0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas prosedur survei dan pemetaan tanah tingkat semidetail skala 1:50.000 untuk menghasilkan peta tanah dan basisdata karakteristik lahan. Tahapannya meliputi persiapan studi pustaka, pengadaan data pendukung, interpretasi satuan lahan, dan survei lapangan untuk verifikasi hasil interpretasi.
Dokumen tersebut membahas prosedur survei dan pemetaan tanah tingkat semidetail skala 1:50.000 untuk menghasilkan peta tanah dan basisdata karakteristik lahan. Tahapannya meliputi persiapan studi pustaka, pengadaan data pendukung, interpretasi satuan lahan, dan survei lapangan untuk verifikasi hasil interpretasi.
Dokumen tersebut membahas prosedur survei dan pemetaan tanah tingkat semidetail skala 1:50.000 untuk menghasilkan peta tanah dan basisdata karakteristik lahan. Tahapannya meliputi persiapan studi pustaka, pengadaan data pendukung, interpretasi satuan lahan, dan survei lapangan untuk verifikasi hasil interpretasi.
Tingkat semidetail skala1: 50.000 Peta tanah sebagai Informasi Geospasial Tematik (TIT) dikembangkan berdasarkan hasil penelitian dan pemetaan tanah (survey dan pemetaan tanah), yaitu kegiatan penelitian laboratorium dan lapangan untuk mengidentifikasi, mengkarakterisasi dan menilai potensi sumberdaya lahan / tanah dan fisik lingkungan di kawasan tersebut. Yang didukung oleh data dari analisis laboratorium. Buku Pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan survei dan pemetaan tanah, yang mencakup: 1. menyusun Peta Tanah Tingkat Semi Detail Skala 1:50.000 berbasis wilayah kabupaten/kota dan 2. Menyusun basisdata karakteristik lahan/tanah (spasial dan tabular) berbasis kabupaten/kota, yang terdiri atas data spasial (format shape file = shp), data titik pengamatan, data morfologi tanah, fisik-kimia dan mineral fraksi pasir total. Survei lokasi adalah kegiatan melakukan inventarisasi sumber daya tanah di suatu wilayah tertentu. Survei tanah juga disebut sebagai survei tanah lapangan yang mengklasifikasikan atau mengelompokkan tanah menurut klasifikasi tanah tertentu dan menggambarkan distribusinya dalam bentuk peta. Survei tanah ada beberapa macam, tergantung dari maksud dan tujuannya. Di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Kementerian Pertanian, survei tanah dibedakan menjadi: 1. survei tanah eskplorasi (skala kurang dari 1:500.000), 2. survei tanah tinjau (skala 1:250.000), 3. survei tanah semi detail (skala 1:50.000), 4. survei tanah detail, skala 1:10.000 – 1:25.000, 5. Dan masih ada lagi yang lebih besar skalanya. Setiap level survei tanah memiliki prosedur yang berbeda untuk melakukan survei, sehingga produk peta tanah yang dihasilkan juga berbeda-beda, semakin besar skala peta tersebut maka semakin detail data dan informasi yang diwakili. Peta tanah adalah peta yang menggambarkan persebaran jenis-jenis tanah di suatu daerah. Terdapat legenda pada peta lahan yang menggambarkan secara singkat satuan lahan dan faktor lingkungan pada setiap satuan peta lahan. Biasanya peta lahan Akan disertai dengan laporan yang berisi deskripsi jenis tanah yang lebih lengkap.
Jenis peta tanah dan satuan peta tanah di Indonesia
Jenis Peta Tanah Skala Satuan Peta
Seri dan fase (lereng, tekstur Super Detail ≥1:5.000 lapisan atas) Famili/Seri dan fase (lereng, Detail 1:5.000-1:10.000 tekstur lapisan atas) Subgrup, bentuk wilayah Semi Detail 1:25.000 – 1:50.000 (fase), landform dan bahan induk Subgrup, bentuk wilayah, Tinjau Mendalam <1:50.000 – 1:100.000 fisiografi, bahan induk Great grup, bentuk wilayah, Tinjau 1:100.000 – 1:500.000 fisiografi, bahan induk Ordo (jenis tanah), bentuk Eksplorasi 1:1.000.000 – 1:2.500.000 wilayah, bahan induk Bagan ≤1:2.500.000 Ordo (jenis tanah)
Prosedur dan tahapan survei pemetaan tanah
1. persiapan survey a. Studi pustaka Untuk menggali dan mempelajari keadaan daerah yang Akan disurvei dan dipetakan secara menyeluruh dan mendapatkan gambaran kadaan bentang lahan sehingga memudahkan pelaksanaan survey di lapangan. b. Peta pengadaan dan data pendukung Peta-peta dan data dukung yang diperlukan untuk menyusun peta satuan lahan adalah: Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1:50.000 atau 1:25.000 yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) yang berupa data digital dan/atau hard copy; Peta RBI ini digunakan untuk membantu kegiatan survei dan pemetaan di lapangan, karena menyajikan informasi jaringan jalan, Nama tempat, elevasi, liputan lahan (land cover), pemukiman, dll. Peta DEM (Digital Elevation Model) resolusi 30 m dari Shutle Radar Topographic Mapping (SRTM), peta kontur digital topografi, atau dari sumber lainnya; Data DEM digunakan untuk membantu analisis dan delineasi satuan lahan (landform, litologi, bentuk wilayah/lereng, pola drainase dls). Citra penginderaan jauh/satelit, seperti citra Landsat, ALOS, dan SPOT. Data citra satelit diperlukan untuk membantu dalam analisis landform/satuan lahan pada wilayah datar, seperti dataran aluvial dan marin, yang sulit dibatasi dari data DEM. Selain itu, citra landsat TM digunakan untuk analisis penggunaan lahan (existing landuse), terutama delineasi daerah- daerah yang sudah terbangun. Peta geologi digital atau print out skala 1:100.000 - 1:250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Geologi Bandung; Informasi geologi diperlukan untuk menduga jenis batuan induk (litologi) yang mungkin dijumpai di lapangan, karena bahan induk/litologi menjadi salah satu komponen/faktor pembentuk tanah serta salah satu parameter yang digunakan dalam analisis satuan lahan. Data/peta warisan tanah (legacy soil data), yaitu data dan peta-peta hasil survei dan pemetaan tanah terdahulu; Peta tanah hasil-hasil survei dan pemetaan tanah terdahulu (legacy soil data) di wilayah yang Akan dipetakan perlu dihimpun dan dipelajari untuk dijadikan acuan dalam analisis satuan lahan dan tanah Data dukung lain (a.l. data iklim dan hidrologi, penggunaan lahan dan penutupan vegetasi, BPS dalam angka tingkat kabupaten). Data dukung lain yang diperlukan adalah data iklim terutama curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan evapotranspirasi rata-rata bulanan selama 5-10 tahun terakhir. 2. Penyediaan Peralatan dan Survei Lapangan Peralatan lapangan yang harus disediakan untuk pelaksanaan kegiatan survei dan pemetaan tanah adalah: Bor tanah mineral tipe Belgia (panjang 1,2 m); Bor tanah gambut tipe Eijkelkamp (panjang setiap batang 1 m); GPS (Geographical Positioning System) untuk menentukan posisi koordinat di lapangan; Buku Munsell Soil Color Chart; Dll 3. Interpretasi Satuan Lahan Interpretasi satuan lahan untuk menyusun Peta Satuan Lahan hasil Interpretasi. Satuan lahan merupakan sebidang lahan atau wilayah yang mempunyai kesamaan atau kemiripan unsur-unsur lahan. Unsur-unsur lahan tersebut terdiri dari: (a) Landform, Delineasi satuan landform dilakukan dari data DEM yang di-overlay-kan dengan data citra landsat, peta kontur/RBI, dan peta geologi. Secara makro Grup Landform dibedakan atas Grup Aluvial (A), Marin (M), Fluvio-Marin (B), Gambut (G), Karst (K), Tektonik (T), Volkanik (V) dan Aneka (X). Selanjutnya grup landform dibedakan menjadi sublandform. Grup landform diberi simbol berupa huruf besar, sedangkan sub-landform diberi simbol berupa angka Arab dibelakang huruf besar (b) Bahan Induk/litologi; dan Informasi dan delineasi jenis litologi atau batuan induk diperoleh dari peta geologi dengan teknik tumpang tepat (overlay) dengan data DEM dan citra satelit/landsat serta peta RBI. Hasil interpretasi litologi harus dicek (diverifikasi) kebenaran disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Pengelompokan jenis bahan induk/ litologi untuk penyusunan Peta Tanah Analisis. (c) Bentuk wilayah dan lereng Hasil interpretasi litologi harus dicek (diverifikasi) kebenaran disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Pengelompokan jenis bahan induk/ litologi untuk penyusunan Peta Tanah Analisis
Tahap Survei Lapangan
1. Survei pendahuluan Survei pendahuluan dilakukan oleh Pimpinan/Koordinator dan anggota Tim untuk konsultasi dengan Pemerintah Daerah setempat yang relevan berkaitan dengan kondisi sumberdaya lahan pertanian, pengumpulan data dukung yang relevan 2. Survei Utama Survei utama dilakukan oleh Tim survei dan pemetaan tanah dengan tugas melaksanakan seluruh kegiatan survei dan pemetaan tanah, yang meliputi: • Pengecekan dan perbaikan Peta Satuan Lahan hasil interpretasi; Untuk pengujian batas (delineasi) satuan lahan dan penamaannya, apakah sudah sesuai dengan kondisi di lapangan, yang berkaitan dengan unsur landform, bahan induk, dan bentuk wilayah/lereng, serta informasi lainnya, seperti penggunaan lahan dan vegetasi. • Pengamatan sifat-sifat tanah dan sebarannya di lapangan; Pengamatan tanah dilakukan dengan Cara: (a) Pemboran tanah, (b) Penggalian lubang minipit, dan (c) Pembuatan profil tanah. • Penetapan klasifikasi tanah Klasifikasi tanah menggunakan sistem Klasifikasi Tanah Nasional (Subardja et al., 2014) sampai Macam Tanah, dan diberikan padanannya menurut sistem Taksonomi Tanah (Soil Survey Staff, 2014) sampai tingkat subgrup • Entri data hasil pengamatan lapang dan penyusunan basisdata tanah; Melakukan koreksi atau edit data hasil pengamatan lapang dientri kembali dalam dalam sistem bais data. Output dari entri data tersebut berupa uraian morfologi tanah. Data morfologi tanah tersebut selanjutnya Akan dikoreksi dengan data analisis contoh tanah di laboratorium, sehingga data menjadi clean. • Penyusunan Peta Pengamatan Lapang Semua titik pengamatan tanah di lapangan diplotkan dalam peta satuan lahan hasil interpretasi. Peta pengamatan lapang digunakan untuk menyusun Peta Tanah (sementara). • Penyusunan Peta Tanah Lapang Peta tanah (sementara) disusun berdasarkan hasil pengamatan satuan lahan dan tanah yang diperoleh dari hasil pemboran, minipit dan profil. Peta tanah perlu dilengkapi dengan legenda peta.
Tahap Pengolahan Data
1. Analisis Contoh Tanah Jenis analisis contoh tanah terdiri atas analisis kimia standar dan khusus/tambahan, yang disesuaikan dengan kebutuhan. (a) Analisis standar meliputi: Tekstur 3 fraksi (pasir, debu dan liat) dengan metoda pipet; pH (H2O dan KCl) rasio 1:2,5; C organik (Walkley and Black); Dll (b) Analisis tambahan Jenis analisis contoh tanah tambahan diperlukan untuk mendukung dalam klasifikasi jenis-jenis tanah. Misalnya, untuk menentukan suatu tanah dapat diklasifikasikan kedalam tanah Andosol (Andisols) perlu analisis tambahan pH NaF, Kadar Al, Fe dan Si (ekstraksi asam oksalat), retensi P, dan mineral pasir. Untuk tanah Mediteran (Alfisols) perlu analisis KTK BaCl2-TEA pH 8, 2. 2. Penyusunan Peta Tanah Peta tanah dan legenda peta yang sudah disusun berdasarkan hasil pengamatan lapangan perlu diperbaiki dan disempurnakan, yang berkaitan dengan penetapan klasifikasi tanah berdasarkan hasil analisis laboratorium, perbaikan ketepatan delineasi batas dan satuan peta tanah serta kesesuaian penamaan landform dengan kondis aktual di lapangan. Peta tanah ini merupakan peta hasil perbaikan peta tanah lapang. 3. Penyusunan Basis Data Basis data tanah terdiri atas 3 macam, yaitu: a. Data hasil pengamatan tanah di lapangan yang berupa site (titik pengamatan) dan data morfologi tanah. b. Data hasil analisis tanah di laboratorium. Sebelum disimpan, data tersebut perlu diolah dan dilengkapi dengan ketebalan horizon tanah (cm) dan sifat-sifat tanah yang dihitung dari data laboratorium tersebut, seperti KTK-liat, KTK-efektif, kelas tekstur, nilai ESP atau SAR, dsb. c. Semua data spasial dan tabular berupa peta titik pengamatan tanah dan peta tanah yang sudah di layout. Naskah laporan dan lampirannya dibuat copy file dalam CD atau external hard-disk sebagai back-up data. 4. Pencetakan Peta dan Laporan Peta tanah dan peta pengamatan tanah diintegrasikan (di-overlay) dengan “templete format dan lay out peta” termasuk overlay dengan peta (RBI) skala 1:50.000 dan batas wilayah kabupaten. Templete format dan layout peta mengacu standard peta Nasional dari Badan Informasi Geospasial (BIG). Desain layout dan format peta yang Akan dicetak ini dilengkapi dengan judul, legenda peta, peta indeks lokasi bersangkutan, koordinat geografis/UTM, institusi pelaksana dan institusi penerbit peta. Laporan hasil pemetan tanah disajikan dalam bentuk naskah dan lampiran peta- peta. Naskah laporan akhir (final) hasil pemetaan tanah dibuat seringkas mungkin, tetapi padat dan informatif. Laporan terdiri atas: a. naskah/narasi, b. lampiran uraian morfologi dan data analisis contoh tanah, c. lampiran peta-peta, dan d. Backup file dalam CD. Tahap Pengelolaan Dan Pemutakhiran Data Dan Informasi Sesuai dengan data dan standar klasifikasi tanah dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), melalui pemutakhiran data dan informasi sumber daya tanah / tanah secara terus menerus, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peta tanah semi detail dengan rasio 1: 50.000 terus diedit dan ditetapkan. Database. Peta dan data yang ada merupakan sumber informasi aktual dan terkini untuk mendukung pemetaan dan inventarisasi sumberdaya lahan / lahan, swasembada pangan dan pengembangan kawasan pertanian. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perlu dilakukan pembaharuan peta tanah semi detail dengan perbandingan 1: 50.000 termasuk input data secara berkala sesuai kebutuhan.