LAHAN
TIK. Setelah mengikuti kuliah bab ini diharapakan dapat menjelaskan lahan sebagai sumberdaya; survei, satuan lahan, kualitas/karaktersitik lahan, seleksi kualitas lahan dan faktor diagnostik
5.1. Pengantar
Lahan (Land) : Lingkungan fisik, iklim, relief, tanah, hidrologi, vegetasi; termasuk juga Kegiatan manusia (pengelolaan). Satuan pemetaan lahan (land mapping unit --LMU); SPL, SPT :
Areal
yang sempit dan terpetakan dengan sifatsifat spesifik. Homogenitas dan variabilitas internal bervariasi
iii. Survei Detil (tangkat 2) : Ini dipakai untuk perencanaan implementasi dan untuk survei beberapa tingkat desa, meliputi layout dan rekomendasi pengelolaan, skala 1 : 10.000 sampai 1 : 25.000. Seri tanah sebagai unit pemetaan utama. iv. Survei Intensive (tingkat 1) : Seperti survei skala 1 : 5.000 atau lebih besar adalah yang dapat dibenarkan untuk manajemen detil pada tingkatan tinggi pemakaian input dan produksi.
Tingkatkan Intensitas; ada 4 tingkat intensitas : Tinjau --Semi detil Detil --proyek Intensif --dan output inventarisasi sdl --- lebih sfesifik desain teknis pemberian input
Skala 1 cm =
1: 2000000
1: 1000000
1:50000
1:250000
1:100000
1: 50000
1:25000
1:10000
1:5000
20 km Luas Terkecil yang Dapat Digambarkan di Peta (ha) Young (1976) Nama Survei: Young (1976) FAO 1972 Tujuan Survei: Young (1976)
10 km
5 km
2,5km
1km
500m
250m
100m
50m
10.000
2.500
625
156
25
6.25
1.56
0.25
0.06
Inventarisasi SDL Kelayakan Proyek Studi Kelayakan Survey Pengembangan Survei Pengelolaan
Prinsip : Pendekatan sistem lahan --- survei terpadu (semua faktor fisik lingkungan harus dipetakan secara simultan). Dasarnya : Interpretasi Foto Udara (IFU) : Pola berulang dari topografi, tanah, dan vegetasi sebagai satuan individu sistem lahan. Konsepnya : Faktor-faktor lingkungan; topografi, tanah, vegetasi, geologi, geomorfologi, dan iklim saling berhubungan dan menunjuk-kan pola yang jelas dalam foto udara. Definisi : Lokasi (site) adalah bagian permukaan lahan yang untuk semua. Keperluan praktis
Satuan lahan (land unit) : kelompok dari lokasi yang berhubungan dan mempunyai bentuk tertentu di dalam sistem lahan dan seluruh satuan lahan yang sama yang tersebar akan mempunyai asosiasi lokasi yang sama pula. Sistem lahan (land system) : merupakan area yang mempunyai pola yang sama berulang dari topografi, tanah, dan vegetasi. Keuntungan sistem lahan : cepat, relatif murah dan merupa-kan integrasi berbagai faktor lingkungan.
Biasanya praktek dalam evaluasi untuk pertanian lahan kering menggunakan 2 jenis satuan lahan yang berbeda tingkatan. Zona agroklimat digunakan untuk seleksi utama persyatatan tanaman. Bagian utama evaluasi lahan adalah dasar satuan lahan lebih detil, dari beberapa kombinasi landform dan tanah. Tujuan dasar dari definisi satuan lahan adalah agar jarak mereka menjadi penghubung secara maksimum pada gambaran lahan yang digunakan untuk evaluasi. Guidelines berikut akan diikuti
i. Satuan lahan akan menjadi sama kehomogenannya; ii. Pengelompokan mempunyai nilai penggunaan dalam hubungan untuk diajukan sebagai penggunaan lahan; iii. Itu akan memungkinkan dalam pemetaan untuk satuan tetap; iv. Satuan lahan menjadi definisi yang sederhana, menjadi dasar pada kepemilikan yang kelihatan lebih mudah di lapangan dengan menggunakan teknik penginderaan jauh. Aktivitas evaluasi tidak menjadi terpenggal pada pemetaan yang sering dikelabui; dan v. Satuan lahan menjadi definisi menurut
Tata Kerja Analisis Visual Foto Udara (FU) Dalam Evaluasi Lahan
Sistem Kalsifikasi ITC. Desaunnetis dll
9 unsur Interpretasi
Indentifikasi Satuan Land Unit, Pengelompokkan, peta Delinisi, dan Notasi
F.U Pancromatic
Pengamatan Lapang
Data Penunjang: -Peta Tofografi -Peta Geologi -Peta Jenis Tanah -Laporan
Satuan Lahan
Contoh Tanah
Analisis laboratorium
Crop Requirements
Sistem Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Bandingkan (matching) Kelas Kesesuaian Lahan Kelas Produksi dan Preferensi Petani
Pembahsan
One/Few Sample Field / Site Extrapolation/ Interpolation Saveral Sample Land Unit/ Extrapolation/ Interpolation Soil Series Strata Of Group Sample Land Catena Extrapolation/ Interpolation Strata Of Strata Of Group Sample Extrapolation/ Interpolation Complex Sampling Design Land Facet
One Or More Conpound Farm With Nany Land Use Lut One Or More Major Land Use Farm With Nany Type Lut
Land Element
Kelemahan utama pemakaian kualitas lahan adalah keruwetan, mereka agak kesulitan merubah karakteristik lahan menjadi kualitas lahan atau menseleksi karakteristik lahan secara mendasar untuk evaluasi. Keuntungan menggunakan karakteristik lahan, prosedur evaluasinnya lebih mudah dan langsung dapat diaplikasikan, memungkinkan sebuah perbandingan secara langsung antara karakteristik lahan yang diamati dengan rating evaluasi. Kerugiannya, jumlah karakteristik lahan sangat banyak, faktanya itu sering tidak jelas apa dampak terhadap tanaman hasil dari karakteristik lahan yang betul-betul dipertimbangkan untuk hasil yang baik atau tidak, dan sering gagal dalam interaksinya dengan karakteristik lainnya.
1 14.
Hama dan penyakit Kemudahan pengolahan tanah Potensi mekanisasi Persiapan dan pembersihan lahan
Penyimpanan dan prosesing Pengaruh waktu panen Hubungan dengan satuan produksi
Satuan pengelolaan potensial dan ukurannya Lokasi Akses eksisting Akses potensial
Tabel 5.1; Kualitas lahan untuk lahan kering : 1. No. 1 15; persyaratan utama, 2. No. 16 23; persyaratan manajemen, dan 3. No. 24 dan 25; persyaratan konservasi Tidak semua kualitas lahan (1 25) selalu relevan digunakan dalam evaluasi lahan; tergantung kondisinya.
Karakteristik Iklim Daftar karakteristik yang; mungkin, relevan, merujuk pada nilai rata-rata tahunan, nilai rata-rata selama masa pertumbuhan, bulan kritis, bulan terdingin, periode pendek yang ekstrem, batas yang dapat dipercayai untuk itu, frekuensi, dan waktu. KELAS IKLIM : Koppen, Thornthwaite, zona agroklimat. RADIASI GELOMBANG PENDEK LAMA PENYINARAN PANJANG HARI TEMPERATUR UDARA INSIDEN FROST CURAH HUJAN; jumlah, waktu, intensitas AGRESIFITAS CURAH HUJAN; indikasi beragam INSIDEN BADAI EVAPOTRANSPIRASI; aktual, potensial, diukur atau dikalkulasi KELEBIHAN KELEMBABAN, DEFISIT PANJANG HUMID, MUSIM KERING, didefinisikan beragam INSIDEN PERIODE KERING KELEMBABAN RELATIF 1, 2; Sebelum Seleksi1 Diagnostik2 1 1, 20 1B 2, 8, 10, 16, 20 13, 20 3, 8, 10, 13, 15, 19, 24 24 12 3 3 3, 20 3 10, 9, 15, 19
Karakteristik Iklim Tanah TEMPERATUR TANAH REJIM TEMPERATUR TANAH REJIM KELEMBABAN TANAH Karakteristik Landform Daftar karakteristik yang: mungkin, relevan, merujuk kepada vicinity secara langsung dari observasi tapak atau untuk luasan sekitar areal KELAS LANDFORM 24; Seleksi Awal Diagnostik KEMIRINGAN LERENG BENTUK LERENG; cekung, cenbung, lurus PANJANG LERENG KERAPATAN SALURAN DRAINASE JARAK SALURAN RELIEF RELATIF BATUAN PEMBATAS, BATUAN TERUNGKAP DAN PENGHALANG RELIEF MIKRO ELEVASI POSISI DI LANSEKAP EKSPOSURE 17, 18 17,18 2 12 12 17, 18, 21, 23, 24 4, 24 17, 24 21, 23 21, 23 2, 8, 20 2; Sebelum Seleksi 3; SebelumSeleksi
Karakteristik Hidrologi KEDALAMAN PERMUKAAN AIR TANAH PERIODE PENGGENANGAN AIR PERIODE PENGGENANGAN FREKUENSI BANJIR BEBAS BANJIR Karakteristik Fauna dan Vegetasi PENEUTUP VEGETASI EKSISTING SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT : endemik dan epidemik PREDATOR LIAR Karakteristik Tanah Daftar karakteristik yang; mungkin, relevan, merusuk kepada top soil (epipedon, sekitar 0-20 cm), nilai rata-rata horizon bawah (horizon di luar top soil, nilai rata-rata lubang profil, kedalaman minimum beberapa sifat yang dapat dijelaskan atau kelekatan horiaon. KELAS TANAH; sistem internasional ataunasional Sebelum Seleksi Diagnistik KELAS DRAINASE TANAH 4 15, 18, 24 18 18 3, 4 4 4 11 11
Profil Morfologi WARNA MOTLING BATU DAN GRAVEL TEKSTUR STRUKTUR; grade, kelas, tipe KONSISTENSI; lembab, berair, kering KEDALAMAN EFEKTIF GIBSUM DAN KARBONAT BEBAS PENYEBARAN CRUSTING PERMUKAAN HORIZON SULFAT MASAM CEMENTASI, FAN Fisika dan Erosi Tanah KARAKTERISTIK KADAR AIR TANAH; kapasitas lapang, titik layu, kapasitas air tersedia, evapotranspirasi potensial, nilai pF. POROSITAS, BOBOT ISI PERMEABILITAS, LAJU INFILTRASI STABILITAS STRUKTUR INDEKS PERKOLASI POTENSIAL REDOKS ERODIBILITAS TANAH; indikasi beragam INDIKASI EROSI AIR INDIKASI EROSI ANGIN 3 7, 24, 25 4, 24, 25 24, 25 25 4 24 24 24 Diagnostik 4 7, 16, 19, 22 3, 4, 6, 7, 8, 15, 16, 17, 19, 21, 24, 25 7, 8, 16, 24, 25 7, 8, 16, 24, 25 3, 7 14 8, 25 14 7, 24
Kimia Tanah Tercatat banyak kasus, metode alternatif, analisis memberikan hasil yang berbeda secara substansi, banyak perubahan pH, Ptersedia, kapasitas tukar kation (KTK) Reaksi Tanah (pH tanah) KAPASITAS TUKAR KATION TOTAL KATION BASA DAPAT DITUKAR KEJENUHAN BASA NITROGEN (N) FOSFOR TERSEDIA (P-tersedia) KALIUM (K-dapat ditukar) HARA LAINNYA; Ca, Mg, S, hara mikro TOTAL HARA KONDUKTIFITI ELEKTRIK EKSTRAK JENUH TOTAL GARAM TERLARUT PERSENTASE Na-dapat ditukar RATIO PENYERAPAN NATRIUM (Na) PERSEN TOKSIK; beragam BAHAYA SULFAT MASAM MODIFIKASI KONDISI FCC; a, h, i, x, k E S, n 5, 13, 14, 15 6 5, 6 5, 6 5 5 5 5 5 13 13 13 13 14 14 5 6 13
Biologi Tanah KARBON ORGANIK (C-org), BAHAN ORGANIK RASIO C/N ORGANISME TANAH Mineralogi Tanah MINERAL YANG DAPAT DIPANASKAN MINERALOGI LIAT Lokasi AKSESIBILITAS
5, 6, 25 5 15 5 5, 6, 24, 25 23
Ada 3 kondisi : 1. Kualitas lahan yang berpengaruh langsung terhadap penggunaan lahan : Besar : penggunaan lahan yang sensitif, kualitas lahan berpengaruhi besar, - Sedang : kualitas yang berpengaruh sedang terhadap penggunaan lahan, - Sedikit : kualitas lahan kurang berpengaruh terhadap penggunaan lahan.
2. Nilai kritis kualitas lahan; dapat berpengaruh buruk atau baik terhadap penggunaan lahan : - Sering : nilai kritis, berpengaruh langsung terhadap kesesuaian lahan, - Jarang : nilai kritis, berpengaruh kurang dari 5%, - tidak pernah : nilai kritis tidak pernah terjadi dalam wilayah tersebut, 3. Ada beberapa praktek praktis memperoleh informasi : - dapat diperoleh : informasi dibutuhkan untuk menilai kualitas lahan, - tidak dapat diperoleh : tidak praktis
Tingkat Kepentingan Kualitas Lahan : 1. Sangat penting : kualitas lahan harus diperhatikan selama evaluasi, 2. Cukup penting : kualitas lahan harus dipertimbangkan, 3. Sedikit Penting :
3A = kualitas lahan tidak berpengaruh/pengaruh kecil, 3B = nilai kritis tidak terjadi di area studi, 3C = tidak ada fakta utama mendapat data kualitas lahan
Tabel 5.3.
Pengaruh Terhadap Penggunaan Besar Cukup Luas Cukup Sedikit atau nol Apa saja Apa saja Terjadi pada Kritik Nilai Sering Sering Jarang Jarang Apa saja Informasi Signifikansi
Dapat diperoleh Dapat diperoleh Dapat diperoleh Dapat diperoleh Apa saja
2 atau 3B* 3A 3B 3C
Jarang atau tidak ada Apa saja Apa saja Tidak dapat diperoleh
Contoh Kepentingan Kualitas Lahan untuk Evaluasi : Tipe penggunaan lahan : jagung, kacang tanah, temkakau, kentang; pengelolaan tradisionil, dibajak larikan saja pakai sapi jantan; Daerah survei : Distrik Dedza, Malawi Pusat ; Curah Hujan 900 - 1200 mm, selama 6 bulan.
Tabel 5.4.
Kualitas Tanah Pengaruh pada penggunaan Cukup Cukup Besar Nilai kritis Informasi yang terjadi Tidak pernah Dapat diperoleh Sering Sering Sering Dapat diperoleh Dapat diperoleh Dapat diperoleh Pengertian
3B; sedikit penting 2; cukup penting 1; sangat penting 2; sSedikit penting 3B; sedikit penting 3A; sedikit penting
Kondisi perakaran Cukup Kelebihan garam Potensial untuk mekanisasi Besar Tidak dapat diterapkan
Kelompok kualitas lahan yang menentukan produksi dan pengelolaan jenis penggunaan lahan.
Sifat Pembatas : Kelompok kualitas lahan
yang mempunyai pengaruh yang merugikan bagi suatu jenis penggunaan lahan.
Jenis Usaha Perbaikan Kualitas/Karakteristik Lahan Aktual untuk Menjadi Potensial Tingkat Pengelolaannya
Kualitas/Karakteristik Lahan Rejim radiasi
Panjang Penyinaran matahari - Tidak dapat dilakukan perbaikan
Tingkat Pengelolaan
1.
2.
Tidak dapat dilakukan perbaikan Tidak dapat dilakukan perbaikan Tidak dapat dilakukan perbaikan
3.
Rejim Kelembaban Udara Kelembaban Nisbi Ketersedian Air Bulan kering Curah hujan Media Perakaran Drainase
Tekstur Kedalaman efektif
4.
Sistem irigasi/pengairan Sistem irigasi/pengairan Perbaikan sitem drainase seperti -pembuatan saluran drainase. Tidak dapat dilakukan perbaikan. Umumnya tidak dapat dilakukan kecuali pada lapisan padas lunak dan tipis dengan membongkarnya
5.
Tingkat Pengelolan
- Kematangan - Ketebalan
Tinggi Tinggi
6.
Retensi Hara
KTK pH
7.
Ketersediaan Hara
N-total P2O5-tersedia K2O-dapat ditukar
-
R, S, T R, S, T R, S, T
8.
Bahaya Banjir
Priode Frekuensi
Tinggi Tinggi
Tingkat Pengelolan
Pengapuran
Pengaturan sistem tata air tanah, tinggi permukaan air tanah harus di atas lapisan bahan sulfidik
-
11. Kemudahan Pengolahan - Pengaturan kelembaban tanah untuk mempermudah pengolahan tanah 12. Terrain/Potensi mekanisasi 13. Bahaya Erosi
Keterangan :
-
Sedang, Tinggi
Usaha pengurangan laju erosi, Sedang, Tinggi pembuatan teras, penanaman sejajar - Tingkat pengelolaan rendah : pengelolaan dapat dilaksanakan oleh petani dengan biaya kontur, penanaman tanaman yang relatif rendah. penutup - Tingkat pengelolaan sedang : pengelolaan dapat dilaksanakan pada tingkat petani tanah
-
- Tingkat pengelolaan tinggi : pengelolaan hanya dapat dilaksanakan dengan modal yang relatif besar, umumnya dilakukan oleh pemerintah atau perusahaaan besar atau menengah.
Asumsi Tingkat Perbaikan Kualitas Lahan Aktual untuk menjadi Potensial menurut tingkat pengelolaannya
Kualitas/Sifat Lahan Rendah 1. Rejim radiasi 2. Rejim suhu 3. Rejim kelembaban udara 4. Ketersediaan air
Bulan kering curah hujan
+ +
++ ++
5. Media perakaran
Drainase Tekstur Kedalam efektif Gambut : - kematangan
+ -
++ + + +
+ +
++ ++
+ + +
++ ++ ++
8. Bahaya banjir
Periode Frequensi
+ +
++ ++
9. Kegaraman
Salinitas
++
10. Toksisitas
Kejenuhan Aluminium Lapisan Pirit
+ + +
++ ++ ++
Keterangan : 12. Potensi mekanisasi + (-) tidak dapat dilakukan perbaikan; (+) perbaikan dapat dilakukan dan akan 13. Bahayakenaikan kelas satu tingkat lebih tinggi (S3 menjadi S2); (++) + ++ diasilkan erosi kenaikan kelas dua tingkat lebih tinggi