Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RANCANGAN SUPER ENKRIPSI

DISUSUN OLEH:

PRASETYA WICAKSANA 672018388

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Pada era sekarang ini komunikasi mengalami banyak perkembangan.perkembangan ini


terlihat jelas dari cara masyarakat memanfaatkan berbagai perangkat digital sebagai alat
komunikasi.melalui alat komunikasi digital kita dapat berkomunikasi tidak memandang jarak
baik melalui suara,pesan teks,video dan gambar.

Dan salah satu Teknik untuk mengamankan pesan yang banyak dipakai adalah
kriptografi.enkripsi dan dekripsi. Enkripsi merupakan suatu proses pengubahan pesan yang
menjadi karakter yang tidak dapat dibaca. Ada banyak proses enkripsi dapat di lakukan salah
satunya yaitu super enkripsi. Di mana super Enkripsi dapat dilakukan dengan cara
mengombinasikan dua buah metode atau lebih, cipher sederhana yang di gunakan, yaitu
cipher substitusi, vigenere cipher dan cipher transposisi.

Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh cipher yang lebih kuat dari pada menggunakan satu
cipher saja sehingga tidak mudah untuk dipecahkan.

2. Rumusan masalah

1. Bagaimana proses enkripsi dan dekripsi pada kriptografi

2.apa yang dimaksud algoritma cipher subtitusi,vignere cipher dan cipher transposisi?

3. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan dan mendiskripsikan algoritma cipher
subtitusi,vignere cipher dan cipher transposisi,guna untuk memenuhi nilai tugas akhir
yang telah diberikan oleh dosen pengampu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. CIPHER SUBTITUSI
Prinsip utama cipher subtitusi adalah menukarkan setiap huruf pada plainteks dengan
sesuatu,cipher subtitusi termasuk algoritma kriptografi klasik.idenya adalah
menggantikan sebuah atau lebih huruf pada plainteks dengan sebuah huruf pada
plainteks dengan aturan tertentu.aturan tersebut bergantung cara proses enkripsi dan
dekripsi.misalnya pergeseran huruf adalah 4 ,maka kuncinya adalah k=4,sehingga
akan didapatkan tabel subtitusi sebagai berikut.

Pi=A B C D E F G H I J Ci=E F G H I J A B C D

Yang perlu dilakukan adalah dekripsi cipherteks dengan menggunakan metode


exhaustive key search yaitu dengan cara mencari semua solusi sehingga hasil yang
akan didapatkan 26 buah kunci mulai dari K=0 sampai dengan K=25.

A=0 B=1 C=2 D=3 E=4 F=5 G=6 H=7 I=8 J=9

K=10 L=11 M=12 N=13 O=14 P=15 Q=16 R=17 S=18 T=19

U=20 V=21 W=22 X=23 Y=24 Z=25

Jadi jika ingin melakukan enkripsi sebuah data dengan menggunakan metode
algoritma cipher subtitusi dalam bentuk persamaan misalkan K=5

C=E(P)=(P+5) mod 26
Tetapi jika ingin melakukan dekripsi sebuah data dengan menggunakan metode
algoritma cipher subtitusi dapat dilakukan dengan cara operasi kebalikannya,yaitu
mengurangi cipherteks (C) dengan K=5
P=D(P)=(C-5) mod 26
PLAINTEKS= PRASETYA WICAKSANA
KUNCI= 5

P1 =’P’=15 ->C1 = (15) = (15+5) mod 26 = 20 = ‘U’


P2 =’R’=17 ->C2= (17) = (17+5) mod 26 = 22 = ‘W’
P3 =’A’=0 ->C3 = (0) = (0+5) mod 26 = 5 = ‘F’
P4 =’S’=18 ->C4 = (18) = (18+5) mod 26 = 23 = ‘X’
P5 =’E’=4 ->C5 = (15) = (4+5) mod 26 = 9 = ‘J’
P6 =’T’=19 ->C6 = (15) = (19+5) mod 26 = 24 = ‘Y’
P7 =’Y’=24 ->C7 = (15) = (24+5) mod 26 = 3 = ‘D’
P8 =’A’=0 ->C8 = (15) = (0+5) mod 26 = 5 = ‘F’
P9 =’W’=22 ->C9 = (15) = (22+5) mod 26 = 1 = ‘B’
P10 =’I’=8 ->C10 = (15) = (8+5) mod 26 = 13 = ‘N’
P11=’C’=2 ->C11= (15) = (2+5) mod 26 = 7 = ‘H’
P12=’A’=0 ->C12= (15) = (0+5) mod 26 = 5 = ‘F’
P13=’K’=10 ->C13= (15) = (10+5) mod 26 = 15 = ‘P’
P14=’S’=18 ->C14= (15) = (18+5) mod 26 = 23 = ‘X’
P15=’A’=0 ->C15= (15) = (0+5) mod 26 = 5 = ‘F’
P16=’N’=13 ->C16= (15) = (13+5) mod 26 = 18 = ‘S’
P17=’A’=0 ->C17= (15) = (0+5) mod 26 = 5 = ‘F’

Dari nama “PRASETYA WICAKSANA” maka diperoleh cipherteksnya adalah


Cipherteks = UWFXJYDF BNHFPXFSF

Jika cipherteks hanya diberikan seperti di atas,kita perlu merubahnya ke dalam


plainteks dengan cara dekripsi,caranya adalah dengan cara mengurangkan cipherteks
dengan kunci = 5
C1 = ‘U’= 20 ->P1 = E (20) = (20-5) mod 26 =15=’P’
C2 = ‘W’= 22 ->P2 = E (22) = (22-5) mod 26 =17=’R’
C3 = ‘F’= 5 ->P3 = E (5) = (5-5) mod 26=0 =’A’
C4 = ‘X’= 23 ->P4 = E (23) = (23-5) mod 26=18=’S’
C5 = ‘J’= 9 ->P5 = E (9) = (9-5) mod 26=4=’E’
C6 = ‘Y’= 24 ->P6 = E (24) = (24-5) mod 26=19=’T’
C7 = ‘D’= 3 ->P7 = E (3) = (3-5) mod 26=-2=’Y’
C8 = ‘F’= 5 ->P8 = E (5) = (5-5) mod 26=0=’A’
C9 = ‘B’= 1 ->P9 = E (1) = (1-5) mod 26=-4=’W’
C10 = ‘N’= 13 ->P10 = E (13) = (13-5) mod 26=8=’I’
C11= ‘H’= 7 ->P11= E (7) = (7-5) mod 26=2=’C’
C12= ‘F’= 5 ->P12= E (5) = (5-5) mod 26=0=’A’
C13= ‘P’= 15 ->P13= E (15) = (15-5) mod 26=10=’K’
C14= ‘X’= 23 ->P14= E (23) = (23-5) mod 26=18=’S’
C15= ‘F’= 5 ->P15= E (5) = (5-5) mod 26=0=’A’
C16= ‘S’= 18 ->P16= E (18) = (18-5) mod 26=13=’N’
C17= ‘F’= 5 ->P17= E (5) = (5-5) mod 26=0=’A’

Jika dalam pengurangannya mendapatkan hasil (-) dalam menentukan plainteksnya


dapat hitung mod 26 = 26 – 2 = 24 jadi yang kita cari huruf yang terdapat pada
nomer 24 yaitu huruf ‘Y’
Maka dari hasil plainteks tersebut adalah “PRASETYA WICAKSANA”.
B. CIPHER VIGENERE
Vigenere cipher adalah salah satu dari jenis algoritma klasik yang mengunakan
substitusi abjad majemuk. Vigènere Cipher diperkenalkan oleh Blaise de Vigènere
pada tahun 1586, namun algoritma tersebut baru dikenal luas 200 tahun kemudian.
Penggunaan Algoritma Vigenere yang paling terkenal adalah ketika Algoritma ini
digunakan oleh Tentara Konfederasi pada Perang Sipil Amerika.

Pada dasarnya algoritma vignere cipher menggunakan prinsip Caesar


cipher,perbedaan antara Caesar cipher dan vignere cipher yaitu huruf yang sama pada
plainteks tidak selalu di enkripsi menjadi huruf yang sama pada cipherteks.
Vignere cipher menggunakan bujur sangkar vignere untuk melakukan proses enkripsi
dan dekripsi
Rumus matematis dari enkripsi vignere cipher adalah:
Enkripsi: 𝑐𝑖 (p) = (p + 𝑘𝑖) mod 26
Dekripsi: 𝑐𝑖 (p) = (p – 𝑘𝑖) mod 26
Dimana jika Panjang kunci lebih pendek dari Panjang plainteks maka kunci diulang
hingga pesan berakhir.

Contohnya:
PLAINTEKS: PRASETYA WICAKSANA
KUNCI: FTI FTI FTI FTI FTI FT

Maka untuk mencari cipherteksnya:

Maka hasil cipherteks yang didapatkan adalah “UKIXXBDTENVIPLIST”


C. CIPHER TRANSPOSISI
pada cipher transposisi tidak ada pergantian huruf plainteks menjadi huruf
cipherteks. Cipherteks diperoleh dengan cara mengubah susunan karakter pada
plainteks sehingga menjadi susunan karakter atau kata baru yang tidak memiliki
makna. Jumlah total karakter dan jumlah masingmasing karakter pada plainteks
sama dengan jumlah total karakter dan jumlah masingmasing karakter pada
cipherteksnya karena hanya mengubah susunan karakter saja.

Sebagai contoh misalnya sebuah plainteks P R A S E T Y A W I C A K S A N A


X,jika plainteks tersebut dienkripsikan dengan kunci dari hasil baginya seperti K
=5 ,plainteks tersebut ditulis secara horizontal dengan lebar kolom tetap,yaitu 5

P R A

S E T

Y A W

I C A

K S A

N A X

Dari plainteks diatas di tambahkan X Dikarenakan jumlah huruf yang ganjil,maka


dari itu ditambahkan X agar menjadi jumlah yang genap.
Jadi Jika cipherteksnya dibaca secara vertikal menjadi P S Y I K N R E A C S A A T
WAAX
Untuk melakukan dekripsi cipherteks tersebut hanya perlu dienkripsi sekali lagi
karena algoritma yang digunakan sama namun kunci yang digunakan adalah hasil
bagi dari Panjang karakter dalam plainteks yaitu 18 dengan Panjang kunci pertama
yaitu 3, sehingga di dapatkan kunci baru yaitu 6 dengan cara 18:3=6. Kemudian
cipherteks ditulis secara horizontal dengan lebar kolom 6.

PSYIKN

REACSA

ATWAAX

jadi plainteks yang didapatkan jika dibaca secara vertikal adalah


PRASETYAWICAKSANAX

D. SUPER ENKRIPSI
Super enkripsi adalah salah satu kriptografi berbasis karakter yang menggabungkan
cipher substitusi dan cipher transposisi. Hal tersebut bertujuan utnuk mendapatkan
cipher yang lebih kuat dari hanya menggunakan satu cipher saja, sehingga tidak
mudah untuk dipecahkan. Enkripsi dan dekripsi dapat dilakukan dengan urutan
cipher substitusi kemudian cipher transposisi, atau sebaliknya. Super enkripsi dapat
dilakukan dengan menggunakan kedua cipher tersebut secara berulang-ulang, namun
pada makalah ini hanya akan dibahas mengenai proses enkripsi dan dekripsi satu kali
dengan menggunakan cipher substitusi dan satu kali dengan menggunakan cipher
transposisi.
1. ENKRIPSI
Super enkripsi dapat dilakukan dengan melakukan enkripsi dengan menggunakan
kedua cipher tersebut secara berurutan. Misalnya ada sebuah plainteks sebagai
berikut.

PRASETYAWICAKSANA

Plainteks tersebut akan dienkripsi dengan menggunakan kunci k = 5. Mula-mula


lakukan enkripsi dengan menggunakan dengan menggunakan cipher substitusi
sehingga akan didapatkan cipherteks sebagai berikut.

P1 =’P’=15 ->C1 = (15) = (15+5) mod 26 = 20 = ‘U’


P2 =’R’=17 ->C2= (17) = (17+5) mod 26 = 22 = ‘W’
P3 =’A’=0 ->C3 = (0) = (0+5) mod 26 = 5 = ‘F’
P4 =’S’=18 ->C4 = (18) = (18+5) mod 26 = 23 = ‘X’
P5 =’E’=4 ->C5 = (15) = (4+5) mod 26 = 9 = ‘J’
P6 =’T’=19 ->C6 = (15) = (19+5) mod 26 = 24 = ‘Y’
P7 =’Y’=24 ->C7 = (15) = (24+5) mod 26 = 3 = ‘D’
P8 =’A’=0 ->C8 = (15) = (0+5) mod 26 = 5 = ‘F’
P9 =’W’=22 ->C9 = (15) = (22+5) mod 26 = 1 = ‘B’
P10 =’I’=8 ->C10 = (15) = (8+5) mod 26 = 13 = ‘N’
P11=’C’=2 ->C11= (15) = (2+5) mod 26 = 7 = ‘H’
P12=’A’=0 ->C12= (15) = (0+5) mod 26 = 5 = ‘F’
P13=’K’=10 ->C13= (15) = (10+5) mod 26 = 15 = ‘P’
P14=’S’=18 ->C14= (15) = (18+5) mod 26 = 23 = ‘X’
P15=’A’=0 ->C15= (15) = (0+5) mod 26 = 5 = ‘F’
P16=’N’=13 ->C16= (15) = (13+5) mod 26 = 18 = ‘S’
P17=’A’=0 ->C17= (15) = (0+5) mod 26 = 5 = ‘F’

Sehingga mendapatkan hasil cipherteks: UWFXJYDFBNHFPXFSF


Selanjutnya enkripsikan kembali cipherteks yang telah di dapat dari cipher subtitusi
dengan menggunakan cipher vignere dengan kunci= “FTI” sehingga hasilnya seperti
berikut:

Plainteks :UWFXJYDFBNHFPXFSF
Kunci :F T I FT I FTI F TI FT I FT
Maka hasil dari cipherteks yang didapatkan adalah Z P N C C G I Y J S A N U Q N
X Y.Jika cipherteks dari algoritma vignere sudah didapatkan selanjutnya dapat
dilanjutkan dengan algoritma cipher subtitusi dengan kunci 3,seperti berikut.
Plainteks: Z P N C C G I Y J S A N U Q N X Y X
Kunci: 3
Z P N
C C G
I Y J
S A N
U Q N
X Y X
Dari plainteks diatas di tambahkan X Dikarenakan jumlah huruf yang ganjil,maka
dari itu ditambahkan X agar menjadi jumlah yang genap.
Jadi jika dibaca secara vertikal hasil cipherteksnya adalah Z C I S U X P C Y A Q Y
NGJNNX

Setelah menggabungkan beberapa algoritma cipher dengan super enkripsi


mendapatkan hasil:
Plainteks: PRASETYAWICAKSANA
Cipherteks dengan menggunakan super enkripsi: ZCISUXPCYAQYNGJNNX
2. DEKRIPSI
Untuk mengembalikan cipherteks tersebut menjadi plainteks yang memiliki
makna, kita hanya perlu melakukan dekripsi secara berurutan dengan
menggunakan cipher substitusi dan cipher transposisi namun urutannya
dekripsinya ditukar.Tahap pertama kita membagi jumlah huruf plainteks dengan
kunci = 3.
Jumlah huruf =18:3=6

Z C I S U X
P C Y A Q Y
N G J N N X

Maka hasil baru cipherteks yang didapatkan dengan membaca secara vertikal
adalah ZPNCCGIYJSANUQNXYX.
Setelah mendapatkan cipherteks yang baru,kemudian mencari cipherteks yang
baru lagi dengan menggunakan cipher vignere dengan kunci “FTI” dan hasilnya
sebagai berikut:
Cipherteks: Z P N C C G I Y J S A N U Q N X Y X
Kunci :FT I F T I FT I F T I F T I F TI
Dari tabel di atas mendapatkan hasil cipherteks sebagai berikut: U W F X J Y D
FBNHFPXFSF
Setelah itu untuk mendapatkan pesan yang sebenarnya kita mendiskripsikan
menggunakan cipher transposisi dengan kunci = 5.
Maka plainteks yang akan di dapatkan sebagai berikut:

C1 = ‘U’= 20 ->P1 = E (20) = (20-5) mod 26 =15=’P’


C2 = ‘W’= 22 ->P2 = E (22) = (22-5) mod 26 =17=’R’
C3 = ‘F’= 5 ->P3 = E (5) = (5-5) mod 26=0 =’A’
C4 = ‘X’= 23 ->P4 = E (23) = (23-5) mod 26=18=’S’
C5 = ‘J’= 9 ->P5 = E (9) = (9-5) mod 26=4=’E’
C6 = ‘Y’= 24 ->P6 = E (24) = (24-5) mod 26=19=’T’
C7 = ‘D’= 3 ->P7 = E (3) = (3-5) mod 26=-2=’Y’
C8 = ‘F’= 5 ->P8 = E (5) = (5-5) mod 26=0=’A’
C9 = ‘B’= 1 ->P9 = E (1) = (1-5) mod 26=-4=’W’
C10 = ‘N’= 13 ->P10 = E (13) = (13-5) mod 26=8=’I’
C11= ‘H’= 7 ->P11= E (7) = (7-5) mod 26=2=’C’
C12= ‘F’= 5 ->P12= E (5) = (5-5) mod 26=0=’A’
C13= ‘P’= 15 ->P13= E (15) = (15-5) mod 26=10=’K’
C14= ‘X’= 23 ->P14= E (23) = (23-5) mod 26=18=’S’
C15= ‘F’= 5 ->P15= E (5) = (5-5) mod 26=0=’A’
C16= ‘S’= 18 ->P16= E (18) = (18-5) mod 26=13=’N’
C17= ‘F’= 5 ->P17= E (5) = (5-5) mod 26=0=’A’

Jadi hasil plainteksnya adalah: PRASETYAWICAKSANA

BAB III

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Super enkripsi lebih sulit dipecahkan jika hanya menggunakan cipher subtitusi atau cipher
transposisi saja di karenakan jumlah kunci yang harus dicoba lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai