Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Model dunia nyata memudahkan manusia di dalam studi area aplikasi yang dipilih
dengan cara mereduksi sejumlah kompleksitas yang sebenarnya hadir. Di luar area aplikasi
yang dipilih diasumsikan tidak penting. Walaupun demikian, jika model dunia nyata yang
bersangkuan akan digunakan, model ini harus diimplementasikan di dalam basis data. Dan
dengan model data, implementasi ini menjadi memungkinkan untuk dilaksanakan.

Apa yang dapat dilakukan oleh komputer adalah memanipulasi objek-objek geometri
seperti titik, garis, dan polygon–geometri yang digunakan di dalam model data. Pembawa
informasi di dalam model-model data adalah objek. Objek ini berhubungan dengan entities di
dalam model-model dunia nyata karena itu dianggap sebagai deskripsi fenomena dunia nyata

Pada Komputer, ada dua cara dalam merepresentasikan gambar yaitu dengan bitmap
dan vektor grafik. Disini saya akan membahas mengenai dua hal tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DATA RASTER

Dalam model data raster setiap lokasi direpresentasikan sebagai suatu posisi sel. Sel
ini diorganisasikan dalam bentuk kolom dan baris sel-sel dan biasa disebut sebagai grid.
Dengan kata lain, model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data
spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid.
Setiap piksel atau sel ini memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik.

Setiap baris matrik berisikan sejumlah sel yang memiliki nilai tertentu yang
merepresentasikan suatu fenomena geografik. Nilai yang dikandung oleh suatu sel adalah
angka yang menunjukan data nominal. Akurasi model data ini sangat bergantung pada
resolusi atau ukuran pikselnya di permukaan bumi.

Pada model data raster, matriks atau array diurutkan menurut koordinat kolom (x) dan
barisnya (y). Pada sistem koordinat piksel monitor komputer, titik asal sistem koordinat raster
terletak di sudut kiri atas. Nilai absis (x) akan meningkat ke arah kanan, dan nilai ordinat (y)
akan membesar ke arah bawah – seperti terlihat pada gambar di atas. Walaupun demikian.
sistem koordinat ini sering pula ditransformasikan sehingga titik asal sistem knordinat
rerletak di sudut kiri bawah, makin ke kanan nilai absisnya (x) akan meningkat. dan nilai
ordinatnya (y) makin meningkat jika bergerak ke arah atas.

Entiry spasial raster disimpan di dalam layer yang secara fungsionalitas direlasikan
dengan unsur-unsur petanya. Contoh sumber-sumber entity spasial raster adalah citra satelit,
misalnya NOAA. Spot, Landsad Ikonos, dll. Kemudian citra radar, dan model ketinggian
dijital seperti DTM atau DEM dalam model data raster.

Model raster memberikan informasi spasial apa yang terjadi dimana saja dalam
bentuk gambaran yang digeneralisasi. Dengan model ini, dunia nyata disajikan sebagai
elemen matriks atau sel grid yang homogen. Dengan model data raster, data geografi ditandai
oleb nilai-nilai elemen matriks persegi panjang dari suatu objek. Dengan demikian, secara
konseptual, model data raster merupakan model data spasial yang paling sederhana.
Data raster dapat dikonversi ke sistem koordinat geo-referensi dengan cara
meregistrasi sistem grid raster ke sistem koordinat geo-referensi yang diinginkan. Dengan
demikian setiap sel pada grid memiliki posisi geo-referensi. Dengan adanya sistem
georeferensi, sejumlah set data raster dapat ditata sedemikian sehingga memungkinkan
dilakukan analisis spasial.

2.1.1 Karakteristik Raster

Resolusi suatu data raster akan merujuk pada ukunan permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh setiap piksel. Makin kecil ukuran atau luas permukaan bumi yang
dapat direpresentasikan oleh setiap pikselnya, makin tinggi resolusi spasialnya.

Piksel-piksel di dalam zone atau area yang sejenis memiliki nilai (isi piksel atau ID
number) yang sama.

Pada umumnya, lokasi di dalam model data raster, diidentifikasi dengan


menggunakan pasangan koordinat kolom dan baris (x,y).

Nilai yang merepresentasikan suatu piksel dapat dihasilkan dengan cara sampling
yang berlainan:

- Nilai suatu piksel merupakan nilai rata-rata sampling untuk wilayah yang
direpresentasikannya.
- Nilai suatu piksel adatah nilai sampling yang berposisi di pusat (atau di tengah) piksel
yang bersangkutan.
- Nilai suatu pikset adatah nilai sample yang tertetak di sudut-sudut grid.

2.2 DATA VEKTOR

Model data vektor adalah yang dapat menampilkan, menempatkan, dan menyimpan
data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis atau kirva dan polygon beserta atribut-
atributnya (Prahasta, 2001). Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini, di dalam
sistem model data vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,
y).Pada model data vektor, unsur geografik disajikan secara digital seperti bentuk
visualisasi/penyajian dalam petahardcopy.
Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan :

1. Titik-titik.

Entity titik meliputi semua objek grafis atau geografis yang dikaitkan dengan
koordinat. Di samping koordinat-koordinat, data atau informasi yang diasosiasikan
dengan ‘titik’ tersebut juga harus disimpan untuk menunjukkan jenis titik yang
bersangkutan.

2. Garis-garis atau kurva.

Entity garis dapat didefinisikan sebagai semua unsur-unsur linier yang dibangun
dengan menggunakan segmen-segmen garis lurus yang dibentuk oleh dua titik koordinat
atau lebih.

3. Poligon/luasan beserta atribut-atributnya.

Cara yang paling sederhana untuk merepresentasikan suatu poligon adalah


pengembangan dari cara yang digunakan untuk merepresentasikan arc yang sederhana
yaitu merepresentasikan setiap poligon sebagai sekumpulan koordinat (x,y) yang
membentuk segmen garis, dimana mempunyai titik awal dan titik akhir segmen garis
yang sama (memiliki nilai koordinat yang sama).

Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem model data vektor,
didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Di dalam model data spasial
vektor, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang dihubungkan.
Sedangkan luasan atau poligon juga disimpan sebagai sekumpulan list titik-titik, tetapi
dengan catatan bahwa titik awal dan titik akhir poligon memiliki nilai koordinat yang sama
dengan syarat poligon tersebur tertutup.

Representasi vektor suatu objek merupakan suatu usaha di dalam menyajikan objek
yang bersangkutan sesempurna mungkin. Untuk itu, ruang atau dimensi koordinat
diasumsikan bersifat kontinyu yang memungkinkan semua posisi, panjang dan dimensi
didefinisikan dengan presisi.
2.2.1 Karakteristik Vektor

Dalam model data vektor :

- Titik distrukturisasi dan disimpan (direcord) sebagai satu pasang koordinat (x,y).
- Garis distrukturisasi dan disimpan sebagai suatu susunan pasangan koordinat (x,y)
yang berurutan.
- Luasan distrukturisasikan dan disimpan sebagai suatu susunan pasangan koordinat
(x,y) yang berurutan yang menyatakan segmen-segmen garis yang menutup menjadi
suatu poligon.

2.3 Perbandingan Data Raster dan Data Vektor

2.3.1 Model Data Raster

No Kelebihan Kelemahan

Secara umum, mernenlukan ruang atau tempat


penyimpanan (disk) yang besar di komputer. Banyak
1 Memiliki struktur data yang sederhana.
terjadi redudancy data baik untuk setiap layer-nya maupun
secara keseluruhan.

Mudah dimanipulasi dengan menggunakan fungsi-fungsi Penggunaan ukunan grid yang lebih besar untuk
2 matematis sederhana (karena strukturnya sederhana seperti menghemat ruang penyimpana akan rnenyebabkan
matrik bilangan biasa) kehilangan informasi dan ketelitian.

Teknologi yang digunakan cukup murah dan tidak begitu Sebuah citra raster hanya mengandung satu tematik saja
3 kompleks sehingga pendapat membuat sendiri program — sulit digabungkan dengan atribut atnibut tainnya dalam
aplikasi yang menggunakan citra raster. satu layer.

Compatible dengan citra-citra satelit pengindraan jauh dan Tampilan atau representasi, dan akurasi posisinya sangat
4
semua image hasil scanning data spasial. bergantung pada ukuran pikselnya

Sering mengalami kesalahan dalam menggambarkan


Overlay dan kombinasi data spasial raster dengan data bentuk dan ganis-garis batas-batas suatu objek sangat
5
inderaja mudah dilakukan. bergantung pada resolusi spasialnya dan toleransi yang
diberikan.

Memiliki kemampuan-kemampuan pemodelan dan analisis Transformasi koordinat dan pro yeksi lebih sulit
6
spasial tingkat lanjut. dilakukan.

7 Metode untuk mendapatkan citra raster Iebih mudah (baik Sangat sulit untuk merepresentasikan hubungan topologi
melalui scanning dengan scanner segala ukuran yang sudah
beredar luas, maupun dengan menggunakan citra satelit (juga network).
atau konversi dan format

Gambaran permukaan bumi dalam bentuk citra raster yang Metode untuk mendapatkan format data vektor melalui
8
didapat dan radar atau satelit pengindraan jauh proses yang lama, cukup melelahkan dan relatif mahal.

Prosedur untuk mempenoleh data dalam bentuk raster lebih


9
mudah, sederhana, dan murah.

Harga system perangkat lunak aplikasinya cenderung lebih


10
murah

Dan lain-lain.

2.3.2 Model Data Vektor

No Kelebihan Kelemahan

Memerlukan ruang tempat penympanan yang lebih


1 Memiliki struktur data yang kompleks
sedikit di computer.

Satu layer dapat dikaitkan dengan atau mengandung


2 banyak atribut sehingga dapat rnenghernat ruang Datanya tidak mudah dimanipulasi.
penyimpanan secara keseluruhan.

Pengguna tidak mudah berkreasi untuk mernbuat programnya


Dengan banyak atribut yang dapat dikandung oleh sendiri untuk memenuhi kebutuhan aplikasinya. Hal ini disebabkan
3 satu layer, banyak peta tematik lain yang dapat oleh struktur data vektor yang lebih kompleks dan prosedur-
dihasiikan sebagai peta turunannya. prosedur fungsi dan analisisnya memerlukan kemampuan yang
tinggi karena lebih sulit dan rumit.

Hubungan topologi dan network dapat dilakukan Pengguna harus mernbeli sistem perangkat lunaknya karena
4
dengan mudah. teknologinya masih mahal. Prosedurnya pun terkadang lebih sulit

5 Memiliki resolusi spasial yang tinggi. Tidak compatible dengan data citra satelit pengindraan jauh.

Representasi grafis data spasialnya sangat mirip


6 Memerlukan perangkat lunak dan perangkat keras yang lebih mahal
dengan peta garis buatan tangan manusia.

Memiliki batas-batas yang teliti, tegas dan jelas


Overlay beberapa layer vektor secara simultan memerlukan waktu
7 sehingga sangat baik untuk pembuatan pela-peta
yang relatif lama.
administrasi dan persil tanah milik.

8 Transformasi koordinat dan proyeksi tidak sulit


dilakukan.

Dan lain-lain

2.4 Data Spasial

Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi obyek di bumi.
Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan proyeksi
seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut berupa fenomena alamiah dan
buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan
representasi dari obyek di muka bumi.

Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan obyek-obyek yang


ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi obyek diatas muka bumi (diudara)
dan dibawah permukaan bumi. Data spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster.
Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Model
data Raster menampilkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks
atau piksel – piksel yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini
menyesuaikan dengan peruntukan dan kebutuhannya.

Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung dengan model
datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial memanfaatkan pemodelan SIG
yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan data
spasial seperti overlay, clip, intersect, buffer, query, union, merge yang mana dapat dipilih
ataupun dikombinasikan.Pemrosesan data spasial seperti dapat dilakukan dengan teknik yang
disebut dengan geoprocessing (ESRI, 2002), pemrosesan tersebut antara lain:
a. overlay adalah merupakan perpaduan dua layer data spasial,
b. clip adalah perpotongan suatu area berdasar area lain sebagai referensi,
c. intersection adalah perpotongan dua area yang memiliki kesamaan karakteristik dan
kriteria,
d. buffer adalah menambahkan area di sekitar obyek spasial tertentu,
e. query adalah seleksi data berdasar pada kriteria tertentu,
f. union adalah penggabungan / kombinasi dua area spasial beserta atributnya yang berbeda
menjadi satu,
g. merge adalah penggabungan dua data berbeda terhadap feature spasial,
h. dissolve adalah menggabungkan beberapa nilai berbeda berdasar pada atribut
tertentu.Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung dengan model
datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial memanfaatkan pemodelan SIG
yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan data
spasial seperti overlay, clip, intersect, buffer, query, union, dan merge.

2.5 Data Non-spasial

Data Non Spasial (Atribut)adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi
informasi-informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk
data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.
BAB III

PENUTUP

Dari penjelasan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa data vektor, raster, spasial
dan non spasial masing-masing memiliki fungsi tersendiri, dimana setiap data tersebut saling
melengkapi untuk membuat peta berbasis Sistem Informasi Geografis.

Kemampuan SIG ini juga adalah sekumpulan komponen yang dilakukan secara
manual atau berbasis komputer yang merupakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk
keperluan store dan pemanipulasian data bereferensi geografis. Isi aktifitas pada bidang SIG
merupakan integrasi dari beragam bidang keilmuan yang didasarkan pada peruntukan
aktifitas SIG tersebut dilakukan. Implementasi dari pelaksanaan kegiatan tersebut tidak selalu
mengacu pada penyertaan komputer sebagai salah satu elemen pada sistem informasi.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, semoga makalah ini dapat membantu
memberikan informasi tentang data raster, vektor, spasial, dan non-spasial serta
karakteristiknya masing-masing

Anda mungkin juga menyukai