Anda di halaman 1dari 20

Nama : Sofia Budi Anggraeni

Nim :34201800027

TUGAS 1

INOVASI PEMBELAJARAN

No Judul Rumusan Masalah Metodologi Penelitian Hasil Penelitian


1 PENGARUH SELF Bagaimana cara Penelitian ini menggunakan Self confidence siswa tidak memiliki pengaruh
CONFIDENCE SISWA menanamkan berpikir metode korelasional. Instrumen terhadap kemampuan berpikir kritis matematis.
SMP TERHADAP kritis terhadap siswa? yang digunakan pada penelitian Berdasarkan hasil dari analisis jawaban siswa pada
KEMAMPUAN BERPIKIR ini yaitu tes kemampuan angket dan soal tes soal kemampuan berpikir kritis
KRITIS MATEMATIS berpikir kritis matematis dan matematis. Berdasarkan analisis lanjut dengan
angket self confidence. memeriksa angker siswa hasilnya siswa yang
memiliki self confidence rendah menjawab soal
matematika dengan kurang tepat menjadi penyebab
self confidence yang kurang pada siswa yaitu di
penelitian ini tidak ada motivasi siswa ketika
mengerjakan soal matematika. Jika siswa tidak
memiliki motivasi dalam menyelesaikan soal
matematika maka siswa itu tidak akan berani
mengungkapkan pendapat dan memiliki dorongan
untuk berprestasi (indikator self confidence). Yang
dapat mempengaruhi siswa terhadap kemampuan
berpikir kritis yaitu kemauan dalam belajar dan
menyelesaikan soal matematika, motivasi belajar
dan self efficacy merupakan faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis
siswa. Karena kurangnya self confidence pada siswa
maka motivasi dalam mencapai keberhasilan nya
akan kurang.
2 PENINGKATAN HASIL 1. Apakah pembiasaan Penelitian dilakukan dalam 2 Pembelajaran matematika dengan pembiasaan
BELAJAR SISWA literasi pada siklus, tiap siklus 2 kali literasi yang disertai LK bermakna dapat
MELALUI PEMBIASAAN pembelajaran pertemuan dan berakhir di meningkatkan aktifitas siswa serta dapat
LITERASI YANG matematika yang siklus ke-dua, sebab rata-rata meningkatkan hasil belajar siswa.
DISERTAI LK disertai LK bermakna hasil belajar siswa memenuhi
BERMAKNA PADA dapat meningkatkan target . Diawali dengan
MATERI SEGITIGA aktifitas siswa dalam melakukan pre-test pada awal
mempelajari materi siklus , dilanjutkan pemberian
segitiga? materi yang didahului dengan
2. Apakah pembiasaan kegiatan budaya baca.
literasi pada Penelitian ini menggunakan
pembelajaran metode Penelitian Tindakan
matematika yang Kelas (PTK) yang terdiri dari dua
disertai LK bermakna siklus. Prosedur yang dilakukan
dapat meningkatkan dalam penelitian ini terdiri dari:
hasil belajar siswa? (1) perencanaan (planning), (2)
pelaksanaan tindakan (action),
(3) observasi (obsevation), dan
(4) refleksi (reflection) dalam
setiap siklus.
Analis data dalam Penelitian
Tindakan Kelas ini menggunakan
teknik kualitatif. Data awal hasil
belajar matematika diperoleh
dari nilai Pre-test dan diakhir
tiap siklus diperoleh dari nilai
pos-test . Tiap data pada setiap
siklus diperoleh rata-rata hasil
belajar. Data hasil belajar
tersebut diolah dengan
penskoran sehingga diperoleh
nilai hasil belajar siswa.
Sedangkan Aktifitas siswa
dianalisis dari hasil observasi
langsung. Tiap data yang
diperoleh akan dibandingkan
pada tiap siklus dan dianalisa.
Indikator keberhasilan
penelitian ini adalah ada
peningkatan pada aktifitas
siswa, nilai ≥ 75 dan ketuntasan
secara klasikal ≥ 85% dari
banyak siswa.
3 EFEKTIVITAS Apakah model MEA Jenis penelitian yang digunakan Pembelajaran matematika efektif melalui penerapan
PEMBELAJARAN (Means – Ends – adalah penelitian kuantitatif model MEA. Hal tersebut dapat dilhat dari hasil
MATEMATIKA MELALUI Analysis) efektif untuk dengan metode penelitian analisis dari ketiga indikator yang dijadikan sebagai
PENERAPAN MODEL diterapkan dalam eksperimen yang menggunkan acuan keefektifan pembelajaran pada penelitaian
MEA (MEANS – ENDS – pembelajaran desain penelitian pre – ini. Adapun ketiga indikator tersebut sebagai berikut
ANALYSIS) PADA SISWA matematika pada siswa experimental design dengan sebagai berikut:
SMP kelas VIII SMP Negeri 1 bentuk one – group pretest – 1) Ketuntasan hasil belajar siswa, dari hasil analisis
Libureng Kabupaten posttest design dimana pada deskriptif menunjukkan bahwa hasil belajar
Bone semester ganjil penelitian ini hanya melibatkan matematika siswa setelah penerapan model MEA
tahun ajaran kelas eksperimen (percobaan) dalam pembelajaran matematika termasuk dalam
2018/2019? dengan melakukan tes awal kategori tinggi dengan nilai rata – rata 80.23. Hasil
(pretest).Pada desain ini ini juga menunjukkan bahwa trdapat 22 siswa atau
terdapat pretest, sebelum diberi 84,6% yang mencapai KKM dan 4 siswa atau 15,4%
perlakuan.Dengan demikian yang tidak mencapai KKM (mendapat nilai dibawah
hasil perlakuan dapat diketahui 75) sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar
lebih akurat, karena dapat siswa telah mencapai kriteria ketuntasan secara
membandingkan dengan klasikal.
keadaan sebelum di beri 2) Rata – rata dari komponen penilai aktivitas siswa
perlakuan. dalam pembelajaran matematikan dengan
Instrumen penelitian adalah alat penerapan model MEA berada dalam ketegori aktif
yang digunakan untuk dengan rata – rata 86.06%, dan
mengumpulkan data penelitian. 3) Respon siswa terhadap pembelajaran matematika
Instrument penelitian yang dengan penerapan model MEA dikategorikan potitif
digunakan pada penelitian ini dengan persentase 78%.
adalah jenis instrument tes dan
non tes yang terdiri dari:
1. Tes Hasil Belajar Matematika
Siswa
2. Lembar Observasi Aktivitas
Siswa
3. Angket Respon Siswa
Teknik analisis data pada
penelitian ini adalah statistik
deskriptis yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara
mendeksripsikan atau
menggambarkan data yang
telah berkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau
generalisasi.
a. Analisis Data Hasil
Belajar Matematika
b. Analisis Data
Peningkatan Hasil
Belajar Siswa
c. Analisis Data Aktivitas
Siswa
d. Analisis Data Respon
Siswa

4 MISKONSEPSI SISWA 1. Apa yang Jenis penelitian ini adalah Miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada materi
SMA PADA MATERI dimaksud penelitian deskriptif-kualitatif. persamaan logaritma menggunakan tes diagnostik
PERSAMAAN dengan Instrumen pendukung dalam Two-Tier dan Three Tier Multiple Choice yaitu
LOGARITMA DENGAN miskonsepsi penelitian ini adalah lembar soal miskonsepsi pada nomor 4, 7, dan 10 dengan
MENGGUNAKAN TES siswa ? tes (Two-Tier Multiple Choice subkonsep berturut-turut yaitu pada grafik
DIAGNOSTIK 2. Apa penyebab dan Three Tier Multiple Choice) , persamaan logaritma, persamaan logaritma
miskonsepsi lembar angket, dan pedoman berbentuk h(x)log f(x) = h(x)log g(x), dan aplikasi
siswa ? wawancara. Pemeriksaan logaritma dalam kehidupan. Penyebab miskonsepsi
3. Bagaimana cara keabsahan data dalam siswa materi persamaan logaritma berdasarkan
menanggulangi penelitian ini adalah dengan angket, didapatkan bahwa penyebab utama
miskonsepsi melakukan triangulasi. miskonsepsi pada siswa adalah karena Siswa dan
siswa SMA pada Triangulasi yang dipakai adalah konteks. Sebab khusus miskonsepsi siswa karena
materi logaritma triangulasi metode dengan konteks dengan persentase tertinggi adalah teman
dengan menggunakan triangulasi tes diskusi yang salah, perasaan senang/tidak senang;
menggunakan dan tes. Peneliti beban atau terkekang, bahasa sehari-hari berbeda.
tes diagnostic ? membandingkan data yang Sebab khusus miskonsepsi siswa karena siswa
diperoleh hasil miskonsepsi dengan persentase tertinggi pernyataan negatif
tahap I dan hasil miskonsepsi yaitu prakonsepsi, kemampuan siswa, dan minat
tahap II apakah terdapat belajar. Alternatif penyelesaian menanggulangi
kekonsistenan atau tidak. Jika miskonsepsi siswa SMA pada materi logaritma
valid, maka data hasil dibedakan menjadi dua yaitu alternatif penyelesaian
miskonsepsi I dan data hasil menanggulangi miskonsepsi karena siswa dan cara
miskonsepsi II mengalami mengajar. Salah satu alternatif penyelesaian
kekonsistenan. Namun jika tidak menanggulangi miskonsepsi karena siswa itu sendiri
terdapat kekonsistenan, maka dengan cara guru perlu mengerti sejauh mana
akan dilakukan pemberian tes konsep siswa ini tidak lengkap dan pelan-pelan
ulang sampai memperoleh data dibantu dengan menambahkan bagian konsep yang
yang valid. kurang, dilakukan. pembelajaran remediasi setelah
teridentifikasi konsep alternatif siswa agar konsep
yang salah dapat tereduksi. Salah satu alternatif
penyelesaian menanggulangi miskonsepsi karena
cara mengajar dengan cara guru perlu
mempersiapkan strategi pembelajaran yang baik
agar pembelajaran menjadi bermakna sehingga
pemahaman konsep siswa akan meningkat. Maka
dari itu, diperlukan pembelajaran yang efektif agar
miskonsepsi dapat diperkecil.
4 PROFIL KEMAMPUAN Bagaimana cara profil Jenis penelitian ini adalah Profil kemampuan komunikasi matematika tertulis
KOMUNIKASI kemampuan komunikasi deskriptif kualitatif. Instrumen Siswa MA dalam memecahkan masalah permutasi,
MATEMATIKA TERTULIS matematika tertulis dalam penelitian ini merupakan subjek laki-laki dalam memecahkan masalah
SISWA MA DALAM siswa MA laki-laki dalam alat yang digunakan untuk permutasi dari aspek kemampuan komunikasi
MEMECAHKAN memecahkan masalah mengambil data. Instrumen matematika tertulis yaitu keakuratan, kelengkapan,
MASALAH PERMUTASI permutasi dan dalam penelitian ini yaitu dan kelancaran kemampuan komunikasi matematika
DITINJAU DARI mendeskripsikan profil sebagai berikut : tertulis siswa dalam memecahkan masalah
PERBEDAAN GENDER kemampuan komunikasi a. Lembar tes kemampuan permutasi adalah akurat, tetapi dalam indikator
matematika tertulis memecahkan masalah yaitu kelengkapan ada satu indikator yang tidak bisa
siswa MA perempuan berupa satu soal esay permutasi terpenuhi, tetapi subjek dapat memecahkan
dalam memecahkan yang dijadikan pedoman dan masalah dengan lancar. Sedangkan subjek
masalah permutasi? dasar dalam mendiskripsikan perempuan dalam memecahkan masalah permutasi
profil kemampuan komunikasi dari aspek kemampuan komunikasi matematika
matematika tertulis siswa dalam tertulis yaitu keakuratan, kelengkapan, dan
memecahkan masalah ditinjau kelancaran kemampuan komunikasi matematika
dari perbedaan gender. tertulis siswa dalam memecahkan masalah
b. Pedoman wawancara. permutasi adalah akurat, lengkap dan lancar.
Wawancara ini dilakukan untuk
mendukung data yang diperoleh
dari hasil tes pemecahan
masalah. Jenis wawancara yang
digunakan peneliti adalah
wawancara semi terstruktur.
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini
yaitu dengan metode tes dan
wawancara. Metode tes
memecahkan masalah
digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian
tentang kemampuan
memecahkan masalah siswa
ketika menyelesaikan soal
permutasi.

5 PENGARUH MODEL Apakah pengaruh model Penelitian ini menggunakan Terdapat pengaruh model discovery learning
DISCOVERY LEARNING discovery learning metode quasi experimen, berbantu software wingeom terhadap kemampuan
BERBANTU SOFTWARE berbantu software karena tidak mengacak subyek pemahaman konsep matematis peserta didik.
WINGEOM TERHADAP wingeom terhadap dan membentuk kelas baru, Analisis data skor kemampuan pemahaman konsep
KEMAMPUAN kemampuan melainkan subyek yang ada dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
PEMAHAMAN KONSEP pemahaman konsep dalam kelas tersebut. Desain 6,345 > 1,667 = 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf signifikan ∝=
MATEMATIS PESERTA matematis peserta penelitian yang digunakan 0,05 maka dapat disimpulkan tolak 𝐻𝑜, karena nilai
DIDIK didik? adalah Intact-Group Comparison effect size yang didapat sebesar 1,426 ≥ 0,8 maka
Design. Pada penelitian ini, pengaruh positif tergolong tinggi.
peneliti melakukan perlakuan
terhadap kelompok eksperimen
untuk mengetahui kemampuan
pemahaman konsep matematis
peserta didik dan
membandingkan dengan
kelompok kontrol yang tidak
mendapat perlakuan. Setelah
diberikan metode pembelajaran
yang berbeda, kedua kelompok
kelas diberikan tes dengan soal
yang sama. Dengan demikian
dari tes dapat dibuktikan apakah
kemampuan pemahaman
konsep matematis kelompok
eksperimen lebih tinggi dari
kemampuan pemahaman
konsep matematis kelompok
kontrol.
6 HIGH ORDER THINKING Bagaimana cara Metode yang digunakan dalam Dari 18 mahasiswa program studi pendidikan
SKILLS (HOTS) mengetahui penelitian ini adalah deskrptif matematika UNIM dan 22 mahasiswa program studi
MAHASISWA kemampuan mahasiswa kualitatif dengan teknik analisis pendidikan matematika UM Surabaya menunjukkan
PROGRAM STUDI program studi isi. Analisis data dilakukan bahwa mahasiswa memiliki penguasaan aspek-aspek
PENDIDIKAN pendidikan matematika dengan indikator soal high order HOTS dalam memecahkan masalah grup walaupun
MATEMATIKA DALAM dalam menyelesaikan thinking skills (HOTS) yang belum merata. Oleh karena itu, mahasiswa perlu
MENYELESAIKAN soal High Order Thinking terdiri atas level analisis, belajar HOTS untuk mengatasi kesulitan dalam
MASALAH GRUP Skills (HOTS) pada mata evaluasi, dan mencipta. menghasilkan ide-ide dalam menyelesaikan masalah
kuliah teori grup ? Langkah-langkah penelitian yang grup. HOTS merupakan hal yang penting karena
dilakukan adalah observasi awal, dapat membantu mahasiswa untuk menyelesaikan
penentuan subjek penelitian, tugas, sehingga mahasiswa harus dibantu untuk
pengumpulan data, analisis data memperoleh HOTS, baik melalui pengajaran
dan simpulan. konvensional, lingkungan belajar atau tugas individu
pada mata kuliah teori grup.
7 ANALISIS KESULITAN 1. Bagaimana cara Dalam penelitian ini, jenis Kesulitan siswa dalam memecahkan masalah soal
SISWA DALAM m ?engetahui penelitian yang digunakan matematika pada soal limit fungsi adalah terdapat 1
MEMECAHKAN SOAL kesulitan- adalah metode penelitian siswa yang sudah mampu menemukan alternative
MATEMATIKA kesulitan atau kualitatif deskriptif. Metode pemecahan masalah, dan dan penerapan pemecaan
BERDASARKAN IDEAL hambatan siswa pengumpulan data yang masalah berdasarkan IDEAL Problem Solving . factor
PROBLEM SOLVING dalam digunakan dalam penelitian ini yang mendorong siswa tersebut adalah factor
PADA MATERI LIMIT memecahkan adalah teknik tes diagnostic. internal dengan penguatan pemahaman konsep dan
FUNGSI Soal matematika Analasis data yang digunakan materi limit. Namun dari 5 siswa lainnya masih
pada materi dalam penelitian ini terdiri dari mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah
limit fungsi dua tahapan yaitu analisis soal matematika pada soal limit fungsi. Berdasarkan
berdasarkan sebelum di lapangan dan model IDEAL Problem Solving siswa masih merasa
IDEAL problem analisis setelah selama kesulitan pada tahap menentukan alternative
solving ? dilapangan. Analisis data pemecahan masalah, dan juga penerapan dari
2. Bagaimana cara sebelum dilapangan peneliti pemecahan masalah yang di sudah dipilih. Hal ini di
mengetahui melakukan validasi instrument dorong dengan kurang nya pemahaman konsep dan
faktor yang yang berupa tes pemecahan juga prinsip dari materi limit fungsi.
mempengaruhi masalah dan juga pedoman
siswa dalam wawancara. Pada analisis data
pemecahan soal selama dilapangan peneliti
matematika mencari dan mengumpulkan
pada materi data dengan sistematis pada
limit fungsi? hasil yang diperoleh dari tes
pemecahan maslah dan
wawancara. Kemudian
dilanjutkan dengan teknik
analisis data dengan metode
perbandingan tetap.
8 PENGEMBANGAN Bagaimana proses dan Model pengembangan yang Pengembangan media pembelajaran matematika
MEDIA PEMBELAJARAN hasil pengembangan digunakan dalam penelitian ini interaktif online menggunakan ClassFlow
MATEMATIKA media pembelajaran adalah model Thiagarajan. berbantuan software GeoGebra pada materi integral
INTERAKTIF ONLINE untuk peserta didik SMA Model Thiagarajan terdiri dari luas daerah memenuhi kriteria valid, praktis dan
CLASSFLOW Kelas XI materi integral empat tahap yang dikenal efektif. Tingkat kevalidan berdasarkan penilaian
BERBANTUAN luas daerah berbantuan dengan model 4-D (four D validator sebesar 0,91 dengan kategori “Sangat
SOFTWARE GEOGEBRA software GeoGebra ? Model). Keempat tahap Tinggi”; Tingkat kepraktisan berdasarkan angket
PADA MATERI tersebut adalah tahap respon pengguna sebesar 92,64% dengan kategori
INTEGRAL LUAS pendefinisian (define), tahap “Sangat Baik”; dan Tingkat keefektifan berdasarkan
DAERAH. perancangan (design), tahap nilai tes hasil belajar peserta didik di atas KKM yaitu
pengembangan (develop), tahap sebesar 80,65% atau 25 dari 31 peserta didik dengan
penyebaran (disseminate). kategori “Baik”
Analisis data yang digunakan
yaitu kevalidan berdasarkan
validasi dari para ahli,
kepraktisan dianalisis
berdasarkan angket respon
pengguna, dan keefektifan
berdasarkan hasil tes peserta
didik.
9 IDENTIFIKASI Bagaimana cara Penelitian ini merupakan kemampuan berpikir matematis siswa kelas XI MIPA
KEMAMPUAN BERPIKIR mendeskripsikan penelitian deskriptif kualitatif, 1 program study tahfidz dalam memecahkan
MATEMATIS SISWA kemampuan berpikir Dalam penelitian ini, masalah matematika pada materi program linear
MADRASAH ALIYAH matematis siswa kelas XI kemampuan berpikir matematis dapat dibedakan menjadi dua yaitu tinggi dan
DALAM MEMECAHKAN Madrasah Aliyah (MA) subjek diamati berdasarkan hasil sedang. Kemampuan berpikir matematis yang tinggi
MASALAH Salafiyah Syafi’iyah mengerjakan tes pemecahan dapat dipenuhi oleh subjek ST-T dan ST-S, sedangkan
MATEMATIKA DITINJAU Mojokerto dalam masalah program linear dan kemampuan berpikir matematis yang sedang
DARI PROGRAM STUDY memecahkan masalah hasil wawancara. Sejalan dipenuhi oleh subjek ST-R. Sedangkan kemampuan
matematika ditinjau dari dengan hal itu, peneliti berpikir matematis siswa kelas XI MIPA 2 program
program study ? menggolongkan penelitian ini study regular dalam memecahkan masalah
sebagai penelitian dengan matematika pada materi program linear dapat
pendekatan kualitatif. dibedakan menjadi tiga sesuai dengan kemampuan
Teknik analisis data yang matematika yang dimiliki oleh setiap subjek yaitu
digunakan dalam penelitian ini tinggi, sedang, dan rendah.
ada dua yaitu analisis isi dan
analisis model Miles dan
Huberman. Teknik analisis isi
digunakan untuk menganalisis
hasil dari jawaban tes
pemecahan masalah sedangkan
teknik analisis model Miles dan
Huberman digunakan untuk
menganalisis jawaban tes
pemecahan masalah dan
transkip hasil wawancara.
10 UPAYA Apakah melalui model Penelitian ini merupakan Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
MENINGKATKAN pembelajaran kooperatif Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII A MTs
PRESTASI BELAJAR Jigsaw dapat yaitu penelitian yang bertema Al Jauhar. Dalam proses pembelajaran di kelas suatu
MATEMATIKA MELALUI meningkatkan prestasi kelas yang dilaksanakan oleh model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
MODEL belajar Matematika guru untuk memecahkan prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh
PEMBELAJARAN siswa kelas VIII A MTs Al masalah yang berkaitan dengan Annisa Prima Exacta, Isna Farahsanti pada tahun
KOOPERATIF JIGSAW Jauhar Semin kabupaten pembelajaran yang dihadapi di 2016 dengan judul Implementasi Model
Gunungkidul tahun kelas dan mencoba hal-hal baru Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
pelajaran 2018/2019 ? dalam pembelajaran guna untuk Meningkatkan Pemahaman dan Minat Belajar
meningkatkan mutu dan hasil Mahasiswa. Hasilnya adalah, Implementasi model
belajar. Dalam penelitian ini, pembelajaran NHT dapat meningkatkan minat
model pembelajaran yang belajar dan pemahaman mahasiswa. Penelitian yang
digunakan adalah model dilakukan oleh Isna Farahsanti, Annisa Prima Exacta
pembelajaran kooperatif Jigsaw, pada tahun 2016 dengan judul Pendekatan
karena selama ini masih Pembelajaran Metakognitif dengan Media Flash
menggunakan model Swishmax pada Pembelajaran Matematika SMP.
pembelajaran konvensional dan Hasilnya adalah, Pendekatan metakognitif dengan
model pembelajaran Jigsaw media Flash Swishmax memberikan prestasi belajar
belum pernah diterapkan dalam matematika yang lebih baik daripada pembelajaran
kegiatan belajar mengajar di konvensional. Beberapa contoh penelitian diatas
kelas. menununjukkan bahwa model pembelajaran sangat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, tetapi
pada kenyataannya masih banyak proses
pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran konvensional (ceramah).
11 PROSES BERPIKIR (1) Bagaimanakah Jenis penelitian ini adalah Tidak adanya perbedaan yang berarti antara SV, SA,
LATERAL SISWA SD proses berpikir lateral penelitian eksploratif. dan SK dalam proses berpikir lateral. Oleh karena
DALAM siswa sekolah dasar Pendekatan yang digunakan itu, saran dalam penelitian ini adalah guru dalam
MENYELESAIKAN yang memiliki gaya dalam penelitian ini adalah merancang pembelajaran harus mengembangkan
MASALAH belajar visual dalam deskriptif kualitatif. Dalam potensi proses berpikir secara luas tanpa
MATEMATIKA OPEN- menyelesaikan masalah penelitian ini, peneliti membedakan gaya belajarnya. Kajian penelitian ini
ENDED DITINJAU DARI matematika open- menggunakan triangulasi waktu, masih terbatas pada proses berpikir lateral siswa
PERBEDAAN GAYA ended?; (2) yaitu mengecek tingkat dalam menyelesaikan masalah matematika open-
BELAJAR Bagaimanakah proses kepercayaan dan keakuratan ended ditinjau dari perbedaan gaya belajar visual,
berpikir lateral siswa data yang diperoleh dengan auditori, kinestetik. Oleh karena itu, diharapkan
sekolah dasar yang membandingkan hasil tugas penelitian lain yang sejenis agar proses berpikir
memiliki gaya belajar siswa beserta wawancaranya lateral siswa dapat tereksplor secara optimal.
auditori dalam dengan hasil dari tugas yang
menyelesaikan masalah setara beserta wawancaranya
matematika open- pada waktu yang berbeda.
ended?; (3) Analisis data dalam penelitian
Bagaimanakah proses ini mengacu pada tahapan
berpikir lateral siswa analisis data kualitatif menurut
sekolah dasar yang Miles dan Huberman (dalam
memiliki gaya belajar Sugiyono, 2010) sebagai berikut:
kinestetik dalam reduksi data, pemaparan data,
menyelesaikan masalah validasi dan penarikan
matematika open- kesimpulan.
ended?
12 UPAYA 1. Bagaimana cara Metode penelitian yang Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
MENINGKATKAN meningkatkan dilaksanakan adalah penelitian dengan bimbingan guru, kemudian siswa diberikan
MOTIVASI BELAJAR motivasibelajar tindakan kelas (PTK) yang tugas terstruktur yang harus dikerjakan secara
MATEMATIKA SISWA matematika dilakukan secara kolaboratif dan individu di rumah, serta disampaikan pesan untuk
KELAS X SMA NEGERI 2 siswa kelas X A partisipatif. Jenis penelitian yang mempelajari materi pertemuan berikutnya. Guru
MUARA BUNGO SMA Negeri 2 dilaksanakan adalah penelitian anggota team teaching berdiskusi mengenai
MELALUI Muara Bungo tindakan kela syang terbagi pelaksanaan pembelajaran agar diperoleh berbagai
PELAKSANAAN TEAM melalui dalam siklus-siklus. Setiap siklus rumusan perbaikan yang tepat untuk pembelajaran
TEACHING pembelajaran meliputi (1) perencanaan, (2) berikutnya. Implementasi metode team teaching
team teaching ? pelaksanaan dan observasi, dan dapat meningkatkan motivasi belajar matematika
2. Bagaimana (3) refleksi (Arikunto, 2006). siswa kelas X A SMA Negeri 2 Muara Bungo. Hal ini
upaya Perangkat dan instrumen terlihat dari peningkatan persentase angket motivasi
peningkatan penelitian yang digunakan belajar siswa secara keseluruhan pada siklus I
motivasi adalah berupa RPP, catatan sebesar 74,41% dengan kategori sedang dan pada
belajarmatemati lapangan, lembar observasi siklus II sebesar 87,28% dengan kategori tinggi.
ka siswa kelas X kegiatan pembelajaran, dan
A SMA Muara angket motivasi belajar siswa.
Bungo ? Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah
observasi, catatan lapangan,
dan angket. Data yang diperoleh
dianalisis secara deskriptif untuk
mengetahui pelaksanaan
danhambatan-hambatan yang
terjadi selama pembelajaran.
Tahapan-tahapan dalam proses
analisis data adalah reduksi
data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
13 KEMAMPUAN 1. Bagaimana Metode penelitian yang Pada tahap memahami masalah subjek laki-laki lebih
MAHASISWA DALAM kemampuan digunakan dalam penelitian ini banyak menggunakan simbol dalam menuliskan hal
MEMECAHKAN mahasiswa dan adalah deskriptif kualitatif. yang diketahui daripada subjek perempuan. Kedua
MASALAH mahasisiwi Dasar peneliti menggunakan subjek menyampaikan bahwa hal yang diketahui
TRIGONOMETRI dalam pendekatan kualitatif adalah sudah dapat digunakan menyelesaikan soal karena
DITINJAU DARI GENDER memecahkan peneliti ingin mengetahui secara sudah cukup ada yang dibutuhkan untuk menjawab
masalah mendalam tentang kemampuan hal yang ditanya. Pada tahap menyusun rencana
trigonometri ? mahasiswa dalam memecahkan penyelesaian, kedua subjek menggunakan dari hal
masalah trigonometri ditinjau yang diketahui untuk menjawab hal yang ditanyakan
dari gender. Instrumen dalam tetapi subjek perempuan mencari besar sudut juring
penelitian ini dikelompokkan dalam radian kemudian dalam derajat sebaliknya
menjadi instrumen utama dan dengan subjek laki-laki, tetapi subjek perempuan
instrumen pendukung. lebih konsisten dalam menggunakan rumus yang
Instrumen utama yaitu peneliti digunakan. Pada tahap melaksanakan rencana
sendiri dan instrumen penyelesaian kedua subjek melakukannya sesuai
pendukung yaitu Soal dengan rencana penyelesaian yang telah dibuat,
Trigonometri (ST) dan pedoman tetapi subjek perempuan salah melakukan
wawancara. Pengumpulan data perhitungan dengan menggunakan operasi perkalian
dalam penelitian ini dilakukan dan kurang memperhatikan satuan. Sedangkan pada
dengan menggunakan metode tahap memeriksa kembali, subjek perempuan
wawancara berbasis tugas yang memeriksa jawaban dari hal yang diketahui secara
dilakukan oleh peneliti sendiri berurutan sampai hasil akhir jawaban sedangkan
sebagai instrumen utama subjek lakilaki langsung ke hasil akhir kemudian hal
kepada subjek. yang ditanyakan dan hal yang diketahui dengan
sekali-kali melihat soal, tetapi subjek laki-laki lebih
percaya diri dengan hasil jawabannya dari pada
subjek perempuan.
14 ANALISIS KESALAHAN Bagaimana cara Jenis penelitian ini adalah siswa dari tingkat kecemasan matematis rendah
SISWA BERDASARKAN menganalisis jenis penelitian kualitatif. Pada menghasilkan kesalahan berupa kesalahan proses
NEWMAN DITINJAU kesalahan siswa penelitian ini, data yang (process skills error) dan kesalahan koding (encoding
DARI TINGKAT berdasarkan Newman dibutuhkan dikumpulkan sendiri error). Siswa dari tingkat kecemasan matematis
KECEMASAN ditinjau dari tingkat oleh peneliti sehingga peneliti sedang menghasilkan kesalahan berupa kesalahan
MATEMATIS kecemasan merupakan instrumen utama transformasi (transformation error), kesalahan
matematika ? dalam penelitian. Selanjutnya perhitungan (process skills error), dan kesalahan
peneliti menggunakan koding (encoding error). Siswa dari tingkat
instrumen bantu berupa angket kecemasan matematis tinggi menghasilkan
kecemasan matematis, tes kesalahan berupa kesalahan memahami soal
dengan materi Sistem (comprehension error), kesalahan transformasi
Persamaan Linear Dua Variabel, (transformation error), kesalahan perhitungan
dan pedoman wawancara. (process skills error), dan kesalahan koding
Instrumen tersebut sebelumnya (encoding error). Dengan adanya jenis kesalahan
telah divalidasi isi terlebih yang dilakukan siswa, sebaiknya pada pembelajaran
dahulu sebelum digunakan guru lebih memahamkan siswa mengenai materi dan
untuk pengambilan data. Dalam proses penyelesaian masalahnya agar siswa dapat
penelitian kualitatif menyelesaikan masalah tanpa adanya kesalahan.
pemeriksaan keabsahan data Selain itu guru dapat memberikan pembelajaran
dapat dilakukan dengan matematika dengan metode yang menarik agar
beberapa teknik. Teknik dapat mengurangi tingkat kecemasan matematis
pemeriksaan keabsahan data siswa. Siswa juga diharapkan dapat lebih teliti dalam
yang dalam penelitian ini adalah menyelesaikan masalah dan dapat melakukan
triangulasi. manajemen waktu dengan baik sehingga masalah
dapat diselesaikan tanpa kekurangan waktu.

15 Analisis Kesulitan 1. Bagaimana cara Jenis penelitian ini adalah kesulitan siswa sebagai berikut: 1) kesulitan
Belajar Matematika mendiagnosis penelitian deskriptif yaitu menggunakan rumus yaitu kesulitan membedakan
Siswa SMP Kelas IX kesulitan belajar menjelaskan atau memaparkan rumus luas permukaan dan luas selimut tabung,
dalam Memahami siswa SMP pada data dari hasil penelitian dengan kesulitan membedakan rumus luas selimut dan
Konsep Tabung dan pokok bahasan pendekatan kualitatif. teknik volum tabung, kesulitan membedakan luas
Alternatif tabung? pengumpulan data dilakukan permukaan tabung dengan tutup dan tanpa tutup.
Pemecahannya dengan 2. Bagaimana cara secara triangulasi (gabungan), Adapun kesulitankesulitan tersebut disebabkan
Pendekatan untuk analisa data bersifat karena siswa banyak menghafal rumus daripada
Pemecahan Masalah. mengetahui induktif/kualitatif, dan hasil memahami konsep; 2) kesulitan menentukan
penerapan penelitian kualitatif lebih perbandingan dua buah luas tabung; 3) kesulitan
pendekatan menekankan makna dari pada menyelesaikan soal cerita; 4) kesulitan melakukan
pemecahan generalisasi. perhitungan bilangan desimal dan pecahan
masalah sebagai menggunakan operasi perkalian dan penjumlahan;
alternatif 5)kesulitan mengubah satuan volume. Siswa sering
pemecahan menyamakan 1 cm3 = 1 liter karena satuan yang
dalam diketahui dalam soal adalah cm, padahal 1 liter = 1
mengurangi dm3.
kesulitan belajar
siswa ?
16 Pengaruh Pembelajaran Apakah pengaruh Jenis penelitian ini adalah Kemampuan pemecahan masalah siswa yang belajar
Kontekstual dipadu pembelajaran penelitian eksperimen semu dengan pembelajaran kontekstual dipadu dengan
Model Pembelajaraan kontekstual yang (quasy experiment). Penelitian model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih tinggi
Kooperatif Tipe Team dipadu dengan model ini melibatkan dua kelompok daripada kemampuan komunikasi siswa yang diajar
Assisted pembelajaran kooperatif yaitu kelompok eksperimen dengan pembelajaran konvensional.Hal ini dapat
Individualization tipe Team Assisted yang akan diberikan perlakuan terjadi karena dalam pembelajaran kontekstual,
terhadap Kemampuan Individualization (TAI) yaitu pembelajaran konstektual siswa membangun sendiri pengetahuannya dari
pemecahan terhadap kemampuan dengan model pembelajaran kegiatan menemukan ditunjang dengan diskusi
masalahsiswa kelas VIII matematis siswa kelas kooperatif tipe TAI (Team dengan teman kelompok, dibanding dengan
MTsN Kota Padang VIII MTsN di Kota assisted individualization) dan pembelajaran konvensional yang hanya mencatat
Padang ? kelompok kontrol diberikan dan kurang dilatih untuk mengeksplorasi gagasan-
perlakuan dengan pembelajaran gagasan.
konvensional. Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari: (1)
variabel bebas yaitu
pembelajaran kontekstual, (2)
variabel terikat yaitu
kemampuan pemecahan
masalah dan kemampuan
pemecahan masalah, serta (3)
variabel moderator yaitu
kemampuan awal. Kedua
kelompok diberikan tes akhir.

17 Matematika dan Bagaimana cara Data-data yang dipergunakan Matematika hampir dimanfaatkan dalam seluruh
lingkungan menambah wawasan dalam penyusunan karya tulis kegiatan, baik kegiatan pertanian maupun dibidang
pemanfaatan ini berasal dari berbagai usaha lainnya. Penerapan perhitungan matematika
matematika pada literatur kepustakaan yang sangat penting dilakukan agar mendapatkan hasil
lingkungan dan berkaitan dengan permasalahan yang maksimal. Masalah yang dihadapi dalam
menambah yang di bahas. Beberapa jenis lingkungan pertanian jika berkaitan dengan
pengetahuan tentang referensi utama yang digunakan perhitungan matematika bisa di selesaikan dengan
peran matematika adalah buku pelajaran Budidaya cara yang sudah dijelaskan pada uraian, misalnya
dalam ruang lingkup Tanaman Perkebunan Utama, jarak tanam, kadar pupuk dan pembuatan lahan
lingkungan pertanian ? jurnai ilmiah edisi cetak maupun pada lereng-lereng. Perhitungan yang digunakan
edisi online, dan artikel ilmiah untuk menyelesaikan masalah misalnya
yang bersumber dari internet. menggunakan rumus bangun datar, bangun ruang
Jenis data yang diperoleh ataupun rumus yang lainnya.
variatif, bersifat kualitatif
maupun kuantitatif. Metode
penulisan bersifat studi pustaka.
Imformasi didapatkan dari
berbagai literatur dan disusun
berdasarkan hasil studi dari
informasi yang diperoleh.
Penulisan diupayakan saling
terkait antara satu sama lain
dan sesuai dengan topik yang
dibahas. Teknik analisis data
bersifat deskriptif argumentatif
18 Muatan Karakter bagaimana muatan Penelitian ini menggunakan Pada bagian non materi pembelajaran ditemukan 5
Berdaya Juang Pada karakter berdaya juang pendekatan kualitatif dengan kalimat yang mengandung motivasi untuk berdaya
Buku Teks Pelajaran pada buku teks analisis konten. Penelitian ini juang. Artinya, muatan karakter berdaya juang pada
Matematika Sma Kelas matematika SMA kelas X bertujuan memahami muatan buku hanya memberikan sedikit kalimat motivasi
X Kurikulum 2013 Kurikulum 2013? karakter berdaya juang. bagi siswa untuk berdaya juang. Pada bagian materi
Penelitian ini merupakan pembelajaran ditemukan 26 masalah sebagai media
penelitian analisis konten yang kegiatan pemecahan masalah untuk mengasah
sumber data penelitiannya karakter berdaya juang. Artinya, buku memberikan
berupa dokumen sehingga kesempatan untuk mengasah daya juang melalui
dalam pengkajiannya tidak kegiatan pemecahan masalah. pada bagian non
dibatasi oleh lokasi tertentu. materi pembelajaran ditemukan 5 kalimat yang
Data pada penilitian ini diambil mengandung motivasi untuk berdaya juang. Artinya,
dengan meniliti subjek dan muatan karakter berdaya juang pada buku hanya
objek penelitian. eknik memberikan sedikit kalimat motivasi bagi siswa
pengumpulan data dalam untuk berdaya juang. Pada bagian materi
penelitian ini adalah pembacaan pembelajaran ditemukan 26 masalah sebagai media
dan pencatatan yang cermat kegiatan pemecahan masalah untuk mengasah
terhadap buku teks. Instrumen karakter berdaya juang. Artinya, buku memberikan
utama yang digunakan dalam kesempatan untuk mengasah daya juang melalui
penelitan ini adalah human kegiatan pemecahan masalah. memberikan
instrument yaitu peneliti sendiri. kesempatan untuk mengasah daya juang melalui
Keabsahan data dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas kelompok.
penelitian ini didasarkan pada Pada soal evaluasi ditemukan 36 dari 111 soal yang
validitas dan reliabilitas. merupakan masalah matematika sebagai media
Validitas yang digunakan untuk mengasah karakter berdaya juang melalui
dalam penelitian ini adalah pengerjaan soal. Artinya, buku memberikan sedikit
validitas semantik (semantic kesempatan melalui pengerjaan soal berupa
validity). Teknik analisis data masalah matematika
yang digunakan pada penelitian
ini adalah skema analisis isi
19 Penggunaan Teknik Apakah peningkatan Metode yang digunakan adalah Kemampuan pemahaman matematika siswa yang
Scaffolding Pada kemampuan metode eksperimen dengan menggunakan teknik scaffolding lebih baik daripada
Pembelajaran pemahaman matematik desain kelompok kontrol siswa yang pembelajarannya menggunakan
Matematika Untuk siswa yang memperoleh pretest-posttest. Instrumen tes pembelajaran konvensional. Kualitas peningkatan
Meningkatkan pembelajaran dengan yang digunakan adalah tes kemampuan pemahaman matematik siswa dengan
Kemampuan menggunakan teknik kemampuan pemahaman menggunakan teknik scaffolding berada pada
Pemahaman scaffolding lebih baik matematik siswa. Instrumen kategori sedang dan Sikap siswa terhadap
Matematik Pada Siswa daripada peningkatan non tes yang digunakan adalah pembelajaran matematika dengan teknik scaffolding
SMP kemampuan skala sikap dan lembar adalah seluruh siswa memberikan sikap yang positif.
pemahaman matematik observasi. Tes yang digunakan
siswa yang memperoleh dalam penelitian ini adalah tes
pembelajaran dengan kemampuan berpikir kreatif
menggunakan berupa tes awal (pretest) dan
pembelajaran tes akhir (posttest). Tes yang
konvensional?, digunakan dalam
bagaimana kualitas penelitian ini adalah tipe tes
peningkatan uraian.
kemampuan
pemahaman matematik
siswa yang
pembelajarannya
menggunakan teknik
scaffolding?, dan
bagaimana sikap siswa
terhadap pembelajaran
matematika dengan
teknik scaffolding?.
20 Analisis Kesalahan Bagaimana cara untuk Jenis penelitian ini adalah Dalam menyelesaikan soal-soal bangun ruang sisi
Konsep Dan Kesalahan mengungkap faktor penelitian deskriptif yaitu datar, adapun letak kesalahan siswa adalah sebagai
Prosedur Dalam penyebab kesalahan penelitian yang memberikan berikut: 1) Letak kesalahan konsep yang dilakukan
Menyelesaikan Soal yang dilakukan siswa ? gambaran mengenai situasi dan oleh siswa adalah kesalahan dalam mengaitkan dua
Bangun Ruang Sisi keadaan. konsep), salah menggunakan rumus. 2) Letak
Datar kesalahan prosedur yang dilakukan oleh siswa
adalah salah menginterpretasi data, salah dalam
melakukan operasi, salah dalam menghitung, dan
kurang teliti dalam megerjakan soal.
21 Etnomatematika dalam 1. Bagaimana cara Jenis penelitian ini adalah 1) Hubungan antara alat musik pengiring Tari Kejei
Seni Tari Kejei Sebagai mengetahui penelitian kualitatif dengan dan matematika adalah bentuk alat musik yang
Kebudayaan Rejang hubungan pendekatan fenomenologi. menerapkan konsep bangun ruang yaitu tabung.
Lebong antara alat Penelitian kualitatif merupakan Gong, Kulintang, dan Redap yang masingmasing
musik pengiring metode penelitian yang menyerupai bentuk tabung dengan ukuran yang
dengan konsep dilakukan secara utuh terhadap berbeda-beda. Konsep ini dapat digunakan untuk
matematika ? subjek penelitian yang terdapat mengidentifikasi jari-jari, diameter, luas permukaan,
2. Bagaimana cara pada suatu peristiwa. Sebagai serta volume suatu alat musik tersebut. Selain itu,
mengetahui metode ilmiah, juga dapat digunakan untuk menentukan berapa
hubungan fenomenologi merupakan jalan banyak bahan yang digunakan untuk pembuatan
gerakan Tari perumusan ilmu pengetahuan alat musik tersebut.
Kejei dengan melalui tahap-tahap tertentu, 2) Hubungan antara gerakan Tari Kejei dan
konsep dimana suatu fenomena yang matematika adalah pola gerak dan pola lantai yang
matematika ? dialami manusia menjadi subjek menerapkan konsep geometri diantaranya posisi
kajiannya (Hasbiansyah, 2008). tangan yang saling sejajar, pandangan dan tubuh
Penelitian ini bertujuan untuk yang tegak lurus, posisi bentuk tangan ketika menari
memahami eksplorasi yang membentuk sudut lancip, bentuk segitiga
etnomatematika sebagai samakaki, segitiga sikusiku, perputaran gerakan kaki
jembatan antara matematika (rotasi), dan komposisi penari yang membentuk
dan budaya (Tari Kejei) sehingga bangun datar segiempat, hingga pola hitungan yang
mendapatkan informasi yang digunakan pada ketukan gerakan tari.
lengkap.
22 Reward and Bagaimana cara Penelitian ini merupakan Kreativitas belajar matematika siswa kelas XI.IPS.3
Punishment dalam mengupayakan penelitian tindakan kelas SMA Negeri 8 Bulukumba pada pokok bahasan
Pembelajaran Berbasis peningkatan kreativitas (classroom action research) Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers mengalami
Masalah untuk dan hasil belajar yang berpola kolaboratif, peningkatan setelah diterapkannya pembelajaran
Meningkatkan matematika siswa kelas dimana penelitian ini berbasis masalah dengan pemberian Reward and
Kreativitas Belajar XI.IPS3 di SMAN 8 melibatkan peneliti itu sendiri, Punishment Materil dan Inmateril. Berdasarkan
Matematika Siswa Bulukumba, dengan observer yang bertindak sebagai hasil observasi kreativitas belajar matematika,
menerapkan pengamat dan mencatat terjadi peningkatan kreativitas siswa untuk setiap
pembelajaran berbasis aktivitas siswa selama tindakan indikator kreativitas yang diamati pada Siklus I dan
masalah melalui dilakukan, serta siswa itu sendiri Siklus II, yaitu fleksibilitas, fluency, originalitas dan
pemberian Reward and sebagai kelompok belajar yang elaboration. Sementara berdasarkan hasil angket
Punishment? akan menerima tindakan. kreativitas belajar matematika siswa, diperoleh
Tindakan yang diberikan adalah peningkatan dari 60,7% siswa yang termasuk dalam
menerapkan model kategori cukup kreatif pada siklus I, meningkat
pembelajaran berbasis masalah menjadi 76,7% pada siklus II.
dengan pemberian Reward and
Punishment. Adapun penelitian
ini terdiri atas beberapa
tahapantahapan pelaksanaan,
antara lain: (1) perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4)
refleksi.
23 Upaya Meningkatkan Apakah menggunakan Penelitian ini adalah Penelitian Apabila datanya telah terkumpul, langkah
Hasil Belajar Model pembelajaran Tindakan Kelas (PTK). Data selanjutnya adalah melakukan analisis atau
Matematika pada NHT dapat mengenai hasil belajar adalah pengolahan terhadap data tersebut.
Pokok Bahasan Fungsi meningkatkan hasil data berupa tingkat pengusaan
Kuadrat Kelas IX MTs belajar matematika siswa terhadap materi yang
Az-zahra Parongpong pada pokok bahasan dibahas dan kemampuan siswa
dengan Menggunakan fungsi kuadrat kelas IX di dalam
Model Pembelajaran MTs Az-zahra mempertanggungjawabkan hasil
NHT (Numbered Head Parongpong? pekerjaannya serta tugas
Together) setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan model
pembelajaran tipe Numbered
Head Together (NHT) yang
diperoleh dari test akhir siklus
dan lembar kerja serta lembar
tugas yang lain. Teknik
pengumpulan data yang
direncanakan dalam penelitian
ini adalah tes siklus. Apabila
datanya telah terkumpul,
langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis atau
pengolahan terhadap data
tersebut.
24

Anda mungkin juga menyukai