DASAR TEORI
Figure 1
3.1.2 Lifebuoy With Lifeline
Lifebuoy with lifeline adalah pelampung untuk sistem perlindungan keselamatan kerja,
sebagai alat pelindung pekerja di ketinggian.
Figure 2
Figure 3
korban terbawa arus air dan tenggelam yang dilengkapi dengan signal cahaya.
Figure 4
3.1.5 Rescue Strap
Rescue strap adalah alat untuk membantu pasien yang tidak terluka, 600 lb,
membutuhkan bantuan lift. Tali penyelamat dirancang untuk bekerja di ruang sempit dan
dapat digunakan oleh satu orang ketika situasi membutuhkannya.
Figure 5
Figure 7
Autocad adalah software atau perangkat lunak yang berfungsi untuk menggambar sebuah
objek, baik 2 dimensi maupun 3 dimensi. Autocad merupakan aplikasi berbasis CAD yang
mana penggunaan aplikasi ini sudah cukup banyak karena menawarkan berbagai kelebihan
dibandingkan produk lain dengan fungsi yang sama. Seperti yang sudah diulas sebelumnya
bahwa Autocad adalah aplikasi berbasis CAD yang digunakan untuk mendesain objek 2
dimensi atau 3 dimensi. CAD sendiri merupakan singkatan Computer Aided Drafting and
Design yang mana fungsinya sama dengan nama dari singkatan tersebut. Penggunaan
Autocad sudah tidak asing lagi bagi mereka yang sering bergelut di dunia desain, sipil
arsitektur, dan berbagai bidang pekerjaan lainnya yang memang tidak bisa lepas dari
penggunaan Autocad.
Selain itu juga digunakan software untuk melihat desin 3D dari masing-masing deck,
menggunakan software bernama Naviswork 3D. Naviswork adalah alternatif BIM yang dibuat
oleh Autodesk. Tools ini mampu mensimulasikan kegiatan konstruksi sesuai waktu. Tugas
Naviswork juga mampu memvisualisasikan proses konstruksi secara bertahap. Perbedaan
utama antara Navisworks dan Revit adalah Navisworks lebih menonjolkan sisi tinjauan
proyek bagi para profesional. Seperti halnya Revit, ia juga mampu bekerja dengan MS
Windows, dan juga dapat bekerja di Autodesk 3D lainnya untuk membuka dan
menggabungkan model, meninjau dan menavigasi objek.
3.3 Inspeksi
3.3.1 QC (Quality Control)
Quality control atau yang sering disebut juga dengan kendali mutu merupakan sebuah
proses penelitian produk yang dilakukan perusahaan selama proses produksi yang
berlangsung guna menjaga serta memperoleh kualitas produk yang telah ditentukan kriteria
serta standarnya. Berbagai kegiatan dilakukan dalam proses quality control ini seperti
melakukan pengawasan, melakukan pengujian ataupun pengetesan sebuah produk, serta
memeriksa setiap langkah proses produksi yang dilakukan dalam membuat atau menciptakan
sebuah produk.
Assauri (2004) menyatakan definisi pengendalian mutu sebagai suatu aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan dalam menjamin segala proses produksi serta operasi yang ada
dalam menciptakan sebuah produk berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan jika
terjadi suatu kesalahan maka dapat diperbaiki agar rencana yang ada tetap dapat dilaksanakan.
ASTME mendefinisikan QC sebagai upaya terarah dari semua elemen perusahaan menuju
standar kompetitif dengan kerugian minimum bagi perusahaan.
Tujuan utama QC adalah untuk memastikan kesesuaian dengan spesifikasi desain dalam
hal dimensi, toleransi, tekstur permukaan, dll., pada setiap tahap proses manufaktur.
(Raghavendra, 2013, p.267). Adapun terdapat organisasi standarisasi pengukuran
Internasional salah satunya BIPM (Bureau international des poids et mesures) dan untuk di
Indonesia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai pengelola teknis ilmiah
Standar Nasional untuk Satuan Pengukuran (SNSU).
3.3.2 Inspeksi
Inspeksi dapat didefinisikan dalam beberapa definisi, yaitu:
1. Menurut T. Hani Handoko (1997), inspeksi merupakan kegiatan pemeriksaan produk
selama diproses yang bertujuan untuk pencegahan bukan perbaikan, tujuannya adalah
menghentikan pembuatan komponen-komponen yang rusak atau jasa yang tidak berguna.
2. Menurut D. Pratama Putra (2017), inspeksi merupakan cara terbaik untuk menggali dan
menemukan masalah yang muncul serta digunakan untuk menilai risiko sebelum
kerugian atau kecelakaan kerja terjadi. Inspeksi ini merupakan salah satu kegiatan
preventif supaya risiko tidak muncul.
3.3.3 Tujuan Inspeksi
a. Memastikan equipment yang telah masuk gudang dengan requirementnya sesuai.
b. Mendeteksi produk cacat dan produk berkualitas rendah
c. Menginformasikan kepada pihak vendor melalui QC mengenai masalah kualitas produk
sehingga manajemen bisa mengambil tindakan yang dibutuhkan
d. Meningkatkan kualitas produk