Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS MANAJEMEN KONSTRUKSI PROYEK

PEMBANGUNAN JEMBATAN CLOSEH KOTA


TASIKMALAYA

Usulan Pengerjaan Skripsi


Diajukan Guna Menyelesaikan
Gelar Sağana Program Studi Teknik Sipil
Fakültas Teknik
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Oleh :
DONA
119130139

PROGRAM STUDI TEKNİK ŞIPIL


FAKULTAS TEKNİK
UNİVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2023
Dipindai dengan CamScanner
KATA PENGANTAR

Bismi-llāhi ar-raḥmāni ar-raḥīmi.

Ucapan syukur selalu panjatkan kepada Allah Subhanahu wataa’ala yang


telah memberikan kelimpahan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal usulan skripsi yang berjudul “ANALISIS
MANAJEMEN KONSTRUKSI PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN
CILOSEH KOTA TASIKMALAYA”.

Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah guna menyelesaikan


gelar Sarjana Teknik pada program studi teknik sipil.
Merupakan harapan besar saya bahwa proposal ini dapat
memberikan manfaat lebih bagi orang banyak dan khususnya untuk
penulis. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mohon maaf untuk
segala kekurangan yang terdapat pada proposal ini.

Cirebon, November 2023

Dona

119130139

ii
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................. vi
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................... vi
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................ Error! Bookmark not defined.
1.3 FOKUS MASALAH .............................................................. Error! Bookmark not defined.
1.4 BATASAN MASALAH.......................................................... Error! Bookmark not defined.
1.5 TUJUAN PENELITIAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.
1.6 KEGUNAAN PENELITIAN.................................................. Error! Bookmark not defined.
1.7 KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................................. xi
1.8 LOKASI PENELITIAN.......................................................... Error! Bookmark not defined.
1.9 SISTEMATIKA PENULISAN .......................................................................................... xiii
BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................................................................... 14
2.1 DEFINISI PROYEK ........................................................................................................... 14
2.2 MANAJEMEN KONSTRUKSI ......................................................................................... 16
2.3 Proses Manajemen Konstruksi ....................................................................................... 17
2.4 METODE ANALISIS DATA ............................................................................................. 18
2.4.1 Kurva S ............................................................................................................................... 18
2.4.2 Bar Chart ............................................................................................................................ 20
2.4.3 Critical Path Method (CPM) ............................................................................................. 21
2.5 Perhitungan Maju .............................................................................................................. 24
2.6 Metode Jalur Kritis ............................................................................................................ 26
BAB 3 34
METODE PENELITIAN ................................................................................................................. 34
3.1 METODE PENELITIAN .................................................................................................... 34
3.2 METODE PENULISAN..................................................................................................... 34
3.3 JENIS DAN SUMBER DATA........................................................................................... 35
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ................................................................................... 35
3.5 ALUR PENELITIAN .......................................................................................................... 36
iv
3.6 METODE ANALISA DATA............................................................................................... 37
3.7 LOKASI PENELITIAN....................................................................................................... 37
BAB 4 PENUTUP........................................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 39

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manajemen merupakan ilmu mengelola suatu kegiatan dengan
skala kecil sampai dengan skala besar yang mempunyai ukuran
tersendiri terhadap hasir akhirnya. Dengan menerapkan system
manajemen yang sama oleh individu maupun organisasi yang
berbeda satu sama lain. Hal ini dikarenakan perbedaan-perbedaan
budaya, pengalaman, lingkungan, kondisi sosial, tingkat ekonomi,
karakter sumber daya manusia, serta kemampuan untuk mengetahui
prinsip-prinsip dasar manajemen.
Sedangkan proyek merupakan gabungan dari sumber-sumber
seperti manusia, material, peralatan, dan biaya yang di himpun
dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran
dan tujuan. Sehingga dari penjabaran di atas dapat disimpulkan
bahwa manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan,
keahlian dan ketrampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan
sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam
hal kinerja biaya, mutu, dan waktu, serta keselamatan kerja. (Kiswati
& Chasanah, 2019)
Manajemen konstruksi merupakan penerapan ilmu manajemen
konstruksi dan merupakan aspek penting dari proses konstruksi.
Tujuan dari manajemen konstruksi adalah untuk mengatur
pelaksanaan proyek konstruksi dengan cara yang membutuhkan hasil
terbaik. Untuk mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan batasan-
batasan yang biasa disebut dengan triple constraint, yaitu besarnya
anggaran yang dialokasikan, aturan dan kualitas yang harus dipenuhi.

vi
Analisa manajemen konstruksi proyek Pembangunan Jembatan
Ciloseh Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat guna memberikan
gambaran kemajuan proyek, baik berupa biaya, maupun berupa
sumber daya untuk mencantumkan informasi jadwal dan kemajuan
proyek, tenaga kerja, peralatan dan bahan, Kemajuan dan durasi
proyek.

vii
1.2 FOKUS MASALAH
Dalam penyusunan penelitian yang akan dilakukan terdapat
beberapa isu fokus dan keterbatasan yang akan dibahas secara
khusus.

Menghitung volume mengetahui kinerja waktu, biaya akhir


pelaksanaan proyek dan mengidentifikasi jalur kritis proyek
pembangunan Jembatan Mantingan.

1.3 RUMUSAN MASALAH DAN IDENTIFIKASI MASALAH


Dari latar belakang masalah diatas dapat dibuat perumusan
masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perhitungan Volume pada Jembatan Ciloseh Kota


Tasikmalaya ?

2. Bagaimana kinerja waktu pengerjaan proyek Jembatan Ciloseh Kota


Tasikmalaya ?

3. Bagaimana metode pelaksanaan pembangunan Jembatan Ciloseh


Kota Tasikmalaya ?

4. Bagaimana perhitungan biaya proyek Jembatan Ciloseh Kota


Tasikmalaya ?

1.4 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN


1.4.1 Maksud

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana


penerapan manajemen konstruksi yang baik pada pembangunan
Jembatan Ciloseh Kota Tasikmalaya

1.4.2 Tujuan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis


Manajemen konstruksi pada proyek pembangunan Jembatan Ciloseh
Kota Tasikmalaya, diantaranya :

viii
1. Untuk mengetahui analisa kendali waktu digunakan metode
analisa jaringan kerja struktur yaitu Barchart, Kurva S dan
Critichal Path Method.

2. Untuk mengetahui volume pekerjaan pada proyek


pembangunan Jembatan Ciloseh Kota Tasikmalaya.

3. Untuk mengetahui metode pelaksanaan pekerjaan pada proyek


pembangunan Jembatan Ciloseh Kota Tasikmalaya.

4. Untuk mengetahui analisa kebutuhan material, peralatan dan


tenaga kerja pada pekerjaan struktur pada proyek pemangunan
Jembatan Ciloseh Kota Tasikmalaya.

1.5 BATASAN MASALAH


Dalam usulan proposal skripsi dengan judul “Analisis
Manajemen Konstruksi Proyek Pembangunan Jembatan Ciloseh
Kota Tasikmalaya” maka dari itu perlu adanya batasan penulisan
atau ruang lingkup penelitian, batasan masalah yang diangkat
diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tidak menyinggung struktur organisasi yang ada pada proyek


jembatan.

2. Data harga bahan, material dan alat berat memakai AHSP


Kota Tasikmalaya.

3. Memakai Ms. Project untuk menentukan hubungan antar


pekerjaan, lintasan kritis dan schedule proyek,

4. Memakai program Ms.Excell dalam menganalisa RAB.

5. Tidak menghitung perencanaan struktur Jembatan

1.6 MANFAAT PENELITIAN


1. KegunaanTeoritis
a. Sebagai bahan referensi penelitian mengenai manajemen
konstruksi.
b. Menambah pola pikir mahasiswa dalam mempelajari, mengamati,
dan memahami permasalahan yang berkaitan dengan bidang
keteniksipilan.

ix
2. Kegunaan Praktis

a. Mengetahui metode pelaksanaan proyek yang digunakan pada


pembangunan strukur jembatan.
b. Menambah pemahaman ilmu manajemen pelaksanaan proyek
secara langsung. Dan mengetahui Perhitungan Volume
Pekerjaan.
c. Penentuan kebutuhan waktu suatu proyek yang efisien.
d. Perhitungan anggaran biaya yang ekonomis.
e. Menambah pemahaman tentang cara mengoperasikan Ms.
Project dalam bidang teknologi.

x
1.7 KERANGKA PEMIKIRAN

Mulai

Rumusan Masalah

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

 Gambar Soft Drawing  Peta Lokasi


 Observasi
 Harga Bahan, upah
tenaga dan Peralatan

Analisis

TIDAK
Cek

YA

Selesai

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

xi
Dalam kerangka pemikiran ini dimulai dengan pencarian,
penjabaran dari rumusan masalah yang akan digunakan dalam
penelitian setelah rumusan masalah selesai kemudian dilanjutkan
dengan pengumpulan data.

xii
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I, PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang, fokus
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah,
lokasi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI.

Berisi dasar teori yang berasal dari buku, jurnal dan informasi
media elektronik (internet).
BAB III METODE PENELITIAN.

Berisi tentang metode pengumpulan data, jenis dan sumber data,


teknik pengumpulan data, objek dan lokasi penelitian serta jadwal
penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN.
Akan diuraikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan
mengamati langsung dan akan dibahas solusi yang akan dilakukan
pada penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.

Menafsirkan kesimpulan hasil penelitian sesuai fokus masalah dan


rekomendasi yang berlaku. Setiap pernyataan konklusif harus didukung
oleh hasil analisis yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Demikian pula,
rekomendasi tertulis harus didasarkan pada analisis, penelitian, dan
kesimpulan.

xiii
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 DEFINISI PROYEK


Sebuah proyek terdiri dari urutan rangkaian kegiatan panjang
dan di muai sejak dituangkannya gagasan, direncanakan, kemudian
dilaksanakan, sampai benar-benar memberikan hasil yang
sesuaidengan perencanaanya. Jadi proyek adalah proses dari
gabungan rangkaian aktivitas-aktivitas sementara yang mempuntai
titik awal dan titik akhir, yang melibatkan berbagai sumber daya yang
bersifat terbatas atau tertentu untuk memcapai sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan. (Mandagi & Pratasis, 2015)
Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling
berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu,
proyek biasanya membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari
berbagai profesi dan organisasi. Berikut ini adalah pengertian proyek
menurut beberapa ahli, antara lain:
1. Suatu proyek merupakan upaya yang mengerahkan sumber daya
yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan,
sasaran dan harapan penting tertentu serta harus diselesaikan
dalam jangka waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan.
(Dipohusodo, 1995).
2. Proyek adalah unit yang paling baik untuk pelaksanaan
perencanaan operasional dari aktivitas investasi dengan kegiatan
yang saling berkaitan untuk mencapai suatu hasil tujuan tertentu,
dalam jangka waktu tertentu. (Tjokroamijojo, 1971).
3. Proyek adalah satu usaha dalam jangka waktu yang ditentukan
dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang telah
dirumuskan pada waktu awal pembangunan proyek akan dimulai.
(Nugraha et al., 1985).

14
4. Proyek (konstruksi atau lainnya) adalah sebuah perbuatan atau
pekerjaan unik yang pada dasarnya mempunyai satu tujuan yang
telah ditetapkan bidang atau lapangan, mutu atau kualitas, waktu
dan harga yang diingikan. (Ahuja et al.,1994).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat diartikan proyek
konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan
untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi) dalam batasan
waktu, biaya dan mutu tertentu. Proyek konstruksi selalu
memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia), material
(bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode
pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time
(waktu). Dalam Suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal penting
yang harus diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner,
2006).
Di dalam proses mencapai tujuan tersebut (Soeharto, 1999),
terdapat batasan yang disebut tiga kendala (triple constrain), yaitu :
1. Biaya Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak
melebihi anggaran.
2. Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan
tanggal akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk
baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu
yang ditentukan.
3. Mutu Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi
spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Memenuhi
persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang
dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use.
Ketiga batasan tesebut bersifat tarik menarik. Artinya, jika ingin
menaikkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka
umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya
berakibat pada biaya melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin
menekan biaya, maka harus berkompromi dengan mutu dan jadwal.
Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh
15
mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.
Menurut Ervianto (2005), proyek konstruksi dapat dibedakan
menjadi dua jenis kelompok, yaitu :
1. Bangunan gedung, seperti : rumah, kantor, pabrik dan lain-lain.
2. Bangunan sipil, seperti : jalan, jembatan, bendungan dan
infrastruktur lainnya.

2.2 MANAJEMEN KONSTRUKSI


Manajemen proyek adalah usaha kegiatan untuk meraih sasaran
yang telah didefinisikan dan ditentukan dengan jelas seefisien dan
seefektif mungkin. Untuk mencapai tujuan yang disepakati,
dibutuhkan Sumber daya, termasuk sumber daya manusia, adalah
kunci dari segalanya. Manajemen dalam konteks pembangunan
memiliki rangkap fungsi yaitu :
5. Membangun dorongan / antusiasme untuk memotivasi orang sudah
selesai dilakukan dengan baik
6. Direct sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara
berurutan Berjalan di jalur yang seharusnya bergerak menuju
tujuan yang telah ditetapkan.
Pertama, kita membutuhkan tujuan dan sasaran dengan mantap,
Selain kebijakan dasar, juga harus dinyatakan dengan jelas. Adapun
hal kedua Terkait dengan menemukan metode yang disetujui dan
membuat prosedur kerja Bersama-sama untuk mencapai tujuan ini.
Manajemen proyek adalah penerapan dari pengetahuan,
keahlian menggunakan peralatan serta teknik- teknik atau metode
dalam memimpin suatu aktivitas proyek dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan persyaratan yang dibutuhkan oleh proyek.
(Aryani dkk., 2016).
2.3 Proses Manajemen Konstruksi
Pelaksanaan manajemen dijalankan melalui suatu proses
kegiatan tertentu dengan fungsi yang saling berkaitan. Dalam hal ini
proses dan fungsi mempunyai pengertian yang sama. Yang dimaksud
proses adalah serangkaian mulai dari awal penentuan sasaran sampai
dengan akhir pencapaian sasaran, sedang kegiatan yang berlangsung
merupakanfungsi dari manajemen (Djojowirono, 2005).

Menurut A.D Austen dan R.H Neale (1994) yang dimaksud


dengan proses manajemen adalah suatu proses untuk memanfaatkan
sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya untuk mencapai tujuan
tertentu. Manajemen tergantung pada komunikasi yang jelas, dan
kemampuan untuk melontorkan pemikiran, gagasan, informasi serta
instruksi dengan cepat dan efektif diantara orang-orang yang
keterampilan teknis dan minatnya berbeda-beda. Prosesmanajemen atau
sering juga disebut fungsi manajemen, dalam satu kesatuan sebagai
berikut dibawah ini :

1. Penetapan tujuan (goal setting). Penetapan tujuan merupakan tahapan


awal dari proses manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang
akan tercapai.

2. Perencanaan (planning). Perencanaan merupakan proses pemilihan


informasi dan pembuatan asumsiasumsi mengenai keadaan dimasa
yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

3. Staffing. Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan


pengerahan (recruitment), penempatan, pelatihan, dan pengembangan
tenaga kerja dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan
proses manajemen itu adalah menempatkan orang yang sesuai pada
tempat yang sesuai dan pas pada saat yang tepat (right people, right
position, right time).

17
4. Directing. Directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu
kesatuan yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam
tahapan proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi
orang- orang agar dapat bekerja.

5. Supervising. Supervising didefinisikan sebagai interaksi langsung


antara individu-individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja
kerja serta tujuan organisasi tersebut.

6. Pengendalikan (Controlling). Controlling yaitu panduan atau aturan


untuk melaksanakan aktifitas suatu usaha atau bagian-bagian lain dari
usaha tersebut untuk tercapainya tujuan yang telah disepakati.

2.4 METODE ANALISIS DATA


Ada 3 metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini,
yaitu Metode BarChart, Metode Curve S dan Metode CPM (Critical
Path Method) sebagai tindakan koreksi untuk menganalisis jaringan
kerja agar pelaksanaan proyek menjadi ideal.

2.4.1 Kurva S
Kurva S merupakan salah satu teknik pengendalian
kemajuan proyek dengan memakai kombinasi kurva “s” dan
tonggak kemajuan (milestone). Milestone adlah titik yang
menandai suatu peristiwa yang di anggap penting dalam
rangkaian pelaksanaan pekerjaan proyek. Peristiwa itu dapat
berupa saat mulai atau berakhirnya pekerjaan. Titik milestone
ditentukan pada waktu mentiapkan perencanaan dasar yang
sebagai tolak ukur kegiatan pengendalian proyek.
Kurva prestasi atau kurva “s” berupa gambar hubungan
atau penjumlahan antara kemajuan pelaksanaan pekerjaan
secara komulatif (dalam persen 0% - 100%) pada sumbu Y dan
waktu pelaksanaan pekerjaan. Pada sumbu X atau suatu
kemajuan komulatif pekerjaan terhadap waktu pelaksanaan.
18
Untuk menyusun kurva S, sebelumnya harus di ketahui
terlebih dahulu jadwal dari masing masing kegiatan, bobot
(persentase) dari kegiatan tersebut hingga distribusinya. Kurva
yang di buat dengan sumbu vertical sebagai nilai kumulatif biaya
atau jam-orang atau penyelesaian pekerjaan dan sumbu
horizontal sebagai waktu kalender masing dari angka 0 sampai
100 ini, umumnya akan berbentuk huruf S . Penyebab terjadinya
huruf S di dalam kurva di karenakan kegiatan proyek
berlangsung sebagai berikut:
a. Kemajuan pada awalnya bergerak lambat.
b. Di ikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu
yang lebih lama.
c. Akhirnya kecepatan kemajuan menurun dan berhenti pada
titik akhir.
Kurva S sangat cocok untuk di pakai sebagai laporan
proyek bulanan yang berlangsung dan kepada pimpinan proyek
maupun pimpinan perusahaan karena kurva ini dapat dengan
jelas menunujukan kemajuan proyek dalam bentuk yang mudah
di pahami.

Gambar 2.1 Kurva S

Cara menggambar kurva S sebagai berikut:


1. Menentukan ketergantungan dari masing masing kegiatan
yangterlibat dalam proyek.
2. Menentukan jadwal dari masing masing kegiatan tersebut.
3. Menghitung bobot(presentase), dari masing masing kegiatan
tersebut, yaitu perbandingan antara biaya masing masing

19
kegiatan tersebut dengan diaya total.
4. Mendistribusikan bobot kegiatan tersebut (secara merata),
yaitu dengan membagi bobot dengan durasi masing masing
kegiatan tersebut, sehingga diperoleh bobot persatuan waktu.
5. Menjumlahkan bobot kegiatan yang terdistribusi tersebut
secara komulatif untuk setiap satuan waktu, yaitu dari waktu
permulaan proyek sampai dengan waktu penyelesaian
proyek.
6. Menuliskan nilai hasil penjumlahan tersebut pada bagian
bawah diagram batang.
7. Plot titik titik pada diagram batang sesuai dengan nilai hasil
penjumlahan untuk masing masing waktunya.
8. Menghubungkan titik titik yang sudah di plot tersebut maka di
peroleh kurva S.

2.4.2 Bar Chart


Dikutip dari (Wiranata dkk., 2009) Bar Chart merupakan
bagan yang memuat suatu daftar kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan, disusun secara berbaris ke bawah dimana masing -
masing kegiatan memiliki waktu pelaksanaan yang diperlukan
(durasi) yang ditunjukkan dalam bentuk garis berskala waktu
(umumnya garis dipertebal sehingga menyerupai balok). Panjang
setiap garis/balok menunjukkan lamanya waktu yang diperlukan
untuk masing-masing kegiatan serta saat untuk memulai dan
mengakhiri kegiatan tersebut(Soeharto, 1999). Sedangkan
satuan waktu dapat berupa hari, minggu, bulan atau in- terval
waktu tertentu.

Selanjutnya pengendalian waktu pelaksanaan dilaksanakan


dengan menghitung prestasi kegiatan yang dicapai atau yang
telah dilaksanakan dalam waktu tertentu/aktual untuk selanjutnya
dibandingkan dengan rencana waktu yang ditunjukkan dalam
bagan Bar Chart.

20
Untuk menghitung persentase kegiatan yang telah dicapai
atau yang telah dilaksanakan dapat dilakukan melalui pendekatan
volume atau melalui bobot terhadap biaya dari masing-masing
jenis pekerjaan.

Dalam hal perhitungan melalui bobot masing-masing jenis


kegiatan maka Bar Chart dapat dilengkapi dengan suatu kurva
yang dikenal sebagai kurva “S”, yang merupakan fungsi waktu dan
presentase bobot pekerjaan.

Untuk memperhitungkan presentase bobot masing- masing


jenis kegiatan ha- ruslah diketahui baik biaya masing - masing
kegiatan maupun jumlah biaya keseluruhan pekerjaan.
Perhitungan presentase bobot masing-masing jenis kegiatan
adalah sebagai berikut:

Contoh gambar Bar Chart dan Kurva S

Gambar 2.2 Tampilan Bar Chart dan kurva ”S” (Sumber: Soeharto,
1997)

2.4.3 Critical Path Method (CPM)


Pada metode jaringan kerja dikenal adanya jalur kritis, yaitu
jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan,
dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu
penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi, jalur kritis terdiri dari
rangkaian kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai kegiatan
21
terakhir proyek (Soeharto, 1995).

Untuk menyusun metode penjadwalan, secara umum


dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Identifikasi kegiatan

Dapat dilakukan dengan pemilahan pekerjaan (WBS = Work


Breakdown Structure). Pemilahan ini dilakukan bertingkat
sampai tingkat disagregasi yang dikehendaki. CATATAN : WBS
tidak selalu merupakan item kegiatan, item kegiatan dapat
terdiri dari beberapa item WBS.
2. Estimasi durasi kegiatan
Estimasi durasi atau lamanya kegiatan di dasarkan pada sumber daya
yang tersedia, antara lain tenaga ahli, lokasi material dlsb (lihat faktor
yang mempengaruhi estimasi durasi suatu kegiatan), dapat dilakukan
dengan:
a. Menganalisis Organisasi Pelaksana (Organization Breakdown).
b. Analysis Table (OBS), kegunaannya untuk menentukan dan
melokalisasi tanggung jawab pelaksanaan dan pengelolaan
proyek.
c. Pengalokasian tanggung jawab melalui Integrasi WBS dan
OBS.
3. Integrasi WBS dan OBS
Dapat menunjukkan dengan jelas sub organisasi mana yang
bertanggung jawab pada pelaksanaan setiap sub proyek. Irisan antara
unsur WBS dan OBS dinamakan cost account atau cost centre yang
juga merupakan titik kendali manajemen. Untuk setiap titik kendali ini
dapat dipersiapkan perangkat pengendaliannya seperti network,
barchart dan Kurva S. Titik kendali ini dapat dikumulatifkan untuk
mencapai titik kendali yang lebih tinggi. Kumulatif ini dapat dilakukan
berdasarkan komponen WBS dan komponen OBS.
4. Menentukan urutan pelaksanaan kegiatan
Kegiatan ini meliputi menetapkan metode kerja, hubungan-
hubungan kegiatan yang satu dengan yang lain. Untuk memudahkkan
mencari hubungan tersebut dapat diajukan pertanyaan berikut untuk
masing-masing kegiatan , yaitu :
a. Kegiatan manakah yang mendului kegiatan yang sedang
ditunjau
b. Kegiatan manakah yang mengikuti kegiatan yang sedang
ditunjau
c. Kegiatan manakah yang dapat berlangsung
bersamaankegiatan yang sedang ditinjau.
5. Menetapkan milestone network
Milestone network bertujuan untuk menetapkan dan mengetahui
22
target waktu penyelesaian kegiatan yang dianggap penting. Dengan
mengetahui jawaban-jawaban tersebut di atas, mengetahui
ketersediaan sumber daya, dan metode kerja maka hubungan-
hubungan tersebut dapatditabulasikan.
6. Menyusun subnetwork, setiap work package dibuat
networknya.
7. Menganalisis keterkaitan (interface) antara subnetwork.
8. Melakukan perhitungan-perhtungan
9. Menyusun network secara keseluruhan.
Sebelum membuat jalur kritis dalam metode penjadwalan jaringan
kerja Activity on Arrow (AOA), haruslah diketahui terlebih dahulu cara
perhitungan durasi proyek yang terbagi dalam hitungan maju dan
hitungan mundur. Ada beberapa istilah yang terlibat sehubungan dengan
perhitungan maju dan mundurmetode AOA sebagai berikut :
1. Early Start (ES) : waktu paling awal sebuah kegiatan dapat
dimulai setelah kegiatan sebelumnya selesai. Bila waktu
kegiatan dinyatakann atau berlangsung dalam jam, maka
waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
2. Late Start (LS) : waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat
diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian jadwal
proyek.
3. Early Finish (EF) : waktu paling awal sebuah kegiatan dapat
diselesaikan jika dimulai pada waktu paling awalnya dan
diselesaikan dengan durasinya. Bila hanya ada satu kegiatan
terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES
kegiatan berikutnya.
4. Late Finish (LF) : waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat
dimulai tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
Berikut adalah gambar potongan jaringan kerja AOA
dengan penempatan ES, LS, EF dan LF.

Gambar 2.3 Jaringan Kerja AOA

Untuk mendapatkan angka-angka ES, LS, EF, LF maka

23
dikenal dua perhitungan dalam jaringan kerja AOA, yaitu
perhitungan maju dan perhitungan mundur.

2.5 Perhitungan Maju


Dalam mengidentifikasi jaur kritis dipakai suatu cara yang disebut
hitungan maju dengan aturan-aturan yang berlaku sebagai berikut :
a. Kecuali kegiatan awal maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila
kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.
b. Waktu paling awal suatu kegiatan adalah = 0.
c. Waktu selesai kegiatan paling awal adalah sama dengan waktu
mulai paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang
bersangkutan.
EF = ES + D atau EF(i-j) = ES(i-j) + D(i-j)
0 A 3
1 2
3

Gambar 2.4 Perhitungan Early Finish (EF)

d. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan


pendahulunya,maka ES-nya adalah EF terbesar dari kegiatan-
kegiatan tersebut.

Gambar 2.5 Hubungan Jaringan Kerja Early Finish (EF)

6
3

2 3 14 19
1 2 5 5

4 24
Gambar 2.6 Perhitungan Maju

Bila hasil perhitungan di atas dibuat dalam suatu format akan


dihasilkan tabulasi sebagai berikut:

Tabel Perhitungan Maju

1. Perhitungan Mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal
paling akhir, dapat memulai dan mengakhiri kegiatan tanpa menunda kurun
waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari
perhitungan maju. Aturan yang berlaku dalam perhitungan mundur adalah
sebagai berikut:
a. Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan, yaitu dari hari
terakhir penyelesaian proyek suatu jaringan kerja.
b. Waktu dimulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama
dengan waktu selesai paling akhir, dikurangi kurun
waktu/durasi kegiatan yang bersangkutan, atau LS = LF – D.

0 A 3
1 2

0 3 3
Gambar 2.7 Perhitungan Late Finish (LF)

c. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan


berikutnya, maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut
adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan
berikutnya yang terkecil.

25
Gambar 2.8 Hubungan Jaringan Kerja Late Finish (LF)

Sehingga dapat hasil dari contoh perhitungan sebelumnya :

Gambar 2.9 Perhitungan Mundur

Bila perhitungan diatas dibuat dalam suatu format akandihasilkan tabulasi sebagai
berikut :

Tabel 2.1 Tabel Perhitungan Mundur

2.6 Metode Jalur Kritis


Metode Jalur Kritis atau Critical Path Method adalah jalur yang
memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan, dengan total jumlah
waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek
tercepat.
26
Jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari
kegiatan pertama sampai kegiatan terakhir. Pada jalur ini terletak
kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat maka akan
menyebabkan keterlambatan

penyelesaian keseluruhan proyek, yang disebut kegiatan kritis.


a. Sifat Jalur Kritis
b. Pada kegiatan pertama ES = LS = 0
c. Pada kegiatan terakhir LF = EF
d. Total Float : TF = 0
Berikut contoh perhitungan jalur kritis yang terjadi adalah pada lintasan
dengan kegiatan : A – C – E – F.

6
3
10

0 3 14 19
1 2 5
5
0 3 14
8 19
7 3
4

8
Gambar 2.10 Metode Jalur Khusus

Perhitungan diatas menunjukkan proses perkiraan waktu


penyelesaian proyek yang umumnya tidak sama dengan total waktu hasil
penjumlahan kurun waktu masing- masing kegiatan yang menjadi unsur
proyek, karena adanya kegiatan yang parallel.
Penyajian jalur kritis ditandai dengan garis tebal, atau garis
dengan warna berbeda, atau garis ganda.Bila jaringan kerja hanya
mempunyai satu titik awal dan satu titik akhir, maka jalur kritis juga berarti
jalur yang memiliki jumlah waktu penyelesaian terbesar (terlama), dan
jumlah waktu tersebut merupakan waktu proyek tercepat.Kadang-kadang
dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam jaringan kerja.
Setiap activity on arrow merupakan satu kesatuan dari seluruh
kegiatan sehingga kejadian (event) ”J” kegiatan sebelumnya juga
merupakan kejadian (event) ”I” kegiatan berikutnya.

EETi EETj
i j

LETi LETJ

27
(Sumber : Husen, 2008 : 139)

Gambar 2.11 Gambar Activity on Arrow

Dimana:

i,j = Nomor peristiwa

X = Nama kegiatan

EET = Earliest Event Time (Saat Paling Awal Kegiatan)

LET= Latest Event Time (Saat Paling Lambat Kegiatan)

Y = Durasi kegiatan

ES = Earliest Start Time (Saat paling cepat untuk

mulaikegiatan)

EF = Earliest Finish Time (Saat paling cepat untuk

akhirkegiatan)

LS = Latest Start Time (Saat paling lambat untuk mulai

kegiatan)

LF = Latest Finish Time (Saat paling lambat untuk akhir

kegiatan)

Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut (Husen, 2008 :


139) : Diagram network dibuat dengan menggunakan anak panah untuk
menggambarkan kegiatan dan node nya menggambarkan
peristiwanya/event. Node pada permulaan anak panah ditentukan
sebagai I-Node, sedangkan pada akhir anak panah ditentukan sebagai J-
Node.

Menggunakan perhitungan maju untuk memperoleh waktu mulai

28
paling awal (EETi) pada I-Node dan waktu mulai paling awal (EETj) pada
J-Node dari seluruh kegiatan dengan mengambil nilai maksimumnya. Di
sini berlaku pengertian bahwa waktu paling awal peristiwa terjadi adalah =
0. Adapunperhitungannya adalah : EETj = EETi + durasi X.

Menggunakan perhitungan mundur untuk memperoleh waktu


selesai paling lambat (LETi) pada I-Node dan waktu selesai paling lambat
(LETj) pada J-Node dari seluruh kegiatan dengan mengambil nilai
minimumnya. Adapun perhitungannya adalah : LETi = LETj - durasi X.

Di antara dua peristiwa tidak boleh ada 2 kegiatan, sehingga untuk


menghindarinya digunakan kegiatan semu atau dummy yang tidak
mempunyai durasi.

(Sumber : Lembaga Administrasi Negara, 2007)

Gambar 2.12 Kegiatan Semu atau Dummy

Menggunakan CPM (Critical Path Method) atau metode lintasan


kritis, di mana pendekatan yang dilakukan deterministik hanya
menggunakan satu jenis durasi pada kegiatannya. Lintasan kritis adalah
lintasan dengan kumpulan kegiatan yang mempunyai durasi terpanjang
yang dapat diketahui bila kegiatannya mempunyai Total Float (TF) = 0.
Float : batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat
dimanfaatkan untuk optimasi waktu dan alokasi sumber daya.

Ada tiga macam jenis Float, yaitu (Husen, 2008 : 140):

a. TF (Total Float)

µ Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh


terlambat tanpa menunda waktu penyelesaian proyek. µ
Berguna untuk menentukan lintasan kritis, di mana TF = 0. µ

29
TFij = LETj – EETi – Durasi

b. FF (Free Float)

µ Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh


terlambat tanpa menunda penyelesaian suatu kegiatan bila
kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal peristiwa
awalnya. µ Berguna untuk alokasi sumberdaya dan waktu
dengan memindahkan ke kegiatan lain. µ FFij = EETj – EETi –
Durasi.

c. IF (Independent Float)

µ Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh


terlambat tanpa menunda penyelesaian suatu kegiatan bila
kegiatan tersebut dimulai pada saat paling lambat peristiwa
awalnya.

μ IFij = EETj – LETi – Durasi

(Sumber : Lembaga Administrasi Negara, 2007)

Gambar 2.13 Variasi Float dari Suatu Kegiatan

WAKTU

Supaya proyek dapat berjalan dengan lancar serta efektif, maka


diperlukan pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan
yang terlibat di dalamnya. Sehubungan dengan ini maka pihak pelaksana
dari suatu proyek biasanya membuat suatu jadwal waktu kegiatan atau
time schedule.
Jadwal waktu kegiatan adalah urutan-urutan kerja yang berisi

30
antara lain: Jenis Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan Waktu
bilamana suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri.
Dalam penyelenggaraan proyek harus dilakukan analisis waktu,
sebab analisis waktu merupakan langkah pertama sebelum melakukan
analisis sumber daya dan analisis biaya. Yang dimaksud analisis waktu
adalah mempelajari tingkah laku pelaksanaan kegiatan selama
penyelenggaraan proyek.
Tujuan analisis waktu dalam penyelanggaraan proyek adalah
untuk menekan tingkat ketidakpastian dalam waktu pelaksanaan selama
penyelenggaraan proyek, dengan demikian timing yang tepat dapat
ditentukan. Dengan analisis waktu ini diharapakan bisa ditetapkan skala
prioritas pada tiap tahap. Manfaat lain dari analisis waktu ini yaitu cara
kerja yang efesien bias dilakukan, sehingga waktu penyelenggaraan
proyek efesien pula.
BIAYA

1. Biaya Biaya Langsung


Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan langsung untuk
mendapatkan sumbedaya yang akan dipergunakan untuk penyelesaian
proyek. Unsur-unsur yang termasuk dalam biaya langsung adalah :
a. Biaya Material
Biaya material adalah biaya pembelian material, termasuk didalamnya biaya
transportasi, biaya penyimpanan serta kerugian akibat kehilangan atau
kerusakan material.
b. Biaya Upah
 Upah harian Upah yang dibayarkan per satuan waktu,
misalnya harian tergantung pada jenis keahlian pekerja,lokasi
pekerjaan,jenis pekerjaan dan lain-lain.
 Upah Borongan Besar upah tergantung atas kesepakatan
bersma antara kontraktor dengan pekerja atas suatu item
pekerjaan.Upah berdasarkan produktifitasBesar upah ini tergantung
atas banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh pekerja dalam satu
satuan waktu tertentu.
c. Biaya peralatan
Unsur-unsur yang terdapat dalam biaya peralatan adalah biaya sewa,
biaya operasi, biaya pemeliharaan, biaya operator dan lainnya yang
mengangkut peralatan.
d. Biaya Sub-Kontraktor
Biaya ini diperlukan bila ada bagian pekerjaan diserahkan/dikerjakan oleh
sub- kontraktor. Sub-kontraktor ini bertanggung jawab dan dibayar oleh
main kontraktor. (Mandagi & Pratasis, 2015)
2. Biaya Tidak Langsung
31
Biaya tidak langsung adalah biaya yang berhubungan dengan pengawasan,
pengarahan kerja dan pengeluaran umum diluar biaya konstruksi, biaya ini disebut
juga biaya overhead. Biaya ini bergantung pada jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan. Yang termasuk dalam biaya tidak langsung ini adalah gaji pegawai,
sewa gedung, rekening listrik dan air, pajak, asuransi dan lain-lain. (Mandagi &
Pratasis, 2015)
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah banyaknya biaya yang


dibutuhkan baik upah atau bahan material dalam sebuah proyek
kontruksi. Daftar ini berisi volume, harga satuan , serta total harga dari
berbagai macam jenis bahan material dan upah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek tersebut. Jadi dapat disimpulkan
bahwa rencana anggaran biaya (RAB) adalah perhitungan banyaknya
biaya yang diperlukan dalam suatu proyek kontruksi yang terdiri dari
biaya bahan material, upah tenaga kerja, serta biaya lain yang
berhubungan dengan proyek tersebut berdasarkan perhitungan volume
pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya.

Dalam menyusun anggaran biaya suatu bangunan, terlebih dahulu


perlu diketahui untuk apan anggaran biaya tersebut dibuat. Hal ini akan
berpengaruh terhadap cara/sistem penyusunan dan hasil yang
diharapkan. Juga faktor waktu anggaran itu di butuhkan, ikut menentukan
bagaimana cara penyusunan anggaran biaya tersebut. Secara garis
besar ada 2 jenis anggaran biaya, yaitu :

a. Anggaran biaya raba/perkiraan (Cost Estimate)

b. Anggaran biaya pasti/definitif


Dalam penyusan rencana anggaran biaya (RAB) membutuhkan 5 hal yang
mendasar, yaitu :
1. Bestek
2. Gambar-gambar bestek
3. Daftar harga upah dan bahan material
4. Daftar analisis
5. Daftar volume tiap jenis pekerjaan
Daftar tersebut dapat saling memberikan gambaran dan petunjuk
dalam penyusunan rencana anggaran biaya (RAB). Di dalam rencana
anggaran biaya bangunan terdapat analisis harga satuan pekerjaan

32
(AHSP) yang mana merupakan analisa bahan dan upah untuk membuat
suatu satuan jenis pekerjaan tertentu. Semuanya diatur dalam aturan
BOW (Burgeslijke Openbare Werken) maupun SNI (Standar nasional
Indonesia) yang masing-masing mempunyai cara perhitungan yang
berbeda tapi dengan tujuan yang sama. Volume suatu pekerjaan
merupakan hitungan jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam suatu
satuan. (Juansyah dkk., 2017)
MICROSOFT PROJECT

Dalam sebuah proyek banyak sekali kegiatan yang harus dilakukan


dengan cermat, tepat, dan benar. Untuk itu maka sebuah perangkat lunak
dapat dipergunakan untuk membantu manajer proyek. Microsoft Project
yang biasa disingkat MS Project merupakan salah satu program yang
mampu mengelola data proyek. Microsoft Project merupakan bagian dari
Microsoft Office Professional yang dapat terintegrasi dengan mudah pada
program Microsoft Excel maupun Visio. Adapun manfaat dari MS Project
adalah :

a. Menyimpan detail mengenai proyek di dalam database-nya yang


meliputi detail tugas-tugas beserta hubungannya satu dengan yang lain,
sumber daya yang dipakai, biaya, jalur kritis, dan lain-lain.

b. Menggunakan informasi tersebut untuk menghitung dan


memelihara jadwal, biaya dan elemen-elemen lain termasuk juga
menciptakan suatu rencana proyek.

c. Melakukan pelacakan selama proyek berjalan untuk menentukan


apakah proyek akan dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai anggaran
yang direncanakan atau tidak.

33
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN


Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif
dengan cara survey dan mengamati langsung ke objek penelitian yaitu
jembatan ciloseh Kota Tasikmalaya. Adapun pengertiannya sebagai
berikut :
a. Metode kualitatif adalah metode yang dilakukan dengan
mengumpulkan data lapangan yang akan digunakan sebagai data
dalam obyek.
b. Metode kuantitatif yaitu metode yang dilakukan dengan
mengumpulkan dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan
perencanaan dan analisis perhitungan.

3.2 METODE PENULISAN


Metode Perencanaan dimulai dengan mengumpulkan dan
mempelajari literatur yang berkaitan dengan manajemen konstruksi.
Mengumpulkan data lapangan yang akan digunakan sebagai data
dalam obyek. Metodologi penelitian ini tersusun atas beberapa tahapan
utama, seperti yang tertera dibawah ini :
3.2.1 Persiapan Survey dan Identifikasi Lapangan
3.2.2 Mencari data primer dan data sekunder pada instansi dan
dinas terkait yang diperlukan untuk melengkapi data yang
dibutuhkan dalam penyusunan skripsi.
3.2.3 Melakukan analisis dari data-data yang didapat melalui
identifikasi per masalahan dan membuat perumusan.
34
3.2.4 Mengambil kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

3.3 JENIS DAN SUMBER DATA

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan


informasi mengenai data. Berdasarkan jenisnya, data dibedakan
menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.
3.3.1 Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk
maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang
diteliti. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
3.3.2 Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk
maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah
literatur, artikel, jurnal serta situs internet yang berkenaan dengan
penelitian yang dilakukan.

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan pada


penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.4.1 Observasi atau pengamatan langsung ke lapangan untuk
mengamati secara langsung obyek yang diteliti.
3.4.2 Wawancara dengan kontraktor dan konsultan diproyek
tersebut.
3.4.3 Menelusuri dan menelaah teori atau metode yang ada di
perpustakaan.

35
3.5 ALUR PENELITIAN

Mulai

DATA

PENGELOLAAN

PERHITUNG ANALISA ANALISA KALKULASI


AN VOLUME METODE METODE ANALISA
PEKERJAAN PEKERJAA ALAT DAN BIAYA
N BAHAN

TIDAK
EFISIEN

JUMLAH (BARCHART, CPM & KURVA S)

MENGHITUNG ANALISACASHFLOW

KESIMPULAN

SELESI

Gambar 3.1 Alur Penelitian

36
3.6 METODE ANALISA DATA

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif,


karena cara pengumpulan data pada penelitan ini adalah cara study
pustaka, wawancara dan pengamatan langsung dilapangan serta
metode ini merupakan metode yang dilakukan untuk mendapatkan
landasan teori dalam menganalisa data dan permasalahan melalui
sumber-sumber yang didapat sebagai bahan pertimbangan dalam
penulisan skripsi.

3.7 LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian berada di Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa


Barat.

Gambar 3.2 Lokasi Proyek Penelitian

37
BAB 4
PENUTUP

Dengan demikian proposal skripsi ini dibuat sebagai ilustrasi


tesis yang akan dibuat perencanaannya. Saya berharap proposal
skripsi ini dapat disetujui, mengingat proposal ini merupakan
persyaratan akademik Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik.
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

Cirebon, November 2023

Dona
119130139

38
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, F., Rafie, & Syahruddin. (2016). Analisa Penerapan Manajemen Waktu
Pada Proyek Konstruksi Jalan Lingkungan Lokasi Kalimantan Barat. Jurnal
Teknik Sipil Untan, 1–16.

Juansyah, Y., Oktarina, D., & Zulfiqar, M. (2017). Analisis perbandingan Rencana
Anggaran Biaya bangunan menggunakan metode SNI dan BOW (Studi
kasus: Rencana Anggaran Biaya bangunan gedung Kwarda Pramuka
Lampung). Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Malahayati, 1(1), 1–5.

Kiswati, S., & Chasanah, U. (2019). Analisis Konsultan Manajemen Konstruksi


Terhadap Penerapan Manajemen Waktu Pada Pembangunan Rumah Sakit
Di Jawa Tengah. Neo Teknika, 5(1).
https://doi.org/10.37760/neoteknika.v5i1.1367

Mandagi, R. J. M., & Pratasis, P. A. K. (2015). ANALISA PENGARUH


PERCEPATAN DURASI PADA BIAYA PROYEK MENGGUNAKAN
PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2013 ( Studi Kasus : PEMBANGUNAN
GEREJA GMIM SYALOOM KAROMBASAN ). 3(2), 141–150.

Wiranata, A., Parami Dewi, A., & Nuryawan, I. (2009). Penggunaan Metode
Penjadwalan Berulang (Repetitive Scheduling Method) Pada Pengerjaan
Proyek Perumahan (Studi Kasus Pada Proyek Perumahan Beranda
Mumbul). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 13(2), 174–182.

39

Anda mungkin juga menyukai