Anda di halaman 1dari 55

Plug Flow Reactor

LAPORAN TUGAS BESAR


MATA KULIAH MODEL DAN KOMPUTASI PROSES

SIMULASI DANPERANCANGANPLUG FLOR REACTOR(PFR) SECARA


NON ADIABATISPADA PROSESKLORINASI METIL
KLORIDAMENJADIDIKLOROMETANMENGGUNAKAN SOFTWARE
SCILAB 5.5.2

Oleh:

Ary Octaviani NIM : 21030116130141


Mochammad Abdillah Zidan NIM : 21030116140170
Muhammad Mu'izzurozaq Nasiha NIM : 21030116120077
Ni Putu Ayu Suwarningsih R. NIM : 21030116120003

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

i
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan tugas besar mata kuliah Model dan Komputasi Proses yang berjudul
Simulasi dan Perancangan Reaktor Plug Flow Non Adiabatis pada Proses Klorinasi
Metil Klorida menjadi Dikloromethan Menggunakan Software Scilab 5.5.2yang
disusun oleh:
Kelompok :18
Anggota :
1. Ary Octaviani 21030116130141
2. Mochammad Abdillah Zidan 21030116140170
3. Muhammad Mu'izzurozaq Nasiha 21030116120077
4. Ni Putu Ayu Suwarningsih R. 21030116120003

Telah disahkan pada,


Hari :
Tanggal :November 2018

Semarang,November 2018
Dosen Pembimbing Asisten Pembimbing

DR. Ir. Setia Budi S, DEA Rafieta Hyda Maharani


NIP 196112261988031001 NIM 21030115130206

ii
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor

PRAKATA

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Tugas Besar Praktikum Komputasi Proses materi Plug Flow Reactor (PFR)
NonAdiabatis ini dapat terselesaikan. Penyusunan Tugas Besar ini dibantu
olehbeberapa pihak, sehingga tak lupa ucapan terima kasih kami tujukan kepada
Dr.Ir. Setia Budi Sasongko, DEA dan Luqman Buchori, M.T. sebagai
dosenpengampu Mata Kuliah Model dan Komputasi Proses; seluruh
AsistenLaboratorium Komputasi Proses 2018, terutama kepada Rafieta Hyda
Maharani selaku asistenpembimbing Tugas Besar; orang tua masing-masing
anggota kelompok kamu dan semua pihak yang telah membantu dalampenyelesaian
Tugas Besar.
Penyusun menyadaribahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak
maka laporan resmiini tidak dapat terselesaikan. Oleh karenaitu penulis
menyampaikan terimakasih kepada:

Semarang,November2018

Penyusun

Model dan Komputasi Proses iii


Plug Flow Reactor

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................ ii
PRAKATA ............................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ vii
INTISARI ............................................................................................................................... 1
BAB IPENDAHULUAN ........................................................................................................ 2
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 2
1.2. Perumusan Masalah .................................................................................................... 3
1.3. Tujuan Praktikum ....................................................................................................... 4
1.4. Manfaat Praktikum ..................................................................................................... 4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 5
2.1 Dasar Teori ....................................................................................................................... 5
2.1.1 Jenis Reaktor ................................................................................................................. 5
2.1.2 Reaksi Seri-Paralel........................................................................................................ 7
2.1.3 Reaksi Reversibel-Irreversibel ....................................................................................... 8
2.1.4Reaksi Eksotermis-Endotermis .................................................................................... 8
2.1.5 Reaksi Adiabatis - Non Adiabatis ................................................................................ 9
2.2 DeskripsiProses Pembuatan Diklorometan ................................................................... 5
2.3 DeskripsiProses Klorinasi ............................................................................................... 5
2.4Spesifikasi Bahan Baku .................................................................................................... 5
2.5Tinjauan Termodinamika ................................................................................................ 5
2.6Tinjauan Kinetika ............................................................................................................. 5
2.7Kasus yang Dirancang ...................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR ASISTENSI

iv
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar nilai Cp komponen……………………………………………..4

v
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tiga jenis reaktor berdasarkan proses: (a) reaktor BR, (b) reaktor PFR,
(c) reaktor CSTR
Gambar 2.2 Jenis reaktor berdasarkan bentuknya : (a) reaktor tangki, (b)reaktor pipa
Gambar 2.3 Jenis reaktor berdasarkan kondisi operasi : (a) reaktor isotermal, (b)
reaktor adiabatis, (c) reaktor non-adiabatis
Gambar 2.4. Skema Reaksi Paralel (Mining Harsanti, 2015)
Gambar 2.5 Grafik temperatur vs nilai konstanta kecepatan reaksi
Gambar 2.6 Grafik ln k vs 1/T

vi
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor

DAFTAR LAMPIRAN

REFERENSI ............................................................................................................ A-1


LEMBAR ASISTENSI ............................................................................................ B-1

vii
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor

INTISARI
Metilen klorida adalah salah satu senyawa klorometana dengan
gugusmolekul CH2Cl2. Senyawa klorometana ini diproduksi dari reaksi
klorinasiantara metil klorida (CH3Cl) dan klorin (Cl2) dalam fase gas pada suhu
tinggi. Adanya salah satu bahan baku utama metilen klorida, yaitu berupa klorin,
dimana Indonesia adalah salah satu Negara penghasil klorin, akan menurunkan
biaya transportasi, sehingga biaya produksi senyawa metilen klorida lebih
ekonomis. Metilen klorida merupakan cairan berat yang tidakberwarna dan
berbau halus. Metilen klorida bersifat mudah melarutkan zatserta memiliki nilai
solubility yang tinggi sehingga sangat sesuai untukdigunakan sebagai pelarut
dalam proses ekstraksi. Olehkarena sifatnya ini, metilen klorida menjadi bahan
yang digunakan secara luaspada proses industri.
Penggunaan utama senyawa tersebut adalah untuk pelarut industri,
membuat refrigerants dan produksi silikon. Methyl chloride atau chloromethane
yang dihasilkan beberapa pabrik di dunia dimanfaatkan untuk ; silicon 89%,
methyl cellulose ethers 3%, quternary ammonium compounds 3%, herbicides
2%, butyll rubber 1%, dan miscellaneous 2%. klorida yang dihasilkan di
Amerika Serikat sebanyak 92% digunakan sebagai feedstock dalam pembuatan
bahan lanjutan metil klorosilane. Metil klorosilane digunakan dalam produksi
fluida silikon, elastomer, dan resin, namun paling besar digunakan sebagai fluida
silikon, yaitu sebagai bahan pembantu seperti agent antifoaming, agent
pelepasan, dan pelumas ringan.
Pabrik metil klorida dengan proses klorinasi juga layak dirancang karena
termasuk minim dalam pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan dalam
produksinya tidak ada bahan samping atau limbah yang secara langsung
dihasilkan dan dibuang. Selain metil klorida akan dihasilkan juga bahan kimia
lainnya seperti metilen chloride, kloroform, karbon tetraklorida dan asam klorida
yang semuanya dapat dijual. Oleh karenanya dengan mencegah kebocoran
selama proses dan menjaga suhu klorinasi yang aman, maka efek buruk terhadap
lingkungan dan makhluk hidup sekitar dapat dicegah.

Model dan Komputasi Proses 1


Plug Flow Reactor

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Metilen klorida atau diklorometan adalah salah satu senyawa klorometana dengan
gugus molekul CH2Cl2. Senyawa klorometana ini diproduksi dari reaksi klorinasi antara
metil klorida (CH3Cl) dan klorin (Cl2) dalam fase gas pada suhu tinggi (Harvey, 2000).
Adanya salah satu bahan baku utama metilen klorida, yaitu berupa klorin, dimana Indonesia
adalah salah satu Negara penghasil klorin, akan menurunkan biaya transportasi, sehingga
biaya produksi senyawa metilen klorida lebih ekonomis. Metilen klorida merupakan cairan
berat yang tidak berwarna dan berbau halus. Metilen klorida bersifat mudah melarutkan zat
serta memiliki nilai solubility yang tinggi sehingga sangat sesuai untuk digunakan sebagai
pelarut dalam proses ekstraksi (Mcketta,1979). Oleh karena sifatnya ini, metilen klorida
menjadi bahan yang digunakan secara luas pada proses industri.
Penggunaan utama senyawa tersebut adalah bahan aktif untuk kebanyakan produk
penghilang cat organik, pelarut pada semen dan resin, komponen penting dalam formulasi
aerosol, bahan untuk pembersih logam, farmasi dan masih banyak lagi (Dewi, 2011). Dalam
mewujudkan produksi metilen klorida dengan baik pada suatu industri maka diperlukan
peninjauan secara kritis terhadap sebuah reaktor, dimana alat tersebut memegang peranan
penting atas keberhasilan sebuah reaksi kimia terhadap reaksi antara metil klorida dengan
klorin.
Reaktor adalah tempat berlangsungnya suatu reaksi terhadap bahan baku yang
dimasukkan sebelumnya dan menghasilkan produk. Secara umum terdapat tiga tipe
pendekatan utama yang digunakan dalam pengoperasian reaktor yaitu model reaktor batch,
model reaktor alir tangki berpengaduk dan reaktor alir pipa. Adapun pada produksi metilen
klorida sat ini, digunakan reactor alir pipa. Plug flow reactor (PFR) atau reaktor alir pipa
(RAP) merupakan reaktor dimana umpan masuk pada masukan pipa, terjadi reaksi
sepanjang pipa lalu keluar, konversi semakin lama semakin tinggi di sepanjang pipa.
Reaktor alir pipa dapat digunakan baik pada fase cair maupun gas. Kelebihan dari PFR
adalah reaktor ini memiliki konversi unit volumetrik yang tinggi dan dapat berjalan dalam
jangka waktu yang lama tanpa perawatan (H. Scott Fogler, 2006) dan juga model

Model dan Komputasi Proses 2


Plug Flow Reactor

matematika dapat bekerja dengan baik untuk berbagai fase fluida, yaitu cairan, gas dan
slurry (Wahamid, 2010)
Perancangan reaktor kimia didasarkan pada beberapa aspek fundamental, yaitu reaksi
kimia, perubahan energi, dan juga hukum termodinamika (Nanda, 2008). Aspek-aspek ini
kemudian diolah dalam suatu pemodelan matematis. Pada sebuah sistem yang kompleks,
penyelesaian analatik dari suatu model matematika tidak dapat diselesaikan dengan mudah
menggunakan perhitungan secara manual sehingga digunakan metode komputasi proses
mampu untuk mengefisienkan proses perhitungan matematis yang rumit untuk memudahkan
perancangan reaktor. Dalam perancangan suatu reaktor kimia, efisiensi kinerja reaktor harus
diutamakan sehingga diperoleh hasil yang maksimal dengan biaya yang minimal, baik biaya
investasi maupun biaya operasi.
Seorang sarjana teknik kimia diharapkan mampu mengkombinasikan perancangan
suatu reaktor dengan komputasi proses agar kesalahan dalam proses perancangan, meliputi
pemodelan dan komputasi. Penulisan makalah ini ditujukan untuk mendesain proses
pembuatan metilen klorida plug flow reactor yang memiliki sifat reaksi non-adiabatic,
eksotermis dan irreversible. Adapun metode yang digunakan merupakan desain secara
komputerisasi dengan menggunakan aplikasi Scilab ver. 5.5.2.

1.2. Perumusan Masalah


Sebelum ditemukan proses komputasi menggunakan program khusus, perhitungan
masih dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang lebih lama (metode analitik).
Sedangkan setelah melakukan perhitungan perancangan reaktor menggunakan program
komputasi (metode numerik) sehingga persoalan mastematis dapat dipecahkan dengan cara
yang sederhana, akurat dan waktu perancangan menjadi lebih efisien. Perancangan non-
adiabatic plug flow reactor untuk produksi metilen klorida memerlukan data-data
perancangan terkait seperti panas reaksi, kinetika reaksi, serta neraca massa, sehingga perlu
dilakukan perhitungan terlebih dahulu sebelum dilanjutkan dengan komputasi proses.
Proses reaksi dilakukan dalam suatu reaktor alir pipa dimana sistem bekerja dengan
sifat non-adiabatis. Perancangan reaktor ini dilakukan dengan menggunakan sistem
komputasi melalui program numerik Scilab ver 5.5.2 untuk mempermudah simulasi secara
visual terhadap reaktor yang telah dirancang. Adapun perancangan ini dilakukan atas dasar

Model dan Komputasi Proses 3


Plug Flow Reactor

pertimbangan dari sifat reaksi pembentukan metilen klorida yang terbentuk seperti
irreversible, eksotermis (mengeluarkan panas) dan seri.

1.3. Tujuan Praktikum


1. Merancang dan mensimulasikan PFR untuk reaksi pembuatan metilen klorida dengan
membuat algoritma program komputasi menggunakan software Scilab 5.5.2
2. Mengetahui pengaruh volume reaktor (Plug-flow Reactor/PFR) terhadap konsentrasi
pada proses pembuatan metilen klorida
3. Mengetahui pengaruh volume reaktor (Plug-flow Reactor/PFR) terhadap Suhu
pembuatan metilen klorida
4. Mengetahui pengaruh suhu reaktor (Plug-flow Reactor/PFR) terhadap konsentrasi pada
proses pembuatan metilen klorida
5. Memahami neraca massa pada reaktor (Plug-flow Reactor/PFR) dalam pembuatan
metilen klorida
6. Memahami neraca panas pada reaktor (Plug-flow Reactor/PFR) dalam pembuatan
metilen klorida

1.4. Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa mampu merancang dan mensimulasikan PFR untuk reaksi klorinasi dalam
pembentukan diklorometan dengan membuat algoritma program komputasi
menggunakan software Scilab 5.5.2.
2. Mahasiswa mampu memahami sifat-sifat reaksi pembentukan diklorometan oleh
reaktan metil klorida dan klorin pada kondisi operasi yang ditetapkan
3. Mahasiswa mampu memahami kondisi operasi yang berpengaruh terhadap
reaksipembentukan pembentukan diklorometan oleh reaktan metil klorida dan klorin.
4. Mahasiswa mampu merancang suatu plug flow reactor dengan operasi non adiabatis
dalam pembuatan diklorometan menggunakan sistem komputasi padaaplikasi Scilab ver
5.5.2.

Model dan Komputasi Proses 4


Plug Flow Reactor

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Jenis Reaktor

A. Berdasarkan Proses
1. Batch Reactor(BR)
DalamBR, bahanbakuatau reaktandimasukkansemua padaawal proses
dalamcontainer,kemudiandicampurdenganmerata, dandibiarkan bereaksipada
jangkawaktutertentu. Setelahreaksiselesai,produk
dikeluarkan.Prosesyangterjadimerupakanprosesunsteady stateatautidak
tetapdimana komposisi berubahbergantung waktu,akantetapi komposisi saat
beradadalamreactortetap konstan (Levenspiel,1999).
2. Semi Batch Reactor
Dalam Semi Batch Reactor, bahanbakuatau reaktandimasukkansemua
padaawal proses dalamcontainer,kemudiandicampurdenganmerata,
dandibiarkan bereaksipada jangkawaktutertentu, selanjutnya dikeluarkan pada
waktu tertentu secara berkala sebagian produknya.

3. PlugFlow Reactor(PFR)
Salahsatucontohjenisreactoralirsteady idealbiasanyaseringdisebut plug
flow,slug flow,pistonflow,idealtubular,danunmixedflowreactor. Secaraumum,
jenisreaktor inidisebut PFR.Reaktor jenis iniditandaidengan adanyaaliranfluida
didalamreactortanpaadanyapencampurandengan pengadukan ataudifusi
darisatusenyawadengan senyawalain.Kondisi yang perlu diperhatikan dalam
PFR adalah waktu tinggal senyawa didalamnya(Levenspiel, 1999).

Model dan Komputasi Proses 5


Plug Flow Reactor

4. Continous Stirred TankReactor(CSTR)


Mixedreactor, backmixedreactoratau CSTRsesuaidengan namanya,
dalamreactor initerdapatpengadukanyang mencampur danmembuat
campurannyaOlehkarenaituproduk yang keluardarireactorini
memilikikomposisiyang sama denganfluidayang berada dalam reaktor.

Gambar2.1 Tiga jenisreaktor berdasarkan proses:(a) reaktorBR, (b) reaktor


PFR, (c)reaktor CSTR

B. Berdasarkan bentuk
1. Reaktor tangki
Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna, sehingga
komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat dipakai
untuk proses batch, semi batch, dan proses alir
2. Reaktor pipa
Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir Pipa.
Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir
didalam pipa dengan arah sejajar sumbu pipa.

(a) (b)
Gambar2.2 Jenisreaktor berdasarkan bentuknya :(a) reaktortangki, (b)reaktor pipa

Model dan Komputasi Proses 6


Plug Flow Reactor

C. Berdasarkan keadaan operasi


1. Reaktor Isotermal
Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor,
aliran yang keluar dari reaktor selalu seragam dan bersuhu sama.
2. Reaktor adiabatis
Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor dan
sekelilingnya. Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi karena reaksi
dapat dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor. ( K naik dan –rA
besar sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek).
3. Reaktor Non-Adiabatis
Dikatakan reaktor Non-Adiabatis apabila terdapat perpindahan panas
antara reaktor dengan sekelilingnya

(a) (b) (c)


Gambar2.3 Jenisreaktor berdasarkan kondisi operasi :(a) reaktorisotermal, (b)
reaktor adiabatis, (c) reaktor non-adiabatis

2.1.2 Reaksi Seri-Paralel


Reaksi yang terjadi di dalam suatu reaktor jarang sekali hanya satu buah reaksi
(reaksi tunggal/ single reaction) tetapi kebanyakan yang akan terjadi adalah jenis reaksi
ganda (multiple reaction) yang akan dihasilkan produk yang diinginkan (reaksi utama) dan
produk yang tidak diinginkan (reaksi samping). Salah satu kunci keberhasilan dari aspek
ekonomi suatu industri kimia adalah terjadinya produk yang tidak diinginkan
diminimalkan sekecil mungkin selama produk yang diinginkan terjadi (Harsanti, 2015).
Selain itu, penentuan reaksi utama dapat ditentukan dengan berdasar selektivitas.
Selektivitas adalah kemampuan katalis mempercepat suatu reaksi diantara beberapa reaksi

Model dan Komputasi Proses 7


Plug Flow Reactor

yang seharusnya terjadi sehingga produk yang diinginkan dapat diperoleh dengan produk
samping seminimal mungkin
Reaksi paralel atau reaksi samping (competitive reaction) yaitu dari reaktan yang
sama dihasilkan produk yang berbeda melalui jalur reaksi yang berbeda pula.

Gambar 2.4. Skema Reaksi Paralel (Harsanti, 2015)

2.1.3Reaksi Reversibel-Irreversibel
Konstantakeseimbanganmerupakanindicatordariarahsuatureaksi. Ada2
jenisarahreaksiyaituirreversible danreversible. Reaksi ini dapat dihitung menggunakan
rumus

K = exp ( )
Dimana
∆G0298 = ∆G produk - ∆G reaktan
Reaksiirreversible adalahreaksi1 arah dimana reaksibergerak dari reaktan
kearah produk dengan nilai K>>1, sedangkan reaksi reversible adalah reaksi2 arah
dimana reaksi dapat bergerak dari reaktan kearah produk dan sebaliknya dengan
nilai K ≈ 1.
Dalamreaksireversiblebiasanyadipengaruhiolehsuhu,tekanan,dankomposisi dari
senyawayangterlibatdalam reaksi(Smith, et al., 2001).

2.1.4Reaksi Eksotermis-Endotermis
Menurut panas atau kalor atau energi yang dihasilkan, suatu reaksi kimia
dibedakan menjadi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Reaksi dikatakan eksoterm
bila proses reaksi tersebut menghasilkan panas atau kalor dengan ΔH bernilai (-).
Sedangkan suatu reaksi dikatakan endoterm bila menyerap kalor atau panas atau
energi dari lingkungannya untuk proses reaksi tersebut dengan ΔH bernilai (+)
(Endang Widjajanti, 2004).

Model dan Komputasi Proses 8


Plug Flow Reactor

Contoh reaksi eksotermis


2H2(g) + O2 (g) 2H2O (g) ΔH=-483,636 KJ/mol
Reaksi di atas menunjukan reaksi eksoterm dimana reaksi melepaskan kalor
dari sistem menuju lingkungan, sehingga kandungan kalor sistem menjadi berkurang.

2.1.5 Reaksi Adiabatis - Non Adiabatis

Panasdapatdihasilkanataudiserapke dalamsebuah reaksi.Panastersebut


dilihatdariΔQataukaloryang berpindahdalamsebuahreaksi.Dalamperancangan
reactoradareaksiyang adiabatic dannonadiabatic.Adiabatisadalahreaksidimana tidak
terdapat perpindahanpanas dari reaksi kelingkungan sekitar, sedangkan non
adiabatikadalah reaksi dimana ada perpindahan panas dari reaksi ke
lingkungan(Smith, et al., 2001). Dalam simulasi kali inidimaksudkan untuk
merancangreaktoryang adiabatik. Reaktor harus diisolasi untuk mencegah terjadinya
perpindahan panas dari atau ke reaktor.

2.2 Deskripsi Proses Pembuatan Diklorometan


Macam macam deskripsi proses dalam Mc. Ketta (1979), secara umum diklorometan
dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain :
a) Prosestermalklorinasi
b) Prosesfotoklorinasi
c) Proses klorinasi metana dengan katalisalumina
1) Prosestermalklorinasi
Proses ini didasarkan poada reaksi klorinasi langsung terhadap metana atau
klorometana (metil klorida) pada suhu yang tinggi. Temperatur reaksi antara 275 sampai
450 oC. Konversi dari proses ini adalah 52,5% terhadap metil klorida dan 99%-100%
terhadap klorin. Reaksi yang terjadi :

CH3Cl + Cl2→CH2Cl2 + HCl CH2Cl2 + Cl2→CHCl3 + HCl CHCl3 + Cl2→ CCl4 + HCl
 Keuntungan :
a) Dengan proses termal ini temperatur yang tinggi dapat membuat molekul klorin

Model dan Komputasi Proses 9


Plug Flow Reactor

(Cl2) menjadi radikal Cl* sehingga


dapatterjadireaksi,dengandemikiantidakmemerlukankatalis.
b) Impuritassedikit
c) Biayaekonomis
d) Yield tinggi yaitu80-92%
e) Prosesfotoklorinasi
2) Prosesfotoklorinasi
Proses ini didasarkan pada reaksi klorinasi metana oleh aktivasi dari reaksi massa
dengan radiasi sinar. Adapun pemisahan molekul klorin (Cl2) menjadi radikal Cl* adalah
dengan meradiasikan reaksi massa dengan sumber sinar yang mempunyai radiasi sebesar
3000-5000 oA. Bahan baku yang digunakanadalah metana dengan kemurnian tinggi.
Konversi dari proses ini adalah 90%. Adapun reaktor yang digunakan adalah reaktor
fotokimia. Keuntungan dari proses ini adalah dapat mengurangi impuritas yang ada
pada klorometana yang dihasilkan.
 Kekurangan :
a. Penggunaan reaktor fotokimia harus terbuat dari permukaan kaca yang tahan
terhadap pembebasan panas mengingat reaksi klorinasi adalah
reaksieksotermis.
b. Penyimpanan dan peralatan sekitar reaktor baru terbuat dari kaca, hal ini
menyebabkan tingginya biaya pembuatan dan perawatan.
c. Lebih sensitif terhadap impuritas dari umpan, karena dapat terjadi terminasi
pada reaksirantai.
d. Reaktor membutuhkan energi yang cukup besar untuk menghasilkan radiasi sinar
dengan kekuatan 3000-5000oA.
e. Kapasitas per reaktorrendah.
f. Sering terjadi akumulasi pada daerah reaktor sehingga dapat
mengakibatkanledakan.
3) Proses klorinasi metana dengan katalisalumina
Prosesklorinasiinididasarkanpadareaksiklorinasimetanadengan bantuan katalis
alumina. Bahan baku yang digunakan adalah metana dengan kemurnian tinggi. Konversi dari
proses ini adalah 95%.Adapunreaktoryangdigunakanadalahreaktorfixedbed katalitik.

Model dan Komputasi Proses 10


Plug Flow Reactor

Keuntungan dari proses ini adalah konversi yang dihasilkan cukup tinggi.

 Kekurangan :
a) Penggunaan fixed bed reaktor harus mempunyai konstruksi penyangga yang
kuat untuk menyangga katalis. Reaktor harus terbuat dari bahan yang tahan
terhadap pembebasan panas mengingat reaksi klorinasi adalah rekasi
eksotermis, sehingga reaktor lebih berat dan biayanya jugamahal.
b) Perlu adanya regenerasi katalis pada waktu-waktutertentu.
c) Proses ini sensitif terhadap adanyaimpuritas.

(Mc. Ketta, 1979)

. 2.3Deskripsi Proses Klorinasi


Pada proses klorinasi, metil klorida bukan merupakan produk tunggal, karena
terbentuk produk lain seperti karbon tetra klorida dan kloroform. Pada klorinasi metana
digunakan klorin dan metana sebgai bahan baku, dengan reaksi berjalan eksotermis
dengan suhu reaksi 400-500ºC, sehingga diperlukan pengontrol suhu (Kirk Othmer,
1997).Suhu yang lebih tinggi dapat menyebabkan metil klorida terurai menjadi metilen
dan HCl. Reaksi pada suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada katalisator dan
dapat menyebabkan terjadinya polimerisasi (Mc Ketta,1990).
Reaksi :
CH4 + Cl2 → CH3 Cl + HCl
CH3 Cl + Cl2 → CH2 Cl2 + HCl
CH2 Cl2 + Cl2 → CHCl3 + HCl
CH3 Cl3 + Cl2 → CCl4 + HCl
Proses klorinasi metana menghendaki kemurnian metana tinggi, sehingga
diperlukan alat cryogenic destilasi untuk treatment gas alam, yang investasi peralatan ini
cukup mahal, yield proses klorinasi metana 80-85% (Kirk Othmer,1997).
 Adapun keuntungan Proses Klorinasi Metana:
1. Produk samping memiliki nilai ekonomis
2. Kemurnian bahan baku dipasaran tinggi

Model dan Komputasi Proses 11


Plug Flow Reactor

 Dan kelemahan Proses Klorinasi Metana:


1. Kondisi operasi tinggi
2. Yield produk metil klorida rendah
3. Memerlukan proses pemisahan produk lebih panjang

2.4 Spesifikasi Bahan baku


a) Metil klorida
 Sifat fisis :
 Rumus molekul : CH3Cl
 Berat molekul : 50,488
 Bau : khas
 Warna : tak berwarna
 Densitas (00C, 1 atm) : 2,3045 g/L
 Titik didih (1atm) : -23,73 0C

(Perry, 1997)

 Sifat-sifat Kimia:
 Dalam larutan eter, CH3Cl bereaksi dengan natrium membentuk etana
(proses sintesaWurtz).
CH3Cl + 2 Na  CH3CH3 + 2NaCl
 Metil klorida digunakan pada reaksi Friedel Craft membentuk toluena
dengan mengggunakan katalisatorAlCl3

CH3Cl + C6H6 C6H5CH3 + HCl


 Biladipanaskanpadatemperaturyangsangattinggi,metilklorida akan
berpasangan membentuketilena.

2 CH3Cl  CH2 = CH2 + 2 HCl


 Klorinasi dengan CH3Cl menghasilkan metilen klorida danHCl

(Kirk and Othmer, 1979)


b) Klorin
 Sifat-sifat fisis:

Model dan Komputasi Proses 12


Plug Flow Reactor

 Rumusmolekul :Cl2
 Beratmolekul : 70,906gram/mol
 Bau tajam
 Warna :kuning
 Densitas (00C, 1 atm) : 3,214 kg/m3
 Titik didih(1atm) :-35,50C
(Perry, 1997)
 Sifat-sifat kimia:

 Cl2 bereaksi dengan alkali dan alkali tanah membentuk bahan pemutih.
Cl2 + 2 NaOCl  NaOCl + H2O
 Reaksi dengan ammonia membentukhidrazin.
2 NH3 + NaOCl  N2H4 + NaCl + H2O
 Cl2bereaksi dengan hidrokarbon jenuh menghasilkan hidrokarbon
terklorinasi danHCl.
(Kirk and Othmer, 1979)
c) Metilenklorida
 Sifat-sifat fisis:
 Rumusmolekul :CH2Cl2
 Beratmolekul : 84,933gram/mol
 Bau :khas
 Warna : tak berwarna
 Densitas (00C, 1 atm) : 2,93 kg/m3
 Titik didih(1atm) :39,80C
(Perry, 1997)
 Sifat-sifat kimia:
 Bilakontakdenganairdalamwaktuyanglama,metilenklorida akan
terhidrolisa secara perlahan membentuk HCl sebagai produkprimer.
 Bila metilen klorida dipanaskan dengan air dalam waktu lama dalam
tangki tertutup pada suhu 140-1700C, maka akan terbentuk formaldehida

Model dan Komputasi Proses 13


Plug Flow Reactor

danHCl.
CH2Cl2 + H2O  HCHO + 2 HCl
 Klorinasi terhadap metilen klorida akan menghasilkan kloroform
danHCl.
(Kirk and Othmer, 1979)
d) Klorofom
 Sifat-sifat fisis:
 Rumusmolekul :CHCl3
 Beratmolekul : 119,378gram/mol
 Bau :khas
 Warna : tak berwarna
 Densitas (00C, 1 atm) : 4,36 kg/m3
 Titik didih(1atm) :61,30C
(Perry, 1997)
 Sifat-sifat kimia:
 Klorinasi terhadap kloroform membentuk karbon tetraklorida danHCl.
 Bila kontak dengan besi dan air akan membentuk hidrogen peroksida.
CHCl3 + O2( Cl3COOH ) Cl3OH + H2O2
 Dengan basa akan mengalami hidrolisa
CHCl3 + 3 NaOH  CO + 3 NaCl +2H2O
 Kloroform bila kontak dengan kalium amalgam akan
membentukasetilen.
2 CHCl3 + 6 ( KHg )  HC = CH + 6 KCl(Hg)

(Kirk and Othmer, 1979)


2.5 Tinjauan Termodinamika
Suatu reaksi bersifat eksotermis atau endotermis dapat ditentukan dari
perhitungan ΔHr. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
ΔH f298 HCl = -92,36 kJ/mol
ΔH f298 Cl2 =0
ΔH f298 CH3Cl = -86,37 kJ/mol

Model dan Komputasi Proses 14


Plug Flow Reactor

ΔH f298 CH2Cl2 = -95,46 kJ/mol


ΔHf298 CHCl3 = -101,32 kJ/mol
∆𝐻𝑟
𝑇1
= 𝐻298 + ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑡
298

𝐶𝑝 = 𝐴 + BT + C𝑇 2 + 𝐷𝑇 3
+ 𝐸𝑇 4 o
T dipilih : 600 K atau 327 C

Tabel 2.1 Daftar Nilai Cp dari komponen


Komponen Cp (J/mol)
A B C D E
27.385 0.026036 0.000103 -1.09E-07 3.164E-11
Metil Klorida
(g)
27.213 0.030426 -3.34E-05 1.596E-08 -2.702E-12
Klorin (g)
26.694 0.083984 8.97E-06 -5.09E-08 1.873E-11
Diklorometan
(g)
29.244 -0.001262 1.12E-06 4.968E-09 -2.496E-12
Asam klorida
(g)
22.487 0.19823 -0.000217 -1.16E-07 -2.456E-11
Kloroform (g)

(Yaws, 1979)

𝐶𝐻3 𝐶𝑙(𝑔) +𝐶𝑙2 (𝑔) → 𝐶𝐻2 𝐶𝑙2 (𝑔) + 𝐻𝐶𝑙(𝑔) ΔHr0 = -99,95 kJ/mol
𝐶𝐻2 𝐶𝑙2 (𝑔) +𝐶𝑙2 (𝑔) → 𝐶𝐻𝐶𝑙3 (𝑔) + 𝐻𝐶𝑙(𝑔) ΔHr0 = -102,67 kJ/mol
ΔHr0total = -202,62 kJ/mol

Karena reaksidiatas memiliki nilai ΔHr0reaksi pertama dan ΔHr0reaksi kedua


memiliki nilainegatif, maka reaksi diatas tergolong sebagai reaksi eksotermis.
Untuk mengetahui apakah reaksi berlangsung secara reversible atau

Model dan Komputasi Proses 15


Plug Flow Reactor

irreversible dapat dilihat dari harga K ( konstanta kesetimbangan reaksi ).


Data ΔG298 untuk komponen yang terlibat dalam reaksi tersebut :
ΔGf298HCl = -95,33 kJ/ mol
ΔGf298Cl2 =0
ΔGf298CH3Cl = -62,93kJ/mol
ΔGf298CH2Cl2 = -68,91kJ/mol
ΔGf298CHCl3 = -68,52kJ/mol
ΔGf298 (reaksi 1) = ΔGf298produk - ΔGf298reaktan
= (ΔGf298HCl+ ΔGf298CH2Cl2) – (ΔGf298Cl2+ ΔGf298CH3Cl)
= ((-95,33) + ( -68,9 1 )) – (0+-62,93) kJ/mol
= -100,97 kJ/mol
ΔGf298 (reaksi 2) = ΔGf298produk - ΔGf298reaktan
=(ΔGf298HCl+ ΔGf298CHCl3) – (ΔGf298Cl2+ ΔGf298CH2Cl2)
= ((-95,33) + ( -62,93 ))– (0+-68,91) kJ/mol
=-95,67 kJ/mol
(Yaws, 1979)
ΔG298 reaksi 1 = -100,97kJ/mol
ΔG298 reaksi 2 = -95,67 kJ/mol
K298 (rx 1) = 4.99E+17 kJ/mol
K298 (rx 2) = 5.8759E+16 kJ/mol
K1 = 4.8883E+17 kJ/mol
K2 = 6E+16 kJ/mol
Harga konstanta kesetimbangan reaksi (K) termasuk besar sehingga reaksi bisa
dianggap berjalan secara searah ke arah kanan (produk).sehingga dapat disimpulkan
bahwa reaksi diatas dapat dianggap berjalan secara irreversible.
Selanjutnya adalah harga K pada suhu operasi. Reaktan masuk dan keluar
reaktor pada suhu 600K. reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan, hal ini
ditunjukkan dari nilai konstanta kesetimbangan berikut :
Pada T = 298,15 K
Dari persamaan van’t Hoff:

Model dan Komputasi Proses 16


Plug Flow Reactor

ΔG298
𝑙𝑛𝐾 = −
𝑅𝑇
kJ
−100,97 mol
𝑙𝑛𝐾(𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 1) = − 𝑘𝑗
8,314 𝑘𝑚𝑜𝑙 × 298 𝐾

K1= 2677,9
kJ
−95,67 mol
𝑙𝑛𝐾(𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 2) = − 𝑘𝑗
8,314 𝑘𝑚𝑜𝑙 × 298 𝐾

K2=2679,6
Sedangkan nilai K pada suhu operasi adalah :
Van’t Hoff’s Equation : −∆𝐺298 1
∆𝐻𝑟𝑥 1 1 𝐾𝑇 = 𝐾298 × 𝑒𝑥𝑝 [( )(
𝐾𝑇 = 𝐾298 × 𝑒𝑥𝑝 [( )( − )] 𝑅 𝑇
𝑅 298 𝑇𝑟𝑥 1
− )]
298
∆𝐻𝑟𝑥 1 1
𝐾𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 1 = 𝐾298 × exp (( )( − ))
𝑅 298 𝑇𝑟𝑥

−99,95 1 1
𝐾𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 1 = (4.99E + 17 ) × exp ([ ]( − ))
8,314 298 600

𝐾𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 1 = 4.889E+17 kJ/mol


∆𝐻𝑟𝑥 1 1
𝐾𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 2 = 𝐾298 × exp (( )( − ))
𝑅 298 𝑇𝑟𝑥

−102,67 1 1
𝐾𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 2 = (5.8759E + 16) × exp ([− ]( − ))
8,314 298 600
𝐾𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 2 =5,7546E+16 kJ/mol
Karena nilai K pada keadaan standar lebih kecil daripada nilai K pada suhu operasi
yang diinginkan maka reaksi dapat dianggap berjalan kearah kanan yaitu
pembentukan Dikloromethan.

2.6 Tinjauan Kinetika


𝐶𝐻3 𝐶𝑙(𝑔) +𝐶𝑙2 (𝑔) → 𝐶𝐻2 𝐶𝑙2 (𝑔) + 𝐻𝐶𝑙(𝑔)
𝐶𝐻2 𝐶𝑙2 (𝑔) +𝐶𝑙2 (𝑔) → 𝐶𝐻𝐶𝑙3 (𝑔) + 𝐻𝐶𝑙(𝑔)
Menurut persamaan Arhenius :
𝐸𝑎
𝑘 = 𝐴 𝑒 −𝑅𝑇

Model dan Komputasi Proses 17


Plug Flow Reactor

𝐸𝑎
ln 𝑘 = ln 𝐴 𝑒 −𝑅𝑇 → 𝑦 = 𝑏 + 𝑎𝑥
Sehingga dapat dibuat grafik sebagai berikut

Gambar 2.5 Grafik temperatur vs nilai konstanta kecepatan reaksi


Di mana y = ln k, b = ln A, a = -E/R, dan x = 1/T; kemudian dibuatgrafik ln k vs 1/T

Sehingga diperoleh nilai k1 dan k2 dari gambar 2.5 menurut Dewi dan Widihapsari
(2011), yaitu :
k1 = 1,3425 x 109 exp(-9932/T)
k2 = 5,38929 x 108 exp(-9599/T)

2.7 Kasus yang Dirancang


Dalam tugas ini akan dirancang non-adiabatis plug flow reactor untuk
produksi dikloromethandari metal klorida menggunakan proses klorinasipada suhu
600K atau 327oC, tekanan 3 atm, perbandingan mol Cl2 : CH3Cl adalah 0,75 ,
untuk mencapai konversi CH3Cl 52,5 % dan selektifitas produk CH2Cl2 62,3 % dan

Model dan Komputasi Proses 18


Plug Flow Reactor

CHCl3 33,04% dengan menggunakan software Scilab versi 5.5.2.

BAB III
METODE PENYELESAIAN
3.1 Permodelan
Proses pembuatan gas diklorometan dengan proses klorinasi terdiri dari dua reaksi
irreversible. Reaktor yang didesain adalah reaktor plug flow non-adiabatis.

Gambar 3.1 Permodelan Reaktor Alir Pipa


Keterangan :
FA0 = Laju alir komponen A masuk reaktor
FB0 = Laju alir komponen B masuk reaktor
FA = Laju alir komponen A keluar reaktor
T0 = Suhu feed masuk reaktor
T = Suhu reaksi
Te = Suhu keluar reaktor
X = Konversi

Reaksi utama yang terjadi :


𝐶𝐻3 𝐶𝑙(𝑔) +𝐶𝑙2 (𝑔) → 𝐶𝐻2 𝐶𝑙2 (𝑔) + 𝐻𝐶𝑙(𝑔)
Reaksi samping :
𝐶𝐻2 𝐶𝑙2 (𝑔) +𝐶𝑙2 (𝑔) → 𝐶𝐻𝐶𝑙3 (𝑔) + 𝐻𝐶𝑙(𝑔)
Asumsi :
𝐶𝐻3 𝐶𝑙(𝑔) +𝐶𝑙2 (𝑔) → 𝐶𝐻2 𝐶𝑙2 (𝑔) + 𝐻𝐶𝑙(𝑔)
Model dan Komputasi Proses 19
Plug Flow Reactor

k1
A + B → C + D
𝐶𝐻2 𝐶𝑙2 (𝑔) +𝐶𝑙2 (𝑔) → 𝐶𝐻𝐶𝑙3 (𝑔) + 𝐻𝐶𝑙(𝑔)
C + B → E + D
3.2 Algoritma Penyelesaian
3.2.1 Neraca Massa
Persamaan neraca massa :
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑎𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐴
[ 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐴 ] + [ 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐴 ] − [ 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐴 ] = [ ]
𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚
𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚

dNa
[Fa| vo ] + [𝑟𝐴 (∆𝑉)] - [Fa v+∆v ] = [ ]
dt

dNa
Karena kondisi operasi steady state, maka =0
dt

−(𝐹𝐴 |𝑉𝑜+∆𝑉 − 𝐹𝐴 |𝑉𝑜 ) + ∆𝑉. 𝑟𝐴 = 0


−∆𝐹𝐴 |𝑉+∆𝑉 = 0
𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ∆𝑉 , lim ∆𝑉 → 0
Dari persamaan diatas didapatkan
𝑑𝐹𝐴
− + 𝑟𝐴 = 0
𝑑𝑉
𝑑𝐹𝐴
𝑟𝐴 =
𝑑𝑉
𝑟𝐴 . 𝑑𝑉 = 𝑑𝐹𝐴 … (1)
𝐹𝐴 = 𝐹𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )
𝑑𝐹𝐴 = −𝐹𝐴0 . 𝑑𝑋𝐴 … (2)
Substitusi persamaan (1) ke persamaan (2)
𝑟𝐴 . 𝑑𝑉 = −𝐹𝐴0 . 𝑑𝑋𝐴
𝐹𝐴0 . 𝑑𝑋𝐴
𝑑𝑉 =
−𝑟𝐴
𝑑𝑉 𝐹𝐴0
= … (3)
𝑑𝑋𝐴 −𝑟𝐴
Kecepatan reaksi
Dari reaksi tersebut dapat dicari kecepatan reaksi pada reaksi utama
mauoun reaksi samping pembuatan diklorometan dari gas metil klorida dan klorin

Model dan Komputasi Proses 20


Plug Flow Reactor

sebagai berikut :
−𝑟𝐴 = 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵
−𝑟𝐵 = 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 + 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
𝑟𝐶 = 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 − 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
𝑟𝐷 = 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 + 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
𝑟𝐸 = 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
Dimana diketahui nilai k1 dan k2 adalah
k1 = 1,3425 x 109 exp(-9932/T)
k2 = 5,38929 x 108 exp(-9599/T)
T dalam Kelvin dan R = 8,314 kJ/mol.K
Stoikiometri
Fase gas dalam reaktor plug flow menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝐹𝐴
𝐶𝐴 =
𝑉

𝐹𝐴 = 𝐹𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )
𝑃0 𝑇
𝑉 = 𝑉0 (1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )
𝑃𝑇0
Sehingga :
𝐹𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 ) 𝐹𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑃𝑇0 𝐶𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑃𝑇0
𝐶𝐴 = 𝑃 𝑇 = = … (8)
0
𝑉0 (1 + 𝜀. 𝑋𝐴 ) 𝑃𝑇 𝑉0 (1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑃0 𝑇 (1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑃0 𝑇
0

Karena fase gas, maka ∆P kecil. Sehingga diasumsikan P=P0, sehingga


𝐶𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
𝐶𝐴 =
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
Nilai 𝜀 dicari dengan cara :
𝜀 = 𝑦𝐴0 . 𝛿
𝑑 𝑐 𝑏
𝛿= + − −1
𝑎 𝑎 𝑎
𝛿 = (1 + 1 − 1 − 1) + (1 + 1 − 1 − 1) = 0
CB0
θB =
CA0
CC0
θC =
CA0

Model dan Komputasi Proses 21


Plug Flow Reactor

CD0
θD =
CA0
CE0
θE =
CA0

Feed Bereaksi Keluar dari


masuk didalam reaktor
Komponen Simbol
reaktor reaktor (mol/L)
(mol/L) (mol/L)

A FA0 -FA0X FA=FA0(1-X)


Metil Klorida (g)
FB0=θB b FB = FA0
FA0X
B a
Klorin (g) FA0 b
(θB+a X)
c c
FC0=θ𝐶 FA0X Fc = FA0 (θc +a
a
Diklorometan (g) C
FA0 X)
FD0=θ𝐷 𝑑 FD = FA0 (θD
FA0X
a
Asam klorida (g) D d
FA0 + X)
a
e
FE0=θ𝐸 FA0X FE = FA0 (θE
a
Kloroform (g) E e
FA0 +a X)

Maka persamaan C nya menjadi :

𝐶𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
𝐶𝐴 =
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
𝐶𝐵0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
𝐶𝐵 =
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
𝐶𝐶0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
𝐶𝐶 =
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
𝐶𝐷0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
𝐶𝐷 =
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
𝐶𝐸0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
𝐶𝐸 =
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
Kombinasi

Model dan Komputasi Proses 22


Plug Flow Reactor

Reaksi utama :
−𝑟𝐴 = 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵
𝐶𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0 𝐶𝐵0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
−𝑟𝐴 = 𝑘1
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇 (1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
dCA 𝑟𝐴
=
dV 𝑉

d𝐶𝐴 −𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐵 −𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 − 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐶 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 − 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐷 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 + 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐸 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉

3.2.2 Neraca Panas


Neraca panas dapat diketahui dari profil temperatur terhadap volume yang dapat
dinyatakan dalam persamaan di bawah ini (Fogler, 2004):

Karena non-adiabatis maka nilai 𝑄 = 𝑈𝑎(𝑇𝑎 − 𝑇)


Karena kerja pengaduk kecil , maka Ws=0
𝑑𝑇 𝑈𝑎(𝑇𝑎 − 𝑇) + (−𝑟𝐴1)(−𝑟𝐴)[−∆𝐻𝑟𝑥𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙(𝑇)]
=
𝑑𝑉 𝐹𝑎𝑜[(∑ 𝜃𝐶𝑝 + 𝑋𝑎 ∆𝐶𝑝)]

U= 10.000 W/m3.K
A=13

Model dan Komputasi Proses 23


Plug Flow Reactor

3.3 Logika Pemrograman

Start

input values :
-rA, K, CA0, FA0, k1, k2, T0, XA

input function:
-ra ; k1, k2, k3,k4 ; Ca, Cb, Cc, Cd, Ce ; Cpa, Cpb, Cpc, Cpd, Cpe ;
∆Hrx utama (T) ; ∆Hrx samping (T)

𝐶𝐴0 1 − 𝑋𝐴 𝑇0 𝐶𝐵0 1 − 𝑋𝐴 𝑇0
d𝐶𝐴 𝑘1 1 + 𝜀. 𝑋𝐴 𝑇 1 + 𝜀. 𝑋𝐴 𝑇
=
dV 𝑉

𝑑𝑇 𝑈𝑎 𝑇𝑎 − 𝑇 + −𝑟𝐴1 −𝑟𝐴 [−∆𝐻𝑟𝑥𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇 ]


=
𝑑𝑉 𝐹𝑎𝑜[ ∑ 𝜃𝐶𝑝 + 𝑋𝑎 ∆𝐶𝑝 ]

𝐶𝐴0 1 − 𝑋𝐴 𝑇0 𝐶𝐵0 1 − 𝑋𝐴 𝑇0
d𝐶𝐴 𝑘1 1 + 𝜀. 𝑋𝐴 𝑇 1 + 𝜀. 𝑋𝐴 𝑇 𝐹𝑎𝑜[ ∑ 𝜃𝐶𝑝 + 𝑋𝑎 ∆𝐶𝑝
=
d𝑇 𝑉 𝑈𝑎 𝑇𝑎 − 𝑇 + −𝑟𝐴1 −𝑟𝐴 [−∆𝐻𝑟𝑥𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇 ]

3.4 Bahasa pemrograman (scipad)


clc
clear
//FOR CREDITS
disp("=====================================================")
disp(" TUGAS BESAR PRAKTIKUM ")
disp(" MODEL DAN KOMPUTASI PROSES ")
disp("=====================================================")
disp(" Oleh : ")

Model dan Komputasi Proses 24


Plug Flow Reactor

disp(" Ary Octaviani/NIM. 210301161301141 ")


disp(" M.A.Zidan/NIM.21030116140170 ")
disp(" M.Muizzurozaq N./NIM.21030116120077 ")
disp(" Ni Putu Ayu/NIM.21030116120003 ")
disp(" ")
disp(" DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK ")
disp(" UNIVERSITAS DIPONEGORO ")
disp(" SEMARANG ")
disp(" 2018 ")
disp("=====================================================")

database=readxls('F:/kompros/tubes/TUBES/DATABASE KOMPROS.xls')
Gas=database(3)
namazat=Gas(:,2)
T0=298 // dalam K
T=600 // dalam K
R=8.314 // dalam J/mol.K
vol=30 //liter/s
for i=1:2
for j=1:2
namareaktan(j,i)=x_choose(namazat,'namareaktan')
koefisienra(j,i)=evstr(x_mdialog('koefisien reaktan','jumlah',''))
massareaktan(j,i)=evstr(x_mdialog('massa reaktan','jumlah',''))
BMra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),4)
molreaktan(j,i)=massareaktan(j,i)/BMra(j,i)
konsentrasiawalra(j,i)=molreaktan(j,i)/vol
ACpra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),5)
BCpra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),6)
CCpra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),7)
DCpra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),8)
ECpra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),9)
AHfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),10)
BHfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),11)
CHfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),12)
DHfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),13)
EHfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),14)
AGfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),15)
BGfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),16)
CGfra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),17)
Hf298ra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),18)
Gf298ra(j,i)=Gas(namareaktan(j,i),19)
end
for k=1:2
namaproduk(k,i)=x_choose(namazat,'namaproduk')
koefisienpr(k,i)=evstr(x_mdialog('koefisien produk','jumlah',''))
massaproduk(k,i)=evstr(x_mdialog('massa produk','jumlah',''))

Model dan Komputasi Proses 25


Plug Flow Reactor

konsentrasiawalpr(k,i)=molreaktan(k,i)/vol
BMpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),4)
molproduk(k,i)=massaproduk(k,i)/BMpr(k,i)
ACppr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),5)
BCppr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),6)
CCppr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),7)
DCppr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),8)
ECppr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),9)
AHfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),10)
BHfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),11)
CHfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),12)
DHfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),13)
EHfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),14)
AGfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),15)
BGfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),16)
CGfpr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),17)
Hf298pr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),18)
Gf298pr(k,i)=Gas(namaproduk(k,i),19)
end
lanjutreaksi=x_choose(["yes";"no"],["lanjut reaksi"])
Ea(i)=evstr(x_mdialog('nilai Ea reaksi ke-'+string(i)+'','jumlah',''))
Ar(i)=evstr(x_mdialog('nilai A reaksi ke-'+string(i)+'','jumlah',''))
end
Vol=300
konsentrasi=molreaktan/Vol
getd('F:/kompros/tubes/TUBES')

function [molpembatas, koefpembatas]=pembatas(molreaktan, koefisienra)


rasio=molreaktan./koefisienra
for r=1:i
[a,b]=min(rasio(:,r))
molpembatas(r)=molreaktan(b,r)
koefpembatas(r)=koefisienra(b,r)
end
endfunction

function deltaHr=deltaH(T)
for ra=1:i
for m=1:2

Cpra(m,ra)=((integrate('ACpra(m,ra)+(BCpra(m,ra)*T)+(CCpra(m,ra)*T^2)+(DCpra(m,r
a)*T^3)+(ECpra(m,ra)*T^4)','T',T0,T))/1000)
dHra(m,ra)=Hf298ra(m,ra)+Cpra(m,ra)
end
jumlahHra(ra)=sum(dHra(:,ra))
for n=1:2

Model dan Komputasi Proses 26


Plug Flow Reactor

Cppr(n,ra)=((integrate('ACppr(n,ra)+(BCppr(n,ra)*T)+(CCppr(n,ra)*T^2)+(DCppr(n,ra)*
T^3)+(ECppr(n,ra)*T^4)','T',T0,T))/1000)
dHpr(n,ra)=Hf298pr(n,ra)+Cppr(n,ra)
end
jumlahHpr(ra)=sum(dHpr(:,ra))
deltaHr(ra)=jumlahHpr(ra)-jumlahHra(ra)
end
endfunction

function K=kesetimbangan(T)
deltaHr=deltaH(T)
for ra=1:i
for g=1:2

Gf298r(g,ra)=Gf298ra(g,ra)//AGfra(g,ra)+(BGfra(g,ra)*298)+(CGfra(g,ra)*298^2)
end
for h=1:2

Gf298p(h,ra)=Gf298pr(h,ra)//AGfpr(h,ra)+(BGfpr(h,ra)*298)+(CGfpr(h,ra)*(298^2))
end
jumlahGf298ra(ra)=sum(Gf298r(:,ra))
jumlahGf298pr(ra)=sum(Gf298p(:,ra))
deltaGf298(ra)=jumlahGf298pr(ra)-jumlahGf298ra(ra)
K298(ra)=exp((-deltaGf298(ra))/((R*10^-3)*298))
K(ra)=K298(ra)*exp((-deltaHr(ra)/(R*10^-3))*((1/T)-(1/298)))
end
endfunction

function k=konstantalajureaksi(Ar, Ea)


K=kesetimbangan(T)
n=1
for o=1:i
k(n)=Ar(o)*exp(-Ea(o)/(R*T))
n=n+1
if K(o)>50 then k(n)=0
else k(n)=k(n-1)/K(o)
end
n=n+1
end
endfunction

function FCpTotal=kapasitas(T)
for ra=1:i//looping reaksi
for j=1:2//looping reaktan

Model dan Komputasi Proses 27


Plug Flow Reactor

FCpR(j,i)=(ACpra(j,i)+BCpra(j,i)*T+CCpra(j,i)*T^2+DCpra(j,i)*T^3+ECpra(j,i)*T^4)
end
for k=1:2//looping produk

FCpP(k,i)=(ACppr(j,i)+BCppr(j,i)*T+CCppr(j,i)*T^2+DCppr(j,i)*T^3+ECppr(j,i)*T^4)
end
end
//ngitung FCp di neraca panas
F=[1;2;3;4;5]
FCp(1)=F(1)*FCpR(1,1)
FCp(2)=F(2)*FCpR(2,1)
FCp(3)=F(3)*FCpP(1,1)
FCp(4)=F(4)*FCpP(2,1)
FCp(5)=F(5)*FCpP(1,2)
FCpTotal=sum(FCp)
Endfunction

V0=0
V=0:0.2:10
U=10000
a=13
Ta=100
function dC=Konsentrasi(V, C)
[x,y]=pembatas(molreaktan,koefisienra)
k=konstantalajureaksi(Ar,Ea)
dC(1)=(((1/y(1))*-(k(1)*C(1)*C(2))))/vol
dC(2)=((1/y(1))*-(k(1)*C(1)*C(2))-((1/y(1))*(k(2)*C(3)*C(4))))/vol
dC(3)=((1/y(1))*(k(1)*C(1)*C(2))-((1/y(2))*(k(2)*C(3)*C(4))))/vol
dC(4)=((1/y(2))*(k(1)*C(1)*C(2))+((1/y(2))*(k(2)*C(3)*C(4))))/vol
dC(5)=((1/y(2))*(k(2)*C(3)*C(4)))/vol
deltaHr=deltaH(T)
FCpTotal=kapasitas(T)
dC(6)=((U*a*(Ta-T))-(((-deltaHr(1))*((1/y(1))*-(k(1)*C(1)*C(2))))+((-
deltaHr(2))*((1/y(2))*(k(1)*C(1)*C(2))-(1/y(2))*(k(2)*C(3)*C(4))))))/FCpTotal
endfunction
Ca0=konsentrasiawalra(1,1)
Cb0=konsentrasiawalra(2,1)
Cc0=0;Cd0=0;Cd0=0;Ce0=0
C0=[Ca0;Cb0;Cc0;Cd0;Ce0;T]
C=ode(C0,V0,V,Konsentrasi)
C=C'
V=V'
disp("V0 (L/sekon) CA(mol/L) CB(mol/L) CC(mol/L) CD(mol/L) CE(mol/L) ")
disp([V,C])
clf

Model dan Komputasi Proses 28


Plug Flow Reactor

subplot(1,3,1)
plot2d(V,[C(:,1) C(:,2) C(:,3) C(:,4) C(:,5)])
xtitle("Hubungan volume vs konsentrasi","Volume(L/s)","Konsentrasi(mol/L)")
legend(['Ca';'Cb';'Cc';'Cd';'Ce'])
subplot(1,3,2)
plot2d(V,C(:,6))
xtitle("Hubungan volume vs Suhu","Volume(L/s)","Suhu(K)")
legend(['Suhu(K)'])
subplot(1,3,3)
plot2d(C(:,6),C(:,3))
xtitle("Hubungan Suhu vs Konsentrasi","Konsentrasi(mol/L)","Suhu(K)")
legend(['Konsentrasi(mol/L)'])

//pembuktian neraca massa


massaoutput=(C(1,1)*BMra(1,1)*vol)+(C(1,2)*BMra(2,1)*vol)+(C(1,3)*BMra(1,2)*vol)
*(C(1,4)*BMpr(2,1)*vol)*(C(1,6)*BMpr(1,2)*vol)
massainput=sum(massareaktan)
neracamassa=massainput-massaoutput
if neracamassa<10^-2 then disp('neraca massa terbukti')
else disp('neraca massa tidak terbukti')
end
%error=(abs(neracamassa/massainput))*100
disp(%error,'%error neraca massa =')
//pembutkian neraca panas
panasin=(molreaktan(1,1)*dHra(1,1))+(molreaktan(2,1)*dHra(2,1))
panasout=(C(51,1)*vol*dHra(1,1))+(C(51,2)*vol*dHra(2,1))+(C(51,3)*vol*dHpr(1,1))+(
C(51,4)*vol*dHpr(2,1))+(C(51,5)*vol*dHpr(1,2))
if (panasout-panasin)<10^-2 then disp('neraca panas terbukti')
else disp('neraca panas tidak terbukti')
end

Model dan Komputasi Proses 29


Plug Flow Reactor

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Volume Reaktor Terhadap Nilai Konsentrasi masing-masing Zat Pada
Pembuatan Dichloromethane dari Metil Chloride

Gambar 4.1 Pengaruh Volume Terhadap Konsentrasi

Dari gambar diatas dapat dilihat pengaruh volume terhadap konsentrasi pada
pembuatan dichloromethane dari methyl chloride. Dimana semakin tinggi volume maka
semakin rendah konsentrasi pada reaktannya, sebaliknya pada produk semakin tinggi volume
reaktor maka konsentrasi produk yang dihasilkan akan semakin besar. Pada gambar terlihat
perubahan yang ada sangat kecil. Hal tersebut di sebabkan karena nilai konstanta laju reaksi
(k) yang didapat dari perhitungan menggunakan persamaan Arhenius sangat kecil. Sehingga
ketika nilai k dimasukan kedalam persamaan 4.1 didapat nilai perubahan konsentrasi seiring
dengan bertambahnya volume pun kecil.

Berdasarkan teori semakin tinggi volume maka semakin rendah konsentrasi pada
reaktannya, sebaliknya pada produk semakin tinggi volume reaktor maka konsentrasi produk
yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan sebagai berikut :

Model dan Komputasi Proses 30


Plug Flow Reactor

−𝑟𝐴 = 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵
𝐶𝐴0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0 𝐶𝐵0 (1 − 𝑋𝐴 )𝑇0
−𝑟𝐴 = 𝑘1
(1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇 (1 + 𝜀. 𝑋𝐴 )𝑇
dCA 𝑟𝐴
=
dV 𝑉

d𝐶𝐴 −𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐵 −𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 − 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐶 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 − 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐷 𝑘1 𝐶𝐴 𝐶𝐵 + 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
d𝐶𝐸 𝑘2 𝐶𝐶 𝐶𝐵
=
dV 𝑉
Berdasarkan teori dan persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil dari grafik dan
tabel telah sesuai dengan teori yang ada.

4.2 Pengaruh Volume Reaktor Terhadap Suhu Pada Pembuatan Dichloromethane dari
Methyl Chloride

Gambar 4.2 Pengaruh Volume Terhadap Suhu

Model dan Komputasi Proses 31


Plug Flow Reactor

Dari gambar diatas dapat dilihat pengaruh volume terhadap suhu pada pembuatan
dichloromethane dari methyl chloride. Dimana semakin tinggi volume maka suhu yang ada
didalam reaktor akan semakin rendah.

Menurut teori semakin tinggi volume maka suhu yang ada didalam reaktor akan
semakin rendah. Hal ini dikarenakan reaksi yang digunakan bersifat endotermis dan
adiabatic. Dimana reaksi endotermis adalah reaksi yang menyerap kalor. Sistem menyerap
sejumlah kalor dari lingkungan sekitar, sehingga jika wadah reaksi kita raba, terasa dingin.
Hal ini menunjukkan bahwa kandungan kalor sistem setelah reaksi lebih besar dibanding
sebelum reaksi (Rufiati, 2011).

Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan pada program
scilab 5.5.2 telah sesuai dengan teori yang ada.

4.3 Pengaruh Suhu Reaktor Terhadap Konsentrasi Pada Pembuatan Dichloromethane dari
Methyl Chloride

Gambar 4.3 Pengaruh Volume Terhadap Banyaknya Konversi

Model dan Komputasi Proses 32


Plug Flow Reactor

Dari tabel dan gambar diatas dapat dilihat pengaruh volume terhadap banyaknya
konversi pada pembuatan dichloromethane dari methyl chloride. Dimana semakin tinggi
volume maka konversi yang dihasilkan akan semakin banyak.

Menurut teori semakin rendah konsentrasi yang bereaksi maka konversi yang
dihasilkan akan semakin banyak. Hal ini sesuai dengan persamaan:

(Konsentrasi mula−mula)−(Konsentrasi bereaksi)


Konversi =
Konsentrasi mula−mula

Dari persamaan dapat dilihat bahwa jika konsentrasi yang bereaksi mengalami penururnan
maka konversi yang didapatkan akan semakin banyak.

Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan pada program
scilab 5.5.2 telah sesuai dengan teori yang ada.

4.4 Pembuktian Neraca Massa

Gambar 4.4 Pembuktian Neraca Massa


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa perhitungan neraca massa pada
program scilab 5.5.2 telah terbukti. Dimana didapatkan % error sebesar 0.0012922.
Berdasarkan teori, neraca massa masuk sama dengan neraca massa keluar. Berdasarkan
teori yang ada dapat disimpulkan bahwa pembuktian yang telah dilakukan pada program scilab
5.5.2 telah berhasil atau terbukti. Hal ini dikarenakan nilai % error yang didapatkan dari
pembuktian neraca massa tersebut diperoleh hasil yang sangat kecil, yaitu 0.0012922.

Model dan Komputasi Proses 33


Plug Flow Reactor

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. Semakin tinggi volume maka semakin rendah konsentrasi pada reaktannya, sebaliknya
pada produk semakin tinggi volume reaktor maka konsentrasi produk yang dihasilkan
akan semakin besar.

2. Semakin tinggi volume maka suhu yang ada didalam reaktor akan semakin meningkat.

3. Semakin tinggi volume maka konversi yang dihasilkan akan semakin banyak.

5.2 Saran

1. Sebaiknya dalam perancanga reaktor, volume reactor dibuat berlebih agak tidak terjadi
ledakan akibat volume gas yang lebih besar dari reaktor.

2. Saat proses berlangsung, pastikan ada kalor yang masuk ke dalam proses untuk menjaga
reaksi tetap berlangsung.

3. Saat proses berlangsung, pastikan salah satu reaktan dibuat berlebih agar reaksi mengarah
ke produk

Model dan Komputasi Proses 34


Plug Flow Reactor

DAFTAR PUSTAKA

Endang Widjajanti, AK Prodjosantoso dan Jaslin Ikhsan, 2004. Adsorpsi Kompetitif


Antara Cr(Iii), Cu(Ii) Dan Ni(Ii) Oleh Kitosan. Jurdik Kimia, FMIPA, Universitas Negeri
Yogyakarta
Harsanti, Mining. 2015. Reaksi Ganda. Teknik Reaksi Kimia 3.
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. New York: McGraw-HillComp.

Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1979, Encyclopedia of Chemical Technology, 3rd ed., vol
15-20, The Inter Science Encyclopedia, Inc., New York
Levenspiel, Octave. 1999. Chemical Reaction Engineering, 3rd ed., John Wiley and Sons,
Inc., New York
Mc. Ketta, J.J., 1978 “Encyclopedia of Chemical Processing and Design”, Volume 8,
Marcell Decker. Inc. New York.

Perry, R.H. and Green, D.W., 1997, Perry’s Chemical Engineers’ Handbook,7 th ed.,
McGraw-Hill Book Company, New York
Sanju Nanda dan M.Pharm,, 2008, Reactors and Fundamentals of Reactors Design for
Chemical Reaction. Dept. of Pharmaceutical Sciences. M.D. University. Rohtak – 124001.
Haryana
Smith, J.M., Vannes, H.C., and MM. Abbot. 2001. Introduction to Chemical
Engineering Thermodynamics, 6th ed., McGraw-Hill Book Co., Singapore.
Yaws, 1979, Thermodynamic and Physical Properties Data, Mc Graw Hill Book Co., Singapore

Model dan Komputasi Proses 35


Plug Flow Reactor

Model dan Komputasi Proses 36


Plug Flow Reactor

Model dan Komputasi Proses 37


Plug Flow Reactor

Model dan Komputasi Proses 38


Plug Flow Reactor

Model dan Komputasi Proses 39


Plug Flow Reactor

Model dan Komputasi Proses 40


Plug Flow Reactor

Model dan Komputasi Proses 41


Plug Flow Reactor

Model dan Komputasi Proses 42


Plug Flow Reactor

Model dan Komputasi Proses 43


Plug Flow Reactor

Model dan Komputasi Proses 44


Plug Flow Reactor

Model dan Komputasi Proses 45


Plug Flow Reactor

Model dan Komputasi Proses 46


Plug Flow Reactor

2
Model dan Komputasi Proses
Plug Flow Reactor

LEMBAR ASISTENSI

DIPERIKSA KETERANGAN TANDA


NO TANGGAL TANGAN

Model dan Komputasi Proses 3

Anda mungkin juga menyukai