Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Cooling Tunnel

Cooling Tunnel adalah sistem refrigerasi yang kerap dipakai di dunia


industri. Cooling Tunnel memakai sistem konveyor dimana produk yang akan
didinginkan akan dibawa masuk menuju lorong atau terowongan pendingin.
Bahan konveyor bisanya terbuat dari plastik, karet, atau baja sesuai dengan
kebutuhan. Cooling tunnel yang digunakan terbuat dari bahan baja.
Keuntungan dari penggunaaan bahan tersebut tidak hanya mudah untuk
dibersihkan dan mudah dalam pemeliharaannya tetapi juga memperluas
perpindahan panas dari produk melalui baja (Tia Nurul Syifa, 2012: 5).
Cooling tunnel diperlihatkan seperti pada Gambar II.1.

Gambar II.1 Cooling Tunnel (http://www.pomati.it)

Sistem refrigerasi pada cooling tunnel biasanya menggunakan sistem


refrigerasi kompresi uap, dimana udara di dalam kabin atau terowongan akan
didinginkan kemudian dihembuskan oleh blower.

Terdapat dua tipe sistem cooling tunnel yakni sistem yang kontinu dan
sistem yang diskontinu, yang digunakan sesuai kebutuhan. Sistem yang
kontinu diperuntukkan bagi produk yang membutuhkan penurunan
temperatur yang sama. Sebaliknya, sistem diskontinu diperuntukan bagi

18
produk yang temperatur pendinginannya telah tercapai produk itu harus
keluar dari terowongan tersebut. Sistem diskontinu mempunyai efisiensi yang
lebih besar dibandingkan sistem kontinu karena sistem diskontinu hanya
membutuhkan energi yang lebih sedikit dari sistem cooling tunnel yang
kontinu.

II.2 Cara Kerja Cooling Tunnel

Pendinginan pada cooling tunnel memanfaatkan udara yang berada


dalam terowongan lalu didinginkan, udara dingin tersebut dihembuskan oleh
blower. Semakin cepat udara dingin dihembuskan, semakin cepat juga proses
pendinginannya. Cara kerja cooling tunnel yatu:
1. Produk diletakkan di atas konveyor.

2. Konveyor akan membawa produk masuk ke dalam tunnel/


terowongan pendingin.
3. Udara dalam tunnel akan dihembuskan oleh blower melalui
evaporator hingga temperaturnya menjadi rendah, udara dengan
temperatur yang rendah dihembuskan ke permukaan dari produk
terus menerus selama proses pendinginan berlangsung.
4. Produk tersebut didinginkan dalam terowongan hingga temperatur
dari produk mencapai 4˚C.
5. Produk tersebut kemudian dibawa keluar dari tunnel oleh
konveyor yang selanjutnya disimpan di cold storage.

19
II.3 Sistem Konveyor

Sistem konveyor banyak dipakai di dunia industri makanan maupun


minuman. Aplikasi sistem ini dalam dunia industri bertujuan untuk
memindahkan produk dengan cara yang aman dan efisien tanpa campur
tangan tangan manusia. Konveyor banyak dipakai di berbagai bidang industri,
seperti industri alat elektronik, farmasi, industri makanan dan minuman dan
lain-lain. Sistem konveyor diperlihatkan seperti pada Gambar II.2.
Terdapat berbagai jenis sistem konveyor, ada yang menggunakan
sistem mekanik, hidrolik, atau yang sepenuhnya otomatis. Bahan yang
biasanya digunakan dalam sistem konveyor adalah baja, karet, dan plastik.
Konveyor biasanya terbuat dari satu atau lebih lapisan bahan, bahan konveyor
yang digunakan tergantung kepada benda yang akan dibawa (Tia Nurul Syifa,
2012: 7).

Gambar II.2 Sistem Konveyor (https://www.dynamicconveyor.com)

20
II.4 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

Sistem refrigerasi kompresi uap adalah salah suatu sistem yang sering
digunakan dalam dunia industri sistem ini memakai kompresor untuk menaikan
tekanan refrigeran dan alat ekspansi untuk menurunkan tekanan refrigeran.

Uap refrigeran kemudian masuk sisi hisap (suction) dan uap refrigeran
ditekan kembali di kompresor sehingga tekanannya menjadi tinggi dan
dikeluarkan pada sisi keluaran (discharge), sehingga bisa ditentukan sisi
tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah.
Siklus refrigerasi kompresi uap merupakan suatu sistem yang
memanfaatkan aliran perpindahan kalor melalui refrigeran. Proses utama dari
kompresi uap adalah:
1. Proses Kompresi
2. Proses Kondensasi (pengembunan)
3. Proses Ekspansi
4. Proses Evaporasi (penguapan)
Siklus sistem refrigerasi kompresi uap diperlihatkan pada Gambar II.3.

Gambar II.3 Diagram Siklus Refrigerasi Kompresi Uap


Sederhana (Windy Hermawan Mitrakusuma, TT)

21
Prinsip utama dari Gambar II.3 yaitu:

1. Proses 1-2 yaitu proses kompresi. Gas bertemperatur dan bertekanan


rendah dari evaporator dihisap kompresor yang kemudian
tekanannya dinaikan sehingga temperaturnya ikut naik (titik
didihnya naik). Pada fase ini uap refrigeran akan menjadi fasa uap
refrigeran superheat bertekanan tinggi.

2. Proses 2-3 yaitu proses kondensasi. Pada tahap ini uap refrigeran
superheat mengalami proses pelepasan kalor sensibel ke lingkungan
sehingga menjadi uap jenuh yang siap diembunkan. Refrigeran
bertekanan dan temperatur uap jenuh yang tinggi fasanya akan
berubah menjadi cair dengan melepas kalor laten ke lingkungan
sekitar yang dibantu oleh kondensor . Proses kondensasi ini terjadi
pada tekanan dan temperatur yang konstan (isobar).
3. Proses 3-4 yaitu ekspansi. Pada proses ini entalpinya konstan
(isoentalpi). Di proses ini terjadi penurunan tekanan dan temperatur
refrigeran yang berfasa campuran oleh alat ekspansi.
4. Proses 4-1 evaporasi. Pada proses ini refrigeran menguap pada
tekanan yang konstan. Kalor laten dari tempat yang didinginkan akan
diserap oleh refrigeran bertekanan dan bersuhu rendah sehingga fasa
refrigeran tersebut menjadi uap. Proses ini berlangsung pada tekanan
dan temperatur yang konstan.

22
II.5 Siklus Sistem Refrigerasi

Pada umumnya untuk menggambarkan siklus kompresi uap digunakan


diagram mollier atau disebut juga diagram tekanan terhadap entalpi (P-h).
Siklus tersebut adalah siklus refrigerasi ideal. Faktor-faktor yang
menyebabkan adanya gangguan terhadap sistem diabaikan. Dengan asumsi
refrigeran keluar kondenser berfasa cair jenuh, keluar evaporator uap jenuh,
proses ekspansi secara isoentalpi, dan proses kompresi secara isentropic (Tia
Nurul Syifa, 2012: 9). Siklus sistem refrigerasi kompresi uap pada diagram P-
h terdapat pada Gambar II.4.

Gambar II.4 Gambar Siklus Refrigerasi Kompresi Uap pada


Diagram p-h (Windy Hermawan Mitrakusuma, TT)

Gambar II.4 menjelaskan sebagai berikut:

a. Entalpi pada titik ke- 1 adalah entalpi dari refrigeran yang keluar dari
evaporator dan masuk ke kompresor atau suction kompresor.

b. Entalpi pada titik 2 adalah entalpi dari refrigeran yang keluar dari
kompresor dan masuk ke kondenser atau discharge kompresor.
c. Entalpi pada titik 3 adalah entalpi dari refrigeran yang keluar dari
kondenser dan masuk ke katup ekspansi.
d. Entalpi pada titik 4 adalah entalpi refrigeran yang keluar dari katup
ekspansi dan masuk ke evaporator.

23
Kerja kompresi yaitu jumlah kalor yang dihasilkan oleh kompresor.

Nilai kerja kompresi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.1).

𝑞𝑤 = ℎ2 − ℎ1 ...................................................................................................(2.1)

Keterangan:

qw = kalor yang dihasilkan pada proses kompresi (kJ/kg)


h1 = entalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg)
h2 = entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg)
Besar kalor yang dilepaskan oleh kondenser dapat dihitung dengan
persamaan (2.2).
𝑞𝑐 = (ℎ2 − ℎ3) ......................................................................... (2.2)

Keterangan:

qc = besarnya kalor yang dilepas oleh kondenser persatuan


massa refrigeran (kJ/kg)
h2 = entalpi refrigeran saat masuk kondenser (kJ/kg)
h3 = entalpi refrigeran saat keluar kondenser (kJ/kg)
Menurut buku Dossat, Roy J., 1978 persamaan efek refrigerasi
dari suatu sistem kompresi uap dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (2.3).
𝑞𝑒 = (ℎ1 − ℎ4) ......................................................................... (2.3)

Keterangan:

qe = besarnya kalor yang diserap oleh evaporator (kJ/kg)


h1 = entalpi refrigeran saat keluar evaporator (kJ/kg)
h4 = entalpi refrigeran saat masuk evaporator (kJ/kg)
Performansi sistem dapat dilihat berdasarkan COP aktual, COP Carnot,
dan efisiensi refrigerasi.

a. COP aktual merupakan perbandingan antara kalor yang diserap oleh


refrigeran pada saat melewati evaporator dengan kerja yang
diberikan kompresor. COP aktual dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (2.4).

24
(ℎ1−ℎ4)
𝐶𝑂𝑃 aktual=(ℎ2−ℎ1) ............................................................. (2.4)

b. COP Carnot adalah COP maksimum yang dapat dimiliki oleh sistem
refrigerasi, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.5).
𝑇𝑒
𝐶𝑂𝑃 C𝑎𝑟𝑛𝑜𝑡 = 𝑇𝑘−𝑇𝑒 ................................................................. (2.5)

Keterangan:

Te = temperatur evaporasi (K)

Tk = temperatur kondensasi (K)


c. Efisiensi refrigerasi merupakan perbandingan antara COP aktual dan
COP Carnot. Efisiensi refrigerasi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (2.6).
𝐶𝑂𝑃 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝜂= 𝑥 100% ............................................................ (2.6)
𝐶𝑂𝑃 𝐶𝑎𝑟𝑛𝑜𝑡

Keterangan:

𝜂 = efisiensi refrigerasi

II.6 Energi Listrik

Energi listrik yang terpakai biasanya dinyatakan dengan daya yang


digunakan untuk menjalankan suatu alat atau mesin tertentu dalam suatu
periode atau waktu (kWh). Pada energi listrik terdapat faktor daya yang
merupakan rasio dari daya kerja terhadap total daya. Menurut Joseph A
Edminister dalam bukunya yang berjudul Electric Circuits mengatakan
bahwa nilai cos φ pada suatu rangkaian listrik AC memiliki nilai berkisar
0.6 – 1. Dalam suatu persamaan, hubungan antara faktor daya dan daya yang
digunakan dapat dinyatakan dalam persamaan (2.8).
𝑃 = 𝑉. 𝐼 cos 𝜑 ............................................................................... (2.8)
Keterangan:
P = Daya listrik [Watt]
V = Tegangan listrik [Volt]
I = Arus listrik [Ampere]
cos 𝜑 = Faktor daya

25
II.7 Alat Ekspansi

Alat ekspansi merupakan alat yang dipakai untuk menurunkan tekanan


refrigeran pada sistem refrigerasi sehingga temperatur dari refrigeran ikut
turun jauh di bawah temperatur lingkungan. Penurunan tekanan terjadi karena
adanya pemampatan aliran refrigeran pada alat ekspansi.
Fungsi alat ekspansi adalah sebagai berikut:
1. Mengatur aliran refrigeran dari liquid line ke evaporator sesuai
dengan laju aliran atau penguapan refrigeran cair di evaporator.

2. Menjaga sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah sistem.


Jenis jenis alat ekspansi:

1. Alat ekspansi pipa kapiler


2. Alat ekspansi termostatik
3. Alat ekspansi otomatis
4. Alat ekspansi manual
Alat ekspansi yang digunakan pada sistem refrigerasi ini adalah alat
ekspansi thermostatic dan alat ekspansi pipa kapiler.

II.7.1 Thermostatic Expansion Valve ( TXV )

Thermostatic expansion valve adalah alat untuk menurunkan tekanan


dan mengontrol jumlah refrigeran yang masuk ke evaporator sehingga
superheat dari refrigeran dijaga agar tetap konstan. TXV banyak digunakan
di dunia industri pada sistem yang memiliki kapasitas besar dan beban yang
berbeda-beda. TXV dapat lebih mudah mengatur laju aliran refrigeran dan
menutup pada saat off-cycle.

Gambar II.5 Alat Ekspansi TXV (https://www.indiamart.com)

26
Keuntungan dari TXV diantaranya adalah:

1. Dapat dipakai pada beban yang berubah ubah.

2. Laju aliran refrigeran dapat diatur, dijaga dan disesuaikan.


dengan beban evaporator.
3. Mengurangi resiko masuknya refrigeran cair masuk ke
kompresor.

Kerugiannya adalah:

1. Harganya cukup mahal.


2. Tidak dipakai pada sistem berkapasitas kecil.

II.7.2 Pipa Kapiler

Pipa kapiler merupakan salah satu jenis alat ekspansi yang dipakai
untuk menurunkan tekanan sehingga temperaturnya ikut turun maka dari itu
cairan refrigeran berubah fasa menjadi uap setelah melewati pipa kapiler. Alat
ekspansi ini berbentuk pipa berukuran kecil sehingga aliran refrigeran dipaksa
untuk mengalir pada pipa yang ukurannya lebih kecil dari pipa liquid.

Gambar II.6 Alat Ekspansi Pipa Kapiler


(https://www.indotrading.com)

Keuntungan dari pipa kapiler:

1. Harganya sangat terjangkau.


2. Tidak perlu perawatan khusus.
3. Beban kompresor yang stabil.

27
Kerugian dari pipa kapiler:

1. Laju aliran tidak dapat diatur sesuai dengan beban di evaporator.

2. Rentan penyumbatan akibat pengelasan pipa kapiler itu sendiri.

3. Saat off-cycle refrigeran tidak dapat ditahan laju alirannya


sehingga dapat menyebabkan banjir di evaporator, yang
berbahaya bagi kompresor saat start.

28

Anda mungkin juga menyukai

  • 5048 10049 1 SM
    5048 10049 1 SM
    Dokumen6 halaman
    5048 10049 1 SM
    Monkey The Luffy
    Belum ada peringkat
  • 13630034
    13630034
    Dokumen69 halaman
    13630034
    Monkey The Luffy
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii
    Monkey The Luffy
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen4 halaman
    Bab Ii
    Monkey The Luffy
    Belum ada peringkat
  • FGFGFGF
    FGFGFGF
    Dokumen2 halaman
    FGFGFGF
    Monkey The Luffy
    Belum ada peringkat