Makala Sosbud Rizalafrianto 1a
Makala Sosbud Rizalafrianto 1a
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas semester 1 tingkat 1A dari Dosen
pengampu bunda Ismiati,SKM,.M.KES pada mata kuliah sosial budaya kesehatan
masyarakat. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang 'Penyakit kusta di masyarakat ambon'
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinas Kesehatan Kota Ambon di Provinsi Maluku menemukan 26 kasus baru kusta selama
triwulan pertama tahun 2023, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas
Kesehatan Kota Ambon Rames Talle di Ambon, Rabu, mengatakan bahwa dengan
tambahan 26 kasus yang ditemukan selama Januari sampai Maret 2023 maka jumlah kasus
kusta di Ambon seluruhnya sebanyak 116 kasus, "Hingga 2023, jumlah kasus kusta, baik
kasus baru, terdaftar, maupun yang masih dalam pengobatan mencapai 116 kasus,"
katanya,
Ia menjelaskan bahwa istilah kasus baru digunakan untuk kasus kusta yang ditemukan
pada tahun berjalan dan kasus terdaftar digunakan untuk kasus kusta yang ditemukan tahun
sebelumnya tetapi masih dalam proses pengobatan, Rames mengatakan bahwa selama
tahun 2022 ada 78 kasus baru kusta dan 95 kasus kusta terdaftar di Kota Ambon, Ia
menjelaskan bahwa di antara penderita kusta di Kota Ambon ada yang mengalami
kecacatan tingkat satu maupun kecacatan tingkat dua, Menurut dia, kecacatan tingkat satu
belum sampai menimbulkan perubahan pada anatomi, sedangkan kecacatan tingkat dua
sudah menunjukkan perubahan pada anatomi tetapi tidak banyak, Rames menyampaikan
bahwa pengobatan pasien kusta ditujukan untuk mencegah penularan penyakit serta
mencegah terjadinya kecacatan, Selain mengupayakan semua penderita kusta mendapat
pengobatan,
B. Rumusan Masalah
Dengan Latar Belakang di atas maka kami rumuskan masalah ini menjadi :
1. Apa yang dimaksud dengan panyakit kusta ?
2. Bagaimana penyakit kusta dapat menular?
3. Cara pencegahan penyakit kusta?
C. Tujuan Penulisan
1. Memberikan gambaran dan pengetahuan kepada pembaca, khususnya Mahasiswa dan
Mahasiswa tentang bahaya penyakit kusta dan cara pencegahannya
2. Melatih Mahasiswa dan Mahasiswi menulis makalah untuk beberapa mata kuliah
yang selanjutnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit kusta atau lepra disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang menyerang kulit
dan jaringan saraf perifer serta mata dan selaput yang melapisi bagian dalam hidung, WHO
mengklasifikasikan kusta ke dalam 2 kelompok, yaitu: Pausibasiler: 1-5 lesi, kusta jenis
ini menyebabkan rasa baal yang jelas dan menyerang satu cabang saraf, Multibasiler: lesi
>5, kusta multibasiler tak seperti pausibasiler, rasa baalnya tidak jelas, dan menyerang
banyak cabang saraf. Bakteri ini tumbuh lambat dan tidak mudah menyebar.
mereka yang terkena penyakit ini sebenarnya bisa terus bekerja dan memiliki kehidupan
yang aktif selama mereka melakukan perawatan. Penyakit kusta seringkali diiringi
informasi yang menyebar di masyarakat bahwa penyakit ini adalah sebuah penyakit yang
sangat mudah ditularkan. Namun saat ini para ahli mengetahui bahwa itu adalah hal tidak
benar. Selain itu, penyakit kusta juga bisa diobati,meskipun perawatan tidak dapat
membalikkan kerusakan yang ada.
1.2 Penyebab penyakit kusta
Kusta merupakan jenis penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium leprae, di mana bakteri ini dapat menular dari satu orang ke
orang lainnya melalui droplet. Seseorang dapat tertular kusta apabila terkena percikan
air liur dari penderitanya.
Bakteri ini membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak dalam tubuh
pengidapnya. Kusta juga memerlukan kontak dalam waktu lama untuk bisa menularkan
infeksi. Anda tidak akan dengan mudah tertular hanya dengan bersalaman, duduk
bersama, bahkan berhubungan seksual.
Selain dari penyebab utama di atas, kusta juga dapat menjangkit orang-orang dengan
beberapa faktor, seperti:
2
1.3 Jenis jenis kusta
Kusta terbagi menjadi enam jenis berdasarkan tingkat keparahan gejalanya, berikut masing-
masing penjelasannya.
1. Lepromatous leprosy
Jenis kusta ini ditandai dengan lesi yang tersebar simetris. Lesi yang timbul mengandung
banyak bakteri juga disertai rambut rontok, kelemahan otot, dan gangguan saraf.
3. Mid-borderline leprosy
Gejalanya adalah lesi kemerahan yang menyebar secara acak dan tidak simetris, disertai mati
rasa dan juga pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar kusta.
4. Tuberculoid leprosy
Penyakit kusta yang satu ini memunculkan lesi datar berukuran besar, disertai pembesaran
saraf dan mati rasa.
6. Intermediate leprosy
Jenis penyakit kusta ini ditandai dengan munculnya lesi datar dengan warna pucat. Apabila
sistem imun penderita dalam kondisi yang baik, kemungkinan besar dapat sembuh dengan
sendirinya.
3
1.4 Gejala kusta
Gejala kusta pada awalnya tidak tampak jelas. Bahkan, pada beberapa kasus gejala kusta
baru bisa terlihat setelah bakteri kusta berkembang biak dalam tubuh penderita selama
20-30 tahun. Beberapa gejala kusta yang dapat dirasakan penderitanya adalah
Berdasarkan tingkat keparahan gejala, kusta dikelompokkan menjadi 6 (enam) jenis, yaitu
• Intermediate leprosy, ditandai dengan beberapa lesi datar berwarna pucat atau lebih
cerah dari warna kulit sekitarnya yang kadang sembuh dengan sendirinya.
• Tuberculoid leprosy, ditandai dengan beberapa lesi datar yang kadang berukuran
besar, mati rasa, dan disertai dengan pembesaran saraf.
• Borderline lepromatous leprosy, ditandai dengan lesi yang berjumlah banyak bisa
berbentuk datar, benjolan, nodul, dan terkadang mati rasa.
• Lepromatous leprosy, ditandai dengan lesi yang tersebar dengan simetris, umumnya
lesi yang timbul mengandung banyak bakteri, dan disertai dengan rambut rontok,
gangguan saraf, serta kelemahan anggota gerak.
4
1.5 Diagnosis kusta
Dalam melakukan diagnosis pada pasien kusta, dokter akan menanyakan terlebih dahulu terkait
gejala atau keluhan yang dialami pasien, kemudian dilanjutkan dengan memeriksa kulit. Dalam
pemeriksaan ini, dokter melakukan pengamatan apakah muncul lesi pada kulit.
Selanjutnya, guna memastikan diagnosis secara tepat, dokter akan mengambil sampel kulit
dengan cara skin smear (dikerok). Nantinya, sampel ini akan dianalisis di laboratorium untuk
mengetahui keberadaan bakteri penyebab kusta.
Apabila kusta yang diderita sudah cukup parah, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan
pendukung untuk mendeteksi apakah bakteri tersebut sudah menyebar ke organ lain atau
belum. Adapun pemeriksaan yang dilakukan untuk kusta adalah:
Metode utama yang dilakukan dalam pengobatan kusta adalah menggunakan obat antibiotik.
Penderita kusta akan diberikan obat antibiotik yang dikonsumsi selama 1-2 tahun, adapun
durasi, jenis, dan dosisnya sendiri akan disesuaikan dengan jenis kusta yang diderita.
Di Indonesia sendiri, pengobatan kusta yang paling umum diterapkan adalah metode Multidrug
Therapy (MDT), yaitu prosedur pengobatan yang mengkombinasikan dua antibiotik atau lebih.
Apabila dibutuhkan penanganan lanjutan, biasanya akan dilakukan operasi dengan tujuan:
5
BAB III
PENUTUP
Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mycrobacterium leprae. Kusta
menyerang rbagai bagian tubuh diantaranya saraf dan kulit. Penyakit ini adalah tipe
penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran pernafasan atas dan lesi
pada kulit, saraf-saraf, anggota gerak dan mata. Tidak seperti mitos yang beredar di
masyarakat, kusta tidak menyebabkan pelepasan anggota tubuh yang begitu mudah seperti
pada penyakit tzaraath yang digambarkan dan sering disamakan dengan kusta.
Tujuan pembuatan Makala ini untuk memberitahukan cara pencegahan penyakit kusta
dan memberikan infomasi terkait bahaya nya penyakit kusta dan dapat mencegah penyakit
kusta menjadi lebih banyak yang tertular dan dan di tangani secara benar saat ada yang
tertular,
6
DAFTAR PUSTAKA
afrianto, r. (2023, oktober 10). Apa itu Kusta - Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya. Retrieved from
siloamhospitals.com: https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-
kusta
afrianto, r. (2023, oktober 10). dinas kesehatan ambon temukan 26 kasus kusta baru. Retrieved from
antaramaluku.com: https://ambon.antaranews.com/berita/161826/dinas-kesehatan-ambon-
temukan-26-kasus-kusta-baru