Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUGAS MATA KULIAH IBB TENTANG

PENGUJIAN MHB AGREGAT

Dosen Pengampu : Devi Oktariana ST.MT

Disusun Oleh :

1. Bagus Adi Guna Pratama (22110042)


2. M Galih Weldi N (22110067)
3. Raga Wahyu Aurora (22110077)
4. Faathir alfath (22110049)
5. Gatra Ridho Wafafonda (22110055)
6. Ragil Abimanyu (22110023)
7. Nesha Revina Cahyani (22110073)
8. Rifqi Fadila Akbar (22110082)
9. Sandwika Maulana (22110088)

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG

2023/2024
KATA PENGHANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan
rahmat serta inayah-Nya, sehingga kami diberikan kekuatan dan kesabaran sehingga
dapat menyelesaikan Laporan mata kuliah Ilmu Bahan Bangunan tentang Pengujian
MHB Agregat ini, maka tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua orang
yang sudah membantu kami.

Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh ibu
Devi Oktariana S.T,M.T selaku dosen pengampu mata kuliah IBB . Selain itu, laporan
ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis
dan bagi para pembaca.

Penulis juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini. Penulis memohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam
penyusunan dan lain sebagainya, sehingga kami membuka dan menerima kritik dan
saran bagi seluruh pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Bandar Lampung

i
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 2

I.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 2

I.2 Tujuan Analisis ........................................................................................................ 3

I.3 Landasan Teori ...................................................................................................... 3,4

BAB II ALAT & BAHAN ............................................................................................ 5

II.1 Bahan ...................................................................................................................... 5

II.2 Alat ...................................................................................................................... 6,7

BAB III PROSEDUR KERJA ................................................................................... 8,9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 10

IV.1 Perhitungan.......................................................................................................... 10

Data Grafik Tabel Hasil Pengujian ............................................................................. 11

Batasan Gradiasi menurut ASTM C33-78 .................................................................. 11

BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 12

V.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 13

1
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Agregat halus adalah material padat yang digunakan dalam konstruksi sebag
sebagai bahan dasar untuk campuran beton, mortir, aspal, dan berbagai aplikasi
konstruksi lainnya. Agregat halus terdiri dari partikel-partikel kecil yang umumnya
melewati saringan dengan ukuran 4,75 mm (No. 4) dan tertahan pada saringan dengan
ukuran 75 mikron (No. 200). Pasir adalah contoh umum dari agregat halus. Agregat
halus memiliki beberapa karakteristik penting.Ukuran Partikel: Agregat halus
memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dibandingkan agregat kasar. Ukuran partikel
yang tepat sangat penting untuk mempengaruhi sifat-sifat fisik dan mekanik dari
konstruksi campuran.

Pasir adalah salah satu material yang digunakan untuk membuat bangunan.
Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 mm sampai 5 mm . Materi pembentuk
pasir adalah silikon dioksida. Material pasir pada dasarnya terdiri dari pasir yang masih
bercampur dengan kerikil dan batu. Proses untuk mendapatkan material pasir yang siap
pakai masih menggunakan cara manual. Pasir yang akan digunakan harus dilakukan
proses pengayakan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk bahan konstruksi
bangunan. Pengayakan adalah sebuah cara pengelompokan butiran yang akan
dipisahkan menjadi satu atau beberapa kelompok. Pengayakan merupakan pemisahan
berbaga i campuran partikel kasar dan halus dengan menggunakan ayakan. Proses
pengayakan juga digunakan sebagai pembersih dan pemisah yang ukurannya berbeda
dengan bahan baku. Selain itu, pengayakan juga memudahkan kita untuk mendapatkan
serbuk pasir dengan ukuran yang seragam. Butiran pasir yang mempunyai ukuran lebih
kecil dari diameter lubang akan lolos dan butiran pasir yang mempunyai ukuran lebih
besar akan tertahan pada permukaan lubang ayakan,pasir yang berkualitas juga
mempengaruhi pengayakan pasir tesebut.

2
Berdasarkan paparan diatas tersebut kami kelompok 8 memilih pasir dari desa
sukoharjo IV karena pasir dari daerah sana terkenal atas kualitasnya yang lembut dan
tidak banyak kerikilnya.penambanga pasir disitu juga salah satu yg terdekat dari tempat
kami tinggal jadi lebih mudah juga untuk kami mengambil sampel pasir tersebut.

I.2 Tujuan analisis

1. Menentukan susunan pembagian butir (gradasi) dari agregat halus (pasir)

2. Menghitung modulus kehalusannya (fineness modulus)

I.3 Landasan Teori

Agregat merujuk pada bahan konstruksi seperti pasir, kerikil, batu pecah, dan
serupa yang digunakan dalam berbagai proyek konstruksi. Agregat ini adalah
komponen penting dalam campuran beton, aspal, dan material konstruksi lainnya.
Landasan teori tentang agregat dalam teknik sipil melibatkan pemahaman tentang sifat-
sifat agregat, penggunaan mereka dalam konstruksi, dan bagaimana mereka
memengaruhi performa struktur.

Modulus Halus Butir (MHB) adalah konsep dalam ilmu material dan ilmu
geoteknik yang mengacu pada karakteristik mekanik bahan tanah atau pasir, terutama
dalam konteks tanah yang merupakan agregat partikel-partikel halus. Modulus Halus
Butir biasanya digunakan untuk mengukur kekakuan dan sifat-sifat elastis dari tanah
atau bahan agregat halus.

Gradasi agregat mengacu pada distribusi ukuran partikel agregat dalam sampel.
Gradasi yang baik menghasilkan campuran agregat yang padat dan memiliki
perbandingan antara partikel kasar dan halus yang sesuai dengan jenis proyek. Gradasi

3
yang tepat dapat memengaruhi sifat-sifat fisik dan mekanik campuran beton atau aspal,
juga Agregat biasanya dibagi menjadi beberapa fraksi berdasarkan ukuran. Fraksi-
fraksi ini disaring melalui saringan berukuran tertentu. Misalnya, agregat dapat dibagi
menjadi fraksi kasar (batu pecah), fraksi sedang (kerikil), dan fraksi halus (pasir).

Pengujian MHB agregat adalah pengujian untuk mengukur kehalusan atau


kekasaran butir-butir agregat. Modulus halus butir (MHB) adalah suatu nilai yang
digunakan untuk menjadi ukuran kehalusan atau kekasaran butir agregat. Pengujian
MHB agregat dilakukan juga untuk mengetahui karakteristik agregat halus atau kasar
yang akan digunakan sebagai material penyusun beton, Dalam pengujian agregat halus,
pemeriksaan gradasi agregat dilakukan guna mendapatkan nilai modulus halus butir
(MHB). Semakin besar nilai MHB, semakin menunjukkan butir-butir agregatnya besar.
Dari hasil pengujian, nilai modulus halus butir di dapatkan sebesar 2,06 yang sesuai
dengan syarat yakni modulus halus butir di antara 1,5 – 3,8. Menurut Persyaratan
Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982 (PUBI - 1982) pasir yang bisa digunakan
untuk bahan bangunan jika kandungan lumpurnya tidak lebih dari 5% (lima
persen). maka dapat disimpulkan bahwa agregat halus dapat digunakan untuk
campuran beton tanpa dicuci terlebih dahulu.

4
BAB II

ALAT DAN BAHAN

II.1 Bahan

Pasir yang kami ambil dari Desa Sukoharjo IV,Kabupaten Pringsewu,Lampung

Gambar 1.Pasir 2kg Gambar 2.Denah lokasi

Suasasna lokasi sekeliling tempat pengambilan pasir dan kegiatan pengambilan pasir
kelompok kami

5
II.2 Alat

Gambar 3.Timbangan dengan satuan kg Gambar 4.Timbangan dengan


Tingkat ketelitian 0,1 gram & plat

Gambar 5. Gambar 6.
Satu set saringan gradasi agregat halus Mesin pengguncang saringan

6
Gambar 7. Kuas,sikat kuningan dan sendok

Di atas adalah alat dan bahan yg kami pakai untuk melakukan praktikum
menetukan gradasi agregat halus (pasir).

7
BAB III

PROSEDUR KERJA

1. Pasir yang kita ambil dari penambangnya kita timbang Kembali agar pasir
tersebut pass sesuai takaran berat yang sudah disepakati,mengapa tidak kita
keringkan dahulu? Karena pasir yang kita ambil sudah lama terkena sinar
matahari jadi sudah cukup kering

2. Susun saringan menurut ukuran diameter dari yang terbesar pada bgaian atas
dan yang terkecil pada bagian bawah,sebelum itu bersihkan saringan agar tidak
mempengaruhi hasil beratnya

8
3. Masukkan pasir contoh kedalam saringan yang paling atas kemudian saringan
tersebut dipasang pada mesin pengguncang atau diayak dengan tangan selama
10 – 15 menit

4. kemudian timbang pasir contoh yang tertahan pada masing – masing


saringan,bersihkan juga bawah saringan menggunakan kuas agar pengkuran
maksimal tidak adas pasir yg tertinggal di saringan

Kemudian catat semua yang sudah didapat agar menjadi acuan untuk menghitung
modulus kehalusanya (fineness modulus) .

9
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

IV.1 PERHITUNGAN:

Tabel hasil penimbangan dari masig-masing saringan seperti dibawah ini.


UKURAN BERAT TERTINGGAL BERAT
LUBANG DALAM DALAM % % LOLOS
AYAKAN GRAM TERTINGGAL KOMULATIF
KOMULATIF
6,2 0 0 0 100

4,2 52,3 2,46 2,46 97,54

2,3 100,3 4,74 7,2 92,8

2,00 81,9 3,86 11,06 88,94

1,70 34,1 1,62 12,68 87,32

1,18 136,9 6,46 19,14 80,86

0,850 178,0 8,40 27,54 72,46

0,600 568,3 26,84 54,38 45,62

0,425 385,8 18,26 72,64 27,36

PAN 463,0 27,42 - 0

JUMLAH 2000 100 207,1

Jadi MHB pasir = 207,1/100=2,071

10

DATA GRAFIK TABEL HASIL PENGUJIAN


BERAT LOLOS KOMULATIF
120

persen butir lolos (%)


100 97.54 100
87.32 88.94
80 80.86 82.8
72.46
60

40 45.62
27.36
20

0
0,425 0,600 0,850 1,18 1,70 2 2,3 4,2 6
ukuran saringan

BERAT LOLOS

Batasan Gradiasi menurut ASTM C33-78


Ø Saringan (mm) % Berat yang
9,5 100
4,75 95 – 100
2,23 80 – 100
1,18 50 – 85
0,6 25 – 60
0,3 10 – 30
0,15 2 - 10
Menurut ASTM C33 – 78, FM untuk pasir berkisar antara 2,3 – 3,1.

11

BAB V
PENUTUP

V.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis pengujian pengayakan yang kelompok kami lakukan dalam
rangka menjawab tujuan penulisan yang telah dipaparkan pada pendahuluan.Kami
menarik benang merah dan menyimpulkan kaitan antara masing-masing tahap
pengujian.Kami menggunakan sistem pengayakan,dengan menggunakan tahapan
analisis tersebut kami berhasil menyimpulkan bahwa pasir yang kami ambil dari Desa
Sukoharjo IV,Kabupaten Pringsewu,Lampung masuk dalam kategori pasir halus
dengan MHB 2,071

12

DAFTAR PUSTAKA
PENGARUH MODULUS HALUS BUTIR TERHADAP NILAI SLUMP DAN
KUAT TEKAN DENGAN FAS 0,40. Kementrian riset, teknologi, dan
Pendidikan tinggi UNIVERSITAS SYIAH KUALA UPT.
PERPUSTAKAAN

RIOMANM SARAGIH (2022), Universitas HKBP Nommensen P. Siantar

Universitas swasta di Medan, Sumatera Utara.

http://eprints.uny.ac.id/ , 5TS14112.pdf (uajy.ac.id)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA (undip.ac.id)

13
LAMPIRAN
PROGRAM STUDI
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MALAHAYATI

LAPORAN HASIL
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai