Anda di halaman 1dari 14

Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

Pasal 3
PEKERJAAN STRUKTUR

3.1 PEKERJAAN TANAH

3.1.1 GALIAN TANAH

Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman, kemiringan dan lingkungan
yang diperlukan untuk pelaksanaan seperti yang dinyatakan dalam gambar, tanah yang dianggap baik
oleh pengawas dapat digunakan lagi. Untuk urugan atau dibuang tergantung instruksi Pemberi Tugas.

Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua pasangan lainnya dibawah
tanah seperti : rollag atau sloof, semua saluran-saluran, penanaman pohon dan lain-lain yang
dilakukan sesuai dengan Rencana Gambar.

Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila itu terjadi, pengurukan kembali
harus dilakukan denagn pemasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari pemberi tugas.

Pada bagian-bagian galian yang dianggap sudah langsor, kontraktor harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang papan-papan atau cara lain. Kerusakan-kerusakan yang terjadi
akibat longsornya tanah dengan alasan apapun menjadi tanggung jawab kontraktor.

Pengeringan tempat kerja


Untuk melaksanakan, tempat kerja utama galian pondasi harus dalam keadan bebas air, untuk itu
kontraktor harus menyediakan alat-alat pengering dalam keadaan siap pakai dengan daya dan jumlah
yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.

a. Perlindungan pada benda-benda yang berfaedah dan pekerjaan

Semua saluran-saluran yang masih berjalan; roil, air, listrik atau benda-benda lain yang berfaedah
harus di lindungi agar tidak rusak, kecuali kalau dinyatakan untuk dihilangkan.

Bila timbul kerusakan harus diperbaiki atau diganti oleh Pemborong atau beban Pemborong. Bila
Benda-benda tersebut di atas itu ada dan masih berfungsi dan tidak dinyatakan dalam gambar dan
yang tidak diberitahukan kepada pemborong dan kini membutuhkan perlindungan atau perlu
ditempatkan kembali, maka Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengambil langkah-langkah
yang perlu untuk menjamin agar benda-benda itu tetap berjalan lancar dan tidak mendapat gangguan.

Bila terganggu karena operasi pekerjaan Pemborong, maka ia harus segera mengambil langkah-
langkah dengan jalan membetulkan agar dapat berfungsi terus tanpa penambahan biaya dari pemberi
tugas.

Adakan pemeliharaan selama pekerjaan berjalan dan perlindungan yang diminta oleh jenis dan sifat
pekerjaan.

Daerah tapak bangunan yang letaknya lebih rendah dari pada tinggi tanah yang berada sekelilingnya
harus dilindungi dari erosi yang mungkin terjadi dengan tanggul-tanggul tanah dan selokan-selokan
sementara.

Pemborong bertanggung jawab untuk menyangga pinggir lubang galian dan tidak ada tuntutan yang
bakal dipertimbangkan untuk galian tambahan, pekerjaan menembok, bahan atau cara membuat
lainnya, dalam hal ini Pemborong harus bertanggung jawab atas segala kerusakan terhadap
bangunan-bangunan lain di tempat pekerjaan atau jalan umum, gedung dan lain-lain yang diakibatkan
oleh runtuhnya pinggir-pinggir dan tanggul-tanggul lubang galian.

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 9


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

b. Pembuangan Tanah Bekas Galian

Apabila dianggap perlu, tanah dari pekerjaan penggalian yang telah dikerjakan supaya dibuang ke
tempat yang telah mendapt ijin dari pemerintah setempat / Direksi Pekerjaan, yang tidak
menggangu jalur lalu lintas, arus sungai maupun tempat yang dekat dengan pemukiman penduduk.

c. Perlindungan terhadap gangguan air

Selama masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan, Pemborong harus melindungi seluruh site dari
gangguan air ataupun erosi. Untuk itu termasuk pembuatan selokan-selokan sementara, sumur-
sumur pompa atau lainnya yang dapat mencegah kerusakan terhadap hasil pekerjaan ataupun yang
mungkin menghambat jalannya pekerjaan.

d. Perlindungan terhadap sarana utlitas


Semua sarana air buangan, air minum, listrik dan sarana utilitas lainnya yang masih berjalan harus
dilindungi dari perusakan dan bila terjadi kerusakan harus diperbaiki dan dibetulkan oleh Pemborong
atas biaya Pemborong.

3.1.2 URUGAN TANAH /TIMBUNAN ( BEKAS GALIAN ) DAN URUGAN PASIR

Urugan Tanah untuk Daerah Bangunan:

1) Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau lain-lain yang dibangun
yang bakal ditutup atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa dan disetujui oleh Pemberi
Tugas/Direksi.
2) Pengurugan sekitar pondasi, septitank dan lain-lain yang dibangun harus dilaksanakan
sekaligus berturut-turut dan tidak boleh melakukannya terpisah-pisah, kecuali jika ada
persetujuan Pemberi Tugas. Hanya bahan yang telah disetujui boleh dipakai untuk urugan dan
ini harus ditaruh lapisan demi lapisan yang masing-masing tebalnya tidak boleh melebihi 5 cm.
3) Tiap lapisan harus ditibris betul-betul dan dikuatkan, sebaiknya dengan memakai alat mesin
dan tidak boleh dicampur dengan air, kecuali jika dikehendaki dan disetujui oleh Direksi.
4) Urugan harus dilakukan lapis demi lapis denagn ketebalan tidak melebihi 20 cm, setiap lpis
harus diapdatkan dengan hand compactor, tampi roller atau steel wheels power roller. Roller
yang digunakan untuk mencegah kerusakan struktur yang telah ada atau pada tempat-tempat
yang sulit alat besar.
5) Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dulu sebelum sambil digilas dipadatkan.
6) Setiap tanah harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala macam sampah atau
kotoran. Tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir (tanah lading atau tanah berpasir dan
tidak terlalu basah).
7) Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin pemadat (compactor) dan tidak dibenarkan
hanya menggunakan timbers.
8) Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

Urugan pasir / tanah:

1) Urugan pasir harus dilaksanakan dibawah semua lantai setelah 15cm dan dibawah rabat
setebal 10cm, kecuali ditentukan lain dalam gambar.
2) Lapisan pasir harus dipadatkan dengan disiram air (sampai jenuh air) dan diratakan.

3.1.3 PEMADATAN

a. Penjelasan tentang pekerjaan ini tidak terpisahkan dan berhubungan dengan pekerjaan
pengurugan tanah. Selama pemadatan kontraktor harus memperbaiki pekerjaan pemadatan

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 10


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

dengan bahan yang sesuai dengan persyaratan. Dan pemadatan tersebut supaya dilakukan
setiap ketinggian 20 cm sambil disiram air.

b. Pemadatan Tanah yang dilakukan pada daerah tapak bangunan dan titik titik pondasi dan jalur
pondasi serta jalan-jalan / jalan harus mencapai minimal 98 % kepadatan maksimum,. Untuk
daerah luar tapak bangunan sekurang-kurangnnya 95 % kepadatan maksimum.

c. Standard kepadatan maksimum sesuai dengan standard proktor, kecuali kalau ditentukan lain
oleh Pemberi Tugas.

d. Pemadatan dari urugan tanah harus dilaksanakan hanya bila kadar air dari material berada
dalam rentang kurang dari 3% sampai lebih dari 1% dari kadar air optimum. Kadar air optimum
harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bila
tanah dipadatkan sesuai dengan AASHTO T 99.

e. Seluruh urugan padas harus ditutup dengan satu atau lebih lapisan setebal 20 cm dari bahan
bergradasi baik yang tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm dan sanggup mengisi
rongga-rongga pada padas bagian atas urugan. Lapis penutup ini akan dibangun sampai
kepadatan yang diisyaratkan. untuk urugan tanah.

f. Masing-masing lapis dari urugan yang dipasang harus dipadatkan seperti yang ditentukan, diuji
untuk kepadatan dan diterima oleh Direksi Teknik sebelum lapis berikutnya dipasang.

g. Timbunan harus dipadatkan mulai pada tepi luar dan berlanjut ke arah sumbu jalan sedemikian
sehingga masing-masing bagian menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana
mungkin, lalu lintas alat konstrksi harus dilewatkan atas urugan dan arahnya terus berubah-
ubah untuk menyebarkan usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

h. Bila bahan urugan akan dipasang pada kedua sisi dari pipa atau saluran beton atau struktur,
maka operasi harus dilakukan agar urugan selalu kira-kira sama tingginya pada kedua sisi
struktur.

i. Bila bahan urugan dapat ditimbun pada satu sisi dari tembok kepala, atau tembok sayap, pilar,
tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, harus diperhatikan agar tempat
bersebelahan dengan struktur jangan dipadatkan sedemikian sehingga menyebabkan
bergesernya struktur atau timbul tekanan yang berlebih pada struktur.

j. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan disebelah ujung dari jembatan tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang sampai struktur jembatan atas telah
dipasang.

k. Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas konstruksi,
harus dipasang dalam lapisan horizontal yang tidak lebih 15 cm tebal gembur dan secara
menyeluruh dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (stamper) minimum
seberat 10 kg. Harus diperhatikan secara khusus untuk menjamin pemadatan yang
memuaskan dibawah dan ditepi pipa untuk mencegah rongga dan untuk menjamin pipa betul-
betul terdukung.

3.1.4 BAHAN URUGAN

Timbunan / Material Tanah Biasa

1. Bahan urugan dapat berupa urugan padat dari campuran Tanah dan batu yang ditentukan oleh
direksi/ pengawas lapangan

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 11


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

2. Didapat dari tanah daerah bangunan setempat atau dari tempat-tempat/sumber-sumber di luar
tanah bangunan yang bebas dari akar-akaran, bahan organic, sampah dan batu-batuan yang
lebih besar dari 10 cm dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.

3. Bila terdapat bahan urug yang tidak memuaskan untuk pemadatan seperti diuraikan di atas,
maka bahan urug itu harus diganti dengan pasir urug (fill sand)

3.1.5 PERATAAN TERAKHIR


Semua daerah yang dicakup Proyek termasuk bagian-bagian yang digali dan diurug, dan daerah-
daerah transisi yang berdekatan harus diratakan secara licin dan sama dan bebas dari permukaan-
permukaan yang tidak beraturan.
Harus diusahakan agar permukaan tanah memiliki kemiringan 2% dari arah bangunan, kecuali
bilamana dinyatakan lain dalam gambar.

3.1.6 PEMERIKSAAN PEKERJAAN TANAH


a. Pekerjaan pemadatan tanah diperiksa dan ditest oleh Laboratoriun Tanah yang ditunjuk oleh
Direksi.
b. Tugas pekerjaan yang disampaikan pada Laboratorium Tanah ditentukan oleh pengawas /
direksi yang pada umumnya terdiri dari:
 Cara mengurug dan pemadatan
 Test kepadatan untuk semua fill & back fill (compaction test) dan pemeriksaan bahan urug.
 Mengirimkan laporan-laporan hasil pemadatan kepada Arsitek.

3.1.7 PEMBERSIHAN
Pembersihan semua bahan bekas galian yang berlebihan yang tidak dipakai untuk fill, back fill atau
grading dan semua sampah dan bekas bongkaran bangunan harus dibuang dari tanah bangunan.

3.2 PEKERJAAN PONDASI POER / TELAPAK

3.2.1 Lingkup Pekerjaan


Secara umum, pekerjaan Ini meliputi pengadaan material / bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan
untuk pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai selesai, sesuai petunjuk gambar rencana / detail.

Secara khusus pekerjaan ini meliputi:


 Pekerjaan galian tanah
 Pekerjaan bekisting
 Pekerjaan pembesian
 Pekerjaan beton

3.2.2 Pengendalian/ Rujukan Pekerjaan


1. Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan
seperti yang tertara dalam:

NI – 2 – PBI 1971
NI – 3 – 1970
NI – 5 – 1961
NI – 8 – 1974
STKM – JIS G 3445
PB 1989

2. PEKERJAAN TANAH (Lihat Penjelasan Pada Spesifikasi Pekerjaan Tanah)


3. PEKERJAAN BETON (Lihat Penjelasan dalam Spesifikasi Pekerjaan Beton)

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 12


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

3.2.3 Bahan-Bahan

 Besi beton
 Bekisting
 Beton mutu K225-K250 (lihat BQ)

Lihat “PEKERJAAN BETON”

3.2.4 Syarat-Syarat Umum:

i. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil yang baik
dan sempurna sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar rencana / detail.
ii. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat.
iii. Setiap bagian pekerjaan yang buruk (tidak sesuai spesifikasi dan gambar rencana/ detail) akan
ditolak dan harus diganti.
iv. Tanah dasar tempat dudukan pondasi poer harus dalam kondisi padat 100%.
v. Pondasi harus didudukkan pada tanah asli dan bukan pada tanah timbunan.
vi. Pengecoran hanya dapat dilakukan atas persetujuan pengawas / direksi baik secara tertulis
atau lisan, dan selama pengecoran berlangsung, harus disaksikan oleh pihak pengawas /
direksi.
vii. Selain syarat-syarat yang disebutkan diatas, pekerjaan pondasi ini juga harus merujuk kepada
“PEKERJAAN BETON”

3.2.5 Metode Pelaksanaan


i. Melakukan pengukuran dengan cara memasang bowplank atau dengan menggunakan
theodolite untuk menentukan titik-titik pondasi.
ii. Menggali tanah sampai pada kedalaman seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana.
iii. Melakukan pemadatan tanah dasar untuk dudukan pondasi poer dengan cara stamper
sebelum dialasi dengan pasir urug.
iv. Pasir urug yang telah dihampar harus kembali ditumbuk dan disiram air.
v. Membuat lantai kerja dengan beton rabat 1:3:5, tebal, lihat gambar detail.
vi. Membuat atau merakit pembesian seperti yang ditunjukkan dalam gambar detail dan
selanjutnya dipasangkan diatas lantai kerja.
vii. Memasang bekisting pondasi.
viii. Melakukan pengecoran
ix. Selain metode pelaksanaan yang disebutkan diatas, pekerjaan ini juga harus mengikuti metide
pelaksanaan pada “PEKERJAAN BETON”.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan, terlebih dahulu
harus ada permohonan persetujuan (requesheet) dan pengajuan contoh untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi

3.3 PEKERJAAN PEMASANGAN PONDASI BATU GUNUNG

1. Batukali /batu gunung yang digunakan harus batu kali/ gunung dari hasil pecahan-pecahan yang
berukuran 10-15 cm kecuali > 15 cm hanya untuk penghamparan batu kosong yang berfungsi
sebagai penahan beban dan jenis batu yang digunakan harus yang keras, berwarna hitam
keabu-abuan, sama sekali tidak boleh menggunakan batu-batu bulat berkulit lepas. Semua
pasangan batu kali /gunung dilaksanakan dengan campuran yang sudah ditentukan dalam
kontrak dan disetujui Direksi baik kwalitas material maupun campurannya.
2. Pasir pasngan yang dipergunakan untuk bahan adukan harus terdiri dari butir-butir yang bersih
dari segala jenis kotoran dan tidak mengandung lempung, garam atau unsur organis lainnya.

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 13


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

3. Pasir urug atau lapisan dasar pondasi harus memenuhi ketentuan yang berlaku dan dipadatkan
sesuai perintah Direksi.
4. Adukan untuk pekerjaan pasangan terdiri dari 1 semen dan 4 pasir berdasarkan perbandingan
volume. Air yang dipergunakan untuk campuran harus bersih dari endapan lumpur dan unsur-
unsur lain yang dapat mempengaruhi warna dan baunya. Air yang mengandung garam akibat
pasang surut laut tidak boleh dipakai. Adukan harus dibuat dalam jumlah terbatas dan hanya
untuk penggunaan langsung. Adukan yang dalam 30 menit dibuat belum dipergunakan, harus
disingkirkan dan tak boleh dipakai lagi.
5. Pekerjaan pasangan diharuskan dilaksanakan dalam keadaan kering.
6. Pasangan batu kali/gunung dilaksanakan dengan adukan 1 Pc : 4 Ps. Pekerjaan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh hubungan yang menyatu. Batu-batu disusun sedemikian
rupa, sehingga terdapat 3 bidang/muka mendapat perekat/adukan. Pada waktu pemasangan
batu kali/gunung, keadaan galian harus kering, dan apabila terdapat genangan air harus
dipompa lebih dulu.

3.4 PEKERJAAN BETON

3.4.1 Pengendalian/ Rujukan Pekerjaan


Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-ketentuan seperti
yang tercantum dalam :

NI – 2 – PBI 1971
NI – 3 – 1970
NI – 5 – 1961
NI – 8 – 1974
STKM – JIS G 3445
PB 1989

3.4.2 Semen
Yang digunakan adalah terdiri dari suatu jenis merk dan mutu yang baik atas persetujuan direksi
dan ditetapkan harus memakai produk lokal, semen yang tidak boleh digunakan adalah :
 Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya.
 Kantong zaknya telah sobek.
 Semen yang tertumpah
 Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam.
 Semen yang sudah lama dijemur/kena matahari.
Keamanan / tempat menyimpan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban lantai atau percikan air.

3.4.3 Pasir Beton


 Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik serta
bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan organis lainnya.
 Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat – alat pemecahan
batu.
 Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih Lumpur/bahan organis
lainnya.
 Pasir harus terhindar dari batu – batu tajam dan keras. Butir – butir halus bersifat kekal, tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
 Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering).
 Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus memenuhi
syarat – syarat PBI 71 Bab 3.3. atau SK-SNI Bab.I

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 14


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

3.4.4 Kerikil/Batu Pecah Beton


 Kerikil dapat berupa kerikil alam atau batuan – batuan yang diperoleh dari pemecahan batu.
 Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari bahan –
bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
 Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI 1971 Bab 3.
 Kerikil harus disimpan diatas permukaan bersih dan keras serta dihindarkan terjadinya
pengotoran serta tercampur adukan.
 Bahan untuk batu gunung keculi dipersyaratan lain, harus sesuai dengan PUBB 1977 NI-3.
 Batu gunung / kali yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan untuk pondasi dan
untuk pasangan batu kosong bahwa pondasi, berstruktur cukup kuat dan awet serta tidak
keropos.
 Kerikil/batu pecah beton sebelum digunakan harus dicuci dengan air sampai bersih (bila
kotor). Penumpukan bahan kerikil/batu pecah beton harus dipisahkan dengan material lain.

3.4.5 Air

Air yang digunakan harus air tawar bersih tidak mengandung minyak, asam, garam, alcohol atau
bahan lain yang dapat merusak beton.

Untuk seluruh pelaksanaan agar menggunakan air yang tidak mengandung minyak, asam alkali,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak bangunan, memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam PUBI-1970 / NI-3. Dalam hal ini harus dinyatakan dengan hasil test
dari laboratorium yang berkompeten.

Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan dengan jenis
pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukan
dengan tepat

3.4.6 Additive

Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila diperlukan campuran beton
dapat menggunakan bahan-bahan additive merk POZZOLITH 300 R atau setara. Bahan tersebut
harus disetujui oleh Pengawas. Additive yang mengandung chloride tidak boleh dipergunakan.

3.4.7 Takaran Material Beton

 Takaran/ukuran perbandingan material beton tidak diperbolehkan hanya menggunakan


skop/diperkirakan saja. Takaran yang diperbolehkan adalah ukuran dan bahan sama, antara lain
seperti : ember, drum plastik, atau tong dari kayu dengan standar yang telah ditentukan..
 Testing dilakukan sesuai dengan PBI. 1971 Bab 4.7. termasuk slump test maupun
compression test. Bilamana beton tidak memenuhi slumptest maka seluruh adukan tidak boleh
digunakan dan harus dibuang keluar site oleh kontraktor.
 Apabila tidak memenuhi compression test maka prosedur PBI. 1997 untuk perbaikan beton
yang harus dilakukan. Pemboran harus membuat mixed desain untuk ditujukkan dan disetujui
Direksi sebelum mulai dengan pengecoran dan pada tiap perobahan sumber pengambilan
agregat.

3.4.8 Besi Beton Biasa (Konvensional)

 Besi Beton yang dipakai adalah besi beton polos atau besi beton ulir.
 Besi beton polos yang dipakai adalah besi beton dengan tegangan leleh 2.400 kg/cm2 dan
tertera di dalam gambar dengan ukuran metric (U.24).
 Besi beton ulir (High Strength Steel) yang dipakai adalah besi beton dengan tegangan leleh
3.200 kg/cm2 dan tertera di dalam gambar dengan ukuran diameter dalam inchi (U.32).

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 15


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

 Besi beton yang tersebut di atas haruslah memenuhi syarat PBI - 1971 - NI.
 Besi beton ulir (High Strength Steel) mutlak digunakan pada pembesian yang sudah
menggunakan ukuran diameter yang lebih besar dari 12 mm (atau ditentukan lain oleh
pengawas / direksi)
 Kontraktor harus bisa membuktikan dan melaporkan kepada Direksi Proyek bahwa besi
beton yang dipakai termasuk jenis mutu baja yang direncanakan. Jika nanti terdapat
kesalahan/kekeliruan mengenai jenis besi beton yang dipergunakan, maka Kontraktor harus
bertanggung jawab atas segalanya dan mengganti semua tulangan baik yang sudah terpasang
maupun yang belum terpasang.
 Laporan mengenai jenis besi beton harus dibuat secara tertulis dan dilampirkan juga
keterangan dari pabrik besi beton dimana tulangan tersebut diproduksi, yang menyebutkan
bahwa besi beton tersebut termasuk tulangan yang bermutu sesuai dengan yang direncanakan,
yang dilengkapi dengan hasil-hasil percobaan laboratorium.
 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara
terbuka untuk jangka waktu tertentu.
 Besi beton yang digunakan adalah mutu yang ssesuai dengan spesifikasi dan kekuatan
konstruksi yang diperlukan yaitu baja dengan mutu U-24 sesuai PBI 1971.
 Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacat – cacat
seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat. Memenuhi syarat – syarat yang
ditentukan dalam PBI 1985.
 Dimensi dan ukuran penampang, bulat besi beton harus sesuai dengan petunjuk gambar
kerja (sesuai standar SII), memenuhi batas toleransi minimal seperti yang dipersyaratkan dalam
PBI 1971.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi. Biaya menjadi tanggungan
kontraktor.
 Batang baja/besi beton harus bebas dari karat dan cacat perubahan bentuk. Harus disimpan
terlepas dari tanah serta tidak diperbolehkan ditempat terbuka untuk jangka waktu panjang.
 Besi beton harus bersih dari lapisan, minyak, karat bebas dari cacat seperti retak, bengkok –
bengkok dan lain – lain sebagainya serta harus berpenampang, bulat dan memenuhi syarat yang
tercantum dalam PBI – 1971.

3.4.9 Pekerjaan Pembesian Beton (Konvensional)

 Pembesian/rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan diukur dengan
mm (millimeter) untuk besaran diameternya.
 Ikatan besi beton harus kuat mengikat tulangan/ pembesian hingga tidak berubah tempat
selama pengecoran & selimut beton harus sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam PBI
1971.
 Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antara dengan potongan besi
minimal sama dengan diameter besi tersebut.
 Jarak pemasangan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton dengan standar PBI-
1971 adalah minimal 2,5 cm antara besi dengan besi lainnya dalam satu modul.
 Ketentuan – ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam PBI – 1971.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis dari Direksi.
 Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI
– 2 Bab. 3.7.
 Untuk pekerjaan bertahap dimana pekerjaan struktur atau semi struktur tidak dikerjakan
secara keseluruhan maka harus dipersiapkan stek tulangan / Pembesian untuk tahap
berikutnya. Pekerjaan stek tulangan mengacu pada standar PBI-1971
 Stek tulangan yang telah terpasang harus dilindungi / dibungkus dengan plastik atau yang
semacamnya.

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 16


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

3.4.10 Jenis dan Mutu Beton


 Jenis dan mutu beton pada pekerjaan ini dapat dilihat di BQ.
 Mutu beton yang digunakan adalah sesuai yang dipersyaratkan dengan standar komposisii
bahan atau sesuai dengan analisa pekerjaan beton yang tercamtun dalam kontrak.
 Pengecoran dengan volume beton diatas 5 m3 atau untuk mutu beton diatas K125, harus
menggunakan ready mix jika dilokasi pekerjaan tersedia.
 Beton rabat dengan perbandingan 1PC:3PSR:5 KRK.

3.4.11 Pengecoran dan Perawatan Beton

Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan kapasitas diatas 250 L. lebih disukai molen
yang bekerja berdasarkan perbandingan berat. Bila digunakan pengaduk berdasarkan volume,
maka kontraktor harus menghitung perbandingan material dalam volume dengan membagi berat
tiap bahan oleh obsorpsi air dan kadar kelembaban.

Toleransi:
1. Toleransi untuk beton kasar.
Bagian-bagian pekerjaan beton harus tepat dengan toleransi hanya 1 cm dengan syarat
toleransi ini tidak boleh komulatif.
Ukuran-ukuran bagian harus dalam batas-batas ketelitian – 0,3 dan + 0,5 cm.
2. Toleransi untuk beton dengan permukaan rata.
Toleransi untuk beton adalah 0,6 cm untuk penempatan bagian-bagian dan antara 0 dan 0,2 cm
untuk ukuran-ukuran bagian.
Pergeseran bekisting pada sambungan-sambungan tidak boleh melebihi 0,1 cm penyimpangan
terhadap kelurusan bagian harus dalam batas-batas 1 % tetapi toleransi ini tidak boleh
kumulatif.

Yang harus diperhatikan sebelum dan selama proses pengecoran:


1. Pemberitahuan Sebelum Pengecoran:
Sebelum pengecoran beton Kontraktor diwajibkan memberitahukan Direksi serta mendapatkan
persetujuan.
Apabila hal ini dilalaikan atau pekerjaan persiapan untuk pengecoran tidak disetujui oleh
Direksi, maka Kontraktor diwajibkan membongkar beton yang sudah dicor dengan biayanya
sendiri.

2. Pengangkutan dan Pengecoran Beton:


Beton harus diangkut dengan menghindari dengan terjadinya penguraian dari komponen-
komponennya serta tidak diperkenankan untuk dicor dari ketinggian melebihi 2 m kecuali
disetujui Direksi. Pada kolom yang panjang, pengecoran dilakukan lewat lubang pada bekisting
untuk menghindari hal tersebut.
Semua kotoran dan lain – lain harus dibersihkan sebelum pengecoran.
Permukaan bekisting yang menghadap beton harus dibasahi dengan air bersih segera sebelum
pengecoran.
Semua peralatan yang bersangkutan harus bersih serta bebas dari beton keras, lunak dan
sebagainya.

3. Pengecoran Beton
Pengecoran beton dalam bekisting harus diselesaikan sebelum beton mengeras, yaitu sebelum
30 menit pada keadaan normal.
Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu untuk satu bagian pekerjaan, pemberhentian
pengecoran tidak dibenarkan tanpa persetujuan Direksi.

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 17


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

Sambungan-sambungan pengecoran yang terjadi harus memenuhi persyaratan didalam PBI.


1997.
Pengecoran tidak boleh dilakukan waktu hujan kecuali apabila Kontraktor telah mengadakan
persiapan-persiapan untuk itu serta disetujui oleh Direksi.

Slump (Kekentalan Beton)


Kekentalan beton untuk jenis kontruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-1971 adalah
sebagai berikut:

Jenis Konstruksi Slump/max (mm) (mm) Min

- Kaki dan Dinding Pondasi 125 50


- Pelat, balok dan dinding 150 75
- Kolom 150 75
- Pelat 125 50

Penyambungan Beton dan Water Stop

a. Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan/dikasarkan dan diberi bahan


bonding agent seperti : EMAGG atau sejenis yang dapat menjamin kontinuitas adukan beton
lama dengan yang baru.
b. Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak di bawah permukaan tanah atau
tempat-tempat yang berhubungan dengan genangan air hujan/air kotor harus diberi PVC water
stop LWG (9”) dan dipasang sesuai dengan petunjuk pengawas/prosedur.

Construction Joint (Sambungan Beton)

- Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian satu struktur
secara menyeluruh. Dalam schedule tersebut Direksi akan memberikan persetujuan dimana
letak construction Joints tersebut.
Dalam keadaan mendesak Direksi dapat merubah letak construction joints.

- Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh
permukaan sampai didapat permukaan beton, sesudah 2 jam tapi kurang dari 4 jam sejak beton
dituang.
- Bila pada sambungan beton/coran timbul retak atau bocor, perbaikan dilakukan dengan
CONCRESIVE SGB Process.

3.4.12 Pemadatan Beton

Beton harus dipadatkan benar-benar dengan fibrator yang sudah disetujui dan mempunyai frekuensi
minimum 3000 putaran permenit. Tak ada bagian beton yang boleh dipadatkan lebih dari 20 detik.
Bila disaran kan oleh direksi.
Bagian beton yang telah mengeras tidak boleh digetarkan baik langsung, maupuin melalui
penulangan.
Pemadatan beton harus memenuhi peraturan-peraturan dalam PBI. 1997.

3.4.13 Proses Pengerasan

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 18


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

Kontraktor wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai
beton tersebut sempat mengeras secara wajar dan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat
dengan cara sebagai berikut :
 Semua bekisting yang mengandung beton yang baru dicor harus dibasahi secara teratur sampai
dibongkar.
 Semua permukaan beton tidak terlindungi harus dibasahi untuk 14 hari setelah pengecoran.
 Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap pengeringan dengan memberi tutup
yang basah.
Tidak dibenarkan untuk menimbun barang atau mengangkut barang diatas beton yang menurut
pendapat Direksi belum cukup mengeras.

3.4.14 Pembongkaran Bekisting

 Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting, sebelum memcapai kekuatan sesuai PBI 1997
Bab 5 ayat 8 (hal 51).
 Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton mandapat tekanan
melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk membongkar bekistingnya untuk jangka
waktu selama keadaan itu berlangsung. Haruss ditekankan disini bahwa tanggung jawab
terhadap keamanan beton sepenuhnya ada dipihak kontraktor serta harus memenuhi
peraturan mengenai pembongkaran bekisting didalam PBI 1997.
 Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu akan membongkar bekisting bagian-
bagian pekerjaan beton yang penting serta mendapatkan persetujuan Direksi, tapi hal ini tidak
mengurangi tanggung jawab atas hal tersebut.

3.4.15 Pengujian Kekuatan Beton

Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari hasil-hasil
pemeriksaan benda uji. Paling sedikit setiap 5 m3 beton harus dibuat 1 sample benda uji, atau untuk
seluruh bangunan dibuat minimal 20 sampai benda uji.
Benda uji harus diperiksa kekuatan tekanannya di laboratorium yang disetujui.
Mutu beton yang disyaratkan K-225 & K175 untuk non struktur.
Pengujian tekanan dilakukan sesuai dengan syarat dan prosedur PBI 1971 NI, dan seluruh biaya
pengiriman dan pengujian contoh beton, menjadi tanggungan Kontraktor.
Penggujian / Test Beton ini dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu :
a. Sebelum pekerjaan beton dimulai,
b. Pada waktu pekerjaan beton itu dilaksanakan.
 Sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor harus membuat kubus-kubus beton
dengan berukuran 15x15x15 cm sebanyak 12 (dua belas) buah dengan 2 (dua)
macam perbandingan campuran atau adukan. Jadi terdapat 6 (enam) buah kubus
yang terbuat dari perbandingan material yang sama. Setelah berumur 7 (tujuh) hari, 3
(tiga) buah dari masing-masing jenis yang sama perbandingan campurannya diperiksa
di laboratorium.
 Kontraktor harus membuat laporan tertulis mengenai hasil-hasil test kubus ini
dilengkapi dengan perbandingan-perbandingan bahan yang dipergunakan
berdasarkan data-data dari laboratorium kepada Direksi Proyek.

c. Pada Waktu Pelaksanaan


Dilakukan 2 (dua) macam pengetesan, yaitu test kubus dan test slump.
 Test Kubus

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 19


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

Tiap-tiap 3 (tiga) m3 beton harus dibuat 1 (satu) kubus beton dengan ukuran 15x15x15
cm yang diberi tanggal pengecoran, dan diletakkan disebelah dari bangunan
pekerjaan, dengan catatan minimal 1 (satu) kubus beton dalam 1 (satu) hari.
Dalam pemeriksaan laboratorium, maksimal 1 (satu) dari 20 (dua puluh) kubus
mempunyai harga karateristik kurang dari harga karateristik yang ditentukan. Jika
ternyata hasil pemeriksaan lebih dari 1 (satu) kubus yang tidak bisa mencapai sigma
beton klarateristik sebagaimana yang ditentukan, maka Kontraktor harus bertanggung
jawab penuh atas keamanan konstruksi.
Jika Kontraktor terlupa/terlambat membuat kubus-kubus beton, maka Kontraktor harus
menyediakan pistol test untuk mengetahui kekuatan beton tersebut.
 Test Slump
Kontraktor harus menyediakan peralatan test slump dan melakukannya pada setiap
kali percampuran beton dilakukan.
Peralatan dan cara melakukan percobaan :
Kerucut yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap air denganukuran atas 10 cm,
bawah 20 cm, tinggi 30 cm diletakkan pada bidang datar tidak menyerap air.
Dalam kerucut diisikan 3 (tiga) lapis @ 10 cm, tinggi tiap lapis ditusuk 10 (sepuluh) kali
dengan bagian ujung dibulatkan. Setengah menit kemudian kerucut diambil/dicabut
dan penurunan yang terjadi diukur dengan alat ukur yang disediakan Kontraktor.
Besar kecilnya penurunan beton harus sesuai peraturan beton di Indonesia.
3.4.16 Pemeriksaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut di atas masih meragukan, maka pemeriksaan lanjutan
dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan core drilling untuk
meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada sesuai dengan pasal 4.8 PBI 1971.
Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan lanjutan ini sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.

3.4.17 Cetakan Beton

Standard
Seluruh cetakan harus mengikuti persyaratan-persyaratan nominalisasi dibawah ini :
NI – 2 – 1971
NI – 3 – 1979
Bahan – Bahan
- Bahan pelepas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua acuan
untuk pekerjaan beton.
- Cetakan untuk beton cor ditempat biasa
Bahan cetakan harus dibuat dari Multipleks atau logam dengan diberi penguat-penguat
secukupnya sehingga keseluruhan form work dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh
oleh desakan-desakan beton pada waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk,
yang disetujui oleh Pengawas.
- Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
- Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton yang
diinginkan oleh Perencana dalam gambar-gambar.
- Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata. Untuk itu dapat
digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan dengan permukaan yang halus dan
rata.
- Sebelum beton dituang konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan bahwa benar
dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton
dituang serta bersih dari segala benda yang tidak diinginkan dan kotoran kotoran.
- Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form oil) untuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan.

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 20


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

- Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat mengurangi
daya lekat besi yang baru dituang
- Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata supaya tidak terjadi penyerapan air beton
yang baru dituang.
- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi atau jika umur
beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

 Bagian bawah sisi balok 28 hari


 Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
 Balok dengan beban konstruksi 21 hari
 Pelat lantai/atap 21 hari

Dengan persetujuan Direksi cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang
kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75 % dari
kekuatan pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh Direktur sekali-kali tidak boleh
menjadi bahan untuk mengurangi / membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.

Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikan rupa
sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut
tajan dan tidak pecah.

Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus
dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.

3.4.18 Hasil Pengecoran dan Finishing

Kondisi Umum
 Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapih, bersih dan tanpa cacat, lurus dan tepat
pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.
 Permukaan beton yang akan difinish dengan cat, diplester lagi dengan adukan 1:3, diberi
plamur dan dicat.
 Pengecatan dapat dilaksanakan setelah Pengawas memeriksa dan menyatakan
persetujuannya.

Kondisi Khusus
 Bilamana pada hasil pengecoran ada bagian yang keropos atau tidak tertutupi adukan beton
pada saat pengecoran harus segera ditutupi dengan adukan beton yang mempunyai kualitas
sama atau menurut petunjuk direksi.
 Toleransi besarnya bagian yang keropos atau tidak tertutupi material adukan beton tidak boleh
lebih besar dari 5x5 cm atau 5% dari setiap 1 m2 luas permukaan. Atau menurut petunjuk dari
direksi.
 Untuk bagian struktur utama, tidak dibenarkan adanya kondisi seperti yang disebutkan diatas
atau harus dilkukan pembongkaran dan pengecoran ulang.

3.4.19 Pekerjaan Beton Lantai / Foor dalam Skala Luasan yang Besar

Selain yang dtentukan dalam ketentuan pekerjaan beton dalam bab ini, khusus untuk pekerjaan
lantai floor dalam jumlah luasan yang besar minimal 250 m2, maka harus dibuat lapisan kedap air
dibawah lantai floor sebelum dicor untuk mencegah terjadinya peresapan air semen. Lapisan ini
dapat diambil dari bahan plastik atau yang semacamnnya yang diletakkan diatas permukaan yang
akan dicor kemudian ditindis dengan lempengan-lempengan beton cor tipis yang telah dipersiapkan

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 21


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor BAPPEDA (DBH Pusat)

terlebih dahulu atau dapat juga menggunakan paku payung / seng yang dipaku pada permukaan
plastik dan tertanam pada permukaan sirtu.

Permukaan sirtu / pasir yang akan menjadi tempat hamparan plastik harus rata dengan toleransi
tidak lebih atau kurang dari 1 cm.

Jika dikehendaki pekerjaan floor lantai harus dibuatkan deletasi pada jarak-jarak tertentu untuk
mencegah terjadinya keretakan. Deletasi harus dipasangkan tulangan / pemegang satu sama lain
antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya agar tidak saling bergeser. Panjang tulangan
adalah 50 cm yang kedua ujungnya dibungkus dengan plastik dan diikat. Kedua unjung tulangan
dicor dengan lantai plat / floor sehingga tulangan tertanam masing 25 cm.
Besarnya deletasi tidak lebih dari 5 mm.

3.4.20 Pekerjaan Waterproofing

Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai
dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat dibawah ini serta memenuhi
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Bagian yang diwaterproofing adalah sesuai dengan
gambar kerja.

Persyaratan Bahan
 Persyaratan Standar Mutu Bahan Standar dari bahan dan
prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar lainnya seperti : NI.3 ASTM 828.
ASTME, TAPP I 803 dan 407, Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara
apapun tanpa ijin dari Direksi dan Konsultan Pengawas.

Bahan
Jenis bahan yang digunakan sesuai dengan lokasi, ditentukan sebagai berikut :

- Waterproofing dengan membrane, tebal 4 mm (Ex. Sika) yang di screeding sebagai lapisan
pelindung, dan diaci pada bagian permukaan.
- Waterproofing sistim coating (Ex Aguaproof) yang di screeding sebagai lapisan pelindung, dan
diaci pada bagian permukaan
- Lihat BQ (Bill Of Quantity)

Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan direksi.

Pembongkaran mall beton harus dapat dibongkar setelah berumur 3 (tiga) minggu, kecuali beton
beton praktis, bila dianggap perlu dapat dibongkar setelah berumur 3-7 hari dengan persetujuan
Direksi.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan, terlebih dahulu
harus ada permohonan persetujuan (requesheet) dan pengajuan contoh untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi

Rencana Kerja & Syarat – Syarat (RKS) 22

Anda mungkin juga menyukai