Anda di halaman 1dari 10

3.

5 Program K3L
Pelaksanan K3L adalah suatu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja, serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan
produktivitas, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja. Pelaksanaan K3 di dalam proyek ini mengikuti siklus
PDCA (Plan, Do, Check, Act), Penjelasannya sebagai berikut:
1) Plan, menentukan dan menilai resiko dan kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja, menentukan tujuan kerja dari program organisasi K3 dan proses yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan kebijakaan
organisasi
2) Do, Mengimplementasikan proses sesuai dengan yang telah direncanakan
sebelumnya
3) Check, memantau dan mengukur aktivitas yang berkaitann dengan kebijakan
K3 dan tujuan K3, dan melaporkan hasilnya
4) Act, mengambil tindakan untuk terus meningkatkan kinerja K3 untuk mencapai
hasil yang diinginkan
Organisaasi K3 harus pula menentukan, mengimplementasikan, dan
menjaga sebuah proses untuk mengeliminasi dan mengurangi resiko dalam
pekerjaan menggunakan 5 hierarki pengendalian atau hierarchy of control:
5) Eliminate, mengeliminasi sumber bahaya
6) Substitute, mengganti proses, alat, operasi, atau material dengan yang lebih
aman/kurang berbahaya.
7) Engineering, modifikasi metode kerja, alat, mesin, tempat kerja ke yang lebih
aman
8) Administration, dapat berupa prosedur, aturan, pelatihan, durasi kerja, tanda
bahaya, rambu, poster, label.
9) PPE/APD, menggunakan alat pelindung diri yang lengkap.
Gambar 3. 1 Piramida Hierarki Pengendalian Risiko/Bencana
(Sumber: Hirarki Kontrol dalam K3 (garudasystrain.co.id))

Adapula program – program kerja k3 yang diberlakukan selama


pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung IT Mandiri Bumi Slipi untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja yaitu sebagai berikut:

3.5.1 Alat Pelindung Diri


Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia No. PER.08/MEN/VII/2010, Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di
tempat kerja.
Dalam proyek Pembangunan Gedung IT Mandiri Bumi Slipi ini APD
disediakan gratis untuk pekerja dan karyawan untuk meminimalisir kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja. APD yang diwajibkan penggunaanya adalaah safety
shoes, safety helmet, masker, dan safety vest. Ada pula tergantung dari pekerjaan
yang akan dilakukan maka diwajibkan untuk menggunakan beberapa APD
tambahan yaitu body harness utuk pekerjaan ketinggian, kacamata, dll.
Gambar 3. 2 Penggunaan APD yang lengkap
(Sumber: Dokumentsi Pribadi)

3.5.2 Pencegahan Covid-19


Memasuki akhir tahun 2022 ini masyarakat di seluruh Indonesia sudah
mulai hidup berdampingan dengan penyakit covid-19, namun hal ini bukan berarti
bahwa penyakit covid-19 hilang dari peredaran, oleh karna itu masih diperlukan
langkah – langkah pencegahan untuk meminimalisir terjadinya kasus covid-19
Mengikuti Instruksi Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Nomor: 02/IN/M/2020 upaya – upaya yang dilakukan selama proyek
Pembangunan Gedung IT Mandiri Bumi Slipi dalam mencegah dampak terjadinya
kasus covid-19 selama proyek berlangsung antara lain:

a) Pembentukan Satuan Tugas (SATGAS) pencegahan Covid-19


b) Wajib menggunakan masker
c) Rapid test, terutama bagi karyawan dan pekerja yang dating dari luar daerah
dan akan memasuki area proyek
d) Pengecekan suhu badan ketika akan masuk area proyek
e) Mencuci tangan menggunakan wastafel injak selama proyek berlangsung
f) Membersihkan tangan menggunakan hand sanitizer yang telah diletakkan di
posisi – posisi yang strategis
g) Pemberian minuman herbal dan multivitamin untuk menjaga Kesehatan tubuh
karyawan dan pekerja
h) Penyediaan fasilitas Kesehatan di lapangan
i) Penyemprotan rutin cairan disinfektan untuk area ruang kerja, fasilitas proyek,
dan barak pekerja

Gambar 3. 3 Rapid Test


(Sumber: Dokumentsi Pribadi)

3.5.3 Pencegahan HIV/AIDS dan Donor Darah


Dalam proyek pembangunan gedung IT mandiri dilakukan juga kegiatan
pencegahan HIV/AIDS dan donor darah. Untuk pencegahan HIV/AIDS dilakukan
VCT (Voluntary Counseling Testing), pelaksanaan VCT memberikan pelayanan
berupa pengetasan dan konseling HIV kepadan seluruh pekerja dan karyawan. Hal
ini bertujuan untuk membantu pencegahan perawatan dan pengobatan bagi
penderita HIV/AIDS. Setelah pengetesan HIV/AIDS dilakukan maka barulah
peserta dapat melakukan donor darah. Kegiatan ini dilaksanakan setiap dua bulan
sekali

Gambar 3. 4 Hasil Tes HIV/AIDS


(Sumber: Dokumentsi Pribadi)
Gambar 3. 5 Pelaksanaan Donor Darah
(Sumber: Dokumentsi Pribadi)

3.5.4 Program Komunikasi


Komunikasi merupakan salaha satu hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan proyek. Oleh karena itu dilaksanakan lah program komunikasi
sehingga dapat mengurangi miss komunikasi di lapangan, berikut beberapa
kegiatan program komunikasi yang dilaksanakan selama proyek Pembangunan
Gedung IT Mandiri:
a) Safety Induction
Safety induction merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan saat
memasuki lokasi proyek. Kegiatan ini wajib dilakukan oleh semua orang yang
ingin memasuki area proyek baik itu peserta kerja praktik, pekerja lapangan,
bahkan tamu sekalipun. Adapun yang dilakukan saat safety induction adalah
pendataan identitas pribadi, pengecekan kesehatan, riwayat penyakit, tekanan
darah, rapid test, pengenalan system K3 proyek, informasi evakuasi, dan
pemberitahuan larangan dan batasan saat berada di lokasi proyek.
Gambar 3. 6 Pelaksanaan Safety Induction
(Sumber: Dokumentsi Pribadi)

b) Safety Talk
Safety talk dilaksanakan untuk mengigatkan kembali kepada pekerja untuk
selalu mengenakan APD yang lengkap dan berhati – hati selama bekerja, safety
talk diikuti oleh petugas HSE masing – masing bagian pekerjaan, pekerja, dan
surveyor. Safety talk dilaksanakan setiap hari selama 15 menit dari jam 07:45 –
08:00 WIB

Gambar 3. 7 Pelaksanaan Safety Talk


(Sumber: Dokumentsi Pribadi)

c) HSE Talk/Toolbox Meeting


Pengarahan yang dilaksnakan pada pekerja dan karyawan, dalam
pelaksnaannya kegiatan HSE Talk membahas mengenai SHE (Safety, Health and
Environment), kondisi proyek, dan informasi mengenai manajemen, dalam HSE
Talk juga dilaksanakan senam bersama yang bertujuan untuk menghibur para
karyawan dan pekerja proyek, kegiatan ini diadakan tiap satu minggu sekali setiap
hari kamis pada pukul 7:30 – 8:30 atau 8:00 – 9:00
Gambar 3. 8 Pelaksanaan HSE Talk
(Sumber: Dokumentsi Pribadi)

d) HSE Training
Usaha untuk memperbaiki performa pekerja dan memberikan pekerja
pengetahuan dasar serta langkah – langkah jika terjadi potensi bahaya seperti
keadaan darurat, kecelakaan kerja, contoh trining yang dilakukan antara lain
sosialisasi P3K dan sosialisai penggunaan APAR. Pelaksanaan HSE training
menyesuaikan dengan kondisi proyek.

Gambar 3. 9 Pelatihan Penggunaan APAR


(Sumber: Dokumentsi Pribadi)

e) HSE Meeting/Rapat Keselamatan Konstruksi


Rapat yang dilakukan untuk membahas permasaahan yang terjadi di
lapangan, dan memberikan tindak lanjut dan langkah pencegahan. Untuk
pelaksanaan nya dilaksanakan setiap satu minggu sekali pada hari senin dengan di
hadiri pihak manajemen, mandor dan subkon.

Gambar 3. 10 HSE Meeting


(Sumber: Dokumentsi Pribadi)

3.5.5 Program Inspeksi Lapangan


Pada Pelaksanaan K3 di laksanakan juga program inspeksi lapangan untuk
mengawasi jalannya proyek yang aman terhadap risiko – risiko kecelakaan kerja
Jadwal inspeksi lapangan dapat dilihat di tabel dibawah
Gambar 3. 11 Jadwal Inspeksi lapangan
(Sumber: Data Proyek KSO PT. PP – PT. Arkonin)

Anda mungkin juga menyukai