Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi prosesi ritual adat dalam Upacara Adat Naik Dango suku Dayak

Kanayatn di Desa Babane Kabupaten Bengkayang.

Pada bagian ini, peneliti memaparkan bentuk-bentuk kegiatan prosesi

ritual adat dalam Upacara Adat Naik Dango suku Dayak Kanayatn yang dilakukan

peneliti di Desa Babane Kabupaten Bengkayang. Bentuk-bentuk kegiatan yang

dilaksanakan dalam ritual adat dalam Upacara Adat ini adalah pertemuan antara

peneliti dengan narasumber, penari, serta pemusik dari Tari Upacara Adat Naik

Dango suku Dayak Kanayatn. Peneliti juga mengadakan pertemuan dengan

masyarakat serta seniman yang ada di Desa Babane Kabupaten Bengkayang.

1. Pertemuan dengan Narasumber Tari Totok’ng dalam Upacara Adat Naik

Dango suku Dayak Kanayatn di Desa Babane Kabupaten Bengkayang.

Pertemuan antara peneliti dengan narasumber (pencipta Tari Totok’ng

dalam Upacara Adat Naik Dango suku Dayak Kanayatn di Desa Babane

Kabupaten Bengkayang), penari, dan pemusik Tari Totok’ng dalam Upacara

Adat Naik Dango suku Dayak Kanayatn merupakan kegiatan utama yang

dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk meminta bantuan kepada para

penari dan pemusik agar kegiatan Upacara Adat Naik Dango suku Dayak

Kanayatn di Desa Babane Kabupaten Bengkayang ini berjalan dengan lancar.

Pertemuan ini dilaksanakan sebanyak tiga pertemuan.


a) Pertemuan Pertama dengan Narasumber Pertama

Bapak Titus sampai saat ini mendukung penuh terhadap kegiatan

Sanggar Seni Bawangk Raya Maniamas untuk melestarikan Tari Totok’ng

sebagai kesenian tari tradisional untuk kegitan Upacara Adat Naik Dango.

Dan juga ingin membantu kegiatan merekam musik tradisi tari Totok’ng

ini usaha untuk menambah ilmu pengetahuan tentang nusik tradisi tari

Totok’ng. Kemudian Bapak Titus menceritakan sejarah singkat awal

terciptanya Tari Totok’ng, bahwa Tari Totok’ng merupakan tari yang

menggembirakan dalam kegiatan Upacara Naik Dango dengan memiliki

syarat ritual Nyangahatn Tari Totok’ng yang dilaksanakan pada awal

kegiatan proses kegiatan adat istiadat Nyangahatn Padi.

Bapak Titus mengatakan bahwa di dalam Upacara Adat Naik Dango

merupakan tradisi masyarakat suku Dayak Kanayatn dalam rangka

mempersiapkan kegiatan pesta panen sebagai ucapan syukur kepada Jubata

dengan adanya hasil panen padi yang melimpah. Didalam Upacara Adat

Naik Dango memiliki dua rangkaian ritual Nyangahatn yang dilaksanakan,

yaitu ritual Nyangahatn Tari Totok’ng dan Ritual Nyangahatn Padi. Ritual

tersebut dilaksanakan oleh Pamatek (baca mantra). Kegiatan baca mantra

tersebut diucapkan dengan bahasa Dayak Kanayatn.

Hasil pertemuan ini, Bapak Titus masih mengingat jelas bagaimana

tarian Totok’ng. Tari Totokng memiliki 3 gerak tradisi yang tidak dapat di

ubah yaitu gerak Nyembah, Bapayong, dan Noget. Karena mengingat Tari

Totok’ng adalah tari ritual tradisi di Desa Babane Kabupaten Bengkayang,


maka dilakukan proses latihan rutin agar penari dapat memahami gerak

dengan baik dan benar.

Gambar 4.1 Pertemuan pertama di rumah Titus Jaman


(Rabu, 2 September 2023)

b) Pertemuan Kedua dengan Narasumber Kedua

Pertemuan kedua dengan narasumber pada tanggal 3 September

2023 pukul 16.17 WIB sore hari. Peneliti melakukan pertemuan dengan

Bapak Pele (63 tahun) selaku tokoh Seni Tari Totok‘ng di Desa Babane

Kabupaten Bengkayang yang menjadi tokoh pemusik sejak dulu yang

mengajarkan serta mengiringi musik iringan tari Totok‘ng tradisi. Beliau

berkediaman di Desa Babane Kabupaten Bengkayang tepatnya dikediaman

peneliti, tujuan peneliti yaitu untuk meminta izin kepada beliau untuk

melakukan rekaman musik iringan tari Totok‘ng serta memberikan

pertanyaan kepada bapak pele.

Peneliti mengamati musik iringan tari Totok‘ng yang dimainkan oleh

bapak pele, adapun yang membantu bapak pele dalam melakukan proses

perekaman musik iringan tari Totok’ng adalah bapak Titus dan Stepanus,
ingatan beliau masih kuat walaupun usia yang tidak muda lagi dan beliau

mengatakan bahwa didalam tari Totok’ng menggunakan alat musik

antaralain Kenong (Dau), Kendang (Ketumba) dan Gong (Agungk). Bapak

pele mengatakan bahwa beberapa pemusik yang mengiringi tari Totok’ng

bahwa beberapa orang sudah ada yang meninggal dunia dan beberapa

orang lainnya sudah lanjut usia sehingga tidak dapat lagi untuk membantu

memainkan musik iringan tari Totok’ng. Namun ini tidak menjadi

hambatan peneliti melaksanakan rekaman musik dikarnakan Bapak pele

mengatakan meskipun beberapa pemusik tari Totok’ng ada yang sudah

meninggal dan ada yang sudah lanjut usia hal tersebut dapat diatasi dengan

anggota penerus pemusik tari Totok’ng.

Hasil pertemuan ini Bapak Pele masih mengingat jelas bagaimana

Tabuhan musik untuk memilih musik iringan tari Totok’ng di Desa

Babane Kabupaten Bengkayang. Beliau kurang lebih 11 tahun masih

mampu melatih penerus pemusik iringan Tari Totok’ng seperti halnya

sedang aktif pada tahun 2014 – 2023.

Gambar 4.2 Pertemuan kedua dengan narasumber di rumah Bapak Pele


(3 September 2023)
c) Pertemuan Ketiga dengan Narasumber Ketiga

Malam harinya sekitar pukul 21.00, pada tanggal 4 September 2023,

peneliti melakukan pertemuan dengan Bapak Damianus selaku Pangkadat

atau pelaku adat tari Totok’ng. Bapak Damianus berkediaman di Desa

Babane Kabupaten Bengkayang, tujuan peneliti melakukan pertemuan

dengan Bapak Damianus untuk mengetahui tentang Tari Totok’ng yang

diritualkan sebelum ditampilkan dalam upacara adat naik dango hal ini

disebut sebagai syarat ritual yang dilaksanakan sebelum menarikan tari

Totok’ng. Bapak Damianus mengatakan bahwa tari Totok’ng merupakan

tarian yang sakral, sehingga untuk mengiringi tari tersebut harus ada ritual

yang dilaksanakan sebelum menarikan tarian tersebut. Kemudian tari

Totok’ng padi dikhususkan hanya ditampilkan pada Upacara Adat Naik

Dango.

Hal tersebut dikarnakan tari Totok’ng termasuk sesuai dengan Adat

Dayak Kanayatn yang berfungsi untuk mengucap syukur dan berterima

kasih pada Jubata atau Sang Pencipta karna hasil panen padi yang

melimpah, hal ini pastinya ada peraga Adat yang digunakan dalam

menggunakan tari Totok’ng. Bapak Damianus mengatakan bahwa alat

peraga Adat untuk tari Totok’ng adalah daun Ayangk, beras, kunyit

kemudian dibungkus menjadi satu didalam daun Ayangk. Beliau

mengatakan sebelum menampilakan tari Totok’ng menbacakan mantra

yang berisikan doa untuk keselamatan penari dalam menarikan tari


Totok’ng. Adapun hambatan yang terjadi jika menampilkan tari Totok’ng

tanpa membawa syarat yang di ritualkan oleh Bapak Damianus, penari

akan menjadi gugup dan salah dalam menarikan gerak tari Totok’ng.

Hasil pertemuan peneliti dengan narasumber pada tanggal 2 – 4

September 2023 adalah peneliti mendapatkan respon baik baik dari

narasumber yaitu Bapak Titus, Bapak Pele dan Bapak Damianus dengan

ini didukung penuh oleh narasumber dikarnakan agar tarian Totok’ng

dapat dikenal hingga perguruan tinggi. Peneliti mengatakan bahwa

informasi mengenai tari Totok’ng dalam upacara Adat Naik Dango sudah

disampaikan oleh tiga narasumber yang ada di Desa Babane Kabupaten

Bengkayang.

Gambar 4.3 Pertemuan ketiga dengan narasumber di rumah Bapak


Damianus
(4 September 2023)

2. Prosesi Ritual Adat Nyangahatn Pada Tari Totok’ng Di Desa Babane

Kabupaten Bengkayang.
Peneliti mendeskripsi proses kegiatan Ritual Adat Nyangahatn Pada Tari

Totok’ng Di Desa Babane Kabupaten Bengkayang yang dilaksanakan pada

tanggal 15 Mei 2023, peneliti sudah mendapatkan informasi dari pembawa

acara bahwa proses Upacara Adat akan dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB –

selesai.

Berikut ini adalah prosesi Ritual Adat Nyangahatn Pada Tari Totok’ng

Di Desa Babane Kabupaten Bengkayang :

Prosesi Ritual Adat Nyangahatn


No pada Tari Totok’ng Keterangan

1.

2.

3.
4.

5.

6.

7.

8.
9.

10.

11.

12.

13.
14.

15.

16.

17.

18.
19.

20.

21.

22.

23.
24.

25.

26.

27.

Anda mungkin juga menyukai