Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
Oleh :
DONA
119130139
Dona
119130139
ii
iii
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
vi
Analisa manajemen konstruksi proyek Pembangunan Jembatan
Ciloseh Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat guna memberikan
gambaran kemajuan proyek, baik berupa biaya, maupun berupa
sumber daya untuk mencantumkan informasi jadwal dan kemajuan
proyek, tenaga kerja, peralatan dan bahan, Kemajuan dan durasi
proyek.
vii
1.2 FOKUS MASALAH
Dalam penyusunan penelitian yang akan dilakukan terdapat
beberapa isu fokus dan keterbatasan yang akan dibahas secara
khusus.
1.4.2 Tujuan
viii
1. Untuk mengetahui analisa kendali waktu digunakan metode
analisa jaringan kerja struktur yaitu Barchart, Kurva S dan
Critichal Path Method.
ix
2. Kegunaan Praktis
x
1.7 KERANGKA PEMIKIRAN
Mulai
Rumusan Masalah
Pengumpulan Data
Analisis
TIDAK
Cek
YA
Selesai
xi
Dalam kerangka pemikiran ini dimulai dengan pencarian,
penjabaran dari rumusan masalah yang akan digunakan dalam
penelitian setelah rumusan masalah selesai kemudian dilanjutkan
dengan pengumpulan data.
xii
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I, PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang, fokus
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah,
lokasi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI.
Berisi dasar teori yang berasal dari buku, jurnal dan informasi
media elektronik (internet).
BAB III METODE PENELITIAN.
xiii
BAB 2
LANDASAN TEORI
14
4. Proyek (konstruksi atau lainnya) adalah sebuah perbuatan atau
pekerjaan unik yang pada dasarnya mempunyai satu tujuan yang
telah ditetapkan bidang atau lapangan, mutu atau kualitas, waktu
dan harga yang diingikan. (Ahuja et al.,1994).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat diartikan proyek
konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan
untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi) dalam batasan
waktu, biaya dan mutu tertentu. Proyek konstruksi selalu
memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia), material
(bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode
pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time
(waktu). Dalam Suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal penting
yang harus diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner,
2006).
Di dalam proses mencapai tujuan tersebut (Soeharto, 1999),
terdapat batasan yang disebut tiga kendala (triple constrain), yaitu :
1. Biaya Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak
melebihi anggaran.
2. Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan
tanggal akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk
baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu
yang ditentukan.
3. Mutu Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi
spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Memenuhi
persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang
dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use.
Ketiga batasan tesebut bersifat tarik menarik. Artinya, jika ingin
menaikkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka
umumnya harus diikuti dengan menaikkan mutu, yang selanjutnya
berakibat pada biaya melebihi anggaran. Sebaliknya bila ingin
menekan biaya, maka harus berkompromi dengan mutu dan jadwal.
Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh
15
mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.
Menurut Ervianto (2005), proyek konstruksi dapat dibedakan
menjadi dua jenis kelompok, yaitu :
1. Bangunan gedung, seperti : rumah, kantor, pabrik dan lain-lain.
2. Bangunan sipil, seperti : jalan, jembatan, bendungan dan
infrastruktur lainnya.
17
4. Directing. Directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu
kesatuan yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam
tahapan proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi
orang- orang agar dapat bekerja.
2.4.1 Kurva S
Kurva S merupakan salah satu teknik pengendalian
kemajuan proyek dengan memakai kombinasi kurva “s” dan
tonggak kemajuan (milestone). Milestone adlah titik yang
menandai suatu peristiwa yang di anggap penting dalam
rangkaian pelaksanaan pekerjaan proyek. Peristiwa itu dapat
berupa saat mulai atau berakhirnya pekerjaan. Titik milestone
ditentukan pada waktu mentiapkan perencanaan dasar yang
sebagai tolak ukur kegiatan pengendalian proyek.
Kurva prestasi atau kurva “s” berupa gambar hubungan
atau penjumlahan antara kemajuan pelaksanaan pekerjaan
secara komulatif (dalam persen 0% - 100%) pada sumbu Y dan
waktu pelaksanaan pekerjaan. Pada sumbu X atau suatu
kemajuan komulatif pekerjaan terhadap waktu pelaksanaan.
18
Untuk menyusun kurva S, sebelumnya harus di ketahui
terlebih dahulu jadwal dari masing masing kegiatan, bobot
(persentase) dari kegiatan tersebut hingga distribusinya. Kurva
yang di buat dengan sumbu vertical sebagai nilai kumulatif biaya
atau jam-orang atau penyelesaian pekerjaan dan sumbu
horizontal sebagai waktu kalender masing dari angka 0 sampai
100 ini, umumnya akan berbentuk huruf S . Penyebab terjadinya
huruf S di dalam kurva di karenakan kegiatan proyek
berlangsung sebagai berikut:
a. Kemajuan pada awalnya bergerak lambat.
b. Di ikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu
yang lebih lama.
c. Akhirnya kecepatan kemajuan menurun dan berhenti pada
titik akhir.
Kurva S sangat cocok untuk di pakai sebagai laporan
proyek bulanan yang berlangsung dan kepada pimpinan proyek
maupun pimpinan perusahaan karena kurva ini dapat dengan
jelas menunujukan kemajuan proyek dalam bentuk yang mudah
di pahami.
19
kegiatan tersebut dengan diaya total.
4. Mendistribusikan bobot kegiatan tersebut (secara merata),
yaitu dengan membagi bobot dengan durasi masing masing
kegiatan tersebut, sehingga diperoleh bobot persatuan waktu.
5. Menjumlahkan bobot kegiatan yang terdistribusi tersebut
secara komulatif untuk setiap satuan waktu, yaitu dari waktu
permulaan proyek sampai dengan waktu penyelesaian
proyek.
6. Menuliskan nilai hasil penjumlahan tersebut pada bagian
bawah diagram batang.
7. Plot titik titik pada diagram batang sesuai dengan nilai hasil
penjumlahan untuk masing masing waktunya.
8. Menghubungkan titik titik yang sudah di plot tersebut maka di
peroleh kurva S.
20
Untuk menghitung persentase kegiatan yang telah dicapai
atau yang telah dilaksanakan dapat dilakukan melalui pendekatan
volume atau melalui bobot terhadap biaya dari masing-masing
jenis pekerjaan.
Gambar 2.2 Tampilan Bar Chart dan kurva ”S” (Sumber: Soeharto,
1997)
1. Identifikasi kegiatan
23
dikenal dua perhitungan dalam jaringan kerja AOA, yaitu
perhitungan maju dan perhitungan mundur.
6
3
2 3 14 19
1 2 5 5
4 24
Gambar 2.6 Perhitungan Maju
1. Perhitungan Mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal
paling akhir, dapat memulai dan mengakhiri kegiatan tanpa menunda kurun
waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari
perhitungan maju. Aturan yang berlaku dalam perhitungan mundur adalah
sebagai berikut:
a. Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan, yaitu dari hari
terakhir penyelesaian proyek suatu jaringan kerja.
b. Waktu dimulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama
dengan waktu selesai paling akhir, dikurangi kurun
waktu/durasi kegiatan yang bersangkutan, atau LS = LF – D.
0 A 3
1 2
0 3 3
Gambar 2.7 Perhitungan Late Finish (LF)
25
Gambar 2.8 Hubungan Jaringan Kerja Late Finish (LF)
Bila perhitungan diatas dibuat dalam suatu format akandihasilkan tabulasi sebagai
berikut :
6
3
10
0 3 14 19
1 2 5
5
0 3 14
8 19
7 3
4
8
Gambar 2.10 Metode Jalur Khusus
EETi EETj
i j
LETi LETJ
27
(Sumber : Husen, 2008 : 139)
Dimana:
X = Nama kegiatan
Y = Durasi kegiatan
mulaikegiatan)
akhirkegiatan)
kegiatan)
kegiatan)
28
paling awal (EETi) pada I-Node dan waktu mulai paling awal (EETj) pada
J-Node dari seluruh kegiatan dengan mengambil nilai maksimumnya. Di
sini berlaku pengertian bahwa waktu paling awal peristiwa terjadi adalah =
0. Adapunperhitungannya adalah : EETj = EETi + durasi X.
a. TF (Total Float)
29
TFij = LETj – EETi – Durasi
b. FF (Free Float)
c. IF (Independent Float)
WAKTU
30
antara lain: Jenis Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan Waktu
bilamana suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri.
Dalam penyelenggaraan proyek harus dilakukan analisis waktu,
sebab analisis waktu merupakan langkah pertama sebelum melakukan
analisis sumber daya dan analisis biaya. Yang dimaksud analisis waktu
adalah mempelajari tingkah laku pelaksanaan kegiatan selama
penyelenggaraan proyek.
Tujuan analisis waktu dalam penyelanggaraan proyek adalah
untuk menekan tingkat ketidakpastian dalam waktu pelaksanaan selama
penyelenggaraan proyek, dengan demikian timing yang tepat dapat
ditentukan. Dengan analisis waktu ini diharapakan bisa ditetapkan skala
prioritas pada tiap tahap. Manfaat lain dari analisis waktu ini yaitu cara
kerja yang efesien bias dilakukan, sehingga waktu penyelenggaraan
proyek efesien pula.
BIAYA
32
(AHSP) yang mana merupakan analisa bahan dan upah untuk membuat
suatu satuan jenis pekerjaan tertentu. Semuanya diatur dalam aturan
BOW (Burgeslijke Openbare Werken) maupun SNI (Standar nasional
Indonesia) yang masing-masing mempunyai cara perhitungan yang
berbeda tapi dengan tujuan yang sama. Volume suatu pekerjaan
merupakan hitungan jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam suatu
satuan. (Juansyah dkk., 2017)
MICROSOFT PROJECT
33
BAB 3
METODE PENELITIAN
35
3.5 ALUR PENELITIAN
Mulai
DATA
PENGELOLAAN
TIDAK
EFISIEN
MENGHITUNG ANALISACASHFLOW
KESIMPULAN
SELESI
36
3.6 METODE ANALISA DATA
37
BAB 4
PENUTUP
Dona
119130139
38
DAFTAR PUSTAKA
Aryani, F., Rafie, & Syahruddin. (2016). Analisa Penerapan Manajemen Waktu
Pada Proyek Konstruksi Jalan Lingkungan Lokasi Kalimantan Barat. Jurnal
Teknik Sipil Untan, 1–16.
Juansyah, Y., Oktarina, D., & Zulfiqar, M. (2017). Analisis perbandingan Rencana
Anggaran Biaya bangunan menggunakan metode SNI dan BOW (Studi
kasus: Rencana Anggaran Biaya bangunan gedung Kwarda Pramuka
Lampung). Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Malahayati, 1(1), 1–5.
Wiranata, A., Parami Dewi, A., & Nuryawan, I. (2009). Penggunaan Metode
Penjadwalan Berulang (Repetitive Scheduling Method) Pada Pengerjaan
Proyek Perumahan (Studi Kasus Pada Proyek Perumahan Beranda
Mumbul). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 13(2), 174–182.
39