Anda di halaman 1dari 18

Vol.1 | No.

1 | Oktober2015 Tunas Siliwangi Halaman 13 - 30

PEMEROLEHAN MORFOLOGI (VERBA) PADA ANAK


USIA 3, 4 DAN 5 TAHUN (SUATU KAJIAN NEURO
PSIKOLINGUISTIK)

Lenny Nuraeni, M.Pd


STKIP Siliwangi Bandung

E-mail: lennynuraeni86@gmail.com

Abstrak

Pemerolehan morfologi (verba) Pada anak usia 3, 4 dan 5 tahun (suatu kajian neuro
psikolinguistik). Kajian teoritik Penelitian ini mencakup: Pengertian Psikolinguistik
Perkembangan, Pengertian Psikolinguistik Perkembangan Anak, Pembagian Psikolinguistik
Perkembangan, Karakteristik Anak Usia Dini, teori morfologi dan teori kelas verba. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian mini riset ini adalah kualitatif, merupakan suatu
penelitian untuk mendeskripsikan secara narasi peristiwa, perilaku orang orang atau suatu
keadaan tertentu secara rinci dan mendalam. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian
Kualitatif Etnografi. Data yang diperoleh dari hasil penelitian mini riset, serta grafik siatas
dapat terlihat bahwa konsep universal yang dipatuhi oleh anak dalam pemerolehan bahasa ini
tidak merata, tampak sangat nyata bahwa dalam pemerolehan Verba, faktor masukan dari
lingkungan sangat berpengaruh pada anak. Alifia Septima Zahra yang berusia 3 Tahun terlihat
telah banyak memiliki perbendaharaan kata benda atau Verba dasar yang merupakan verba
yang berupa morfem dasar bebas. Sedangkan untuk Verba turunan, afiksasi sudah mulai
dilakukan meskipun baru ―ke‖ dan ―nya‖. Pada kata pengulangan yang terlihat, Alifia masih
banyak melakukan pengulangan yang bukan memiliki makna pengulangan. Pengulangan yang
dilakukan sepertinya berupa penegasan agar mitra bicaranya mengerti apa yang
dimaksudkannya. Sedangkan pemajemukan yang diperoleh Alifia masih berupa pengulangan
kata yang didengarnya dari mitra bicara, belum dari hasil kata yang dipahami. M. Rizky
Rahayu L yang berusia 4 tahun bulan terlihat semakin banyak memiliki Verba dasar yang
tidak hanya berada didekat sekitarnya saja. Pada Verba turunan, untuk Verba berfiks sudah
terlihat kalau Rizki sudah dapat mengucapkan dengan penambahan sisipan ―pe‖ ―me‖ ―an‖
―nya‖. Pada Verba bereduplikasi yang diucapkan Rizki sebatas mengulang untuk memperjelas
kegiatannya, dan sudah mulai pada pemaknaan pengulangan. Sedangkan untuk verba
majemuk, Rizki juga telah memiliki pengucapan majemuk melalui kegiatan bermain. Annisa
Nur Sturaya usia 5 Tahun pun terlihat semakin memiliki perbendaharaan verba dasar yang
semakin luas, baik dari benda yang ada di dekatnya maupun yang ada di lingkungan sekitarnya,
termasuk dari hasil pemahamannya dari buku dan televisi. Pada verba turunan, serta untuk
verba berafiks sudah semakin banyak penambahan sisipannya: -ke; nya; an; pe-nya., per-kan,
per-I, me, di, ter, ke, ke-an. Pada verba reduplikasi yang diucapkan annisa sudah pada
pemahaman pengulangan kata dalam makna sebenarnya. Sedangkan untuk verba majemuk
annisa sudah memiliki cukup banyak kata-kata. Pada tahap belajar bahasa (pemerolehan
bahasa) anak memperhatikan kedudukan bahasa orang dewasa yang mengajaknya berbicara
bahwa orang dewasa yang berkomunikasi dengan anaknya tidak mencadelkan bahasanya) dan
si anak memahaminya secara perlahan dan berurutan

Kata Kunci: Pemerolehan Morfologi (Verba) Pada Anak Usia 3, 4 Dan 5 Tahun

13
14

PENDAHULUAN Psikolinguistik membicarakan hal yang

1.Latar Belakang Masalah berkaitan erat dengan peristiwa-peristiwa

Manusia membangun peradaban yang berhubungan dengan tahap-tahap

dengan bahasa, menusia mengekspresikan kemampuan bahasa ana dalam masa

diri dengan bahasa, pada intinya manusia pertumbuhannya.

tidak akan lepas dari bahasa. Hal ini Beberapa pengertian psikolinguistik

dikarenakan secara fisiologis manusia menorang tuakan adanya dua aspek yang

memiliki kemampuan untuk berbahasa. berbeda, yaitu pertama perolehan yang

Bahasa adalah tingkah laku manusia menyangkut bagaimana seseorang terutama

melalui ucapan dan telah lama menjadi anak-anak belajar bahasa, dan kedua

objek studi dan penyelidikan para ahli penggunaan yang artinya penggunaan

psikologi. Seperempat abad yang lampau bahasa oleh orang dewasa normal.

para psikolog tersebut menaruh Perkembangan bahasa terkait

perhatiannya kepada bahasa, ketika dengan perkembangan kognitif, yang

diadakan penelitian-peneltian baru dalam berarti faktor intelek sangat berpengaruh

lapangan psikofisiologis dan neurofisiologis terhadap perkembangan kemampuan

yang memungkinkan untuk mengadakan berbahasa (Samsunuwiyati, 2009).

pendekatan lebih baik terhadap mekanisme Misalnya, seorang bayi, tingkat

bahasa. Dengan demikian timbullah cabang intelektualnya belum berkembang dan

baru yaitu psikolinguistik. masih sangat sederhana. Semakin bayi itu

Psikolinguistik adalah suatu studi tumbuh dan berkembang serta mulai

mengenai penggunaan bahasa dan mampu memahami lingkungan, maka

perolehan bahasa oleh manusia (Levelt bahasa mulai berkembang dari tingkat yang

dalam samsunuwiyati, 2009). Hartley sederhana menuju bahasa yang kompleks.

menyatakan psikolinguistik membahas Schaerlaekens menciptakan istilah untuk

hubungan bahasa dengan otak dalam perkembangan ini dengan “Psikolinguistik

memproses dan menghasilkan ujaran dan Perkembangan” (Monks, 2006: 163).

pemerolehan bahasa. Definisi Langacker Informasi seputar tahapan

(1973) psikolinguistik adalah telaah perkembangan bahasa dan bicara seorang

pemerolehan bahasa dan perilaku linguistik, anak sepintas nampaknya sama antara anak

terutama mekanisme psikologis yang yang satu dengan lainnya. Akan tetapi perlu

bertanggung jawab atas kedua aspek itu. diperhatikan, bahwa terdapat batasan-

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


15

batasan juga keunikan tersendiri dari setiap 1. Untuk mengetahui bagaimanakah


perkembangan bahasa mereka sesuai pemerolehan morfologi (verba) anak
dengan perkembangan psikolinguistiknya. usia 3 Tahun?
Hal ini dikarenakan memang keunikan 2. Untuk Mengetahui bagaimanakah
setiap anak berbeda satu dengan yang lain. pemerolehan morfologi (verba) anak
Penelitian mengenai psikolinguistik usia 4 Tahun?
perkembangan (perkembangan bahasa 3. Untuk Mengetahui bagaimanakah
anak) dilakukan oleh Ibu Mar‟at pada pemerolehan morfologi (verba) anak
Tahun 1973, di Kotamadya Bandung usia 5 Tahun?
terhadap 30 orang anak balita. Hasilnya
3. Manfaat Penelitian
menunjukan bahwa anak-anak disana juga
Dari hasil penelitian ini penulis berharap
mengikuti tingkatan perkembangan bahasa
dapat memberikan manfaat sebagai
seperti yang dialami oleh anak-anak di luar
berikut:
negeri (Monks, 2006: 163), dan hasil
a. Dari segi teoritis, penelitian ini
penelitian perkembangan tersebut menjadi
diharapkan dapat memberikan
lorang tuasan teori dalam penelitian
sumbangan bagi pendidikan Guru-
sederhana ini.
Pendidikan Anak Usia Dini dan
Berdasarkan uraian diatas, penulis
memperkaya hasil penelitian yang
tertarik untuk melakukan mini riset tentang
telah ada dan dapat memberi
psikolingustik perkembangan yang terjadi
gambaran mengenai pemerolehan
pada anak usia pra sekolah. Untuk
morfologi (verba) pada anak usia 3, 4
menghasilkan data yang cukup, penulis
dan 5 tahun (suatu kajian neuro
membatasi ruang lingkup penelitian bahasa
psikolinguistik)
anak pada usia pra sekolah (usia 3, 4, dan 5
b. Dari segi praktis, hasil penelitian ini
tahun). Aspek psikolinguistik
diharapkan dapat membantu
perkembangan yang diamati kemudian di
memberikan informasi khususnya
tipologikan dalam aspek morfologi (kelas
kepada para orang tua mengenai
verba)
mengenai pemerolehan morfologi
2.Tujuan (verba) pada anak usia 3, 4 dan 5
Adapun yang menjadi penelitian ini tahun (suatu kajian neuro
yaitu antara lain: psikolinguistik)

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


16

KAJIAN TEORITIK proses pemerolehan bahasa, baik

1) Pengertian Psikolinguistik pemerolehan bahasa pertama (B1) maupun

Perkembangan pemerolehan bahasa kedua (B2).

Psikolinguistik perkembangan Subdisiplin ini mengkaji proses

merupakan suatu studi psikologi pemerolehan fonologi, proses pemerolehan

pemerolehan bahasa pada anak-anak dan semantik, dan proses pemerolehan sintaksis

orang dewasa, baik perolehan bahasa secara berjenjang, bertahap, dan terpadu.

pertama (bahasa ibu) maupun bahasa kedua.


2) Pengertian Psikolinguistik
Bahasa telah berkembang sejak anak
Perkembangan Anak
berusia 4-5 bulan. Pada tahap ini akan
Psikolinguistik perkembangan anak
dibahas persoalan-persoalan yang dialami
merupakan kajian disiplin ilmu
seorang anak dalam belajar dua bahasa
psikolinguistik yang membicarakan
secara bersamaan atau bagaimana seorang
perkembangan anak dalam pemerolehan
anak memperoleh bahasa pertamanya.
suatu bahasa. Seorang pendidik, Erik H.
Apakah orang dewasa yang belajar bahasa
Erikson mengemukakan bahwa
kedua mengalami proses yang sama seperti
perkembangan manusia adalah sintesis dari
seorang anak belajar bahasa pertamanya,
tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas
dan teknik-teknik pengajaran bahasa yang
sosial. Teori itu kemudian diterbitkan
bagaimana yang dapat mengurangi
sebagai bukunya yang pertama dengan
terjadinya interferensi antara dua bahasa
judul Childhood and Society.
pada murid-murid.
Dikemukakannya pula bahwa
Mὄnks (2006:164) menyatakan,
perkembangan afektif merupakan dasar
psikolinguistik perkembangan dapat
perkembangan manusia.
diporang tuang sebagai suatu proses
Erikson melahirkan teori
pemasakan yang berhubungan dengan
perkembangan efektif yang terdiri atas
penguasaan bahasa pertama yang tidak
delapan tahap, yaitu : Trust vs Mistrus atau
lepas dari perkembangan kognitif anak,
kepercayaan dasar (0-1 tahun), Autonomy vs
perkembangan motorik, perasaan emosional
Shame and Doubt atau otonomi (1-3 tahun),
dan sosial anak.
Initiatives vs Guilt atau inisiatif (3-5 tahun),
Selain itu, psikolinguistik
Industry vs Inferiority atau produktivitas (6-
perkembangan merupakan subdisiplin
11 tahun), Identity vs Role Confusion atau
psikolinguistik yang berkaitan dengan
identitas (12-18 tahun), Intimacy vs

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


17

Isolation atau keakraban (19-25 tahun), 4) Karakteristik Anak Usia Dini


Generavity vs Self Absorption atau generasi Anak usia dini adalah anak yang
berikut (25-45 tahun), dan Integrity vs berada pada rentan usia 0-6 tahun (Undang-
Despair atau integritas (45 ke atas) Undang Sisdiknas Tahun 2003) dan 0-8
(Mulyani Sumantri, 2005:1.10). Penelitian tahun menurut para pakar pendidikan anak.
yang akan dibicarakan dalam makalah ini Menurut Mansur (2005: 88) anak usia dini
adalah tahap Initiatives vs Guilt atau adalah kelompok anak yang berada dalam
inisiatif (3-5 tahun), dan tahap Industry vs proses pertumbuhan dan perkembangan
Inferiority atau produktivitas (6-11 tahun). yang bersifat unik. Anak usia dini memiliki
karakteristik yang berbeda dengan orang
3) Pembagian Psikolinguistik
dewasa, karena anak usia dini tumbuh dan
Perkembangan
berkembang dengan banyak cara dan
Chomsky dalam Chaer (2009:168)
berbeda. Kartini Kartono (1990: 109)
menyatakan mengenai tahap kognitif yang
menjelaskan bahwa anak usia dini memiliki
berkaitan dengan kompetensi, membagi tiga
karakteristik: 1) bersifat egosentris naïf, 2)
buah komponen tata bahasa yaitu
mempunyai relasi social dengan benda-
komponen sintaksis, semantik dan fonologi.
benda dan manusia yang sifatnya
Psikolinguistik perkembangan
sederhana dan primitive, 3) ada kesatuan
dalam urutannya (Samsunuwiyati, 2009:43)
jasmani dan rohani yang hampir-hampir
dapat dibagi atas lima jenis perkembangan,
tidak terpisahkan sebagai satu totalitas, 4)
yaitu: (1) perkembangan fonologi, (2)
sikap hidup yang fisiognomis, yaitu anak
perkembangan semantik, (3) perkembangan
secara langsung memberikan atribut/sifat
sintaksis, (4) perkembangan morfologi, dan
lahiriah atau material terhadap setiap
(5) perkembangan konseptual.
penghayatnya.
Akan tetapi komponen-komponen
Pendapat lain tentang karakteristik
ini tidak diperoleh secara berasingan yang
anak usia dini dikemukakan oleh Sofia
satu terlepas dari yang lain melainkan
Hartati (2005: 8-9) sebagai berikut: 1)
diperoleh secara bersamaan. Hal yang perlu
memiliki rasa ingin tahu yang besar, 2)
diperhatikan juga, bahwa batasan-batasan
merupakan pribadi yang unik, 3) suka
yang tertera juga bukan merupakan batasan
berfantasi dan berimajinasi, 4) masa
yang kaku mengingat keunikan setiap anak
potensial untuk belajar, 5) memiliki sikap
berbeda satu dengan lainnya.
egosentris, 6) memiliki rentan daya

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


18

konsentrasi yang pendek, 7) merupakan 5) Mengetahui perbedaan kelamin dan


bagian dari makhluk sosial. status
Sementara itu, Rusdinal (2005: 16) 6) Dapat berhitung 1-10
menambahkan bahwa karakteristik anak Berdasarkan karakteristik yang telah
usia 5-7 tahun adalah sebagai berikut: 1) disebutkan maka dapat diketahui bahwa
anak pada masa praoperasional, belajar anak usia 5-6 tahun (kelompok b), mereka
melalui pengalaman konkret dan dengan dapat melakukan gerakan yang
orientasi dan tujuan sesaat, 2) anak suka terkoordinasi, perkembangan bahasa sudah
menyebutkan nama-nama benda yang ada baik dan mampu berinteraksi sosial. Usia
disekitarnya, dan mendefinisikan kata, 3) ini juga merupakan masa sensitive bagi
anak belajar melalui bahasa lisan dan pada anak untuk belajar bahasa. Dengan
masa ini berkembang pesat, 4) anak koordinasi gerakan yang baik anak mampu
memerlukan struktur kegiatan yang lebih menggerakan mata, tangan untuk
jelas dan spesifik. mewujudkan imajinasinya ke dalam bentuk
Secara lebih rinci, Syamsuar gambar, sebagai penggunaan gambar karya
Mochtar (1997: 230) mengungkapkan anak dapat membantu meningkatkan
tentang karakteristik anak usia dini, adalah kemampuan bicara anak.
sebagai berikut:
2. Teori Tentang Fokus
a. Anak usia 4-5 Tahun
a) Teori Morfologi
1) Gerakan lebih terkoordinasi
Secara etimologi kata morfologi
2) Senang bermain dengan kata
berasal dari kata morf yang berarti “bentuk”
3) Dapat duduk diam dan menyelesaikan
dan kata logi yang berarti “ilmu”. Jadi
tugas dengan hati-hati
secara harfiah kata morfologi berarti “ilmu
4) Dapat mengurus diri sendiri
mengenai bentuk”. Di dalam kajian
5) Sudah dapat membedakan satu
linguistic, morfologi berarti “ilmu
dengan banyak
mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan
b. Anak usia 5-6 tahun
kata”. Sedangkan di dalam kajian biologi
1) Gerakan lebih terkontrok
morfologi berarti “ilmu mengenai bentuk-
2) Perkembangan bahasa sudah cukup
bentuk sel-sel tumbuhan atau jasad-jasad
baik
hidup”. Memang selain bidang kajian
3) Dapat bermain dan berkawan
linguistik, di dalam kajian biologi ada juga
4) Peka terhadap situasi social

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


19

digunakan istilah morfologi. Kesamannya, 2) Pembentukan diminutiesuffix Contoh:


sama-sama mengkaji tentang bentuk. jurk (rok orang dewasa) jurkje (rok
Morfologi adalah ilmu bahasa yang anak) Perubahan kata kerja
mempelajari seluk beluk kata serta fungsi Dalam bahasa Indonesia, belum
perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik diketahui bagaimana perkembangan
fungsi gramatikal maupun fungsi semantik morfologi pada bahasa anak karena belum
(Ramlan, 1997: 21). ada penelitian di bidang tersebut. Slobin
Morfologi adalah bidang linguistik (1973) menemukan pada 40 bahasa anak
yang mempelajari morfem dan kombinasi- yang telah diselidiki adanya kesamaan
kombinasinya; bagian dari struktur bahasa hukum-hukum perolehan bahasa (operating
yang mencakup kata dan bagian-bagian principles) dan sebutannya antara lain:
kata yakni morfem (Kridalaksana, 2001: 1) Prinsip Operasional 1
51). Pada awal pengenalan kata, anak-anak
Morfologi adalah bagian dari mencari dan akhirnya menemukan
tatabahasa yang membicarakan bentuk kata bahwa kata-kata itu bermacam-macam
(Keraf, 1984: 51). Berdasarkan beberapa bentuknya dan bermacam-macam pula
pendapat tersebut dapatlah dinyatakan maknanya. Melalui bantuan konteks,
bahwa morfologi adalah bidang linguistik, lambat laun si anak mengetahui bahwa
ilmu bahasa, atau bagian dari tatabahasa misalnya perkataan bau dan bahu, tau
yang mempelajari morfem dan kata beserta dan tahu, tas dan pas, dan lain-lainnya
fungsi perubahan-perubahan gramatikal dan sepintas masing-masing pasangan
semantiknya. Kalau dikatakan morfologi tersebut terdengar sama apabila
membicarakan masalah bentuk-bentuk dan diucapkan, menunjuk kepada hal yang
pembentukan kata, maka semua satuan berbeda. Mereka mengetahui hal ini
bentuk sebelum menjadi kata, yakni karena orang dewasa selalu memakai
morfem dengan segala bentuk dan jenisnya pasangan kata tersebut dalam situasi,
perlu dibicarakan. kondisi dan kejadian yang berbeda-beda.
Menurut Schaerlaekens (1977), 2) Prinsip operasinal 2
diferensiasi morfologi itu meliputi tiga hal Anak-anak menemukan bahwa dua hal
penting, yaitu: yang harus dibedakan yaitu kata-kata
1) Pembentukan kata jamak tugas (fuctions words) dan imbuhan-
imbuhan, juga bahwa akhiran (sufiks) –

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


20

an, -kan dan –i selalu berhubungan Verba atau kata kerja biasanya
dengan kata kerja, sufiknya dengan kata dibatasi dengan kata-kata yang menyatakan
benda, ada ulangan dan sebagainya. perbuatan atau tindakan. Namun batasan ini
3) Prinsip Operasinal 3: masih kabur karena tidak mencakup kata-
Adanya kecenderungan anak kata seperti tidur dan meninggal yang
mengadakan generalisasi seperti telah dikenal sebagai kata kerja tetapi tidak
diuraikan sebelumnya. menyatakan perbuatan atau tindakan
4) Prinsip Operasinal 4: sehingga verba disempurnakan dengan
Bahwa anak-anak memperhatikan menambah kata-kata yang menyatakan
akhiran (sufiks) dan memakainya lebih gerak badan ..., atau terjadinya sesuatu
dulu daripada awalan (prefiks). sehingga batasan itu menjadi kata kerja
5) Prinsip Operasinal 5: adalah kata-kata yang menyatakan
Anak-anak dapat memahami perbuatan, tindakan, proses, gerak, keadaan
penempatan kata dan urutan kata itu, dan dan terjadinya sesuatu (Keraf, 1991 :72)
dapat memisahkan antara awalan dan Sedangkan menurut Sudaryanto
akhiran serta pemakaiannya, sehingga (1991 : 6) yang dimaksud dengan verba
tidak terbalik atau keliru dalam adalah kata yang menyatakan perbuatan,
pemakaian. dapat dinyatakan dengan modus perintah,
b) Teori Kelas Verba dan bervalensi dengan aspek
Verba atau kata kerja (bahasa Latin: keberlangsungan yang dinyatakan dengan
verbum, "kata") adalah kelas kata yang kata „lagi‟ (sedang).
menyatakan suatu tindakan, keberadaan, Seperti halnya dengan kata benda untuk
pengalaman, atau pengertian dinamis menentukan apakah sebuah kata adalah kata
lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi kerja(verba) atau tidak, kita mengikuti dua
predikat dalam suatu frasa atau kalimat. prosedur, penetapan dengan kriteria
Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat praseologi (Keraf, 1991 : 13).
dibagi menjadi dua: kata kerja transitif yang Sebagai salah satu kelas kata dalam
membutuhkan pelengkap atau objek seperti tuturan kebangsaan verba mempunyai
memukul (bola), serta kata kerja intransitif frengkuensi yang tinggi pemakaiannya
yang tidak membutuhkan pelengkap seperti dalam suatu kalimat. Selain itu, verba
lari. mempunyai pengaruh yang besar terhadap
penyusunan kalimat. Perubahan struktur

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


21

pada kalimat sebagian besar ditentukan 1. Kata Kerja Transitif: Kata kerja transitif
oleh perubahan bentuk verba. Pendapat merupakan kata kerja yang selalu diikuti
lain, dikemukakan oleh Harimurti oleh unsur subjek, contoh : membeli,
Kridalaksana (1993: 226) menyatakan membunuh memotong, dll. Dilihat dari
bahwa verba adalah kelas kata yang segi bentuknya kata kerja transitif dapat
biasanya berfungsi sebagai predikat dalam dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu: Kata
beberapa bahasa lain verba mempunyai ciri kerja transitif berimbuhan dan kata kerja
morfologis seperti kata, aspek, dan pesona transitif tak berimbuhan.
atau jumlah. Sebagian verba memiliki unsur 2. Kata Kerja Intransitif: Kata kerja
semantis perbuatan, keadaan dan proses, intransitif ialah kata kerja yang tidak
kelas kata dalam bahasa Indonesia ditorang memerlukan pelengkap. Seperti kata
tuai dengan kemungkinan untuk diawali tidur untuk contoh kalimat berikut: saya
dengan kata tidak dan tidak mungkin tidur, pada kalimat tersebut kata tidur
diawali dengan kata seperti sangat, lebih, yang berposisi sebagai predikat (P) tidak
dan sebagainya. lagi diminta menerangkan untuk
Selanjutnya pendapat yang hampir memperjelas kalimatnya, karena kalimat
sama juga dikemukakan oleh Mess (1992:4) itu sudah jelas.
yang berhubungan dengan pengertian verba Di dalam Bahasa Indonesia ada 2
atau kata kerja. Beliau mengatakan : sesuai dasar dalam pembentukan verba, yaitu
dengan namanya, kata kerja pada umumnya dasar yang tanpa afiks tetapi telah mandiri
menyatakan suatu pekerjaan, perbuatan atau karena telah memiliki makna, dan bentuk
gerak. Ciri-ciri fisik lain yang ditampakan dasar yang berafiks atau turunan. dari
secara tradisional adalah kemungkinan bentuk verba ini dapat dibedakan menjadi :
menduduki fungsi predikat oleh sebuah 1. Verba Dasar Bebas: ialah verba yang
kalimat verba. Ciri-ciri fisik yang paling beruba morfem dasar bebas, misalnya:
menonjol adalah kemampuan menduduki duduk, makan, mandi, minum, dll.
posisi memerintah(imperatif) secara 2. Verba Turunan: ialah verba yang telah
langsung. mengalami afiksasi, reduplikasi,
Kata kerja atau verba adalah jenis gabungan proses atau berupa paduan
kata yang menyatakan suatu perbuatan. leksem.
Kata kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, Pembagian verba dilakukan dengan
yaitu: mengamati (1) bentuk morfologis, (2)

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


22

perilaku sintaksis dan (3) perilaku di atas, Yusuf Abdullah, (1995:76)


semantisnya secara menyeluruh dalam menguraikan ciri-ciri verba sebagai berikut
kalimat sesuai dengan tujuan yang ingin (1) berfungsi utama sebagai predikat atau
dicapai, maka penelitian ini hanya sebagai ciri predikat dalam kalimat
menguraikan verba berdasarkan bentuk- walaupun dapat juga mempunyai fungsi
bentuk verbanya, proses merfofonemis serta lain, (2) verba mengandung dasar perbuatan
pengimbuhan secara umum, peneliti (aksi proses atau keadaan yang bukan
mengacu pada pembagian verba yang bersifat kualitas), dan (3) verba khususnya
dikemukakan oleh Darjowidjojo Soenjono yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi
(2010: 98), yang mengatakan bahwa : prefiks-ter, yang berarti paling. Dilihat dari
berdasarkan ciri-ciri semantisnya verba hubungan verba dan Verba transitif dapat
terdiri atas (1) verba keadaan, ialah verba dibagi atas dua, yakni verba aktif dan verba
yang menyatakan suatu keadaan, dan (2) pasif. Verba aktif adalah verba yang
ciri umum verba bahasa Tolaki adalah subyeknya berperan sebagai pelaku dan
berfungsi utama P, dan sebagai P verba penanggap peristiwa, sedangkan verba pasif
cenderung di dampingi ileh fungsi yang adalah verba yang subyeknya berperan
ditempatioleh jenis kata lain (biasanya sebagai penderita, sasaran atau hasil
Verba). Jadi dalam kalimat iniro moiso „
METODE PENELITIAN
mereka tidur‟ dapat ditentukan
iniro‟mereka‟ bukanlah verba dan bukan Metode penelitian yang digunakan dalam
pula P, yang verba dan P adalah moiso penelitian mini riset ini adalah kualitatif,
„tidur‟. (Nababan 1992 : 55). Proses, ialah merupakan suatu penelitian untuk
verba menyatakan proses-proses, dan (30 mendeskripsikan secara narasi peristiwa,
verba aksi, ialah verba yang menyatakan perilaku orang orang atau suatu keadaan
suatu aksi. tertentu secara rinci dan mendalam.
Berdasarkan pengertian verba di atas secara Pendekatan yang digunakan adalah
umum verba dapat diidentifikasikan dan penelitian Kualitatif Etnografi. Menurut
dibedakan dari kelas kata yang lain. Hal itu Moleong (2010: 6), penelitian kualitatif
dapat dilihat dari ciri-ciri verba atau torang adalah: Penelitian yang bermaksud untuk
tua-torang tua formal yang menyebabkan memahami fenomena tentang apa yang
suatu kata dianggap termaksud dalam dialami oleh subyek penelitian, misalnya
kategori verba. Selaras dengan pengertian perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
sebagainya, secara holistik, dan dengan cara

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


23

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Tabel 1


Pengelompokkan Verba Yang Diperoleh
bahasa, pada suatu konteks khusus yang
Dari Mini Riset
alamiah dan dengan memanfaatkan
Nama Nomin Verba Turunan
J
berbagai metode alamiah. Etnografi adalah Anak Kata
Dasar
Beraf Beredu Berproses Maje
ml
iks plikasi gabungan muk
Alifia 30 15 18 7 4 44
pembuatan dokumentasi analisis dengan Septima
Zahra
mengadakan penelitian lapangan. Istilah M.
Rizky
48 22 13 19 6 60

Rahayu
etnografi menekankan pada proses L
Annisa 55 26 15 22 9 72
penelitian maupun hasil dari proses Nur
Sturaya
Jumlah 132 63 46 48 19 17
tersebut. Hasilnya merupakan sebuah 6

perkiraan, jadi etnografi adalah sebuah


1. Pembahasan
kajian yang dapat dilakukan ditempat alami, Grafik I
Pengelompokkan Verba Yang
dimana para peneliti dapat mengamati
Diperoleh Dari Mini Riset (Alifia
kejadian-kejadian secara alami. Septima Zahra)
Jumlah Kelas Kata Verba
HASIL DAN PEMBAHASAN
60
50
Dari hasil penelitian pada lima aspek
40
morfologi kelas verba penelitian hanya 30
20
memperoleh tiga jenis kelas verba, yaitu:
10
Nomina Kata dasar, verba turunan yang 0
Verba Kata Verba Verba Verba Verba
Dasar Berafiks Bereduplikasi Berproses Majemuk
mencakup: verba berafiks, verba gabungan

bereduplikasi, verba berproses gabungan, Grafik II


serta verba majemuk Pengelompokkan Verba Yang Diperoleh
Dari Mini Riset (M. Rizky Rahayu L)
Berikut didajikan contoh-contoh ujaran
untuk masing-masing tindak tutur yang Jumlah Kelas Kata Verba
diperoleh subjek penelitian. Tabel berikut 60
adalah contoh tindak tutur kemampuan 50
40
kelas kata verba yang tercatat dari transkrip
30
data penelitian. 20
10
0
Verba Kata Verba Verba Verba Verba
Dasar Berafiks Bereduplikasi Gabungan Majemuk

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


24

Grafik III bahasa ini tidak merata, tampak sangat


Pengelompokkan Verba Yang Diperoleh
nyata bahwa dalam pemerolehan Verba,
Dari Mini Riset (Annisa Nur Sturaya)
faktor masukan dari lingkungan sangat
Jumlah Kelas Kata Verba
60
berpengaruh pada anak. Ragam Verba yang
diperoleh pada umumnya bahasa
40
nonformal, karena bahasa yang
20 diperkenalkan oleh lingkunganya antara

0 bahasa Indonesia dengan interaksi bahasa


Verba Kata Verba Berafiks Verba Verba Verba
Dasar Bereduplikasi Gabungan Majemuk Sunda yang beranekaragam dan
menimbulkan masalah tersendiri dan sangat
Jika merujuk pada teori
menarik bagaimana akhirnya anak
Developmental Psychology Today (Monks,
menguasai tahap dimana dia menguasai
2006:162) kekayaan bahasa rata-rata pada
bahasa dengan mudah ditelaah oleh
anak usia empat tahun adalah 1550
lingkungan.
kata/bahasa, dan anak usia enam tahun
Perkembangan morfologis atau
sebanyak 2590 kata/bahasa. Sesuai dengan
penguasaan pembentukan kata pada anak
perkembangan psikologi dan kemajuan
telah berkembang semakin pesat. Ketiga
media, kemampuan anak dalam
anak telah dapat membedakan pengucapan
pengamatan penulis mungkin dapat
antara kata pas—tas, makan tahu dan kata
melebihi atau sama dengan hasil penelitian
tau, mencium bau dan apa yang dinamakan
tersebut.
dengan bahu telah dapat digunakan dengan
Hal ini juga dapat diperkirakan
baik.
dengan adanya sikap dari orang-orang di
Menggunakan kata-kata dengan
sekeliling anak yang selalu ikut memotivasi
imbuhan yang tepat, misalnya: ―Ayo,
anak meningkatkan kosakata dan
kembalikan,‖ masukin uangnya; kartunya
kemampuan berbahasa mereka. Dengan
ditarik; bonekanya dimandikan; telah
demikian si anak akan selalu terdorong
menunjukkan penggunaan prinsip
untuk menggunakan bahasa yang telah
operasinal 2 dengan cukup baik. Akan
dikuasainya.
tetapi terkadang Anjel masih lebih
Data yang diperoleh dari hasil
memahami penggunaan akhiran (sufiks)
penelitian mini riset, serta grafik siatas
daripada awalan (prefiks).
dapat terlihat bahwa konsep universal yang
dipatuhi oleh anak dalam pemerolehan

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


25

Alifia Septima Zahra yang berusia 3 Annisa Nur Sturaya usia 5 Tahun
Tahun terlihat telah banyak memiliki pun terlihat semakin memiliki
perbendaharaan kata benda atau Verba perbendaharaan verba dasar yang semakin
dasar yang merupakan verba yang berupa luas, baik dari benda yang ada di dekatnya
morfem dasar bebas. Sedangkan untuk maupun yang ada di lingkungan sekitarnya,
Verba turunan, afiksasi sudah mulai termasuk dari hasil pemahamannya dari
dilakukan meskipun baru ―ke‖ dan ―nya‖. buku dan televisi. Pada verba turunan, serta
Pada kata pengulangan yang terlihat, Alifia untuk verba berafiks sudah semakin banyak
masih banyak melakukan pengulangan penambahan sisipannya: -ke; nya; an; pe-
yang bukan memiliki makna pengulangan. nya., per-kan, per-I, me, di, ter, ke, ke-an.
Pengulangan yang dilakukan sepertinya Pada verba reduplikasi yang diucapkan
berupa penegasan agar mitra bicaranya annisa sudah pada pemahaman pengulangan
mengerti apa yang dimaksudkannya. kata dalam makna sebenarnya. Sedangkan
Sedangkan pemajemukan yang diperoleh untuk verba majemuk annisa sudah
Alifia masih berupa pengulangan kata yang memiliki cukup banyak kata-kata. Pada
didengarnya dari mitra bicara, belum dari tahap belajar bahasa (pemerolehan bahasa)
hasil kata yang dipahami. anak memperhatikan kedudukan bahasa
M. Rizky Rahayu L yang berusia 4 orang dewasa yang mengajaknya berbicara
tahun bulan terlihat semakin banyak bahwa orang dewasa yang berkomunikasi
memiliki Verba dasar yang tidak hanya dengan anaknya tidak mencadelkan
berada didekat sekitarnya saja. Pada Verba bahasanya) dan si anak memahaminya
turunan, untuk Verba berfiks sudah terlihat secara perlahan dan berurutan
kalau Rizki sudah dapat mengucapkan Begitu pula Annisa (5 tahun) anak
dengan penambahan sisipan ―pe‖ ―me‖ perempuan tunggal yang diasuh oleh
―an‖ ―nya‖. Pada Verba bereduplikasi neneknya yang memang suka berbicara.
yang diucapkan Rizki sebatas mengulang Dengan lingkungan dan kondisi yang
untuk memperjelas kegiatannya, dan sudah mendukung, kemampuan berbahasanya
mulai pada pemaknaan pengulangan. menjadi meningkat. Ia melakukan respon
Sedangkan untuk verba majemuk, Rizki bergantung pada interaksi dengan
juga telah memiliki pengucapan majemuk lingkungannya apalagi ia telah memiliki
melalui kegiatan bermain. lingkungan sekolah formal dengan sistem

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


26

pembelajaran yang menuntutnya untuk orang tuanya bekerja) terbiasa dengan


meningkatkan kemampuan kognitif. lingkungan yang selalu aktif
Annisa semakin bersekolah semakin berkomunikasi.
mampu mengembangkan struktur Begitu pula Annisa (5 tahun) anak
bahasanya ke arah lebih kompleks serta perempuan tunggal yang diasuh oleh
mampu melibatkan gabungan kalimat- neneknya yang memang suka berbicara.
kalimat sederhana yang ada hubungannya Dengan lingkungan dan kondisi yang
dengan konteks interaksi serta mulai mendukung, kemampuan berbahasanya
menggunakan konjungsi. menjadi meningkat. Ia melakukan respon
Perbaikan kata dan penghalusan bergantung pada interaksi dengan
yang dilakukan Annisa mencakup belajar lingkungannya apalagi ia telah memiliki
mengenai cara merespon komunikasi lingkungan sekolah formal dengan sistem
dengan orang yang lebih tua atau teman pembelajaran yang menuntutnya untuk
sebaya. Tata bahasanya semakin teratur dan meningkatkan kemampuan kognitif.
afiksasi pembentukan verba lebih menonjol Annisa semakin bersekolah semakin
(dengan sangat baik). Perkembangan mampu mengembangkan struktur
morfologis atau penguasaan pembentukan bahasanya ke arah lebih kompleks serta
kata telah berkembang semakin pesat. mampu melibatkan gabungan kalimat-
Perkembangan bahasa ketiga anak kalimat sederhana yang ada hubungannya
yang diamati penulis cenderung lebih dengan konteks interaksi serta mulai
didominasi oleh faktor behaviorisme dan menggunakan konjungsi.
kognitif. Bahasa anak dapat berkembang
dengan pesat didukung oleh faktor PENUTUP
lingkungan, seperti keluarga dan Kesimpulan
lingkungan belajar mereka. Alifia dengan Psikolinguistik perkembangan
kondisi sebagai anak pertama dalam membahas penguasaan bahasa pertama
keluarga besar yang setiap hari berkumpul dengan memperhatikan perkembangan
dengan orang-orang dewasa ditunjang oleh kognitif anak, perkembangan motorik dan
pendidikan sang ibu yang seorang guru. perkembangan emosional serta sosial anak
Dan Alifia setiap hari dari pukul 8 pagi dan dari seluruh penghayatan anak terhadap
sampai pukul 10 berada di dunianya.
tempat/kelompok bermain (karena kedua

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


27

Hasil umum dari pengamatan penulis ―an‖ ―nya‖. Pada Verba bereduplikasi
terhadap psikolinguistik perkembangan yang diucapkan Rizki sebatas mengulang
pada anak usia prasekolah (3 tahun), 4 untuk memperjelas kegiatannya, dan sudah
Tahun, dan anak usia sekolah rendah (5 mulai pada pemaknaan pengulangan.
tahun) bahwa anak pada dasarnya memiliki Sedangkan untuk verba majemuk, Rizki
kemampuan untuk menghasilkan bahasa juga telah memiliki pengucapan majemuk
dengan baik karena didukung oleh faktor melalui kegiatan bermain.
lingkungan (behaviorisme), faktor kognitif Perkembangan bahasa Annisa (5
(pengetahuan) dan lahiriah anak normal tahun) telah dipergunakan untuk kebutuhan
(nativisme) yang cukup menunjang. komunikasi atau berinteraksi. Ia melakukan
Penguasaan bahasa Alifia (3 tahun) respon bergantung pada interaksi dengan
lebih mengarah pada peniruan lingkungannya apalagi ia telah memiliki
bunyi/kata/kalimat, anak dapat mengulang lingkungan sekolah dengan sistem
apa yang diajarkan dengan baik. Ia pandai pembelajaran yang sedikit menuntutnya
mengadakan imitasi daripada mengerti apa untuk meningkatkan kemampuan kognitif.
yang ia ucapkan. Pada tahap ini anak mulai Annisa semakin bersekolah semakin
mengembangkan bahasanya. Anak mulai mampu mengembangkan struktur
mengembangkan tata bahasa, panjang bahasanya ke arah lebih kompleks serta
kalimat semakin bertambah, ucapan-ucapan mampu melibatkan gabungan kalimat-
yang dihasilkan semakin kompleks, dan kalimat sederhana yang ada hubungannya
mulai menggunakan kata jamak. dengan konteks interaksi serta mulai
Penambahan kosakata dan pengayaan menggunakan konjungsi.
terhadap sejumlah dan jenis kata sesuai Perbaikan kata dan penghalusan yang
dengan perkembangan dan kematangan dilakukan Annisa mencakup belajar
psikolinguistik anak. mengenai cara merespon komunikasi
M. Rizky Rahayu L yang berusia 4 dengan orang yang lebih tua atau teman
tahun bulan terlihat semakin banyak sebaya. Tata bahasanya semakin teratur dan
memiliki Verba dasar yang tidak hanya afiksasi pembentukan verba nya lebih
berada didekat sekitarnya saja. Pada Verba banyak dikuasai.
turunan, untuk Verba berfiks sudah terlihat Akan tetapi pada umumnya
kalau Rizki sudah dapat mengucapkan penguasaan bahasa anak dilakukan dengan
dengan penambahan sisipan ―pe‖ ―me‖ reduplikasi bahasa orang dewasa secara

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


28

spontan atau peniruan dilakukan karena tua (Panduan Orangtua yang Cerdas,
anak merasa diperhatikan atau menerima Kreatif dan Inovatif dalam Merawat dan
tugas untuk melakukan itu. Bila anak Mendidik Bayi / Balita):
menirukan secara spontan maka kalimat 1) Hindari sikap mengkoreksi kesalahan
yang dihasilkan akan diulang kembali oleh pengucapan kata anak secara langsung,
anak dengan tata bahasa anak sendiri. Bagi karena itu akan membuatnya malu dan
si anak yang terpenting adalah inti dari malah bisa mematahkan semangatnya
kalimat yang dimaksud. untuk belajar dan berusaha. Orang tua
Secara khusus tidak terdapat bisa mengulangi kata-kata tersebut
kelompok kata yang spesifik seperti kata secara jelas seolah Orang tua
pivot dan kata terbuka dalam bahasa yang mengkonfirmasi apa yang
diperlihatkan Alifia, M. Ridwan, dan dimaksudkannya. Dengan demikian, ia
Annisa, seperti yang terdapat dalam bahasa akan memahami kesalahannya tanpa
anak pada umumnya. Mereka nampaknya merasa harus malu;
telah melewati masa/periode ini, mereka 2) Pada usia ini, seorang anak sudah mulai
lebih menyukai bahasa dengan kalimat bisa mengerti penjelasan sederhana.
orang dewasa. Penguasaan bahasa pertama Oleh sebab itu, Orang tua bisa mulai
mereka dipelajari sebagai suatu hal wajar mencoba untuk mengajaknya
dan sesuai dengan perkembangan kognitif, .mendiskusikan soal-soal yang sangat
perkembangan motorik dan pemasakan sederhana; dan tanyakan apa
emosional dan sosial mereka. Dengan kata pendapatnya tentang persoalan itu.
lain perkembangan bahasa anak dalam Dengan cara itu, Orang tua melatih cara
pengamatan penulis, saling berhubungan dan proses penyelesaian masalah pada
erat dengan perkembangan emosional dan anak Orang tua setahap demi setahap.
lingkungan sosialnya dan saling Hasil dari tukar pendapat itu sebenarnya
memberikan pengaruh. juga mempertinggi self-esteem anak
karena ia merasa pendapatnya
2. Saran didengarkan oleh orang dewasa;
a) Tindakan yang dapat Dilakukan 3) Mulailah mengeluarkan kalimat yang
Orangtua panjang dan kompleks, agar ia mulai
Mengacu pada perkembangan bahasa belajar meningkatkan kemampuannya
anak usia prasekolah saran untuk para orang dalam memahami kalimat. Untuk

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


29

mengetahui apakah ia memahami atau untuk menyiapkan kondisi yang positif dan
tidak, Orang tua bisa melihat respon dan konstruktif bagi anak : Asupan gizi dan
reaksinya; jika ia melakukan apa yang nutrisi yang baik diperlukan anak mulai
Orang tua inginkan, dapat diartikan ia dari masa prenatal hingga postnatal, supaya
cukup mengerti kalimat Orang tua, organ bicara dan otak sebagai pusat
Anak-anak sangat menyukai kegiatan pengolahan data dan informasi bisa
berbisik karena hal itu permainan berfungsi secara optimal, Tidak ada anak
mengasikkan buat mereka sebagai salah yang sama persis di dunia ini, sehingga
satu cara mengekspresikan perasaan, dan hindarkan sikap membanding-bandingkan
keingintahuan. anak.
4) Pakailah cerita-cerita dongeng dan fabel Gunakan media yang bervariasi untuk
yang sebenarnya mencerminkan dunia mengembangkan kemampuan bahasa dan
anak kita dan memakainya sebagai suatu bicara anak, sesuai dengan karakter anak.
cara untuk mengajarkan banyak hal Anak yang masih resah dan sulit
tanpa menyinggung perasaannya. memfokuskan perhatian jangan di paksa
Dengan mendongeng, Orang tua untuk membaca buku seperti anak yang
mengenalkan padanya konsep-konsep tidak punya problem konsentrasi. Gunakan
tentang moralitas, nilai-nilai, sikap yang media lain, seperti alam dan permainan
baik dan jahat, keadilan, kebajikan dan untuk mengembangkan kemampuan
pesan-pesan moral lainnya. Jadikanlah bahasanya
saat-saat bersama anak Orang tua
DAFTAR PUSTAKA
sebagai masa yang menyenangkan, ceria,
santai dan segar. Buatlah ini menjadi Chaer, Abdul. (2009). Psikolinguistik,
Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka
kebiasaan di waktu-waktu tertentu, Cipta.
seperti sebelum tidur atau di waktu sore Darjowodjojo, Soenjono. (2010).
hari. Psikolinguistik: Pengatar
Pemahaman Bahasa Manusia.
b). Saran Buat Ayah dan Ibu Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Setiap orang tua pasti mengharapkan Gleason, Jean Berko Nan Bernstein Ratner.
anaknya tumbuh sehat dan berkembang (2009). USA: Pearson International
Edition.
secara optimal sesuai tahap perkembangan
Gorys, Keraf. (1984). Linguistik Bandingan
yang wajar (bahkan banyak pula yang Historis. Jakarta: Gramedia. …
inginnya lebih). Untuk itu, beberapa saran

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30


30

Hartati, Sofia. (2005). Perkembangan Yusoff, Abdullah dan Che Rabiah


Belajar Anak Usia Dini. Jakarta : Mohamed (1995). Teori Pemelajaran
Direktorat Pembinaan AUD. Sosial dan Pemerolehan Bahasa
Pertama. Jurnal Dewan Bahasa, Mei.
Kartono Kartini. (1990). Psikologi Anak,
456-464
Psikolog Perkembangan. Bandung :
Morang tuar Maju.
Kridalaksana, Harimurti. (2001). Kamus
Linguistik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia
Dini dalam Islam. Yogyakarta:
Pustaka.
Mess. 1992. Morfologi – Edisi Keenam,
Erlangga: Jakarta.
Mὄnks, F.J. and A.M. P. Knoers. (2006).
Psikologi Perkembangan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Nababan dan Sri Utari Subyakto. (1992).
Psikolinguistik: Suatu Pengatar.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Owens, J.E. (2008). Excerpt from Language
Development: An Introduction.
Dalam http://www.
education.com/reference/article/acqui
sition-sentence-form. Diakses tanggal
30 Mei 2011
Ramlan. (1997). Semantik Pengantar Studi
Tentang Makna. Bandung : Sinar
Baru.
Rusdinal,dkk. (2005). Pengelolaan Kelas di
Taman Kanak-kanak. Jakarta
:.Gramedia Pustaka Utama.
Simanjuntak, Mangantar. (1982).
Pemerolehan Bahasa Melayu:
Bahagian Fonologi. Jurnal Dewan
Bahasa, Ogos/September, 615-625.
Slobin, D.I. (1974). Psycholinguistics.
Glenview, Illionis: Scot, Foresman
and Company
Sudaryanto. (1991). Tata Bahasa Baku
Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Utama

Tunas Siliwangi Vol.1, No.1, Oktober 2015: 13-30

Anda mungkin juga menyukai