Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi lahan merupakan proses untuk menduga potensi suatu tanah untuk
berbagai penggunaan. Dalam evaluasi lahan digambarkan dalam bentuk peta
sebagai dasar untuk perencanaan tata guna lahan yang rasional sehingga tanah
dapat digunakan secara optimal. Untuk dapat melakukan perencanaan secara
menyeluruh, salah satu masukan yang diperlukan adalah tersedianya informasi
aktual mengenai faktor fisik lingkungan yang meliputi sifat-sifat dan potensial
lahan. Keterangan tersebut dapat diperoleh antara lain melalui kegiatan survai
tanah yang diikuti analisa laboratorium dan evaluasi sumberdaya lahan.
Menurut Siswomartono (1989) survey tanah merupakan istilah umum untuk
penyelidikan tanah sistematik dilapangan di laboratorium deskripsi klasifikasi
pemetaan jenis tanah penafsiran (interpretasi) tanah menurut kesesuaian tanah
bagi tanaman rumput pohon serta perilaku tanah dibawah pemakaian atau
perlakuan untuk produktivitas dalam pengelolaan yang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang menunjang adalah data-data mengenai sifat fisik kimia
dan biologi tanah termasuk bentuk wilayah iklim dan lain-lain secara keseluruhan
baik sampai sangat baik. Faktor-faktor penghambat seperti sifat-sifat fisik kimia
dan biologi tanah yang jelek keadaan iklim yang tidak sesuai dengan bentuk
wilayah berlereng dan berbukit-bukit sering terjadi genangan air serta salinitas yg
tinggi.
Dengan melihat dan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan survey tanah dalam pengembangan wilayah, maka penulis sagat
tertarik untuk mencari tahu seberpa besar pengaruh yang di timbulkan
pelaksanaan survai tanah terhadap pengembangan wilayah.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Identifikasi
1.2.2 Bagaimana pelaksanaan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Survey Utama
2.1.1 Mengadakan Pengamatan Lapangan
2.1.2 Pengamatan Pada Daerah Kunci
2.1.3 Pengambilan Contoh Tanah
2.1.4 Pembuatan Peta Tanah Sementara
2.2 Cara Pengamatan Dalam Suatu Survey
2.3 Pelaksanaan Survey Pada Berbagai Skala Survey Tanah
2.3.1 Survey Tanah Tingkat Tinjau
2.3.2 Survey Tanah Tingkat Semi Detail
2.3.3 Survey Tanah Tingkat Detail
2.4 Analisis Laboratorium Contoh Tanah, Pembuatan Peta dan Pelaporan

Pengamatan pada daerah kunci (key-area)


Daerah kunci atau daerah pewakil merupakan daerah terpilih dalam suatu
daerah survei yang di dalamnya secara berdekatan, terdapat sebanyak mungkin
satuan peta yang ada di seluruh daerah survei tersebut.
Daerah kunci berfungsi untuk:
1. Mempelajari tanah secara lebih detail dari peta final
2. Membuat definisi satuan peta dengan jalan menyusun legenda peta
sementara
3. Membuat korelasi antara satuan peta tanah dengan citra foto

4. Mengumpulkan data sumber daya lahan seperti data pola tanam,


penggunaan lahan, produksi tanaman, dosis pupuk dan lain-lain secara
lebih lengkap
Beberapa persyaratan untuk daerah kunci adalah:
1. harus dapat mewakili sebanyak mungkin satuan peta yang ada di daerah survei
2. harus dibuat pada daerah dimana hubungan antara tanah degan kenampakan
bentang alam atau landform dapat dipelajari dengan mudah.
3. daerah kunci tidak boleh terlalu kecil. (untuk survei taah skala semi detail,
sekitar 10-30% dan skala tinjau kurang lebih 5-20% dari luas total).
4. harus mudah diakses atau tidak sulit dikunjungi.
Transek juga merupakan daerah kunci sederhana dalam bentuk jalur atau rintisan
yang mencakup sebanyak mungkin satuan peta atau satuan wujud lahan. Transek
tidak boleh sejajar dengan batas wujud lahan.
Dalam setiap survei tanah, umumnya selalu diperlukan bantuan daerah kunci,
kecuali:
1. daerah survei relatif sempit
2. jika bentang alamnya telah diketahui dengan baik
3. jika seluruh daerah harus didatangi secara intensif (misalnya untuk survei
irigasi)
4. pada survei skala kecil, dimana delineasi wujud lahan nya sangat mudah

Analisis laboratorium contoh tanah, pembuatan peta, dan pelaporan

Contoh tanah yang telah diambil sebelum dianalisis di laboratorium perlu


diperlakukan secara khusus seperti diuraikan dalam berbagai panduan (sudjadi et
al, 1971; Staf Jurusan Tanah FP Unibraw (1989), USDA-NCRS (1996).
Analisis kesuburan tanah meliputi tekstur, Ph, bahan organik, nitrogen, fosfat,
kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB), Al- dan H-ditukar dan besi
bebas. Beberapa analisis khusus seperti kandungan unsur mikro dan lain-lain
kadang-kadang diperlukan, tergantung tujuan survey.
Analisis fisika tanah terdiri atas tekstur, bobot isi, nilai Pf, permeabilitas, indeks
plastisitas serta nilai COLE.
Analisis susunan mineralogi tanah meliputi mineral fraksi pasir (menggunakan
mikroskop polarisasi) dan analisis mineral liat/debu (menggunakan alat
difraktometer sinar-X). Analisis ini diperlukan untuk menunjang penetapan bahan
induk tanah, klasifikasi tanah, kesuburan tanah serta untuk evaluasi lahan.

BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai