak yang dibekali dengan ajaran

39
agama, semua itu dapat menjadi dasar yang kuat untuk perkembangan
moral anak serta keseluruhan kehidupan di kemudian harinya.
Sebaliknya anak yang tidak mendapat ajaran agama dari keluarga maka
anak akan menjadi goyah dan tidak ada control lagi bagi dirinya, halal
dan haram yang akan mereka kerjakan.

b. Faktor Sekolah
1. Kuantitias dan Kualitas Guru/pegawai
Keadaan pegawai ( Pendidik dan Tenaga Kependidikan ) di sekolah akan
berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan pembelajaran di sekolah,
baik ditinjau dari rasio jumlah pegawai dengan jumlah rombongan belajar
maupun kompetensi yang dimilikinya.
Apabila jumlah guru/pegawai tidak sesuai dengan kebutuhan (standar
yang ditetapkan), cenderung hanya melaksanakan tugas pokoknya
saja.Sehingga pengawasan terhadap kegiatan dan perilaku anak didik
terabaikan.Sementara guru hanya bertindak sebagai pentransfer
pengetahuan tanpa diiringi dengan tugas sebagai pendidik, pembimbing
dan pelatih.

2. KBM yang tidak effektip


Salah satu keberhasilan proses pembelajaran adalah tepatnya waktu
pembelajaran, yaitu waktu masuk dan waktu keluar termasuk pergantian
waktu mengajar antar guru. Terjadinya pelanggaran oleh peserta didik
biasanya terjadi manakala adanya jam kosong yang tidak terisi oleh
kegiatan pembelajaran..

c. Faktor Lingkungan Masyarakat Sekolah


1. Kerawanan Masyarakat
a) Berada di sekitar tempat hiburan
b) lingkungan peredaran narkoba
c) Anak putus sekolah/anak jalanan
d) Perumahan kumuh

2. Daerah Rawan
a) Kebut-kebutan
b) Perkelahian/tawuran
c) Perampasan/pemalakan

d. Tindakan Kriminal di Sekolah

Menurut Dr.Zakiah Darajat dalam bukunya Membina Nilai-Nilai Moral merinci jenis
kenakalan remaja itu menjadi tiga bagian yaitu:

Pertama :
1.Kenakalan Ringan ( Kenakalan yang tidak sampai melanggar Hukum ) Tidak
mau patuh kepada orang tua dan guru
1. Lari atau bolos dari sekolah
2. Sering berkelahi
3. Cara berpakaian
Kedua : Kenakalan yang mengganggu ketentraman dan keamanan orang lain.
Kenakalan ini adalah kenakalan yang dapat digolongkan pada pelanggaran hokum
sebab kenakalan ini mengganggu ketentraman dan keamanan masyarakat
diantaranya adalah :
40

1. Mencuri
Page

2. Menodong

40
3. Kebut-kebutan,
4. Minum-minuman keras
5. Penyelahgunaan narkotika.
Ketiga : Kenakalan seksual.
Pengertian seksual tidak terbatas pada masalah fisik saja, melainkan juga secara
psikis dimana perasaan ingin tahu anak-anak terhadap masalah seksual

Sedangkan Ny.Y.Singgih D.Gunarsa dan Singgih Gunarsa mengelompokkan


kenakalan remaja dalam dua kelompok besar yaitu :
1. Kenakalan yang bersifat a-moral dan a-sosial dan tidak diatur dalam undang-
undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan pelanggaran hokum
2. Kenakalan remaja yang bersifat melanggar hokum dengan penyelesaian sesuai
dengan undang-undang dan hokum yang berlaku sama dengan perbuatan
melanggar hokum bilamana dilakukan oleh orang dewasa.

e. Upaya Penanggulangan

1. Optimalisasi peranan guru


a. Guru sebagai Pendidik
b. Guru sebagai Pembimbing
c. Guru sebagai Penasehat
d. Guru sebagai Model atau Teladan
2. Optimalisasi Pelaksanaan Bimbingan Konseling
a. Tindakan Preventif (tindakan yang berfungsi mencegah timbulnya kenakalan
)
1) Pemberian Informasi ; ditinjau dari layanan bertujuan untuk
membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman
tentang berbagai hal yang berguna bagi dirinya. Sedangkan fungsinya
berguna untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman pada
siswa tentang dirinya, lingkungan sekitar dan lainnya oleh pihak-pihak
tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik itu
sendiri
2) Bimbingan kelompok dan individu.
Berfungsi mencegah peserta didik dari berbagai permasalahan yang
mungkin timbul dan akan dapat mengganggu, menghambat ataupun
menimbulkan kesulitan, kerugian tertentu dlam proses perkembangan
peserta didik.

3) Layanan Mediasi
Mediasi ini dimaknai suatu kegiatan yang menghubungkanantara dua
kondisi yang berbeda, dalam hal ini berarti memebrikan bantuan pada
siswa yang memilki masalah dengan pihak lain. Sedangkan fungsinya
masuk pada fungsi pencegahan terhadap berbagai permasalahan yang
mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun
menimbulkan kesulitan, kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya.

b. Tindakan Represif
Merupakan usaha untuk menindak pelanggaran norma-norma social dan
moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap
perbuatan pelanggaran :
1) Kunjungan rumah (Home Visit)
2) Konseling individu dan kelompok
41

c. Tindakan kuratif
Page

1). Konfrensi kasus,

41
Tujuannya untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari
pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka
pengentasan permasalahan klien.
2) Alih tangan kasus
Alih tangan kasus ini dilakukan jika bimbingan dan konseling tidak lagi
mampu mengatasi masalah yang ada karena berbagai keterbatasan yang
dimilikinya.

3. Optimalisasi Pendidikan Agama


a. Pembiasaan praktek shalat berjamaah
b. Peringatan Hari Besar Keagamaan
c. Praktek pembiasaan ahlakul karimah seperti mengucapkan salam, bersalaman,
menengok teman yang sakit.

4. Kualitas hubungan orang tua dengan anak


Kualitas tinggi hubungan dapat dilihat dari kehangatan penerimaan, dan
perlindungan.Kualitas hubungan tidak hanya menghambat perilaku bermasalah,
tetapi juga mengurangi timbulnya kecemasan, depresi dan stress psikologis.

AMAN DARI ASAP ROKOK

A. PENGANTAR

Mengatasi masalah merokok di dalam masyarakat ternyata lebih sulit dari yang
dibayangkan.. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setiap tahun mengadakan
kampanye hari tanpa tembakau atau No Tobacco Day pada setiap tanggal 31 Mei
dengan mengharapkan agar penduduk diseluruh dunia yang terbiasa merokok
bersedia tidak merokok selama 24 jam.

Menurut Dr. Ronald Hutapea SKM Ph.D dalam buku yang berjudul “ Why Rokok ?, “
Bee Media Indonesia, Jakarta, 2013 : 370 mengatakan Bahwa : Tak dapat disangkal
salah satu efek modernisasi yang cukup menyakitkan mata dan perasaan kita selaku
orang tua adalah menyaksikan bagaimana remaja kita dewasa ini semakin terjerat
dalam kebiasaan – kebiasaan yang tak sehat seperti merokok. Bahkan sering kita
lihat bahwa anak-anak dibawah umur 9 tahun pun tanpa segan - segan berani “
ngepul ” dengan seenaknya dihadapan kita seolah-olah pertanda meningkatnya
kedewasaan yang patut dia perlihatkan dan banggakan.
Pemandangan semacam ini sering terlihat siswa SMK/SMA/SMK yang mau berangkat
ke sekolah, di waktu jam istirahat dan ketika pulang sekolah siswa merokok.
B. Bahaya Merokok

Bahaya merokok bagi kesehatan menurut Dr. Yudanarso, yang ditulis oleh Dr. Ronald
Hutapea SKM Ph.D dalam bukunya yang berjudul “ Why Rokok ?, “ Bee Media
Indonesia, Jakarta, 2013 : 55dikelompokan menjadi 2 bahaya rokok yaitu :
1. Nikotin
Bahan ini mudah diserap disaluran pernapasan bagian bawah dan paru, sehingga
pengisap asap rokok akan mudah mengalami keracunan. Kadsar zat ini akan
menumpuk diparu-paru, otak, limpa, hati dan darah. Bagi wanita yang sedang
hamil dapat berkumpul di placenta dan pada air susu ibu. Sedangkan asap arus
samping yang terhirup oleh orang yang bukan perokok-lazim disebut perokok
pasif-mengandung konsesntrasi 2-3 kali lipat ketimbang yang mengisap secara
langsung.
42

2. Tar, CO, dan beberapa komponen kimia lainnya mempunyai efek biologik yang
Page

dapat menimbulkan kanker ( Kalsinogenik).

42
Selanjutnya menurut Dr. Jan Takasihaeng, yang ditulis oleh Dr. Ronald Hutapea
SKM Ph.D dalam bukunya yang berjudul “ Why Rokok ?, “ Bee Media Indonesia,
Jakarta, 2013 : 55, menyimpulkan bahaya merokok yang utama adalah Penyakit
Jantung Koroner. Sedangkan untuk paru-paru selain kesulitan bernapas juga bisa
menyebabkan penyakit kanker paru-paru.Disamping itu bahaya lainnya adalah
penyakit darah tinggi.Orang merokok diatas 20 batang sehari lebih banyak
kemungkinannya mendapat kelainan pada lensa mata atau katarak.Pengaruh
rokok juga tampak pada saluran pencernaan.

C. Upaya Untuk Mengurangi Dampak Rokok


Sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak rokok terhadap gangguan
kesehatan termasuk para pelajar, Sekolah diharapkan dapat menjadi pencegah
kebiasaan merokok di usia remaja menurut Dr. Ronald Hutapea SKM Ph.D dalam
bukunya yang berjudul “ Why Rokok ?,“ Bee Media Indonesia, Jakarta, 2013 : 384,
adalah sebagai berikut :
1. Memberlakukan dan menegakkan sangsi atas pelanggaran larangan merokok
ditempat-tempat umum
2. Mulai melakukan phasing-out dari semua promosi rokok dan tembakau, termasuk
iklan rokok, sponsor peristiwa olah raga dan seni baik secara langsung maupun
pada media-media cetak dan elektronika.
3. Menaikan cukai rokok

D. Selamatkan anak-anak dari Merokok atau Asap Rokok


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran
Nomor : 0256/MPK.C/ MK/2014 tanggal 7 Januari 2014, tentang Larangan Merokok
di Sekolah. Sehubungan dengan hal tersebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia memohon agar Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota diseluruh Indonesia melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Membuat aturan larangan merokok di lingkungan sekolah (Zero Smoke
Enfironment), karena asap rokok dapat merusak kesehatan lingkungan. Dengan
alasan asap rokok yang menempel di baju, sofa, karpet, ataupun benda-benda
lain yang ada di lingkungan sekitar akan meninggalkan residu racun yang tidak
baik apabila dihirup.
2. Melakukan penolakan terhadap iklan, promosi dan kerjasama yang dilakukan oleh
perusahaan rokok dalam bentuk apapun, untuk keperluan penyelenggaraan
pendidikan. Dengan demikian, rokok menjadi tidak lazim lagi berada di
lingkungan sekolah (Denormalisasi Rokok). Kegiatan CSR dari perusahaan rokok
sesungguhnya merupakan bentuk strategi untuk memperluas jaringan bisnis
perusahaan rokok tersebut.
3. Memberlakukan larangan adanya billboard, reklame, pamphlet dan bentuk-bentuk
iklan lainnya dari perusahaan rokok beredar atau dipasang di lingkungan sekolah;
4. Membuat larangan menjual rokok di kantin, toko, koperasi atau bentuk penjualan
lain di lingkungan sekolah;
5. Memasang tanda Bebas Asak Rokok / daerah Bebas Asap Rokok di lingkungan
sekolah;

Perlu diketahui bahwa Negara Indonesia termasuk salah satu Negara yang dianggap
masih sangat toleran dengan industry rokok di lingkungan pendidikan, hal ini
merupakan salah satu kesimpulan yang diperoleh dalam Regional Workshop on
Denormalization of Tobacco Industry by Banning its Corporate Social Responsibility
(CSR), yang diselenggarakan oleh Southeast Asia Tobacco Control Alliance ( SEATCA
) pada tanggal 16 s/d 17 Oktober 2013 di Kota Phnom Penh, Kamboja.
43
Page

43
SEKOLAH BEBAS DARI PORNOGRAFI

i. PENGANTAR

Pada era kehidupan modern di tengah globalisasi informasi seperti sekarang ini
ancaman terhadap kelestarian tatanan masyarakat Indonesia menjadi semakin
serius.Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempermudah
pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi.Demikian juga, kehidupan
modern telah menyebabkan pergeseran nilai-nilai yang dilakukan dengan meningkatnya
sikap permisif masyarakat terhadap perbuatan-perbuatan pornoaksi. Kecenderungan ini
telah menimbulkan keresahan dan kekuatiran masyarakat beragama akan hancurnya
sendi-sendi moral dan etika yang sangat diperlukan dalam pemeliharaan dan
pelestarian tatanan kehidupan masyarakat.Keresahan dan kekuatiran masyarakat
terhadap kecenderungan peningkatan pornografi dan pornoaksi serta upaya mengatasi
masalah itu tercermin dan secara formal dinyatakan dalam Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor VI/MPR/2001 tentang etika
Kehidupan Bangsa.

Sebagai penganut keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat Indonesia
yang mayoritas beragama memiliki hak untuk melindungi diri dan sekaligus memiliki
kewajiban berperan serta dalam mencegah dan menanggulangi masalah yang
disebabkan oleh sikap dan tindakan-tindakan a-sosial, a-susila, dan a-moral seseorang
atau sekelompok orang yang Iebih mengutamakan kepentingan pribadi dibanding
kepentingan umum. Dalam hal ini penyelenggara negara memiliki hak dan sekaligus
kewajiban untuk melarang pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi
serta perbuatan pornoaksi untuk memenuhi hak seseorang atau sekelompok orang
yang dilakukan dengan tidak menghormati hak masyarakat umum yang Iebih luas.Oleh
karenanya agar pemenuhan hak seseorang dan sekelompok orang itu tidak melanggar
pemenuhan hak masyarakat umum untuk memiliki kehidupan yang tertib, aman, dan
tenteram maka hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan, penyebarluasan, dan
penggunaan pornografi serta perbuatan pornoaksi harus diatur dengan Undang-
Undang.

ii. Dasar Hukum


Undang-Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi pada BAB I
Ketentuan Umum Pasal 1 menyebutkan bahwa :
(1). Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar
bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya
melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/ataupertunjukan di muka umum,
yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan
dalam masyarakat.
(2). Jasa pornografi adalah segala jenis layanan pornografi yang disediakan oleh
orang perseorangan atau korporasi melalui pertunjukan langsung, televisi kabel,
televisi teresterial, radio, telepon, internet, dan komunikasi elektronik lainnya serta
surat kabar, majalah, dan barang cetakan lainnya.
(3) Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
(4) Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun.

Pengaturan pornografi dan pornoaksi dalam Undang-Undang tersebut diatas pada


dasarnya melarang, semua bentuk aktivitas pembuatan, penyebarluasan, dan
penggunaan pornografi serta perbuatan pornoaksi sebagaimana diajarkan dalam faham
Ketuhanan Yang Maha Esa. Meskipun demikian, pengaturan tersebut disesuaikan
44

dengan norma dan nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Selain dapat memperjelas
Page

definisi hukum mengenai pornografi dan pornoaksi, pengaturan di dalam Undang-

44
Undang ini paling tidak juga diharapkan dapat meningkatkan kepastian hukum,
membuat jera para pelaku tindak pelanggaran, mengantisipasi dampak negatif
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dan membantu upaya
mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai Iuhur budaya bangsa. Secara khusus,
pengaturan dalam Undang-Undang ini juga diharapkan dapat mencegah peningkatan
tindak kekerasan dalam bentuk pornografi dan pornoaksi, yang seringkali menjadikan
perempuan dan anak-anak sebagai korban dimana peraturan perundang-undangan
yang ada saat ini belum mampu secara maksimal menjerat para pelakunya.

Undang-Undang ini mengakui dan menghargai peran penting karya-karya seni dan para
Seniman pembuatnya dalam perkembangan dan kemajuan masyarakat ke arah yang
Iebih baik.Oleh karenanya, Undang-Undang ini melarang semua bentuk pornografi dan
pornoaksi yang diatas-namakan sebagai karya seni karena dilandasi keyakinan bahwa,
baik dari bentuk, isi, maupun maknanya bagi kehidupan masyarakat, pornografi dan
pornoaksi sangat berbeda dari karya-karya seni. Dari bentuknya, karya seni tidak sama
dengan karya-karya yang termasuk pornografi dan pornoaksi karena memiliki keunikan,
yang tidak mungkin diproduksi dan direproduksi dengan kualitas yang sama atau paling
tidak hampir sama. Dari isinya, karya seni lebih banyak mengandung nilai-nilai
pendidikan yang mengandung makna yang sangat mendalam pada dirinya sendiri
(bersifat intrinsik), yakni yang secara langsung atau tidak langsung dapat memuliakan
kehidupan manusia, baik yang menikmati maupun yang menciptakan karya seni itu
sendiri. Sebaliknya, karya-karya pornografi dan pornoaksi dilihat dan bentuknya tidak
memiliki keunikan, karena dapat diproduksi dan direproduksi berulang kali, sebanyak
mungkin atau bahkan secara massal.Selain itu, dari isi dan maknanya, nilai-nilai yang
terkandung dalam karya-karya pornografi dan pornoaksi hanya berfungsi sebagai alat
atau sarana untuk mencapai sesuatu yang lain di Iuar penciptanya (bersifat ekstrinsik),
tidak mengandung unsur pendidikan yang bertujuan memuliakan kehidupan manusia
yang menikmatinya maupun yang menciptakannya.
Demikian juga, Undang-Undang ini mengakui dan menghargai olah raga dan
manfaatnya bagi kesehatan dan tujuan-tujuan lain yang mengarah pada kehidupan
masyarakat yang baik.Meskipun demikian, Undang-Undang ini melarang kegiatan
olahraga yang dilaksanakan di tempat-tempat umum dengan mengenakan pakaian atau
kostum olahraga yang minim yang memperlihatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang
sensual karena hal itu merupakan suatu pelanggaran terhadap norma-norma
kesopanan dan kesusilaan masyarakat. Namun, sikap ini tidak dikenakan terhadap cara
berpakaian menurut adat-istiadat dan budaya masyarakat lokal maupun nasional,
karena Undang-Undang ini menganggap bahwa hal itu merupakan bagian dari identitas
budaya lokal dan nasional yang harus tetap dihormati dan dilestarikan.

iii. Upaya pencegahan dan penanggulangan masalah pornografi dan pornoaksi


di sekolah :
1. Mengadakan Razia Tas peserta didik, HP dan buku/majalah Baik secara rutin
maupun incidental.
2. Menyeleksi buku-buku pelajaran dan buku referensi lainnya
3. Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan seperti Ceramah keagamaan.
4. Mengadakan sosialisasi tentang Undang-undang pornografi

iv. Selamatkan anak-anak dari Pornograpi dan Pornoaksi


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempermudah pembuatan,
penyebarluasan, dan penggunaan pornografi, Hal ini telah menimbulkan keresahan dan
kekuatiran masyarakat beragama akan hancurnya sendi-sendi moral dan etika yang
sangat diperlukan dalam pemeliharaan dan pelestarian tatanan kehidupan masyarakat.
Untuk itu perlu adanya pencegahan dengan cara memblokir situs - situs pornografi oleh
45

pemerintah.
Page

45
BAB IV
PROGRAM SEKOLAH MENYENANGKAN
A. Pengertian

Senang berarti perasaan puas, lega, tidak kecewa ataupun susah. Dengan demikian,
sekolah menyenangkan dapat diartikan sebagai sekolah yang mampu membuat semua
warga sekolah senang, puas, lega akan situasi sekolah. Sekolah menyenangkan tidak
hanya tertuju pada upaya bagaimana membuat peserta didik betah ke sekolah, namun
juga menyenangkan bagi guru, tenaga kependidikan, bahkan orang tua peserta didik.
Pada prinsipnya konsep sekolah menyenangkan merupakan perpaduan dari konsep
sekolah sehat, amat, dan ramah anak. Mengapa demikian? Karena ketika prinsip-prinsip
sekolah sehat, aman, dan ramah anak sudah terpenuhi, maka secara otomatis sekolah
tersebut menjadi menyenangkan bagi peserta didik, guru, tenaga kependidikan, orang
tua, dan warga sekitar sekolah.
Dengan begitu, sekolah menyenangkan menjadi tempat terbaik bagi setiap warga
sekolah untuk mengekspresikan bakat, minat, dan prestasi yang dimilikinya, bukan
menjadi tempat yang mengasingkan. Mereka pun menjadi bagian dari sekolah itu
karena sekolah memberi ruang bagi perkembangan warga sekolah, terutama peserta
didik. sehingga mereka tidak terasing dari sekolah tersebut.

B. Standar Sekolah Menyenangkan


a. Siswa menikmati belajar di sekolah
b. Guru menikmati mendidik di sekolah
c. Siswa tertantang dengan kegiatan kegiatan di sekolah
d. Siswa mengembangkan kompetensi, tidak hanya mendapat nilai tinggi semata
e. Siswa mempelajari ketrampilan dan tidak hanya fakta-fakta ketrampilan
f. Nilai-nilai moral menjadi fokus dan diteladankan oleh setiap anggota komunitas
sekolah
g. Cukup atmosfer inklusif dimana semua siswa dihargai berdasar jati diri mereka dan
apa yang mereka bisa
h. Isu-isu penting bullying dan sebagai aspek sosial dan emosional lain dalam
kehidupan sekolah di diskusikan secara terbuka dan positif
i. Kemampuan untuk berfikir sendiri didorong dan dikembangkan bagi seluruh siswa
j. Sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan
k. Aspek-aspek seperti ingin tahu, kekaguman, keberanian, kegigihan dan ketahanan
didorong dan disambut secara aktif
l. Guru terbuka terhadap ide-ide baru dan tertarik melakukan berbagai kegiatan
bersama
m. Sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran
n. Sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia tehnologi pendidikan
o. Harapan yang tinggi juga di sematkan kepada para guru dan pengelola sekolah,
seperti juga disematkan kepada para siswa.
p. Kepala Sekolah “terlihat” dan mudah diajak berinteraksi.
q. Siswa disadarkan bahwa mengeluarkan yang terbaik dari diri sendiri tidak harus
berarti menjadi lebih baik dari orang lain.
r. Sekolah terbuka hal-hal diluar dugaan (yang positif).
s. Siswa diajak berfikir tentang, berinteraksi dengan, dan berusaha berkontribusi pada
kehidupan di luar dinding sekolah.
t. Sekolah sadar bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang bisa dilakukan siswa
46

kapanpun, dimanapun dan hanya sebagian yang perlu dilakukan di dinding sekolah.
Page

46
u. Komunitas sekolah terbentang sampai keluar dinding sekolah (melibatkan
masyarakat).
v. Proses belajar mengajar di dalam sekolah memasukkan berbagai fariasi
kemungkinan dan kesempatan pembelajaran.
w. Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab terhadab sesuatu dan untuk
mengambil keputusan yang berdampak penting.
x. Hasil pembelajaran yang didapatkan cukup sebagai bekal siswa untuk melangkah
kefase hidup berikutnya.
y. Resepsionis, Guru, Petugas Kebersihan dan seluruh staf sekolah tersenyum terhadap
orang tua dan pengunjung sekolah.

C. Kegiatan untuk Mencapai Sekolah Menyenangkan

Prinsip sekolah menyenangkan adalah rasa betah di sekolah. Rasa betah ini tidak hanya
dialami oleh siswa tetapi juga seluruh warga sekolah. Mengapa demikian? Karena
antara sesama warga sekolah telah terjalin ikatan emosional yang saling membutuhkan
satu sama lainnya.
Sekolah menyenangkan juga merupakan klimaks dari perpaduan sekolah sehat, aman,
dan ramah anak. Artinya, ketika kegiatan-kegiatan sekolah sehat, aman, dan ramah
anak telah terlaksana dengan baik, maka secara otomatis sekolah menjadi
menyenangkan. Untuk membuat sekolah tetap menyenangkan, beberapa kegiatan yang
didapat dilakukan, seperti:
1. Memetakkan kebutuhan siswa dan warga sekolah lainnya;
2. Memetakkan jenis kecerdasan siswa, sehingga mempermudah guru dalam
memahami perkembangan siswa;
3. Merancang lingkungan sekolah yang indah, hijau, bersih sebagai ruang publik
siswa;
4. Merancang metode dan kurikulum pembelajaran yang tidak membosankan, variatif,
dialogis; dan inspiratif, dilengkapi game, gambar, video, dan media pembejaran
lainnya;
5. Merancang program kerja kegiatan ekstrakulikuler yang didasarkan pada kebutuhan
siswa;
6. Merancang kerjasama yang baik dan menguntungkan dengan masyarakat ataupun
lembaga-lembaga luar sekolah yang didasarkan pada kebutuhan sekolah dan
perbaikan mutu sekolah;
7. Merancang bentuk-bentuk pelatihan guru dan tenaga kependidikan yang terfokus
pada upaya membentuk sekolah yang menyenangkan;
8. Merancang desain ruang kelas yang variatif, tidak membosankan, dan disukai siswa
dan warga sekolah;
9. Mengajak partisiapasi masyarakat sekitar sekolah untuk bersama-sama
mengoptimalkan peran sekolah sebagai tempat menyenangkan dalam mendidik
anak;
10. Mengoptimalkan kegiatan sekolah sehat;
11. Mengoptimalkan kegiatan sekolah aman;
12. Mengoptimalkan kegiatan sekolah ramah anak;
47
Page

47
BAB V

MONITORING, EVALUASI DAN


PELAPORAN
1. Monitoring
Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan,
pengontrolan atau pengendalian terhadap kegiatan yang akan, sedang atau sudah
dilaksanakan terkait dengan program sekolah sehat, ramah anak, aman, dan
menyenangkan

a. Tujuan :
Tujuan monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengembangan Sekolah Sehat, ramah anak, aman, dan menyenangkan adalah
untuk mengetahui sampai sejauh mana manfaat maupun keberhasilan dari
kegiatan yang telah dilaksanakan, serta untuk mengetahui kendala-kendala dan
hambatan-hambatan, sekaligus untuk mengetahui penyimpangan-
penyimpangan yang mungkin terjadi baik pada tahap perencanaan pelaksanaan
dan pencapaian dari kegiatan yang dilaksanakan.

b. Hasil Yang Diharapkan:


Apabila ada kegiatan yang kurang sesuai/menyimpang dapat dilakukan koreksi
baik pada perencanaan maupun pada saat proses pelaksanaan kegiatan,
sehingga pelaksanaan kegiatan dapat sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

c. Ruang Lingkup:
Ruang lingkup monitoring, evaluasi dan pelaporan meliputi semua aspek di
dalam perencanaan kegiatan, di setiap jenjang pendidikan.

d. Sasaran:
Sasaran monitoring adalah manajemen/organisasi serta berbagai kegiatan
Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Sehat, ramah anak, aman, dan
menyenangkan yang dilakukan oleh Tim Pelaksana termasuk Guru, Kepsek,
Peserta didik dan seluruh warga sekolah serta sarana prasarana yang
mencakup pelaksanaan Sekolah Sehat, ramah anak, aman, dan
menyenangkan

e. Instrumen Monitoring
Untuk memudahkan pelaksanaan monitoring oleh kepala sekolah maka
sebaiknya digunakan instrumen monitoring. Monitoring hendaknya dilakukan
secara berkala untuk mengetahui apakah tujuan kegiatan sudah tercapai. Hal
ini memungkinkan kita untuk menyesuaikan strategi bagi pelaksana kegiatan
48

tahap berikutnya.
Page

48
2. Evaluasi
Salah satu Kegiatan Pembinaan melalui proses pengukuran hasil yang dicapai
dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan
penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan.

a. Tujuan:

1) Memberikan umpan balik sebagai dasar


penyempurnaan program pembinaan dan pengembangan;
2) Mengukur keberhasilan seluruh program yang dilaksanakan pada akhir
kegiatan.

b. Sasaran:

1) Peserta didik;
2) Lingkungan sekolah;
3) Dampak pembinaan terhadap perilaku peserta didik;
4) Pengelolaan kegiatan pada setiap jenjang;
5) Manajemen/pengelola kegiatan pada setiap jenjang

c. Ruang Lingkup:
Ruang lingkup evaluasi meliputi seluruh komponen kegiatan Sekolah Sehat, ,
ramah anak, aman, dan menyenangkan proses maupun hasil
pelaksanaannya.

d. Prinsip-Prinsip Evaluasi:
1) Menyeluruh (meliputi seluruh komponen kegiatan Sekolah Sehat, , ramah
anak, aman, dan menyenangkan, proses serta hasil pelaksanaan), yang
merupakan satu kesatuan
2) Berkesinambungan yaitu secara bertahap sesuai dengan kebutuhan,
fungsi dan tanggung jawab.
3) Obyektif yaitu berdasarkan kriteria yang jelas dan baku.
4) Pedagogis yaitu hasil penilaian dapat digunakan sebagai penghargaan
yang berhasil, dan merupakan pendorong bagi yang belum berhasil.

e. Cara dan Teknik Evaluasi:

1) Cara evaluasi
Penilaian dapat dilakukan dengan bentuk kualitatif dan atau kuantitatif
sesuai dengan keperluan.

2) Teknik evaluasi penilaian dapat dilakukan dengan mempergunakan:


a) Tes;
b) Pengamatan;
c) Skala sikap;
d) Wawancara/tatap muka;
e) Pemeriksaan;
49

f) Analisa data;
g) Penelitian dampak Sekolah Sehat, ramah anak, aman, dan
Page

menyenangkan
49

Anda mungkin juga menyukai