Anda di halaman 1dari 12

KALIMAT TUNGGAL DAN TRANFORMASINYA

Disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah sintaksis Bahasa Indonesia
Dosen pengampu: Iib Marzuqi, M.Pd.

Disusun oleh:
1. Muhammad Rhois 22032025
2. Muhammad Khoiron 22032059
3. Nita Kurnia Ningsih 22032132
4. Natasya Zuni Chusnul C 22032048

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FALKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
2023

1
E. Kalimat Berdasarkan Wajib Tidaknya Kehadiran Objek
Pembagian kalimat berdasarkan wajib tidaknya kehadiran objek hanya dilakukan pada kalimat
verbal, yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba. Berdasarkan wajib tidaknya kehadiran objek,
kalimat dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu (1) kalimat transitif, (2) kalimat semitransitif,
dan (3) kalimat intransitif. Ketiga jenis kalimat tersebut dibicarakan lebih lanjut di bawah ini.
1. Kalimat Transitif
Kalimat transitif adalah kalimat yang P-nya mewajibkan hadirnya O. Contoh kalimat transitif
dihadirkan berikut.
(35) Adik saya selalu meminta uang saku setiap akan sekolah (36) Para pekerja sedang mengambil
tunjangan hari raya
Kallmat (35) terdiri atas empat frasa, yaitu adik soy selalu meminta, uang saku, dan setiap akan
sekolah. Frasa odlik saya menduduki fungsi S, selalu meminta menduduki fungsi P wang suka
menduduki fungsi O, dan setiap berangkat sekolah pendudukid fungsi K. P pada kalimat tersebut berupa
FV yang mewajibkan hadirnya O. Karena itu, kalimat ini disebut kalimat transitif. Apabila O dalam
kalimat ini tidak dihadirkan, kalimat rersebut akan menjadi kalimat yang kurang berterima sebagaimana
tampak dalam kalimat berikut
(35a) *Adik saya selalu meminta setiap akan sekolah.
Kalimat (36) terdiri atas tiga frasa, yaitu para pekerja, sedang mengambil, dan tunjangan hari
raya. Prasa para pekerja menduduki fungsi S, sedang mengambil menduduki fungsi P, dan tunjengen
hari raya menduduki fungsi O. P pada kalimat tersebut berupa FV yang mewajibkan hadirnya O. Karena
itu, alimat ini disebut kalimat transitif. Apabila O dalam kalimat tidak dihadirkan, kalimat tersebut akan
menjadi kalimat yang kurang berterima sebagaimana tampak dalam kalimat berikutmengambi 36a) Para
pekerja sedang mengambil
2 Kalimat Semitransitif
Kalimat semitransitif adalah kalimat yang O-nya bersifat anasuka atau O dalam kalimat tersebut
boleh hadir boleh ga tidak Kalimat semitransitif akan disajikan berikut ini
10 Semua undangan sedang makan (nasi tumpeng). See pagi istri saya selalu menyapu (halaman rumah)
Mama (37) terdiri atas tiga frasa, yaitu semus dengan tang makan, dan nasi tumpeng. Frasa semua
dsadul fungsi S. sedang makan menduduki mnos tumpeng menduduki fungsi O. P dalam merentak FV
yang berupa verba semitransit, yaitu verba yang O-nya bersifat manasuka. Karena itu, kalimat ini
tergolong kalimat semitransitif. Meskipun O dalam kalimat ini tidak dihadirkan, kalimat ini tetap
menjadi kalimat yang berterima sebagaimana tampak dalam kalimat berikut
(37a) Semua undangan sedang makan.
Kalimat (38) terdiri atas empat frasa, yaitu setiap pogi istriku, selalu menyapu, dan halaman
rumah. Frasa setiap pagi menduduki fungsi K, istriku menduduki fungsi S, selalu menyapu menduduki
fungsi P, dan halaman rumah menduduki fungsi O. P dalam kalimat ini berbentuk PV yang berupa verba
semitransitif, yaitu verba yang O-nya bersifat manasuka Karena itu, kalimat ini tergolong kalimat
semitransitif Meskipun O dalam kalimat ini tidak dihadirkan, kalimat ini tetap menjadi kalimat yang
berterima sebagaimana tampak dalam kalimat berikut.
(38a) Setiap pagi istriku selalu menyapu.
3. Kalimat Intransitif

2
Kalimat intransitif adalah kalimat yang tidak memerlukan kehadiran O. Contoh kalimat
intransitif dapat disajikan berikut ini.
(39) Para peserta lomba sedang beristirahat di depan gedung olahraga.
(40) Semua pegawai negeri sedang berbaju batik nasional.
Kalimat (39) terdiri atas tiga frasa, yaitu para peserta lomba, sedang beristirahat, dan di depan
gedung olahraga. Frasa para peserta lomba menduduki fungsi S, sedang beristirahat menduduki fungsi
P, dan di depan gedung olahraga menduduki fungsi K. P dalam kalimat tersebut berbentuk FV yang
berupa verba intransitif, yaitu verba yang tidak memerlukan kehadiran O. Karena itu, kalimat ini disebut
kalimat intransitif.
Kalimat (40) terdiri atas tiga frasa, yaitu semua pegawai negeri, sedang berbaju, dan batik
nasional. Frasa semua pegawai negeri menduduki fungsi S, sedang berbaju menduduki fungsi P, dan
batik nasional menduduki fungsi Pel. P dalam kalimat tersebut berbentuk FV yang berupa verba
intransitif, yaitu verba yang tidak memerlukan kehadiran O. Karena itu, kalimat ini disebut kalimat
intransitif.

F. Kalimat Berdasarkan Ada Tidaknya Unsur Negasi pada Predikat


Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi pada P, kalimat dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu (a) kalimat positif dan (b) kalimat negatif. Dua jenis kalimat tersebut akan dibicarakan berikut ini.

1. Kalimat Positif
Kalimat positif adalah kalimat yang ditandai dengan tidak adanya unsur negasi pada P. Contoh
kalimat positif dapat diamati dalam kalimat berikut.
(41) Para jamaah haji sedang bertawaf di sekitar Kakbah.
(42) Buku-buku itu segera dikirim ke perpustakaan umum.
Kalimat (41) terdiri atas tiga frasa, yaitu para jamaah haji, sedang bertawaf, dan di sekitar
Kakbah. Frasa para jamaah haji menduduki fungsi S, sedang bertawaf menduduki fungsi p dan di sekitar
Kakbah menduduki fungsi K. Dalam kalimat tersebut tidak terdapat unsur negasi pada P sehingga
kalimat tersebut termasuk kalimat positif.
Kalimat (42) terdiri atas tiga frasa, yaitu buku-buku itu, segera dikirim, dan ke perpustakaan
umum. Frasa buku-buku itu menduduki fungsi S, segera dikirim menduduki fungsi P, dan ke
perpustakaan umum menduduki fungsi K. Karena tidak terdapat unsur negasai pada P, kalimat tersebut
termasuk kalimat positif

2. Kalimat Negatif
Kalimat negatif adalah kalimat yang ditandai dengan adanya unsur negasi pada P. Contoh
kalimat negatif dapat diamati dalam kalimat berikut.
(43) Para jamaah haji tidak sedang bertawaf di sekitar kakbah.
(44) Buku-buku itu tidak segera dikirim ke perpustakaan umum.

3
Kalimat (43) terdiri atas tiga frasa, yaitu para jamaah haji, tidak sedang bertawaf, dan di sekitar
Kakbah. Frasa para Jamaah haji menduduki fungsi S, tidak sedang bertawaf menduduki fungsi P, dan
di sekitar Kakbah menduduki fungsi K. Dalam kalimat tersebut terdapat unsur negasi pada P, yaitu tidak
sehingga kalimat tersebut termasuk kalimat negatif.
Kalimat (44) terdiri atas tiga frasa, yaitu buku-buku itu, tidak segera dikirim, dan ke
perpustakaan umum. Frasa buku buku itu menduduki fungsi S, tidak segera dikirim menduduk fungsi
P, dan ke perpustakaan umum menduduki fungsi K. Karena tidak terdapat unsur negasi pada predikat,
kalimat tersebut termasuk kalimat negatif

G. Kalimat Berdasarkan Sifat Tuturan


Berdasarkan sifat tuturan, kalimat dibedakan atas Imat langsung dan kalimat tidak langsung.
Kalimat Langsung.

1. Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang mengutip tuturan gsung pembicaranya tanpa perubahan
apa pun. Tuturan ngsung yang dikutip selalu ditulis dalam tanda petik. Perhatikan contoh berikut!
(45) Ayah berkata, "Besok saya akan pergi ke Jakarta."
(46) "Kami sudah mempelajari frasa," kata para mahasiswa
Kalimat (45) dan (46) adalah kalimat langsung. Dalam kalimat (45), bagian yang merupakan
tuturan langsung pembicaranya adalah Besok saya akan pergi ke Jakarta. Dalam kalimat (46), bagian
yang merupakan tuturan langsung pembicaranya adalah Kami sudah mempelajari materi itu. Bagian-
bagian itu disebut kutipan langsung. Kutipan langsung dalam kalimat selalu diawali huruf kapital.
Antara kutipan langsung tersebut dan bagian lain dalam kalimat selalu dipisahkan tanda koma. Dalam
kalimat (45), bagian lain dalam kalimat adalah Ayah berkata, sedangkan dalam kalimat (46) kata para
mahasiswa.
Kalimat-kalimat Jangsung tersebut dapat diubah menjadi kalimat tidak langsung.

2. Kalimat Tidak Langsung


Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang tidak secara langsung mengutip tuturan pembicara,
tetapi hanya mengutip isi atau maksudnya, sedangkan redaksinya tidaklah sama Kalimat langsung (45)
dan (46) tersebut dapat diubah menjadi kalimat tidak langsung sebagai berikut.
(45a) Ayah mengatakan bahwa besok dia akan pergi ke Jakarta.
(46a) Para mahasiswa mengatakan bahwa mereka sudah mempelajari frasa.
Kalimat (45a) sama isi atau maksudnya dengan kalimat (45) meskipun bentuknya berbeda.
Begitu juga halnya dengan kalimat (46a) dan (46). Yang perlu diperhatikan dalam perubahan kalimat
langsung menjadi kalimat tidak langsung adalah munculnya konjungsi dan hilangnya tanda petik yang
menandai petikan langsung serta perubahan persona (kata ganti orang). Dalam kedua kalimat tersebut
muncul konjungsi bahwa. Dalam kalimat (45) persona saya berubah menjadi dia dalam kalimat (45a),
sedangkan dalam kalimat (46) persona kami berubah menjadi mereka dalam kalimat (46a).

4
H. Kalimat Berdasarkan isi atau Makna
Berdasarkan isi atau maknanya, kalimat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (1)
kalimat berita, (2) kalimat tanya dan (3) kalimat perintah Ketiga jenis tersebut akan dibicarakan
berikut.

1. Kalimat Berita.

1) Definisi Kalimat Berita.


Kalimat berita atau deklaratif adalah kalimat yang mengadung maksud memberitakan
sesuatu kepada mitra tutur (Rahardi, 2002:74). Kridalaksana (1984) menyatakan bahwa kalimat
deklaratif (alah kalimat yang mengandung intonası deklaratif dan pada umumnya mengandung
makna menyatakan atau memberitahukan sesuatu Menurut Ramlan (1991), kalimat berita
adalah kalimat yang berfungsi memberitahukan sesuatu kepada orang lain sehingga yang
diharapkan berupa perhatian seperti tecermin pada pandangan mata yang menunjukan adanya
perhatian itu, seperti anggukan, jawaban yo, dan sebagainya. Chaer (2009) berpendapat bahwa
kalimat berita adalah kalimat yang berisi pernyataan belaka. Sumadi (2009) menyatakan bahwa
ciri-ciri kalimat berita adalah kalimat yang mempunyai pola intonasi berita, yaitu [2] 3 // [2] 3
1, tidak digunakan kata tanya, kata persilaan, kata larangan, dan kata ajakan. Dari uraian
tersebut, kalimat berita atau deklaratif dapat didefinisikan sebagai kalimat yang berisikan
pernyataan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada lawan bicaranya, tidak untuk
menayakan, atau memerintahkan. Dalam bahasa tulis, kalimat berita diwujudkan dengan
digunakannya huruf kapital di awal kalimat dan tanda titik (.) di akhir kalimat. Berikut ini akan
dihadirkan contoh kalimat berita.

(47) Presiden pertama negara Indonesia adalah Ir. Soekarno.

(48) Pilkada Jatim akan dilaksanakan tanggal 29 Agustus.

Kalimat (47) (48) tersebut merupakan kalimat berita atau deklaratif. Hal tersebut berdasarkan
ciri-ciri yang disampaikan dalam definisi di atas, yaitu kalimat yang berisikan pernyataan yang
bertujuan untuk memberikan informasi kepada lawan bicaranya, tidak untuk menayakan, atau
memerintahkan. Dalam wujud tulis, kalimat tersebut diawali dengan huruf kapital dan diakhiri
tanda titik

2) Struktur Kalimat Berita

5
Secara garis besar, kalimat berita dapat dipisahkan menjadi dua struktur, yaitu struktur
utama dan struktur variasi atau inversi (Putrayasa, 20:2009).

a) Struktur Utama

Penyusunan frasa-frasa pada struktur utama ini mengikuti hukum D-M (Diterangkan-
Menerangkan). Artinya, frasa mana yang dianggap penting, frasa tersebut didahulukan
Berdasarkan hukum D-M tersebut, terdapat beberapa struktur utama dalam bahasa Indonesia,
yaitu:

(1) Struktur S-P


Perhatikan contoh berikut!
(49) Gubernur itu diperiksa.
(50) Ketua komite itu rapat.
(2) Struktur S-P-O
Perhatikan contoh berikut!
(51) KPK memeriksa gubernur itu.
(52) Para demonstran mendatangi KPUD.
(3) Struktur S-P-O-Pel
Perhatikan contoh berikut!
(53) Kakak mencarikan saya pekerjaan.
(54) Ibu memberi pengemis itu uang.
(4) Struktur S-P-O-K
Perhatikan contoh berikut!
(55) Kepala sekolah mengumumkan berita itu tadi pagi.
(S6) Wartawan itu mengirimkan berita itu ke luar negeri.
b) Struktur Variasi atau Inversi
Struktur variasi atau inversi ini dibedakan atas dua bagian, yaitu (1) struktur inversi
total dan (2) struktur inversi parsial
(1) Struktur Inversi Total
Inversi total terjadi kalau predikat secara keseluruhan mendahului subjek, atau predikat
inti saja mendahului subjek Perhatikan contoh kalimat di bawah ini.
(57) Disumbangkan oleh masyaraka seminggu yang lalu air mineral itu.
P O K S

6
(58) Diperbincangkan masalah lapindo oleh masyarakat
P S O
sejak peristiwa itu.
K
(2) Struktur Inversi Parsial
Inversi persial terjadi kalau objek, adverbial, atau objek dan adverbial mendahului
subjek. Jadi, predikat tetap di belakang subjek. Perhatikan contoh kalimat berikut!
(59) Oleh para petani tanah persawahan itu digadaikan kemarin.
O S P K
2. Kalimat Tanya
1) Definisi Kalimat Tanya
Kalimat tanya atau interogatif adalah kalimat yang berfungsi untuk menanyakan sesuatu
(Ramlan, 1990) berdalaksana (1984) menyatakan bahwa kalimat interoga Kiah kalimat yang
mengandung intonasi interogatif dan pada umumnya mengandung makna pertanyaan Chaer
(2009) berpendapat bahwa kalimat tanya adalah kalimat yang ber pertanyaan yang perlu diberi
jawaban. Menurut Moelion (1988), kalimat interogatif adalah kalimat yang lainya menanyakan
sesuatu atau seseorang Dari uraian tersebu dapat disimpulkan bahwa kalimat tanya adalah
kalimat yang berisi pertanyaan kepada seseorang yang membutuhkas Jawaban berupa ucapan
atau isyarat anggukan, misalnya Dalam bahasa tulis, kalimat tanya diwujudkan dengan diaw
huruf kapital dan diakhiri tanda tanya (?).
Menurut Moeliono (1988), ada lima cara untuk membentuk kalimat tanya, yaitu (1)
dengan menambahkan kata apa (kah). (2) dengan membalikkan urutan kata, (3) dengan
menggunakan kata bukan atau tidak. (4) dengan mengubah intonasi kalimat, dan (5) dengan
menggunakan kata Lanya Sumadı (2009) berpendapat bahwa kata tanya, seperti apa, mengapa
siapa, dan sebagainya serta partikel -kah digunakan untuk mempertegas dan/atau memperhalus
kalimat tanya itu. Contoh kalimat tanya berikut ini mula-mula diambil dari kallimat berita yang
kemudian diubah menjadi kalimat Lanya berdasarkan cara-cara yang disampaikan Moelione
tersebut

(60) a. Mereka mengikuti lomba lari.


b. Apa (kah) mereka mengikuti lomba lari?
c. Mereka mengikuti lomba lari, bukan?
d. Di mana mereka mengikuti lomba lari?
e. Mengikuti lomba larikah mereka?

Kalimat (60a) merupakan kalimat berita yang ditandai anda titik di akhir kalimat. Akan
tetap,i apabila kalimat (60a) diucapkan dengan intonasi naik, kalimat tersebut dapat disebut
kalimat Tanya. Kalimat (60b) disebut kalimat tanya karena terdapat penambahan kata apa (kah).

7
Kalimat (60c) mendapat tambahan kata bukan sehingga dapat disebut kalimat tanya. Kalimat
(60d) dapat pula disebut kalimat tanya karena mendapat tambahan kata tanya di mana. Kalimat
(60e) dapat disebut kalimat tanya karena mendapat tambahan partakel -kah penegas. Selain itu,
kalimat tersebut urutan katanya dibalik.
Apabila partikel-kah dihadirkan pada kalimat tanya tanpa diikuti kata tanya, partikel-
kah dilekatkan pada bagian kalimat yang ditanyakan itu Apabila bagian kalimat yang
ditanyakan selain S. bagian kalimat yang ditanyakan itu dipindah ke bagian depan kalimat
dengan diikuti perubahan struktur yang lain seperti yang terlihat dalm contoh (60e) di atas.
Akan tetapi, apabila yang ditanyakan itu S, dalam kalimat tersebut harus dihadirkan kata "yang"
sesudah Situ Selanjutnya, S kalimat itu berubah menjadi P dan kata "yang" beserta sejumlah
frasa yang mengikutinya berubah menjadi S seperti tampak pada kalimat (60f) berikut.

f. Mereka itukah yang mengikuti lomba lari?


P S
2) Struktur Kalimat Tanya
Pada dasarnya semua kalimat berita dapat dijadikan kalimat tanya Karena itu,
kemungkinan struktur kalimat tanya yang ada lalah sebagai berikut.

a) Struktur Biasa + Intonasi Tanya

Struktur seperti ini biasanya terdapat pada kalimat tanya yang pendel-pendek Dalam hal ini
peranan intonasi tanya sangadah menentukan Peranan partikel pementing -kah sifatnya
fakultatif, artinya boleh dipakai boleh tidak Perhatikan contoh berikut ini.

(61) Mereka bercerai (-kah)? (N + V + Intonasi tanya)


(62) Rumahnya besar (-kah)? (N+ Adj + intonasi tanya)

b) Sruktur Inversi Intonasi Tanya


Perhatikan contoh berikut!
(63) Berceraikah mereka? (P mendahului S)
(64) Menendang bolakah anak itu? (P dan O mendahului S)

c) Struktur Biasa Kata Tanya Apa Kata tanya apa (-kah) diletakkan di depan kalimat berita
Perhatikan contoh berikut!
(65) Apakah kainnya tenunan bali?
(66) Apakah buku itu dipinjamkan?

8
d) Struktur Penggantian Unsur KB dengan Kata Tanya
Pada dasarnya ada dua macam kata tanya beserta kata rurunannya yang dapat dipakai untuk
mengganti salah satu unsur-unsur KB. Kedua kata yang dimaksud adalah (1) apa dengan kata
turunannya slapa, mengapa, kenapa, berapa dengan apa, dengan siapa, untuk apa, untuk siapa,
kepada siapa, karena apa, karena siapa, dan sebagainya dan (2) mana dengan kata turunannya
bagaimana, bilamana, di mana, ke mana, dari mana, yang mana, dan sebagainya. Proses
penggantiannya dapat diuraikan sebagai berikut.
(67) a. Gadis memberikan surat itu kepada kekasihnya.
b. Gadis memberikan surat itu kepada siapa?
c. Kepada siapa gadis memberikan surat itu?

e) Struktur Frasa
Dalam struktur ini, kalimat tanya menjadi frasa dari kalimat yang lebih besar. Perhatikan
contoh berikut!
(68) Gaun itu, siapakah perancangnya?
(69) Lantai sekotor ini, kapankah akan dibersihkan?

F) Struktur Kalimat Langsung


Perhatikan contoh berikut!
(70) "Pukul berapakah ayah berangkat?" tanya Andi
(71) Pak Guru bertanya, "Apa materi sebelumnya, anak-anak?"

3. Kalimat Perintah
1) Definisi Kalimat Perintah
Kalimat perintah atau imperatif ialah kalimat yang mengharapkan tanggapan yang
berupa tindakan dari orang yang diajak bicara (Ramlan, 1987). Kalimat imperatit dapat berkisar
antara suruhan untuk melakukan sesuatu hingga larangan untuk melakukan sesuatu (Rahardi,
2002 79) Moeliono (1988) berpendapat bahwa kalimat perintah adalah kalimat yang maknanya
memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Chaer (2009) mengatakan bahwa kalimat
perintah adalah kalimat yang berisi perintah dan perlu diberi reaksi berupa tindakan.
Kalimat perintah memiliki ompat ciri-ciri formal, yaitu (1) ditandai dengan intonasi
rendah di akhir tuturan (2) terdapat partikel penegas, penghalus, dan kata tugas ajakan, harapan,
permohonan, dan larangan, (3) susunan kalimatnya inversi sehingga urutannya tidak selalu
terungkap predikat- subjek jika diperlukan, dan (4) pelaku Undakan tidak selalu
Terungkap.

9
Berdasarkan uraian definisi tersebut, dalam buku ini kalimat perintah dapat diartikan
sebagai kalimat yang berfungsi untuk memerintah atau menyuruh mitra tutur untuk melakukan
sesuatu. Dalam bahana tulis, kalimat perintah diwujudkan dengan diawali huruf kapital dan
diakhiri tanda haca seru (!).

2) Klasifikasi Kalimat Perintah


Alwi dkk (2003:153) membagi kalimat imparatif berdasarkan isinya menjadi enam
golongan, yaitu:
(1) Perintah atau suruhan biasa jika pembicara menyuruh lawan bicaranya berbuat sesuatu.
(2) Perintah halus jika pembicara tampaknya tidak memerintah lagi, tetapi menyuruh mencoba
atau mempersilakan lawan bicara sudi berbuat sesuatu.
(3) Permohonan jika pembicara, demi kepentingannya, meminta lawan bicaranya untuk berbuat
sesuatu.
(4) Ajakan dan harapan jika pembicara mengajak atau berharap lawan bicara berbuat sesuatu.
(5) Larangan atau perintah negatif jika pembicara menyuruh agar jangan dilakukan sesuatu.
(6) Pembicaran jika pembicara meminta agar jangan dilarang.
Sementara itu, Ramlan (1986) dan Sumadı (2009) membagi kalmiat perintah menjadi
4 macam berdasarkan Strukturnya. Keempat macam kalimat perintah tersebut sebagai berikut.

a) Kalimat Perintah Sebenarnya


Kalimat perintah sebenarnya ialah kalimat yang ditandai pola intonasi perintah. Selain
itu, apabila P kalimat itu berupa verba intransitif, bentuk verba itu tetap. Partikel-lah dapat
ditambahkan pada verba kalimat itu untuk menghaluskan perintah. S yang berupa persona
kedua dapat dilesapkan dan dapat pula tidak. Apabila P-nya berupa verba transitiť, kalimat
suruh yang sebenarnya itu selain ditandai pola intonasi perintah pada umumnya juga ditandai
tidak adanya prefiks meng Dalam kalimat perintah yang mempertahankan meng pada verbanya,
di samping ditandai adanya intonasi perintah juga ditandai wajib hadirnya partikel-lah Untuk
memperhalus suruhan, di samping digunakan partikel -lah juga digunakan kata tolong. Kalimat
perintah sebenarnya dapat diperhatikan dalam contoh kalimat berikut.

(72) Duduk!
(73) Pergilah ke sekolah!

Kalimat (72) dan (73) merupakan kalimat perintah sebenarnya. Hal itu terjadi karena
dalam kalimat tersebut tidak terdapat kata persilaan, kata ajakan, dan kata larangan.

10
b) Kalimat Persilaan
Kalimat persilaan ialah kalimat suruh yang ditandai adanya penggunaan kata silakan
yang diletakkan di awal kalimat. S kalimat persilaan dapat dilesapkan dan dapat pula Tidak.
Contoh kalimat persilaan dapat disajikan berikut ini.
(74) Silakan Anda menikmati hidangan itu!
(75) Silakan masuk!

Kalimat (74) dan (75) merupakan kalimat persilaan karena ditandai adanya kata
persilaan 'silakan S dalam kalimat (74) tidak dilesapkan, yaitu konstituen Anda sedangkan pada
kalimat (75) S dilesapkan, hanya P yang dihadirkan, yaitu konstituen masuk.

c) Kalimat Ajakan
Kalimat ajakan menghendaki adanya tanggapan yang berupa tindakan yang tidak
hanya dilakukan oleh orang yang disuruh, tetapi juga dilakukan oleh orang yang menyuruh
Kalimat ajakan ditandai oleh adanya kata ajakan, yaitu mari atau ayo yang diletakkan di awal
kalimat Untuk memperhalus ajakan dapat ditambahkan partikel -lah. S dalam kalimat ini dapat
dilesapkan atau tidak. Perhatikan kalimat berikut!

(76) Ayo berangkat!


(77) Mari kita belajar bahasa Indonesia!

Kalimat (76) dan (77) merupakan kalimat ajakan. Hal tersebut ditandai adanya kata
ajakan ayo dan mari yang terletak di awal kalimat. S pada kalimat (76) tidak dihadirkan
sedangkan pada kalimat (77) dihadirkan, yaitu kita.

d) Kalimat Larangan
Di samping ditandai adanya intonasi suruh, kalimat larangan ditandai adanya kata
larangan, yaitu jangan. Untuk memperhalus kalimat larangan dapat ditambahkan partikel-lah.
S dalam kalimat ini dapat dilesapkan atau tidak Lebih elasnya, perhatikan contoh di bawah ini.
(78) Jangan berkelahi!
(79) Kamu jangan pergi!

11
Kallimat (78) dan (79) tersebut merupakan kalimat larangan Disebut kalimat larangan karena
ditandai adanya kata larangan, yaitu jangan. S pada kalimat (78) dilesapkan, sedangkan S pada
kalimat (79) tidak dilesapkan, yaitu kamu.

12

Anda mungkin juga menyukai