Anda di halaman 1dari 16

20

BAB III
SIFAT MEKANIK BATUAN
UCS (UNIAXIAL COMPRESSION TEST)

3.1 Tujuan Pengujian Kuat Tekan Uniaxial


 Mengukur kuat tekan tertinggi yang dapat diterima batuan yang
membebaninya pada sumbu axial.
 Mengukur deformasi axial dan diameteral untuk mendapatkan nilai sifat
elastisitas dan karakteristik batuan.

3.2 Pengujian Kuat Tekan Uniaxial


Penekanan uniaksial terhadap contoh batuan selinder merupakan uji sifat
mekanik yang paling umum digunakan. Uji kuat tekan uniaksial dilakukan untuk
menentukan kuat tekan batuan (σt ), Modulus Young (E), Nisbah Poisson (v) ,
dan kurva tegangan-regangan. Contoh batuan berbentuk silinder ditekan atau
dibebani sampai runtuh. Perbandingan antara tinggi dan diameter contoh silinder
yang umum digunakan adalah 2 sampai 2,5 dengan luas permukaan
pembebanan yang datar, halus dan paralel tegak lurus terhadap sumbu aksis
contoh batuan.
Pengujian ini menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk
menekan percontoh batu yang berbentuk silinder, balok atau prisma dari satu
arah (uniaxial). Penyebaran tegangan di dalam percontoh batu secara teoritis
adalah searah dengan gaya yang dikenakan pada perconto tersebut. Tetapi
dalam kenyataan arah tegangan tidak searah dengan gaya yang dikenakan pada
percontoh tersebut karena ada pengaruh dari plat penekan mesin tekan yang
menghimpit percontoh. Sehingga bentuk pecahan tidak berbentuk bidang pecah
yang searah dengan gaya melainkan berbentuk “cone”.
Regangan dari perconto batu baik axial (l) maupun lateral (D) selama
pengujian berlangsung dapat diukur dengan menggunakan dial gauge atau
electric strain gauge.
Dari hasil pengujian kuat tekan, dapat digambarkan kurva antara tegangan
dengan regangan (stress berbanding strain) untuk tiap `percontoh batu.
21

Kemudian dari kurva ini dapat ditentukan beberapa sifat mekanik batuan
berhubungan dengan kuat tekan yaitu kuat tekan, batas elastis, modulus Young
dan poisson’s Ratio
 Kuat Tekan Batuan (σc)
Tujuan utama uji kuat tekan uniaksial adalah untuk mendapatkan nilai kuat
tekan dari contoh batuan. Harga tegangan pada saat contoh batuan hancur
didefinisikan sebagai kuat tekan uniaksial batuan dan diberikan oleh hubungan :

F
σc=
A

Keterangan :
σc = Kuat tekan uniaksial batuan (MPa)
F = Gaya yang bekerja pada saat contoh batuan hancur (kN)
A = Luas penampang awal sample yang tegak lurus arahgaya (mm)
 Modulus Young ( E )
Modulus Young atau modulus elastisitas merupakan faktor penting dalam
mengevaluasi deformasi batuan pada kondisi pembebanan yang bervariasi.Nilai
modulus elastisitas batuan bervariasi dari satu contoh batuan dari satu daerah
geologi ke daerah geologi lainnya karena adanya perbedaan dalam hal formasi
batuan dan genesa atau mineral pembentuknya.Modulus elastisitas dipengaruhi
oleh tipe batuan, porositas, ukuran partikel, dan kandungan air. Modulus
elastisitas akan lebih besar nilainya apabila diukur tegak lurus perlapisan
daripada diukur sejajar arah perlapisan.
Modulus elastisitas dihitung dari perbandingan antara tegangan aksial
denganregangan aksial.Modul elastisitas dapat ditentukan berdasarkan
persamaan :

Δσ
E=
Δεa

Keterangan:
E = Modulus elastisitas (MPa)
Δσ = Perubahan tegangan (MPa)
Δεa = Perubahan regangan aksial (%)
22

Terdapat tiga cara yang dapat digunakan untuk menentukan nilai modulus
elastisitasyaitu :
a. Tangent Young’s Modulus, yaitu perbandingan antara tegangan aksial
dengan regangan aksial yang dihitung pada persentase tetap dari nilai kuat
tekan. Umumnya diambil 50% dari nilai kuat tekan uniaksial.
b. Average Young’s Modulus, yaitu perbandingan antara tegangan aksial
dengan regangan aksial yang dihitung pada bagian linier dari kurva
tegangan- tegangan.
c. Secant Young’s Modulus, yaitu perbandingan antara tegangan
aksialdengan regangan aksial yang dihitung dengan membuat garis lurus
dari tegangan nol ke suatu titik pada kurva regangan-tegangan pada
persentase yang tetap dari nilai kuat tekan. Umumnya diambil 50% dari
nilai kuat tekan uniaksial.
 Nisbah Poisson ( Poisson Ratio )
Nisbah Poisson didefinisikan sebagai perbandingan negatif antara
regangan lateral dan regangan aksial. Nisbah Poisson menunjukkan adanya
pemanjangan ke arah lateral (lateral expansion) akibat adanya tegangan dalam
arah aksial. Sifat mekanik ini dapat ditentukan dengan persamaan :

- εl
V=
εa

Keterangan:
V = Nisbah Poisson
εl = Regangan lateral (%)
εa = Regangan aksial (%)
Pada uji kuat tekan uniaksial terdapat tipe pecah suatu contoh batuan pada
saat runtuh.Tipe pecah contoh batuan bergantung pada tingkat ketahanan
contoh batuan dan kualitas permukaan contoh batuan yang bersentuhan
langsung dengan permukaan alat penekan saat pembebanan. Uji kuat tekan
uniaksial menghasilkan tujuh tipe pecah, yaitu :
a. Cataclasis
b. Belahan arah aksial (axial splitting)
c. Hancuran kerucut (cone runtuh)
d. Hancuran geser (homogeneous shear)
23

e. Hancuran geser dari sudut ke sudut (homogeneous shear corner to corner)


f. Kombinasi belahan aksial dan geser (combination axial dan local shear)
g. Serpihan mengulit bawang dan menekuk (splintery union-leaves and
buckling).

3.3 Alat-alat yang digunakan


 Mesin kuat tekan untuk menekan perconto yang berbentuk silinder, balok
atau prisma dari satu arah secara menerus hingga specimen pecah.
 Sepasang plat baja berbentuk silinder yang diletakkan pada kedua ujung
specimen dengan diameter yang sama.
 Dial gauge untuk mengukur deformasi axial dan diameteral.

3.4 Prosedur
 Contoh batuan yang digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran
dimensi panjang minimal 2x diameter perconto.
 Spesimen diletakkan diantara plat baja dan diatur agar tepat dengan plat
form penekanan alat, kemudian mesin dinyalakan sehingga specimen
berada di tengah-tengah apitan plat baja dan pastikan bahwa kedua
permukaan specimen telah menyentuh plat baja tersebut.
 Skala pengukuran beban harus ditetapkan pada keadaan netral (nol).
 Pada alat kuat tekan dipasang tiga buah dial gauge, pemasangan alat ini
dimaksudkan untuk mengukur deformasi aksial, deformasi lateral kiri dan
pengukuran deformasi lateral kanan.
 Baca jarum penunjuk pembebanan pada aksial dial gauge per 30 detik dan
catat hasil pengukuran.
 Selama pembebanan berlangsung, secara periodik dicatat nilai deformasi
aksial dan deformasi lateral yang ditunjukkan oleh dial gauge. Pembacaan
ini dilakukan dalam selang waktu per 30 detik.
 Pemberian pembebanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga specimen
pecah.
 Pembebanan dihentikan setelah specimen mengalami pecah dan hasilnya
dibuat sketsa bentuk pecah serta catat sudut pecahnya.
24

3.5 Kegiatan Percobaan


Kegiatan percobaan untuk menentukan kuat tekan tertinggi dari sautu
batuan, dilakukan dengan menggunakan specimen yang terbuat dari campuran
pasir dan semen. Spesimen yang digunakan dalam percobaan ini dibedakan
menjadi dua macam, yaitu satu specimen 1 dengan perbandingan takaran
campuran 1 : 1 antara pasir dan semen. Dan spesimen 2 dengan perbandingan
takaran1 : 3 untuk pasir dan semennya.
 Spesimen 1

Sumber : Laboratorium tambang oleh kelompok 2


Foto 3.5
Pengujian Spesimen 1
Tekanan terus diberikan pada spesimen dan baca nilai perubahan yang
ditunjukan oleh dial gaugeuntuk regangan axial dan diameteral yang terjadi
akibat tekanan yang diberikan.
 Spesimen 2

Sumber : Laboratorium tambang oleh kelompok 2


Foto 3.5
Pengujian Spesimen 2Hal yang sama dilakukan seperti pengujian untuk specimen
1. Dimana tekanan terus diberikan sampai spesimen pecah.
25

Sumber : Gambar sendiri


Gambar 3.5
Sketsa pengujian kuat tekan
26

3.6 Data Hasil Percobaan


Tabel 3.6
Hasil Pengamatan Kelompok 1
Pembacaab Dial Gauge
waktu Tekan Tegangan Tegangan Dial Dial Dial Tegangan Regangan
no
(detik) an (kg/cm2) (MPa) Axial Axial kanan kanan Dial kiri kiri Axial Diametral
(Div) (mm) (Div) (mm) (Div) (mm)
1 10 50 1,390 0,139 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 0 0,00000 0,00015
2 20 100 2,779 0,278 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 0 0,00000 0,00015
3 30 150 4,169 0,417 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 0 0,00000 0,00015
4 40 200 5,559 0,556 0,0 0,0 6,0 0,1 0,0 0 0,00000 0,00044
5 50 250 6,949 0,695 1,0 0,0 7,0 0,1 1,0 0,01 -0,00007 0,00059
6 60 300 8,338 0,834 3,0 0,0 6,0 0,1 3,0 0,03 -0,00022 0,00066
7 70 350 9,728 0,973 3,0 0,0 5,0 0,1 6,0 0,06 -0,00022 0,00081
8 80 400 11,118 1,112 3,0 0,0 4,0 0,0 7,0 0,07 -0,00022 0,00081
9 90 450 12,507 1,251 3,0 0,0 4,0 0,0 8,0 0,08 -0,00022 0,00089
10 100 500 13,897 1,390 3,0 0,0 3,0 0,0 8,0 0,08 -0,00022 0,00081
11 110 550 15,287 1,529 4,0 0,0 3,0 0,0 9,0 0,09 -0,00030 0,00089
12 120 600 16,676 1,668 4,0 0,0 3,0 0,0 9,0 0,09 -0,00030 0,00089
13 130 650 18,066 1,807 4,0 0,0 3,0 0,0 10,0 0,1 -0,00030 0,00096
14 140 700 19,456 1,946 4,0 0,0 3,0 0,0 10,0 0,1 -0,00030 0,00096
15 150 750 20,846 2,085 4,0 0,0 3,0 0,0 11,0 0,11 -0,00030 0,00103
16 160 800 22,235 2,224 4,0 0,0 3,0 0,0 11,0 0,11 -0,00030 0,00103
17 170 850 23,625 2,363 4,0 0,0 4,0 0,0 12,0 0,12 -0,00030 0,00118
18 180 900 25,015 2,501 5,0 0,1 12,0 0,1 4,0 0,04 -0,00037 0,00118
19 190 950 26,404 2,640 5,0 0,1 12,0 0,1 4,0 0,04 -0,00037 0,00118
27

20 200 1000 27,794 2,779 5,0 0,1 13,0 0,1 5,0 0,05 -0,00037 0,00133
21 210 1050 29,184 2,918 5,0 0,1 13,0 0,1 5,0 0,05 -0,00037 0,00133
22 220 1100 30,574 3,057 5,0 0,1 13,0 0,1 5,0 0,05 -0,00037 0,00133
23 230 1150 31,963 3,196 5,0 0,1 14,0 0,1 6,0 0,06 -0,00037 0,00148
24 240 1200 33,353 3,335 5,0 0,1 14,0 0,1 6,0 0,06 -0,00037 0,00148
25 250 1250 34,743 3,474 5,0 0,1 15,0 0,2 7,0 0,07 -0,00037 0,00162
26 260 1300 36,132 3,613 6,0 0,1 15,0 0,2 7,0 0,07 -0,00044 0,00162
27 270 1350 37,522 3,752 6,0 0,1 15,0 0,2 8,0 0,08 -0,00044 0,00170
28 280 1400 38,912 3,891 6,0 0,1 18,0 0,2 9,0 0,09 -0,00044 0,00199
29 290 1450 40,301 4,030 6,0 0,1 18,0 0,2 10,0 0,1 -0,00044 0,00207
30 300 1500 41,691 4,169 6,0 0,1 18,0 0,2 11,0 0,11 -0,00044 0,00214
31 310 1550 43,081 4,308 6,0 0,1 27,0 0,3 26,0 0,26 -0,00044 0,00391
32 320 1600 44,471 4,447 6,0 0,1 30,0 0,3 29,0 0,29 -0,00044 0,00436
33 330 1650 45,860 4,586 6,0 0,1 30,0 0,3 30,0 0,3 -0,00044 0,00443
34 340 1700 47,250 4,725 6,0 0,1 30,0 0,3 31,0 0,31 -0,00044 0,00451
35 350 1750 48,640 4,864 6,0 0,1 30,0 0,3 32,0 0,32 -0,00044 0,00458
36 360 1800 50,029 5,003 6,0 0,1 31,0 0,3 33,0 0,33 -0,00044 0,00473
37 370 1850 51,419 5,142 6,0 0,1 31,0 0,3 36,0 0,36 -0,00044 0,00495
38 380 1900 52,809 5,281 6,0 0,1 33,0 0,3 41,0 0,41 -0,00044 0,00547
39 390 1950 54,199 5,420 6,0 0,1 34,0 0,3 47,0 0,47 -0,00044 0,00598
40 400 2000 55,588 5,559 6,0 0,1 60,0 0,6 62,0 0,62 -0,00044 0,00901
28

Tabel 3.6
Hasil Pengamatan Kelompok 2
Pembacaan Dial Regangan
Regangan
Wakt Beban Tegangan Gauge Axial
No Mpa Diameteral Catatan
u (s) (Kg) (Kg/cm2) Axial Diameteral (Ԑa=ΔLn/Lo
(Ԑl=ΔDn/Do)
(ΔLn) (ΔD) )
0,137741
1 10 50 1,377410468 0 0 0 0
047
0,275482
2 20 100 2,754820937 0 0 0 0
094
0,413223
3 30 150 4,132231405 0 0 0 0
14
0,550964
4 40 200 5,509641873 0 0 0 0
187
0,688705
5 50 250 6,887052342 0 0 0 0
234
0,826446
6 60 300 8,26446281 0 0 0 0
281
0,964187
7 70 350 9,641873278 0 0 0 0
328
1,101928
8 80 400 11,01928375 0 0 0 0
375
1,239669
9 90 450 12,39669421 0 0 0 0
421
1,377410
10 100 500 13,77410468 0 0 0 0
468
11 110 550 15,15151515 1,515151 0 0 0 0
29

515
1,652892
12 120 600 16,52892562 0 0 0 0
562
1,790633
13 130 650 17,90633609 0 0 0 0
609
1,928374
14 140 700 19,28374656 0 0 0 0
656
2,066115
15 150 750 20,66115702 0 0,09 0 -0,013235294
702
2,203856
16 160 800 22,03856749 0 0,1 0 -0,014705882
749
2,341597
17 170 850 23,41597796 0 0,13 0 -0,019117647
796
2,479338 0,03308823
18 180 900 24,79338843 0,45 0,6 -0,088235294
843 5
2,617079 0,03014705
19 190 950 26,1707989 0,41 0,56 -0,082352941
89 9
2,754820 0,02573529
20 200 1000 27,54820937 0,35 0,53 -0,077941176
937 4
2,892561 0,02426470
21 210 1050 28,92561983 0,33 0,53 -0,077941176
983 6
3,030303 0,02279411
22 220 1100 30,3030303 0,31 0,53 -0,077941176
03 8
3,168044 0,02205882
23 230 1150 31,68044077 0,3 0,53 -0,077941176
077 4
24 240 1200 33,05785124 3,305785 0,3 0,55 0,02205882 -0,080882353
30

124 4
3,443526 0,02205882
25 250 1250 34,43526171 0,3 0,56 -0,082352941
171 4
3,581267 0,02205882
26 260 1300 35,81267218 0,3 0,58 -0,085294118
218 4
3,719008 0,02205882
27 270 1350 37,19008264 0,3 0,58 -0,085294118
264 4
3,856749 0,02205882
28 280 1400 38,56749311 0,3 0,59 -0,086764706
311 4
3,994490 0,02205882
29 290 1450 39,94490358 0,3 0,59 -0,086764706
358 4
4,132231 0,02205882
30 300 1500 41,32231405 0,3 0,6 -0,088235294
405 4
4,269972 0,02205882
31 310 1550 42,69972452 0,3 0,62 -0,091176471
452 4
4,407713 0,02205882
32 320 1600 44,07713499 0,3 0,61 -0,089705882
499 4
4,545454 0,02205882
33 330 1650 45,45454545 0,3 0,63 -0,092647059
545 4
4,683195 0,02205882
34 340 1700 46,83195592 0,3 0,63 -0,092647059
592 4
4,820936 0,02205882
35 350 1750 48,20936639 0,3 0,65 -0,095588235
639 4
4,958677 0,02205882
36 360 1800 49,58677686 0,3 0,66 -0,097058824
686 4
37 370 1850 50,96418733 5,096418 0,3 0,65 0,02205882 -0,095588235
31

733 4
5,234159 0,02205882
38 380 1900 52,3415978 0,3 0,65 -0,095588235
78 4
5,371900 0,02205882
39 390 1950 53,71900826 0,3 0,64 -0,094117647
826 4
5,509641 0,02205882
40 400 2000 55,09641873 0,3 0,66 -0,097058824
873 4
5,647382 0,02205882
41 410 2050 56,4738292 0,3 0,68 -0,1
92 4
5,785123 0,02205882
42 420 2100 57,85123967 0,3 0,68 -0,1
967 4
5,922865 0,02205882
43 430 2150 59,22865014 0,3 0,68 -0,1
014 4
6,060606 0,02205882
44 440 2200 60,60606061 0,3 0,68 -0,1
061 4
32

3.7 Analisa
Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, ada beberapa hal yang dapat
dianalisa, yaitu suatu batuan merupakan bahan padat yang mempunyai nilai
kekuatan yang berbeda-beda.Hal tersebut dipengaruhi oleh material penyusun
dan material pengikatnya.Dalam pengujian kuat tekan ini dilakukan terhadap
sampel buatan dimana sampel tersebut merupakan campuran antara material-
material kasar (pasir) dan material pengikat (semen).
Untuk spesimen 1 yang dibuat dengan campuran pasir dan semen dengan
takaran 1 (pasir): 3 (semen), mempunyai kuat tekan yang lebih lemah
dibandingkan dengan spesimen 2. Hal tersebut dikarenakan material pengikat
(semen) tidak mengikat material kasar (pasir) sepenuhnya.Pada saat proses
pengompakan spesimen tersebut, material pengikat yang jumlahnya lebih
banyak, tidak mempunyai ruang untuk saling mengikat dengan material
kasarnya. Parameter yang digunakan dalam hal ini adalah jika suatu bahan
padat (batuan), akan memiliki kuat tekan yang tinggi atau mempunyai nilai
kekompakan yang tinggi, jika perbandingan material kasar yang ada dalam tubuh
batuan tersebut terekatkan dengan baik karena seimbangnya jumlah material
kasar dan material pengikatnya, karena satu sama lain saling merekatkan dan
terkompakan secara sempurna.

3.8 Kesimpulan
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan untuk
pengujian kuat tekan pada kedua sampel yang berbeda, yaitu dengan
melihat hasil pengolahan data yang disingkronkan dengan parameter -
parameter hasil analisa.
 Spesimen 1 dengan perbandingan pasir dan semen ( 1 : 3 ), mempunyai
nilai modulus young atau nilai perbandingan antara tegangan axial dengan
regangan diameteral sebesar 323, 529 dengan nilai poisson ratio sebesar
0,4545. Mempunyai nilai σc sebesar 7,15 dan σe sebesar 6,6.
 Spesimen 2 dengan perbandinga pasir dan semen ( 1 : 1), mempunyai nilai
modulus young sebesar 68,18 dan nilai poisson rationya sebesar 0,3142.
Mempunyai nilai σc sebesar 6,4 dan σe sebesar 5,4.
33

Dari hasil tersebut, tidak sesuai dengan analisa yang dilakukan,


dimana nilai besaran yang diperoleh oleh spesimen 2 dengan campuran
pasir dan semen ( 1 : 1 ), memiliki nilai yang lebih kecil dan mempunyai
nilai kuat tekan yang lebih rendah. Faktor yang mempenagaruhi hal
tersebut adalah ketika saat pengujian berlangsung, adanya kekeliuran
dalam prosedur kerja yang dilakukan sehingga data yang didapatkan
kurang valid.
34

DAFTAR PUSTAKA

Sujiman Ir.,MT. 2007. “Mekanika


Batuan”.http://www.scribd.com/doc/22831949/MEKANIKA-BATUAN.
Dikutip 18 April 2015.
Tim Asisten, 2014, “Modul Praktikum Geomekanika”, Laboratorium Tambang,
Universitas Islam Bandung : Bandung
35

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai