Anda di halaman 1dari 7

TIPS & TRICK BUSINESS CASE COMPETITION

https://www.its.ac.id/news/2021/06/03/its-bongkar-rahasia-memenangkan-business-case-
competition/
ITS Bongkar Rahasia Memenangkan Business Case
Competition
Oleh : itsojt |
14,683
| Source : ITS Online

Webinar Revealing Business Case Secret yang diadakan oleh ITS MUN Club
Kampus ITS, ITS News – Business Case Competition (BCC) adalah kompetisi memecahkan
permasalahan bisnis baik dari segi pemasaran, operasi, keuangan, teknologi, sumber daya
manusia, maupun arahan strategis perusahaan. Dalam BCC, diperlukan kemampuan analisa
kasus yang baik serta kemampuan berpikir inovatif. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS) melalui Model United Nations Club (MUN) membagikan tips analisa kasus bisnis
dalam BCC.
Dalam BCC, peserta akan diposisikan sebagai konsultan atau Chief Excecutive Officer (CEO)
dari sebuah perusahaan dan dituntut untuk memberikan solusi yang paling layak dan strategis
terhadap permasalahan yang disajikan. Menurut Yosephine Devina Wijaya, terdapat lima
tahapan inti yang diperlukan agar analisa permasalahan jelas dan menghasilkan solusi
yang tepat sasaran.
Tahapan yang pertama adalah mengidentifikasi permasalahan. Tak jarang BCC
menyediakan studi kasus yang tidak menyajikan pokok permasalahan secara eksplisit
sehingga peserta harus menemukannya sendiri. Dalam hal ini, Yosephine menyarankan untuk
terlebih dahulu menemukan pernyataan permasalahan yang biasanya ada di paragraf awal
atau akhir lalu menggunakan kerangka kerja untuk memahami situasi dan masalah
perusahaan. “Jangan memakai terlalu banyak kerangka kerja, nanti jadinya pusing sendiri,”
imbuhnya.
Berikutnya adalah menentukan akar permasalahan. Alumnus Universitas Prasetiya
Mulya ini menyarankan metode issue tree atau struktur permasalahan untuk menemukan
penyebab utama dari permasalahan yang ada. Issue tree yang baik mencakup atau
memperhitungkan semua faktor yang mungkin terjadi tetapi tidak tumpang tindih satu sama
lain. Sebagai contoh, keuntungan perusahaan disebabkan oleh dua faktor yaitu berkurangnya
pendapatan dan meningkatnya pengeluaran.

Yosephine Devina Wijaya saat menjelaskan tentang issue tree sebagai salah satu metode
analisis akar masalah
Selanjutnya adalah menentukan skala prioritas dari masalah-masalah yang ada.
Yosephine menegaskan bahwa tidak semua masalah yang tersaji harus diselesaikan karena
terbatasnya waktu dan sumber daya. Masalah yang harus diprioritaskan adalah masalah
dengan dampak yang besar bagi perusahaan tetapi memerlukan usaha yang kecil untuk
mengatasinya sehingga dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang dekat. “Coba petakan
masalah-masalah itu ke dalam matriks prioritas, jadi bisa tahu mana yang harus diselesaikan,”
katanya.
Setelah menemukan prioritas permasalahan, langkah yang dilakukan selanjutnya
adalah membuat solusi dengan sasaran yang jelas. Untuk menemukan solusi yang tepat,
digunakan issue tree untuk mengetahui semua opsi solusi yang dapat dipilih dan sesuai
dengan sasaran yang ingin dicapai. Ada juga yang memanfaatkan SWOT perusahaan dengan
menggunakan kelebihan perusahaan untuk menutupi kekurangan yang ada, atau
menggunakan kesempatan untuk menutupi ancaman yang ada.
Setelah tahu gambaran besar dari solusi yang harus diimplementasikan, buat rencana aksi
yang detail. Pada dasarnya, rencana aksi ini harus menjelaskan “how is the how” atau cara
mengimplementasikan solusi yang telah ditentukan dengan tujuan untuk mengetahui
kelayakan dari solusi tersebut. Rencana aksi yang detail biasanya memuat timeline, anggaran
biaya, manajemen risiko, serta dampak dari solusi yang ditawarkan.
Tak lupa, co-founder dari Tutorku ini juga membagikan beberapa tips seperti
membangun dinamika tim yang kuat dan antar anggota tim saling melengkapi
kekurangan yang ada, petakan kembali masalah ketika terlalu larut dalam detail dan
masalah terlihat membingungkan, membuat makalah dan presentasi yang sesederhana
mungkin tetapi memiliki struktur yang jelas agar perusahaan langsung paham dengan
solusi yang ditawarkan, serta mencari mentor atau pembimbing untuk mendapatkan
masukan atau arahan.
Di akhir, Yosephine memotivasi hadirin webinar agar tidak takut gagal dalam perlombaan
karena seiring dengan kegagalan tersebut, ada hal yang dapat diperbaiki. Semakin banyak
kegagalan yang dialami, kesuksesan yang akan diraih juga akan semakin besar. “Jika kamu
tidak mau gagal, kamu juga tidak mau untuk sukses,” tutupnya dengan tegas. (*)
Reporter: Dian Nizzah Fortuna
Redaktur : Muhammad Ainul Yaqin
https://unair.ac.id/tiga-poin-penting-dalam-pengerjaan-business-case-competition/
Tiga Poin Penting dalam Pengerjaan Business Case Competition
 UNAIR NEWS
 Mei 23, 2022
 3:19 pm

Alumnus UNAIR Elisabeth Ekaputri menjelaskan tiga hal penting tentang perlombaan
Business Case dalam webinar Management Competition Training 2022. (Sumber: Tangkapan
layar Zoom Meetings)
UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiswa S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Airlangga (FEB UNAIR) menyelenggarakan webinar Management Competition
Training 2022 dengan tema “How to Improve the Millenial’s Critical Thinking in Today’s
Business” pada Jumat (20/5/2022).

Webinar tersebut turut mengundang Elisabeth Ekaputri alumnus FEB UNAIR sebagai
pembicara. Elisabeth merupakan finalis HSBC Business Case Contest sekaligus menjadi
representatif Jawa Timur.

Hadir sebagai narasumber, ia menyampaikan tiga poin penting yang harus diperhatikan
peserta ketika mengikuti business case competition.
Perhatikan Struktur
Pertama, Elisabeth menjelaskan terkait bagian yang harus menonjol dalam business case, di
antaranya adalah akar permasalahan, poin-poin pendukung, dan solusi.

“Idealnya, tiga hal ini harus ada, lebih tergantung ke case-nya itu seperti apa. Jadi, harus
banyak belajar case,” ucapnya.

Ia berpesan agar peserta juga memperhatikan penulisan struktur karena proses ini cukup
penting.

“Pilih struktur yang paling kalian suka. Misalnya, di awal harus ada akar permasalahan, jadi
di sinilah berpikir kritis dilatih. Kita harus merumuskan masalah dan cari inti
utama case. Terus, kita kasih poin-poin pendukung kenapa kita berpikir seperti itu, apa yang
membuat kita berpikir A adalah B atau A itu akar permasalahan B karena poin-poin itu juga
penting. Baru di akhir solusi kreatif,” jelas Mawapres FEB tahun 2017 itu.

Membaca Business Case


Kedua, peserta juga harus cerdik dalam membaca business case sebab waktu yang disediakan
tidak banyak dan case-nya bisa berlembar-lembar. Oleh karenanya, Elisabeth memberikan
tiga teknik membaca business case, yaitu membaca detail, membaca skimming dengan
teknik pomodoro, dan membaca sambil membuat catatan penting.

“Tiga teknik itu tetap punya pro cons-nya masing-masing. Baca detail bisa buat kita paham,
tapi waktunya lama. Skimming waktunya singkat, tapi bisa jadi ada yang kelewat. Sambil
buat notes, waktunya lebih panjang lagi karena baca dan nulis jadi bareng, tapi gak perlu
bolak-balik,” ujarnya.

“Kembali ke rasa nyaman masing-masing dan perhatikan waktunya. Aku sarankan kalian bisa
kombinasi, ada paragraf yang harus skimming, baca detail, dan sebagainya karena kombinasi
bisa bantu manfaatkan waktu,” tambah dia.

Gaya Presentasi
Terakhir dan yang tak kalah penting adalah gaya presentasi. Ajang business case tidak hanya
membaca dan menjawab soal, melainkan juga presentasi di depan para juri. Menurut
Elisabeth, ada empat gaya presentasi yang mewakili business case competition, yaitu:

1. Solution-oriented, di mana orientasinya adalah solusi sehingga hal yang


dibahas pun akan fokus terhadap solusi.
2. Theory-based, maksud gaya ini adalah melihat teori, seperti teori dalam buku
atau pembelajaran di kelas.
3. Data-driven, di mana gaya ini fokus pada data dan fakta, contohnya angka
pengangguran di Indonesia, dan sebagainya.
4. Fun and engaging, gaya ini lebih memprioritaskan fleksibilitas sehingga dapat
menarik dan asyik.

Namun, peserta harus ingat bahwa gaya presentasi setiap orang berbeda. Oleh
karenanya, sebelum presentasi perlu diskusi terlebih dahulu bersama tim agar dapat
fokus. (*)
Penulis: Rafli Noer Khairam

Editor: Binti Q. Masruroh

https://www.its.ac.id/news/2021/10/14/melalui-e-talk-mahasiswa-its-kupas-cara-juara-
business-case/

Melalui E-Talk Mahasiswa ITS Kupas Cara Juara Business


Case
Oleh : itsojt |
474
| Source : ITS Online

Webinar Enterpreneur Talk yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Perencanaan


Wilayah dan Kota (HMPL) ITS
Kampus ITS, ITS News – Sebagai mahasiswa banyak cara yang bisa dilakukan untuk
mengembangkan skill, salah satunya dengan mengikuti lomba Business Case
Competition (BCC). BCC merupakan kompetisi analisis kasus bisnis mencakup bidang
operasional, pemasaran, dan keuangan yang memerlukan gagasan kritis, solutif, serta
inovatif.

Melalui webinar E-talk, Himpunan Mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
(HMPL) ITS mengupas strategi memenangkan BCC pada Sabtu (9/10)
Delvin Theodorus Hansell selaku pemateri menyampaikan, untuk memenangkan BCC
diperlukan suatu trik khusus. Peserta harus tepat sasaran dalam menganalisis suatu
permasalahan bisnis yang disajikan dan memberikan solusi cemerlang atas
permasalahan tersebut. “Ada tiga proses cara yang harus dilalui dalam menganalisis
permasalahan dari sebuah kasus BCC,” Imbuh pria yang akrab disapa Delvin ini.
Adapun proses pertama, lanjut Delvin yakni observasi definisi masalah. Terdapat
banyak permasalahan dari kasus BCC yang perlu digali mulai dari dasar hingga ke inti
permasalahan. Proses ini merupakan tahapan terpenting karena kerangka berpikir dituntut
untuk bisa mendefinisikan masalah dengan tepat. “Carilah solusi berdasarkan akar
permasalahannya agar muncul solusi terbaik,” ujarnya.
Selanjutnya, tambah Delvin proses yang perlu diperhatikan jika telah memahami
permasalahan secara konkrit adalah perumusan struktur ide dan mengungkap
hipotesis. Dengan strukturisasi ini, segala permasalahan bisa dipetakan sehingga
memudahkan dalam analisis berbagai faktor lainnya terkait pemasaran, operasional, dan
keuangan. Sedangkan perumusan hipotesis merupakan proses validasi masalah dan solusi
yang bisa dilakukan dengan pembagian form, riset melalui instagram stories, maupun dari
jurnal.
Memasuki proses yang ketiga yakni memprioritaskan isu yang ada, Delvin menuturkan
bahwa perlu adanya focusing issue. Teknik tersebut dapat mempermudah dalam
generalisasi faktor-faktor tertentu yang harus segera diatasi saat ini, ”Kalau kita sudah
menyelesaikan satu isu, selanjutnya baru dianalisis dan disintesiskan dengan
membuat framework,” paparnya.
Delvin yang merupakan pemenang The Indonesia Chemical Engineering Challenge (IchEC)
Business Case Competition 2020 ini juga memberikan kiat untuk membangun pola pikir
kritis dengan teknik specific, measurable, achievable, relevant, and time bound (SMART
GOAL). Teknik ini membuat tujuan dan tindakan lebih mudah dicapai, membantu
mengetahui kapan tujuan selesai, mengukur progress, menciptakan ide atau sasaran yang
dibutuhkan untuk mencapai target, dan memotivasi untuk disiplin dengan tenggat waktu yang
ada.

Delvin Theodorus Hansell saat menjelaskan tentang teknik berpikir krisis dengan “smart
goals”
Selain itu, Delvin memberikan solusi terkait permasalahan dalam proses pencarian tim karena
menurutnya proses ini cukup sulit agar mendapatkan tim sempurna yang bisa juara. Namun
ini, mau tidak mau ini merupakan proses yang harus dilewati. Sebagai tim, tambah Delvin
yang terpenting adalah belajar bersama dan saling melengkapi kekurangan yang ada. “Jika
kemampuan diri sendiri sudah teruji, maka banyak orang hebat sesuai bidangnya yang akan
mengajak kerja sama untuk bergabung dalam tim BCC mereka,” lanjutnya..
Tak lupa di akhir sesi pemaparan materinya, Delvin memotivasi kepada partisipan webinar
untuk tidak ragu dan tidak takut gagal sebelum memulai. Karena saat mengikuti lomba
nantinya jalan tidak akan selalu mulus, pasti kegagalan akan selalu mengiringi. “jangan
mudah menyerah dan jangan berhenti, kuncinya dream big, start small, but the most
important thing is start,” Pungkas Delvin dengan tegas.(*)
Reporter: Ion 27
Redaktur : Muhammad Ainul Yaqin

Anda mungkin juga menyukai

  • Competitor Analysis
    Competitor Analysis
    Dokumen3 halaman
    Competitor Analysis
    QHALIL AYYILAH AZZAHWA
    Belum ada peringkat
  • OSHA
    OSHA
    Dokumen3 halaman
    OSHA
    QHALIL AYYILAH AZZAHWA
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen18 halaman
    Bab I
    QHALIL AYYILAH AZZAHWA
    Belum ada peringkat
  • Makalah Klp.6
    Makalah Klp.6
    Dokumen23 halaman
    Makalah Klp.6
    QHALIL AYYILAH AZZAHWA
    Belum ada peringkat
  • Hap Alan
    Hap Alan
    Dokumen2 halaman
    Hap Alan
    QHALIL AYYILAH AZZAHWA
    Belum ada peringkat