Toaz - Info Bab III Kompros Nopal PR
Toaz - Info Bab III Kompros Nopal PR
Oleh:
i
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan tugas besar mata kuliah Model dan Komputasi Proses yang berjudul
Simulasi dan Perancangan Reaktor Plug Flow Non Adiabatis pada Proses Klorinasi
Metil Klorida menjadi Dikloromethan Menggunakan Software Scilab 5.5.2yang
disusun oleh:
Kelompok :18
Anggota :
1. Ary Octaviani 21030116130141
2. Mochammad Abdillah Zidan 21030116140170
3. Muhammad Mu'izzurozaq Nasiha 21030116120077
4. Ni Putu Ayu Suwarningsih R. 21030116120003
Semarang,November 2018
Dosen Pembimbing Asisten Pembimbing
ii
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor
PRAKATA
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Tugas Besar Praktikum Komputasi Proses materi Plug Flow Reactor (PFR)
NonAdiabatis ini dapat terselesaikan. Penyusunan Tugas Besar ini dibantu
olehbeberapa pihak, sehingga tak lupa ucapan terima kasih kami tujukan kepada
Dr.Ir. Setia Budi Sasongko, DEA dan Luqman Buchori, M.T. sebagai
dosenpengampu Mata Kuliah Model dan Komputasi Proses; seluruh
AsistenLaboratorium Komputasi Proses 2018, terutama kepada Rafieta Hyda
Maharani selaku asistenpembimbing Tugas Besar; orang tua masing-masing
anggota kelompok kamu dan semua pihak yang telah membantu dalampenyelesaian
Tugas Besar.
Penyusun menyadaribahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak
maka laporan resmiini tidak dapat terselesaikan. Oleh karenaitu penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
Semarang,November2018
Penyusun
DAFTAR ISI
iv
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor
DAFTAR TABEL
v
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tiga jenis reaktor berdasarkan proses: (a) reaktor BR, (b) reaktor PFR,
(c) reaktor CSTR
Gambar 2.2 Jenis reaktor berdasarkan bentuknya : (a) reaktor tangki, (b)reaktor pipa
Gambar 2.3 Jenis reaktor berdasarkan kondisi operasi : (a) reaktor isotermal, (b)
reaktor adiabatis, (c) reaktor non-adiabatis
Gambar 2.4. Skema Reaksi Paralel (Mining Harsanti, 2015)
Gambar 2.5 Grafik temperatur vs nilai konstanta kecepatan reaksi
Gambar 2.6 Grafik ln k vs 1/T
vi
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor
INTISARI
Metilen klorida adalah salah satu senyawa klorometana dengan
gugusmolekul CH2Cl2. Senyawa klorometana ini diproduksi dari reaksi
klorinasiantara metil klorida (CH3Cl) dan klorin (Cl2) dalam fase gas pada suhu
tinggi. Adanya salah satu bahan baku utama metilen klorida, yaitu berupa klorin,
dimana Indonesia adalah salah satu Negara penghasil klorin, akan menurunkan
biaya transportasi, sehingga biaya produksi senyawa metilen klorida lebih
ekonomis. Metilen klorida merupakan cairan berat yang tidakberwarna dan
berbau halus. Metilen klorida bersifat mudah melarutkan zatserta memiliki nilai
solubility yang tinggi sehingga sangat sesuai untukdigunakan sebagai pelarut
dalam proses ekstraksi. Olehkarena sifatnya ini, metilen klorida menjadi bahan
yang digunakan secara luaspada proses industri.
Penggunaan utama senyawa tersebut adalah untuk pelarut industri,
membuat refrigerants dan produksi silikon. Methyl chloride atau chloromethane
yang dihasilkan beberapa pabrik di dunia dimanfaatkan untuk ; silicon 89%,
methyl cellulose ethers 3%, quternary ammonium compounds 3%, herbicides
2%, butyll rubber 1%, dan miscellaneous 2%. klorida yang dihasilkan di
Amerika Serikat sebanyak 92% digunakan sebagai feedstock dalam pembuatan
bahan lanjutan metil klorosilane. Metil klorosilane digunakan dalam produksi
fluida silikon, elastomer, dan resin, namun paling besar digunakan sebagai fluida
silikon, yaitu sebagai bahan pembantu seperti agent antifoaming, agent
pelepasan, dan pelumas ringan.
Pabrik metil klorida dengan proses klorinasi juga layak dirancang karena
termasuk minim dalam pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan dalam
produksinya tidak ada bahan samping atau limbah yang secara langsung
dihasilkan dan dibuang. Selain metil klorida akan dihasilkan juga bahan kimia
lainnya seperti metilen chloride, kloroform, karbon tetraklorida dan asam klorida
yang semuanya dapat dijual. Oleh karenanya dengan mencegah kebocoran
selama proses dan menjaga suhu klorinasi yang aman, maka efek buruk terhadap
lingkungan dan makhluk hidup sekitar dapat dicegah.
BAB I
PENDAHULUAN
matematika dapat bekerja dengan baik untuk berbagai fase fluida, yaitu cairan, gas dan
slurry (Wahamid, 2010)
Perancangan reaktor kimia didasarkan pada beberapa aspek fundamental, yaitu reaksi
kimia, perubahan energi, dan juga hukum termodinamika (Nanda, 2008). Aspek-aspek ini
kemudian diolah dalam suatu pemodelan matematis. Pada sebuah sistem yang kompleks,
penyelesaian analatik dari suatu model matematika tidak dapat diselesaikan dengan mudah
menggunakan perhitungan secara manual sehingga digunakan metode komputasi proses
mampu untuk mengefisienkan proses perhitungan matematis yang rumit untuk memudahkan
perancangan reaktor. Dalam perancangan suatu reaktor kimia, efisiensi kinerja reaktor harus
diutamakan sehingga diperoleh hasil yang maksimal dengan biaya yang minimal, baik biaya
investasi maupun biaya operasi.
Seorang sarjana teknik kimia diharapkan mampu mengkombinasikan perancangan
suatu reaktor dengan komputasi proses agar kesalahan dalam proses perancangan, meliputi
pemodelan dan komputasi. Penulisan makalah ini ditujukan untuk mendesain proses
pembuatan metilen klorida plug flow reactor yang memiliki sifat reaksi non-adiabatic,
eksotermis dan irreversible. Adapun metode yang digunakan merupakan desain secara
komputerisasi dengan menggunakan aplikasi Scilab ver. 5.5.2.
pertimbangan dari sifat reaksi pembentukan metilen klorida yang terbentuk seperti
irreversible, eksotermis (mengeluarkan panas) dan seri.
1. Mahasiswa mampu merancang dan mensimulasikan PFR untuk reaksi klorinasi dalam
pembentukan diklorometan dengan membuat algoritma program komputasi
menggunakan software Scilab 5.5.2.
2. Mahasiswa mampu memahami sifat-sifat reaksi pembentukan diklorometan oleh
reaktan metil klorida dan klorin pada kondisi operasi yang ditetapkan
3. Mahasiswa mampu memahami kondisi operasi yang berpengaruh terhadap
reaksipembentukan pembentukan diklorometan oleh reaktan metil klorida dan klorin.
4. Mahasiswa mampu merancang suatu plug flow reactor dengan operasi non adiabatis
dalam pembuatan diklorometan menggunakan sistem komputasi padaaplikasi Scilab ver
5.5.2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Berdasarkan Proses
1. Batch Reactor(BR)
DalamBR, bahanbakuatau reaktandimasukkansemua padaawal proses
dalamcontainer,kemudiandicampurdenganmerata, dandibiarkan bereaksipada
jangkawaktutertentu. Setelahreaksiselesai,produk
dikeluarkan.Prosesyangterjadimerupakanprosesunsteady stateatautidak
tetapdimana komposisi berubahbergantung waktu,akantetapi komposisi saat
beradadalamreactortetap konstan (Levenspiel,1999).
2. Semi Batch Reactor
Dalam Semi Batch Reactor, bahanbakuatau reaktandimasukkansemua
padaawal proses dalamcontainer,kemudiandicampurdenganmerata,
dandibiarkan bereaksipada jangkawaktutertentu, selanjutnya dikeluarkan pada
waktu tertentu secara berkala sebagian produknya.
3. PlugFlow Reactor(PFR)
Salahsatucontohjenisreactoralirsteady idealbiasanyaseringdisebut plug
flow,slug flow,pistonflow,idealtubular,danunmixedflowreactor. Secaraumum,
jenisreaktor inidisebut PFR.Reaktor jenis iniditandaidengan adanyaaliranfluida
didalamreactortanpaadanyapencampurandengan pengadukan ataudifusi
darisatusenyawadengan senyawalain.Kondisi yang perlu diperhatikan dalam
PFR adalah waktu tinggal senyawa didalamnya(Levenspiel, 1999).
B. Berdasarkan bentuk
1. Reaktor tangki
Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna, sehingga
komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat dipakai
untuk proses batch, semi batch, dan proses alir
2. Reaktor pipa
Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir Pipa.
Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir
didalam pipa dengan arah sejajar sumbu pipa.
(a) (b)
Gambar2.2 Jenisreaktor berdasarkan bentuknya :(a) reaktortangki, (b)reaktor pipa
yang seharusnya terjadi sehingga produk yang diinginkan dapat diperoleh dengan produk
samping seminimal mungkin
Reaksi paralel atau reaksi samping (competitive reaction) yaitu dari reaktan yang
sama dihasilkan produk yang berbeda melalui jalur reaksi yang berbeda pula.
2.1.3Reaksi Reversibel-Irreversibel
Konstantakeseimbanganmerupakanindicatordariarahsuatureaksi. Ada2
jenisarahreaksiyaituirreversible danreversible. Reaksi ini dapat dihitung menggunakan
rumus
K = exp ( )
Dimana
∆G0298 = ∆G produk - ∆G reaktan
Reaksiirreversible adalahreaksi1 arah dimana reaksibergerak dari reaktan
kearah produk dengan nilai K>>1, sedangkan reaksi reversible adalah reaksi2 arah
dimana reaksi dapat bergerak dari reaktan kearah produk dan sebaliknya dengan
nilai K ≈ 1.
Dalamreaksireversiblebiasanyadipengaruhiolehsuhu,tekanan,dankomposisi dari
senyawayangterlibatdalam reaksi(Smith, et al., 2001).
2.1.4Reaksi Eksotermis-Endotermis
Menurut panas atau kalor atau energi yang dihasilkan, suatu reaksi kimia
dibedakan menjadi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Reaksi dikatakan eksoterm
bila proses reaksi tersebut menghasilkan panas atau kalor dengan ΔH bernilai (-).
Sedangkan suatu reaksi dikatakan endoterm bila menyerap kalor atau panas atau
energi dari lingkungannya untuk proses reaksi tersebut dengan ΔH bernilai (+)
(Endang Widjajanti, 2004).
CH3Cl + Cl2→CH2Cl2 + HCl CH2Cl2 + Cl2→CHCl3 + HCl CHCl3 + Cl2→ CCl4 + HCl
Keuntungan :
a) Dengan proses termal ini temperatur yang tinggi dapat membuat molekul klorin
Keuntungan dari proses ini adalah konversi yang dihasilkan cukup tinggi.
Kekurangan :
a) Penggunaan fixed bed reaktor harus mempunyai konstruksi penyangga yang
kuat untuk menyangga katalis. Reaktor harus terbuat dari bahan yang tahan
terhadap pembebasan panas mengingat reaksi klorinasi adalah rekasi
eksotermis, sehingga reaktor lebih berat dan biayanya jugamahal.
b) Perlu adanya regenerasi katalis pada waktu-waktutertentu.
c) Proses ini sensitif terhadap adanyaimpuritas.
(Perry, 1997)
Sifat-sifat Kimia:
Dalam larutan eter, CH3Cl bereaksi dengan natrium membentuk etana
(proses sintesaWurtz).
CH3Cl + 2 Na CH3CH3 + 2NaCl
Metil klorida digunakan pada reaksi Friedel Craft membentuk toluena
dengan mengggunakan katalisatorAlCl3
Rumusmolekul :Cl2
Beratmolekul : 70,906gram/mol
Bau tajam
Warna :kuning
Densitas (00C, 1 atm) : 3,214 kg/m3
Titik didih(1atm) :-35,50C
(Perry, 1997)
Sifat-sifat kimia:
Cl2 bereaksi dengan alkali dan alkali tanah membentuk bahan pemutih.
Cl2 + 2 NaOCl NaOCl + H2O
Reaksi dengan ammonia membentukhidrazin.
2 NH3 + NaOCl N2H4 + NaCl + H2O
Cl2bereaksi dengan hidrokarbon jenuh menghasilkan hidrokarbon
terklorinasi danHCl.
(Kirk and Othmer, 1979)
c) Metilenklorida
Sifat-sifat fisis:
Rumusmolekul :CH2Cl2
Beratmolekul : 84,933gram/mol
Bau :khas
Warna : tak berwarna
Densitas (00C, 1 atm) : 2,93 kg/m3
Titik didih(1atm) :39,80C
(Perry, 1997)
Sifat-sifat kimia:
Bilakontakdenganairdalamwaktuyanglama,metilenklorida akan
terhidrolisa secara perlahan membentuk HCl sebagai produkprimer.
Bila metilen klorida dipanaskan dengan air dalam waktu lama dalam
tangki tertutup pada suhu 140-1700C, maka akan terbentuk formaldehida
danHCl.
CH2Cl2 + H2O HCHO + 2 HCl
Klorinasi terhadap metilen klorida akan menghasilkan kloroform
danHCl.
(Kirk and Othmer, 1979)
d) Klorofom
Sifat-sifat fisis:
Rumusmolekul :CHCl3
Beratmolekul : 119,378gram/mol
Bau :khas
Warna : tak berwarna
Densitas (00C, 1 atm) : 4,36 kg/m3
Titik didih(1atm) :61,30C
(Perry, 1997)
Sifat-sifat kimia:
Klorinasi terhadap kloroform membentuk karbon tetraklorida danHCl.
Bila kontak dengan besi dan air akan membentuk hidrogen peroksida.
CHCl3 + O2( Cl3COOH ) Cl3OH + H2O2
Dengan basa akan mengalami hidrolisa
CHCl3 + 3 NaOH CO + 3 NaCl +2H2O
Kloroform bila kontak dengan kalium amalgam akan
membentukasetilen.
2 CHCl3 + 6 ( KHg ) HC = CH + 6 KCl(Hg)
𝐶𝑝 = 𝐴 + BT + C𝑇 2 + 𝐷𝑇 3
+ 𝐸𝑇 4 o
T dipilih : 600 K atau 327 C
(Yaws, 1979)
𝐶𝐻3 𝐶𝑙(𝑔) +𝐶𝑙2 (𝑔) → 𝐶𝐻2 𝐶𝑙2 (𝑔) + 𝐻𝐶𝑙(𝑔) ΔHr0 = -99,95 kJ/mol
𝐶𝐻2 𝐶𝑙2 (𝑔) +𝐶𝑙2 (𝑔) → 𝐶𝐻𝐶𝑙3 (𝑔) + 𝐻𝐶𝑙(𝑔) ΔHr0 = -102,67 kJ/mol
ΔHr0total = -202,62 kJ/mol
ΔG298
𝑙𝑛𝐾 = −
𝑅𝑇
kJ
−100,97 mol
𝑙𝑛𝐾(𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 1) = − 𝑘𝑗
8,314 𝑘𝑚𝑜𝑙 × 298 𝐾
K1= 2677,9
kJ
−95,67 mol
𝑙𝑛𝐾(𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 2) = − 𝑘𝑗
8,314 𝑘𝑚𝑜𝑙 × 298 𝐾
K2=2679,6
Sedangkan nilai K pada suhu operasi adalah :
Van’t Hoff’s Equation : −∆𝐺298 1
∆𝐻𝑟𝑥 1 1 𝐾𝑇 = 𝐾298 × 𝑒𝑥𝑝 [( )(
𝐾𝑇 = 𝐾298 × 𝑒𝑥𝑝 [( )( − )] 𝑅 𝑇
𝑅 298 𝑇𝑟𝑥 1
− )]
298
∆𝐻𝑟𝑥 1 1
𝐾𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 1 = 𝐾298 × exp (( )( − ))
𝑅 298 𝑇𝑟𝑥
−99,95 1 1
𝐾𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 1 = (4.99E + 17 ) × exp ([ ]( − ))
8,314 298 600
−102,67 1 1
𝐾𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 2 = (5.8759E + 16) × exp ([− ]( − ))
8,314 298 600
𝐾𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 2 =5,7546E+16 kJ/mol
Karena nilai K pada keadaan standar lebih kecil daripada nilai K pada suhu operasi
yang diinginkan maka reaksi dapat dianggap berjalan kearah kanan yaitu
pembentukan Dikloromethan.
𝐸𝑎
ln 𝑘 = ln 𝐴 𝑒 −𝑅𝑇 → 𝑦 = 𝑏 + 𝑎𝑥
Sehingga dapat dibuat grafik sebagai berikut
Sehingga diperoleh nilai k1 dan k2 dari gambar 2.5 menurut Dewi dan Widihapsari
(2011), yaitu :
k1 = 1,3425 x 109 exp(-9932/T)
k2 = 5,38929 x 108 exp(-9599/T)
BAB III
METODE PENYELESAIAN
3.1 Permodelan
Proses pembuatan gas diklorometan dengan proses klorinasi terdiri dari dua reaksi
irreversible. Reaktor yang didesain adalah reaktor plug flow non-adiabatis.
k1
A + B → C + D
𝐶𝐻2 𝐶𝑙2 (𝑔) +𝐶𝑙2 (𝑔) → 𝐶𝐻𝐶𝑙3 (𝑔) + 𝐻𝐶𝑙(𝑔)
C + B → E + D
3.2 Algoritma Penyelesaian
3.2.1 Neraca Massa
Persamaan neraca massa :
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑎𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐴
[ 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐴 ] + [ 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴 ] − [ 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐴 ] = [ ]
𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚
dNa
[Fa| vo ] + [𝑟𝐴 (∆𝑉)] - [Fa v+∆v ] = [ ]
dt
dNa
Karena kondisi operasi steady state, maka =0
dt
sebagai berikut :
−𝑟𝐴 = 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵
−𝑟𝐵 = 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 + 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
𝑟𝐶 = 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 − 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
𝑟𝐷 = 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 + 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
𝑟𝐸 = 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
Dimana diketahui nilai k1 dan k2 adalah
k1 = 1,3425 x 109 exp(-9932/T)
k2 = 5,38929 x 108 exp(-9599/T)
T dalam Kelvin dan R = 8,314 kJ/mol.K
Stoikiometri
Fase gas dalam reaktor plug flow menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝐹𝐴
𝐶𝐴 =
𝑉
𝐹𝐴 = 𝐹𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )
𝑃0 𝑇
𝑉 = 𝑉0 (1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )
𝑃𝑇0
Sehingga :
𝐹𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 ) 𝐹𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑃𝑇0 𝐶𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑃𝑇0
𝐶𝐴 = 𝑃 𝑇 = = … (8)
0
𝑉0 (1 + 𝜀. 𝑋𝐴 ) 𝑃𝑇 𝑉0 (1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑃0 𝑇 (1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑃0 𝑇
0
CD0
θD =
CA0
CE0
θE =
CA0
𝐶𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
𝐶𝐴 =
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
𝐶𝐵0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
𝐶𝐵 =
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
𝐶𝐶0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
𝐶𝐶 =
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
𝐶𝐷0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
𝐶𝐷 =
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
𝐶𝐸0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
𝐶𝐸 =
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
Kombinasi
Reaksi utama :
−𝑟𝐴 = 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵
𝐶𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0 𝐶𝐵0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
−𝑟𝐴 = 𝑘1
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇 (1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
dCA 𝑟𝐴
=
dV 𝑉
d𝐶𝐴 −𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐵 −𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 − 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐶 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 − 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐷 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 + 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐸 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
U= 10.000 W/m3.K
A=13
Start
input values :
-rA, K, CA0, FA0, k1, k2, T0, XA
input function:
-ra ; k1, k2, k3,k4 ; Ca, Cb, Cc, Cd, Ce ; Cpa, Cpb, Cpc, Cpd, Cpe ;
∆Hrx utama (T) ; ∆Hrx samping (T)
𝐶𝐴0 1 − 𝑋𝐴 𝑇0 𝐶𝐵0 1 − 𝑋𝐴 𝑇0
d𝐶𝐴 𝑘1 1 + 𝜀. 𝑋𝐴 𝑇 1 + 𝜀. 𝑋𝐴 𝑇
=
dV 𝑉
𝐶𝐴0 1 − 𝑋𝐴 𝑇0 𝐶𝐵0 1 − 𝑋𝐴 𝑇0
d𝐶𝐴 𝑘1 1 + 𝜀. 𝑋𝐴 𝑇 1 + 𝜀. 𝑋𝐴 𝑇 𝐹𝑎𝑜[ ∑ 𝜃𝐶𝑝 + 𝑋𝑎 ∆𝐶𝑝
=
d𝑇 𝑉 𝑈𝑎 𝑇𝑎 − 𝑇 + −𝑟𝐴1 −𝑟𝐴 [−∆𝐻𝑟𝑥𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇 ]
database=readxls('F:/kompros/tubes/TUBES/DATABASE KOMPROS.xls')
Gas=database(3)
namazat=Gas(:,2)
T0=298 // dalam K
T=600 // dalam K
R=8.314 // dalam J/mol.K
vol=30 //liter/s
for i=1:2
for j=1:2
namareaktan(j,i)=x_choose(namazat,'namareaktan')
koefisienra(j,i)=evstr(x_mdialog('koefisien reaktan','jumlah',''))
massareaktan(j,i)=evstr(x_mdialog('massa reaktan','jumlah',''))
BMra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),4)
molreaktan(j,i)=massareaktan(j,i)/BMra(j,i)
konsentrasiawalra(j,i)=molreaktan(j,i)/vol
ACpra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),5)
BCpra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),6)
CCpra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),7)
DCpra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),8)
ECpra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),9)
AHfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),10)
BHfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),11)
CHfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),12)
DHfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),13)
EHfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),14)
AGfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),15)
BGfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),16)
CGfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),17)
Hf298ra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),18)
Gf298ra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),19)
end
for k=1:2
namaproduk(k,i)=x_choose(namazat,'namaproduk')
koefisienpr(k,i)=evstr(x_mdialog('koefisien produk','jumlah',''))
massaproduk(k,i)=evstr(x_mdialog('massa produk','jumlah',''))
konsentrasiawalpr(k,i)=molreaktan(k,i)/vol
BMpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),4)
molproduk(k,i)=massaproduk(k,i)/BMpr(k,i)
ACppr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),5)
BCppr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),6)
CCppr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),7)
DCppr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),8)
ECppr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),9)
AHfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),10)
BHfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),11)
CHfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),12)
DHfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),13)
EHfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),14)
AGfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),15)
BGfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),16)
CGfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),17)
Hf298pr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),18)
Gf298pr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),19)
end
lanjutreaksi=x_choose(["yes";"no"],["lanjut reaksi"])
Ea(i)=evstr(x_mdialog('nilai Ea reaksi ke-'+string(i)+'','jumlah',''))
Ar(i)=evstr(x_mdialog('nilai A reaksi ke-'+string(i)+'','jumlah',''))
end
Vol=300
konsentrasi=molreaktan/Vol
getd('F:/kompros/tubes/TUBES')
function deltaHr=deltaH(T)
for ra=1:i
for m=1:2
Cpra(m,ra)=((integrate('ACpra(m,ra)+(BCpra(m,ra)*T)+(CCpra(m,ra)*T^2)+(DCpra(m,r
a)*T^3)+(ECpra(m,ra)*T^4)','T',T0,T))/1000)
dHra(m,ra)=Hf298ra(m,ra)+Cpra(m,ra)
end
jumlahHra(ra)=sum(dHra(:,ra))
for n=1:2
Cppr(n,ra)=((integrate('ACppr(n,ra)+(BCppr(n,ra)*T)+(CCppr(n,ra)*T^2)+(DCppr(n,ra)*
T^3)+(ECppr(n,ra)*T^4)','T',T0,T))/1000)
dHpr(n,ra)=Hf298pr(n,ra)+Cppr(n,ra)
end
jumlahHpr(ra)=sum(dHpr(:,ra))
deltaHr(ra)=jumlahHpr(ra)-jumlahHra(ra)
end
endfunction
function K=kesetimbangan(T)
deltaHr=deltaH(T)
for ra=1:i
for g=1:2
Gf298r(g,ra)=Gf298ra(g,ra)//AGfra(g,ra)+(BGfra(g,ra)*298)+(CGfra(g,ra)*298^2)
end
for h=1:2
Gf298p(h,ra)=Gf298pr(h,ra)//AGfpr(h,ra)+(BGfpr(h,ra)*298)+(CGfpr(h,ra)*(298^2))
end
jumlahGf298ra(ra)=sum(Gf298r(:,ra))
jumlahGf298pr(ra)=sum(Gf298p(:,ra))
deltaGf298(ra)=jumlahGf298pr(ra)-jumlahGf298ra(ra)
K298(ra)=exp((-deltaGf298(ra))/((R*10^-3)*298))
K(ra)=K298(ra)*exp((-deltaHr(ra)/(R*10^-3))*((1/T)-(1/298)))
end
endfunction
function FCpTotal=kapasitas(T)
for ra=1:i//looping reaksi
for j=1:2//looping reaktan
FCpR(j,i)=(ACpra(j,i)+BCpra(j,i)*T+CCpra(j,i)*T^2+DCpra(j,i)*T^3+ECpra(j,i)*T^4)
end
for k=1:2//looping produk
FCpP(k,i)=(ACppr(j,i)+BCppr(j,i)*T+CCppr(j,i)*T^2+DCppr(j,i)*T^3+ECppr(j,i)*T^4)
end
end
//ngitung FCp di neraca panas
F=[1;2;3;4;5]
FCp(1)=F(1)*FCpR(1,1)
FCp(2)=F(2)*FCpR(2,1)
FCp(3)=F(3)*FCpP(1,1)
FCp(4)=F(4)*FCpP(2,1)
FCp(5)=F(5)*FCpP(1,2)
FCpTotal=sum(FCp)
Endfunction
V0=0
V=0:0.2:10
U=10000
a=13
Ta=100
function dC=Konsentrasi(V, C)
[x,y]=pembatas(molreaktan,koefisienra)
k=konstantalajureaksi(Ar,Ea)
dC(1)=(((1/y(1))*-(k(1)*C(1)*C(2))))/vol
dC(2)=((1/y(1))*-(k(1)*C(1)*C(2))-((1/y(1))*(k(2)*C(3)*C(4))))/vol
dC(3)=((1/y(1))*(k(1)*C(1)*C(2))-((1/y(2))*(k(2)*C(3)*C(4))))/vol
dC(4)=((1/y(2))*(k(1)*C(1)*C(2))+((1/y(2))*(k(2)*C(3)*C(4))))/vol
dC(5)=((1/y(2))*(k(2)*C(3)*C(4)))/vol
deltaHr=deltaH(T)
FCpTotal=kapasitas(T)
dC(6)=((U*a*(Ta-T))-(((-deltaHr(1))*((1/y(1))*-(k(1)*C(1)*C(2))))+((-
deltaHr(2))*((1/y(2))*(k(1)*C(1)*C(2))-(1/y(2))*(k(2)*C(3)*C(4))))))/FCpTotal
endfunction
Ca0=konsentrasiawalra(1,1)
Cb0=konsentrasiawalra(2,1)
Cc0=0;Cd0=0;Cd0=0;Ce0=0
C0=[Ca0;Cb0;Cc0;Cd0;Ce0;T]
C=ode(C0,V0,V,Konsentrasi)
C=C'
V=V'
disp("V0 (L/sekon) CA(mol/L) CB(mol/L) CC(mol/L) CD(mol/L) CE(mol/L) ")
disp([V,C])
clf
subplot(1,3,1)
plot2d(V,[C(:,1) C(:,2) C(:,3) C(:,4) C(:,5)])
xtitle("Hubungan volume vs konsentrasi","Volume(L/s)","Konsentrasi(mol/L)")
legend(['Ca';'Cb';'Cc';'Cd';'Ce'])
subplot(1,3,2)
plot2d(V,C(:,6))
xtitle("Hubungan volume vs Suhu","Volume(L/s)","Suhu(K)")
legend(['Suhu(K)'])
subplot(1,3,3)
plot2d(C(:,6),C(:,3))
xtitle("Hubungan Suhu vs Konsentrasi","Konsentrasi(mol/L)","Suhu(K)")
legend(['Konsentrasi(mol/L)'])
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Volume Reaktor Terhadap Nilai Konsentrasi masing-masing Zat Pada
Pembuatan Dichloromethane dari Metil Chloride
Dari gambar diatas dapat dilihat pengaruh volume terhadap konsentrasi pada
pembuatan dichloromethane dari methyl chloride. Dimana semakin tinggi volume maka
semakin rendah konsentrasi pada reaktannya, sebaliknya pada produk semakin tinggi volume
reaktor maka konsentrasi produk yang dihasilkan akan semakin besar. Pada gambar terlihat
perubahan yang ada sangat kecil. Hal tersebut di sebabkan karena nilai konstanta laju reaksi
(k) yang didapat dari perhitungan menggunakan persamaan Arhenius sangat kecil. Sehingga
ketika nilai k dimasukan kedalam persamaan 4.1 didapat nilai perubahan konsentrasi seiring
dengan bertambahnya volume pun kecil.
Berdasarkan teori semakin tinggi volume maka semakin rendah konsentrasi pada
reaktannya, sebaliknya pada produk semakin tinggi volume reaktor maka konsentrasi produk
yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan sebagai berikut :
−𝑟𝐴 = 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵
𝐶𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0 𝐶𝐵0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
−𝑟𝐴 = 𝑘1
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇 (1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
dCA 𝑟𝐴
=
dV 𝑉
d𝐶𝐴 −𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐵 −𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 − 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐶 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 − 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐷 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 + 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐸 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
Berdasarkan teori dan persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil dari grafik dan
tabel telah sesuai dengan teori yang ada.
4.2 Pengaruh Volume Reaktor Terhadap Suhu Pada Pembuatan Dichloromethane dari
Methyl Chloride
Dari gambar diatas dapat dilihat pengaruh volume terhadap suhu pada pembuatan
dichloromethane dari methyl chloride. Dimana semakin tinggi volume maka suhu yang ada
didalam reaktor akan semakin rendah.
Menurut teori semakin tinggi volume maka suhu yang ada didalam reaktor akan
semakin rendah. Hal ini dikarenakan reaksi yang digunakan bersifat endotermis dan
adiabatic. Dimana reaksi endotermis adalah reaksi yang menyerap kalor. Sistem menyerap
sejumlah kalor dari lingkungan sekitar, sehingga jika wadah reaksi kita raba, terasa dingin.
Hal ini menunjukkan bahwa kandungan kalor sistem setelah reaksi lebih besar dibanding
sebelum reaksi (Rufiati, 2011).
Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan pada program
scilab 5.5.2 telah sesuai dengan teori yang ada.
4.3 Pengaruh Suhu Reaktor Terhadap Konsentrasi Pada Pembuatan Dichloromethane dari
Methyl Chloride
Dari tabel dan gambar diatas dapat dilihat pengaruh volume terhadap banyaknya
konversi pada pembuatan dichloromethane dari methyl chloride. Dimana semakin tinggi
volume maka konversi yang dihasilkan akan semakin banyak.
Menurut teori semakin rendah konsentrasi yang bereaksi maka konversi yang
dihasilkan akan semakin banyak. Hal ini sesuai dengan persamaan:
Dari persamaan dapat dilihat bahwa jika konsentrasi yang bereaksi mengalami penururnan
maka konversi yang didapatkan akan semakin banyak.
Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan pada program
scilab 5.5.2 telah sesuai dengan teori yang ada.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Semakin tinggi volume maka semakin rendah konsentrasi pada reaktannya, sebaliknya
pada produk semakin tinggi volume reaktor maka konsentrasi produk yang dihasilkan
akan semakin besar.
2. Semakin tinggi volume maka suhu yang ada didalam reaktor akan semakin meningkat.
3. Semakin tinggi volume maka konversi yang dihasilkan akan semakin banyak.
5.2 Saran
1. Sebaiknya dalam perancanga reaktor, volume reactor dibuat berlebih agak tidak terjadi
ledakan akibat volume gas yang lebih besar dari reaktor.
2. Saat proses berlangsung, pastikan ada kalor yang masuk ke dalam proses untuk menjaga
reaksi tetap berlangsung.
3. Saat proses berlangsung, pastikan salah satu reaktan dibuat berlebih agar reaksi mengarah
ke produk
DAFTAR PUSTAKA
Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1979, Encyclopedia of Chemical Technology, 3rd ed., vol
15-20, The Inter Science Encyclopedia, Inc., New York
Levenspiel, Octave. 1999. Chemical Reaction Engineering, 3rd ed., John Wiley and Sons,
Inc., New York
Mc. Ketta, J.J., 1978 “Encyclopedia of Chemical Processing and Design”, Volume 8,
Marcell Decker. Inc. New York.
Perry, R.H. and Green, D.W., 1997, Perry’s Chemical Engineers’ Handbook,7 th ed.,
McGraw-Hill Book Company, New York
Sanju Nanda dan M.Pharm,, 2008, Reactors and Fundamentals of Reactors Design for
Chemical Reaction. Dept. of Pharmaceutical Sciences. M.D. University. Rohtak – 124001.
Haryana
Smith, J.M., Vannes, H.C., and MM. Abbot. 2001. Introduction to Chemical
Engineering Thermodynamics, 6th ed., McGraw-Hill Book Co., Singapore.
Yaws, 1979, Thermodynamic and Physical Properties Data, Mc Graw Hill Book Co., Singapore
2
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor
LEMBAR ASISTENSI